KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT
GEDUNG KARYA Teun 021) ssa, Fax: 21) 3507202, 806128
GOREAEEKA PARATNOG Sores ssotes, Scoot, oases soeei70
Simei access’ | emot__: dapmubdntophingoat
JAKARTA 10110 Fame Page :niptubeat ephu go
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERHUBUNGAN DARAT
NOMOR : SK.5514/UM.303/DRJD/2018,
TENTANG
PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN TEKNIS BERUPA MOBIL BUS.
KEPADA PEMERINTAH DAERAH DAN/ATAU LEMBAGA PENDIDIKAN
Menimbang
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT,
a. bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan angkutan
orang bagi pelajar dan mahasiswa, Pemerintah
bertanggungjawab dalam penyediaan angkutan orang
yang selamat, aman, dan nyaman kepada Pemerintah
Daerah dan/atau lembaga pendidikan melalui
mekanisme pemberian Bantuan Teknis berupa Mobil
Bus;
b. bahwa untuk memberikan kepastian hukum terhadap
pelaksanaan pemberian Bantuan Teknis berupa Mobil
Bus sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu
disusun pedoman pemberian Bantuan Teknis berupa
Mobil Bus kepada Pemerintah Daerah dan/atau
lembaga pendidikan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan —_sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat
tentang Pedoman Pemberian Bantuan Teknis Berupa
Mobil Bus Kepada Pemerintah Daerah dan/atau
Lembaga Pendidikan;Mengingat
. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5025);
. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah kedua dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 tentang
Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 260, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5594);
. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5533);
. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang
Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 75);
. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 35 Tahun
2008 tentang Penyelenggaran Angkutan Orang di Jalan
dengan Kendaraan Umum;
. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 189 Tahun
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja KementerianMenetapkan
Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 1844) sebagaimana telah diubah beberapa
kali dan terakhir dengan Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 56 Tahun 2018 tentang
Perubahan Keempat atas Peraturan —Menteri
Perhubungan Nomor PM 189 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor
814);
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111 Tahun 2016
tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemindahtanganan
Barang Milik Negara (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 1018);
MEMUTUSKAN :
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN
DARAT TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN
TEKNIS BERUPA MOBIL BUS KEPADA PEMERINTAH
DAERAH DAN/ATAU LEMBAGA PENDIDIKAN.
BABI
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal ini yang dimaksud
dengan :
1. Bantuan ‘Teknis adalah bantuan fisik kepada
pemerintah daerah dan/atau lembaga pendidikan yang
diberikan untuk mendukung peningkatan kinerja
pelayanan angkutan sekolah.2. Angkutan adalah perpindahan orang dan/atau barang
dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan
kendaraan di ruang lalu lintas jalan.
3. Mobil Bus adalah kendaraan bermotor angkutan orang
yang memiliki tempat duduk lebih dari 8 (delapan)
orang, termasuk untuk pengemudi atau beratnya lebih
dari 3.500 (tiga ribu lima ratus) kilogram yang
digunakan untuk mengangkut siswa sekolah.
4. Pemerintah Pusat, yang selanjutnya —_disebut
Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang
memegang kekuasaan pemerintah negara Republik
Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan
menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
5. Pemerintah Daerah adalah Gubernur,
Bupati/Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintah daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintah yang menjadi
kewenangan daerah otonom.
6. Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab di
bidang sarana dan prasarana Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan.
7. Direktur Jenderal adalah Direktur_ Jenderal
Perhubungan Darat.
8. Direktorat adalah Direktorat yang membidangi
Angkutan Jalan.
Pasal 2
(1) Peraturan Direktur Jenderal ini dimaksudkan sebagai
pedoman pemberian Bantuan Teknis — berupa
penyediaan Mobil Bus kepada Pemerintah Daerah
dan/atau lembaga pendidikan.(2) Pemberian Bantuan Teknis berupa penyediaan Mobil
Bus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan
untuk:
a.menjamin ketersediaan pelayanan Angkutan bagi
pelajar dan/atau mahasiswa; dan
b.membantu kelancaran pelayanan Angkutan bagi
pelajar dan/atau mahasiswa.
Pasal 3
Ruang lingkup pengaturan dalam Peraturan Direktur
Jenderal ini, meliputi :
a. jenis Bantuan Teknis;
b. penerima Bantuan Teknis;
c. mekanisme pemberian Bantuan Teknis; dan
d. pengadaan dan penyerahan Bantuan Teknis.
BAB I
JENIS BANTUAN TEKNIS
Pasal 4
Dalam rangka memenuhi kebutuhan Angkutan orang
kepada Pemerintah Daerah dan/atau lembaga pendidikan,
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat dapat memberikan
Bantuan Teknis berupa Mobil Bus kepada Pemerintah
Daerah dan/atau lembaga pendidikan.
