You are on page 1of 22

PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAN

AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN TERHADAP


AKUNTABILITAS PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH
(Studi Empiris Pada Pemerintah Provinsi Sumatera Barat)

Oleh:

PEGGY SANDE
00378/2008

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Wisuda Periode Maret 2013

1
2
PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAN AKSESIBILITAS LAPORAN
KEUANGAN TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
(Studi Empiris Pada Pemerintah Provinsi Sumatera Barat)

Peggy Sande

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang


Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang
Email : peggy_sande@yahoo.com

Abstract
Accountability of a province financial management is processes of finance started from
plan, action, report, responsibility and supervise which can be really reported and been
responsible to society and DPRD (Representatives of province). The kind of this research is a
causative research. The population of the research is SKPD in Provincial Government of West
Sumatera. Data those are used are primer data. Technique of collecting data is survey with
sharing questioner. The researcher uses double regression analysis by using f-test and t-test. In
this research, the researcher aims at findings 1) the effect of presenting financial report to
accountability of financial management of a province, 2) the effect of accessibility of financial
report to accountability of financial management of a province. The result of the research shows
that: 1) the presenting of financial report influences significantly to accountability of financial
management of the province, 2) accessibility of financial report has positive significance to
accountability of financial management of the province. Based in the result, it is suggested that
all the institutions in West Sumatera Government can improve the presenting of financial report
and accessibility of financial report in order to improve accountability of financial management
of the province.

Key words: accountability of a province financial management, the presenting of financial


report, accessibility of financial report.

Abstrak
Akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah merupakan proses pengelolaan keuangan
daerah mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, pertanggungjawaban, serta pengawasan
yang benar-benar dapat dilaporkan dan dipertanggungjawabkan kepada masyarakat dan DPRD.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kausatif. Populasi dalam penelitian ini adalah SKPD di
lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data primer. Teknik pengumpulan data dengan teknik survei dengan menyebarkan
kuesioner. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda, uji f dan uji t. Dalam
penelitian ini penulis ingin mengetahui, 1) pengaruh penyajian laporan keuangan terhadap
akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah, 2) pengaruh aksesibilitas laporan keuangan terhadap
akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. Hasil pengujian menunjukkan bahwa: 1) Penyajian
laporan keuangan berpengaruh signifikan positif terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan
daerah, 2) Aksesibilitas laporan keuangan berpengaruh signifikan positif terhadap akuntabilitas

1
pengelolaan keuangan daerah. Untuk itu disarankan bagi seluruh instansi pemerintah Provinsi
Sumatera Barat agar dapat meningkatkan penyajian laporan keuangan dan aksesibilitas laporan
keuangan agar akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah dapat terus ditingkatkan.

Kata kunci : akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah, penyajian laporan keuangan,


aksesibilitas laporan keuangan.

PENDAHULUAN keuangannya. Penyajian informasi yang


utuh dalam laporan keuangan akan
Akuntabilitas pengelolaan keuangan menciptakan transparansi dan nantinya akan
daerah merupakan proses pengelolaan mewujudkan akuntabilitas (Nordiawan,
keuangan daerah mulai dari perencanaan, 2010). Semakin baik penyajian laporan
pelaksanaan, penatausahaan, pertanggung- keuangan pemerintah daerah maka akan
jawaban, serta pengawasan yang benar- berimplikasi terhadap peningkatan
benar dapat dilaporkan dan dipertanggung- terwujudnya akuntabilitas pengelolaan
jawabkan kepada masyarakat dan DPRD keuangan daerah.
terkait dengan kegagalan maupun Aksesibilitas laporan keuangan
keberhasilannya sebagai bahan evaluasi merupakan kemudahan bagi seseorang untuk
tahun berikutnya. Masyarakat tidak hanya memperoleh informasi mengenai laporan
memiliki hak untuk mengetahui pengelolaan keuangan. Akuntabilitas yang efektif
keuangan tetapi berhak untuk menuntut tergantung kepada akses publik terhadap
pertanggungjawaban atas pengaplikasian laporan keuangan yang dapat dibaca dan
serta pelaksanaan pengelolaan keuangan dipahami (Mulyana, 2006). Masyarakat
daerah tersebut, karena kegiatan pemerintah sebagai pihak yang memberi kepercayaan
adalah dalam rangka melaksanakan amanat kepada pemerintah untuk mengelola
rakyat (Halim, 2007). keuangan publik berhak untuk mendapatkan
Pemerintah harus dapat mening- informasi keuangan pemerintah untuk
katkan akuntabilitas pengelolaan keuangan melakukan evaluasi terhadap pemerintah
daerah. Untuk mewujudkan hal tersebut (Mardiasmo, 2002).
adalah dengan melakukan reformasi dalam Akuntabilitas yang efektif tergantung
penyajian laporan keuangan, yakni kepada akses publik terhadap laporan
pemerintah harus mampu menyediakan pertanggungjawaban maupun laporan
semua informasi keuangan relevan secara temuan yang dapat dibaca dan dipahami.
jujur dan terbuka kepada publik, karena Dalam demokrasi yang terbuka, akses ini
kegiatan pemerintah adalah dalam rangka diberikan oleh media seperti surat kabar,
melaksanakan amanat rakyat (Mulyana, majalah, radio, stasiun televisi, website
2006). (internet), dan forum yang memberikan
Laporan keuangan sektor publik perhatian langsung atau peranan yang
merupakan representasi terstruktur posisi mendorong akuntabilitas pemerintah
keuangan akibat transaksi yang dilakukan terhadap masyarakat (Shende dan Bennet
(Bastian, 2006). Sebagai organisasi yang dalam Mulyana, 2006).
mengelola dana masyarakat, organisasi Namun dalam kenyataannya, BPK
sektor publik harus mampu memberikan menemukan masih banyak permasalahan
pertanggungjawaban publik melalui laporan pada pengelolaan keuangan pemerintah

