You are on page 1of 18
ae ea ee a 38] Badan Penerhit Universitas Diponegero ll — of bead in years xt Matket experience of the head in years AGE EXP EXP AGE~ BD 5 MONTHS — The numbers of months during which the head Worked. RACE The race of the head, coded { for whires and 2 for blacks REG The region of residence, eaded 1 for Northeast, 2 for Northcentral, 3 for South, and 4 for West EARNS The wage and salary eaminys of the head expressed in thousand of Dollars. INCOME The total income of the family members.expressed in thousand of dollars: WEALTH The wealth of the family on December 31, 1962. im thousand of dollars: SAVING The saving (flow) of the family, in thousand ofdoltars, iD The observation number, repeated as a variable for B ., conyenience: Jenis data kedua yang akan digunakan dalam buku ini adalah data rut waktu permintaan vang dari tahun 1984 sampai tahun 1997 ra kuartalan (Firmansyah, 2000) tersimpan pada file timeseri-xls gan variabel pengamatan sebagai berikut: Juralah Uang Kartal sil. + Pendapaam nasignal rill. kat sk bungs dalam neger Ting! it Sul ane porintah Fi File/Open/Daia ss menu Analyce kemudan pilib rive as Deseriptives. windows Deseriptives 3.3 Data Outlier Setelah melakukan transformasi untuk mendapatkan normalitas data langkah screening berikutnya yang harus dilakukan adalah mendeteksj adanya data outlier. Outlier adalah kasus atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi. observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi. Ada empat penyebab timbulnya data outlier: (1) kesalahan dalam meng-entri data, (2) gagal menspesifikasi adanya missing value dalam program komputer, (3) outlier bukan merupakan anggota populasi yang Kita ambil sebagai sampel, dan (4) outlier berasal dari populasi yang kita ambil sebagai sampel, tetapi distribusi dari variabel dalam populasi tersebut memiliki nilai ekstrim dan tidak terdistribusi secara normal. Deteksi terhadap univariate outlier dapat dilakukan dengan menentukan nilai batas yang akan dikategorikan sebagai data outlier yaitu dengan cara mengkonyersi nilai data kedalam skor standardized atau yang biasa disebut z-score, yang memiliki nilai means (rata-rata) sama dengan nol dan standar deviasi sama dengan satu. Menurut Hair (1998) untuk kasus sampel kecil (Kurang dari 80), maka standar skor dengan nilai > 2.5 dinyatakan outlier, Untuk sampel besar standar skor dinyatakan outlier jika nilainya pada kisaran 3 sampai 4. Jika standar skor tidak digunakan, maka kita dapat menentukan data outlier jika data tersebut nilainya lebih beasr dari 2.5 standar deyiasi atau antara 3 sampai 4 standar deviasi tergantung dari besarnya sampel. Data yang akan kita deteksi outliemya adalah data yang sudah kita screening normalitasnya, jadi dalam hal ini adalah variabel SQREARNS dan SQRWEALLT. Berikut ini cara mendeteksi outlier. Langkah Analisis: a, Dari menu utama SPSS pilih Analyze, alu Descriptive Statist dan kemudian Deseriptive. b, Tampak dilayar tampilan windows Descriptive 6.1 Pendahuluan Istilah “regresi” pertama kali diperkenalkan oleh Sir Francis Galton pada tahun 1886. Galton menemukan adanya tendensi bahwa orang tua yang memiliki tubuh tinggi, memiliki anak-anak yang tinggi pula dan orang tua yang pendek memiliki anak-anak yang pendek pula. Kendati demikian, ia mengamati ada kecenderungan bahwa tinggi anak bergerak menuju rata-rata tinggi populasi secara kescluruhan. Dengan kata lain ketinggian anak yang amat tinggi atau orang tua yang amat pendek cenderung bergerak ke arah rata-rata tinggi populasi. Inilah yang disebut hukum Galton mengenai regresi universal. Dalam bahasa Galton ia menyebutnya sebagai regresi menuju mediokritas (Maddala, 1992). Interpretasi modern mengenai regresi agak berlainan dengan regresi versi Galton. Secara umum , analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel penjelas/bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan/atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Gujarati, 2003). Hasil analisis regresi adalah berupa koefisien untuk masing-masing variabe] independen. Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi nilai variabel dependen dengan suatu persamaan. Koefisien regresi dihitung dengan dua tujuan sekaligus: pertama, meminimumkan penyimpangan antara nilai aktual dan nilai estimasi variabel dependen dasarkan data yang ada (Tabachnick, 1996). si vs Korelasi . korelasi bertujuan_untuk_mengukur kekuatan asosiast near antara dua variabel. Korelasi tidak menunjukkan -_—_— = a hubungan fungsional atau dengan kata lain analisis korelasi tidak membedakan antara vari snden dengan variabel independen, — membedakan antara variabel dependen dengan varia den, Dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau Icbih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Variabel dependen diasumsikan randonvstokastik, yang berarti_ mempunyat di tribusi probabilistik. Variabel independen/bebas diasumsikan memiliki nilai tetap (dalam pengambilan sampel yang berulang). Teknik estimasi variabel dependen yang melandasi analisis regresi disebut Ordinary Least Squares (pangkat kuadrat terkecil biasa). Metode OLS diperkenalkan pertama kali oleh Carl Friedrich Gauss, scorang ahli matematika dari Jerman. Inti metode OLS adalah mengestimasi suatu garis regresi dengan jalan meminimalkan jumlah dari kuadrat kesalahan sctiap observasi terhadap garis tersebut. 6.3 Asumsi Ordinary Least Squares Menurut Gujarati (2003) asumsi utama yang mendasari model regresi linear klasik dengan menggunakan model OLS adalah: a. Model regresi linear, artinya linear dakim parameter seperti dalam persamaan di bawah ini : Yi=bl +b2 Nit ui b. Nilai X diasumsikan non-stokastik, artinya nilai X dia tetap dalam sampel yang berulang. c¢. Nilai rata-rata kesalahan adalah nol, atau E(ui/Xi) = 0. d. Homoske . artinya variance kesalahan) sama_ untuk ctiap periode (Homo = sama, Skedastisilas = sebaran) dan dinyatakan dalam bentuk matematis Var (ui/Xi) = 6°. e. Tidak ada autokorelasi antar kesalahan (antara ui dan uj tidak ada korclasi) atau secara matematis Cov (ui.uj/Ni,Xj) = O. f Antara ui dan Xi saling bebas, schingwa Cov (ui/Xi) = 00 Jumlah observasi, n, harus lebih besar daripada jummlah parameter ing diestimasi (jumali variabel bebas). bh. Adanya variabilitas dalam nilai X, artinya nilai X harus berbeda. i, Madel regresi telah dispesifi ra benar, Dengan ki lain tidak ads bias (kesalahan) spesifikasi dalam model yang digunakan dalam analisis empirik. j- Tidak ada multikolinearitas sempurna antar variabel bebas. astisi © 6.4 Menilai Goodnes, Ketepatan fungs} diukur dari ( ~ lan yy “Giukur dat nilai koetision gee Seeara ot, ee t Perhitungan statistik diset uji Statistiknya berada ¢. Sebaliknya disebut tig, dalam daerah dimana Ho ditetima, Ui sta A hetadh @ Koetisien Determinasi “ Koefisien determing kemampuan model dal koefisien determina SOF Fj but i H Secarg ‘tam dara kine SS *K signifikan pity i adalah anty berarti kKemampuan y ariabel-ya ariabel ing wt Sane ki variasi variabel dependen ar “Penden datain menjelasken terbatas. Nilaj variabel.wart “NHS yang mendeka berarti variabel-variabelindependen Memberikan hampir : satu in yang di k: semua informasi yang dibutuhkan untuk Memprediksi variagi Vatiabel 5 ‘riasi Variabe dependen. Secara umum