You are on page 1of 43
PT. KARYA BISA GENERAL CONTRACTOR Gedung Menara Sudimnan Lt 8-1 J. Jend. Sudan Kaving 60 -akara 12190, | Te 024-8221517 5204824 Fax.021.$204825, Emat kana Dsagyatoo com METODE PELAKSANAAN Pembangunan dan Peningkatan Perkuatan Tebing Sungai Musi Kab. saueune Musi Banyuasin (Lanjutan) PEKERJAAN PERSIAPAN Mobilisasi dan Demobilisasi . Fasilitas Sementara SMK3 Pengukuran Lokasi Pekerjaan Pembuatan Papan Nama Proyek Soil Investigation Pembersihan Lokasi II. PEKERJAAN DINDING PENAHAN TANAH A. Pekerjaan Tanah 1 2 3. 4a. 5. Galian Biasa Timbunan Biasa dari Galian Pekerjaan Pemadatan Tanah Pekerjaan Geotekstil Non-Woven Geobag Perkuatan Tebing B. Pekerjaan Struktur weraneune a. . Beton Mutu K-125 (fc = 10,38 Mpa) - Beton Mutu K-300 (fc = 24,9 Mpa) . Baja Tulangan U 24 Polos Baja Tulangan U 32 Ulir Pekerjaan Bekisting dengan Multiplek 12 mm (ekspose) Pengadaan Tiang Pancang Baja dia. 600 mm dengan Tebal 9mm Pemancangan Tiang Pancang Baja dia. 600 mm Pengelasan Tiang Pancang Baja dia. 600 mm UNP 10 Pengikat Angkur Sling Sling Angkur Baja dia, 1,5” + Aksesoris Lainnya dan Pemasangan Pasir Isian Tiang Pancang III. PEKERJAAN KRIB SEJAJAR SUNGAI A, Pekerjaan Persiapan 1. 2 3 4 Geobag Krib . Geobag diantara Krib Depan Geobag diantara Krib Belakang . Pengadaan Tiang Pancang Baja dim. 12” panjang 15 m 5. Pengadaan Tiang Pancang Baja dim. 12” Pengikat Depan 6. Pengadaan Tiang Pancang Baja dim. 12” Pengikat Belakang 7. Pengadaan Tiang Pancang Baja dim. 12” Pengikat Tengah 8. Pengadaan Tiang Pancang Baja dim. 12” Pengikat Krib B. Pekerjaan Struktur Pemancangan Baja dim. 12” panjang 15 m . Pengelasan Baja Galvanis dim. 12” Tiang . Pengelasan Baja Galvanis dim. 12” Depan Pengelasan Baja Galvanis dim. 12” Belakang Pengelasan Baja Galvanis dim. 12” Tengah Pengelasan Baja Galvanis dim. 12” Pengikat Krib aueunn IV. PEKERJAAN LAIN - LAIN 1. Dokumentasi dan Pelaporan I. PEKERJAAN PERSIAPAN 1. Mobilisasi dan Demobilisasi Pekerjaan ini meliputi semua acara mobilisasi peralatan dan personil yang di perlukan dan semua falitas pendukung selama dalam masa pelaksanaan pekerjaan serta melaksanakan demobilisasi kembali terhadap semua terhadap semua peralatan dan personil pada ketika pekerjaan selesai. Persiapan Pekerjaan 1) Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan dimulai. 2) Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya pelaksanaan pekerjaan Metode Pelaksanaan 1) Peralatan merupakan hal yang sangat vital dalam pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi maka ketepatan waktu mobilisasi sangat penting untuk dijadwalkan dengan baik. 2) Mobilisasi alat dilakukan sehabis menerima ijin dari Direksi atau maksimal 7 hari sehabis menerima surat perintah mulai kerja (SPMK. 3) Peralatan yang dipakai akan diubahsuaikan dengan kebutuhan pelaksanaan. Peralatan tersebut di atas di simpan di lokasi pekerjaan dan di jaga sehingga sanggup dipergunakan pada waktunya tanpa ada hambatan yang sanggup mengganggu pekerjaan, misalkan terjadi kerusakan pada alat yang akan digunakan. 4) Demobilisasi alat akan dilakukan sehabis semua pekerjaan selesai. 2. Fasilitas Sementara Dalam sebuah proyek konstruksi khususnya pada proyek berskala besar penting untuk memikirkan bagaimana keseimbangan fasilitas kerja yang memadai sehingga aktifitas dapat berjalan lancar, nyaman, mendukung program adanya keselamatan kerja dan agar dapat menunjang kinerja dari para pekerja. Beberapa fasilitas proyek konstruksi untuk pekerja perlu diatur sedemikian rupa menyesuaikan kondisi lokasi lingkungan serta__—rencana pembangunan. Berikut ini beberapa fasilitas yang perlu ada dalam proyek konstruksi skala besar. Fasilitas proyek konstruk: 1) Barak pekerja berfungsi sebagai tempat tinggal dan istirahat pekerja selama proses pelaksanaan pembangunan berlangsung. 2) Kamar mandi dan WC pekerja harus dibuat sebagus mungkin dan terjaga kebersihannya agar tukang bangunan dapat membersihkan badan dan istirahat nyaman setelah selesai bekerja. 3) Mushola sebagai tempat ibadah dan berdoa agar tercapai kehidupan yang bahagia dan lingkungan yang nyaman serta aman. 4) Pos Satpam diletakan digerbang pintu masuk dan pada titik lokasi area proyek yang membutuhkan petugas security. 5) Kantor Kontraktor digunakan untuk tempat bekerja engineer dan pelaksana bangunan. 6) Kantor Safety dan tempat pertolongan pertama. Kal ini sangat penting mengingat ada banyak resiko yang dapat terjadi selama berada dan berkegiatan di area proyek bangunan. 7) Ruang rapat untuk mengadakan pertemuan rutin sesuai jadwal. 3. SMK3 SMK3 adalah singkatan dari Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. SMK3 di Indonesia telah ada sejak tahun 1996 melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja (Permenaker) No. 05 Tahun 1996. Dalam rangka meningkatkan penerapan SMK3, maka pada tahun 2012, Pemerintah Republik Indonesia menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja agar dapat diterapkan diseluruh aspek kehidupan bermasyarakat. Metro Consulting sejak 2017 telah aktif membantu beragam perusahaan menerapkan SMK3 di tempat mereka untuk meraih Sertifikat SMK3 dari Kementerian Ketenagakerjaan. Dasar Hukum Penerapan_SMK3 Penerapan SMK3 di Indonesia diatur melalui serangkaian Undang - Undang dan turunannya. SMK3 wajib diterapkan kepada seluruh Perusahaan di Indonesia baik itu besar maupun kecil. Dasar Hukum Penerapan SMK3 di Indonesia antara lain: 1, Undang - Undang No. 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerjay 2. Undang - Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; 3. Undang - Undang No. 02 Tahun 2017 tentang dasa Konstruksi; 4, Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerjas 5. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 26 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Penilaian Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja; 6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05 Tahun 2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum; dan 7. Peraturan Menteri Kesehatan No. 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit. Di sektor Konstruksi, melalui Permen PU No. 05 Tahun 2014 seluruh Perusahaan bidang konstruksi WAJIB menerapkan SMK3. Tujuannya adalah agar dapat meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur dan terintegrasi; dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja; serta menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman dan efisien untuk mendorong produktifitas. Maksud dan Tujuan dari Penerapan SMK3 Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012, tujuan dari Penerapan SMK3 ini adalah: 1, Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur dan terintegrasi; 2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat burun; serta 3. menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong produktivitas. § Tingkatan Penerapan SMK3 di Tempat Kerja Perusahaan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 menjelaskan bahwa untuk melaksanakan penerapan SMK3 dengan baik di tempat kerja perlu melalui 5 tahapan. Yaitu meliputi: 1. Penetapan Kebijakan k3; 2. Perencanaan K3; 3. Pelaksanaan Rencana K3; 4, Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3; dan 5, Peninjauan dan Peningkatan Kinerja K3. 