2
Provinsi Sumatera Barat yang menunjukkan pengelolaan keuangan daerah tersebut
lemahnya akuntabilitas pengelolaan (Halim : 2006).
keuangan daerah. BPK juga menemukan Menurut LAN dalam Akuntabilitas
masih banyak permasalahan pada penyajian dan Good Governance (2000), akuntabilitas
laporan keuangan pemerintah Provinsi pengelolaan keuangan daerah merupakan
Sumatera Barat. Di samping itu, pemerintah pertanggungjawaban mengenai integritas
Provinsi Sumatera barat juga belum mampu keuangan, pengungkapan dan ketaatan
menyediakan semua informasi keuangan terhadap peraturan perundang-undangan.
secara terbuka kepada publik. Sasarannya adalah laporan keuangan yang
Berdasarkan uraian di atas, penulis mencakup penerimaan, penyimpanan dan
tertarik untuk mengetahui pengaruh dari pengeluaran keuangan instansi pemerintah
penyajian laporan keuangan dan daerah.
aksesibilitas laporan keuangan terhadap Instrumen utama dari akuntabilitas
akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah pengelolaan keuangan keuangan daerah
(studi empiris pada pemerintah Provinsi adalah anggaran pemerintah daerah, data
Sumatera Barat). Penelitian ini diharapkan yang secara periodik dipublikasikan, laporan
dapat menambah pengetahuan tentang tahunan dan hasil investigasi dan laporan
pengaruh penyajian laporan keuangan dan umum lainnya yang disiapkan oleh agent
aksesibilitas laporan keuangan terhadap yang independen. Anggaran tahunan secara
akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah khusus mempunyai otoritas legal untuk
dan dapat juga dijadikan sebagai bahan pengeluaran dana publik, sehingga proses
referensi atau bukti empiris bagi penelitian penganggaran secara keseluruhan menjadi
selanjutnya. relevan untuk manajemen fiskal dan untuk
melaksanakan akuntabilitas pengelolaan
keuangan dan pengendalian pada berbagai
TELAAH LITERATUR DAN tingkat operasi (Shende dan Bennet, 2004).
PERUMUSAN HIPOTESIS Dalam Peraturan Pemerintah No. 58
Tahun 2005 (Pasal 1), keuangan daerah
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan adalah semua hak dan kewajiban daerah
Daerah dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang dapat dinilai
Akuntabilitas pengelolaan keuangan dengan uang, termasuk di dalamnya segala
daerah merupakan proses pengelolaan bentuk kekayaan yang berhubungan dengan
keuangan daerah mulai dari perencanaan, hak dan kewajiban daerah terebut. Bila
pelaksanaan, penatausahaan, pertanggung- dilihat dari ruang lingkupnya, keuangan
jawaban, serta pengawasan harus benar- daerah meliputi kekayaan daerah yang
benar dapat dilaporkan dan dikelola langsung oleh pemerintah daerah
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat dan kekayaan daerah yang dipisahkan
dan DPRD terkait dengan kegagalan pengurusannya. Kekayaan daerah yang
maupun keberhasilannya sebagai bahan dikelola langsung oleh pemerintah daerah
evaluasi tahun berikutnya. Masyarakat tidak meliputi APBD dan barang-barang
hanya memiliki hak untuk mengetahui inventaris milik daerah. Sedangkan
pengelolaan keuangan tetapi berhak untuk kekayaan daerah yang dipisahkan
menuntut pertanggungjawaban atas pengurusannya meliputi badan-badan usaha
pengaplikasian serta pelaksanaan milik daerah (Halim, 2007).

3
Dari uraian di atas dapat disimpulkan Tujuan Penyajian Laporan Keuangan
bahwa akuntabilitas pengelolaan keuangan Menurut Nordiawan (2010), tujuan
daerah adalah pertanggungjawaban penyajian laporan keuangan adalah: 1)
pemerintah daerah berkenaan dengan Menyediakan informasi mengenai
pengelolaan keuangan daerah kepada publik kecukupan penerimaan periode berjalan
secara terbuka dan jujur. untuk membiayai seluruh pengeluaran 2)
Menyediakan informasi mengenai
Penyajian Laporan Keuangan kesesuaian cara memperoleh sumber daya
ekonomi dan alokasinya dengan anggaran
Laporan keuangan sektor publik yang ditetapkan 3) Menyediakaninformasi
merupakan representasi terstruktur posisi mengenai jumlah sumber daya ekonomi
keuangan akibat transaksi yang dilakukan. yang digunakan 4) Menyediakan informasi
Laporan keuangan organisasi sektor publik mengenai bagaimana entitas pelaporan
merupakan komponen penting untuk mendanai seluruh kegiatannya dan
menciptakan akuntabilitas sektor publik. mencukupi kebutuhan kasnya 5)
Adanya tuntutan yang semakin besar Menyediakan informasi mengenai posisi
terhadap pelaksanaan akuntabilitas publik keuangan dan kondisi entitas
menimbulkan implikasi bagi manajemen pelaporanberkaitan dengan sumber-sumber
sektor publik untuk memberikan informasi penerimaannya 6) Menyediakan informasi
kepada publik, salah satunya adalah mengenai perubahan posisi keuangan entitas
informasi akuntansi berupa laporan pelaporan.
keuangan (Mardiasmo, 2002).
Satuan Kerja Perangkat Daerah Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
(SKPD) adalah unit pemerintahan pengguna Menurut Bastian (2006), terdapat
anggaran yang diwajibkan menye- empat karakteristik kualitatif pokok yaitu: 1)
lenggarakan akuntansi dan menyusun relevan yaitu informasi yang termuat dalam
laporan keuangan untuk menyelenggarakan laporan keuangan dapat mempengaruhi
akuntansi dan menyusun laporan keuangan kebutuhan pengguna dengan membantu
untuk digabung pada entitas pelaporan. mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu
SKPD selaku pengguna anggaran harus atau masa kini 2) Andal yaitu laporan
menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan bebas dari pengertian yang
keuangan, asset, utang dan ekuitas dana, menyesatkan dan kesalahan yang material,
termasuk transaksi pendapatan dan belanja, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta
yang berada dalam tanggung jawabnya. Hal dapat diferivikasi 3) Dapat dibandingkan
ini berarti bahwa setiap SKPD harus yaitu informasi yang termuat dalam laporan
membuat laporan keuangan unit kerja. keuangan dapat dibandingkan dengan
Laporan keuangan yang harus dibuat setiap laporan keuangan periode sebelumnya atau
unit kerja adalah Laporan Realisasi entitas pelaporan lain pada umumnya 4)
Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Dapat dipahami yaitu informasi yang
Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan disajikan dalam laporan keuangan dapat
keuangan tersebut disampaikan kepada dipahami oleh pengguna dan dinyatakan
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan
(PPKD) sebagai dasar penyusunan laporan dengan batas pemahaman para pengguna
keuangan pemerintah daerah. untuk mengetahui isi yang dimaksud dalam
laporan keuangan.

