You are on page 1of 8

Putra, et al, Hubungan Diabetes Distress Dengan Perilaku Perawatan Diri ….

Hubungan Diabetes Distress dengan Perilaku Perawatan Diri


pada Penyandang Diabetes Melitus Tipe 2 di Wilayah Kerja
Puskesmas Rambipuji Kabupaten Jember
(Correlation between Diabetes Distress and Self-
care Behaviour in People with Type 2 Diabetes Mellitus in the
area of Public Health Center of Rambipuji Jember)
Ary Januar Pranata Putra, Nur Widayati, Jon Hafan Sutawardana
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember
Jl. Kalimantan No. Kampus Tegal Boto Jember 37 Telp./Fax. (0331) 323450
e-mail: hafan@unej.ac.id

Abstract
Diabetes distress is an emotional problem that is directly related to the burden and worries
resulted from living with chronic disease. Stress has an impact on self-care behaviour which
affects metabolic control. This study aimed to analyze the correlation between diabetes
distress and self-care behaviour in people with type 2 diabetes mellitus.This research applied
an observational analytic design with cross sectional approach. A total of 66 respondents were
enrolled in this study by using quota sampling technique. Data collection was conducted by
administering questionnaires of Diabetes Distress Scale (DDS) and Summary of Diabetes Self
Care Activities (SDSCA). Data were analyzed by using Spearman test with significance level of
0.05. The result showed that the mean value of diabetes distress and self-care behaviour was
2.16 and 3.97 respectively. The p value was 0.000 (p <0.05) with the correlation (r) of -0.629.
There was significant correlation between diabetes distress and self-care behaviour. The
correlation was strong and negative which means the higher the level of diabetes distress the
lower the performance of self-care behaviour. This study suggests the importance of assessing
experienced distress to optimize self-care behaviour in type 2 diabetes patients.

Keywords: type 2 diabetes mellitus, diabetes distress, self-care behaviour

Abstrak
Diabetes distress adalah masalah emosional yang secara langsung berkaitan dengan beban
dan kekhawatiran yang dihasilkan dari hidup dengan penyakit kronis. Stres memiliki dampak
pada perilaku perawatan diri dan manajemen diabetes yang mempengaruhi kontrol
metabolik. Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan
cross sectional. Jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 66 responden yang
ditentukan dengan teknik quota sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan kuesioner Diabetes Distress Scale (DDS) dan Summary of Diabetes Self Care
Activities (SDSCA). Analisa data menggunakan uji Spearman dengan tingkat signifikansi
0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata diabetes distress adalah 2,16 dan
perilaku perawatan diri adalah 3,97. Nilai p adalah 0,000 (p <0,05) dengan korelasi (r): -0,629.
Terdapat hubungan yang signifikan antara diabetes distress dan perilaku perawatan diri.
Korelasi bersifat kuat dan negatif yang berarti semakin tinggi diabetes distress maka semakin
rendah perilaku perawatan diri. Penelitian ini menunjukkan pentingnya menilai distress untuk
mengoptimalkan perilaku perawatan diri pada penyandang DM tipe 2.

Kata kunci: diabetes melitus tipe 2, diabetes distress, perilaku perawatan diri.

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.5 (no.1), Januari, 2017 185


Putra, et al, Hubungan Diabetes Distress Dengan Perilaku Perawatan Diri ….

