You are on page 1of 14

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PENGELOLAAN HUTAN

TANAMAN RAKYAT (HTR) DI DESA BUMI BERINGIN


KECAMATAN LUWUK KABUPATEN BANGGAI

Eduardus Raja1, Made Antara dan Haerul Anam2


edu.raja@yahoo.co.id
1
Mahasiswa Program Studi Magister Perencanaan Wilayah Pedesaan Pascasarjana Universitas Tadulako
2
Dosen Program Studi Magister Wilayah Perencanaan Wilayah Pedesaan Pascasarjana Universitas Tadulako

Abstract
Commmunity forest is a plantation forest in production forest that was developed by
individuals or cooperatives to increase the potential and quality of production by implementing
silviculture practices to ensure the sustainability of forest resources. The village of Bumi Beringin
has gained a license for utilization of forest products in Community Forest by the Regent of
Banggai (on behalf of the Minister of Forestry) covering 100 hectares, divided into 13 (thirteen)
people who are members of forest farmers group Bersatu, but until now there is no implementation
on the field due to the lack of strategies and right development patterns, so that there should be a
research to obtain an appropriate development strategy in order for the the program development
in Bumi Beringin Village can run good and right so as to improve the welfare of local
communities. This research was conducted for 3 months starting in September 2015 until
November 2015. The research was located in the Bumi Beringin Village, Luwuk Sub-district,
Banggai District, Central Sulawesi. A strategy of community forest management development of
forest farmers group Bersatu of Bumi Beringin village, Luwuk sub district, Banggai district is in
quadrant II (2.45; 2.69) which means the diversification strategy of using strength to take
advantage of opportunities or Strength-Treath Strategy (ST). The best pattern of community forest
management development in Bumi Beringin Village, Luwuk Sub-district, Banggai District is a
partnership pattern towards the Independence.
Keywords: Strategy and Pattern of Community Forest Development in Bumi Beringin Village.

Sektor kehutanan merupakan mempunyai lingkup yang lebih luas daripada


penyumbang devisa terbesar kedua di sekedar kelestarian hasil, yaitu berdasarkan
Indonesia setelah sektor migas. Dilihat dari aspek sosial, ekonomi dan ekologi.
(Manurung, 2001) .
segi ekonomi hal tersebut dapat meningkatkan
Sejalan dengan hal tersebut selanjutnya
kesejahteraan masyarakat Indonesia. Olehnya Lewoema dalam Sayuti (2012) menyatakan
keberadaan hutan di Indonesia perlu bahwa sustainable forest management atau
dipertahankan dan dalam pengelolaan serta pengelolaan hutan berkelanjutan yang semula
pemanfaatannya perlu memperhatikan aspek difokuskan untuk menghasilkan kayu dan
kelestariannya. Hutan juga dapat memberikan produk hasil hutan lainnya, kini secara nyata
manfaat langsung maupun tak langsung bagi juga ditujukan untuk mendorong peningkatan
kesejahteraan rakyat, meningkatkan mutu
kehidupan makhluk hidup di muka bumi ini
lingkungan, mencegah kerusakan lingkungan
Selain hal tersebut diatas hutan dan merehabilitasi lingkungan yang rusak
Indonesia terkenal dengan keanekaragaman baik karena faktor internal maupun faktor
hayati. Tanaman dan satwa yang hidup dalam eksternal.
hutan merupakan potensi hutan yang tidak Sebuah nuansa baru pengelolaan
dapat diabaikan. Sehingga konsep kehutanan belum lama ini dimunculkan
kelestarian hutan sekarang umumnya