4
Aksesibilitas Laporan Keuangan (internet), dan forum yang memberikan
perhatian langsung atau peranan yang
Aksesibilitas menurut perspektif tata mendorong akuntabilitas pemerintah
ruang adalah keadaan atau ketersediaan terhadap masyarakat (Shende dan Bennet,
hubungan dari suatu tempat ke tempat 2004, dalam Mulyana, 2006).
lainnya atau kemudahan seseorang atau Menurut Yani (2009), pemerintah
kendaraan untuk bergerak dari suatu tempat selaku perumus dan pelaksana kebijakan
ke tempat lain dengan aman, nyaman, serta APBN berkewajiban untuk terbuka dan
kecepatan yang wajar (Koester, 2002 dalam bertanggungjawab terhadap seluruh hasil
Rohman, 2009). Aksesibilitas laporan pelaksanaan pembangunan. Salah satu
keuangan merupakan kemudahan bagi bentuk tanggung jawab tersebut diwujudkan
seseorang untuk memperoleh informasi dengan menyediakan informasi keuangan
mengenai laporan keuangan (Mulyana, yang komperhensif kepada masyarakat luas
2006). Laporan keuangan harus dapat termasuk informasi keuangan daerah.
dimengerti dan tersedia bagi mereka yang Dengan kemajuan teknologi yang pesat serta
tertarik dan mau berusaha untuk potensi pemanfaatannya secara luas, hal
memahaminya (Henly et al, 1992, dalam tersebut membuka peluang bagi berbagai
Rohman, 2009). pihak untuk mengakses, mengelola dan
Menurut Mardiasmo (2002), laporan memberdayagunakan informasi secara cepat
keuangan pemerintah merupakan hak publik dan akurat untuk lebih mendorong
yang harus diberikan oleh pemerintah, baik terwujudnya pemerintahan yang bersih,
pusat maupun daerah. Hak publik atas transparan dan mampu menjawab tuntutan
informasi keuangan muncul sebagai perubahan secara efektif.
konsekuensi konsep pertanggungjawaban Agar informasi yang disampaikan
publik. Pertanggungjawaban publik dalam laporan keuangan pemerintah daerah
mensyaratkan organisasi publik untuk dapat memenuhi prinsip akuntabilitas, perlu
memberikan laporan keuangan sebagai bukti diselenggarakan Sistem Informasi Keuangan
pertanggungjawaban dan pengelolaan Daerah (SIKD). SIKD adalah sistem
(accountability dan sstewardship). informasi terbuka yang dapat diketahui,
Masyarakat sebagai pihak yang diakses dan diperoleh oleh masyarakat (UU
memberi kepercayaan kepada pemerintah No. 33 Tahun 2004). Ini berarti bahwa
untuk mengelola keuangan publik berhak pemerintah daerah harus membuka akses
untuk mendapatkan informasi keuangan kepada stakeholder secara luas atas laporan
pemerintah untuk melakukan evaluasi keuangan daerah melalui surat kabar,
terhadap pemerintah (Mardiasmo, 2002). internet atau cara lainnya (Permendagri No.
Oleh karena itu, pemerintah berkewajiban 13 Tahun 2006). Dengan demikian
untuk memberikan informasi keuangan yang pemerintah daerah harus memenuhi: 1)
akan digunakan untuk pengambilan Keterbukaan yaitu laporan keuangan yang
keputusan ekonomi, sosial, dan politik oleh dihasilkan pemerintah daerah dipublikasikan
pihak-pihak yang berkepentingan secara terbuak melalui media massa 2)
Akuntabilitas yang efektif tergantung Kemudahan yaitu pemerintah daerah harus
kepada akses publik terhadap laporan memberikan kemudahan kepada stakeholder
keuangan yang dapat dibaca dan dipahami. dalam memperoleh informasi tentang
Dalam demokrasi yang terbuka, akses ini laporan keuangan daerah 3) Accesible yaitu
diberikan oleh media, seperti surat kabar, masyarakat dapat mengakses laporan
majalah, radio, stasiun televisi, dan website

5
keuangan pemerintah daerah melalui peningkatan terwujudnya akuntabilitas
internet (website). pengelolaan keuangan daerah.

