You are on page 1of 36

Percakapan dengan orang-orang Muslim

tentang Kristus

Apakah Semua Muslim


Yang Menjadi Kristen Harus Mati?

Abd al-Masih

GRACE AND TRUTH


FELLBACH - GERMANY

1
All Rights Reserved
Order Number: FPB 8008 ENG 1st Edition 2002
English Title: Should Every Muslim Who Becomes
a Christian Die?
Grace and Truth P.O.Box 1806 70708 Fellbach
Germany
Internet: www.grace-and-truth.net
e-mail: info@grace-and-truth.net

2
Rasul Paulus bersama dengan semua orang yang telah bertobat kepada Kristus,
dari latar-belakang Yudaisme dan Islam berkata: “Oleh karena Engkau kami ada
dalam bahaya maut sepanjang hari, kami dianggap sebagai domba-domba
sembelihan” (Mazmur 44:22), “Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-
orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita” (Roma 8:36-37).
Sang Rasul bagi bangsa-bangsa ini mengkonfirmasi pengakuannya tersebut
dengan kematiannya ketika ia dipenggal pada tahun 63 M, sama seperti Yakobus,
saudara Yesus yang telah dibunuh setahun sebelumnya. Dikatakan bahwa Petrus juga
telah disalibkan terbalik di Roma pada tahun 64 M. Tuhan yang telah bangkit
memberikan pada beberapa murid-Nya hak istimewa untuk berpartisipasi dalam
penderitan-Nya (Roma 5:3-5; Filipi 1:20-23; 2:16-17; Kolose 1:24; 2 Timotius 2:10-
13; 1 Petrus 4:16.19).
Mati, seperti yang ditulis Paulus, adalah sebuah istilah yang kompleks, sama
seperti menaklukkan semua segi dalam alam berpikir dan kehidupan yang telah
mendarah daging. Para petobat baru dari Islam harus menyingkirkan kebudayaan
mereka yang terdahulu dan roh agama mereka selangkah demi selangkah, saat
mereka bertumbuh dalam iman, hingga mereka berintegrasi sepenuhnya dalam
Kristus dan gereja-Nya.

I. Kemenangan Spiritual Atas Cara Hidup Islami

Siapapun yang berbicara kepada orang-orang Muslim mengenai Yesus Kristus


dan karya keselamatan-Nya, akan menemukan bahwa ada tiga penghalang besar
yang harus diatasi oleh seorang konselor spiritual yang ingin menyelesaikan masalah-
malah utama dalam Islam.

 Kristus, Putra Elohim yang hidup


Pertama-tama, seorang Muslim menolak konsep apapun mengenai keilahian
Yesus Kristus. Dengan sikap ini ia menjauhkan dirinya sendiri dari mengakui dan
mengenal Tuhan sebagai Bapa, Putra dan Roh Kudus. Ia menolak kesatuan Trinitas
Yang Kudus dan memisahkan dirinya dari penebusan yang telah dikerjakan dengan
sepenuhnya. Ia menyangkali pembenaran melalui anugerah dan tidak ingin banyak
mendengar soal hak istimewa kelahiran baru. Oleh karena itu seorang saksi bagi
Kristus harus meminta kepada Yesus agar diberikan cara-cara dan metode-metode
yang dapat menolong meyakinkan seorang Muslim bahwa Putra Maria adalah Putra
Tuhan yang telah menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita.
“Siapa yang memiliki Putra, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki
Putra Elohim, ia tidak memiliki hidup”. (1 Yoh.5:12 - ILT)
Tidaklah bijaksana ataupun bermanfaat jika memulai percakapan dengan
seorang Muslim dengan berkeras bahwa Kristus adalah Putra Tuhan, karena banyak

3
orang Muslim yang salah mengartikan ekspresi ini sebagai sebuah ekspresi biologis
dimana Allah menjadi bapak biologis melalui Maria, dan mereka akan bereaksi
negatif terhadap hal itu.

Salib Kristus
Penghalang kedua bagi seorang Muslim untuk memahami Kristus dan karya
penebusan-Nya adalah penolakan terhadap penyaliban-Nya (Sura al-Nisa' 4:157).
Seorang Muslim tidak memahami makna kematian Yesus menggantikan tempat kita,
maupun pengorbanan-Nya untuk pendamaian dan penyucian dari segala dosa kita.
Oleh karena itu, tidak seorang Muslim pun yang akan mendapatkan pengampunan
bagi dosa-dosanya selama ia terus menolak Kristus yang telah disalibkan! Siapapun
yang berbicara kepada orang-orang Muslim mengenai penciptaan dan penghakiman,
mengenai Abaraham dan Musa, mengenai mujizat-mujizat Kristus dan kenaikan-Nya
kepada Tuhan, belum sampai menyentuh akar permasalahannya. Kita harus menolong
orang Muslim untuk mengerti bahwa ia adalah seorang pendosa. Lalu kita dapat
menjelaskan kepadanya bahwa Kristus telah mengambil alih semua dosa kita (Yoh.
1:29-31).

Otentisitas Alkitab
Penghalang ketiga yang membuat seorang Muslim mustahil percaya kepada
Tuhan, Bapanya, adalah kecurigaannya yang mendalam bahwa Alkitab telah
dipalsukan. Dengan pukulan ini, di bawah ikatan roh Islam, kepercayaan banyak
orang Muslim terhadap Taurat dan Injil telah dihempaskan. Mereka percaya bahwa
apapun yang dikatakan oleh orang Yahudi dan orang Kristen adalah dongeng semata,
isapan jempol dan kepalsuan-kepalsuan. Siapapun yang ingin menolong Muslim
untuk mengerti bahwa keselamatan telah digenapi baginya dalam Kristus, harus
berupaya menciptakan dalam dirinya (Muslim itu) kepercayaan bahwa Alkitab adalah
firman Tuhan yang sejati dan wahyu yang tidak berubah.
Ketiga penghalang ini bukanlah semata-mata permasalahan intelektual yang
dapat diselesaikan dengan bukti-bukti logis dan mencocokkan argumen-argumen ke
dalam gaya Islam. Disini kita menemukan penipuan-penipuan anti Kristen dan rantai
kolektif yang hanya dapat dilepaskan oleh anugerah dalam kuasa Roh Kudus. Doa –
dengan iman bahwa doa-doa itu akan didengar – sama pentingnya dengan upaya
penjangkauan terhadap Muslim sebagai sebuah kesaksian dalam kerendahan hati dan
kebenaran, yang dipimpin oleh Roh Kudus. Namun demikian, kasih Yesus Kristus
tetap merupakan bahasa yang sanggup merembesi penjara yang paling gelap.

Menaklukkan Konsep Islam Mengenai Tuhan


Ketika seseorang, dalam nama Yesus telah mengatasi ketiga halangan dari
penolakan Islam, ia akan mencapai inti permasalahan dalam Islam. Konsep mengenai
Allah menentukan kebudayaan Islam dalam segala hal, dalam iman, hidup, hukum
4
dan kebiasaan. Namun demikian, hal itu tidak dapat mengalahkan ketakutan mereka
akan kematian, maupun kegentaran mereka akan hari penghakiman yang akan
datang. Segala segi kehidupan di dalam Islam terkonsentrasi pada Allah. Seorang
Muslim sedikit banyak adalah citra dari Allahnya. Siapapun yang ingin menolongnya
mengepung Islam harus menjelaskan bahwa Bapa dari Yesus Kristus adalah jawaban
spiritual dari Injil untuk memahami Allah.

Siapakah Allah?
Seorang Muslim mengakui dalam pengakuan imannya: Tidak ada Tuhan selain
Allah. Allah adalah satu-satunya, tidak pernah tiga! Kebesaran-Nya tidak terukur, Ia
jauh tak terjangkau dan satu-satunya yang maha kuasa. Semua gagasan teologis
mengenai Dia tidak memadai dan salah. Nama-nama-Nya dan atribut-Nya tumpang
tindih dan kadangkala saling membatalkan. Tidak ada intelektualitas manusia yang
sanggup memahami Sang Maha Mulia. Ia telah mempredestinasikan segala sesuatu
dan menuntut penundukan total dari semua orang. Allah bukanlah Tuhan yang
mempunyai kasih yang berlimpah. Ia menipu siapapun yang Ia kehendaki, dan Ia
menuntun dengan benar siapapun yang Ia inginkan. (Sura al-An'am 6:39; al-Ra'd
13:27; Ibrahim 14:4; al-Nahl 16:93; al-Fatir 35:8; al-Muddathir 74:31). Ia bukan
Tuhan dari kebenaran, karena Ia menyebut diri-Nya sendiri sebagai yang paling licik
dari semua penipu daya (Sura Al 'Imran 3:54; al-Anfal 8:30; al-Nisa' 4:142). Ia
sombong (Sura al-Hashr 59:23). Kemurahan-Nya hanya diberikan kepada orang-
orang Muslim yang saleh yang mendermakan uang mereka dan berperang untuk
menyebarkan Islam (Sura al-Baqara 2:195; Al 'Imran 3:76, 134, 148,159; al-Ma'ida
5:13,43,93; al-Tawba 9:4,7,108; al-Mumtahana 60.8 dll). Roh Islam membenci Bapa,
Putra dan Roh Kudus dan menolak Trinitas secara absolut (Sura al-Ikhlas 112:1-4,
dll).

Bapa kami di dalam surga


Jawaban sentral dari Injil terhadap pengertian islami mengenai Allah adalah
Bapa dari Yesus Kristus. Tuhan Yang Maha Kuasa adalah Bapa kita (!) yang telah
mengikatkan diri-Nya sendiri kepada kita untuk selamanya, orang-orang berdosa
yang hanya dibuat dari debu, melalui ikatan perjanjian Putra-Nya Yesus Kristus, yang
telah mengurapi kita dengan Roh Kudus-Nya. Injil tidak mengajarkan pada kita
tentang Allah yang jauh, tidak terjangkau dan tidak dapat dipahami, tetapi
menunjukkan pada kita sosok Bapa yang dekat dan personal. Ia peduli pada semua
orang, pribadi lepas pribadi, dan mengenal kita lebih baik dari pengenalan kita akan
diri kita sendiri. Bahkan Ia telah menghitung setiap helai rambut di kepala kita
(Matius 10:30; Luke 12:7). Ia mengorbankan Putra Tunggal-Nya bagi kita untuk
menyelamatkan kita dari penghakiman terakhir. Melalui Roh Kudus-Nya Ia ingin
hidup di dalam kita. Tuhan adalah Bapa kita yang telah mengadopsi kita secara sah
dan telah melahirkan kita kembali secara spiritual. Roh Kudus menuntun kita untuk
memuliakan nama Bapa kita di dalam hidup kita.
5
Perbedaan antara Islam dan kekristenan sama besarnya seperti perbedaan antara
Allah dan Bapa dari Yesus Kristus. Pertobatan seorang Muslim cepat atau lambat
akan membawa pada pemisahan dan kemudian penolakan dari Allah yang tidak
punya hati dan sewenang-wenang, hingga si pencari kebenaran diselamatkan oleh
karena jatuh ke tangan Bapa kita di sorga yang terulur untuknya.

Perubahan
Transisi semacam itu tidak hanya terjadi secara intelektual, tetapi melalui
segenap transformasi eksistensi seseorang. Semua bidang kehidupan harus
direformasi ke dalam citra Bapa. Oleh karena menjadi Kristen, maka tidaklah
mungkin seorang (mantan) Muslim tetap tinggal dalam kebudayaan Islamnya yang
memiliki roh anti Kristen untuk waktu yang lama. Semua bidang eksistensinya harus
diarahkan kepada Bapa. Dalam doa ia belajar berbicara kepada Bapanya, yang akan
menjawabnya melalui Alkitab. Ketika seorang Muslim menjadi seorang anak Tuhan,
ia harus menanggalkan Muhammad dan mengenakan Kristus! Ia akan menerima hak
istimewa bertumbuh ke dalam kebudayaan Yesus Kristus dan menjadi anggota
keluarga Bapa kita di dalam sorga. Ini berarti menyangkali kehidupannya yang lama
dan ada sebuah pembaharuan melalui Roh Kudus. Mengambil langkah pertama di
awal berarti memasuki sebuah dunia spiritual yang asing bagi Islam. Roh dari Bapa
kita ingin memasuki semua bidang kehidupannya. Tanpa pengudusan tidak
seorangpun dapat melihat Tuhan! Tanpa pembaharuan tidak seorangpun dapat
berdiam di dalam Kristus. Perubahan itu tetap merupakan suatu tindakan anugerah
dari Bapa kita, selama kita mendengarkan Putra-Nya dan bersyukur pada-Nya karena
telah memanggil kita.