Pasal 5
Bantuan Teknis berupa Mobil Bus sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 terdiri atas:
a. Mobil Bus kecil;
b. Mobil Bus sedang; atau
c. Mobil Bus besar.Pasal 6
Bantuan Teknis berupa Mobil Bus kecil sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 huruf a harus memenuhi kriteria:
a, Jumlah Berat yang Diperbolehkan (JBB) lebih dari 3.500
(tiga ribu lima ratus) sampai dengan 5.000 (lima ribu)
kilogram;
b.ukuran panjang keseluruhan tidak melebihi ukuran
landasan dan tidak lebih dari 6.000 (enam ribu)
milimeter; dan
c.ukuran lebar keseluruhan tidak melebihi ukuran
landasan dan tidak melebihi 2.100 (dua ribu seratus)
milimeter serta tinggi kendaraan tidak lebih dari 1,7
(satu koma tujuh) kali lebar kendaraannya.
Pasal 7
Bantuan Teknis berupa Mobil Bus sedang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 huruf b harus memenuhi kriteria:
a. Jumlah Berat yang Diperbolehkan (JBB) lebih dari 5.000
(lima ribu) sampai dengan 8.000 (delapan ribu) kilogram;
b.ukuran panjang keseluruhan tidak melebihi ukuran
landasan dan panjang keseluruhan tidak melebihi 9.000
(sembilan ribu) milimeter; dan
c.ukuran lebar keseluruhan tidak melebihi ukuran
landasan dan tidak melebihi 2.100 (dua ribu seratus)
milimeter serta tinggi kendaraan tidak lebih dari 1,7
(satu koma tujuh) kali lebar kendaraannya.Pasal 8
Bantuan Teknis berupa Mobil Bus besar sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 huruf c harus memenuhi kriteria:
a. Jumlah Berat yang Diperbolehkan (JBB) lebih dari 8.000
(delapan ribu) sampai dengan 16.000 (enam belas ribu)
kilogram;
b.ukuran panjang keseluruhan tidak melebihi ukuran
landasan dan ukuran panjang keseluruhan kendaraan
bermotor lebih dari 9.000 (sembilan ribu) milimeter
sampai dengan 12.000 (dua belas ribu) milimeter; dan
c.ukuran lebar keseluruhan tidak melebihi ukuran
landasan dan ukuran lebar keseluruhan tidak melebihi
2.500 (dua ribu lima ratus) milimeter serta tinggi
kendaraan tidak lebih dari 4.200 (empat ribu dua ratus)
milimeter dan tidak lebih dari 1,7 (satu koma tujuh) kali
lebar kendaraannya.
BAB Il
PENERIMA BANTUAN TEKNIS
Bagian Kesatu
Kriteria Penerima Bantuan teknis
Pasal 9
Bantuan Teknis berupa Mobil Bus sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 diberikan kepada Pemerintah Daerah
dan/atau lembaga pendidikan yang memenuhi kriteria
sebagai berikut:
a. bersifat non komersial;
b.memiliki kebutuhan pelayanan transportasi darat dan
tidak mampu menyediakan sarana Angkutan orang
berupa Mobil Bus yang selamat, aman, dan nyaman;¢. memiliki perencanaan pelayanan Angkutan bagi pelajar
dan/atau mahasiswa;
d.memiliki kajian manfaat Bantuan Teknis berupa Mobil
Bus yang ditandatangani oleh kepala dinas yang
membidangi sarana dan prasarana lalu lintas dan
angkutan jalan atau pimpinan lembaga; dan
¢, memiliki kemampuan keuangan dalam operasional dan
perawatan.
Bagian Kedua
Kewajiban Penerima Bantuan Teknis
Pasal 10
(1) Pemerintah Daerah dan/atau lembaga pendidikan
selaku penerima Bantuan ‘Teknis sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 wajib:
a, memberikan komitmen dan kesanggupan;
b. melakukan pengurusan surat-surat kendaraan
bermotor dan melakukan pengujian kendaraan
bermotor sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan atas biaya sendiri;
c. mengoperasikan Mobil Bus sebagai Angkutan
sekolah paling lambat 3 (tiga) bulan setelah
penandatanganan berita acara serah terima
operasional sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
d. mengoperasikan Mobil Bus sebagai Angkutan
sekolah sesuai dengan standar pelayanan minimal
yang ditetapkan;
e, melakukan pemeliharaan dan perawatan Mobil
Bus secara layak dan benar;f, melaporkan pelaksanaan pemanfaatan Bantuan
Teknis setiap 3 (tiga) bulan sekali selama 2 (dua)
tahun kepada Direktur Jenderal; dan
g. mengajukan permohonan penetapan status aset
atas Mobil Bus yang telah diterima paling lambat
1 (satu) bulan setelah penandatanganan berita
acara serah terima operasional yang dilaksanakan
dengan menyampaikan _persyaratan yang
diperlukan untuk proses hibah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Penyampaian komitmen dan —_—kesanggupan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
dicantumkan dalam Surat Kesanggupan yang
ditandatangani oleh kepala daerah atau pimpinan
lembaga.