Pemakai Laporan Keuangan Hubungan aksesibilitas laporan keuangan


Serikat dagang sektor publik GASB dan akuntabilitas pengelolaan keuangan
(1999) dalam Mardiasmo (2002) daerah.
mengidentifikasi pemakai laporan keuangan Akuntabilitas yang efektif tergantung
pemerintah menjadi tiga kelompok besar, kepada akses publik terhadap laporan
yaitu: 1) Masyarakat 2) Legislatif dan Badan pertanggungjawaban maupun laporan
Pengawasan 3) Investor dan Kreditor. temuan yang dapat dibaca dan dipahami.
Dalam demokrasi yang terbuka, akses ini
Hubungan Antar Variabel diberikan oleh media seperti surat kabar,
majalah, radio, stasiun televisi, website
Hubungan penyajian laporan keuangan (internet), dan forum yang memberikan
dan akuntabilitas pengelolaan keuangan perhatian langsung atau peranan yang
daerah. mendorong akuntabilitas pemerintah
Akuntabilitas pengelolaan keuangan terhadap masyarakat (Shende dan Bennet
daerah merupakan pertanggungjawaban dalam Mulyana, 2006).
mengenai integritas keuangan, Pemerintah daerah harus
pengungkapan dan ketaatan terhadap memberikan kemudahan akses bagi para
peraturan perundang-undangan. Sasaran pengguna laporan keuangan. Apalah artinya
pertanggungjawaban ini adalah laporan menyajikan laporan keuangan dengan baik
keuangan dan peraturan perundang- tapi tidak memberikan kemudahan akses
undangan yang berlaku mencakup bagi para pengguna laporan keuangan, maka
penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran usaha untuk menciptakan akuntabilitas
uang oleh instansi pemerintah. pengelolaan keuangan daerah tidak akan
Penyajian laporan keuangan daerah berjalan dengan baik. Pemerintah daerah
merupakan faktor penting untuk harus mampu memberikan kemudahan akses
menciptakan akuntabilitas pengelolaan bagi para pengguna laporan keuangan, tidak
keuangan daerah. Pemerintah daerah harus hanya kepada lembaga legislatif dan badan
bisa menyusun laporan keuangan sesuai pengawasan tetapi juga kepada masyarakat
standar akuntansi yang diterima umum dan yang telah memberikan kepercayaan kepada
memenuhi karakteristik kualitatif laporan pemerintah daerah untuk mengelola dana
keuangan. Semakin baik penyajian laporan publik.
keuangan tentu akan semakin memperjelas Akuntabilitas dapat dipahami sebagai
pelaporan keuangan pemerintah daerah kewajiban pihak pemegang amanah (agent)
karena semua transaksi keuangan dilakukan untuk memberikan pertanggungjawaban,
sesuai dengan peraturan yang ada dan akan menyajikan, melaporkan dan
disajikan dengan lengkap dan jujur dalam mengungkapkan segala aktifitas dan
laporan keuangan pemerintah daerah. kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya
Penyajian informasi yang utuh dalam kepada pihak pemberi amanah (principal)
laporan keuangan akan menciptakan yang memiliki hak dan kewenangan untuk
transparansi dan nantinya akan mewujudkan meminta pertanggungjawaban tersebut
akuntabilitas (Nordiawan, 2010). Berarti (Mahsun, 2006). Untuk menciptakan
semakin baik penyajian laporan keuangan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah
pemerintah maka akan berimplikasi terhadap pemerintah daerah harus menyampaikan

6
laporan pertanggungjawaban berupa laporan 2) Penyajian Laporan Keuangan
keuangan kepada masyarakat secara terbuka (independent variabel) : penyajian
dengan mengembangkan sistim informasi informasi keuangan pemerintah
keuangan daerah. Berarti dengan daerah yang terdiri atas Laporan
memberikan kemudahan akses terhadap Realisasi Anggaran, Neraca,
laporan keuangan bagi para pengguna akan Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas
menciptakan akuntabilitas pengelolaan laporan Keuangan yang memenuhi
keuangan daerah yang lebih baik. karakteristik kualitatif laporan
keuangan.
Hipotesis Penelitian 3) Aksesibilitas Laporan Keuangan
H1 : Penyajian Laporan Keuangan (independent variabel) : kemudahan
berpengaruh signifikan berbagai pihak pengguna laporan
positif terhadap Akuntabilitas keuangan untuk mengetahui
Pengelaolaan Keuangan informasi keuangan daerah melalui
Daerah. media seperti surat kabar, majalah,
H2 : Aksesibilitas Laporan Keua- radio, stasiun televisi, dan website
ngan berpengaruh signifi- (internet).
kan positif terhadap
Akuntabilitas Pengelolaan Variabel penelitian ini diukur dengan
Keuangan Daerah. menggunakan skala likert dengan lima
alternatif jawaban dan masing-masing diberi
skor yaitu: Selalu (SL), Sering (SR),
METODE PENELITIAN Kadang-kadang (KK), Jarang (JR), Tidak
Pernah (TP). Uji Asumsi Klasik yang
Populasi dalam penelitian ini adalah digunakan dalam penelitian ini adalah uji
SKPD di lingkungan Pemerintah provinsi normalitas, uji multikolinearitas, dan uji
Sumatera Barat dengan responden Kepala heteroskedastisitas.
SKPD dan Kepala Bagian Keuangan SKPD. Metode yang digunakan untuk
Pemilihan sampel dengan metode total menganalisis data penelitian adalah :
sampling. Jumlah sampel penelitian adalah Koefisien Determinasi yang disesuaikan
sebanyak 92 orang. Data yang digunakan (adjusted R2).
dalam penelitian ini adalah data primer yang Analisis Regresi Berganda
diperoleh dengan menyebarkan kuesioner
Alat analisis regresi berganda
kepada responden penelitian.
digunakan untuk melihat pengaruh
beberapa variabel independen terhadap
Variabel penelitian yang digunakan adalah :
variabel dependen. Persamaan regresi
1) Akuntabilitas Pengelolaan
untuk menguji hipotesis tersebut
Keuangan Daerah (dependent
adalah sebagai berikut:
variabel) : proses pengelolaan
keuangan daerah mulai dari Y = a + b1X1 + b2X2 + e
perencanaan, pelaksanaan,
pelaporan, pertanggungjawaban, Dimana:
serta pengawasan yang benar-benar
dapat dilaporkan dan Y = Akuntabilitas Pengelo-
dipertanggungjawabkan kepada laan Keuangan Daerah
masyarakat dan DPRD. a = Konstanta