215
216 e-Jurnal Katalogis, Volume 4Nomor 1, Januari 2016 hlm 215-228 ISSN: 2302-2019

pemerintah dalam upaya memberdayakan hutan tanaman, atas : (1) Akses legal, yang
masyarakat sekitar hutan. Dalam bab 1 pasal diwujudkan dalam pemberian Surat
1: point 19 Peraturan Pemerintah No. 6 Keputusan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil
Tahun 2007 disebutkan Hutan Tanaman Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman Rakyat
Rakyat yang selanjutnya disingkat HTR dalam Hutan Tanaman (IUPHHK-HTR) yang
adalah hutan tanaman pada hutan produksi diberikan oleh Bupati/Walikota atas nama
yang dibangun oleh kelompok masyarakat Menteri Kehutanan; (2) Akses ke lembaga
untuk meningkatkan potensi dan kualitas keuangan, yang diwujudkan dalam bentuk
hutan produksi dengan menerapkan pemberian pinjaman dana bergulir yang
silvikultur dalam rangka menjamin difasilitasi oleh Pusat Pembiayaan
kelestarian sumber daya hutan. Pembangunan Hutan Tanaman (Pusat P2H);
Program Hutan Tanaman Rakyat (3) Akses ke pasar, yang diwujudkan dalam
(HTR) merupakan terobosan baru dalam bentuk penetapan harga dasar penjualan kayu
mengentaskan kemiskinan penduduk di atau penetapan mekanisme harga dasar kayu
sekitar hutan. Berdasarkan sensus penduduk oleh Menteri Kehutanan untuk menjaga
Badan Pusat Statistik (BPS) 2015, stabilitas harga kayu hasil hutan tanaman
mengindikasikan jumlah penduduk Indonesia rakyat.
mencapai 220 juta orang. BPS Kebijakan Pemerintah tersebut dapat
menggambarkan bahwa kurang lebih 48,8 mengentaskan kemiskinan (pro-poor),
juta di antaranya tinggal di sekitar kawasan menciptakan lapangan kerja baru (pro-job)
hutan dan sekitar 10,2 juta orang di antaranya dan ekonomi (pro-growth) sebagaimana
tergolong dalam kategori miskin. Penduduk tercantum dalam agenda revitalisasi
yang bermata pencaharian langsung dari pertanian, perikanan dan kehutanan,
hutan sekitar 6 juta orang dan sebanyak 3,4 sekaligus juga merupakan implementasi dari
juta orang di antaranya bekerja di sektor Kebijakan Prioritas Departemen Kehutanan
swasta kehutanan. Melihat data-data dalam Revitalisasi Sektor Kehutanan dan
permasalahan tersebut, pemerintah Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dimana
mengambil langkah-langkah kebijakan sektor kehutanan diharapkan dapat
diantaranya mengajukan program Hutan memberikan kontribusi pada pertumbuhan
Tanaman Rakyat (HTR) dengan harapan bisa ekonomi nasional, perbaikan lingkungan,
mengatasi permasalahan tersebut. mensejahterakan masyarakat dan
Senada dengan hal diatas sebagaimana memperluas lapangan kerja. (Adnan
Permenhut Nomor : P.55/Menhut-II/2011, Ardhana dkk, 2012 ).
bahwa pengembangan dan pengelolaan hutan Di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah,
tanaman rakyat harus memperoleh Izin khususnya di wilayah Kabupaten Banggai
Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada telah ada pencadangan areal untuk Hutan
Hutan Tanaman Rakyat (IUPHHK-HTR) Tanaman Rakyat dengan luas ± 665 Ha
dimana izin usaha tersebut diberikan untuk sesuai Surat Keputusan Menteri Kehutanan
memanfaatkan hasil hutan berupa kayu Nomor : 132/Menhut-II/2010 tanggal 24
dalam hutan tanaman pada hutan produksi Maret 2010 yang tersebar di beberapa
yang diberikan oleh Bupati (an. Menteri Kecamatan. Pelaksanaan Program ini belum
Kehutanan) kepada perorangan atau koperasi. sampai pada tahap pengimplementasian di
Selanjutnya Rimbun Daun (2011) lapangan karena belum adanya pola
menjelaskan bahwa karena kebijakan pengembangan usaha pengelolaan Hutan
pembangunan Hutan Tanaman Rakyat pada Tanaman Rakyat yang tepat. Oleh karena itu
intinya adalah memberikan peluang kepada perlu dilakukan penelitian Strategi dalam
masyarakat dalam kegiatan pembangunan Pengembangan Usaha Pengelolaan Hutan
Eduardus Raja,dkk. Strategi Pengembangan Usaha Pengelolaan Hutan Tanaman Rakyat (Htr) Di Desa…………217

