You are on page 1of 12
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA ° DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU IL Mayjen 5. Parman No. 2Kendan,Telp, (0401) 3126053, 3129411 Fax. (401) 2126162 Homepage: dpm, sulraprov.90 idan E-mal vo cnmoispes agro 3 KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI SULAWESI TENGGARA NOMOR: 235 /DPMPTSP/ \V /2019 TENTANG PERSETUJUAN PENINGKATAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN EKSPLORAS! MENJADI IZIN USAHA PERTAMBANGAN OPERAS! PRODUKSI KEPADA CV. RIZQI PERDANA KODE WILAYAH : 24 7409 5 44 2016 048 KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI SULAWESI TENGGARA Membaca 1. Surat Direktur CV. Rizgi Perdana Nomor : 003/RP/IIV2019 Tanggal 26 Maret 2019 Perihal Permohonan IUP Operasi Produksi Batuan; 2. Surat Pit. Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 540/1354 tanggal 15 April 2019 perihal Pertimbangan Teknis Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi; Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara Pasal 34 Ayat (2) menyatakan Pemegang IUP Eksplorasi dijamin untuk memperoleh IUP Operasi Produksi sebagai Peningkatan dengan mengajukan permohonan dan memenuhi persyaratan peningkatan operasi produksi; b. bahwa CV. Rizgi Perdana telah memenuhi persyaratan untuk diberikan persetujuan peningkatan kegiatan menjadi Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi ©. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud_huruf a dan b di atas, perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Tenggara Mengingat :1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1964 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1964 tentang Pembentukan Daerah Tingkat | Sulawesi Tenggara dengan mengubah Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1960 tentang Pembentukan Daerah Tingkat | Sulawesi Utara-Tengah dan Daerah Tingkat | Sulawesi Selatan-Tenggara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1964 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1687); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik indonesia Nomor 4724); SISPFADU 10. 1. 12, 13. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4758); Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959); Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 5587); sebagaimana telah beberapa kali diubah dengan terakhir Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Rebublik Indonesia Nomor 5679); Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5110); Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 29; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5111); sebagaimana telah diubah beberapa kali dengan terakhir Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2018 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6186); Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2010 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan _ Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5142); Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 tentang Rekiamasi dan Pasca Tambang (Lembaran Negara Republik indonesia Tahun 2010 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5172); Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 43 Tahun 2015 tentang Tata Cara Evaluasi Penerbitan Izin Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2014); Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 11 Tahun 2018 tentang Tata Cara Pemberian Wilayah, Perizinan, Dan Pelaporan Pada Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 295) sebagaimana telah diubah beberapa kali dengan terakhir Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 51 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Menetapkan KESATU Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 11 Tahun 2018 tentang Tata Cara Pemberian Wilayah, Perizinan, Dan Pelaporan Pada Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1592); 14, Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 25 Tahun 2018 tentang Pengusahaan Pertambangan Mineral dan Batubara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 595); 15. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 26 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Kaidah Pertambangan Yang Baik Dan Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batubara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 596); 16. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1796 K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Permohonan, Evaluasi, serta Penerbitan Perizinan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara; 17. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1824 K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat; 18. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1825 K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pemasangan Tanda Batas Wilayah izin Usaha Pertambangan atau Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus Operasi Produksi, 19, Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1827 K/S0/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan —Kaidah Pertambangan Yang Baik; 20. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Nomor 5) 21. Keputusan Gubernur Sulawesi Tenggara No. 324 Tahun 2018 tentang Pendelegasian Kewenangan Gubemur Sulawesi Tenggara Kepada Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Untuk Melaksanakan Penyelenggaraan Perizinan dan Nonperizinan di Provinsi Sulawesi Tenggara MEMUTUSKAN KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI SULAWESI TENGGARA TENTANG PERSETUJUAN PENINGKATAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN EKSPLORASI MENJADI IZIN USAHA PERTAMBANGAN OPERAS! PRODUKSI KEPADA CV. RIZQI PERDANA Memberikan Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Kepada Nama Perusahaan = CV. Rizqi Perdana Alamat : Kel. Puunaha Kec. Unaaha Kab. Konawe Prov. Sulawesi Tenggara No. Telepon/Hp/Email rizgiperdanamining@amail.com KEDUA KETIGA KEEMPAT KELIMA KEENAM KETUJUH ‘Susunan Pengurus No. Nama | Jabatan 1 | Rijal Direktur 2_| Melan Supur | Pesero Diam_| Komoditas Bahan Galian : Batuan (Batu Gamping) Lokasi IUP Operasi Produksi Desa/Kelurahan : Wawoluri Kecamatan Motui Kabupaten Konawe Utara Provinsi Sulawesi Tenggara Kode wilayah : 24 7409 5 44 2016 048 Luas 84,5 (delapan puluh empat koma lima) Ha Dengan peta dan daftar koordinat WIUP yang diterbitkan oleh Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Tenggara sebagaimana tercantum dalam lampiran | dan lampiran Il Keputusan ini. Jangka waktu berlaku IUP : 5 (lima) Tahun Jangka waktu tahap kegiatan (sesuai komoditas tambang) a. Konstruksi selama 1 (satu) Tahun b. Produksi selama 4 (empat) Tahun Pemegang Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi mempunyai hak untuk melakukan kegiatan konstruksi, produksi, pengangkutan dan penjualan serta pengolahan dan/atau pemurnian dalam WIUP untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang 2 (dua) kali masing-masing 5 (lima) tahun, terhitung dimulai sejak tanggal 14 Agustus 2018 sampai dengan berakhir pada tanggal ........... Agustus 2023. Izin Usaha Pertambangan Operasi_ Produksi ini _dilarang dipindahtangankan kepada pihak lain tanpa persetujuan Gubernur ‘Sulawesi Tenggara. : CV. Rizqi Perdana sebagai pemegang IUP Operasi Produksi dalam melaksanakan kegiatannya mempunyai hak, kewajiban, dan larangan sebagaimana tercantum dalam lampiran Ill keputusan ini : Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja setelah diterbitkannya keputusan ini pemegang IUP Operasi Produksi segera menyampaikan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) kepada Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi Tenggara untuk mendapatkan persetujuan. : Terhitung sejak 60 (enam puluh) hari kerja persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) sebagaimana dimaksud dalam diktum kelima, pemegang IUP Operasi Produksi wajib memulai aktivitas di lapangan, :Tanpa mengurangi ketentuan peraturan perundang-undangan maka IUP Operasi Produksi ini dapat diberhentikan sementara, dicabut atau dibatalkan, apabila pemegang IUP Operasi Produksi tidak memenuhi kewajiban dan larangan sebagaimana dimaksud dalam Diktum Ketiga, Keempat dan Kelima dalam Keputusan ini KEDELAPAN : Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Tenggara ini mulai beriaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila pada kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapannya, akan disempurnakan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Kendari Pada tanggal_: 22 - 04 2019 KEPALA DINAS-PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN-TERPADU SATU PINTU PROVINSI SULAWESI TENGGARA NIP. 19620317 198111 1001 Tembusan: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, di Jakarta; Menteri Keuangan Republik indonesia, di Jakarta; Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM RI, di Jakarta; Inspektur Jenderal Kementerian ESDM RI, di Jakarta; Direktur Jenderal Pajak, Kementerian Keuangan RI, di Jakarta; Direktur Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan RI, di Jakarta; Direktur Jenderal Mineral dan Batubara, Kementerian ESDM RI, di Jakarta; Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, di Jakarta; Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, di Jakarta; Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nasional, di Jakarta; Kepala Biro Hukum dan Humas/Kepala Biro Keuangan/Kepala Biro Prencanaan dan Kerjasama Luar Negeri, Setjen Kementerian ESDM RI, di Jakarta; 12. Sekretaris Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara RI, di Jakarta; 13. Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral KESDM RI, di Jakarta; 14. Direktur Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara KESDM Ri, di Jakarta; 15. Direktur Pajak Bumi dan Bangunan, Kementerian Keuangan RI, di Jakarta; 16. Gubernur Sulawesi Tenggara (sebagai laporan), di Kendari; 17. Bupati Konawe Utara, di Wanggudu; 18. Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi Tenggara, di Kendari; 19. Direktur CV. Rizgi Perdana, di Tempat; 20. Arsip. 22 02NoMaeNa as LAMPIRAN II Nomor Tanggal : KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI SULAWESI! TENGGARA 295 IDPMPTSP/ \V at Ap 2019 12019 DAFTAR BATAS KOORDINAT WILAYAH IZIN USAHA PERTAMBANGAN OPERAS! PRODUKSI Nama Perusahaan : CV. Rizqi Perdana Desa/Kelurahan —: Wawoluri Kecamatan : Motui Kabupaten Konawe Utara Provinsi : Sulawesi Tenggara Kode wilayah 24 7409 5 44 2016 048 Komoditas : Batuan (Batu Gamping) Luas 84,5 (delapan puluh empat koma lima) Ha ir Garis Bujur Garis Lintang | —‘Bujur Lintang ° Derajat | Menit | Detik | Derajat | Menit | Detik | Desimal Desimal 1 | 122 | 26 | 13 3 | 47 | 28 | 122,436806 | -3,791139 2 | 122 [26 | 47 3 | 47 | 28 | 122,446361 791139 3 | 122 | 26 | 47 3 | 47 | 52 | 122,446361 79750 _| (4 [122 [26 [32 3_ | 47 | 52 | 122,442251 797750 5 | 122 | 26 | 32 3__[ 47 | 56 | 122,442250 798806 6 | 122 | 2 | 13 3__| 47 | 56 | 122,436806 | -3,798806 | KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL. DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU f D Si, Pembina Utama Madya, Gol. IV/d PROVINS! SULAWES! TENGGARA DIN, M.Si. NIP. 19620317 198111 1001 LAMPIRAN Ill : KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI SULAWESI TENGGARA Nomor : 295 IDPMPTSP/ \V [2019 Tanggal 29g Aphiv 2019 HAK, KEWAJIBAN, DAN LARANGAN PEMEGANG IZIN USAHA PERTAMBANGAN OPERAS! PRODUKS! A. Hak 10. "1 12. 13. 14. 15. 16. 17. melakukan kegiatan usaha pertambangan pada WIUP sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; mengajukan permohonan penghentian sementara kegiatan usaha pertambangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; membangun sarana dan/atau prasarana penunjang kegiatan usaha pertambangan; mendapatkan hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.; memanfaatkan sarana dan/atau prasarana umum untuk mendukung kegiatan usaha —pertambangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan; melakukan kerja sama dengan Badan Usaha lain dalam rangka memanfaatkan sarana dan prasarana yang dimiliki umum untuk mendukung kegiatan usaha pertambangan; bekerja sama dengan perusahaan jasa pertambangan yang telah mendapatkan IUJP sesuai dengan persetujuan RKAB Tahunan; menggunakan tenaga kerja asing sesuai dengan persetujuan dari instansi yang menyelenggarakan urusan di bidang ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; melakukan perubahan investasi dan sumber pembiayaan termasuk perubahan modal disetor dan ditempatkan sesuai dengan persetujuan RKAB Tahunan; mengajukan permohonan penciutan sebagian atau pengembalian seluruh WIUP sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; mengajukan permohonan IUP untuk mengusahakan komoditas tambang lain yang ditemukan dalam WIUP kepada gubernur sesuai dengan kewenangannya dengan membentuk Badan Usaha baru sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; membangun fasilitas pengangkutan, penyimpanan/penimbunan, dan pembelian atau_penggunaan bahan peledak sesuai dengan persetujuan RKAB Tahunan; membangun tempat penyimpanan/penimbunan bahan bakar cair sesuai dengan persetujuan RKAB Tahunan; melaksanakan peledakan tidur sesuai dengan persetujuan RKAB Tahunan; mengajukan rencana pengujian kelayakan penggunaan peralatan dan/atau rencana pengujian kelayakan penggunaan instalasi sesuai dengan persetujuan RKAB Tahunan; mengopera: in kapal keruk atau kapal isap sesuai dengan persetujuan RKAB ‘Tahunan; mengajukan fasilitas impor, re-ekspor, impor sementara atau pemindahtanganan barang sesuai dengan persetujuan RKAB Tahunan kepada instansi yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang penanaman modal dan kepabeanan; 18. 19. 20. 21 23. 