Pendahuluan langsung maupun tidak langsung [6]. Hidup


dengan diabetes setiap hari dapat membuat
Penyakit Tidak Menular (PTM) sudah klien DM tipe 2 merasa kecil hati, stres atau
menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik bahkan depresi [7]. Dampak psikologis dari
secara global, regional, nasional dan lokal. penyakit diabetes mulai dirasakan oleh
Salah satu penyakit tidak menular adalah penderita sejak awal terdiagnosis dokter dan
Diabetes Melitus (DM). DM yang merupakan penyakit tersebut telah berlangsung beberapa
ancaman serius bagi pembangunan kesehatan bulan atau lebih dari satu tahun. Penderita mulai
karena dapat menimbulkan kebutaan, gagal mengalami perubahan psikis diantaranya adalah
ginjal, kaki diabetes (gangrene) [1]. Pada klien stres pada dirinya sendiri yang berkaitan dengan
dengan DM tipe 2 terjadi resistensi insulin atau perawatan yang harus dijalani [7]. Hal ini dapat
gangguan sekresi insulin sehingga memberikan beban psikososial bagi penderita
menyebabkan peningkatan kadar glukosa dalam maupun anggota keluarganya. Respon
darah atau hiperglikemia [2]. psikologis yang negatif terhadap diagnosis
Jumlah penyandang DM pada tahun 2015 bahwa seseorang mengidap penyakit ini dapat
sebanyak 415 juta orang di dunia dan pada berupa penolakan atau menyangkal, marah, dan
tahun 2040 diperkirakan akan meningkat merasa berdosa [8]. Selain perubahan tersebut,
menjadi 642 juta orang. Jumlah orang dengan jika penderita DM yang sudah memiliki
DM tipe 2 meningkat di setiap negara dan komplikasi akan menambah kecemasan pada
kelompok terbesar penderita DM berada pada penderita karena dengan adanya komplikasi
rentang usia antara 20 sampai 64 tahun. Data akan membuat penderita mengeluarkan lebih
yang ada menunjukan terdapat 193 juta kasus banyak biaya sehingga memberikan beban
dengan DM tidak terdiagnosis dan DM ekonomi serta pandangan negatif tentang masa
menyebabkan 5 juta kematian pada tahun 2015 depan [9].
[3]. Data hasil laporan tahunan rumah sakit di Lima pilar utama dalam penatalaksanaan
Jawa Timur pada tahun 2012 menunjukkan DM yaitu manajemen nutrisi, latihan fisik, terapi
bahwa DM merupakan penyakit tidak menular obat anti diabetikum (OAD), edukasi dan
terbanyak kedua setelah hipertensi dengan monitoring [10]. Hal tersebut perlu didukung
jumlah kasus mencapai 137.427 pada rumah dengan kemampuan pasien untuk memulai dan
sakit pemerintah tipe B dan tipe C [4]. melakukan aktivitas secara mandiri melalui
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Jember aktivitas perawatan diri [11]. Perubahan hidup
menunjukan bawa kunjungan klien DM Tipe 2 ke yang mendadak membuat penderita DM
Puskesmas di wilayah Jember pada tahun 2014 menunjukkan beberapa reaksi psikologis yang
tercatat sebanyak 8.439 kunjungan. Pada negatif seperti marah, merasa tidak berguna,
Januari 2015 sampai dengan bulan oktober kecemasan yang meningkat, dan stress [12].
2015 tercatat sebanyak 7.513 [5]. Jumlah Berdasarkan permasalahan diatas maka peneliti
kunjungan pasien diabetes melitus tipe 2 di ingin menganalisis hubungan diabetes distress
Puskesmas Rambipuji menempati urutan kedua dengan perilaku perawatan diri pada pasien DM
terbanyak setelah Puskesmas Patrang yaitu tipe 2
sejumlah 621 kunjungan. Berdasarkan data dari
puskesmas jumlah pasien yang berkunjung di
Puskesmas Rambipuji pada bulan Mei 2015 – Metode Penelitian
Januari 2016 sebanyak 203 orang yang terdiri Metode penelitian ini adalah observasional
dari 10 orang dengan DM tipe 1 dan 193 orang analitik dengan metode pendekatan cross
dengan DM tipe 2. Hasil studi pendahuluan sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah
menggunakan kuesioner Diabetes Distress seluruh penyandang diabetes melitus tipe 2
Scale (DDS) pada 10 pasien DM tipe 2 di yang terdata di Puskesmas Rambipuji yaitu
wilayah kerja Puskesmas Rambipuji didapatkan sejumlah 193 orang. Sampel penelitian adalah
rata-rata skor diabetes distress adalah 2,3 yang 66 responden dengan menggunakan tehnik
menunjukan distres sedang. Pengkajian dengan quota sampling. Kriteria inklusi penelitian adalah
kuesioner Summary Diabetes Self-Care Activity didiagnosa menderita DM Tipe 2, Usia 40-65
(SDSCA) pada 10 pasien tersebut menunjukan tahun, mampu melakukan aktivitas mandiri,
rata-rata nilai perawatan diri adalah 2,4 hari mampu berkomunikasi dengan baik, berdomisili
perminggu dari nilai maksimal 7 hari perminggu. di wilayah kerja puskesmas Rambipuji dan lama
Diabetes dan stres merupakan dua hal menderita DM minimal ≥ 1 Tahun. Kriteria
yang saling mempengaruhi baik secara eksklusi responden adalah pasien yang
seminggu sebelum penelitian sakit atau baru

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.5 (no.1), Januari, 2017 186


Putra, et al, Hubungan Diabetes Distress Dengan Perilaku Perawatan Diri ….