Sebuah jebakan budaya dan religius


Jika orang tidak memisahkan dirinya dari Allah, tapi pada saat yang bersamaan
berusaha mengikatkan dirinya dengan Tuhan Sang Bapa, keyakinan yang baru hanya
ada di dalam kepalanya, dan tidak mencapai hatinya. Banyak pertobatan yang hanya
berjalan setengah-setengah. Seorang petobat berkata, “Saya telah mengakui dan
percaya bahwa Allah adalah Bapa saya di sorga, yang memberikan pada saya hidup
yang kekal”. Orang itu berusaha untuk merekonsiliasikan Islam dengan kekristenan.
Ia adalah seorang Kristen bersama-sama dengan orang-orang Kristen lainnya, tetapi
ketika ia melihat istri-istrinya dan anak-anak mereka dan kerabat-kerabat mereka, ia
kembali menjadi Muslim diantara orang-orang Muslim. Hasilnya adalah semacam
schizophrenia spiritual. Sebuah perbedaan yang jelas antara terang dan kegelapan,
antara kematian dan hidup, merupakan sebuah keharusan. Hubungan melalui iman
dengan Yesus Kristus mengharuskan seorang Muslim untuk berpaling dari Allah, dan
berdiam di dalam Bapa. Namun kebanyakan Muslim ragu untuk menyelesaikan
perpalingan itu dengan segera; kebanyakan mereka melakukannya selangkah demi
selangkah, saat mereka bertumbuh dalam iman. Namun anda tidak dapat sampai ke
rumah jika anda tidak berbalik arah.
6
Apa arti anugerah?
Dalam Qur'an kata “anugerah” muncul sebanyak 38 kali. Orang-orang Muslim
percaya bahwa mereka hidup di bawah anugerah permanen dari Allah. Tapi dalam
Islam, anugerah mempunyai makna yang berbeda dari apa yang dikatakan Alkitab.
Kemurahan Allah tersedia bagi orang-orang Muslim yang kuat, berhasil, sehat dan
terhormat. Orang yang mempunyai banyak anak laki-laki, ternak, mobil, unta-unta
untuk balapan dan uang, diberi hak istimewa oleh Allah untuk menerima anugerah
demi anugerah. Allah membawa Muhammad kepada Zainab, istri dari anak
angkatnya yaitu Zaid, ketika mereka berdua masih terikat pernikahan (Sura al-Ahzab
33:37). Perkembangan itu disebut sebagai anugerah Allah!
Namun dalam Injil, anugerah pertama-tama berarti pengampunan atas semua
kesalahan! Yesus dengan bebas memberikan kita kebenaran, karena Ia telah
menderita dan mati menggantikan kita. Seringkali, orang-orang kalangan rendah,
sakit, tua dan sedih; lebih cepat memahami anugerah Tuhan ini daripada mereka yang
kaya, kuat dan cantik, yang tetap kosong secara spiritual. "Berbahagialah orang yang
miskin di hadapan Tuhan!” (Matius 5:3). Sebagai tambahan untuk anugerah yang
membenarkannya, orang percaya menerima karunia-karunia, yang merupakan buah
dari Roh Kudus: kasih, sukacita, damai, kesabaran, keramahan, kebaikan,
kesetiaan, kelembutan dan pengendalian (Galatia 5:22-23). Seorang petobat harus
belajar bahwa kekayaan material, nilai-nilai sekuler, kehormatan duniawi, “menjadi
orang yang benar” dan memiliki kuasa seringkali berseberangan dengan karunia-
karunia spiritual yang kita terima dari Bapa kita yang di sorga.

Dosa atau pendosa?


Dalam Islam ada katalog yang panjang berisi tingkatan dosa: dosa-dosa kecil,
tindakan-tindakan yang dapat ditoleransi, pelanggaran-pelanggaran yang tidak
populer, dosa-dosa yang sebenarnya, pelanggaran-pelanggaran terhadap hukum
(syariah), tindak kejahatan, perbuatan-perbuatan jahat, dosa-dosa besar dan
kesalahan yang tidak terampuni. Qur'an mengajarkan bahwa seorang Muslim dapat
menghapus semua dosanya dengan perbuatan- perbuatan baik yang spesial, kecuali
dosa-dosa yang termasuk dalam kategori yang terakhir (Sura al-Tawba 9:111; al-
'Ankabut 29:7). Ia tidak melihat dirinya sendiri sebagai seorang pendosa! Kata itu
akan merendahkan dan menghina seluruh keluarganya! Mengatakan seorang Muslim
sebagai seorang yang berdosa dianggap sebagai sesuatu yang memalukan!
Orang-orang Kristen yang sejati mengetahui bahwa mereka adalah orang-orang
yang berdosa dan terhilang ketika mereka membandingkan diri mereka dengan
kebaikan dan kekudusan Bapa mereka yang di sorga. “Tidak ada seorangpun yang
baik kecuali Tuhan” (Matius 10:18 ?). Kita penuh dengan kesalahan, kegagalan,
terhilang dan terhukum dalam natur manusiawi kita. Tak seorang manusia pun yang
baik dalam dirinya sendiri. Kesempurnaan Bapa kita membuktikan kesalahan
kita (Matius 5:48). Dosa-dosa dan pelanggaran kita berasal dari kejahatan kita yang
7
tidak ada ujungnya. Hanya anugerah Yesus Kristus yang menjadi harapan kita.
Darah-Nya membersihkan kita dari semua dosa kita, dan Roh-Nya membangun
sebuah ciptaan baru di dalam kita. Jika seorang Muslim tidak mengakui kejahatannya
di hadapan terang Tuhan, maka ia tidak mengetahui bahwa ia tidak punya
pengharapan, namun terus berpikir bahwa ia membutuhkan seorang juruselamat atau
pengorbanan untuk menggantikan tempatnya sebagai seorang yang berdosa!

Predestinasi atau pemilihan?


Qur'an mengajarkan orang-orang Muslim bahwa Allah itu Maha Kuasa, Yang
Omnisien dan Maha Bijaksana. Konsekuensi teologis dari atribut-atribut ini adalah
bahwa Allah telah mempredestinasikan semua orang dan segala hal hingga ke detil-
detil yang terkecil (Sura al-Furqan 25:2; al-Qamar 54:49; al-Talaq 65:3).
Seorang anak dalam rahim ibunya sepenuhnya telah ditakdirkan sejak 40 hari
eksistensinya (Sura al-Najm 53:32). Semua dosa, talenta, dan peristiwa dalam
hidupnya diprogram kemudian. Qur'an berkeras bahwa Allah bahkan telah
mempredestinasikan semua Muslim untuk mengalami purgatori di neraka (Sura
Maryam 19:71,72)! Namun setelah itu, Allah akan menyelamatkan beberapa orang
yang takut akan Dia, atau memberikan sejumlah besar uang dan berperang dalam
Perang Suci. Sebuah fatalisme menguasai dunia Islam, dan seringkali diinterupsi oleh
ledakan-ledakan emosi.
Dalam surat kepada jemaat di Efesus (Ef.1:3-4), orang-orang Kristen dapat
membaca bahwa Bapa kita yang di sorga telah memilih kita dalam Yesus Kristus
untuk menjalani hidup yang kudus dihadapan-Nya, dalam kasih-Nya, agar menjadi
serupa dengan citra Putra-Nya yang kekasih (Roma 8:29-30). Pemilihan ini tidak
menyelubungi kita seperti selubung yang mencekik, tetapi mengaktifkan kita
sehingga kita mengasihi, memuji dan melayani dengan semangat dan ketulusan. Bapa
kitalah yang telah mempredestinasikan kita dalam Yesus Kristus, dan bukanlah
sesosok Tuhan yang tirani dan penuh dengan hal-hal yang tidak terduga! Program
dasar-Nya sudah dapat terlihat sejak permulaan dalam Kejadian 1:27 bersama dengan
ekspansi spiritualnya dalam Matius 5:48 dan Yohanes 14:9-11.

Kebenaran atau kebohongan?


Dalam Islam anda secara sah diijinkan berbohong dalam empat keadaan: dalam
Perang Suci (ketika berbicara dengan non-Muslim), ketika dua orang Muslim harus
direkonsiliasikan satu dengan yang lainnya, seorang suami kepada istri-istrinya, dan
seorang istri kepada suaminya. Sumpah yang diucapkan terburu-buru dapat
dibatalkan (Sura al-Tahrim 66:2). Allah sendiri menipu mereka yang menipu-daya
(Sura al-Nisa' 4:142). Tidaklah mengejutkan apabila dunia perdagangan dan
kehidupan Islam tidak didasarkan pada tanggung- jawab, kebenaran dan loyalitas.
Yesus berkata: ” Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah
kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat” (Matius

8
5:37). Yesus sendiri adalah kebenaran (Yoh.14:6). Roh Kudus adalah kebenaran
(Yoh. 14:17; 16:13). Bapa kita di sorga adalah kebenaran (Yoh. 4:24). Firman-Nya
adalah kebenaran (Yoh.17:17). Seorang petobat harus – seperti kita – belajar untuk
menjadi benar! Kasih tanpa kebenaran akan menjadi sebuah kebohongan,
sebagaimana kebenaran tanpa kasih akan menyebabkan bunuh diri spiritual. Kita
harus belajar membicarakan kebenaran dengan kasih, dan mengkombi-nasikan
pelayanan kasih dengan kebenaran Injil.

Poligami atau monogami?


Qur'an mengijinkan pria Muslim untuk menikahi satu, dua, tiga atau empat
wanita, asalkan ia mampu memperhatikan mereka dengan adil (Sura al-Nisa' 4:3).
(Hukum ini telah dicabut di Turki, Marokko, dan Tunisia). Walau demikian, banyak
orang Muslim tidak dapat menikahi lebih dari satu atau dua istri karena mereka tidak
mempunyai cukup uang. Namun demikian, pernikahan di dalam Islam tidak
dipandang sebagai sebuah penyatuan antara dua pihak yang setara. Seorang suami
dapat mendisiplinkan istrinya, dan jika ia tetap tidak menurut maka suaminya boleh
memukulinya (Sura al-Nisa' 4:34). Kedudukan suami lebih tinggi daripada istri,
sebagaimana halnya di pengadilan, kesaksian dua wanita sama nilainya dengan
kesaksian satu orang Muslim (Sura al-Baqara 2:282). Tambahan lagi, ia secara sah
diijinkan untuk mengambil selir-selir dari antara budak-budak perempuan-nya kapan
saja dikehendakinya. Qur'an mengijinkan seorang pria untuk memerintah haremnya
seperti sebuah patriarkh mini. Kesatuan suami dan istri untuk bersama-sama
memecahkan permasalahan hidup bukanlah sebuah topik pembahasan di dalam Islam.
Islam berarti subordinasi, juga dalam pernikahan.
Kristus mengkonfirmasi monogami yang telah ditetapkan Tuhan sejak
penciptaan (Mark. 10:6-9). Rasul Paulus mengatakan bahwa seorang istri harus
menunduk-kan dirinya terhadap suaminya, tetapi suami harus mengorbankan dirinya
untuk istrinya, sama seperti Kristus telah mengorbankan diri-Nya untuk gereja-Nya
(Efesus 5:21:33). Yang penting dalam pernikahan Kristen bukanlah siapa yang
berkuasa, tetapi siapa yang lebih mengasihi dan melayani pasangannya! Sebegitu
besarnya perbedaan antara Allah dalam Islam dibandingkan dengan Bapa dari Yesus
Kristus, demikian pula ada perbedaan besar berkenaan dengan pemahaman tentang
pernikahan dan hidup praktis keluarga dalam kedua agama ini.
Para pengajar di sekolah
Pada masa yang lalu – dan kadang-kadang juga pada jaman sekarang – seorang
pengajar Qur’an mengajarkan sura-sura di dalam Qur’an kepada para muridnya
dengan menggunakan tongkat. Mereka harus menghapalnya di luar kepala. Sang guru
duduk menghadap para muridnya seakan-sakan ia adalah Allah yang kecil yang
duduk di atas tahtanya. Ia tidak mendorong mereka untuk mempunyai pendapat dan
pemahaman sendiri, tetapi lebih menekankan menghapal dan membaca Qur’an.
Generasi demi generasi pengajar Qur’an telah membentuk kebudayaan Islam men-
jadi sebuah cara berpikir yang statis dalam diri orang-orang Muslim.
9
Dalam sebuah lingkungan Kristen, seorang guru yang baik ibarat seorang ayah
yang bersahabat yang berusaha membimbing para muridnya untuk mempunyai
pemahaman, pemikiran, analisa dan sintesa mereka sendiri. Kepribadi-annya dapat
membentuk para muridnya lebih dari pengajaran mempengaruhi mereka. Ia tidak
duduk di atas tahta lebih tinggi daripada mereka, namun berdiri diantara mereka.
Kristus sendiri berkata mengenai diri-Nya: “Sama seperti Anak Manusia datang
bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan
nyawa-Nya menjadi tebusan ganti banyak orang." (Matius 20:28). Gagasan
mengenai pelayanan yang setia merembesi semua bidang kehidupan Kristen, dan
bukannya keinginan untuk berkuasa. Ini menuntut adanya sebuah perpalingan
seutuhnya, bukan hanya dalam hidup orang-orang yang bertobat dari Islam, tapi juga
dalam hidup siapapun, karena hasrat untuk menyombongkan diri sudah mendarah-
daging dengan sangat kuat dalam diri setiap orang.