Tanaman Rakyat (HTR) di Desa Bumi strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan
Beringin, Kecamatan Luwuk, Kabupaten pada logika yang dapat memaksimalkan
Banggai sehingga diperoleh pola yang tepat kekuatan (strengths) dan peluang
dalam mengimplemetasikan program (opportunities), namun secara bersamaan
tersebut. dapat meminimalkan kelemahan
(weaknesses) dan ancaman (threats). Proses
METODE pengambilan keputusan strategis pada
analisis SWOT seperti pada table berikut.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini sejumlah
271 (dua ratus tujuh puluh satu) orang Tabel 1. Contoh Matriks Analisis Strategi
dengan rincian terdiri dari Anggota Pengembangan Usaha Pengelolaan Hutan
Kelompok Tani Hutan Bersatu di Desa Bumi Tanaman Rakyat
Internal Kekuatan Kelemahan
Beringin Kecamatan Luwuk Kabupaten
(S) (W)
Banggai sebanyak 13 (tiga belas) orang, Eksternal
Aparat Pemerintah Desa sebanyak 14 (empat
STRATEGI S – O
belas) orang, Pegawai Dinas Kehutanan STRATEGI W – O

Kabupaten Banggai sebanyak 85 (delapan Peluang Menggunakan Mengatasi


(O) Kekuatan Kelemahan
puluh lima) orang, Pegawai Dinas Kehutanan Untuk Merebut Untuk Merebut
Daerah Provinsi Sulawesi Tengah sebanyak Peluang Peluang
122 (seratus dua puluh dua) orang dan
Pegawai Balai Pemantauan Pemanfaatan STRATEGI S – T STRATEGI W – T
Hutan Produksi Wilayah XIV Palu sebanyak Menggunakan Mengatasi
Ancaman Kekuatan Kelemahan
37 (tiga puluh tujuh) orang. Menurut (T) Untuk Untuk
Arikunto (2006) apabila populasi penelitian Mengatasi Menghindari
berjumlah kurang dari 100 maka sampel yang Ancaman Ancaman
diambil adalah semuanya, namun apabila
populasi penelitian berjumlah lebih dari 100 Selanjutnya tahap analisis dilakukan
maka sampel dapat diambil antara 10 – 15% dengan mengevaluasi faktor internal dan
atau 20 – 25% atau lebih. Sampel dalam eksternal pengembangan usaha pengelolaan
penelitian ini sebanyak 41 orang yakni di hutan tanaman rakyat yang telah ditetapkan
peroleh 15 % dari 271 orang terdiri dari 13 melalui matriks. Contoh matriks evaluasi
orang Anggota Kelompok Tani Hutan faktor internal dan faktor eksternal seperti
Bersatu, sedangkan 28 orang lagi diperoleh disajikan pada Tabel 2.
dari Aparat Desa, Pegawai Dinas Kehutanan
Kabupaten Banggai, Pegawai Dinas
Kehutanan Provinsi Sulawesi Tengah dan
BP2HP Wilayah XIV Palu masing-masing 7
orang. Pengambilan sampel secara purposive
sampling dilakukan dengan pertimbangan
petugas yang dimaksud membidangi
pengurusan perizinan pembangunan Hutan
Tanaman Rakyat.
Teknik Analisa Data
Dalam penelitian ini digunakan
Analisis SWOT dimana menurut Rangkuti
(2005) SWOT adalah identifikasi berbagai
faktor secara sistematik untuk merumuskan
218 e-Jurnal Katalogis, Volume 4Nomor 1, Januari 2016 hlm 215-228 ISSN: 2302-2019