saja keluar rumah sakit, pasien DM tipe 2 yang Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Jenis
mengalami keterbatasan fisik dan memiliki Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, status
penyakit penyerta, contohnya : Stroke. Merokok dan Konsumsi Obat pada pasien
Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja DM tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas
Rambipuji Kabupaten Jember (n : 66)
Puskesmas Rambipuji Kabupaten Jember.
Pengumpulan data penelitian dilaksanakan pada Variabel Jumlah Persentase (%)
bulan Mei 2016. Diabetes Distress Scale (DDS)
digunakan untuk mengidentifikasi tingkat distres. Jenis Kelamin
Skor distress berada pada rentang 1-6. Kategori Laki-laki 24 36,4
distress yaitu <2,0 = tidak distress/distress Perempuan 42 63,6
ringan; 2,0-2,9 = distress sedang; ≥ 3,0= Total 66 100
distress berat/ tinggi [13,14,15]. Summary of
Pendidikan
Diabetes Self Care Activities (SDSCA)
Tidak Sekolah 15 22,7
digunakan untuk mengidentifikasi perilaku
perawatan diri. Nilai perawatan diri berada pada SD 42 63,6
rentang 0-7 hari/minggu [16,17]. Etika penelitian SMP 6 9,1
pada penelitian ini adalah Informed consent dan SMA 3 4,5
anonimity untuk menjaga kerahasiaan Total 66 100
responden. Pekerjaan
Tidak Bekerja 20 30,3
Hasil Penelitian Wiraswasta 6 9,1
Karakteristik Responden Petani 37 56,1
Tabel 1. Distribusi Responden Menurut Usia dan
Lain-Lain 3 4,5
Lama DM pada pasien DM tipe 2 di
wilayah kerja Puskesmas Rambipuji Total 66 100
Kabupaten Jember (n : 66) Status
Variabel Mean SD Min-Maks Merokok
Tidak merokok 51 77,3
Usia (tahun) 54,17 6,014 44-65
Merokok 15 22,7
Lama DM
5,08 2,916 1-12 Total 66 100
(Tahun)
Konsumsi
Obat
Tabel 1 menunjukan usia rata-rata responden
adalah 54,17 tahun dengan standar deviasi Resep Dokter 57 86,4
6,014. Rata-rata lama DM adalah 5,08 tahun Jamu/Obat
Herbal 3 4,5
dengan standar deviasi 2,91. Tabel 2
Tidak
menunjukan lebih banyak responden mengkonsumsi 6 9,1
perempuan dari pada laki laki yaitu 42 orang Total 66 100
(63,6%). Tingkat pendidikan terakhir paling
banyak adalah SD yaitu 42 orang (63,6%). Diabetes Distress
Pekerjaan responden terbanyak adalah petani Tabel 3. Nilai rerata diabetes distress pada
yaitu 37 orang (56,1%). Status merokok Responden di Wilayah kerja Puskesmas
responden mayoritas tidak merokok yaitu 51 Rambipuji Kabupaten Jember (n=66 )
orang (77,3%). Konsumsi obat pada penelitian Min-
Variabel Mean SD Maks
ini lebih banyak menggunakan resep dokter
sebanyak 57 orang (86,4%), sisanya minum Diabetes distress 2,16 0,58 1,5-4,8
jamu/obat herbal sebanyak 3 orang (4,5%) dan
tidak mengkonsumsi obat sebanyak 6 orang Tabel 3 menunjukan nilai rata-rata diabetes
(9,1%) distress adalah 2,16 dengan standar deviasi
0,58. Skor minimal adalah 1,5 dan skor
maksimal adalah 4,8. Tabel 4 menunjukan
indikator distress dengan nilai rerata paling
tinggi didapatkan pada distres hubungan
interpersonal dengan nilai rerata 2,26 dan paling
rendah didapatkan pada distres beban emosi
dengan nilai rerata 2,06.

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.5 (no.1), Januari, 2017 187


Putra, et al, Hubungan Diabetes Distress Dengan Perilaku Perawatan Diri ….

