Professional Documents
Culture Documents
Erna Suparman
Abstract: Toxoplasmosis in pregnancy causes the Toxoplasma gondii infection in the fetus
via the uteroplacental route. There is a very significant positive correlation between the
isolation of Toxoplasma from placental tissues and neonatal infection. Laboratory tests
commonly performed are anti-Toxoplasma IgG and IgM, and anti-Toxoplasma IgG avidity.
Examination should be done in women who are suspected of being infected of Toxoplasma
gondii before or during pregnancy, as well as in newborns of mothers infected with
Toxoplasma gondii. Food and Drug Administration (FDA) recommends interpreting the
results of an anti-Toxoplasma IgM serology test carefully. Doctors can not confirm the
diagnosis based solely on one type of toxoplasmosis test. The use of spiramycin during
pregnancy causes a decrease in the frequency of vertical transmission. Spiramycin is given to
women who are suspected of having acute Toxoplasma infection in the first trimester or in the
early second trimester until labor. Spiramycin should not be used as a monotherapy in
suspected cases of fetal infection. In pregnant women who have a high likelihood of infection
of Toxoplasma gondii or in cases of fetal infection, treatment with spiramycin should include
pyrimethamine, sulfadiazine, and folic acid after 18 weeks of gestation.
Key words: Toxoplasmosis, pregnancy, fetal infection.
13
14 Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 1, Maret 2012, hal. 13-19
sering tertinggi di wilayah dunia yang ber- berat. Pada toksoplasmosis yang terjadi di
iklim panas, lembab, dan dataran rendah.1 bulan-bulan terakhir kehamilan, parasit ter-
Toksoplasmosis biasanya tanpa gejala sebut umumnya akan ditularkan ke fetus
pada wanita hamil, tetapi dapat menimbul- tetapi infeksi sering subklinis pada saat
kan dampak yang parah pada janin. Infeksi lahir.5
ditransmisikan ke janin pada sekitar 40 % Pada ibu hamil yang mengalami in-
kasus. Risiko penularan meningkat seiring feksi primer, mula-mula akan terjadi pa-
dengan meningkatnya usia kehamilan. rasitemia, kemudian darah ibu yang masuk
Infeksi kongenital dengan toksoplasmosis ke dalam plasenta akan menginfeksi pla-
dapat menyebabkan gejala sisa yang serius, senta (plasentitis). Infeksi parasit dapat
seperti kebutaan, keterbelakangan mental, ditularkan ke janin secara vertikal. Takizoit
defisit neurologik, dan tuli. Pencegahan yang terlepas akan berproliferasi dan
morbiditas dari toksoplasmosis tergantung menghasilkan fokus-fokus nekrotik yang
pada pencegahan infeksi pada wanita ha- menyebabkan nekrosis plasenta dan jaring-
mil, serta pengenalan dini dan pengobatan an sekitarnya, sehingga membahayakan ja-
agresif infeksi pada ibu.2 nin dimana dapat terjadi ekspulsi ke-
hamilan atau aborsi.5
PATOFISIOLOGI
Toksoplasmosis merupakan infeksi GEJALA KLINIK
protozoa yang disebabkan oleh Toxoplasma Toksoplasmosis akuisita biasanya ber-
gondii dengan hospes definitif kucing dan sifat asimtomatik. Bila seorang ibu hamil
hospes perantara manusia. Manusia dapat mendapat infeksi primer, kemungkinan
terinfeksi parasit ini bila memakan daging 50% bayi yang dilahirkan menderita tok-
yang kurang matang atau sayuran mentah soplasmosis kongenital, yang umumnya ha-
yang mengandung ookista atau pada anak- nya bermanifestasi sebagai limfadenopati
anak yang suka bermain di tanah, serta ibu asimtomatik pada kelenjar getah bening
yang gemar berkebun dimana tangannya leher bagian belakang, dapat menyebar atau
tertempel ookista yang berasal dari tanah.3 terlokalisasi pada satu nodul di area ter-
Perkembangan parasit dalam usus ku- tentu. Tanda dan gejala yang sering timbul
cing menghasilkan ookista yang dikeluar- pad ibu hamil ialah demam, sakit kepala,
kan bersama tinja. Ookista menjadi matang dan kelelahan. Beberapa pasien menunjuk-
dan infektif dalam waktu 3-5 hari di tanah. kan tanda mononucleosis like syndrome se-
Ookista yang matang dapat hidup setahun perti demam, ruam makulopapular (Blue-