4. Pengukuran Lokasi Pekerjaan Pada awal pelaksanaan proyek, pengukuran awal yang baik termasuk survey lokasi dan pematokan awal menentukan kelancaran pelaksanaan pekerjaan berikutnya. Hal-hal yang sebaiknya diperhatikan dalam pengukuran awal, survey lokasi dan pematokan awal antara lain 1) Pemeriksaan dan pematokan batas lahan Hal yang paling mendasar adalah memastikan bahwa lokasi pekerjaan yang dilaksanakan adalah sesuai dengan lokasi yang disebutkan dalam Kontrak karena semua acuan perletakan bangunan dan infrastrukturnya, harus mengacu pada batas-batas lokasi yang benar. Langkah pemeriksaan dan pematokan batas lokasi pekerjaan adalah sebagai berikut * pastikan bahwa patok batas lahan, pada tiap sudut perimeter lahan sesuai dengan data Badan Pertanahan Nasional ~ jika belum ada patok dari BEN, sebaiknya diminta pihak BPN atau pengelola kawasan untuk memasang patok-patok batas lahan yang sesuai dengan data mereka * jika patok yang ada belum permanen (tidak dicor) atau tidak terlindungi dengan baik, sebaiknya dibuat patok beton dengan cor dan memasang titik batas dengan tanda paku tertanam di tiap patok dan lindungilah patok-patok tersebut dengan perimeter yang baik dan mudah dipantau (dari bambu atau kaso dan diberi tanda warna atau bendera atau tanda lain yang mudah dilihat) * setelah dipastikan selurun patok perimeter sesuai, Berita Acara Joint Survey yang sudah disahkan bersama instansi terkait dan Konsultan Pengawas atau Owner harus disimpan dan menjadi dasar acuan seluruh pengukuran berikutnya * titik batas lahan dan garis perimeternya diplot ke gambar dan dilakukan cross check apakah sesuai dengan batas yang diberikan dalam gambar desain atau gambar konstruksi — jika terjadi perbedaan maka harus dilaporkan kepada Konsultan untuk dilakukan penyesuaian gambar desain * periksa luas lahan apakah sesuai dengan luasan pada sertifikat tanah yang dimiliki Owner * buatlah patok-patok benchmark utama (BM) yang terhubung dengan seluruh titik sudut perimeter lahan di lokasi yang tidak terganggu selama pelaksanaan proyek dan diplotkan pada gambar pelaksanaan, serta menjadi acuan awal pelaksanaan pematokan (stacking out) pada bangunan-bangunan yang akan dilaksanakan * jika diperlukan, dapat dibuat patok-patok pinjaman untuk mempermudah pelaksanaan pengukuran dan pematokan berikutnya. Pemeriksaan level dan kontur tanah eksisting Setelah batas lahan dipastikan sesuai, segera dilakukan pemeriksaan level dan kontur tanah exsisting, untuk mendapatkan data acuan level bangunan serta infrastruktur yang akan dilaksanakan. Data dari pemeriksaan ini juga dapat digunakan untuk perhitungan pekerjaan cut and fill serta galian/urugan yang diperlukan. Tanda atau marking level di lapangan untuk level acuan seluruh bangunan yang akan dikerjakan, dapat berupa tanda segitiga terbalik berwarna merah dan angka level acuan, yang dapat dibuat pada patok BM utama atau pada bangunan atau infrastruktur eksisting yang dipastikan tidak akan berubah dalam jangka waktu yang cukup lama, minimal selama pelaksanaan proyek. Lakukan pengukuran kontur tanah eksisting, termasuk level jalan raya, saluran, pedestrian, dsb, termasuk seluruh kondisi eksisting pada area di sekitar lokasi proyek jika memungkinkan (sekitar 5 m' di luar batas lahan). Pastikan data dipelinara dengan baik dan jika tanda yang dibuat di lapangan terhapus atau rusak segera lakukan perbaikan atau pembuatan tanda yang baru. Gambar Situasi dan Potongan Setelah diperoleh data dari pengukuran dan pengecekan batas lahan serta kontur eksisting, data yang ada diplotkan di Gambar Situasi dan Potongan, sebagai gambar kerja, meliputi data-data dan informasi antara lain : titik patok dan garis perimeter (batas lahan) titik patok benchmark dan pinjaman titik penempatan tanda atau marking level acuan garis kontur lahan eksisting posisi dan dimensi perimeter as atau perimeter luar masing-masing bangunan serta infrastruktur utama yang akan dikerjakan, termasuk jarak antar bangunan dan infrastruktur yang direncanakan garis sepadan bangunan (GSB) bangunan atau konstruksi atau infrastruktur eksisting di dalam area proyek untuk infrastruktur atau bangunan eksisting tertentu perlu diukur dan digambarkan posisi dan dimensi aktualnya, serta diberikan tanda untuk infrastruktur eksisting yang akan terpengaruh pekerjaan, misal : tiang listrik atau lampu PJU atau bak kontrol atau pohon yang harus dibongkar atau dipindahkan kerena lokasi penempatannya akan dibangun jalan entrance maupun exit potongan melintang dan memanjang jalan raya eksisting dan infrastrukturnya, untuk — menunjukkan level ~—smasing-masing infrastruktur eksisting (jalan, saluran, kabel dan pipa eksisting) potongan memanjang dan melintang yang menunjukkan level bangunan dan infrastruktur (jalan dan saluran) yang akan dilaksanakan, untuk menunjukkan level rencana terhadap jalan dan saluran drainase eksisting — jika terdapat masalah segera informasikan kepada Konsultan dan Owner supaya dapat diperoleh solusinya bersama-sama, misal : untuk kemiringan saluran yang akan dilaksanakan terhadap outlet pada pertemuan dengan saluran drainase eksisting. Infrastruktur eksisting di sekitar perimeter proyek yang harus dipantau dan diambil posisi dan levelnya antara lain : * jalan raya, saluran dan trotoar/pedestrian * tiang telepon * tiang listrik dan lampu PJU * rambu-rambu dan pohon penghijauan milik instansi kawasan atau pemerintah * posisi utilitas kabel dan pemipaan eksisting termasuk bak kontrol maupun instalasi kontrol lainnya * menara air atau menara telekomunikasi yang berada di dekat perimeter lahan proyek, yang mungkin akan terpengaruh, mempengaruhi atau harus dilindungi dari efek pelaksanaan pekerjaan * bangunan dan utilitas milik tetanaga di samping dan di seberang lokasi proyek * sungai, lereng dan vegetasi tinggi di sekitar lokasi proyek dalam radius yang berpengaruh pada ataupun dipengaruhi olen pelaksanaan proyek. Selain itu perlu juga didokumentasikan kondisi tiap bangunan atau infrastruktur atau lereng alam eksisting, serta dibuat laporan atau berita acara yang diserahkan ke Konsultan, Owner atau instansi terkait, untuk data dan dasar jika terjadi permasalahan, misalnya tuduhan menimbulkan kerusakan atau tuntutan untuk memperbaiki dan memasang kembali dari pihak lain -- supaya dapat diketahui apakah memang kerusakan ditimbulkan karena pelaksanaan proyek atau sudah rusak sebelum proyek dimulai. Pengamatan kondisi_lapangan Selain pengukuran dan pendataan serta pembuatan gambar seperti diuraikan di atas, kondisi lapangan baik di dalam lokasi maupun di sekitar lokasi proyek, perlu diamati antara lain * Kondisi tanan dan vegetasi serta konstruksi dan utilitas eksisting di lokasi proyek * bahaya alam (lereng yang mudah longsor, daerah sambaran petir, dsb) * Kondisi lalu lintas serta manuver xkendaraan di sekitar lokasi proyek * lokasi dan nomor telepon = instansi_—penting —(kantor pemerintahan dan kawasan yang terdekat dengan lokasi proyek : kantor kelurahan atau kecamatan, kantor polisi, klinik atau rumah sakit, kantor pemadam kebakaran, tempat ibadah, warung makan dan kios, dsb) * kondisi sosial di sekitar lokasi proyek. Hal ini dimaksudkan supaya tim Kontraktor dapat mengantisipasi segala kendala yang mungkin timbul serta membuat persiapan pencegahannya, termasuk memberikan gambaran awal yang baik untuk penempatan bangunan sementara termasuk akses dan jalan kerja yang diperlukan. Kendala yang mungkin timbul antara lain : potensi kemacetan pada jam tertentu di jalan sekitar proyek, adanya cekungan yang harus diperbaiki sebelum pelaksanaan konstruksi jalan di proyek, dsb. Pengamatan ini juga berguna untuk menganalisa metoda kerja yang akan digunakan, dalam kaitan aspek teknis maupun non teknis yang mungkin terjadi. 