Tabel 4. Nilai rerata indikator diabetes distress pada Tabel 6 diatas menunjukkan Hasil analisa
Responden di Wilayah kerja Puskesmas didapatkan bahwa p value < α (0,000<0,05),
Rambipuji Kabupaten Jember (n=66 ) sehingga disimpulkan ada hubungan signifikan
Indikator variabel Mean SD Min-Maks
antara diabetes distress dengan perilaku
Beban Emosi 2,06 0,76 1,2–5,0
Distres berkaitan 2,12 0,82 1,0-5,3
perawatan diri pada penyandang DM tipe 2 di
dengan tenaga wilayah kerja Puskesmas Rambipuji. Korelasi (r)
kesehatan yang diperoleh sebesar -0,63 yang menunjukan
Distres akibat 2,23 0,66 1,0-4,4 ada hubungan dengan tingkat keeratan kuat
penanganan dan
perawatan DM
antara diabetes distress dengan perilaku
Distres Interpersonal 2,26 0,83 1,0-4,3 perawatan diri pada penyandang DM tipe 2.
Nilai korelasi bersifat negatif yang berarti
semakin tinggi diabetes distress yang dialami
Perilaku Perawatan Diri semakin rendah perilaku perawatan diri pasien.
Tabel 5. Nilai rerata perilaku perawatan diri pada
penyandang DM di Wilayah kerja
Puskesmas Rambipuji Kabupaten Jember Pembahasan
(n=66 ) Karakteristik Responden
Variabel Mean Mins-Maks Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-
SD
Perilaku perawatan diri 3,97 1,09 2,1-5,9
rata Usia rata-rata responden adalah 54,17
tahun. Usia minimal adalah 44 tahun dan usia
maksimal adalah 65 tahun. Umumnya manusia
Tabel 6. Nilai rerata indikator perilaku perawatan diri mengalami perubahan fisiologis yang secara
pada penyandang DM di Wilayah kerja drastis menurun dengan cepat setelah usia 40
Puskesmas Rambipuji Kabupaten Jember tahun. Penurunan ini akan berisiko pada
(n=66 ) penurunan fungsi endokrin pankreas untuk
Variabel Mean SD Mins-
Maks
memproduksi insulin dan berpengaruh terhadap
Diet/pengaturan pola 4,22 1,48 2,1-5,9
kepekaan reseptor berkurang sehingga glukosa
makan dalam darah meningkat [18]. Usia dewasa
Aktivitas fisik 4,62 2,03 0-7 biasanya lebih mampu mengontrol stres
Pemeriksaan kadar gula 0,82 1,02 0-3 dibanding dengan usia kanak-kanak dan usia
darah lanjut. Dengan kata lain orang dewasa biasanya
Pengunaan Obat 5,77 2,42 0-7 mempunyai toleransi terhadap stres yang lebih
Perawatan Kaki 3,62 1,24 0,5-6,25 baik [19].
Rata-rata pasien menderita DM selama
Hasil analisis tabel 5 diatas menunjukkan 5,08 tahun. DM merupakan penyakit yang kronik
menunjukan nilai rerata perilaku perawatan diri menahun yang dapat dikaitkan sebagai
adalah 3,97 dengan standar deviasi 1,09. nilai penyebab dari stresor psikologis bagi
rerata paling tinggi berada pada indikator penyandang DM [20]. Stres psikologis dapat
pengunaan obat yaitu 5,77 dengan standar timbul pada saat seseorang menerima diagnosa
deviasi 2,42. Nilai rerata paling rendah berada DM. Mereka beranggapan bahwa Penyakit DM
pada indikator pemeriksaan kadar gula darah ini akan banyak menimbulkan permasalahan
yaitu 0,82 dengan standar deviasi 1,02. seperti pengendalian diet serta terapi yang lama
dan kompleks, biaya pengobatan yang mahal,
Hubungan Diabetes Distress dengan komplikasi penyakit serta banyak kekhawatiran
Perilaku Perawatan Diri lain yang dapat menimbulkan potensi
Tabel 7. Analisa Hubungan Diabetes Distress
munculnya gejala depresi [21].
dengan perilaku perawatan diri pada
penyandang DM di Wilayah kerja Responden perempuan lebih banyak yaitu
Puskesmas Rambipuji Kabupaten sejumlah 42 orang (63,6%). Wanita lebih
Jember (n=66 ) berisiko untuk terkena diabetes karena secara
Variabel r r2 p value fisik wanita memiliki peluang untuk mengalami
Diabetes peningkatan indeks massa tubuh yang lebih
Distress besar. Sindroma siklus bulanan (pre-menstrual
Perilaku -0,630 0,39 (39%) 0,000
perawatan sindrome), pasca-menopause yang membuat
diri pada distribusi lemak tubuh mudah terakumulasi
akibat dari proses hormonal [22].
Hasil penelitian ini menunjukkan paling
banyak responden berpendidikan SD yaitu 42

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.5 (no.1), Januari, 2017 188


Putra, et al, Hubungan Diabetes Distress Dengan Perilaku Perawatan Diri ….