di dalam tanah yang lembab dan panas, berry muffin) yang mirip dengan kelainan
yang tidak terkena sinar matahari secara kulit pada demam tifoid.6
langsung. Ookista yang matang bila ter- Pada janin, transmisi toksoplasmosis
telan tikus, burung, babi, kambing, atau kongenital terjadi bila infeksi T. gondii
manusia yang merupakan hospes perantara, didapat selama masa gestasi.7 Terdapat ko-
dapat menyebabkan terjadinya infeksi.3 relasi positif yang sangat bermakna antara
Toksoplasmosis dikelompokkan men- isolasi toksoplasma dari jaringan plasenta
jadi toksoplasmosis akuisita (dapatan) dan dan infeksi neonatus. Korelasi ini merupa-
toksoplasmosis kongenital yang sebagian kan hasil penelitian otopsi toksoplasmosis
besar gejalanya asimtomatik. Keduanya kongenital dan mengindikasikan bahwa
bersifat akut kemudian menjadi kronik atau infeksi tersebut didapat melalui sirkulasi
laten. Gejala yang nampak sering tidak spe- uteroplasenta.8 Sekitar setengah dari wanita
sifik dan sulit dibedakan dengan penyakit yang terinfeksi toksoplasmosis dapat menu-
lainnnya.4 Pada ibu hamil yang terinfeksi di larkan infeksi melintasi plasenta ke janin in
awal kehamilan, transmisi ke fetus umum- utero. Transmisi penyakit ke janin lebih
nya jarang, tetapi bila terjadi infeksi, u- jarang terjadi pada awal kehamilan, namun
mumnya penyakit yang didapat akan lebih infeksi pada awal kehamilan ini dapat
Suparman, Toksoplasmosis dalam Kehamilan 15
menyebabkan gejala yang lebih parah pada atau IgM spesifik dengan titer
janin, meskipun ibunya tidak merasakan tinggi (biasanya disertai juga hasil
tanda dan gejala infeksi toksoplasma.1,9 positif uji Sabin-Feldman), yang
Terdapat trias klasik pada toksoplasmosis menunjukkan bahwa ibu hamil de-
kongenital berat, yaitu: hidrosefalus, korio- ngan seropositif mengalami reinfeksi.
retinitis, dan kalsifikasi intrakranial. Pada Keadaan ini sering juga disebut ke-
bayi baru lahir yang bergejala, salah satu hamilan dengan toksoplasmosis eksa-
atau keseluruhan tanda dari trias klasik serbasi akut.
mungkin timbul, disertai gejala infeksi lain- 3. Kehamilan dengan seronegatif, yaitu
nya meliputi hepatosplenomegali, ikterus, darah ibu tidak mengandung anti-
trombositopenia, limfadenopati, dan kelain- bodi spesifik. Dalam hal ini ibu ha-
an susunan saraf pusat.5,10 mil dianjurkan untuk mengulangi
Lesi pada mata merupakan salah satu uji serologik (cukup lateks aglutina-
manifestasi yang paling sering pada tokso- si) tiap trimester.
plasmosis kongenital. Gambaran lesi tokso- 4. Kehamilan dengan serokonversi,
plasmosis okular ialah adanya fokus ne- yaitu adanya perubahan dari sero-
krosis pada retina. Pada fase akut, lesi ini negatif menjadi seropositif selama
timbul sebagai bercak putih kekuningan di kehamilan. Penderita memiliki risi-
fundus dan biasanya berhubungan dengan ko tinggi transmisi vertikal dari
ruam pada vitreus. Gejala yang timbul pa- maternal ke janin serta mengaki-
da infeksi mata antara lain penglihatan batkan toksoplasmosis kongenital.
kabur, fotofobia, nistagmus, strabis- Hal ini merupakan indikasi pengobatan
mus epifora, dan katarak.6 antiparasit selama kehamilan.
Manifestasi neurologik pada anak me-
nunjukkan gejala-gejala neurologik terma-
Remington (1974) menetapkan kriteria
suk kalsifikasi intrakranial, hidrosefalus,
toksoplasmosis akuta sebagai berikut: lim-
epilepsi, retardasi mental, dan mikrosefa-
fadenopati pada daerah tertentu (me-
lus. Fungsi intelektual anak yang terinfeksi
rupakan ciri toksoplasmosis akuta), uji
juga mengalami penurunan.6
warna Sabin-Feldman dengan titer tinggi (≥
Sekuele yang didapatkan pada bayi
300 IU), dan adanya IgM positif.11
baru lahir dapat dikategorikan atas sekuele Pemeriksaan laboratorium yang lazim
ringan dan berat. Pada sekuele ringan, di- dilakukan ialah IgG dan IgM anti-
temukan sikatriks korioretinal tanpa gang- toksoplasma, serta aviditas anti-tokso-
guan visus atau adanya kalsifikasi serebral plasma IgG. Pemeriksaan tersebut perlu
tanpa diikuti kelainan neurologik. Pada se- dilakukan pada yang diduga terinfeksi T.