5. Rembuatan Papan Nama Proyek Menyiapkan papan nama proyek agar masyarakat sekitar mengetahui bahwa tempat tersebut akan dibangun sebuah bangunan serta jenis kegiatan dan informasi mengenai pekerjaan yang akan dikerjakan. Papan nama proyek merupakan informasi dan wujud transparansi kegiatan kepada masyarakat. Papan Nama berisi informasi mencantumkan informasi mengenai cakupan kegiatan yang akan dilaksanakan, antara lain © Nama Kegiatan * Pekerjaan yang harus dilaksanakan * Nilai kontrak * Sumber dana © Jangka waktu * Nama penyedia jasa * Nama Konsultan Pengwawas Papan nama proyek dipasang pada lokasi kegiatan dan mudah dilinat oleh umum. 6. Soil Investigation Soil Investigation merupakan suatu penyelidikan tahap aval sebelum desain struktur bawah ditetapkan. Dari hasil penyelidikan tanah ini akan dipilih alternatif /jenis , kedalaman serta dimensi pondasi yang paling ekonomis tetapi masin aman. Jadi penyelidikan tanah sangat penting dan mutlak dilakukan sebelum struktur itu mulai dikerjakan. Dengan mengetahui kondisi daya dukung tanan kita bisa merencanakan suatu struktur yang kokoh dan tahan gempa, yang pada akhirnya akan memberi rasa kenyamanan dan keamanan bila berada didalam gedung. Penyelidikan tanah yang dilakukan dilapangan yaitu bisa dengan menggunakan Test Sondir (DCP), Uji Boring, Uji Penetrasi Test (SPT) dan lain-lain. Tujuan dari Soil Investigation antara lain : 1) Daya dukung tanah yang diperbolehkan (allowable bearing capacity) dari pondasi yang akan dibangun. 2) Mengetahui kedalaman dan tipe pondasi yang disarankan. 3) Menentukan kandungan jenuh air yang dapat mempengaruhi pondasi. 4) Penentuan apakah site / lapangan rawan terjadinya penurunan dan amblesnya bangunan, dsb. Pengujian Di Lapangan * Pengambilan sampel tanah * Pendataan lapisan dengan cara pengeboran © Uji tekan plat © Uji kepadatan tanah © Uji sondir * Uji kekuatan geser tanah di lapangan * Soil Boring Pengujian di Laboratorium * Distribusi butiran tanah * Index Property Test yaitu Volumetri Gravimetri dan Atterberg Limits © Grain Size Analysis * T/Direct Shear/VST Lab * Berat jenis tanah © Kerapatan tanah * Uji kekuatan geser tanah © Uji kemampatan © Permeabilitas tanah © Kadar air, angka pori dan kejenuhan tanah 7. Pembersihan Lokasi Pembersihan lahan adalah pekerjaan yang terdiri dari pembersinan lahan dari semua pohon, halangan - halangan, semak - semak, sampah, dan bahan lainnya yang tidak dikehendaki atau menggangu keberadaannya sesuai dengan yang diperintahkan oleh direksi Pekerjaan. Adapun Tahapan pekerjaan pembersihan lahan tersebut adalah sebagai berikut: 1) Tahap Pertama yaitu melakukan Pekerjaan Survey pengukuran, Pekerjaan Survey pengukuran dilakukan untuk menentukan batas- batas daeran yang akan dibersinkan menggunakan peralatan survey seperti pita ukur atau GPS. 2) Batas daerah yang akan dibersihkan dapat diberi tanda dengan menggunakan patok dari kayu atau dengan menggunakan tali pembatas, atau dengan cara lain yang disetujui direksi pekerjaan. 3) Jika pekerjaan pembersihan lahan tersebut dalam skala yang lebin besar atau diperlukan pengupasan lapisan permukaan tanah dasar maka ketersediaan data elevasi (ketinggian) merupakan salah satu hal yang harus terpenuhi. 4) Untuk dapat memperoleh data ketinggian diperlukan survey pemetaan yang lebih detail menggunakan peralatan survey seperti Total Station atau theodolite. ‘II. PEKERJAAN DINDING PENAHAN TANAH A, Pekerjaan Tanah 1. Galian Biasa Galian biasa adalah galian pada tanah asli untuk perkerasan badan jalan dan bahu jalan maupun untuk pembukaan badan jalan seperti cuttingan tebing. Galian biasa mencakup semua pekerjaan penggalian dalam batas daerah milik jalan kecuali galian struktur, pemindahan pemuatan, pengangkutan, penimbunan dan penyempurnaan bidang galian yang terbuka (exposed), kecuali galian struktur dan galian batu sesuai dengan spesifikasi dan garis, ketinggian, kelandaian, ukuran dan penampang melintang yang tercantum dalam gambar dan petunjuk konsultan pengawas. Peralatan © Excavator © Dump Truck * Alat Bantu Metode Pelaksanaan : 1) Penggalian harus dilakukan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang di tentukan dalam gambar atau ditunjukkan oleh konsultan pengawas dan harus mencakup pembuangan semua bahan dalam bentuk apapun yang di jumpai, termasuk tanah, batu, batu bata, beton, pasangan batu dan bahan perkerasan lama, yang tidak di gunakan untuk pekerjaan permanen 2) Galian tanah dilakukan secara mekanik dengan menggunakan Excavator. 3) Kontraktor terlebin dahulu menentukan titik galian tanah sesuai sesuai dengan bestek dan mendapat persetujuan direksi Teknik 4) Excavator melakukan galian tanah sesuai dengan dimensi pada gambar kerja, lalu motor grader menggusur tanah hasil galian kelokasi yang ditentukan dan mendapat persetujuan dari direksi Teknik 5) Setelah selesai selanjutnya pekerja merapikan hasil galian tanah tersebut. 2. Timbunan Biasa dari Galian Pekerjaan Timbunan biasa dari galian mencakup _pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah dari hasil galian yang disetujui Direksi Pekerjaan. Persiapan Pekerjaan 1) Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan dimulai. 2) Mengajukan permohonan penggunaan material kepada Direksi. 3) Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya pelaksanaan pekerjaan. Metode Pelaksanaan : 1) Melakukan persiapan lokasi pekerjaan berupa : pengukuran dan pemasangan marking pada area pekerjaan, pembersihan lokasi pekerjaan, dimana harus bebas dari material organik dan anorganik. 2) Melakukan request material dan pekerjaan kepada direksi, konsultan dan pengawas. 3) Memuat material timbunan biasa dari hasil galian pada lokasi pekerjaan dengan dump truk, dan ditumpuk dengan jarak tertentu pada lokasi pekerjaan. 4) Timbunan biasa dihampar dengan menggunakan Motor Greader. 5) Hasil hamparan timbunan biasa disiram air dengan menggunakan Water Tanker lalu dipadatkan dengan Vibratory Roller sampai mencapai ketabalan dan kepadatan sesuai dengan spesifikasi teknik. 6) Melakukan pengujian timbunan, pengujian testpit dan cbr untuk menentukan ketebalan dan kepadatan dari timbunan. 7) Perapihan hasil pekerjaan, setiap material sisa diangkut utuk dibuang pada area yang telah ditentukan. Bahan/Material * Bahan Timbunan Biasa Dari Hasil Galian Setempat Peralatan : © Wheel Loader ©) Dump Truck © Motor Grader © Vibratory Roller © Water Tanker © Alat Bantu 3. Pekerjaan Pemadatan Tanah Pemadatan adalah suatu proses dimana udara pada pori-pori tanah dikeluarkan dengan salah satu cara mekanis (menggilas / memukul / mengolah). Tingkat pemadatan tanah di ukur dari berat volume kering tanah yang dipadatkan. Bila air ditambahkan kepada suatu tanah yang sedang dipadatkan, air tersebut akan berfungsi sebagia unsur pembasah pada partikel-partikel tanah. Untuk usaha pemadatan yang sama, berat volume kering dari tanah akan naik bila kadar air dalam tanah meningkat. Pekejaan ini meliputi persiapan lokasi pekerjaan, penghamparan, pemadatan, pengujian dan perapihan hasil pekerjaan. Peralatan © Dump Truck * Vibratory Roller * Water Tanker © Alat Bantu Metode Pelaksanaan 1) Melakukan persiapan lokasi pekerjaan berupa : pengukuran dan pemasangan marking pada area pekerjaan, pembersihan lokasi pekerjaan, dimana harus bebas dari material organik dan anorganik. 2) Melakukan request pekerjaan kepada direksi, konsultan dan pengawas. 3) Hasil hamparan timbunan biasa disiram air dengan menggunakan Water Tanker lalu dipadatkan dengan Vibratory Roller sampai mencapai ketabalan dan kepadatan sesuai dengan spesifikasi teknik. 4) Melakukan pengujian timbunan, pengujian testpit dan cbr untuk menentukan ketebalan dan kepadatan dari timbunan. 