orang (63,6%). Tingkat pendidikan memiliki Diabetes Distress


pengaruh terhadap kejadian penyakit diabetes Nilai rata-rata diabetes distress adalah
mellitus tipe 2. Orang yang memiliki pendidikan 2,16. Diabetes Melitus merupakan penyakit
yang tinggi akan memiliki banyak pengetahuan kronik yang dapat dikaitkan dengan sebagai
tentang manajemen kesehatan, pendidikan juga salah satu penyebab stres psikologis bagi klien
berpengaruh terhadap. Tingkat pendidikan DM [20]. Bertambahnya komplikasi yang diderita
berpengaruh terhadap cara berpikir seseorang oleh penderita DM akan semakin mempengaruhi
dan bertindak dalam menghadapai sesuatu. psikologis dari klien dengan DM. Stres yang
Orang yang memiliki dasar pendidikan dan terlalu lama akan berdampak buruk terhadap
ketrampilan yang sangat terbatas serta kondisi kontrol glikemik [27]. Klien DM tipe 2 harus
kesehatan yang buruk akan cenderung untuk mengubah gaya hidup mulai dari aktivitas fisik,
mengalami stres [23]. Tingkat pendidikan yang kontrol gula darah, minum obat, dan
rendah juga dihubungkan dengan kemampuan pembatasan diet yang harus dilakukan setiap
perawatan diri yang buruk. Selain itu tingkat hari. Perubahan yang mendadak akan
pendidikan yang rendah dihubungkan dengan memunculkan reaksi psikologis yang negatif
rendahnya kadar gula darah dan pengobatan seperti marah, perasaan tidak berguna,
[24]. kecemasan dan stres [12].
Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa Nilai rerata distres paling tinggi berada di
pekerjaan responden paling banyak adalah indikator distres berhubungan dengan hubungan
petani sebanyak 37 orang (56,1%). Jenis interpersonal yaitu 2,26. Hal ini menunjukan
pekerjaan juga erat kaitannya dengan kejadian bahwa responden kurang mendapatkan
DM. Pekerjaan seseorang mempengaruhi dukungan interpersonal dalam upaya perawatan
tingkat aktivitas fisiknya. Kejadian DM lebih diri. Hal tersebut diungkapkan melalui
banyak terjadi pada orang dengan pekerjaan pernyataan dari kuesioner “Teman atau
ringan dibandingkan pekerjaan berat [25]. Pada Keluarga tidak cukup mendukung usaha
penelitian ini didapatkan jumlah responden yang perawatan diri yang berkaitan dengan diabetes”,
tidak bekerja menempati presentase kedua Teman dan keluarga tidak menghargai betapa
terbanyak setelah pekerjaan petani yaitu sulitnya hidup dengan diabetes” dan “ Teman
sebanyak 30,3%. atau keluarga tidak memberikan dukungan
Hasil penelitian ini responden merokok emosional yang saya inginkan”. Pada kondisi ini
sebanyak 15 orang (22,7%). Dalam penelitian ini menyebabkan stres emosional. Dukungan sosial
sebagian besar responden tidak merokok karena merupakan dukungan yang diperoleh dari
rata-rata berusia lanjut dan berjenis kelamin keluarga, teman, atau kerabat maupun tenaga
perempuan. Bagi masyarakat indonesia yang kesehatan. Dukungan sosial yang dimaksudkan
masih menganut adat dan istiadat ketimuran, berupa dukungan informasional, emosional, dan
merokok bagi wanita merupakan hal yang tabu instrumental [17]. Memahami distress sebagai
karena hal ini pastinya akan melontarkan sebuah masalah kesehatan antara pasien
penilaian yang buruk terhadap dirinya [26]. diabetes merupakan peran penting tenaga
Hasil penelitian ini konsumsi obat pada kesehatan dalam mengatasi masalah psikologis
penelitian ini lebih banyak menggunakan resep pasien terkait diabetes [28].
dokter yaitu 57 orang (86,4%). OHO merupakan
obat yang berfungsi untuk menurunkan kadar Perilaku perawatan diri
gula dalam darah dengan cara menstimulasi Rata-rata perilaku perawatan diri
pelepasan insulin yang tersimpan (stored responden penelitian ini adalah 3,97 hari/minggu
insulin), menurunkan ambang sekresi insulin nilai ini belum mencapai nilai maksimum 7
serta meningkatkan sekresi insulin sebagai hari/minggu. Hambatan dalam pelaksanaan
rangsangan glukosa [10]. Pencegahan ini aktifitas perawatan diri bisa dikarenakan
dilakukan dengan cara menjaga kestabilan gula kurangnya pemahaman tentang pentingnya
darah dengan pengobatan secara rutin seumur perubahan aktifitas perawatan diri pada klien
hidup karena DM merupakan penyakit yang DM. Tingkat pemahaman seseorang dapat
kronik yang tidak bisa disembuhkan secara mempengaruhi aktifitas perawatan diri penderita
tuntas sehingga pasien merasa jenuh dan tidak DM. Oleh karena itu menjadi penting untuk
patuh dalam pengobatan [22]. memberikan informasi tentang perawatan diri
pada pasien diabetes [24].
Rata-rata perawatan diri paling rendah
pada penelitian ini berada pada indikator

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.5 (no.1), Januari, 2017 189


Putra, et al, Hubungan Diabetes Distress Dengan Perilaku Perawatan Diri ….