Tabel 2. Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE) Dan Eksternal (EFE) Manfaat dan Resiko,
Model dan Prospek Manajemen Konflik
Uraian Faktor Internal & Eksternal Bobot Rating Skor
 Strength
Variabel kekuatan 1 X11 Y11 X11Y11
Variabel kekuatan 2 X12 Y12 X12Y12
Sub Total (Strength)
 Weakness Bobot Rating Skor
Variabel kelemahan 1 X21 Y21 X21Y21
Variabel kelemahan 2 X22 Y22 X22Y22
Sub Total (Weakness)
Total IFAS
 Oportunity Bobot Rating Skor
Variabel Peluang 1 X31 Y31 X31Y31
Variabel Peluang 2 X32 Y32 X32Y32
Sub Total (Oportunity)
 Threat Bobot Rating Skor
Variabel ancaman 1 X41 Y41 X41Y41
Variabel ancaman 2 X42 Y42 X42Y42
Sub Total (Threats)
Total EFFAS
Keterangan :
Xij: Bobot ke ij= 1,2, dan
Yij: Bobot ke ij= 1,2,
Dimana ;
i= Sub faktor (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman)
j= Variabel dari sub faktor (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman)

Berdasarkan matriks IFE dan EFE kekuatan dan peluang diberi tanda positif,
yang hasilnya disajikan pada Tabel 2 dapat sedangkan kelemahan dan ancaman diberi
diketahui bahwa posisi internal dan eksternal tanda negative. Dengan menempatkan selisih
strategi dan pola pengembangan usaha nilai S (kekuatan) – W (kelemahan) pada
pengelolaan hutan tanaman rakyat, setelah sumbu (x), dengan menempatkan selisih nilai
membandingkan total skor yang diperoleh antara O (peluang) – T (ancaman) pada
antara sub faktor kekuatan-kelemahan dan sumbu (y), maka ordinat (x,y) akan
sub faktor peluang-ancaman. menempati salah satu sel dari diagram
Menurut Rangkuti (2005) kinerja dapat SWOT. Letak niai S –W dan O – T dalam
ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan diagram SWOT akan menemukan arah
eksternal. Untuk dapat membandingkan strategi yang akan ditempuh oleh suatu
antara perbandingan kekuatan dan kelemahan bentuk usaha seperti hutan tanaman rakyat.
(diwakili garis horizontal) dengan Gambar 1 menunjukkan berbagai
perbandingan peluang dan ancaman (diwakili kemungkinan strategi dan pola
garis vertikal). Pada diagram tersebut pengembangan usaha pengelolaan hutan
Eduardus Raja,dkk. Strategi Pengembangan Usaha Pengelolaan Hutan Tanaman Rakyat (Htr) Di Desa…………219