5) Perapihan hasil pekerjaan, setiap material sisa diangkut utuk dibuang pada area yang telah ditentukan. Peralatan : © Wheel Loader © Dump Truck * Motor Grader * Vibratory Roller © Water Tanker © Alat Bantu 4. Pekerjaan Geotekstil Non-Woven Geotekstil Non Woven, atau disebut Filter Fabric (Pabrik) adalah sebuah jenis Geotekstil yang tidak teranyam, berbentuk seperti karpet kain. Dan pada umumnya bahan dasarnya terbuat dari bahan polimer Polyesther (PET) atau Polypropylene (PP). Cara kerja Geotekstil Non-Woven hanya mengandalkan tensil strength, sehingga tidak mereduksi terjadinya penurunan setempat (differensial settlement) akibat tanah dasar yang lunak. Fungsi Geotekstil Non-Woven 1) Untuk Separator / Pemisah 2) Untuk Filter / Penyaring 3) Untuk Stabilization / Stabilisator Metode Pelaksanaan : Dalam pemasangan geotekstile ada 4 langkah yang harus dilakukan secara bertahap. Berikut adalah 4 langkah dalam memasang geotekstil: 1) Pemasangan Subgrade/tanah dasar * Hal yang pertama dilakukan adalah membersihkan lokasi dar benda-benda tajam dan benda lainnya yang dapat menghambat proses subgarade * Hal kedua, singkirkan atau ganti tanah dasar yang lunak dengan material yang lebih baik. Hal ini disesuaikan dengan perencanaan * Hal ketiga, padatkan tanah dasar dengan alat pemadatan yang memadai. 2) Penggleran Geotekstil dan Penyambungan Penggelaran Dalam tahap penggelaran yang harus dilakukan adalah geotextile harus digelar secara melintang dijalan. Sesudah itu geotekstil harus digelar di atas tanah dalam keadaan terhampar tanpa gelombang atau kerutan. Dan pada lahan yang luas pemasangan geotekstil dapat dil lakukan secara flesibel (melintang atau memanjang) . Geotekstil dapat dipotong terlebih dahulu ditempat yang memungkinkan. Hal ini bertujuan untuk lokasi yang sulit untuk dilakukan pemotongan dan penyambungan. Penyambungan Geotekstil Penyambungan geotekstil yang satu ke lainnya dapat dilakukan dengan cara saling melewati (overlapp) atau dengan cara dijahit (Sewn). Dengan metode overlap, jarak minimal yang overlapnya adalah 30 cm - 100 cm, langkah ini tergantung dengan kondisi subgrade dan teknik pelaksanaan Penjahitan panel geotekstil dapat dilakukan di lapangan menggunakan mesin jahit portable atau menggunakan tenaga generator. Penjahitan di lapangan biasanya memerlukan tiga sampai empat pekerja. Panel yang belum di jahit dapat disiapkan di gudang (workshop) dalam berbagai macam panjang dan lebar yang diperlukan. 3) Penyebaran dan Penempatan Agregat Sesudah geotekstil selesai disambung dan rapi, langkan selanjutnya adalah menebar dan menempatkan agregat yang sudah kita pilih untuk diletakkan diatas geotekstil. Penempatan agregat dilakukan dengan cara mendorong maju tumpukan agregat, sehingga lapisan geotekstil tidak tergilas langsung oleh roda truk pengangkut agregat maupun alat berat yang kita gunakan untuk meratakan karena dapat merusak lapisan geotekstil. Ketebalan agregat disesuaikan dengan perencanaan yang kita buat sebelumnya. Material agregat kemudian diratakan, dapat menggunakan alat berat, dozer, dll. Jika lapisan agregat tipis, sebaiknya alat berat jangan berlalu?lalang diatasnya, khawatir dapat merusak lapisan geotekstil. 4) Pemadatan Agregat Setelah agregat dirataken, agregat tersebut dipadatkan, dapat menggunakan alat berat, mesin giling, vibrator roller, dll. 5. Geobag Perkuatan Tebing Geobag merupakan kantung geotekstil yang diisi dengan tanah atau pasir, terbuat dari bahan Non Woven atau Woven Geotextile baik polyester maupun polypropylene disusun membentuk bantalan-bantalan sebagai pengganti batuan pada proteksi pantai, bibir sungai, atau lereng. Dalam pekerjaan ini geobaga digunakan untuk perkutan tebing sungai. Metode Pelaksanaan 1) Sebelum pelaksanaan di pekerjaan dimulai, terlebin dahulu disiapkan komponen komponen konstruksi seperti antara lain Geobag yang telah terisi pasir urug dengan berat seperti yang dipersyaratkan. 2) Material pengisi berupa pasir urug kering. Pengisian Pengisisn tidak boleh melebihi dari 80% dari kapasitas maksimum, sehingga geobag masih dapat mengalami perubahan bentuk ketika diletakan. 3) Penutup Geobag harus dijahit dengan tipe jahitan ganda (double lock stitch). Untuk menjaga kualitas jahitan, maka penutup geobag dijahit dalam keadaan kering serta menggunakan tenaga manusia sistem padat karya tanpa mengurangi kualitas pekerjaan 4) Peletakan geobag diletakan sebagaimana diperlihatkan dalam gambar dan ditekan sedemikian rupa sehingga melekat satu sama lain. B. Pekerjaan Struktur 1, Beton Mutu K-125 (fc = 10,38 Mpa) Beton mutu rendah fc’10 Mpa digunakan sebagai lantai kerja dalam pelaksanaan pekerjaan beton, walaupun campuran Beton ini tidak bersifat struktural, namun demikian beton ini memiliki fungsi besar dalam proses pelaksanaan lanjutan struktur diatasnya. Seperti halnya lantai yang menjamin ke bersihan dari pengecoran, menjamin kesetabilan serta kesuksesan proses struktural selanjutnya. Beton ini juga berfungsi sebagai kaper untuk menahan rembesan air bawah, untuk merembes pada coran basah beton fc’25 Mpa sehingga dapat mengakibatkan keropos pada beton struktural tersebut. Pekerjaan jnja akan berlangsung selama 1 minggu. Peralatan: © Concrete Mixer © Water Tanker * Alat Bantu Bahan/Material © Pasir © Semen * Aggregat Kasar Metode Pelaksanaan: 1) Pencampuran material dilakukan menggunakan concrete pan mixer. 2) Bersihkan lantai kerja. Selanjutnya pemasangan pembesian dan bekisting. Pembesian dan bekisting dan benda-benda lain (pipa) yang dimasukkan ke dalam beton harus diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran. 3) Adukan beton menggunakan concrete mixer dan dituang ke dalam cetakan 4) Padatkan adukan beton secara merata menggunakan concrete vibrator 5) Permukaan beton dibentuk dan diratakan perlahan-lahan menggunakan towel dan dilanjutkan menggunakan mistar lurus sampai permukaan menjadi rata dan halus 6) Untuk menjaga mutu beton, maka dilakukan curing agar kuat beton didapat sesuai rencana. 7) Selalu melakukan pengecekan pada saat proses pekerjaan, agar tidak lepas dari perencanaan. 2. Beton Mutu K-300 (fc = 24,9 Mpa) Beton mutu sedang merupakan beton mutu sedang yang bersifat struktural yang digunakan untuk beton bertulang. Pekerjaan ini juga sudah termasuk pembuatan perancah dan bekisting untuk acuan pengecoran. Sebelum melakukan pekerjaan, terlebin dahulu menunjukan semen usulan, agregat dan campuran yang memadai berdasarkan hasil pengujian material dan campuran di laboratorium berdasarkan kuat beton untuk umur 7 dan 28 hari, atau umur yang lain yang telah ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, yang tertuang secara berurutan sesuai dalam spesifikasi teknik, mulai dari pengujian DMF hingga persetujuan MF. Proporsi bahan dan berat penakaran hasil perhitungan harus memenuhi kriteria teknis utama, yaitu kelecaken, kekuatan, dan keawetan. Penyedia jasa akan membuat gambar detil untuk selurun perancah yang akan digunakan, dan memperoleh persetujuan direksi pekerjaan sebelum setiap pekerjaan perancah dimulai. Peralatan * Concrete Mixer * Water Tanker © Alat Bantu Bahan/Material © Pasir © Semen © Aggregat Kasar Metode Pelaksanaan 1) Pencampuran material dilakukan menggunakan concrete pan mixer. 2) Bersihkan lantai kerja. Selanjutnya pemasangan pembesian dan bekisting. Pembesian dan bekisting dan benda-benda lain (pipa) yang dimasukkan ke dalam beton harus diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran. 3) Adukan beton menggunakan concrete mixer dan dituang ke dalam cetakan 4) Padatkan adukan beton secara merata menggunakan concrete vibrator 5) Permukaan beton dibentuk dan diratakan perlahan-lahan menggunakan towel dan dilanjutkan menggunakan mistar lurus sampai permukaan menjadi rata dan halus 6) Untuk menjaga mutu beton, maka dilakukan curing agar kuat beton didapat sesuai rencana. 