pemeriksaan kadar gula darah yaitu 0,82. Hal ini pengharapan keberhasilan [32].
bisa dikarenakan responden tidak memiliki alat Stres merupakan masalah psikososial
untuk mengecek KGD secara mandiri Sebagian dapat berkontribusi terhadap penurunan fungsi
besar responden melakukan monitoring KGD di mental dan fisik yang menyebabkan pasien DM
apotik atau puskesmas. Selain itu biaya periksa tipe 2 kehilangan motivasi untuk melakukan
dan biaya transportasi menjadi bahan perawatan diri harian sehingga terjadi gangguan
pertimbangan dalam memeriksakan gula darah dalam pengontrolan kadar gula darah dan
[29]. beresiko terjadinya komplikasi lebih lanjut [33].
Rata-rata perawatan diri paling tinggi pada Motivasi merupakan prediktor terhadap
penelitian ini berada pada indikator konsumsi kepatuhan dalam regimen terapi kontrol glikemik
OHO responden adalah 2,47. Hal ini [33]. Motivasi manusia didasarkan pada kognitif
dikarenakan pasien DM memiliki kesadaran dan dan melalui pemikiran yang didasari pada
juga pemahaman tentang pentingnya untuk tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh individu
mengkonsumsi obat OHO, agar kadar gula [31].
darah dalam batas normal [17]. Salah satu indikator distres pada
penelitian ini adalah distres komunikasi dengan
petugas kesehatan. Komunikasi dengan
Hubungan Diabetes distress Dengan petugas dapat menimbulkan stres pada klien
Perilaku Perawatan Diri DM dimana tenaga kesehatan memilki harapan
Hasil Uji statistik menunjukan ada yang tidak masuk akal terhadap penderita DM,
hubungan antara diabetes distress dengan seperti mengubah gaya hidup yang sesuai
perilaku perawatan diri pada penyandang DM dengan diet DM tanpa mempertimbangkan
tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Rambipuji kesadaran diri penderita dan kesiapan untuk
Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember. mengubah gaya hidup[33]. Pemberian informasi
Diabetes distress dan perilaku perawatan diri atau pendidikan kesehatan tentang perawatan
memiliki hubungan signifikan dengan tingkat diri seperti diet, pengaturan pola makan, latihan
keeratan yang kuat. Nilai korelasi bersifat negatif fisik, monitoring gula darah, minum obat secara
yang berarti semakin tinggi diabetes distress teratur, dan perawatan kaki harus secara jelas
yang dialami penyandang DM semakin rendah disampaikan agar klien mempunyai pehamaman
perilaku perawatan diri pasien. Stres memiliki yang luas berkaitan dengan penyakit yang
efek pada perilaku perawatan diri atau dialaminya [34].
manajemen diabetes yang tidak sepenuhnya
dipahami oleh pelayanan kesehatan. Dampak
stres merupakan variabel perancu yang mampu Simpulan dan Saran
mempengaruhi kemampuan seseorang untuk
mengelola penyakit diabetes, sehingga memiliki Ada hubungan dengan tingkat keeratan
dampak yang buruk terhadap kontrol metabolik kuat antara diabetes distress dengan perilaku
dan kesejahteraan psikologis [30]. perawatan diri pada penyandang DM tipe 2.
DM memberikan dampak psikologis dan Nilai korelasi bersifat negatif yang berarti
juga fisiologis. Pada tingkat fisik dapat berupa semakin tinggi diabetes distress maka semakin
stres dalam mengelola perawatan diri seperti rendah perilaku perawatan diri.
diet, aktifitas fisik, mengatasi gejala, dan Perawat perlu mengkaji masalah
pengobatan. Pada tingkat psikologis, stres psikososial seperti stres pada klien DM tipe 2
berupa penolakan, khawatir, perasaan tidak untuk menentukan intervensi manajemen stres
berdaya serta stigma buruk tentang penyakit yang tepat serta memberikan pendidikan
[31]. kesehatan terkait dengan perawatan DM
Stres juga mampu menghasilkan terutama dalam kontrol gula darah yang
perasaan negatif atau tidak konstruktif terhadap terjadwal secara khusus. Bagi peneliti
diri. Secara intelektual dapat berpengaruh selanjutnya diharapkan untuk menggunakan
terhadap persepsi dan kemampuan individu presisi 5%,tekhnik sampling yang lebih besar.
dalam memecahkan masalah. Efikasi diri Selain itu diharapkan untuk meneliti variabel lain
merupakan kemampuan diri untuk merasa yang mempengaruhi perilaku perawatan diri
percaya untuk melakukan secara kompeten pasien DM tipe 2.
perilaku kesehatan. Efikasi diri dapat
menimbulkan motivasi untuk berperilaku yang
dapat meningkatkan tingkat kesehatan melalui

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.5 (no.1), Januari, 2017 190


Putra, et al, Hubungan Diabetes Distress Dengan Perilaku Perawatan Diri ….