koetfisien ' determinasi untuk data sila adanya variasi a yang besar antara langkan untuk data runt series) biasanya mempunyai nilai koefig tun waktu (time en determinasi yang tinggi, Satu hal yang perlu dicatat (spurious n adalah masalah regresi lancung ‘ession). Insukindro (1998) menekankan bahwa koefisien determinasi hanyalah salah satu dan bukan salu-satunya_ kriteria memilih model yang baik. Alasannya bila suatu estimasi regresi linear menghasilkan kocfisien determinasi yang tinggi. tetapi tidak konsisten dengan teori ekonomika yang dipilih olch peneliti, atau tidak lolos dari ji asumsi Klasik, maka model tersebut bukanlah model penaksir yang buik dan scharusnya tidak dipilih menjadi model empirik. 7 Kelemahan mendasar penggunaan kocfisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan Kedalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R? pel Meningkat tidak perduli apakah variabel tersebut iii ane signifikan terhadap variabel dependen. Oleh arena we oh Peneliti menganjurkan untuk menggunakan nila nse ie an “at mengevaluasi mana model regresi terbai + Tidak iden i Adjusted R? dapat naik ataw turun apabila satu variabe ditambahkan kedalam model. agi caaniifl waladun Dalam kenyataan nilai adjusted R? dapat bemila nO) i *08 dikehendaki haras bernilai positif. Menurut Guja (crossection) relatif rendah karena masing-masing pengamatan, se OU omg __ _ adjusted Ee negatil naka nilai adjusted ra maternatis JIN nilai B 1, maka jika nial RO ~ 0 ‘maka adjusted R= (1 adjusted RP akan bemil dalany uj empees didapat nilai yap pemilar nol, Sec Re 1 sedan! ke | maka R diang Adjusted R=! Kyun ky. Jika neyatit ¥ i » (Uji Stati 1. Uji Signifikansi Keselurahian dori Regeest Sample © matte ansi koefisien parsial nwt setiap Setiap hipotesia bahwa signt F) yang mengu! sis ter Tidak seperti Wt t si secara individu d rere ochiensn regresi sama dengan a sama dene bl, b2 dan b3 secara bersat jengan ui hipote ppisah bal My pji E meme Jour" n nol, atau 2 W b= b2 bh. amakanujisignifikansts cerakeseluruhan Ujihipotesissepertiinidin: “ rerhadap garis regresi yang diobserv’X, maupun estimasi. apakalt Y berhubngan linear terhadap XT, Xx2.dan X3- Apak diyji dengan signifikanst bi. b2 dan b3 secara individu. Jawabannya tidak. Alasannya dalam Ww! signifikansi individu. terhadap parsial koefieisn regresi diasumsikan bahwa setiap uji signilkansi berdasarkan sample (independen ) yang berbedaJadi meneuy signifikansi b2 dengan hipotesis b2-0 diasumsikan pengujian ini berdast yang berbeda ketika kita akan menguji b3 dengan hipotesis b3=-0. Sementara itu ketika kita meng ji joint hipotesis dengan sample yang sama akan menyalahi asumsi prosed Untuk menguji hipotesis ini di pengambilan keputusan sebagai berikut: 2 (ich bila nilr F lebih besar daripada 4 maka Tt ge: daca ipo i _ f patesis alternatif, yang menyatakan baliwal secara seremtak dan signtfikar ah joint hipotesis dapst Ju pengujian. inakan statistik F dengan kriteria semua yariabel independe mempenganuhy varied dependen © Membandin noni al pei vila Fo hasil perhitungan dengan nilar | tenurnt bibel Br Whibel Bike nila} hitune lebih besar daripada nar t belt tubel make Ho citolak dan menerima HA aie ats des Individual (Uji Statistik t) Hi pada dasa. menunjukkan seroma ene penden secara individual dalam menerangkan dis ‘APLIBASI AN IALISIS MULTIVARIATE Dengan Program 18M SPSS _ bila jumlah di fom af) adalah 20 at ‘ 20 atau Jebih, dan derajat kepereayaan sebesar 5%, maka Ho yang akan bi ~ 0 dapat ditolak bike nilai ¢ lebih besar ari? jsolut), Dengan kata lain kita menerima hipotesis vrematif, yang menyatakan bubwst suatu varibel independen