24, mengajukan permohonan angka pengenal impor produsen sesuai dengan persetujuan RKAB Tahunan kepada instansi yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perdagangan; mengajukan permohonan untuk menggunakan wilayah di luar WIUP kepada gubernur sesuai dengan kewenangannya untuk menunjang kegiatan usaha pertambangannya; mengajukan permohonan untuk menggunakan wilayah di luar WIUP kepada gubernur sesuai dengan kewenangannya untuk menunjang kegiatan usaha Pertambangannya dengan melampirkan perjanjian kerja sama jika berada dalam WIUP atau WIUPK lain; melakukan kegiatan pencampuran batubara (blending) yang berasal dari pemegang IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi Produksi atau Izin Pertambangan Rakyat, sesuai dengan persetujuan RKAB Tahunan; melakukan kerja sama pemanfaatan fasilitas yang dimiliki untuk digunakan oleh pemegang IUP atau IUPK lainnya sesuai dengan persetujuan RKAB Tahunan; Pemegang IUP Operasi Produksi dapat melakukan Pengangkutan dan Penjualan kepada pihak lain yang telah mendapatkan IUP Operasi Produksi khusus untuk pengangkutan dan penjualan yang diterbitkan oleh Menteri atau ‘gubernur sesuai dengan kewenangannya; Pemegang IUP Operasi Produksi dapat melakukan kegiatan Eksplorasi Lanjutan dalam rangka: a. optimalisasi sumber daya dan/atau cadangan: b. mempertahankan rasio cadangan terhadap produksi tertentu; dan/atau . penyesuaian terhadap perubahan metode penambangan Kewajiban " 12. melakukan seluruh kegiatan usaha pertambangan sesuai dengan ketentuan Peraturan perundang-undangan; menyusun dan menyampaikan RKAB Tahunan kepada gubernur sesuai dengan kewenangannya untuk mendapatkan persetujuan; menerapkan kaidah teknik pertambangan yang baik; menyampaikan laporan tertulis secara berkala atas RKAB Tahunan serta pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan yang dilakukan, termasuk pelaksanaan kerja sama dengan pemegang |UJP: melakukan pembinaan kepada perusahaan jasa pertambangan dalam penerapan kaidah teknik pertambangan yang balk; menerapkan asas kepatutan, transparan, dan kewajaran dalam menggunakan perusahaan jasa pertambangan pemegang IUJP; mengutamakan pemenuhan kebutuhan Mineral Bukan Logam atau Batuan dalam negeri serta mematuhi pengendalian produksi dan penjualan; menyusun rencana dan melaksanakan reklamasi dan/atau pascatambang sesuai dengan rencana reklamasi dan/atau rencana pascatambang yang telah disetujui_serta_ menempatkan —jaminan reklamasi dan/atau_ jaminan pascatambang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai reklamasi dan pascatambang; mengelola keuangan sesuai dengan sistem akuntansi Indonesia; |. melakukan peningkatan nilai tambah Mineral Bukan Logam atau Batuan hasil Penambangan di dalam negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan; menyusun, melaksanakan, dan menyampaikan laporan pelaksanaan program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; mematuhi batas toleransi daya dukung lingkungan; 13. 14. 15. 16. 17, 18. 19. 20. 2 22. 23. 24, 25, 26. 27. 28. 29. 30. menjamin penerapan standar dan baku mutu lingkungan sesuai dengan karakteristik suatu daerah; menjaga kelestarian fungsi dan daya dukung sumber daya air yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; memasang tanda batas pada WIUP operasi produksi; mematuhi ketentuan teknis operasional pertambangan; menerapkan standar kompetensi tenaga kerja pertambangan; menyerahkan seluruh Data yang diperoleh dari hasil kegiatan tahap Eksplorasi dan operasi produksi kepada Menteri atau gubernur sesuai dengan kewenangannya; mengadministrasikan setiap pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan; mengutamakan pemanfaatan tenaga kerja setempat, barang, dan jasa dalam negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; melakukan divestasi saham kepada peserta Indonesia bagi Badan Usaha swasta dalam rangka PMA pemegang IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; mengikutsertakan pengusaha lokal yang ada di sekitar WIUP atau WIUPK dalam melakukan kegiatan operasi produksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; membayar kewajiban keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; menyelesaikan hak atas tanah dengan pemegang hak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; melakukan penyelesaian hak atas sarana dan prasarana pendukung sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan jika terdapat sarana dan prasarana pendukung kegiatan pertambangan dalam WIUP atau WIUPK yang akan dimanfaatkan. menyusun laporan lengkap Eksplorasi dan laporan Studi Kelayakan termasuk perubahannya berdasarkan standar nasional indonesia dan ditandatangani oleh ‘orang yang berkompeten (competent person) sepanjang telah terdapat orang yang berkompeten (competent person) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan bagi komoditas Mineral logam, Mineral bukan logam, dan Batubara; menyusun laporan lengkap Eksplorasi dan laporan Studi Kelayakan komoditas batuan ditandatangani oleh penanggung jawab perusahaan; menyampaikan Laporan lengkap Eksplorasi apabila terdapat penambahan dan perubahan sumber daya berdasarkan hasil Eksplorasi Lanjutan bagi pemegang IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi; Dalam penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik pemegang IUP wajib melaksanakan a. pengelolaan teknis pertambangan; b. pengelolaan keselamatan pertambangan; c. pengelolaan dan pemantauan lingkungan pertambangan, termasuk kegiatan reklamasi dan pascatambang; d. upaya konservasi sumber daya Mineral dan Batubara; e. pengelolaan sisa tambang dari suatu kegiatan usaha pertambangan dalam bentuk padat, cair, atau gas sampai memenuhi standar baku mutu lingkungan sebelum dilepas ke media lingkungan; dan f. penerapan teknologi yang efektif dan efisien Dalam melaksanakan penerapan kaidah teknik Pertambangan yang baik pemegang IUP dan IUPK wajib: ‘a, mengangkat kepala teknik tambang sebagai pemimpin tertinggi di lapangan yang disahkan oleh kepala inspektur tambang; b. memiliki tenaga teknis pertambangan yang berkompeten sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan 31 32. 33, 34, 35, 36, c. memiliki pengawas operasional yang memiliki_kartu pengawas operasional yang disahkan oleh kepala inspektur tambang. Dalam hal pemegang IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi melakukan Penambangan dengan metode Penambangan bawah tanah, pemegang IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi wajib menunjuk kepala tambang bawah tanah yang disahkan oleh kepala inspektur tambang Dalam hal pemegang IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi menggunakan bahan peledak dalam pelaksanaan_ kegiatan_usaha pertambangannya walib memiliki kartu izin meledakkan dari kepala inspektur tambang. Untuk mendukung penerapan standar kompetensi tenaga kerja pertambangan, pemegang IUP dan IUPK wajib mendukung pelaksanaan pendidikan dan pelatinan di bidang pengusahaan Mineral dan Batubara. Pemegang IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi sebelum melaksanakan kegiatan operasi produksi wajib menyampaikan permohonan ji kesiapan (commissioning) kepada Menteri atau gubernur sesuai dengan kewenangannya. Dalam hal pemegang IUP atau IUPK akan melakukan perubahan saham serta direksi dan/atau komisaris wajib terlebin dahulu mendapatkan persetujuan Menteri atau gubernur sesuai dengan kewenangannya sebelum didaftarkan pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Dalam hal terjadi kesalahan dalam pelaksanaan kegiatan usaha Pertambangan yang menimbulkan dampak negatif langsung kepada masyarakat, pemegang UP atau IUPK wajib membayar ganti rugi yang layak kepada masyarakat yang terkena dampak negatif langsung sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. . Larangan menjual produk hasil Penambangan ke luar negeri sebelum melakukan pengolahan dan/atau pemurian di dalam negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; menjual hasil Penambangan yang bukan dari hasil Penambangan sendiri; melakukan kegiatan pencampuran Batubara (blending) yang berasal dari pemegang IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi Produksi atau izin Pertambangan Rakyat, tanpa persetujuan Direktur Jenderal atau gubernur sesuai dengan kewenangannya; melakukan pengolahan dan/atau pemurnian dari hasil Penambangan yang tidak memiliki UP, Izin Pertambangan Rakyat, atau |UPK; melibatkan anak perusahaan dan/atau afiliasinya yang bergerak di bidang usaha jasa pertambangan dalam pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan tanpa persetujuan dari Direktur Jenderal atas nama Menteri; memiliki Izin Pertambangan Rakyat, IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian, IUP Operasi Produksi khusus — untuk pengangkutan dan penjualan, dan IUJP; menjaminkan UP atau IUPK dan/atau komoditas tambangnya kepada pihak lain; melakukan kegiatan Konstruksi, Penambangan, Pengolahan dan/atau Pemurnian, serta Pengangkutan dan Penjualan, termasuk kegiatan Eksplorasi Lanjutan sebelum RKAB Tahunan IUP Operasi Produksi disetujui; 9. melakukan kegiatan usaha pertambangan pada tempat yang dilarang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan 10. mengalihkan IUP atau IUPK-nya kepada pihak lain tanpa persetujuan Menteri atau gubernur sesuai dengan kewenangannya KEPALA Dil NAMAN MODAL DAN PELAY, ‘SATU PINTU PROVINSI SUI eC Pembina iadya, Gol. IV/d NIP. 19620317 198111 1 001

You might also like