Daftar Pustaka (persadia) cabang cimahi. [Internet].


Cimahi; 2013 [ cited 11 Maret 2016].
[1] Indonesia. Diabetes melitus penyebab
Available from: http://lib.ui.ac.id/
kematian nomor 6 di dunia kemenkes
[12] Bener A. High prevalence of depression,
tawarkan solusi cerdik melalui posbindu
anxiety, and stres sytomps among
[Internet]. Jakarta: Departemen diabetes mellitus patients. The open
Kesehatan Republik Indonesia; 2013 psychiatry journal [Internet]. Place
[cited 17 Oktober 2015]. Available from : Unknown; 2011 [cited 11 Maret 2016].
http://www.depkes.go.id/article/view/2383/ Available from
diabetes-melitus-penyebab-kematian- http://benthamopen.com/contents/pdf/TO
nomor-6-di-dunia-kemenkes-tawarkan- PJ/TOPJ-5-5.pdf
[13] Fisher L, Polonsky WH, Hesler MD, &
solusi-cerdik-
Mullan J. When diabetes distres clinically
melaluiposbindu.html#sthash.udUsKiQv.d meaningful: establishing cut points for the
puf. diabetes distress scale. Diabetes care.
[2] Smeltzer SC, Bare BG. Buku ajar [internet]. California; 2012 [cited 23 Maret
keperawatan medikal bedah. Vol. 2. 2016]. Available from:
Ed.10. Jakarta: EGC; 2008. http://care.diabetesjournals.org/content/ea
[3] International Diabetes Federation. rly/2012/01/02/dc11-1572.full.pdf
Diabetes atlas [internet]. America: [14] Polonsky WH, et al. Assesing
International Diabetes Federation; 2015 phsycosocial distres in diabetes. Diabetes
[cited 13 Januari 2015]. Available from : care.[Internet]. California; 2005. [cited 30
http://www.idf.org/idf-diabetes-atlas- Maret 2016]. Available from:
seventh-edition. http://care.diabetesjournals.org/content/28
[4] Jawa Timur. Profil kesehatan provinsi /3/626.long.
jawa timur 2012. Surabaya: Dinas [15] Hanif AR. Perbedaan tingkat stres
Kesehatan Provinsi Jawa Timur; 2012. sebelum dan sesudah dilakukan dsme
[5] Jember. Laporan kunjungan (lbi) pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di
kabupaten jember tahun 2015. Jember: wilayah kerja puskesmas rambipuji
Dinas Kesehatan Kabupaten Jember; kabupaten jember. Tidak diterbitkan.
2015. Skripsi. Jember: PSIK UNEJ; 2012
[6] Nasriati R. Stress dan perilaku pasien dm [16] Toobert DJ, Hampson SE, & Glasgow RE
dalam mengontrol kadar gula darah. tidak 2000. The summary of diabetes self-care
diterbitkan. Skripsi. Ponorogo; Ilmu activities measure[Internet]. United
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Kingdom: Diabetes Care; 2000. [ cited 27
Ponorogo; 2013. Juni 2016].Available from:
[7] American Association of Diabetes http://care.diabetesjournals.org/content/di
Educator. 2014. AADE7 self-care acare/23/7/943.full.pdf
behaviors™.[Internet]. America; 2014. [17] Kusniawati. Analisis faktor yang
[cited 23 Maret 2016]. Available from : berkontribusi terhadap selfcare diabetes
https://www.diabeteseducator.org/patient- pada klien diabetes melitus tipe 2 di
resources/aade7-self-care-behaviors. rumah sakit umum tangerang.tidak
[8] Novitasari R. Diabetes melitus medical diterbitkan. Tesis. Cimahi: Ilmu
book.Yogyakarta : Nuha Medika; 2012 Keperawatan Universitas Indonesia;
[9] Shahab A. Komplikasi kronis dm penyakit 2011.
jantung koroner. Buku ajar Ilmu penyakit [18] Riyadi S & Sukarmin. Asuhan
Dalam Edisi 4. Jakarta: Departemen Ilmu Keperawatan pada Pasien dengan
Penyakit Dalam FKUI. 2006 Gangguan Eksokrin dan Endokrin pada
[10] Perkumpulan Endokrin Indonesia Pankreas. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2008.
(PERKENI). Konsensus pengelolaan dan [19] Siswanto. Kesehatan Mental - Konsep,
pencegahan DM tipe 2 di Indonesia. Cakupan dan
Jakarta; 2011. Perkembangannya.Yogyakarta, 2007
[11] Rantung J. Hubungan self –care dengan [20] Harista RA. Depresi pada penderita
kualitas hidup pasien diabetes melitus diabetes melitus tipe 2. [Internet].
(dm) di persatuan diabetes indonesia Lampung; 2015. [cited 01 April 2016].