7) Selalu melakukan pengecekan pada saat proses pekerjaan, agar tidak lepas dari perencanaan. 3. Baja Tulangan U 24 Polos Pekerjaan Baja Tulangan U 24 Polos ini dilaksanakan setelah terlebih dahulu besi didatangkan kelokasi pekerjaan dan dilakukan pemotongan dan pembengkokkan sesuai dengan ukuran dan bentuk yang telah ditentukan dalam gambar teknik (rencana). Pekerjaan pembesian dimulai sebelum pekerjaan pengecoran beton dilaksanakan. Peralatan © Alat Bantu Bahan/Material: © Baja tulangan U 24 polos © Kawat beton Metode Pelaksanaan 1) Pekerjaan dilakukan secara manual. 2)Besi dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan kebutuhan, disusun sedemikian rupa sesuai dengan gambar kerja. 3)Setiap pertulangan diikat dengan menggunakan kawat beton. 4, Baja Tulangan U 32 Ulir kemudian Pekerjaan ini meliputi penyiapan dan pemasangan baja tulangan, untuk beton yang sesuai dengan Spesifikasi Teknik dan Gambar Rencana atau Petunjuk Pengguna Barang/Jasa. Besi tulangan ini dipasang pada perkerasan beton semen (beton Rigid) . Peralatan © Alat Bantu Bahan/Materi: © Baja tulangan U 32 Ulir * Kawat beton Metode Pelaksanaan 1) Material baja tulangan didatangkan dari pabrik/supplier ke lokasi pekerjaan. 2) Material diletakan pada stok area material baja tulangan atau dalam gudang proyek. 3) Selanjutnya dilakukan perakitan tulangan/pabrikasi, yaitu berupa pengukuran panjang yang diperlukan, pemotongan dengan bar cutter, pembengkokan menggunakan bar bender dan dikerjakan pada saat suhu dingin. 4) Batang tulangan kemudian disusun/dipasang sesuai dengan Gambar pelaksanaan dan persilangannya diikat kuat dengan kawat bendrat setelah acuan selesai. 5. Pekerjaan Bekisting dengan Multiplek 12 mm (ekspose) Bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton selama beton dituang dan di bentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan, Dikarenakan berfungsi sebagai cetakan sementara, bekisting akan di lepas atau dibongkar apabila beton yang di tuang telah mecapai kekuatan yang cukup. Metode Pelaksanaan: 1) Menyerahkan perhitungan dan gambar rencana bekistingnya kepada Direksi Teknis/Lapangan semua untuk mendapat persetujuan bilamana diminta Direksi Teknis/Lapangan, sebelum pekerjaan dilapangan dimulai. 2) Bekisting harus direncanakan untuk dapat memikul beban-beban konstruksi dan getaran-getaran yang ditimbulkan oleh peralatan penggetar. Defleksi maksimum dari cetakan dan acuan antara tumpuannya harus lebin kecil dari 1/400 bentang antara tumpuan tersebut. 3) Sema bekisting harus diperkuat dengan klem dari balok kecil dan harus yang kuat serta cukup jumlahnya untuk menjaga agar tidak terjadi distorsi ketika beton dicorkan, dipadatkan dan mengeras. Bekisting dari kayu harus dibuat dari kayu yang sudah diolah dengan baik, semua sambungan harus cukup kencang agar tidak terjadi kebocoran. 4) Tiang penyangga baik yang vertikal/miring harus dibuat sebaik mungkin untuk memberikan penunjang yang dibutuhkan tanpa menimbulkan perpindahan tempat, kerusakan dan overstress pada beberapa bagian konstruksi. Struktur dari tiang-tiang penyangga harus ditempatkan pada posisi sedemikian rupa sehingga konstruksi bekisting benar-benar kuat dan kaku untuk menunjang berat sendiri dari beban-beban lain yang berada diatasnya selama pelaksanaan, bila perlu Penyedia membuat perhitungan besar lendutan dan kekuatan dari bekisting tersebut. 5) Untuk bekisting dinding vertikal diharuskan menggunakan alat (plastic cone) untuk memastikan bahwa bekisting tersebut tidak mengalami lendutan. 6) Sebelum beton dicor, permukaan dari cetakan-cetakan harus diminyaki dengan minyak yang biasa diperdagangkan untuk mencegah secara efektil lekatnya beton pada cetakan dan tidak akan mengotori beton. Semua material untuk melepaskan lekatan beton dipakai hanya setelah disetujui Direksi Pekerjaan. Penggunaan minyak cetakan baru hati-hati untuk mencegah kontak dengan besi beton dan mengakibatkan kurangnya daya lekat. 7) Chamber strip bingkai penguat harus ditempatkan disudut dari cetakan- cetakan untuk menghasilkan tepi-tepi yang melereng pada perrnukaan beton yang selalu kelihatan (expose). 8) Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan dan pekerjaan ini harus dikerjakan dengan hati- hati untuk menghindarkan kerusakan pada beton. Beton yang mash muda tidak diizinkan untuk dibebani. Segera setelah cetakan-cetakan dibuang, permukaan beton harus diperiksa dengan hati-hati dan permukaan yang tidak beraturan harus segera diperbaiki sampai disetujui Direksi Pekerjaan. 9) Pembongkaran cetakan dan acuan harus dilaksanakan sedemikian rupa agar keamanan konstruksi tetap terjamin. 10) Semua permukaan beton yang terbuka harus licin dan halus, maka bekisting harus dilapisi dengan triplek bermutu tinggi yang sudah disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan. 11) Bekisting yang sudah selesai dibuat dan sudah disiapkan untuk pengecoran beton, akan diperiksa oleh Direksi Teknis/Lapangan, beton tidak boleh dicor sebelum bekisting disetujui olen Direksi Teknis/Lapangan. 12) Apabila menurut pendapat Direksi Pekerjaan, sarang-sarang kerikil yang terjadi dapat melemahkan / membahayakan konstruksi maka beton arus dibongkar pada lokasi tersebut dan melakukan pengecoran ulang. 6. Pengadaan Tiang Pancang Baja dia. 600 mm dengan Tebal 9 mm Peralatan * Pile driver + hammer * Alat Bantu Bahan/Materia © Baja tulangan * Tiang pancang baja Dia. 600 mm Metode Pelaksanaai 1)Tiang pancang dibawa ke lokasi dengan menggunakan truk trailer. 2) Sebelumnya tiang pancang di rancang dan dirawat untuk memperoleh kekuatan yang diperlukan sehingga tahan terhadap pengangkutan, penanganan, dan tekanan akibat pemancangan tanpa kerusakan. 3) Tiang pancang disimpan disekitar lokasi dan disusun seperti piramida dan dialasi dengan kayu 5/10. Penyimpanan dikelompokkan sesuai dengan tipe, diameter dan dimensi yang sama. 7. Pemancangan Tiang Pancang Baja dia. 600 mm Peralatan: © Pile driver + hammer * Alat Bantu Bahan/Materia * Baja tulangan © Tiang pancang baja Dia. 600 mn Metode Pelaksanaan: 1)Mempersiapkan lokasi pemancangan. 2) Persiapan alat pemancang bore driver + hammer. 3) Pastikan kepala tiang pancang dilindungi dengan bantalan topi atau mantel. 4)Tiang pancang diikatkan pada sling yang terdapat pada alat, lalu ditarik sehingga tiang pancang masuk pada bagian alat. 5)Setelah kemiringan sesuai, kemudian dilakukan pemancangan dengan menjatuhkan palu pada mesin pancang. 6)Tiang pancang harus dipancang sampai penetrasi maksimum atau penetrasi tertentu sesuai dengan perencanaan. 7)Selanjutkan dilakukan pemancangan pada titik berikutnya. 8. Pengelasan Tiang Pancang Baja dia. 600 mm Pekerjaan ini meliputi pekerjaan sambungan antar tiang pancang dengan menggunakan © sambungan las. Pengelasan antar —tiang pancang dilakukan pada pelat baja (bevel) yang sudah tersedia pada ujung badan tiang. Proses penyambungan tiang pancang harus dikontrol agar diperoleh hasil sambungan yang baik dan yang terpenting ketegak-lurusan (vertically)tiang tetap terjaga. Bahan/Material: * Kawat las Metode Pelaksanaan. 1) Letakkan tiang pancang yang akan disambung pada posisi yang rata dan datar (bila perlu diberi alas untuk meratakan) [LMUTEXNSIPL.COM & — (sanpuxgas\ Pas L< Moe, 2) Pada ujung pipa yang akan dilas digerinda terlebin dahulu (dengan memakai gerinda listrik) agar posisi permukaan bisa halus, bersih serta rata (beuvel). DIGERINOA/OIBEUVEL 3) Dekatkan posisi ujung tiang yang akan disambung, sehingga hanya menimbulkan celah sebesar + 2 mm atau disesuaikan dengan spesifikasi. CCELAH 22 mm ATAU SESUAISPESIFIKAS! 