kuele berat, terjadi kematian janin intra- gondii, ibu-ibu sebelum atau selama masa
uterin atau neonatal, adanya sikatriks korio- kehamilan (bila hasil negatif perlu diulang
retinal dengan gangguan visus berat atau sebulan sekali, khususnya pada trimester
kelainan neurologik.6 pertama kehamilan, dan selanjutnya tiap
trimester), serta pada bayi baru lahir dari
DIAGNOSIS ibu yang terinfeksi T. gondii.12
Food and Drug Administration (FDA)
Diagnosis toksoplasmosis pada ke- merekomendasikan para dokter dan tenaga
hamilan ditegakkan berdasarkan, an- medis untuk menginterpretasikan hasil tes
tara lain: 6 serologi IgM anti-toksoplasma dengan
1. Kehamilan dengan imun seropositif, cermat. Para dokter tidak boleh menegak-
yaitu ditemukan adanya antibodi IgG kan diagnosis toksplasmosis hanya ber-
anti- toksoplasma dengan titer 1/20 – dasarkan satu jenis pemeriksaan, karena
1/1000 pada beberapa tes dapat terjadi hasil positif
2. Kehamilan dengan antibodi IgG palsu. Apabila dicurigai seorang ibu hamil
16 Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 1, Maret 2012, hal. 13-19
mengalami infeksi akut, darah pasien harus 3. Pemeriksaan PCR untuk identifikasi
diperiksa kembali untuk IgM dan IgG DNA T. gondii pada darah janin atau
spesifik anti-toksoplasma. Keputusan pe- cairan ketuban
milihan terapi atau intervensi tindakan me- 4. Pemeriksaan ELISA pada darah janin
dis untuk terminasi kehamilan harus ber- untuk mendeteksi antibodi IgM spesitik
dasarkan evaluasi klinis dan test tambahan 5. Petanda nonspesifik darah fetus yang
yang dilakukan di laboratorium referensi.12 terinfeksi seperti hitung trombosit,
hitung eritrosit, fetal IgM, eosinofil,
Diagnosis prenatal dan enzim-enzim hati
Dengan menyadari besarnya dampak
Diagnosis toksoplasmosis kongenital
toksoplasmosis kongenital pada janin, bayi,
ditegakkan dengan adanya IgM dan IgA
dan anak-anak, serta kebutuhan akan kon-
spesifik dari darah janin, ditemukannya
firmasi infeksi janin prenatal pada ibu
parasit dari hasil kultur atau inokulasi
hamil, maka para klinisi/ahli kebidanan
pada tikus, dan adanya DNA T. gondii
memperkenalkan metode baru yang meru-
pada pemeriksaan PCR darah janin atau
pakan koreksi atas konsep dasar peng-
cairan ketuban.6
obatan toksoplasmosis kongenital yang
lampau. Diagnosis prenatal umumnya di-
lakukan pada usia kehamilan 14-27 minggu PENGOBATAN
(trimester II) dan dapat ditegakkan melalui
pemeriksaan-pemeriksaan di bawah ini:5,6 Pengobatan pada ibu hamil
1. Kordosintesis, yaitu pengambilan sam- Pengobatan dengan spiramisin
pel darah janin melalui tali pusat (1,5-3 Spiramisin merupakan antibiotik ma-
ml) atau amniosentesis (aspirasi cairan krolid paling aktif terhadap toksoplasmosis
ketuban 15-20 ml) dengan tuntunan di bandingkan dengan antibiotika lainnya,
ultrasonografi dengan mekanisme kerja yang serupa de-
2. Biakan darah janin atau cairan ketuban ngan klindamisin. Spiramisin menghambat
dalam kultur fibroblas, atau diino- pergerakan mRNA pada bakteri/parasit
kulasikan ke rongga peritoneum tikus, dengan cara menghambat 50s ribosom,
diikuti isolasi parasit, yang ditujukan sehingga sintesis protein bakteri/parasit
untuk mendeteksi adanya parasit akan terhambat dan kemudian mati.12