individual mempengaruhi variabel dependen, ai statistik t dengan ttik: kris menurut ngan lebib tinggi liematif yang adalah sebagai berikut ree of tre met! (dalam nil secara Membandingkan nil tabel. Apabila nilai statistik t hasil perhitu dibadingkan nilai t tabel, kita menerima hipote: takan bahwa suatu variabel independen secant individual ariabel dependen. esi diatas marilah kita analisis men} mempengaruhi ¥@ Untuk menjelaskan aplikasi dari teort file CROSSESC L als dengan program SPS Kasus yang ingin dianalisisaidalsh aps total income anggota keluarga (INCOME) dipengaruhi oleh yjunilah anggols keluarya (SIZE). gai juarea (EARNS), Besamya kekaya keluarga keluarga (SAVING) ara matematis yang diperoleh kepata ke (WEALTH), dan tabungan dapat dituliskan se i berikut: INCOM si SIZE + b2 EARNS © 0 Coro p? Vauyhaly Aualisis y suibyitiet! print) mucrig darady se be " ih Linea: ~ oe seornast anda akan dive kan kedua sisi dengan Safe sedikit perks peweteh Feeresi yong mirip dengan regress analy ada Kian nilai slope atau koetisien an stand ai Koetisien ; andar dibandinuken a Tegresi transformasi. lebih keel a gkan regresi awa a euresi OLS I memiliki standar i eo") elena os perti telah dijelaskan sebelumnya bahy i (s aw 7.4 Uji Normalit regresi, 1 bensgaugen atau residual memilii < normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asuinsi ini dilegescy maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel Kecil, Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uj statistik, is Grafik Salah satu cara termudah untuk melihat nomalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal, Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Cara menguji normalitas residual dengan ana dapat dilakukan dengan langkah sebagai beriku uniaan INCOME s grafik lewat SPSS {{SIZ1. EARNS. a, Lakukan regresi dengan pet WEALTH.SAVING) b. Lanjutkan dengan menekan te \ unpak so} Plats hingga di havar iampilan wit lee UJ! ASUMSI KLAsik (7.1 Uji Multikotonieritas \ Uji_multikolonieritas bertujuan untuk menguji regresi_ditemukan. adanya korelasi antar variabel Boba Hae anoeel Model regresi yang baik scharusnya tidak trad Koreas ine variabel indeper riabel independen saling berkorelasi maka variabel-variabe Lini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai Korclasi antar sesama variabel independen sama dengan-nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikoloniertas di dalam model regresi adalah sebagai berikut: — Nilai R? yang dihasilkan olch suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. b. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen_ada.korelasi-yang. cukup tinggt (umumnya di atas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanye multikolonicritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari multikolonieritas. Muitikolonieritas dapat discbabkan Karena adanya efek Kombinss dua atau lebih variabel independen. . Multikolonieritas dapat juga dilihat dari (1) nila tolerance si lawannya (2) variance inflation factor (VIFJ, Keaua okt ménunjukkan setiap variabel independen ranakah ¥°% oop olch variabel independen lainnya, Dalam pengertian Si dan setiap variabel independen menjadi variabel dependen (er uk? diregres terhadap variabel indeponden lninny®= TOT san Vaiahihine variebel independen yang trpilt YANBU gh oleh variabel independen lainnya. Jadi nilal tolerance iti cutoll sama dengan igi (karena VI IF [/Tolerance). NI" ° 107 ULASUMSIKLASIK. > | yang umum di j j eee Ti Ta antek menunkkan adanya multkolonierig enelit rence $0.10 atau sama dengan nilal VIF > 10 Si a wee ous Menentukan tingkat kolonicritas yang mmasth sid uu rir. ebagai