7
b 1,2 = Koefisien regresi dari HASIL ANALISIS DATA DAN
variabel independen PEMBAHASAN
X1 = Penyajian Laporan
Keuangan Uji Validitas dan Reliabilitas
X2 = Aksesibilitas Laporan
Untuk melihat validitas dari masing-
Keuangan
masing item kuesioner, digunakan
e = erorr term
Corrected Item-Total Colleration. Jika rhitung
> rtabel, maka data dikatakan valid, dimana
Uji F (F-Test) rtabel untuk N = 82, adalah 0,1829. Dari hasil
olahan data untuk yang dapat dilihat pada
Uji F dilakukan bertujuan untuk tabel 1 (lampiran), semua instrumen
menguji apakah hasil analisis regresi penelitian dinyatakan valid.
berganda modelnya sudah fix atau
belum dan untuk dapat mengetahui Untuk uji reliabilitas instrumen,
pengaruh antara variabel bebas dan semakin dekat koefisien keandalan dengan
variabel terikat secara keseluruhan atau 1,0 maka akan semakin baik. Secara umum,
secara simultan. Patokan yang keandalan kurang dari 0,60 dianggap buruk,
digunakan dalam pengujian ini adalah keandalan dalam kisaran 0,7 bisa diterima,
membandingkan nilai sig yang dan lebih dari 0,80 adalah baik. Dari hasil
diperoleh dengan derajat signifikansi olahan data yang dapat dilihat pada tabel 2
pada level  = 0,05. Apabila nilai sig (lampiran), semua instrumen nilainya berada
yang diperoleh lebih kecil dari derajat pada kisaran di atas 0,6, jadi semua
signifikansi maka model yang instrument penelitian dapat dikatakan
digunakan sudah fix. reliabel.

Uji Hipotesis (t-test) Uji Asumsi Klasik


Tingkat kepercayaan untuk pengujian
hipotesis adalah 95% atau (α) = 0,05  Uji normalitas
(5%). Dari tabel 3 (lampiran) terlihat bahwa
Dengan kriteria sebagai berikut: Jika hasil uji normalitas menyatakan nilai
tingkat signifikan < α 0,05 dan Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,630
koefisien regresi (β) positif maka dengan signifikan 0,822 dapat dinyatakan
hipotesis diterima yang berarti tersedia data yang digunakan dalam penelitian ini
cukup bukti untuk menolak H0 pada telah berdistribusi normal.
pengujian hipotesis 1 dan 2 atau dengan  Uji multikolinearitas
kata lain tersedia bukti untuk menerima Dari tabel 4 (lampiran) diperoleh nilai
H1 dan H2. Jika tingkat signifikan < α VIF untuk masing-masing variabel bebas
0,05 dan koefisien regresi (β) negatif kurang dari 10 dan tolerance value
maka hipotesis ditolak dan berarti tidak berada diatas 0,10. Hal ini menunjukkan
tersedia cukup bukti untuk menerima tidak adanya korelasi antara sesama
hipotesis. Jika tingkat signifikan > α variabel bebas dalam model regresi dan
0,05 dan koefisien regresi (β) positif disimpulkan tidak terdapat masalah
maka hipotesis ditolak yang berarti multikolinearitas diantara sesama
tidak tersedia cukup bukti untuk variabel bebas dalam model regresi yang
menerima hipotesis. dibentuk.

8
 Uji heteroskedastisitas e = Standar error
Berdasarkan tabel 5 (lampiran), dapat
dilihat tidak ada variabel yang signifikan Dari persamaan di atas dapat
dalam regresi dengan variabel AbsUt. dijelaskan bahwa:
Tingkat signifikansi > α 0,05, sehingga a. Nilai konstanta sebesar 18,380
dapat disimpulkan bahwa model regresi mengindikasikan bahwa jika
yang digunakan dalam penelitian ini variabel independen yaitu
terbebas dari heteroskedastisitas. penyajian laporan keuangan dan
aksesibilitas laporan keuangan
Uji Koefisien Determinasi (R2) adalah nol maka akuntabilitas
pengelolaan keuangan daerah
Koefisien Determinasi bertujuan adalah sebesar konstanta 18,380.
untuk melihat atau mengukur seberapa jauh b. Koefisien penyajian laporan
kemampuan model dalam menerangkan keuangan sebesar 0,263
variasi variabel dependen. Hasil pengukuran mengindikasikan bahwa setiap
koefisien determinasi dapat dilihat pada peningkatan penyajian laporan
tabel 6 (lampiran). keuangan satu satuan akan
Dari tampilan output SPSS model mengakibatkan peningkatan
summary pada tabel 6 di atas besarnya akuntabilitas pengelolaan
Adjusted R Square adalah 0,202. Hal ini keuangan daerah sebesar 0,263
mengindikasikan bahwa kontribusi variabel satuan dengan asumsi variabel
penyajian laporan keuangan dan lain konstan.
aksesibilitas laporan keuangan adalah c. Koefisien aksesibilitas laporan
sebesar 20,20%, sedangkan 79,80% lainnya keuangan sebesar 0,581
ditentukan oleh faktor lain diluar model mengindikasikan bahwa setiap
yang tidak terdeteksi dalam penelitian ini. peningkatan satu satuan
aksesibilitas laporan keuangan,
Koefisien Regresi maka akan mengakibatkan
peningkatan akuntabilitas
Hasil pengolahan data yang menjadi pengelolaan keuangan daerah
dasar dalam pembentukan model penelitian SKPD sebesar 0,581 dengan
ini ditunjukkan dalam tabel 7 (lampiran). asumsi variabel lain konstan.
Berdasarkan tabel 7 dapat dianalisis model
estimasi sebagai berikut: Uji F (F-Test)