Kerja keras dan pemeliharaan sosial


Di Eropa, orang tersenyum dan berkata bahwa orang yang tahu apa artinya
bekerja dan tidak menghindarinya, pastilah sudah gila! Di dunia Timur, banyak orang
hidup berdasarkan prinsip ini. Di negara-negara Islam seorang pekerja diperlakukan
hampir sama seperti budak. Di daerah-daerah pedesaan, yang belum lagi tersentuh
oleh sosialisme, para tuan tanah yang memiliki pertanian di-hormati seperti dewa-
dewa kecil. Orang-orang yang meng-gantungkan hidup pada mereka menciumi kaki
dan tangan mereka. Seringkali para pekerja mendapatkan upah mereka hingga dua
atau tiga bulan terlambat sehingga mereka tidak dapat melarikan diri. Jika suatu
ketika para pekerja pabrik di kota kecil itu mengadakan aksi mogok atau unjuk rasa,
si pemilik akan menjual pabriknya dan memecat semua pekerjanya.
Di Sudan kelompok milisi kadang mengepung sebuah desa di Selatan,
menembaki para pria dan mengambil para wanita dan anak-anak desa itu untuk
dijadikan budak. Hukum mengenai perbudakan di dalam Qur’an dan syariah belum
dihapuskan. Orang-orang Muslim menganggap diri mereka sebagai sekelompok tuan-
tuan. Para penganut animisme harus dibunuh atau dijadikan budak. Orang-orang
Yahudi dan Kristen dapat eksis sebagai warga negara kelas dua yang “dilindungi”
dan diijinkan untuk melayani para majikan Islam mereka (Sura al-Tawba 9:28-29).
Namun, Kristus tinggal diantara kita sebagai seorang hamba. Ia rendah hati dan
lembut. Ia bekerja sebagai seorang tukang kayu, dan bukan sebagai pedagang. Yesus
memanggil nelayan-nelayan sederhana untuk mengikuti-Nya, mereka adalah orang-
orang yang biasa bekerja keras. Kristus tidak mengangkat kita menjadi majikan-
majikan, namun untuk menjadi pelayan-pelayan. Tuhan kita itu lembut dan penuh
kasih. Barangsiapa yang mengikuti-Nya akan berubah menjadi serupa dengan-Nya.
Seorang majikan yang percaya kepada Tuhan Yesus akan memperhatikan para
pekerjanya dan tidak akan mengeksploitasi mereka. Sosial-isme hanya dapat
bertumbuh dimana kekristenan telah mempersiapkan jalan untuk itu.

10
Apakah demokrasi itu anti Islam?
Di Libanon, kadang para orang-tua memberi anak-anak mereka nama-nama
yang aneh: Napoleon, de Gaulle, Bismarck, Stalin dan Nasser. Ini dapat dilihat pada
daftar murid baru di sekolah-sekolah dan pada ijazah-ijazah/ sertifikat. Seorang guru
pernah berteriak dari seberang jalan kepada temannya sesama guru: “Hitler belum
membayar uang sekolahnya!” Ketika ditanyakan, ia mengkonfirmasi bahwa nama
ayah dari putri itu memang Hitler. Banyak orang di Timur menantikan seorang tokoh
yang kuat yang akan menghapuskan korupsi dengan sapu besi. Gamal Abd al-Nasser,
Khomeini dan Saddam Hussein adalah para diktator yang sangat dihormati, dan
diikuti orang banyak. ”Saddam adalah raja dunia ini!” merupakan tulisan yang
disemprotkan di dinding di sebuah daerah islami yang kumuh di Secunderabad, India!
Orang-orang Muslim menan-tikan para diktator, para Allah kecil, bukan seorang
presiden yang demokratis yang dapat dipilih atau tidak. Mereka disiapkan untuk
berperang bagi para idola mereka, sama seperti Hezbollah dan Hamas yang
mengorbankan hidup mereka bagi Allah.
Tetapi Yesus berkata: "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-
Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan
diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini." 37
Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Jadi Engkau adalah raja?" Jawab Yesus:
"Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan
untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian
tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan
suara-Ku (Yoh. 18:36-37).
Seorang Muslim harus belajar memahami apa yang dikatakan Yesus kepada
Petrus: Maka kata Yesus kepadanya: "Masukkan pedang itu kembali ke dalam
sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh
pedang”. (Mat. 26:52).
Orang yang datang kepada Yesus akan diubahkan: yang sombong akan menjadi
rendah hati, yang malas akan menjadi rajin, yang fanatik menjadi lembut, dan seorang
diktator dalam keluarga akan menjadi pelayan bagi semua orang. Iman kepada Yesus
akan mengubah kita menjadi serupa dengan Bapa kita yang di sorga. Ketika kita
berdoa: “dikuduskanlah nama-Mu”, permohonan ini harus menye-babkan
terjadinya sebuah revolusi spiritual di dalam hati kita, dalam gereja-gereja kita, dan
dalam diri para petobat secara individual. Sebuah perubahan spiritual adalah sesuatu
yang wajib terjadi pada orang-orang yang ingin menjadi orang Kristen yang dewasa
rohani. Hal ini hanya akan dapat terealisasi dalam kuasa dan kasih Bapa (Roma 5:5),
melalui Tuhan dan Juruselamat kita Yesus Kristus.

II. Tetap tinggal di dalam atau berpisah dari keluarga?

Orang-orang di Timur Tengah dan banyak orang Muslim secara umum, pertama-
tama tidak berfungsi sebagai seorang individu. Mereka terikat erat dengan keluarga
11
mereka dengan ikatan darah, jiwa dan adat-istiadat. Mereka hidup sebagai “kami”
bersama-sama para kerabat mereka yang hidup sesuai prinsip yang sama, agama yang
sama, dan dalam tanggung-jawab yang sama satu terhadap yang lain. Banyak yang
menikah atau dipilihkan pendidikan lanjutannya atau memasuki suatu posisi penting
dalam pemerintahan melalui keputusan klannya. Tanpa keluarga atau klannya
seorang yang berasal dari Timur akan merasa hampa dan terhilang.
Di kota-kota besar orang hidup sendirian dan perlahan-lahan memisahkan
dirinya dari ikatan dengan klannya. Maka dunia Timur dewasa ini bergerak dari
“kami” kepada “saya”. Orang-orang Muslim menjadi lebih individual. Tetapi relasi
mereka dengan desa mereka masih lebih kuat daripada berbaurnya mereka dengan
kota besar.
Orang di dunia Timur belum jatuh ke dalam tahapan non-entitas di tengah
massa. Ia tidak memandang dirinya sebagai sebuah angka. Ia belum tergelincir jatuh
menjadi pribadi tanpa nama seperti banyak orang di Amerika dan di negara-negara
industri di Eropa. Ia masih tetap anggota dari klannya.
Banyak penginjil harus bertindak secara perlahan dalam memanggil individu-
individu Muslim untuk mengambil keputusan mengikuti Yesus, karena mereka
belumlah “saya”, tetapi masih hidup sebagai bagian dari “kami”. Keputusan bukan
hanya diambil oleh hati mereka, namun juga apa pendapat para anggota lain dari klan
mereka.

Klan – penghalang terbesar bagi pertobatan kepada Kristus!


Ikatan tradisional di dalam klan adalah penghalang terbesar bagi seorang
Muslim untuk menjadi Kristen! Keluarga tidak akan mengijinkannya untuk
melangkah keluar dari garis. Tidak setitik debu pun boleh jatuh menodai kehormatan
keluarga, demikian pula tidak ada seorangpun yang boleh menjadi pemberontak,
seorang kafir atau seorang murtadin. Jika seorang Muslim menjadi seorang
komunis atau ateis, itu dapat ditoleransi dan dianggap sebagai sebuah
penyimpangan dalam perkembangan spiritualnya. Namun celakalah anggota
sebuah klan yang menjadi Kristen! Sebuah sekte Islam tetap berpandangan bahwa
murtadnya seorang putra atau putri menandakan perzinahan ibunya! Dengan segala
cara klan akan memberlakukan ketaatan ketat pada tiap anggotanya, untuk
menghormati agama dan masyarakat.
Jika ada orang yang ingin menginjili orang-orang Muslim, ia harus mengunjungi
keluarga orang itu untuk mencari orang-orang yang berminat (pada Injil) jika
memungkinkan, dan tidak memisahkan seorang Muslim dari keluarganya. Orang-tua
dan kerabat harus melihat bahwa teman-teman yang baru ini adalah orang-orang yang
jujur dan dapat dipercayai. Penting sekali untuk menghindari ketidakpercayaan,
karena sekte, partai-partai, kelompok fanatik dan geng juga berusaha menarik
individu-individu.

12
Anda membaca di dalam Qur'an bahwa seorang Muslim tidak boleh bersahabat
dengan orang Kristen atau Yahudi karena mereka tidak akan membiarkan si Muslim
tenang sampai ia menjadi sama dengan mereka (Sura al-Ma'ida 5:52.57 dll). Tapi
pada saat yang sama anda juga membaca dalam Qur’an bahwa orang-orang Kristen
adalah musuh-musuh orang Muslim yang paling baik karena mereka bersimpati pada
orang Muslim dan tidak sombong (Sura al-Ma'ida 5:82).
Pengalaman menunjukkan bahwa dalam banyak kasus seluruh klan akan
menolak untuk diinjili. Namun demikian, kita harus berusaha, bahkan jika hanya ada
5-10% dari kasus-kasus yang ada dimana seluruh keluarga besar dimenangkan
kepada Yesus - ketika anda mendekati klan itu. Kadangkala hal itu terjadi!

Perpisahan yang menyakitkan dari klan


Ketika orang-tua atau pasangan melihat bahwa salah-satu anggota keluarganya
sedang membaca Alkitab atau buku-buku Kristen lainnya, mereka tidak serta-merta
berke-beratan terhadap perenungan ini, namun bertoleransi dan bahkan kadang-
kadang menerimanya. Dalam jaman perkembangan sains dan media seperti sekarang
ini, semua orang harus mendapat informasi mengenai segala sesuatu – tetapi tidak
boleh mempercayainya dan mengakuinya! Pengetahuan mengenai Alkitab dapat
diterima, namun mereka menekankan bahwa simpati yang lebih mendalam bagi
keterikatan spiritual apapun pada kekristenan adalah hal yang tabu.
Begitu terbukti bahwa seorang muda atau dewasa sangat berminat pada Kristus
dan Injil-Nya, sang paman biasanya diminta untuk menanyai orang ini, memanggilnya
kembali agar bersesuaian dengan klan, memperingatkannya atau bahkan
mengancamnya, jika ia tidak benar-benar berjanji untuk meninggalkan keyakinan
orang-orang Kristen yang penuh penghujatan itu.
Jika peringatan semacam itu oleh keluarga tidak menghasilkan pengaruh apapun,
satu seri penghukuman kecil yang makin lama makin meningkat akan diberlakukan.
Uang jajan dihentikan, pakaian disembunyikan, kehadiran di sekolah diinterupsi, ada
pemukulan-pemukulan, ketegangan dan pertengkaran dalam keluarga, surat-surat
ditahan, atau tukang pos disogok agar tidak menyampaikan surat-surat kepada ‘si
penjahat’ ini.
Teman-teman dan guru-gurunya diberitahu bahwa mereka akan menekannya,
luka-luka fisik oleh karena pukulan-pukulan keras akan menyusul. Para gadis dikunci
dalam sebuah kamar yang kecil tanpa diberi makan dan minum. Tiap hari mereka
dipukuli agar mereka benar-benar tunduk. Dalam kasus-kasus yang ekstrim, orang itu
dapat dilaporkan ke polisi dengan tuduhan palsu, yang akan mengakibatkan
penganiayaan yang keji hingga menjadi jelas bahwa kejahatannya “hanyalah” soal
agama dan bukan penyelundupan, homoseksualitas atau pengkhianatan. Ancaman-
ancaman kematian harus ditanggapi dengan serius jika berasal dari anggota keluarga.
Semua ini dilakukan dengan kebencian, kepahitan dan takut. Rasul Paulus
menulis:”sesungguhnya kami menghadapi kema-tian setiap hari, namun dalam
semua itu kita lebih dari pemenang melalui Dia yang mengasihi kita”.
13
Hidup kekal tidak berkesudahan
Untuk menunjukkan apa yang tidak boleh dilakukan oleh para konselor spiritual
dalam situasi semacam itu, kami akan menceritakan sebuah kejadian nyata:
Di Bangladesh seorang misionaris asing telah mendapatkan akses memasuki sebuah
kelompok remaja putra yang berusia antar 16-18 tahun. Beberapa diantara mereka
menerima Kristus. Sang misionaris yang bersemangat ini menasihati mereka:
“Pulanglah dan katakan pada keluarga kalian bahwa Yesus telah memberikan pada
kalian hidup yang kekal!”
Nur ul-Alam menaatinya, ia pulang dan berkata pada ayahnya: “Ayah, Yesus
telah memberikan pada saya hidup yang kekal!” Si ayah memelototi anaknya dan
bertanya: “Siapa yang telah memberikanmu sesuatu?” Anak itu menjawab: Putra
Maria telah menaruh Roh-Nya dan kasih-Nya dalam hati saya”. Si ayah kemudian
memanggil putra-putranya yang lebih tua: ”Bawa kemari tongkat-tongkat bambu!”
Kemudian ia memerintahkan mereka untuk memukuli adik mereka ini hingga roh
jahat meninggal-kannya. Nur ul-Alam kemudian berkata:”Mereka memukuli saya
sampai mereka letih”, Lalu ayahnya datang dan bertanya: ”Apakah sekarang kamu
sudah bebas dari roh asing yang merasukimu?” Anaknya menjawab: “Ayah, hidup
kekal di dalam saya itu abadi dan tidak akan meninggalkan saya”. Kemudian ayahnya
memanggil abang-abangnya: “bawa pisau kemari!” Mereka menyobek bajunya dan
mengiris kulitnya, dari leher hingga ke kakinya. Ketika anak itu berdiri di hadapan
mereka dengan bersimbah darah, ayahnya datang lagi dan bertanya: “apakah kamu
sekarang sudah bebas dari roh penipu yang kekal itu?: Namun anak laki-laki itu
menjawab dengan berurai air mata:”Ayah dapat membunuh saya. Tetapi saya akan
hidup dalam kekekalan. Hidup baru dalam Yesus tidak akan pernah keluar dari dalam
saya”. Dengan marah ayahnya berkata kepada abang-abangnya: “Bawa kemari garam
dan merica!” Mereka mengoles rempah-rempah pedas ke dalam kulitnya dari kepala
hingga ke kaki. Ia menjerit kesakitan. Mereka menjerit bersamanya karena mereka
ingin menyelamat-kannya dari neraka. Mereka tidak tahan lagi melakukan proses
penyiksaan itu dan meninggalkannya terbaring dalam garam dan merica, dan keluar
dari ruangan itu. Tak lama kemudian, anak laki-laki itu berhasil melarikan diri di
kegelapan malam, ia menerjunkan diri ke dalam sungai untuk membersihkan rempah-
rempah itu dari luka-lukanya, menemukan sebuah perahu kecil dan mendayungnya
menuju ke rumah si misionaris, mengetuk pintunya dan menunggu.
Ketika orang itu membuka pintu rumahnya dan melihat anak laki-laki itu berdiri
dihadapannya bersimbah darah, ia terkejut dan berkata: “Lebih baik kamu tidak
masuk ke rumah saya karena mereka pasti mengejar kamu. Pergilah beberapa
kilometer lagi ke rumah keluarga yang beriman dari komunitas kamu, mereka pasti
akan mengurus kamu”. Anak laki-laki itu, penuh dengan banyak luka, harus berjalan
di kegelapan malam sendirian!
Para misionaris tidak boleh mengeksploitasi para petobat muda untuk
dilipatgandakan dengan metode-metode Barat, tetapi harus memahami lingkungan
14
mereka, turut merasakan dan menderita dengan mereka dan bertanggung-jawab atas
mereka.
Hikmat dan kesetiaan sangat diperlukan
Orang yang imannya masih sangat muda tidak boleh diminta terlalu cepat untuk
memberikan kesaksiannya secara terbuka; seorang bayi yang baru lahir belum dapat
berjalan dan berbicara. Orang yang baru menjadi percaya pertama-tama harus
menjadi dewasa dalam perkataannya, hikmat, doa dan kasihnya, sampai ia – dengan
kata-kata yang tepat, pada saat yang tepat – dapat menyaksikan imannya yang baru.
Seringkali ia tidak dapat berbicara secara terbuka kepada keluarganya, tetapi ia dapat
bersaksi melalui cara hidupnya, pelayanannya, kebaikannya dan doa-doanya, bahwa
sesuatu yang baru telah memasuki hidupnya.