misal nilai tolerance = 0.10 sama dengan ti ola Olonicritas 0.95. Walaupun multikolonieritas dapat dideteksj man nilai Tolerance dan VIF, tetapi kita masih tetap tidak men — variabel-variabel independen mana sajakah yang saling berkorelan _ menpenalia galt cara mendeteksi multikolonieritas dengan “ile yolane ne ve asi antar variabel independen dan perhitungan Langkah Analisis a. Buka file Crossec1.xls b. Dari menu uiama SPSS, pilih menu Ana regression, lalu pilih linear, kemudian submenu ssion. ec. Tampak di layar windows Linear Regi d. Pada kotak Dependent isikan variabel Income Pada kotak Independent isikan variabel SIZE, EARNS, e. WEALTH and SAVING Pada kotak method, pilih Enter. g. Untuk menampilkan matrik korelasi dan nilai Tolernace sera VIF h. Pilih Statistics, dilayar akan muncul tampilan windows Linear Regression Statistics i. Aktifkan pilihan Covariance Diagnostics matrix dan Collinierity EB Linear Regression: Statisties Regression Coefficien...) [% Model fit fa [Estimate [Cl squared change confidence intervals | {-] Deseripives [Jean and pattial conrelations Levels) 0 (& Covariance matrix [M% Collineaity ctagnostcs: Residuals a. Menggy data) b. Keluarkan Satu atay . 8 “aU lebih yar Mempunyai korelec: Vatiabel inde identifi y k Korelasi (ingei day m wn Peteen yang Ikan variabe) j . y ; . in variabel independen taj | regresi dan prediksi, “Mnya unty ¢. Transformasi Variabel mer hubungan linear di ; i ngan linear di antara variabel independen T . dapat dilakukan dalam bentuk logaritma natu: peril first difference atau delta, Caranya en Yt Yt- Upakan sala Satu cara me ran, Pakan sal “ard mengura - 7 bl + b2 X21+b3 X3t+ut a, = bl +b2 X2t-1 +63 X3t-l tuted... (1) (2) (2) dari (1) didapat first difference Kurangkan persamaan Yt Yt-l = b2(X2t-X20-1 ) + b3(X3t-X3t-1) + vt... sesee(3) d. Gunakan model dengan variabel independen yang mempunyai_ korelasi tinggi hanya semata-mata untuk prediksi (jangan mencoba untuk menginterpretasikan koefisien regresinya). ; e. Gunakan metode analisis yang lebih canggih seperti Bayesian regression atau dalam kasus khusus ridge regression. 7.2 Uji Autokorelasi dalam model regresi Uji autokorelasi_bertujuan menguji_apakah a periode t dengan linear ada Korelasi antara kesalahan penggeneg PoP Tika teal {csalahan pengganggu pada periods t-1 (Sebel orl Korelasi, maka dinamakan ada problem auto vwaktu berkaitansa") Muncul karenao cbsevas yang Beran SE gna 2 Sama lainnya. Masalah ini timbu - Jainnya. Hal in! aaa tidak bebas dari satu observasi ke observasi wt ee Coens, x Mestmates | @oaery, TD contdence | DR acvared ep, | Leveitny eet | El denen mae ns 5 © anand pare ™@ ” Covanance maine | conan Cometatong Residuals = ies 4 Duron watsen WlEasewise anpaaze © Qutters oursice Oaneanee 2 snes esaing Hasil output SPSS Mode! Summary? Adjusted — | Sid, enor of Model R | RSquare | Square | the Esters | a Kissy 902] B14 807 | 2.456274 2087 ®. Predictors: (Constan!), SIZE, EARNS, SAVING, WEALTH b. Dependent Variable: INCOME Nilai DW sebesar 2.061, nilai ini akan kita bandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5%, jumlah sampel 100 (n) dan jumlah variabel independen 4 (k=4), maka di tabel Durbin Watson akan didapatkan nilai sbb: Tabel 7.1 Durbin Watson Test Bound keg a E 2 Bt 197 15 0.69 . 