Y = 18,380 + 0,263 X1 + 0,581 X2 + e Uji F dilakukan untuk menguji


apakah secara serentak variabel independen
Keterangan : mampu menjelaskan variabel dependen
secara baik atau untuk menguji apakah
Y = Akuntabilitas Pengelolaan model yang digunakan telah fix atau tidak.
Keuangan Daerah Hasil uji F dapat dilihat dalam tabel 8
a = Konstanta (lampiran).
X1 = Penyajian Laporan Dari hasil analisis data yang
Keuangan diperoleh mengenai penyajian laporan
X2 = Aksesibilitas Laporan keuangan dan aksesibilitas laporan keuangan
Keuangan terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan

9
daerah dapat dilakukan pengujian terhadap Hasil penelitian ini sejalan dengan
hipotesis yang diajukan. Dari hasil Mulyana (2006) yang menyatakan bahwa
pengujian juga dapat disimpulkan bahwa salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan
penyajian laporan keuangan dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah
aksesibilitas laporan keuangan secara adalah dengan penyajian laporan keuangan
bersama-sama atau secara simultan pemerintah daerah secara lengkap dan
berpengaruh signifikan terhadap disusun dengan mengikuti standar akuntansi
akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. pemerintahan. Hasil penelitian ini juga
mendukung hasil penelitian yang dilakukan
Pembahasan oleh Nasution (2009), yang meneliti tentang
pengaruh penyajian neraca SKPD dan
Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan aksesibilitas lapooran keuangan SKPD
terhadap Akuntabilitas Pengelolaan terhadap transparansi dan akuntabilitas
Keuangan Daerah pengelolaan keuangan SKPD. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa secara
Sebagai organisasi yang mengelola parsial penyajian neraca SKPD berpengaruh
dana masyarakat, organisasi sektor publik signifikan dan positif terhadap transparansi
harus mampu memberikan dan akuntabilitas pengelolaan keuangan
pertanggungjawaban publik melalui laporan SKPD.
keuangannya. Seperti yang dilakukan oleh Jadi dengan adanya penyajian
perusahaan-perusahaan komersial, informasi laporan keuangan yang baik, yang
berupa laporan keuangan seharusnya memenuhi karakteristik laporan keuangan
merupakan hasil dari sebuah proses dapat meningkatkan akuntabilitas
akuntansi. Penyajian informasi yang utuh pengelolaan keuangan daerah. Semakin baik
dalam laporan keuangan akan menciptakan penyajian laporan keuangan tentu akan
transparansi dan nantinya akan menciptakan memperjelas pelaporan keuangan
akuntabilitas (Nordiawan, 2010). pemerintah daerah karena semua transaksi
Penyajian laporan keuangan yang keuangan dilakukan sesuai dengan peraturan
baik adalah salah satu faktor untuk yang ada dan akan disajikan dengan lengkap
meningkatkan akuntabilitas pengelolaan dan jujur dalam laporan keuangan
keuangan daerah. Oleh sebab itu pemerintah pemerintah daerah. Dengan demikian
daerah harus bisa menyusun laporan diharapkan dapat mengurangi kelalaian dan
keuangan sesuai dengan standar akuntansi kecurangan dalam pengelolaan keuangan
pemerintahan yang diterima umum. Laporan daerah. Sehingga pengelolaan keuangan
keuangan yang wajib dibuat oleh pemerintah daerah dapat dipertanggjawabkan dengan
daerah adalah laporan realisasi anggaran, baik dan pada akhirnya dapat meningkatkan
neraca, laporan arus kas, dan catatan atas akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah.
laporan keuangan. Pengungkapan atas
laporan keuangan merupakan elemen Pengaruh Aksesibilitas Laporan
penting untuk menciptakan akuntabilitas Keuangan terhadap Akuntabilitas
pengelolaan keuangan daerah. Berarti Pengelolaan Keuangan Daerah
semakin baik penyajian laporan keuangan
pemerintah daerah maka akan berimplikasi Akuntabilitas dapat dipahami
terhadap peningkatan terwujudnya sebagai pihak pemegang amanah (agent)
akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. untuk memberikan pertanggungjawaban,
menyajikan, melaporkan dan