4) Setelah selesai maka kerak-kerak atau kotoran pengelasan perlu dibersinkan dengan cara memukul dengan palu Dibersihkan dengan cara memukul dengan palu 5) Jangan melakuken pendinginan dengan cara menyiram air, pendinginan dilakukan dengan cara diangin-anginkan saja sampai suhu sambungan yang dilas mencapai syarat. 6) Periksa sekali lagi hasil pengelasan apakah sudah sesuai dengan spesifikasi. 7) Setelah pengelasan dilakukan coating / cat anti karat pada sambungan baja tiang pancang. 9. UNP 10 Pengikat Angkur Sling Pekerjaan UNP 10 Pengikat angkur sling digunakan sebagai pengikat angkur dan dinding penahan tanah di tempat yang telah terdapat pada desain atau telah disetujui olen direksi lapangan dan konsultan supervisi. 10. Sling Angkur Baja dia. 1,5” + Aksesoris Lainnya dan Pemasangan Pekerjaan Sling Angkur Baja dia. 1,5” + Aksesoris Lainnya dan Pemasangan digunakan sebagai pengikat backpile dan dinding penahan tanah di tempat yang telah terdapat pada desain atau telah disetujui oleh direksi lapangan dan konsultan supervisi. Persiapan Pekerjaan: 1) Membengkokan (menekuk) bagian bawah, sesuai ketentuan ukuran. 2) Membuat mal angkur, yaitu Mockup plat landas (base plate) yang terbuat dari tripleks atau baja plat yang tipis. Mal dibuat sesuai ukuran real pelat landas. 3) Membuat tarikan benang, yaitu guna memastikan jarak antara pelat landas apakah telah sesuai dengan ukuran yang ditentukan dalam shop drawing. 4) Memastikan masing-masing pelat landas menumpu tepat di tengah (as) kolom atau balok beton. Metode Pelaksanaan 1) Semua angkur baja harus berada ditengah besi tulangan kolom atau balok beton, 2) Sisa ulir untuk plat landasdan mur sesuai ketentuan ukuran yang pada pekerjaan ini digunakan angkur baja dia. 1,5”, 3) Masing-masing angkur baut dipasang 2 buah mur, yaitu dibagian atas dan bawah mal. 4) Mal harus membentuk sudut 90° terhadap garis as benang, 5) Permukaan mal harus rata (tidak miring), 6) Melakukan pengelasan agar benar-benar menyatu dengan besi tulangan kolom atau balok beton. Bila perlu diperkuat dengan menambah stek/pengaku. 11. Pasir Isian Tiang Pancang Pekerjaan Pasir Isian Tiang Pancang dilakukan dengan cara memasukan pasir kedalam pipa baja yang telah selesai dipancang dengan menggunakan bantuan alat berat seperti ponton dan excavator. Metode Pelaksanaan: 1) Pengisian pasir dilakukan dengan menggunakan ponton 120 ft, yang mampu menampung pasir 200 m3 sesuai dengan kebutuhan satu pile cap serta excavator PC 200 dengan kapasitas + 67 m3/ jam. 2) Dump truck mengambil pasir pada stok area dengan bantuan excavator. 3) Selanjutnya dump truck yang telah berisi pasir menuju dermaga dan menuangkan pasir. 4) Diatas ponton diposisikan sebuah excavator untuk memindahkan pasir dari dermaga ke ponton. 5) Untuk pengisian pasir dipasang tremi di ujung tiang pancang, dan excavator mengisi pasir ke dalam tiang pancang dengan bantuan tremi. 6) Selanjutnya dilakukan pengukuran kedalaman tiang pancang dengan menggunakan tali yang ujungnya diberi pemberat dan diukur dengan meteran, agar bisa mencapai kedalaman rencana dari pasir pada tiang pancang. III. PEKERJAAN KRIB SEJAJAR SUNGAT A. Pekerjaan Persiapan 1, Geobag Krib Krib adalah bangunan di dalam sungai yang berfungsi untuk mengatur arah aliran pada belokan sungai dan sekaligus melindungi tebing sungai dari pukulan air. Dalam pekerjaan ini digunakan geobag sebagai bangunannya. Metode Pelaksanaan. 1) Sebelum pelaksanaan di pekerjaan dimulai, terlebin dahulu disiapkan komponen komponen konstruksi seperti antara lain : Geobag yang telah terisi pasir urug dengan berat seperti yang dipersyaratken. 2) Material pengisi berupa pasir urug kering. Pengisian Pengisisn tidak boleh melebihi dari 60% dari kapasitas maksimum, sehingga geobag masih dapat mengalami perubahan bentuk ketika diletakan. 3) Penutup Geobag harus dijahit dengan tipe jahitan ganda (double lock stitch). Untuk menjaga kualitas jahitan, maka penutup geobag dijahit dalam keadaan kering serta menggunakan tenaga manusia sistem padat karya tanpa mengurangi kualitas pekerjaan 4) Peletakan geobag diletakan sebagaimana diperlinatkan dalam gambar dan ditekan sedemikian rupa sehingga melekat satu sama lain. 2. Geobag diantara Krib Depan Krib adalah bangunan di dalam sungai yang berfungsi untuk mengatur arah aliran pada belokan sungai dan sekaligus melindungi tebing sungai dari pukulan air. Dalam pekerjaan ini digunakan geobag sebagai bangunannya. Metode Pelaksanaan: 1) Sebelum pelaksanaan di pekerjaan dimulai, terlebih dahulu disiapkan komponen komponen konstruksi seperti antara lain : Geobag yang telah terisi pasir urug dengan berat seperti yang dipersyaratkan. 2) Material pengisi berupa pasir urug kering. Pengisian Pengisisn tidak boleh melebini dari 80% dari kapasitas maksimum, sehingga geobag masin dapat mengalami perubahan bentuk ketika diletakan. 3) Penutup Geobag harus dijahit dengan tipe jahitan ganda (double lock stitch). Untuk menjaga kualitas jahitan, maka penutup geobag dijahit dalam keadaan kering serta menggunakan tenaga manusia sistem padat karya tanpa mengurangi kualitas pekerjaan 4) Peletakan geobag diletakan diantara krib depan sebagaimana diperlinatkan dalam gambar dan ditekan sedemikian rupa sehingga melekat satu sama lain. 3. Geobag diantara Krib Belakang Krib adalah bangunan di dalam sungai yang berfungsi untuk mengatur arah aliran pada belokan sungai dan sekaligus melindungi tebing sungai dari pukulan air. Dalam pekerjaan ini digunakan geobag sebagai bangunannya. Metode Pelaksanaan: 1) Sebelum pelaksanaan di pekerjaan dimulai, terlebih dahulu disiapkan komponen komponen konstruksi seperti antara lain : Geobag yang telah terisi pasir urug dengan berat seperti yang dipersyaratkan. 2) Material pengisi berupa pasir urug kering. Pengisian Pengisisn tidak boleh melebihi dari 80% dari kapasitas maksimum, sehingga geobag masih dapat mengalami perubahan bentuk ketika diletakan. 3) Penutup Geobag harus dijahit dengan tipe jahitan ganda (double lock stitch). Untuk menjaga kualitas jahitan, maka penutup geobag dijahit dalam keadaan kering serta menggunakan tenaga manusia sistem padat karya tanpa mengurangi kualitas pekerjaan 4) Peletakan geobag diletakan diantara krib belakang sebagaimana diperlihatkan dalam gambar dan ditekan sedemikian rupa sehingga melekat satu sama lain. 4. Pengadaan Tiang Pancang Baja dim. 12” panjang 15 m Metode Pelaksanaan: 1) Untuk memudahkan transport material ke lokasi maka jalan kerja perlu di bentuk 2) Tiang Pancang adalah produk fabrikasi dengan spesifikasi sesuai standard spesifikasi yang ditentukan yang pengangkutan dari pabrik ke site dengan menggunakan truck trailler dan penurunan dan penumpukan di lokasi sesuai kebutuhan dan space yang ada dengan menggunakan Crawler Crane (Service Crane) 3) Dalam pekerjaan pengadaan Tiang Pancang hal-hal yang harus diperhatikan adalah handling method. 4) Cara mengangkat pile, pengangkatan dibuat dengan 2 atau 4 titik angkat. Dalam hal dua titik angkat, kedudukan seling baja harus berada pada 2/10 dari total panjang dari kedua ujung tiang. 5) Penataan tiang pancang pada stockpile harus secara rapi dan memastikan tiang pancang tidak tergelincir. 5. Pengadaan Tiang Pancang Baja dim. 12” Pengikat Depan Metode Pelaksanaa! 1) Untuk memudahkan transport material ke lokasi maka jalan kerja perlu di bentuk. 