Seorang petobat janganlah meninggalkan rumah ayahnya oleh karena


ketegangan dan tekanan. Jika ia diusir keluar dari pintu depan, maka ia harus masuk
kembali melalui pintu belakang. Tidak ada yang lebih mengasihinya daripada orang-
tuanya! Kebungkamannya yang aktif, pelayanannya yang elok, dan penghormatannya
terhadap orang-tuanya seringkali berbicara lebih jelas daripada kata-kata yang dapat
membangkitkan kebencian dan kemarahan. Namun demikian, begitu hidupnya berada
dalam bahaya, konselor spiritual yang bertanggung-jawab, kelompok atau gereja
dimana si petobat baru ini menjadi anggota, harus menerimanya, melindunginya dan
membela hak-haknya. Namun dalam memberikan pertolongan semacam itu mereka
harus berhati-hati dalam “memelihara” petobat baru yang masih di bawah umur,
karena hukum tidak mengijinkan hal itu.
Pasangan suami-istri akan terancam perceraian jika mereka percaya kepada
Kristus. Berpaling dari Islam adalah salah-satu dari beberapa kasus dimana seorang
wanita dapat menggugat cerai. Dalam kasus ini anak-anak akan menjadi milik si istri.
Jika seorang suami menceraikan istrinya karena istrinya percaya kepada Kristus,
maka istrinya akan kehilangan hak asuh atas anak-anaknya dan dapat diusir dari
rumah. Sulit bagi kita untuk membayangkan apa yang diderita para ibu bagi Kristus
di dunia Islam.

Jalan keluar dan jalan memutar


Orang-orang Muslim jarang bertindak secara ekstrim seperti menyiksa dan
membunuh anggota keluarga mereka sendiri. Dua per tiga dari semua orang Muslim
sedikit banyak bersifat liberal dan tidak terlalu mempedulikan agama. Namun agar
tidak kehilangan reputasi mereka dan agar mereka tetap diterima dalam kelompok
masyarakat islami, mereka tidak dapat membiarkan seorang pembe-rontak berada di
tengah-tengah mereka. Mereka berusaha untuk memisahkan diri dari orang yang telah
melangkah keluar jalur, atau jika memungkinkan mengirim orang itu ke luar negeri.
Tapi sepertiga dari orang Muslim menunjukkan kebencian mereka ketika salah-
satu dari anggota klan mereka berpaling kepada Yesus. Mereka harus menghu-

15
kumnya untuk menyelamatkannya, atau, mereka berusaha untuk menghancurkannya.
Bagi kedua belah pihak hal ini sangat menyakitkan: jika salah satu dari mereka
menjadi seorang Kristen, namun hanya sedikit orang yang benar-benar fanatik dan
mempersiapkan diri untuk membunuh seorang pemberontak.
Dewasa ini orang-orang yang baru menjadi percaya, dan yang mengalami
ancaman bahaya yang nyata, tidak menunggu terlalu lama. Mereka melarikan diri
sebelum mereka dibunuh. Mereka bersembunyi dengan teman-teman mereka atau
melarikan diri ke berbagai negara dengan menggunakan nama lain.
Seorang petobat yang belum hidup sebagai “saya” secara mandiri, dan masih
dalam “kami” di kalangan klannya, berharap dapat membawa kerabat dekatnya
kepada Yesus ketika ia telah menerima Roh kasih Kristus setelah pertobatannya.
Namun itulah sesungguhnya alasan mereka untuk semakin menolak dan
membencinya (Yoh. 16:1-4). Namun demikian para petobat baru berpegang pada
iman melalui kesaksian Rasul Paulus yang menantang sipir penjara, “Percayalah
kepada Tuhan Yesus, maka engkau akan diselamatkan – engkau dan seisi
rumahmu” (Kis.16:31).
Tidakkah kita sebaiknya menjauhkan penderitaan ini dari para petobat baru?
Berulangkali orang percaya bertanya: “Jika berpaling kepada Yesus mengakibatkan
kesengsaraan seperti ini, bukankah lebih murah hati jika kita membiarkan seorang
Muslim tetap memeluk agama mereka?” Jika ada orang yang beralasan seperti itu
maka sesungguhnya ia belum mengerti mengenai Muhammad maupun Kristus. Dalam
Islam tidak ada keselamatan, tidak ada jaminan pengampunan dosa, tidak ada
penebusan, tidak ada damai, tidak ada Roh Kudus, tidak ada hidup kekal. Seorang
Muslim tanpa Kristus secara spiritual telah terhilang dan mati! Hanya Putra Tuhan
yang sanggup berkata, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tak seorangpun
datang kepada Bapa jika tidak melalui Aku” (Yoh. 14:6). Tidak ada jalan lain
menuju kepada Tuhan yang sejati selain dari pada salib! Jika anda ingin menjauhkan
para petobat baru dari penderitaan maka anda sama seperti Petrus yang ingin
menjauhkan Yesus dari jalan menuju salib (Mat.16:22-23). Jawaban tegas Yesus
berlaku bagi semua yang ingin menjauhkan para petobat baru dari penderitaan.
Tuan kita dengan jelas berkata, “Dan setiap orang yang karena nama-Ku
meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan,
bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus
kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal”. (Mat. 19:28-30; Mark 10:29;
Luk. 18:29). Yesus bahkan melangkah lebih jauh lagi dengan berkata, “Barangsiapa
mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan
barangsiapa me-ngasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku,
ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku,
ia tidak layak bagi-Ku”. (Mat. 10:37-38; 16:24-25; Luk. 9:23-26; Yoh. 12:25).
Adalah mudah untuk berbicara atau menulis perkataan-perkataan ini untuk
orang lain, namun sangat sulit untuk menanggungnya. Oleh karena itu sudah menjadi
tugas utama kita untuk menerima semua orang percaya yang dianiaya karena nama

16
Yesus ke dalam keluarga spiritual kita, dan memelihara mereka sampai mereka dapat
mengurus diri mereka sendiri.
Saat seorang petobat mengalami pertumbuhan secara spiritual dan memisahkan
diri dari klan “kami”-nya, ia menghadapi pencobaan-pencobaan khusus yang harus ia
menangkan, walaupun ia masih seorang pemula dalam iman.

Apakah wahyu yang sejati itu?


Sebagai seorang Muslim, seorang petobat telah berpikir bahwa semua kitab
yang telah diwahyukan seperti Taurat, Mazmur, Injil dan Qur’an berasal dari kitab
yang asli di surga dan saling mengharmoniskan. Namun hanya sebentar saja si
petobat baru itu akan menemukan bahwa ada perbedaan-perbedaan yang tidak
terseberangi antara Alkitab dan Qur’an. Injil menyaksikan bahwa Kristus adalah
Putra Tuhan sebanyak 50 kali, Qur’an menyangkalnya 17 kali. Hari terakhir hidup
Yesus diceritakan dengan semua penderitaan dan kematian-Nya. Tetapi Qur'an
mengatakan “...orang yang diserupakan bagi mereka” (Sura al-Nisa' 4:157). Injil
menyatakan 187 kali bahwa Tuhan adalah Sang Bapa dan Ia adalah Bapa kita.
Namun Qur’an mengatakan bahwa Allah bukanlah Bapa, dan tidak ada
seorangpun yang seperti Dia (Sura al-Ikhlas 112:1-4). Dalam Alkitab kita membaca
mengenai monogami, bahwa perceraian itu dilarang, tentang mengampuni musuh kita,
dan tentang Roh Kudus yang berdiam dalam orang-orang yang mengikuti Kristus.
Namun dalam Kitab Suci orang Muslim, Allah mengijinkan poligami, cerai adalah
hak suami kapan saja ia menginginkannya, ada tugas ilahi untuk membalas dendam
atau membayar uang darah, dan tidak mungkin orang dapat menerima sebuah roh
yang ilahi – hanya Allah saja yang terbesar! Semua yang lain adalah budak-budak-
Nya – bahkan juga Yesus dan Roh Kudus!
Oleh karena itu si petobat baru dikonfrontasikan dengan pertanyaan: kitab
manakah yang mempunyai wahyu yang sejati dan kitab manakah yang merupakan
sebuah kebohongan? Pertanyaan itu tidak perlu datang dari luar. Namun, muncul dari
dalam dirinya sendiri, dari dalam hati. Kita tidak boleh memberikan jawaban yang
manis. Ia sendiri harus mengenali kebenaran, agar ia dapat menangkis serangan-
serangan dari klannya dan teman-temannya. Kita harus mendampinginya dalam doa,
membimbingnya mendapatkan kutipan-kutipan Firman Tuhan yang dapat
menolongnya, berpikir bersamanya dalam semua kesulit-annya, hingga ia sendiri
mempunyai pengertian melalui firman Tuhan, yaitu bahwa: hanyalah Alkitab yang
merupakan Firman Tuhan yang sejati! Alkitab penuh dengan hidup dan kuasa. Qur’an
itu menyesatkan dan merupakan wahyu yang palsu dan produk dari sebuah roh yang
anti Alkitab.

17
Dosa-dosa yang tidak dapat diampuni
Pencobaan kedua dapat mempengaruhi eksistensi spiritual seorang yang baru
percaya. Qur’an mengindikasikan ada tiga dosa yang tidak akan pernah dapat
diampuni:
Terkutuklah semua orang yang menambahkan Tuhan lain kepada Allah (Sura al-
Tawba 9:29).
Semua orang yang meninggalkan Islam dan menjadi seorang Kristen dikutuk
tiga kali (Sura al-Baqara 2:161).
Murka Allah jatuh atas orang yang membunuh seorang Muslim dengan sengaja,
tanpa alasan untuk balas dendam (Sura al-Nisa' 4:93).