10
mengungkapkan segala aktivitas dan fungsi kontrol yang baik terhadap
kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya pertanggungjawaban penggunaan aset
kepada pihak pemberi amanah (principal) daerah maupun kontrol terhadap kebijakan-
yang memiliki hak dan kewenangan untuk kebijakan keuangan yang diambil
meminta pertanggungjawaban tersebut pemerintah, baik kontrol yang dilakukan
(Mahsun, 2006). Untuk menciptakan oleh badan pemeriksa, masyarakat maupun
akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah, investor. Dengan adanya kontrol yang baik
pemerintah daerah harus menyampaikan diharapkan dapat meningkatkan
laporan pertanggungjawaban berupa laporan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah.
keuangan kepada masyarakat dengan
mengembangkan sistem informasi keuangan
daerah. KESIMPULAN, KETERBATASAN,
Selain menyajikan laporan keuangan, DAN SARAN
hal lain yang perlu dilakukan pemerintah
daerah adalah memberikan kemudahan Kesimpulan
akses laporan keuangan bagi para pengguna
laporan keuangan. Alasannya adalah apalah Penelitian ini bertujuan untuk
artinya menyajikan laporan keuangan tapi melihat sejauh mana pengaruh penyajian
tidak memberikan kemudahan akses bagi laporan keuangan dan aksesibilitas laporan
pengguna laporan keuangan, maka usaha keuangan terhadap akuntabilitas pengelolaan
untuk menciptakan akuntabilitas keuangan daerah. Berdasarkan hasil temuan
pengelolaan keuangan daerah tidak akan penelitian dan pengujian hipotesis yang
berjalan maksimal. telah diajukan dapat disimpulkan bahwa:
Hasil penelitian ini sejalan dengan 1. Penyajian laporan keuangan
Mulyana (2006) yang meneliti tentang berpengaruh signifikan positif
pengaruh penyajian neraca daerah dan terhadap akuntabilitas pengelolaan
aksesibilitas laporan keuangan terhadap keuangan daerah.
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan 2. Aksesibilitas laporan keuangan
keuangan daerah. Penelitian ini memperoleh berpengaruh signifikan positif
hasil bahwa aksesibilitas laporan keuangan terhadap akuntabilitas pengelolaan
berpengaruh signifikan terhadap keuangan daerah.
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
keuangan daerah. Hasil penelitian ini juga Keterbatasan
mendukung hasil penelitian yang dilakukan
oleh Nasution (2009), yang meneliti tentang 1. Penelitian ini merupakan metode
pengaruh penyajian neraca SKPD dan survei menggunakan kuesioner
aksesibilitas laporan keuangan SKPD tanpa dilengkapi dengan
terhadap transparansi dan akuntabilitas wawancara atau pertanyaan lisan.
pengelolaan keuangan SKPD. Hasil 2. Penelitian ini masih terbatas pada
penelitian menunjukkan aksesibilitas pengaruh penyajian laporan
laporan keuangan berpengaruh signifikan keuangan dan aksesibilitas laporan
dan positif terhadap akuntabilitas keuangan terhadap akuntabilitas
pengelolaan keuangan SKPD. pengelolaan keuangan daerah.
Jadi dengan memberikan kemudahan
akses bagi para pengguna laporan keuangan
maka akan memungkinkan berjalannya

11
3. Penelitian ini hanya terbatas pada Domai, Tjahjanulin. 2002. Buku Ajar
SKPD yang ada di lingkungan Administrasi Keuangan Daerah.
Pemerintah Provinsi Sumatera Fakultas Ilmu Administrasi
Barat. Universitas Brawijaya.

Saran Halim, Abdul. 2002. Akuntansi Keuangan


Daerah. Yogyakarta: UPP AMP
Untuk penelitian selanjutnya dapat YKPN.
dilakukan perubahan variabel penelitian
..................., 2007. Akuntansi dan
untuk menemukan variabel-variabel lain
Pengendalian Pengelolaan
yang berpengaruh kuat terhadap
Keuangan Daerah. Yogyakarta: UPP
akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah.
STIM YKPN
Dalam mengumpulkan data dapat dilengkapi
dengan menggunakan pertanyaan lisan dan Henley, D. A, Likierman. J. Perrin, M.
tertulis, penggantian teknik pengambilan Svans, I. Lapsley, & J. Whiteoak.
sampel penelitian serta dilakukan perubahan 1992. Public Sector Accounting and
dalam pemilihan alternatif jawaban pada Financial Control Fourth Edition.
kuesioner penelitian. Selain itu juga dapat Chapman & Hall.
memperluas sampel dan lokasi
penelitiannya agar hasil penelitian nantinya LAN. 2000. Akuntabilitas dan Good
dapat digeneralisasi. Governance. Jakarta: Erlangga.

Mahsun, Mohammad. 2006. Pengukuran


DAFTAR PUSTAKA Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta:
BPFE.
Arikunto, Suharmi. 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik.
Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Bandariy, Himmah. 2011. Pengaruh
Mulyana, Budi. 2006. Pengaruh Penyajian
Penyajian Laporan Keuangan
Neraca Daerah dan Aksesibilitas
Daerah dan Aksesibilitas Laporan
Laporan Keuangan Terhadap
Keuangan Terhadap Penggunaan
Transparansi dan Akuntabilitas
Informasi Keuangan Daerah.
Pengelolaan Keuangan Daerah.
Skripsi. Universitas Diponegoro.
Jurnal Akuntansi Pemerintah.
Bastian, Indra. 2001. Akuntansi Sektor
Publik di Indonesia. Yogyakarta: Nasution, Saufi Iqbal. 2009. Pengaruh
BPFE Yogyakarta. Penyajian Neraca SKPD dan
Aksesibilitas Laporan Keuangan
....................., 2006. Akuntansi Sektor SKPD Terhadap Transparansi dan
Publik: Suatu Pengantar. Jakarta: Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan
Erlangga. SKPD di Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara. Skripsi. USU.
Diamond, Jack. 2002. Performance
Budgeting-Is Accrual Accounting Nordiawan, Deddi. 2010. Akuntansi Sektor
Required?. IMF Working Paper. Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Fiscal Affairs Department.
12
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
No. 58 Tahun 2005 Tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah.

............................................................ No. 24
Tahun 2005 Tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13
Tahun 2006 Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah

Rohman, Abdul. 2009. Pengaruh


Implementasi Sistem Akuntansi,
Pengelolaan Keuangan Daerah
Terhadap Fungsi Pengawasan dan
Kinerja Pemerintah daerah (Survey
Pada Pemda di Jawa Tengah),
Jurnal Akuntansi. Universitas
Sebelas Maret. Surakarta.

Sedarmayanti. 2004. Good Governance


(Kepemerintahan Yang Baik),
Bandung: Msandar Maju.

Shende, Suresh dan Tony Bennet. 2004.


Concept Paper 2: Transparency and
Accountability in Public Financial
Administration. UN DESA.

Situs Resmi Pemerintah Provinsi Sumatera


Barat. www.Sumbarprov.go.id

Yani, Ahmad. 2009. Hubungan Keuangan


Antara Pemerintah Pusat dan
Daerah di Indonesia. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.

13
Lampiran
KUESIONER

PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAN AKSESIBILITAS


LAPORAN KEUANGAN TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH

BAGIAN PENDAHULUAN
IDENTITAS RESPONDEN

Nama : …………………………………..

Umur : .................. Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan Laki-Laki

Nama SKPD : .......................................................