2) Tiang Pancang adalah produk fabrikasi dengan spesifikasi sesuai standard spesifikasi yang ditentukan yang pengangkutan dari pabrik ke site dengan menggunakan truck trailler dan penurunan dan penumpukan di lokasi sesuai kebutuhan dan space yang ada dengan menggunakan Crawler Crane (Service Crane) Ao) 3) Dalam pekerjaan pengadaan Tiang Pancang hal-hal yang harus diperhatikan adalah handling method. 4) Cara mengangkat pile, pengangkatan dibuat dengan 2 atau 4 titik angkat. Dalam hal dua titik angkat, kedudukan seling baja harus berada pada 2/10 dari total panjang dari kedua ujung tiang 5) Penataan tiang pancang pada stockpile harus secara rapi dan memastikan tiang pancang tidak tergelincir. 6. Pengadaan Tiang Pancang Baja dim. 12” Pengikat Belakang Metode Pelaksanaan 1) Untuk memudahkan transport material ke lokasi maka jalan kerja perlu di bentuk 2) Tiang Pancang adalah produk fabrikasi dengan spesifikasi sesuai standard spesifikasi yang ditentukan yang pengangkutan dari pabrik ke site dengan menggunakan truck trailler dan penurunan dan penumpukan di lokasi sesuai kebutuhan dan space yang ada dengan menggunakan Crawler Crane (Service Crane) —— 3) Dalam pekerjaan pengadaan Tiang Pancang hal-hal yang harus diperhatikan adalah handling method. 4) Cara mengangkat pile, pengangkatan dibuat dengan 2 atau 4 titik angkat. Dalam hal dua titik angkat, kedudukan seling baja harus berada pada 2/10 dari total panjang dari kedua ujung tiang. 5) Penataan tiang pancang pada stockpile harus secara rapi dan memastikan tiang pancang tidak tergelincir. 7. Pengadaan Tiang Pancang Baja dim. 12” Pengikat Tengah Metode Pelaksanaan: 1) Untuk memudahkan transport material ke lokasi maka jalan kerja perlu di bentuk 2) Tiang Pancang adalah produk fabrikasi dengan spesifikasi sesuai standard spesifikasi yang ditentukan yang pengangkutan dari pabrik ke site dengan menggunakan truck trailler dan penurunan dan penumpukan di lokasi sesuai kebutuhan dan space yang ada dengan menggunakan Crawler Crane (Service Crane) lo) 3) Dalam pekerjaan pengadaan Tiang Pancang hal-hal yang harus diperhatikan adalah handling method. 4) Cara mengangkat pile, pengangkatan dibuat dengan 2 atau 4 titik angkat. Dalam hal dua titik angkat, kedudukan seling baja harus berada pada 2/10 dari total panjang dari kedua ujung tiang. 5) Penataan tiang pancang pada stockpile harus secara rapi dan memastikan tiang pancang tidak tergelincir. 8. Pengadaan Tiang Pancang Baja dim. 12” Pengikat Krib Metode Pelaksanaan: 1) Untuk memudahkan transport material ke lokasi maka jalan kerja perlu di bentuk 2) Tiang Pancang adalah produk fabrikasi dengan spesifikasi sesuai standard spesifikasi yang ditentukan yang pengangkutan dari pabrik ke site dengan menggunakan truck trailler dan penurunan dan penumpukan di lokasi sesuai kebutuhan dan space yang ada dengan menggunakan Crawler Crane (Service Crane). 3) Dalam pekerjaan pengadaan Tiang Pancang hal-hal yang harus diperhatikan adalah handling method. 4) Cara mengangkat pile, pengangkatan dibuat dengan 2 atau 4 titik angkat. Dalam hal dua titik angkat, kedudukan seling baja harus berada pada 2/10 dari total panjang dari kedua ujung tiang. 5} Penataan tiang pancang pada stockpile harus secara rapi dan memastikan tiang pancang tidak tergelincir. B. ds Pekerjaan Struktur Pemancangan Baja dim. 12” panjang 15 m Peralatan * Pile driver + hammer © Alat Bantu Bahan/Material © Baja tulangan © Tiang pancang baja Dia. 12” dengan panjang 15m Metode Pelaksanaan: 1 4) 5) 6) NW 8) 9) Pada lokasi pemancangan bekas dasar sungai biasanya kondisi tanahnya jelek sehingga untuk alas crane lewat perlu dipasang plat baja agar crane dapat memancang dengan leluasa. Crane diletakkan pada posisi titik pemancangan yang direncanakan Pile ditarik / diangkat sesuai dengan syarat penarikan / pengangkatan yang diizinkan untuk ditempatkan pada posisi yang lurus terhadap sumbu diesel Hammer. Pemancangan Tiang Pancang akan dimulai setelah konfirmasi posisi lurus terpenuhi, dengan bantuan alat Theodolith. Eksentrisitas sumbu tersebut tidak boleh lebih dari 20 mm. Penggetaran pada pemancangan pertama harus dilakukan dengan softblow driving untuk memastikan bahwa arah pemancangan sudah benar atau sesuai. Mulainya pemancangan untuk setiap Tiang Pancang adalah penggetaran berlangsung kontinyu sampai Tiang Pancang mencapai kedalaman tanah yang diharapkan. Bilamana serangkaian penumbukan tiang pancang untuk 10 kali pukulan terakhir telah mencapai hasil yang memenuhi ketentuan, Penumbukan wlangan harus dilaksanakan dengan hati-hati, dan pemancangan yang terus menerus setelah tiang pancang hampir berhenti penetrasi harus dicegah, terutama jika digunakan palu berukuran sedang. Setiap perubahan yang mendadak dari kecepatan penetrasi yang tidak dapat dianggap sebagai perubahan biasa dari sifat alamiah tanah harus dicatat dan penyebabnya harus dapat diketahui, bila memungkinkan, sebelum pemancangan dilanjutkan. 10) Tidak diperkenankan memancang tiang pancang dalam jarak 6 m dari beton yang berumur kurang dari 7 hari. Bilamana pemancangan dengan menggunakan palu yang memenuhi ketentuan minimum, tidak dapat memenuhi Spesifikasi, maka Kontraktor harus menyediakan palu yang lebih besar dan/atau menggunakan water jet atas biaya sendiri. 11) Setiap pemancangan harus dicatat dan dilaporkan, data-data pemancangan meliputi * Ukuran, type, panjang (yang dipasang dan dipancang) © Type dan seri hammer * Elevasi tanah dasar 2. Pengela: n Baja Galvanis dim. 12” Tiang Pekerjaan ini meliputi pekerjaan sambungan antar tiang pancang dengan menggunakan sambungan las. Pengelasan antar tiang pancang dilakukan pada pelat baja (bevel) yang sudah tersedia pada ujung badan tiang. Proses penyambungan tiang pancang harus dikontrol agar diperolen hasil sambungan yang baik dan yang terpenting ketegak-lurusan (vertically) tiang tetap terjaga. Bahan/Material © Kawat las Metode Pelaksanaan: 1) Letakkan tiang pancang yang akan disambung pada posisi yang rata dan datar (bila perlu diberi alas untuk meratakan) LAS_SAMBUNGAN TIANG PANCANG a = (santas us 3) Pada ujung pipa yang akan dilas digerinda terlebih dahulu (dengan memakai gerinda listrik) agar posisi permukaan bisa halus, serta rata (beuvel). bersih —— _octrnosyoeewve. 4) Dekatkan posisi ujung tiang yang akan disambung, sehingga hanya menimbulkan celah sebesar + 2 mm atau disesuaikan spesifikasi. dengan (CELA = 2 mm ATAU SESUAISPESIFICAS! 5) Setelah selesai maka kerak-kerak atau kotoren pengelasan perlu dibersihkan dengan cara memukul dengan palu. Dibersihkan dengan caramemukul dengan palu 6) Jangan melakukan pendinginan dengan cara menyiram air, pendinginan dilakukan dengan cara diangin-anginkan saja sampai suhu sambungan yang dilas mencapai syarat. 7) Periksa sekali lagi hasil pengelasan apakah sudah sesuai dengan spesifikasi. 8) Setelan pengelasan dilakukan coating / cat anti karat pada sambungan baja tiang pancang. 3. Pengelasan Baja Galvanis dim. 12” Depan Pekerjaan ini meliputi pekerjaan sambungan antar tiang pancang dengan menggunakan sambungan las. Pengelasan antar tiang pancang dilakukan pada pelat baja (bevel) yang sudah tersedia pada ujung badan tiang. Proses penyambungan tiang pancang harus dikontrol agar diperoleh hasil sambungan yang baik dan yang terpenting ketegak-lurusan (vertically)tiang tetap terjaga. Bahan/Material: © Kawat las Metode Pelaksanaan 1) Letakkan tiang pancang yang akan disambung pada posisi yang rata dan datar (bila perlu diberi alas untuk meratakan) 2) Pada ujung pipa yang akan dilas digerinda terlebin dahulu (dengan memakai gerinda listrik) agar posisi permukaan bisa halus, bersin serta rata (beuvel). — _victamoavorneuver 3) Dekatkan posisi ujung tiang yang akan disambung, sehingga hanya menimbulkan celah sebesar + 2 mm atau disesuaikan dengan spesifikasi. (CELAH £2.mm ATAU SESUAISPESIFHAS! 