Barangsiapa mengundang seorang Muslim kepada Yesus, pada saat yang sama
mengajaknya melakukan dua dosa yang tidak dapat diampuni, yang dalam Islam
dipandang seberat dosa terhadap Roh Kudus di dalam Injil. Jika seorang Kristen
diminta untuk menghujat kesatuan Trinitas yang kudus, ia tidak akan memikir-
mikirkannya tapi dengan keras akan menolaknya. Penghalang batiniah yang harus
ditaklukkan oleh seorang petobat, serupa dengan hal itu. Ia harus dengan sukarela
berdosa terhadap apa yang ia pandang sakral sebelumnya, untuk mendapatkan
Kristus dan hidup kekal. Kita tidak boleh sekali-kali menekannya untuk membuat
keputusan yang tergesa-gesa, namun harus mendampinginya dengan doa dan
konseling, dan menolo-ngnya untuk berakar dengan dalam, yakin dan dihiburkan
dalam Injil (Roma 8:14-16; 1Korintus 12:2-3).
Bagi telinga-telinga Islam, ada beberapa peringatan dalam Qur’an terhadap
semua orang yang memisahkan diri dari Islam, yaitu bahwa mereka akan kehilangan
upah dari amal baik mereka dan tidak mempunyai apa-apa untuk ditunjukkan di
hadapan penghakiman Allah untuk menyeim-bangkan dosa-dosanya (Sura al-Kahf
18:105; al-Zumar 39:65; dsb). Tetapi Kristus menjaminnya: “Anugerah-Ku cukup
bagimu! Lagipula perbuatan-perbuatan baikmu tidak akan cukup untuk dapat
membenarkanmu. Darah-Ku yang telah tercurah adalah kebenaranmu!”

Dihukum mati
Pil pahit yang harus ditelan semua petobat baru adalah keputusan bahwa
berdasarkan syariah seorang pembe-rontak harus “mati” (Sura al-Baqara 2:217).
Anehnya, Qur’an tidak mengatakan bahwa orang itu harus “dibunuh”. Kenyataan ini
membawa para pengacara Islam untuk mencari dalam tradisi-tradisi Muhammad
apakah ada pernyataan-pernyataan “oral”-nya yang mengharuskan pembunuhan atas
seorang pemberontak oleh sebuah negara Islam. Tetapi oleh karena menghukum
mati seorang Muslim karena alasan yang tidak jelas dikatakan di dalam Qur’an
adalah sesuatu yang tidak sah, maka para pengacara harus melangkah lebih jauh
melampaui perintah untuk membunuh para petobat dengan cara konsensus dari para
legislator Islam. Mereka hanya berbeda pendapat dalam hal berapa lama periode
18
berefleksi dalam penjara harus dijalani sebelum pelaksanaan hukuman mati. Ada
yang mengatakan tiga hari, yang lainnya satu bulan penuh. Dalam masa itu Islam
harus dijelaskan kepada orang yang murtad ini agar ia kembali ke akarnya. Jika ia
tetap menolak himbauan yang berulangkali disampaikan, maka hukuman mati harus
dilaksanakan.
Namun, banyak negara Islam yang tidak melaksanakan eksekusi atas para
petobat ini! Hak azasi manusia secara universal menentang syariah. Oleh karena itu,
negara-negara Islam liberal menolak untuk melak-sanakan hukum Islam tersebut.
Mereka merujuk pada satu ayat dalam Qur’an yang berbicara mengenai hanya
“kematian” seorang petobat, bukan “mengeksekusinya” atau “membunuhnya” (Sura
al-Baqara 2:217). ”Allah akan meng-hakiminya dan membiarkan ia mati suatu hari
nanti, pemerintah tidak mempunyai mandat untuk membunuhnya”, demikian
pernyataan dari beberapa penasehat hukum negara.
Namun demikian kaum fundamentalis di kalangan orang Muslim berpikiran lain.
Mereka menuntut implementasi total syariah dengan segera dan eksekusi terhadap
setiap pemberontak tanpa ampun. Untuk alasan itu para petobat baru dalam Kristus
dituduh dengan kecurigaan yang tidak benar, dipenjarakan, diperiksa, disiksa, dan
pembebasan mereka ditangguhkan selama berbulan-bulan, hingga akhirnya para
politisi atau presiden asing memberikan jaminan akan membebaskan mereka. Ketika
mereka berada dalam penjara, beberapa diantara mereka dijanjikan: jika anda
mengucapkan kalimat syahadat dua kali maka anda akan langsung dibebaskan.
Seorang ibu yang dipenjarakan menjawab: “Saya lebih memilih untuk dipenjarakan
bersama Yesus Kristus daripada mengurus anak-anak saya tanpa Kristus”. Ketika
seorang ayah, demi keselamatan anak-anaknya, mengucapkan kalimat syahadat dua
kali, mereka menertawakannya dan berkata padanya, “Kau hanya berpura-pura
memeluk Islam lagi demi anak-anakmu. Dalam hatimu kau tetap orang Kristen. Jadi
kamu tidak akan dibebaskan”.
Banyak orang Kristen di Barat dan Korea tidak mengerti apa dampak legal bagi
seorang Muslim jika ia menjadi Kristen. Apabila sebuah negara liberal tidak
membunuh orang yang murtad, klan fundamentalis-nya diwajibkan untuk menghapus
noda yang mempermalukan nama mereka dan membunuh karakter yang “tidak
bertakwa” itu. Di Arab Saudi dan di Iran, dan juga di Pakistan dan di negara-negara
konservatif Islam lainnya, hukuman mati dilaksanakan di depan publik atas orang-
orang yang terbukti murtad. Raja Maroko yang terdahulu, Hassan II, pernah ditanyai
oleh Amnesty International, dan ia menjawab: ”Di negara kami, kami mempunyai
hukum dasar: Allah, raja dan negara. Jika ada orang yang datang dan mengatakan
bahwa ada agama yang lebih baik daripada Islam, kami harus memeriksanya di
tangan para spesialis medis untuk melihat apakah ia masih waras atau tidak. Jika ini
adalah kasusnya dan ia terus mengemukakan ketidak-percayaannya, maka kami harus
menghukumnya”.

19
Apakah semua orang Kristen itu Muslim?
Pencobaan terlicin yang akan dihadapi oleh seorang petobat baru berasal dari
sebahagian misionaris yang baik. Dalam Qur’an mereka berhadapan dengan dua ayat
yang mengklaim bahwa semua pengikut Kristus adalah Muslim (Sura Al 'Imran 3:52;
al-Ma'ida 5:111). Namun para pembaca Qur’an yang naif itu tidak menyadari bahwa
kedua ayat itu adalah perangkap terbuka yang diletakkan Muhammad bagi delegasi
Kristen dari Yaman Utara. Dalam ayat-ayat ini ia membiarkan para rasul Kristus itu
mengakui bahwa mereka telah menjadi orang-orang Muslim yang baik, sehingga
Uskup dan Raja dari Wadi Nadjran harus mengerti bahwa: jika para rasul Yesus
adalah orang Muslim – maka kami juga harus menjadi Muslim – Kristen! Maka kita
akan hidup dalam damai dan tidak dianiaya. Tetapi Raja dan Uskup mempunyai
kewaspadaan spiritual dan tidak jatuh ke dalam jebakan itu. Mereka tetap menjadi
orang Kristen dan kemudian mereka ditaklukkan dan diusir keluar dari negeri
mereka beberapa tahun kemudian. Dewasa ini bisikan Muhammad yang menggoda
telah disebarkan lagi di seluruh negara Islam: “Anda tidak perlu berpaling kepada
Kristus secara terbuka dan berpihak pada salah-satu. Percayalah kepada Allah dan
juga kepada Muhammad! Anda dapat menjadi seorang Muslim dan seorang Kristen
pada saat yang sama. Jika ada kelompok Yahudi Mesianik, maka ada juga orang-
orang Kristen Muslim!”
Para nabi palsu itu tidak mengetahui tentang Islam dan juga mereka tidak
memperhatikan perkataan yang tegas dari Yesus dan Rasul Paulus. Islam adalah
suatu roh anti Kristen (1 Yoh. 2:21-25 dan 4:1-5) dan merepresentasikan sebuah
wahyu yang palsu dari malaikat yang jatuh (Galatia 1:8-9). Orang-orang Muslim
diikat dengan suatu roh kolektif dan harus dilepaskan melalui kuasa Kristus. Jika
anda berpikir bahwa anda dapat menginjili orang Muslim tanpa Putra Tuhan yang
disalibkan maka anda akan dihakimi oleh perkataan Yesus dalam Matius 10:32-33;
16:23-25; Roma 1:16-17; 1 Korintus 1:18-24 dll.
Almarhum Presiden Turabi dari Sudan mengeksploitasi kedua ayat dari Qur’an
ini dan secara resmi mengumumkan bahwa semua orang Kristen di Sudan adalah
Muslim dan bahwa pria-pria Kristen dapat menikahi gadis-gadis Muslim Sudan.
Dengan melakukan hal itu ia mengikuti langkah Bileam yang menasihati Balak untuk
mengidentifikasi rakyat-nya dengan pernikahan campuran dengan orang Israel. Maka
adat-istiadat klan itu akan menelan semua orang Israel hanya dalam waktu beberapa
tahun (Bilangan 31:16; 2 Petrus 2:15; Yudas 11; Wahyu 2:14). Turabi kemudian
dihukum oleh para alim ulama Arab Saudi karena pendekatannya yang anti Islam.

Kontekstualisasi – sebuah kesalahan?


Tujuan dari para pengajar kontekstualisasi sudah jelas. Jika seorang petobat
terlihat sebagai seorang Muslim dan tetap menjadi Muslim, tetapi juga adalah
seorang Kristen pada saat yang sama, ia tidak akan menderita penganiayaan, sakit
dan kematian, dan ia akan melepaskan gerejanya dari masalah, bahaya dan
pengorbanan. Tetapi para pengajar itu mengabaikan fakta bahwa kita tidak dapat
20
mencampur air dengan api, dan bahwa malam pergi meninggalkan pagi. Fajar hanya
muncul sebagai sebuah peralihan, bukan sebagai sebuah keadaan yang permanen!
Di Mesir, seorang misionaris kontekstualisasi memenangkan bagi Yesus seorang
perwira dari dinas rahasia dan meyakinkannya bahwa ia tetap dapat menjadi seorang
Muslim dan seorang Kristen pada waktu yang sama. Perwira itu merasa bahwa ide ini
cukup baik karena dengan demikian pintu menuju kedua kelompok sosial itu terbuka
lebar untuknya. Ia memenangkan banyak orang Muslim dengan cara sinkretis seperti
ini. Tapi satu setengah tahun kemudian, ia merasa ia seperti bukan ikan dan juga
bukan daging, bukan seorang Muslim yang baik dan juga bukan seorang Kristen yang
sejati, dan menuntut untuk dibaptis di gereja lain. Setelah itu para koleganya di dinas
rahasia menuduhnya telah berpaling dari Islam dan menghukumnya dengan semua
jenis penyiksaan yang biasa ia gunakan sebelumnya untuk mengembalikan para
pemberontak kepada Islam. Tetapi ia tetap setia kepada Yesus dan dapat meloloskan
diri keluar negeri dengan bantuan beberapa teman.
Tidak lama kemudian seluruh kelompok kontekstualisasi bubar dan
dipenjarakan. Suratkabar harian menulis dengan marah dengan judul berita yang
mengejek: “Serigala-serigala Kristen dalam bulu domba Islam berusaha menipu
orang-orang Muslim yang bebal!” Keluarga-keluarga asing yang ditahan dibebaskan
oleh kedutaan besar negara mereka masing-masing beberapa minggu kemudian dan
diusir dari Mesir.
Teman-teman yang bermaksud baik itu boleh jadi tidak menyadari bahwa
pekerjaan misi diantara orang Muslim dipahami sebagai sebuah penipuan dan sebagai
perusak perdamaian. Berdasarkan Qur’an, pelanggaran ini lebih berat daripada
pembunuhan (Sura al-Baqara 2:217). Barangsiapa yang menciptakan masalah dalam
sebuah negara dapat dibunuh atau disalibkan. Juga, diamputasi satu tangannya atau
pemenggalan kaki dapat dijatuhkan padanya, atau ia dapat diusir keluar dari negara
itu (Sura al-Ma'ida 5:33). Berdasarkan Qur’an dan Syariah, pekerjaan misi adalah
kejahatan besar. Para penipu dan juga orang-orang yang tertipu harus dihukum mati,
apakah mereka hidup sebagai misionaris “tent-maker” atau hidup sebagai orang-
orang Kristen Muslim.
Seorang saksi Kristus yang berpakaian sebagai seorang Muslim dan bersikap
seperti seorang Muslim namun sebenarnya adalah seorang hamba Kristus, secara sah
dianggap sebagai seorang Muslim yang memberontak, dan menurut hukum Islam ia
harus dihukum mati. Sebagai tambahan ia dicap munafik, penipu dan bidat.
Berdasarkan syariah ia dapat langsung dibunuh di tempat, tanpa putusan bersalah.
Seorang Muslim seringkali tidak mengetahui detil-detil hukum syariah.
Barangsiapa yang melayani diantara orang Muslim tidak boleh terlalu cepat
membawa para pencari kebenaran kepada Yesus dan yang hanya bersifat di
permukaan. Terutama, mereka tidak boleh terlalu cepat dibaptis. Seorang yang baru
percaya harus tahu apa artinya menjadi orang Kristen. Kedewasaan spiritual lebih
penting daripada laporan-laporan menarik mengenai jumlah orang yang dibaptis.
Kualitas harus lebih utama daripada kuantitas!