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.5 (no.1), Januari, 2017 191


Putra, et al, Hubungan Diabetes Distress Dengan Perilaku Perawatan Diri ….

Avaible from: http://jukeunila.com/wp- Journal of Medicine and Biomedical


content/uploads/2016/02/13.pdf Research; 2013. [cited 4 Juni 2014].
[21] Firdaus A. Hubungan lamanya menderita Available from www.ijmbr.com/reviewed
diabetes mellitus tipe 2 terhadap tingkat [29] Widayati N. Barriers to self-care
depresi pada pasien poli penyakit dalam management in patients with type 2
rsd dr soebandi jember. Tidak diterbitkan. diabetes mellitus. Proceeding 2nd
Skripsi. Jember: Fakultas Kedokteran International Nursing Conference: Nursing
Universitas Jember; 2015 Role for Sustainable Development Goals
[22] Irawan D. Prevalensi dan faktor risiko Achievement Based on Community
kejadian diabetes melitus tipe 2 di daerah Empowerment. Jember: Jember
urban indonesia (analisa data sekunder University Press; 2015
riskesdas 2007). [Internet] Jakarta;Ilmu [30] Rubin RR & Peyrot M. Psychological
Keperawatan Universitas Indonesia; issues and treatments for people with
2010. [cited 30 April 2016]. Available diabetes. [internet]. America: Journal of
from:http://lib.ui.ac.id/file? Clinical Psychology; 2001. [cited 13 Juni].
file=digital/20267101-T 2016] Available from
%2028492Prevalensi%20dan%20faktor- http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1125
full%20text.pdf 5202.
[23] Wildani AA. Gambaran tingkat stres kerja [31] Wingert N, Ashley JL, Melton T, &
pada pegawai dinas kesehatan kota Stephanie. Understanding stress among
depok. Depok: Fakultas Ilmu adults diagnosed with type 2 diabetes at a
Keperawatan Univesitas Indonesia; 2012 younger age. [internet]. Canada; 2015.
[24] Emilia EA. Hubungan dukungan sosial [cited 20 April 2016]. Available
dan perilaku perawatan diri penyandang from:http://theplaidjournal.com/index.php/
diabetes melitus tipe 2 [Internet]. Jakarta; CoM/article/view/8/4
. 2014. . [cited 26 Februari 2016]. [32] Iwasaki Y & Bartlett J. Stress-coping
Available from http://lib.ui.ac.id among aboriginal individuals with diabetes
[25] Mihardja L. Faktor risiko terbesar dan in an urban canadian city: from
masalah pengendalian diabetes mellitus woundedness to resilience. [Internet].
di kota singkawang provinsi kalimantan Canadian: Journal of aboriginal health;
barat. Tidak dipublikasikan. Singkawang: 2006. [cited 5 Mei 2016]. Available from;
Program Insentif Riset Terapan Badan http://www.naho.ca/jah/english/jah03_01/
Penelitian Dan Pengembangan Article02.pdf
Kesehatan Kementerian Kesehatan [33] Bai YL, Chiou CP & Chang YY. Self-care
Republik Indonesia; 2010 behaviour and related factor in older
[26] Erniati. Faktor-faktor yang berhubungan people wih type 2 diabetes. [Internet].
dengan diabetes melitus tipe 2 pada lanjut Chine: Journal of Clinical Nursing; 2009.
usia di pos pembinaan terpadu kelurahan [ cited 14 Maret 2016]. Avaiable
cempaka putih [Internet]. Surabaya; 2012. from
[cited 12 juni 2016]. Available from : :http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/199
[http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstre 30088.
am/123456789/26311/1/ERNI ATI- [34] Piette JD, Schillinger D, Potter MB, &
FKIK.pdf Heisler M. Dimensions of patient-provider
[27] Wohpa N. Description and management communication and diabetes-self care in
of stress of diabetes mellitus patients in an ethnically diverse population [internet].
internal disease polyclinic dr. Moewardi Place Unknown; 2003. [cited 15 Juni
general hospital. [Internet]. Surakarta; 2016]. Available from:
2015. [Cited 01 April 2016]. Available from http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/P
:http://eprints.ums.ac.id/38201/41/Naskah MC1494904/.
%20Publikasi.pdf
[28] Islam M, Karim M, Habib S, & Yesmin K.
Diabetes distress among type 2 diabetic
patients. International [Internet]. Malaysia:

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.5 (no.1), Januari, 2017 192

You might also like