4) Setelah selesai maka kerak-kerak atau kotoran pengelasan perlu dibersihkan dengan cara memukul dengan palu. Dibersihkan dengan cara memukul dengan palu 5) Jangan melakukan pendinginan dengan cara menyiram air, pendinginan dilakukan dengan cara diangin-anginkan saja sampai suhu sambungan yang dilas mencapai syarat. 6) Periksa sekali lagi hasil pengelasan apakah sudah sesuai dengan spesifikasi. 7) Setelah pengelasan dilakukan coating / cat anti karat pada sambungan baja tiang pancang. 4. Pengelasan Baja Galvanis dim. 12” Belakang Pekerjaan ini meliputi pekerjaan sambungan antar tiang pancang dengan menggunakan sambungan las. Pengelasan antar tiang pancang dilakukan pada pelat baja (bevel) yang sudah tersedia pada ujung badan tiang. Proses penyambungan tiang pancang harus dikontrol agar diperoleh hasil sambungan yang baik dan yang terpenting ketegak-lurusan (vertically)tiang tetap terjaga. Bahan/Material * Kawat las Metode Pelaksanaan 1) Letakkan tiang pancang yang akan disambung pada posisi yang rata dan datar (bila perlu diberi alas untuk meratakan. 2) Pada ujung pipa yang akan dilas digerinda terlebin dahulu (dengan memakai gerinda listrik) agar posisi permukaan bisa halus, bersin serta rata (beuvel). -——_oicerinowyoeeven 3) Dekatkan posisi ujung tiang yang akan disambung, sehingga hanya menimbulkan celah sebesar + 2 mm atau disesuaikan dengan spesifikasi. (CELAH 22mm ATAU SESUAISPESIFICASL + 4) Setelah selesai maka kerak-kerak atau kotoran pengelasan perlu dibersihkan dengan cara memukul dengan palu. Dibersihkan dengan caramemukul dengan palu 5) Jangan melakukan pendinginan dengan cara menyiram air, Pendinginan dilakukan dengan cara diangin-anginkan saja sampai suhu sambungan yang dilas mencapai syarat. 6) Periksa sekali lagi hasil pengelasan apakah sudah sesuai dengan spesifikasi. 7) Setelah pengelasan dilakukan coating / cat anti karat pada sambungan baja tiang pancang. 5. Pengelasan Baja Galvanis dim. 12” Tengah Pekerjaan ini meliputi pekerjaan sambungan antar tiang pancang dengan menggunakan sambungan las. Pengelasan antar tiang pancang dilakukan pada pelat baja (bevel) yang sudah tersedia pada ujung badan tiang. Proses penyambungan tiang pancang harus dikontrol agar diperoleh hasil sambungan yang baik dan yang terpenting ketegak-lurusan (vertically)tiang tetap terjaga. Bahan/Material © Kawat las Metode Pelaksanaan: 1) Letakkan tiang pancang yang akan disambung pada posisi yang rata dan datar (bila perlu diberi alas untuk meratakan. 2) Pada ujung pipa yang akan dilas digerinda terlebin dahulu (dengan memakai gerinda listrik) agar posisi permukaan bisa halus, bersin serta rata (beuvel). -—— _ ovcennosyoreeuve, 3) Dekatkan posisi ujung tiang yang akan disambung, sehingga hanya menimbulkan celah sebesar + 2 mm atau disesuaikan dengan spesifikasi. (CELA 22 mom ATAU SESUAISPESIFIKAS! 4) Setelah selesai maka kerak-kerak atau kotoran pengelasan perlu dibersihkan dengan cara memukul dengan palu. Dibersihkan dengan cara memukul dengan palu 5) Jangan melakukan pendinginan dengan cara menyiram air, pendinginan dilakukan dengan cara diangin-anginkan saja sampai suhu sambungan yang dilas mencapai syarat. 6) Periksa sekali lagi hasil pengelasan apakah sudah sesuai dengan spesifikasi. 7) Setelah pengelasan dilakukan coating / cat anti karat pada sambungan baja tiang pancang. 6. Pengelasan Baja Galvanis dim. 12” Pengikat Krib Pekerjaan ini meliputi pekerjaan sambungan antar tiang pancang dengan menggunakan sambungan las. Pengelasan antar tiang pancang dilakukan pada pelat baja (bevel) yang sudah tersedia pada ujung badan tiang. Proses penyambungan tiang pancang harus dikontrol agar diperoleh hasil sambungan yang baik dan yang terpenting ketegak-lurusan (vertically)tiang tetap terjaga. Bahan/Material: © Kawat las Metode Pelaksanaan 1) Letakkan tiang pancang yang akan disambung pada posisi yang rata dan datar (bila perlu diberi alas untuk meratakan. 2) Pada ujung pipa yang akan dilas digerinda terlebih dahulu (dengan memakai gerinda listrik) agar posisi permukaan bisa halus, bersih serta rata (beuvel). —— _diceRnoasorseuveL 3) Dekatkan posisi jung tiang yang akan disambung, sehingga hanya menimbulkan celah sebesar + 2 mm atau disesuaikan dengan spesifikasi. (CELAH + 2mm ATAU SESUAISPESIFICS 4)Setelah selesai maka kerak-kerak atau kotoran pengelasan perlu dibersihkan dengan cara memukul dengan palu. Dibersihkan dengan cara memukul dengan palu 5) Jangan melakukan pendinginan dengan cara menyiram air, pendinginan dilakukan dengan cara diangin-anginkan saja sampai suhu sambungan yang dilas mencapai syarat. 6) Periksa sekali lagi hasil pengelasan apakah sudah sesuai dengan spesifikasi. 7) Setelah pengelasan dilakukan coating / cat anti karat pada sambungan baja tiang pancang. IV. PEKERJAAN LAIN - LAIN 1. Dokumenta: dan Pelaporan Dokumentasi terdiri dari foto-foto selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung dan sampai selesainya proyek _tersebut. Foto-foto yang memperlinatkan kemajuan pekerjaan, ciri-ciri tertentu dari pekerjaan, - peralatan atau hal-hal yang menarik perhatian sehubungan dengan pekerjaan atau lingkungannya harus dibuat sedikitnya tiga kali, yakni a) Sebelum memulai Pelaksanaan pekerjaan. b) Selama berlangsungnya pekerjaan. c) Setelah selesai pekerjaan atau setelan selesai periode Pemelinaraan. Foto-foto ini harus dilakukan sedikitnya dari tiga pengulangan serta pada posisi yang sama untuk masing-masing kejadian. Pelaporan disini yaitu pembuatan laporan-laporan harian, mingguan, bulanan, dan kemajuan pekerjaan dilapangan. Berikut ini yang harus dilakukan kontraktor : 1) Penyedia harus menyerahkan laporan pelaksanaan pekerjaan untuk menunjukan secara fisik dan finansial kemajuan kegiatan kepada Direksi dan PPK untuk menjamin bahwa semua laporan yang diserahkan tepat pada waktunya dan dibuat secara aturan yang benar, teliti dan memuat semua catatan kemajuan serta hal-hal lain yang berkaitan dengan pekerjaan. 2) Laporan yang harus disiapkan oleh penyedia jasa terdiri dari Backup Data, Backup Termin, Backup Quantity, Backup Quality, Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan, dil. 3) Dokumentasi berisi foto pelaksanaan pekerjaan dan Video Pelaksanaan dan Drone (Foto Udara dan Video) yang meliputi kegiatan pra pelaksanaan, pelaksanaan dan pasca pelaksanaan setiap STA/Patok Sesuai dengan intruksi Direksi. 4) Dokumentasi diserahkan dalam bentuk soft copy berbentuk Flasdisk/Hardisk dan print out kepada Direksi dan Pejabat Pembuat Komitmen. Pembersihan Akhir Setelah semua pelaksanaan pekerjaan selesai maka penyedia jasa akan melakukan pembersihan akhir dimana barak kerja, kantor direksi dan lain-lain akan dibongkar dan diangkut ke luar lokasi menurut petunjuk direksi. Pembersihan ini dikerjakan pada semua lini yang terjadi akibat efek dari pelaksanaan pekerjaan. Pihak pelaksana bersama-sama konsultan pengawas/ direksi dan PPK melakukan serah terima. Dalam jangka waktu masa pemeliharaan selama 160 (seratue delapan puluh) hari kalender segala sesuatu yang terjadi dari hasil pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab pelaksana dan harus dilakukan perawatan. Maka berdasarkan metode diatas, jumlah hari yang terpakai untuk pelakeanaan pekerjaan Pembangunan dan Peningkatan Perkuatan Tebing Sungai Musi Kab. Musi Banyuasin (Lanjutan) adalah 240 (dua ratus empat puluh) hari kalender sejak SPMK. Jakarta, 15 Februari 2021 RUSLAN Direktur Utama

You might also like