21
Jika orang memikirkan langkah-langkah berbeda ini berkenaan dengan
bagaimana orang-orang Muslim keluar dari kelompok masyarakat islami, klan dan
keluarga mereka, ia dapat memahami bahwa seorang petobat dapat mengidentifikasi
diri dengan perkataan Rasul Paulus:
Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut
sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan."
Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang
menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin, bahwa baik
maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-
pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau
kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu
makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Elohim, yang
ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. (Roma 8:36-39)

22
III. Integrasi para petobat baru ke dalam gereja-gereja yang ada

Integrasi ke dalam gereja-gereja seringkali muncul sebagai bagian yang paling


sensitif dari ketiga masalah besar yang akan diderita oleh orang-orang dari latar-
belakang Islam, yang mengikuti Kristus. Kebanyakan gereja-gereja Ortodoks,
Katolik Roma dan Protestan di Asia-Afrika, dan kadangkala bahkan juga di Eropa,
tidak berkeinginan untuk menerima para petobat baru dari Islam. Berbagai alasan
yang mendasari keputusan ini adalah sebagai berikut:
 Kadangkala orang Muslim menantikan bantuan keuangan dan siap mengganti
agama mereka seperti mengganti baju kaus demi uang – dan hanya di
permukaan, dan hanya selama uang itu ada. “Roti siapa yang kamu makan,
nyanyikanlah lagu yang dinyanyikannya!” Prinsip itu juga berlaku sah di dunia
Islam.
 Berulangkali seorang gadis yang percaya kepada Kristus juga membawa serta
seorang pemuda Muslim untuk dibaptis, sehingga gadis itu dapat menikahinya.
Mereka mengetahui bahwa pernikahan campuran tidak diterima di masyarakat
mereka. Niat seperti itu boleh jadi baik untuk kedua belah pihak, tetapi klan,
hukum dan masyarakat menentangnya. “Pertobatan” semacam ini seringkali
tidak jujur, dan dapat menimbulkan banyak masalah.
 Berdasarkan regulasi Islam bagi kelompok minoritas, pekerjaan misi apa saja
diantara orang Muslim dilarang untuk orang-orang asli Kristen (Sura al-Baqara
2:217; al-Ma'ida 5:33). Sebuah jemaat yang mentolerir penginjilan diantara
orang Muslim oleh “salah-satu” anggotanya harus dihukum dan akhirnya
ditutup. Kita dapat mengerti mengapa para imam, pendeta dan Uskup sangat
berhati-hati sehingga tidak ada anggota jemaatnya yang berpartisipasi dalam
pekerjaan penginjilan apapun di kalangan orang Muslim secara terbuka atau
dengan mandat dari badan pemerintahan gereja mereka (majelis, sinode, dsb),
karena itu dapat mengakibatkan gereja mereka ditutup oleh pemerintah.
 Beberapa kelompok penginjilan nasional maupun asing kadangkala membawa
orang-orang Muslim yang tertarik pada kekristenan ke jemaat lokal supaya
gembala jemaat membaptis mereka dan menerima orang yang baru menjadi
percaya ini. Kemudian mereka terkejut karena melihat para tua-tua jemaat tidak
berminat untuk itu dan tidak mau menerima pendatang baru itu. Ini sangat
dimengerti, karena sebuah tim penjangkauan tidak boleh bekerja tanpa
sepengetahuan beberapa penatua, yang akan melan-jutkan dan mendukung
pelayanan mereka. Para penatua itu harus diberitahu sebelumnya, sehingga
mereka dapat mendukung pelayanan tim yang aktif itu melalui doa mereka dan
akan disiapkan untuk menerima para petobat baru ke dalam keluarga mereka
dan melindungi mereka dari segala serangan, dan membimbing mereka dalam
langkah-langkah mereka selanjutnya.

23
 Seekor burung yang hendak bertelur pertama-tama akan membangun
sarangnya, bukan melakukan yang sebaliknya! Semua sahabat yang disiapkan
untuk melakukan pekerjaan misi di negara-negara Islam pertama-tama harus
membangun kelompok doa di dalam dan di luar gereja yang sudah eksis, yang
mendukung pelayanan-pelayanan berikutnya, mencukupi kebutuhan-kebutuhan
dan tanggung-jawab. Barangsiapa membentuk kelompok doa seperti itu ia akan
melihat lebih banyak buah dalam jangka waktu yang lama daripada tipe
pengembara yang dengan segera akan meninggalkan ladang pelayanan itu lagi.
Ada sedikit orang di semua gereja yang mempunyai beban untuk menjangkau
orang-orang non-Kristen. Anda harus berdoa agar anda dapat menemukan
mereka.

Persekutuan dengan komunitas


Jika seorang Muslim, selama transformasi spiritualnya, dan setelah pengusiran
yang menyakitkan dari klannya dan dari kelompok masyarakatnya, berani mendekati
sebuah persekutuan orang percaya atau bahkan gereja atau berusaha menghubungi
orang-orang Kristen, para imam dan pendeta, ia seringkali sangat terkejut. Ia merasa:
Mereka tidak percaya pada saya! Mereka menganggap saya seorang pengemis, atau
saya berniat untuk menipu salah-satu dari gadis-gadis Kristen, atau mereka curiga
kalau-kalau saya adalah mata-mata! Rasanya seperti seember air es disiramkan
padanya ketika ia baru saja melangkah memasuki pintu menuju kekristenan!
Sudah tentu, orang Muslim menggunakan perbendaharaan kata yang berbeda
dalam hidup sehari-hari dibandingkan dengan kebanyakan orang Kristen, dan
kalaupun mereka menggunakan kata-kata yang sama, maknanya berbeda. Mereka
berpakaian dan bertingkah-laku berbeda dari orang Kristen sehingga orang-orang
Kristen akan dengan cepat mengenali perbedaannya. Kedua belah pihak merasakan
adanya tembok pemisah yang tidak kelihatan.
Hal pertama yang dibutuhkan seorang petobat baru adalah kepercayaan,
pengertian dan kasih! Saudara-saudara dan saudari-saudari yang beriman dan berdoa
harus mendatanginya dan menemuinya, berbicara padanya, mengundangnya ke rumah
mereka dan membuat dia merasa: engkau adalah bagian dari kami, kita saling
memiliki! Namun undangan semacam itu tidak boleh dibuat oleh keluarga yang
memiliki gadis-gadis yang belum menikah, karena dalam kasus ini undangan
semacam itu akan salah dimengerti.
Namun demikian jemaat tersebut harus menjadi sarang agar si petobat baru
dapat merasa betah. Persekutuan dengan orang-orang yang mengikuti Yesus adalah
“kami” yang baru baginya; yang dicarinya dan dibutuhkannya setelah ia diusir dari
klannya. Jemaat itu adalah keluarganya yang baru, terpisah dari sedikit yang dapat
tetap bertahan. Penting sekali untuk mempersiapkan komunitas untuk menerima para
petobat, itu sama pentingnya dengan upaya penjangkauan.
Para penatua dan para pendeta hendaknya tidak mendorong atau mengijinkan si
petobat baru untuk memberi kesaksian tentang imannya dari atas mimbar atau
24
panggung. Itu akan menjadi hal yang kontra-produktif karena akan membuat si
petobat baru seakan terlihat besar dan penting – ia akan segera membengkak seperti
balon yang ditiup. Ia harus diberikan pelayanan-pelayanan kecil di dalam komunitas
dan tugas-tugas yang harus dipertanggung-jawabkan dalam kelompok, sehingga ia
merasa bahwa ia telah diterima dan diperlakukan sama dengan yang lainnya. Sama
seperti kita, ia adalah orang berdosa yang telah dibenarkan oleh karunia Tuhan.
Apabila seorang petobat telah diterima oleh sebuah keluarga Kristen, mereka
juga harus melindunginya. Keramah-tamahan di Timur Dekat adalah sesuatu yang
sakral bagi orang Muslim dan juga orang Kristen. Pernah ada seorang saudara yang
menghalangi kerabat yang mau membalas dendam di depan pintu rumahnya dan
mengatakan pada mereka: “Langkahi dulu mayatku baru kalian bisa mendapatkan
saudara kami yang buron!” Mereka pergi dengan ketidakberhasilan membalaskan
dendam, dan frustrasi oleh adat-istiadat Arab seperti itu.
Dengan keringat di keningmu engkau akan makan makananmu!
Ketika seorang Muslim menjadi Kristen dan tetap tinggal di lingkungan Muslim
biasanya ia akan kehilangan pekerjaannya karena ia dipandang telah dikutuk Allah,
para malaikat-Nya dan semua Muslim (Sura al-Baqara 2:161). Bagi mereka, ia telah
menjadi najis (Sura al-Tawba 9:28). Tak seorang Muslim pun yang boleh bersekutu
dengan si pemakan babi dan peminum anggur ini, apalagi memberikannya pekerjaan!
Gembala dari sebuah jemaat atau pemimpin penginjilan mempunyai tugas yang
mendesak untuk mencari atau menciptakan lapangan kerja bagi para petobat baru
dalam Kristus. Tidak cukup hanya mengundang para petobat baru untuk makan siang
di keluarga-keluarga Kristen secara bergiliran. Dalam jangka waktu yang panjang itu
akan menjadi hal yang merendahkan. Juga, para petobat baru tidak boleh diberikan
sejumlah uang, besar ataupun kecil jumlahnya. Itu akan dianggap sebagai sebuah
penghinaan bagi seorang Muslim yang terhormat! Mereka bukan pengemis, tetapi
saudara-saudari seiman. Apa yang mereka butuhkan adalah pekerjaan yang tetap atau
pelatihan untuk suatu pekerjaan. Beberapa diantara mereka bahkan harus belajar
untuk bekerja keras. Ada banyak masalah dalam bidang ini.
Seorang gembala menyuruh ruang gerejanya dicat beberapa kali dalam setahun,
untuk menciptakan lapangan kerja bagi para petobat. Ia ingin menolong mereka
dengan segala cara. Dengan cara itu ia memberi mereka perasaan bahwa mereka
telah melakukan pekerjaan yang berarti. Pendeta-pendeta yang lain meminta mereka
untuk memotong kayu, menggali di kebun, membersihkan rumah dan pekarangan,
bekerja sebagai pengantar pesan, mengetik naskah, menterjemahkan, menjual buku
atau mengerjakan pekerjaan lainnya, untuk memberikan mereka pekerjaan yang
sesungguhnya dan tidak hanya menumpang (baksheesh).
Para petobat baru sering kekurangan pelatihan kerja atau tidak menyelesaikan
pendidikan di sekolah. Gadis-gadis memerlukan kursus menjahit, para pria muda
kursus komputer, tes untuk menjadi supir taksi atau beasiswa untuk menyelesaikan
sekolah. Semua itu membutuhkan uang. Uang itu tidak boleh diberikan begitu saja,
tetapi disediakan sebagai pinjaman atau untuk dikembalikan kemudian. Pada
25
awalnya jangan memberikan uang dalam jumlah yang besar. Hanya jika uang
pinjaman dalam jumlah yang kecil telah dikembalikan dengan setia, maka kita boleh
memberikan dan mengharapkan bahwa pinjaman yang lebih besar akan dikembalikan
juga. "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam
perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara
kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar” (Luk. 16:10).
Pada suatu kesempatan seorang Muslim muncul di sebuah penerbitan Alkitab di
sebuah kota islami dan meminta Alkitab untuk ia jual di pasar kaki lima. Ketika agen
menolaknya, si Muslim berkata: “Ujilah saya, dan berikanlah saya dua Alkitab saja,
lalu saya akan mengembalikan uang untuk satu Alkitab dan saya akan menyimpan
uang pembayaran untuk Alkitab yang kedua sebagai pembayaran dari saya”. Pada
hari yang sama si penjual jalanan itu membawa uangnya dan mendapat empat Alkitab
untuk dijual. Dua hari kemudian ia membawa uang hasil penjualan 2 Alkitab dan
menerima 8 Alkitab. Ia setia dengan jumlah kecil, maka tidak ada resiko dalam
mempercayainya kemudian dengan 16 atau 20 Alkitab, yang dijualnya di pasar
terbuka dimana tidak ada orang Kristen yang berani menawarkan Alkitab pada orang-
orang.
Ketika pekerjaan baru telah didapatkan atau diciptakan maka itu menjadi bukti
yang memadai bahwa sebuah kelompok doa telah mendukung tim penginjilan. Oleh
karena para pendoa juga adalah orang-orang yang bekerja, pastilah mereka juga tahu
kapan dan dimana ada lowongan kerja.
Sebuah penjangkauan penginjilan diantara orang Muslim tidak hanya berarti
konseling spiritual tapi juga memperhatikan kebutuhan fisik mereka. Setelah sebuah
tim yang terdiri dari mahasiswa-mahasiswa sekolah Alkitab, yang melayani di Pulau
di Fort Lamy di Samudera India kembali pulang dengan depresi dan kecewa setelah
mengalami upaya penginjilan yang sia-sia, seorang pemuda Muslim dari pulau itu
muncul di depan pintu salah seorang mahasiswa seminggu kemudian. Ia mengatakan
padanya bahwa ia telah mengambil dan membaca salah-satu traktat mereka, yang
telah dibuang. Hanya karena melakukan hal itu ia kemudian diusir oleh para
penduduk pulau yang fanatik. Mahasiswa sekolah Alkitab yang pintunya telah
diketuk pemuda yang telah diusir itu bertanya pada dosennya: “Apa yang harus saya
lakukan terhadap pemuda itu sekarang?” Ketika ia mendengar dosennya menjawab: “
Kamu sudah mendapatkan seorang saudara,” dengan segera ia menjawab, “Ya,
seorang saudara rohani!” Ketika ia ditanya apa yang akan dilakukannya jika
saudaranya yang buron mengetuk pintunya, ia berkata, “Tempat tidurku adalah
tempat tidurmu dan kulkasku terbuka untukmu”. Ketika si mahasiswa diberitahu
bahwa si pemuda Muslim yang telah diusir itu bukan hanya saudara secara spiritual
tapi juga saudaranya yang sesungguhnya yang harus diurusnya dengan tanggung-
jawab, ia menundukkan kepalanya dengan malu karena ia mengerti bahwa misi
diantara orang Muslim tidak hanya pelayanan Firman secara rohani, tetapi juga
pengorbanan substansial.