(3) Bentuk dan format Surat Kesanggupan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tercantum pada Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Direktur Jenderal ini.
BAB IV
MEKANISME PEMBERIAN BANTUAN TEKNIS
Pasal 11
(1) Bantuan Teknis berupa Mobil Bus sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 dilakukan melalui
mekanisme Pemerintah Daerah dan/atau Lembaga
Pendidikan menyampaikan surat permohonan
Bantuan Teknis yang dilengkapi dengan proposal
permohonan kepada Direktur Jenderal.(2) Proposal permohonan Bantuan Teknis sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) memuat kajian teknis
kebutuhan dan/atau dokumen perencanaan.
Pasal 12
(1) Berdasarkan surat permohonan _sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11, Direktur Jenderal
melakukan evaluasi terhadap permohonan setelah
diterima secara lengkap.
(2) Berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Direktur Jenderal mengajukan
penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran kegiatan
dengan memperhatikan sinergitas arah kebijakan dan
program Pemerintah serta ketersediaan anggaran.
BABV
PENGADAAN DAN PENYERAHAN BANTUAN TEKNIS
Pasal 13
(1) Pelaksanaan Bantuan Teknis berupa Mobil Bus
kepada Pemerintah Daerah dan/atau lembaga
pendidikan dilaksanakan oleh Direktorat berdasarkan
Rencana Kerja dan Anggaran Direktorat Jenderal.
(2) Hasil pelaksanaan pengadaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diserahkan kepada Pemerintah Daerah
dan/atau lembaga pendidikan dalam waktu paling
lama 6 (enam) bulan setelah serah terima hasil
pekerjaan dari Direktur kepada Direktur Jenderal.
Pasal 14
Hasil pelaksanaan Bantuan Teknis sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 diserahkan kepada PemerintahDaerah dan/atau lembaga pendidikan melalui hibah
sesuai dengan ketentuan peraturan _ perundang-
undangan.
Pasal 15
Dalam pengoperasian Bantuan Teknis berupa Mobil Bus,
Pemerintah Daerah dan/atau lembaga pendidikan dapat
bekerja sama dengan pihak ketiga.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 16
Direktur yang membidangi Angkutan jalan melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Direktur
Jenderal ini.
Pasal 17
Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan.
Dikeluarkan di Jakarta
pada tanggal 27 September 2018
DIREKTUR JENDERAL
PERHUBUNGAN DARAT,
ttd.
Drs. BUDI SETIYADI, S.H., M.Si.
Salinan sesuai dengan aslinya NRP. 6205 0784
Kepala Bagian Hy
Penat d Tc. 1 (1/4)
NIP, 19820414 200502 1 001LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN
DARAT
NOMOR SK.5514/UM.303/DRID/2018
TTENTANG PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN TEKNIS
BERUPA MOBIL BUS KEPADA PEMERINTAH DAERAH
DAN/ATAU LEMBAGA PENDIDIKAN
FORMAT SURAT PERNYATAAN KOMITMEN DAN KESANGGUPAN
KOP SURAT INSTANSI
.T IGGUPAN
Nomor
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama :
Jabatan/Instansi
Alamat
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama ...... (Pemerintah Daerah/Lembaga
Pendidikan) dengan ini menyatakan komitmen dan kesanggupan untuk melaksanakan
semua kewajiban yaitu:
1. sanggup menerima asct dan memelihara secara berkesinambungan melalui penganggaran
dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja; dan
2, sanggup memberikan laporan secara periodik terhadap operasional bantuan teknis yang
diberikan.
Demilian Surat Kesanggupan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan penuh rasa
tanggungjawab.
‘Apabila dikemudian hari tidak mematuhi ketentuan yang telah ditetapkan, kami bersedia
Untuk dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
tanggal. seseseenseesnes20.
Kepala Daerah/Pimpinan Lembaga Pendidikan
stempel/tandatangan
materai Rp. 6000,-
(nama lengkap)
DIREKTUR JENDERAL
PERHUBUNGAN DARAT,
ttd.
Drs. BUDI SETIYADI, S.
Salinan sesuai dengan aslinya NRP. 6205 0784
jan Hukum dan
NIP, 19820414 200502 1 001