116 . : 4 100 159 . ‘du) 1.76 dan Oleh Karena nilai DW 2.061 lebih besar dari batas ais Ma kita Kurang dari 4 — 1.76 (4 — du), maka dapat dis a autores tidak bisa menolak HO yang menyatakan bahwa ti 3 >= H}ASUMSIKLASIK Case Laas | ie | @ Linear Regression: Statistics Regression Coeticien... WZ Estates D1 Contgence intervals Levels) 95 BZ mocei tt DR squaredchange ODesciptves © Ban ang partial corelations i Cottinearity tagnostics Residuals Dyrbin-Watson Wlcasewise aagnasted © Qutlersoutsice: [3] standard cevatons Oalcases (Genanus) Geanest) Cree) Mode! Summary? | Adjusted R | SUB. EmOr Of | on Mode R RSquare_| vere _ he Esta 308 a ae “953 | set yo a. Predictors: (Constant), RF, R, LGDPR ». Dependent Variable: LMSCR ANOVA® if Si Model Sum of Squares_|_of Mean Sara oar 708 one rst ass te _————— Total 4.566 | ! a. Dependent Variable: LMSCR ». Predictors: (Constant), RF, R, LGDPR 15 UML ASUMS! KLASIK Ut tagiy 7” Wat om” sj) Son my : 9247] a Predictors: (Constant, 1, , +o St a. Predictors: (Constay nt), 3 b. Dependent Variable: Pe tet@ 354 He: Laie Watson. Pada Persamaan asli nilai Durbi terjadi_autokorelasi positif, sedangkan dengan persamaan_regresi transformasi nilai Durbin Watson sebesar 1.774 yang berarti sudah tidak ada lagi autokorelasi 73 Uji Heteroskedastisitas | i ‘sites bertyi ruji_apakab_dalam model Uji Heteroskedastisitas_be dari residual satu pengamatan 2 > = = f ir! hee tetjadi_Ketidaksamaan oe da i residual satu pengamatan ke pengataman yang lain. Jika variance dar Homoskedastisitas_dan € pengamatan lain tetap, maka disebut Tel regres yang balk Jika_berbeda disebut Heteroske astisilas. eal Hotere adalah yang Homoskesdatisitas atau tidak tener ‘eel . kectt, ebanyakan data crossection meng gi ukuran Karena data ini menghimpun data yang Sedang dan besar). i jung, situast wakili beba Ada beberapa carn untuk = mendetcksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas: 4. Melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yait ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu ¥ adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi — ¥ sesungguhnya) yang telah di-studentized, Dasar analisis : 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, —_melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas, Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar dj atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk menggambarkan hal ini kita lihat regresi dengan data crossec, xls dengan lan; kal analisis sbb:. x Ke ind, ¥ RB at = ~tireow-~ * Ke ind, 4 €e tgp a. Lakukan BERET EAR ign tre INCOME= f (SI/ EARNS, WEALTH, SAVING), jutkan dengan menekan tombol Plots hingga di layar tampak tampilan windows Linear Regression Plots Liner Regression Pos x [DEPENDNT SID *ORESID *ADJPRED *SRESIO *SDRESID [-zPRED ‘Standardized Residual Plots —— Di Histogram 1] Normat provapinty plot Ey Broguce au partal plots Gambar 7.7 Linear Regression : Plots C Masukkan variabel SRESID pada kotak pilihan Y, dan d. Masukkan variabel ZPRED pada kotak pilihan X ee an 5955 25 BS 138 APLIKASI ANALISIS MULTIVARIATE Dengan Program 8M SPSS 25 Eds —- NN ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena "gangeuan” pada Seseorang individu/kelompok cenderung mempengaruhi "gangeuan” pada individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya. Pada data crossection (silang waktu), masalah autokorelasi relati¢ Jarang terjadi karena "gangguan” pada observasi yang berbeda berasal dari individu.kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah Tegresi yang bebas dari autokorelasi, Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendetekasi ada atau tidaknya autokorelasi. (a) Uf Dinh — Watson (DW test) Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lag di antara variabel independen. Hipotesis yang akan di | HO: tidak ada autokorelasi ( \ HA: ada autokorel 0) #0) Pengambilan keputusan ada tidaknya’autokorelasi: ~~ Hipotesis nol Keputusan Tika | {Tdk ada autokorelasi Positif Tolak O

You might also like