26
Tidak baik bagi seorang pria jika ia hanya sendiri!
Siapapun yang belum menikah, entah itu pria maupun wanita di usia 30 tahun
dalam dunia Islam akan dipandang dengan kecurigaan oleh klan mereka sendiri dan
teman-temannya dan dianggap tidak sehat atau tidak normal. Adalah penting bagi
petobat baru, pria dan juga wanita, untuk menemukan pasangan hidup yang percaya
pada Kristus.
Beberapa orang Muslim menganggap baptisan hanya sebagai salah-satu dari
sejumlah wudhu yang harus dilakukan seorang Muslim sebelum sembahyang. Tetapi
ketika ia menikahi seorang gadis Kristen, perpisahan antara dirinya, klan dan
masyarakat Islam (Umma) adalah final. Menikahi seorang wanita Kristen mempunyai
makna yang lebih mendalam bagi banyak Muslim daripada baptisan.
Menyedihkan sekali bahwa orangtua Kristen jarang mengijinkan putrinya
menikahi seorang petobat baru. Mereka takut cara hidupnya yang islami, yaitu bahwa
ia akan memukuli putri mereka. Jika ia mengucapkan dua kalimat syahadat ketika ia
sedang marah, ia akan kembali kepada Islam. Maka semua anaknya akan menjadi
miliknya, dan istrinya hanya akan mewarisi seperdelapan dari harta milik mereka
bersama.
Di sisi lain, gadis-gadis mantan Muslim lebih suka menikahi orang asing yang
Kristen agar dapat bermigrasi. Maka mereka meninggalkan kaumnya yang Kristen
sendiri, tidak menikah. Kaumnya sendiri yang asli Kristen diperintahkan untuk
menikahi gadis-gadis Muslim. Maka iman si petobat baru berada dalam bahaya,
karena istrinya yang Muslim dapat meminta cerai kapan saja karena ia telah
meninggalkan Islam, dan semua anak mereka dan harta milik mereka akan menjadi
milik istrinya yang Muslim.
Hikmat dan tuntunan penuh kemurahan dari Yesus Kristus sangat diperlukan
sehingga kedua pihak orang beriman ini – jika memungkinkan, keduanya dari Islam –
saling menemukan/berjodoh. Hanya dengan demikian sebuah keluarga yang diberkati
dalam nama Yesus akan terjamin. Ini juga dapat menjadi dasar bagi terbentuknya
sebuah gereja rumah. Hanya jika kedua belah pihak sepakat untuk mengambil resiko
karena mengadakan pertemuan-pertemuan rahasia di tempat mereka maka
pertemuan-pertemuan itu dapat terjadi. Jika pertemuan-pertemuan itu terbongkar,
kedua belah pihak dapat dipenjarakan dan harta mereka disita. Pernikahan dalam
nama Yesus Kristus mempunyai konsekuensi-konsekuensi yang jauh lebih besar dan
merupakan sebuah cara untuk mendirikan gereja-gereja rumah yang baru.
Para saudara dan saudari yang bertanggung-jawab atas gereja yang sudah ada
harus menyediakan kontak antara pemuda-pemuda Kristen dan gadis-gadis yang
dapat dinikahi, sehingga mereka dapat bertemu dan berbincang. Cara hidup pemuda-
pemudi di perguruan tinggi, perpus-takaan, bandara dan taman-taman dengan jelas
menun-jukkan tren semacam itu.
Sebagai contoh, apa yang kelihatannya ketinggalan jaman dapat menantang kita
untuk berbuat lebih baik:

27
Di Maroko hiduplah seorang pemuda Kristen yang tampan yang menjadi kepala
sekolah. Ia tidak dapat menemukan teman hidup yang cocok. Jadi ia berkata, “Saya
telah ‘mengikuti jejak Adam’ dengan Tuhan. Sebagaimana Sang Pencipta membuat
Adam tertidur nyenyak, lalu mengambil salah-satu tulang rusuknya, dan menciptakan
Hawa dari rusuk itu, wanita yang tercantik di dunia, dan membawanya kepada Adam,
demikianlah saya tidak akan lagi mencari seorang istri, tetapi akan menantikan Tuhan
untuk membawa pada saya wanita yang terbaik dari semua”.
Dan Tuhan mengirim kepadanya seorang saudari misionaris yang tua,
menyapanya dan berkata, “Emir, sudah tiba saatnya untuk menikah!” Ia menjawab,
“Terima-kasih Tuhan!” Misionaris tua itu melanjutkan, “Saya mempunyai daftar
nama 80 gadis Kristen yang mau menikahi seorang pengikut Kristus”. “Luarbiasa,”
Jawab Emir. Wanita tua itu melanjutkan, “Nah, pilihlah sendiri satu dari nama-nama
ini”. Emir menjawab, “Tapi saya tidak mengenal gadis-gadis ini”. Misionaris itu
berkata, “itu tidak penting. Ambil pensilmu, tutup mata, berdoa dan biarkan pensilmu
menyentuh kertas ini. Nama yang ditunjuk oleh pensilmu adalah gadis yang telah
disiapkan Tuhan untukmu”. Emir berteriak, “Matilah aku!” Wanita tua itu menjawab,
“Tidak apa-apa. Sekarang waktunya untuk menikah”. Emir mengeluh, mengambil
sebatang pensil, membiarkan tangannya yang gemetaran jatuh ke atas kertas,
membuka matanya dan membaca nama yang terpilih. “Dimana ia tinggal?” ia
tercekat. “500 km dari sini, di Selatan, di teluk”, jawab wanita itu. “Ambil mobilmu,
pergilah padanya dan katakan padanya: “Tuhan telah mengirimkan aku padamu
sehingga kita bisa menikah”
Setengah syok, emir mengambil mobilnya, mengendarainya, tiba di tempat
tinggal gadis itu, menemukan rumahnya, membunyikan bel, dan – sebuah mujizat – ia
ada di rumah. Emir mengutarakan maksudnya dan benarlah – mereka menikah tidak
lama kemudian.
Namun setelah beberapa bulan, emir menulis kepada temannya: doakan agar
saya dapat belajar mencintai istri saya, karena ia keras kepala dan tidak suka apa
yang saya sukai, dan ketika ia menginginkan sesuatu saya juga tidak
menginginkannya. Kehidupan kami telah menjadi kematian terus-menerus. Sebagai
seorang Kristen, saya tidak mau memukulinya atau menceraikannya. Doakan agar
saya dapat belajar mencintai istri saya yang tidak patuh. Hari ini mereka telah
mempunyai beberapa anak dan merupakan pasangan yang berbahagia, setelah
dibentuk oleh karakter mereka masing-masing.
Tidak semua orang akan menyetujui metode saudari tua itu, dan kami pun tidak
akan merekomendasikan agar anda melakukannya. Tetapi ia mempersatukan banyak
pasangan Kristen dalam pernikahan lebih banyak dari para teolog yang pandai.
Banyak pemuda telah berkeluh-kesah dan berkata, “Aduhai, sekiranya Tuhan juga
mengirimkan malaikat seperti itu juga pada saya!”
Dalam negara-negara yang murni Islam seperti Maroko, tidak ada pernikahan
sipil, pernikahan hanya dapat dilakukan di depan sheikh di kantornya. Tapi dalam
banyak kasus sebuah pemberian istimewa akan menolongnya untuk menandatangani

28
surat-surat penting tanpa harus hadir dalam upacara seremonial, sehingga tidak
seorang pun yang mesti menaruh tangannya diatas Qur’an. Tetapi anak-anak dari
pernikahan semacam itu tetaplah Muslim. Di negara-negara seperti Maroko tidak ada
cara yang sah untuk mengubah afiliasi religius seseorang yang telah dicatat dalam
paspor!
Ketika seorang petobat baru dan seorang wanita percaya menikah, di negara-
negara Islam ini juga berarti bahwa ada dua klan yang dipersatukan. Pembicaraan,
riset dan negosiasi harus dilakukan hingga mahar si pengantin wanita dibayarkan dan
semua pihak merasa puas. Setelah acara keluarga yang menggabungkan dua klan,
pasangan muda Kristen seringkali merayakan sebuah upacara pernikahan yang kedua
di gereja bawah tanah mereka, yang mereka anggap sebagai permulaan yang
sesungguhnya untuk hidup pernikahan mereka.
Selain dari masalah mencari pasangan nikah yang cocok, seringkali ada
permasalahan-permasalahan lainnya di negara-negara Islam:
Para petobat yang telah menikah kadang tidak diterima dalam jemaat karena
mereka memiliki 4 istri dan banyak anak. Di Sudan, sebuah jemaat memutuskan
untuk membaptis keluarga yang besar itu dan menerima mereka, jika si kepala
keluarga mengakui di depan komunitas bahwa ia telah berdosa tanpa ia ketahui dan
telah mengikuti jalan yang salah. Ia tidak dapat menceraikan istrinya dan anak-
anaknya karena ia bertanggung-jawab atas mereka. Ia harus mengakui secara terbuka
kenyataan bahwa dalam statusnya yang tidak sesuai Alkitab, ia tidak dapat
mengambil tanggung-jawab untuk menjadi penatua jemaat.
Di India, seorang dokter medis dengan 4 istri dan 20 anak menjadi Kristen. Ia
memutuskan untuk menginjili istri-istrinya dan akan tetap memperistri siapa yang
mau menerima Injil. Ia menceraikan semua yang menolak Putra Tuhan, tetapi ia
mengasuh semua anaknya. Dendam putranya yang tertua dari salah satu istri yang
diceraikannya adalah untuk menguburkan ayahnya dengan cara Islam bila ia mati
nanti!
Bergabung dengan sebuah jemaat, mendapatkan pekerjaan dan menjalani
pernikahan Kristen adalah tiga langkah penting untuk mengintegrasikan para
petobat ke dalam gereja Kristen. Masalah-masalah yang berhubungan dengan
langkah-langkah praktis ini kadangkala membutuhkan kesabaran dan kekuatan lebih
daripada melakukan penginjilan kepada orang-orang Muslim, dan memisahkan
mereka dari klannya. Banyak petobat baru yang menyembunyikan imannya kepada
Yesus Kristus dari para kerabatnya, setengah-setengah maupun sepenuhnya, hingga
mereka dapat mandiri dan hidup dalam iman mereka dengan seorang pasangan
Kristen.

Perkembangan-perkembangan kritis
Setelah pertobatannya kepada Kristus, seorang petobat muda masih jauh dari
menjadi seorang Kristen yang dewasa. Ia memerlukan waktu untuk bertumbuh dalam

29
iman, dalam kasih dan dalam pengharapan. Ia harus, sebagaimana kita juga,
membaca Alkitab dengan teratur dan mengambil keputusan-keputusan dalam doa. Ia
harus belajar mengampuni orang lain, sama seperti Yesus telah mengampuni kita
(Matius 6:14-15). Perintah Kristus adalah agar kita tidak menghakimi kesalahan-
keslahan orang lain juga termasuk kesalahan keluarga kita sendiri (Matius 7:1-5).

Seorang petobat dengan cepat akan melihat kelemahan-kelemahan orang Kristen


lainnya. Ia melihat bagaimana bapak Pendeta melangkah ke mimbar dengan kepala
tengadah dan berkhotbah dari mimbar dengan nada suara yang berbeda dengan saat
ia berbicara. Ia melihat bahwa di gereja ada orang-orang kaya dan juga orang miskin
dan bahwa orang kaya lebih dihormati, sedangkan yang miskin diabaikan dan
hampir-hampir tidak dipandang. Peragaan busana dalam ibadah Minggu sama jelas
terlihat seperti berbicara mengenai orang di belakangnya ketika orang itu tidak ada.
Segera ia akan berkata, “Orang-orang Kristen tidak lebih baik daripada orang-orang
Muslim! Ada pengelompokan, ambisi dan kekasaran terlihat dimana-mana”.