Jabatan : Kepala SKPD

Kabag Keuangan

Pendidikan Terakhir : SLTA D3 S1

S2 Lainnya

Masa Kerja : <5 Tahun 5-10 Tahun

>10 Tahun

BAGIAN ISI

Petunjuk : Mohon Bapak/Ibu memberikan tanda cek list (√) pada salah satu
pilihan jawaban sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu mengenai pernyataan
yang diberikan.
Pilihan jawaban : SS : Sangat Setuju
S : Setuju
RR : Ragu-Ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju

14
AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

No. PERNYATAAN SS S RR TS STS

1 APBD disusun dengan pendekatan kinerja

2 Pemerintah menyampaikan rancangan APBD kepada


DPRD untuk mendapatkan persetujuan

3 Jika ada perubahan, APBD ditetapkan paling lambat 3


bulan sebelum tahun anggaran tertentu berakhir

4 Pendapatan daerah disetor sepenuhnya tepat pada


waktunya ke kas daerah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku

5 Pelaporan keuangan daerah dibuat dalam bentuk


laporan keuangan

6 Laporan keuangan SKPD di review oleh inspektorat


sebelum diserahkan kepada BPK

7 Laporan keuangan SKPD disampaikan kepada BPK


untuk dilakukan pemeriksaan

8 Dilakukannya financial audit terhadap laporan


keuangan daerah

15
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

No. PERNYATAAN SS S RR TS STS

1 SKPD mampu menyusun laporan keuangan secara


lengkap (Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan
Arus Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan).

2 SKPD mampu menyelesaikan laporan keuangan


(Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus
Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan) tepat waktu.

3 Informasi yang dihasilkan dari laporan keuangan SKPD


telah manggambarkan dengan jujur transaksi yang
seharusnya disajikan dalam laporan keuangan.

4 Apabila dilakukan pengujian terhadap laporan keuangan


lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap
menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh.

5 Informasi yang termuat dalam laporan keuangan dapat


dibandingkan dengan laporan keuangan periode
sebelumnya.

6 Laporan keuangan yang disusun oleh SKPD telah dapat


dijadikan sebagai tolak ukur dalam penyusunan
anggaran tahun berikutnya.

7 Informasi yang dihasilkan dari laporan keuangan SKPD


bebas dari kesalahan yang bersifat material.

8 Informasi yang dihasilkan dalam laporan keuangan


SKPD memenuhi kebutuhan para pengguna laporan
keuangan.

16
AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN

No. PERNYATAAN SS S RR TS STS

1 Laporan keuangan daerah dipublikasikan secara terbuka


melalui media massa.

2 Memberikan kemudahan kepada para pengguna laporan


keuangan dalam memperoleh informasi tentang laporan
keuangan daerah.

3 Masyarakat dapat mengakses laporan keuangan daerah


melalui internet (website)

BAGIAN PENUTUP

Atas bantuan Bapak/Ibu mengisi kuesioner ini, saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya,

Peggy Sande
00378/2008

17
Uji Validitas
Tabel 1
Nilai Corrected Item-Total Correlation terkecil
Nilai Corrected Item-Total
Instrumen Variabel
Correlation terkecil
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah (Y) 0,388
Penyajian laporan Keuangan (X1) 0,348
Aksesibilitas Laporan Keuangan (X2) 0,482
Sumber: Pengolahan data 18tatistic SPSS versi 15 (2012)

Uji Reliabilitas
Tabel 2
Nilai Cronbach’s Alpha
Nilai Cronbach’s
Instrumen Variabel
Alpha
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah (Y) 0,835
Penyajian Laporan Keuangan (X1) 0,868
Aksesibilitas Laporan Keuangan (X2) 0,747
Sumber: Pengolahan data statistik SPSS versi 15 (2012)

Uji Normalitas
Tabel 3
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize
d Residual
N 82
Mean ,0000000
Normal Parameters(a,b)
Std. Deviation 2,77663723
Most Extreme Absolute ,070
Differences Positive ,061
Negative -,070
Kolmogorov-Smirnov Z ,630
Asymp. Sig. (2-tailed) ,822
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Sumber: Pengolahan data statistik SPSS versi 15 (2012)

18
Uji Multikolinearitas
Tabel 4
Uji Multikolinearitas

Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 X1 ,992 1,008
X2 ,992 1,008
a Dependent Variable: Y
Sumber: Pengolahan data statistik SPSS versi 15 (2012)

Uji Heteroskedastisitas
Tabel 5
Coefficients(a)

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients T Sig.

Model B Std. Error Beta B Std. Error


1 (Constant) 1,226 2,204 ,556 ,580
X1 ,004 ,037 ,013 ,119 ,906
X2 ,069 ,147 ,053 ,468 ,641
a Dependent Variable: AbsUt
Sumber: Pengolahan data statistik SPSS versi 15 (2012)

Uji Koefisien Determinasi


Tabel 6
Model Summary

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square Square the Estimate
1 ,471(a) ,222 ,202 2,812
a Predictors: (Constant), X2, X1
Sumber: Pengolahan data statistik SPSS versi 15 (2012)

19
Uji Analisis Regresi Berganda
Tabel 7
Coefficients(a)

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients t Sig.

Model B Std. Error Beta B Std. Error


1 (Constant) 18,380 3,893 4,721 ,000
X1 ,263 ,066 ,396 3,975 ,000
X2 ,581 ,260 ,223 2,234 ,028
a Dependent Variable: Y
Sumber: Pengolahan data statistik SPSS versi 15 (2012)

Uji F Statistik
Tabel 8
ANOVA(b)
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 178,062 2 89,031 11,263 ,000(a)
Residual 624,487 79 7,905
Total 802,549 81
a Predictors: (Constant), X2, X1
b Dependent Variable: Y
Sumber: Pengolahan data statistik SPSS versi 15 (2012)

20

You might also like