Apa yang harus dipelajari oleh seorang petobat adalah rahasia saling mengampuni,
mendoakan orang lain, penyangkalan diri, pengakuan dosa di hadapan Tuhan, dan
kerendahan hati secara spiritual. Rahasia kekristenan adalah mengampuni, bukan
menjadi sempurna! Kita harus mengampuni seorang saudara atau saudari tiap hari
hingga 490 kali.
Di sisi lain, mereka yang disebut orang Kristen “dewasa” harus belajar untuk tidak
cepat-cepat menghukum orang yang baru bertobat. Banyak frase-frae islami yang
terucap dari bibir mereka, yang lebih baik tidak dikatakan. Dalam hidup pernikahan
mereka, sikap para suami yang berlagak sebagai “pasha” (penguasa/raja) harus
dimatikan, dan keserupaan dengan Kristus yang mau melayani orang lain harus
ditumbuhkan. Mereka memerlukan waktu untuk belajar bekerja di bidang industri
selama 8 jam sehari, sehingga mereka dapat menghidupi keluarga mereka. Dalam
dunia politk, mereka tidak boleh menghukum para lawan mereka, tetapi mengasihi
dan mendoakan mereka. Kebencian kolektif orang-orang terhadap negara-negara
tetangga memerlukan penebusan yang sejati. Propaganda kotor di televisi, di majalah
dan poster-poster mengundang kuasa Roh Kudus untuk mematikan TV dan
mengatasi impian-impian kotor yang muncul dari semua itu. Kepasifan dalam
fatalisme harus ditaklukkan oleh tanggung-jawab dengan sepenuh hati dalam Kristus.
Tanpa pengudusan seorang petobat baru juga tidak akan dapat melihat Tuhannya.

Dimanakah solusi atas permasalahan-permasalahan ini? Sebagai orang Kristen, kita


memerlukan mata seorang ibu ketika kita berhadapan dengan para petobat baru, dan
bukan mata seorang petugas polisi. Petugas polisi melihat pelanggaran dan
menuliskannya dalam laporannya. Seorang ibu juga melihat kesalahan anaknya, tetapi
ia akan menghukumnya dengan kasih dan berharap ada perbaikan!

30
Seorang ibu mengganti popok bayinya beberapa kali sehari. Itu bukanlah tugas yang
menyenangkan. Tapi ibunya, dan kadangkala bahkan ayahnya sudah tentu melakukan
tugas ini dengan kasih. Sampai kapan? Seminggu? Sebulan? Tiga bulan? Dan
kemudian apakah mereka jadi lelah dan bosan dan kemudian membuang popok itu
beserta dengan bayinya ke dalam keranjang sampah? Mustahil! Mengapa? Seorang
ibu tetaplah ibu, seorang ayah tetaplah ayah. Mereka membersihkan anak mereka
berulangkali, selama setahun, 2 tahun, dan lebih, jika perlu. Kasih yang mendalam
membuat mereka melakukannya.

Kita harus melayani seorang mantan Muslim secara spiritual selama bertahun-tahun
agar ia menjadi diperlengkapi penuh, dikuduskan dan disiapkan untuk melayani
dalam nama Yesus. Kuasa yang tidak berkesudahan dari Putra Tuhan lebih kuat dari
yang kita pikirkan:
“Sebab semua yang lahir dari Elohim, mengalahkan dunia. Dan inilah
kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita. Siapakah yang mengalahkan
dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Elohim?”
(1 Yoh. 5:4-5)
Kasih Yesus Kristus mewajibkan kita untuk tetap melayani mereka yang telah
meninggalkan roh dan kebiasaan Islam dan telah menerima Kristus dan etos-Nya.
Teladan dan kesetiaan banyak orang Kristen sangatlah penting, seperti yang ditulis
oleh Pendeta Iskander Jadeed, seorang mantan Muslim:

Jika semua orang Kristen adalah orang-orang Kristen yang sejati,


Maka orang Muslim tidak akan tetap menjadi orang Muslim.

31
QUIZ

Pembaca yang terkasih!

Jika anda telah mempelajari booklet ini dengan seksama, maka anda akan dengan
mudah menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut. Siapa yang bisa menjawab 90%
dari semua pertanyaan di kedelapan booklet dari seri ini dengan benar, bisa
mendapatkan sebuah sertifikat dari kantor pusat kami, mengenai

Studi Tingkat Lanjut


dalam menemukan cara-cara yang bermanfaat untuk melakukan percakapan
dengan orang-orang Muslim mengenai Yesus Kristus.

Sebagai sebuah dorongan untuk pelayanan anda ke depan bagi Kristus.


1. Yang mana yang harus diatasi oleh hamba-hamba Tuhan, dari ketiga halangan
utama agar bisa membimbing seorang Muslim bertemu dengan Kristus?
2. Apa masalah terbesar yang memisahkan Islam dari Kekristenan?
3. Siapakah Allah dalam Islam?
4. Apa yang ditawarkan oleh Bapa dari Yesus Kristus yang sama sekali belum
diketahui oleh orang-orang Muslim?
5. Mengapa Allah dalam Islam tidak mungkin sama dengan Bapa Surgawi kita?
6. Apakah makna anugerah dalam Islam, dan apa maknanya dalam Kekristenan?
7. Mengapa seorang Muslim bisa meminta Tuhan untuk mengampuni kesalahannya,
namun pada saat yang sama sangat sulit untuk melihat dirinya sendiri sebagai
seorang berdosa?
8. Apakah perbedaan antara sudah ditentukan sebelumnya (predestinasi) di dalam
Islam dan sudah dipilih sebelumnya di dalam Kekristenan? Mengapa orang-orang
Muslim seringkali jadi “meledak” secara emosional kendati mereka menganut
konsep fatalisme (nasib) sementara orang-orang Kristen Arab cenderung lebih
aktif, bersih dan sabar?
9. Mengapa tidak ada Roh Kebenaran di dalam Islam? Di bawah keadaan bagaimana
syariah mengijinkan seorang Muslim untuk berbohong bahkan untuk membatalkan
sumpahnya?
10. Apakah perbedaan antara poligami Muslim dan monogami Kristen?
11. Bagaimana bahan-bahan pelajaran diajarkan di bawah guru-guru Qur’anik?
Mengapa siswa-siswa di sekolah-sekolah Islam dituntut untuk memiliki lebih
banyak pengetahuan/hapalan daripada skill dalam berlogika dan menyelesaikan
masalah?
12. Mengapa Qur’an dan Syariah tidak menghapuskan perbudakan, sehingga orang-
orang Muslim di Sudan bagian Barat sampai hari ini masih memiliki hak untuk

32
menguasai budak-budak? Bagaimana spirit yang bekerja dalam prinsip-prinsip
seperti ini mempengaruhi hubungan-hubungan kepemilikan di pabrik-pabrik atau
di perkebunan terhadap para pekerja mereka?
13. Mengapa demokrasi selalu merupakan sesuatu yang bersifat Anti-Islamik?
Mengapa perang suci dalam Islam selalu bertujuan untuk mendirikan sebuah
negara agama?
14. Berapa lama yang diperlukan bagi seorang Muslim untuk membangun ulang
pemikirannya, membuang budaya Muslimnya dan menjadi seorang Kristen yang
dewasa? Mengapa kontekstualisasi yang hanya bersifat dipermukaan menjadi
tidak produktif dalam sebuah usaha penjangkauan Biblikal di antara orang-orang
Muslim?
15. Apakah artinya bahwa banyak orang Muslim masih hidup dalam ikatan suku
mereka dan belum bersifat individual? Bagaimanakah kenyataan ini
mempengaruhi strategi kita untuk melakukan penjangkauan?
16. Di ayat mana Qur’an mengatakan bahwa orang-orang Muslim harus mengambil
Yahudi dan Kristen sebagai teman atau partner dalam bisnis?
17. Mengapa sebuah keluarga Muslim memperbolehkan anggota-anggota keluarganya
untuk membaca literatur Kristen tetapi sangat melarang mereka untuk menjadi
Kristen? Siapakah dalam klan itu yang biasanya dipilih untuk memberikan
peringatan kepada para pencari kebenaran supaya mereka tidak mengikuti Kristus
dengan iman?
18. Apa daftar panjang penghukuman yang akan dijatuhkan oleh para orang-tua
konservatif untuk menyelamatkan keturunan mereka atau saudara-saudari mereka
agar tidak berpaling dari Islam?
19. Mengapa seorang petobat (orang yang pindah agama) seharusnya tidak
meninggalkan orang tua dan keluarganya terlalu cepat? Bagaimana ia seharusnya
berperilaku jika ia tidak bisa secara terbuka berbicara mengenai imannya yang
baru?
20. Berapa persen Muslim yang liberal dan berapa banyak yang cenderung
konservatif, mentaati Qur’an dan Syariah?
21. Bagaimana seorang Muslim bisa mendapatkan buku mana yang mengklaim
sebagai yang diturunkan dari surga dan berisi pewahyuan yang benar? Apakah
Qur’an adalah sebuah buku ilahi yang diinspirasikan?
22. Apakah ketiga dosa dalam Islam yang tidak mungkin bisa diampuni? Apa artinya
ini bagi seorang petobat baru ketika ia dipanggil kepada Kristus?
23. Mengapa setiap petobat baru dari Islam kepada Kekristenan secara legal layak
dihukum mati bahkan ketika Qur’an sendiri tidak menuntut eksekusinya?
24. Apakah semua orang Kristen adalah “Muslim” sebagaimana yang diklaim oleh
Qur’an? Apa sebenarnya tujuan dari jebakan Muslim ini dan apa bahaya yang ia
bawa?

33
25. Bagaimana seharusnya kontekstualisasi biblikal dibedakan dari kontekstualisasi
yang tidak biblikal dan humanistik? (baca Matius 16:21-23)
26. Mengapa kasih tanpa kebenaran adalah sebuah dusta dan kebenaran tanpa kasih
akan membunuh?
27. Dimana orang bisa menemukan banyak gereja yang tidak siap menerima para
petobat dari Islam untuk menjadi anggota mereka?
28. Apakah alasan utama mengapa para pemimpin dan tua-tua gereja ragu untuk
menerima para petobat dari Islam menjadi anggota komunitas mereka? Bagaimana
kita bisa mengatasi sikap yang mengerikan ini?
29. Bagaimana seharusnya kita menerima para petobat yang setia ke dalam
persekutuan kita sehingga mereka merasa seperti tinggal satu rumah dengan kita
dan menemukan klan dan “sarang” komuni yang baru bersama kita?
30. Mengapa lebih bermanfaat di beberapa negara Muslim untuk pertama-tama
mengumpulkan orang-orang yang sedang mencari kebenaran ke dalam sebuah
persekutuan satelit sebelum membawa mereka ke pertemuan utama gereja?
31. Mengapa para penatua gereja perlu menyediakan pekerjaan yang memungkinkan
untuk para petobat baru dan bagaimana seharusnya para petobat baru yang belum
terlatih, dilatih untuk bisa melakukan pekerjaan itu dengan baik? Mengapa mereka
harus belajar untuk bekerja sekeras kita bekerja?
32. Mengapa kita di awal tidak menawarkan para petobat atau mereka yang tengah
mencari kebenaran dengan bantuan finansial tanpa batas (Baksheesh), sebaliknya
membantu mereka dengan pinjaman dalam jumlah terbatas/kecil?
33. Mengapa kita harus menolong para petobat dari Islam untuk menemukan seorang
pasangan Kristen untuk menjadi isteri atau suaminya? Mengapa keluarga-keluarga
Muslim seringkali menganggap menikah dengan seorang Kristen sebagai hal yang
lebih serius daripada baptisan?
34. Mengapa sebuah pernikahan Kristen di beberapa negara Muslim tidak mungkin
menjadi sebuah ikatan secara legal sehingga para pengikut Kristus dan anak-anak
mereka harus tetap sebagai Muslim berdasarkan pasport mereka?
35. Apa yang harus diputuskan oleh sebuah dewan gereja jika seorang Muslim
dengan dua, tiga atau empat isteri minta untuk dibaptiskan? Haruskah ia
menceraikan isteri-isteri tambahannya itu? Dan bagaimana dengan anak-anak dari
isteri-isterinya yang berbeda?
36. Mengapa seorang yang bertobat dari Islam harus menikah dengan seorang Kristen
dan bukan seorang Muslim? Apakah hasil yang mungkin muncul dalam setiap
kasus?
37. Mengapa para petobat Muslim seringkali terkejut dengan perilaku dari pemimpin
gereja dan anggota-anggota gereja lainnya? Apa rahasia spiritual dalam sebuah
komunitas Kristen?

34
38. Kesalahan mana dalam perilaku petobat dari Islam yang mungkin akan
mengejutkan beberapa orang Kristen konservatif?
39. Berapa lama seharusnya seorang petobat diampuni dari kesalahan-kesalahannya
yang serius sementara kita masih menganggapnya sebagai seorang Kristen yang
benar?
40. Apakah rahasia keberhasilan utama untuk penjangkauan di antara Muslim?
Mengapa melakukan follow up lebih menyita waktu daripada melakukan
penjangkauan evangelistik?

Setiap peserta dalam Quiz ini diijinkan menggunakan buku apa pun yang
dibutuhkan dan bertanya kepada setiap orang yang bisa dipercaya dan yang ia
kenal, ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan ini. Kami menunggu jawaban tertulis
anda termasuk alamat lengkap anda di atas kertas atau di email anda. Kami
mendoakan anda pada Yesus, Tuhan yang hidup, supaya Ia memberikan terang,
mengutus, membimbing, menguatkan, melindungi, dan beserta dengan anda dalam
setiap hari yang anda jalani.

Saudaramu dalam pelayananNya

Abd al-Masih dan saudara-saudaranya dalam Tuhan

Kirimkan jawaban anda ke:

GRACE AND TRUTH


P.O.Box 1806
70708 Fellbach
GERMANY

or by e-mail to: info@grace-and-truth.net

35

You might also like