tanaman rakyat dan tipe strategi dan pola strategi mencapainya, sehingga organisasi
yang sesuai. memiliki keunggulan meraih masa depan
BERBAGAI PELUANG yang lebih baik.
Kuadran 3. Mendukung Kuadran 1. Mendukung
strategi strategi HASIL DAN PEMBAHASAN
turnaround agresif
Pengelolaan Hutan Tanaman Rakyat di
KELEMAHAN INTERNAL KEKUATAN INTERNAL
wilayah Kabupaten Banggai dilaksanakan
atas dasar adanya SK Menteri Kehutanan No.
Kuadran 2. Mendukung
Kuadran 4. Mendukung
strategi 132/Kpts-II/2010 tanggal 24 Maret 2010
strategi
defensif
deversifikasi tentang Pencadangan Areal Untuk
Pembangunan Hutan Tanaman Rakyat seluas
BERBAGAI ANCAMAN
± 665 Hektar di Kabupaten Banggai Provinsi
Sulawesi Tengah. Dari luasan ± 665 Hektar
Gambar 1. Diagram SWOT (Rangkuti, tersebut, didalamnya sudah termasuk
2005) pencadangan HTR untuk wilayah Desa Bumi
Beringin seluas ± 100 Hektar. Sebagai tindak
Posisi di kuadran 1 (support on lanjut atas Keputusan Menteri Kehutanan No.
agresive strategy) adalah situasi yang paling 132/Kpts-II/2010 tersebut, Dinas Kehutanan
menguntungkan, dimana system pengelolaan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah bersama
mempunyai peluang dan kekuatan, jika instansi teknis terkait lainnya melaksanakan
system berada pada kuadran 2 (support kegiatan sosialisasi, pembentukan kelompok
diversification strategy), berarti system tani, pengusulan pertimbangan teknis oleh
menghadapi ancaman akan tetapi masih Dinas Kehutanan Kabupaten Banggai kepada
memiliki kekuatan dari segi internal, jika Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan
system berada pada kuadran 3 (support Produksi (BPPHP) Wilayah XIV Palu
a turnaround oriented strategy), berarti sebagai salah satu persyaratan untuk
system tersebut mempunyai peluang yang penerbitan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil
besar tetapi dilain pihak menghadapi Hutan Kayu – Hutan Tanaman Rakyat
beberapa kendala/kelemahan dan apabila (IUPHHK-HTR) oleh Bupati Banggai (atas
system berada pada kuadran 4 berarti system nama Menteri Kehutanan).
menghadapi situasi yang paling tidak Di wilayah Desa Bumi Beringin
menguntungkan karena mempunyai ancaman Kecamatan Luwuk Kabupaten Banggai telah
dan kelemahan internal. Setiap kuadran pada memiliki Izin Usaha Pemanfaatan Hasil
diagram SWOT memperlihatkan ciri yang Hutan Kayu - Hutan Tanaman Rakyat
berbeda dari suatu unit usaha, sehingga (IUPHHK-HTR) yang diterbitkan oleh
diperlukan strategi yang berbeda pula dalam Bupati Banggai (atas nama Menteri
penanganannya. Selanjutnya menurut Kehutanan). IUPHHK-HTR tersebut
Sianipar dan Entang (2003), Analisis SWOT diperuntukan kepada masyarakat perorangan
adalah suatu proses merinci keadaan yang tergabung dalam Kelompok Tani Hutan
lingkungan internal dan eksternal guna dengan nama Kelompok Tani Hutan (KTH)
mengetahui faktor-faktor yang Bersatu yang berada di wilayah Desa Bumi
mempengaruhi keberhasilan organisasi Beringin Kecamatan Luwuk Kabupaten
kedalam kategori kekuatan (strengths), Banggai.
kelemahan (weaknesses), peluang Pengelolaan Hutan Tanaman Rakyat
(opportunities), Ancaman (threats), sebagai (HTR) dilaksanakan dengan menggunakan 3
dasar untuk menentukan tujuan, sasaran dan pola yakni :
220 e-Jurnal Katalogis, Volume 4Nomor 1, Januari 2016 hlm 215-228 ISSN: 2302-2019

- Pola Mandiri, adalah Hutan Tanaman Banggai setelah dianalisis menunjukkan,


Rakyat (HTR) yang dibangun oleh Kepala berdasarkan matriks IFE (Internal Faktor
Keluarga pemegang IUPHHK-HTR. Evaluation) dan matriks EFE (Eksternal
- Pola Kemitraan, adalah Hutan Tanaman Faktor Evaluation), diketahui posisi internal
Rakyat (HTR) yang dibangun oleh Kepala dan eksternal Strategi dalam Pengembangan
Keluarga pemegang IUPHHK-HTR Usaha Pengelolaan Hutan Tanaman Rakyat
bersama dengan mitranya berdasarkan (HTR) di Desa Bumi Beringin, Kecamatan
kesepakatan bersama dengan difasilitasi Luwuk, Kabupaten Banggai berada dalam
oleh pemerintah agar terselenggara posisi kuadran II yakni (2.45: 2.69) seperti
kemitraan yang menguntungkan kedua gambar dibawah ini.
pihak. o
- Pola Developer, adalah Hutan Tanaman Strategi Stabil Strategi Bertumbuh

Rakyat (HTR) yang dibangun oleh BUMN


atau BUMS dan selanjutnya diserahkan
W S
oleh Pemerintah kepada Kepala Keluarga Strategi Bertahan Hidup Strategi Diversifikasi
pemohon IUPHHK-HTR dan biaya (2.45: 2.69)
pembangunannya menjadi tanggung jawab
pemegang ijin dan dikembalikan secara T
mengangsur sejak Surat Keputusan Gambar 2. Strategi dalam pengembangan
IUPHHKHTR diterbitkan. Usaha Pengelolaan Hutan Tanaman
Akan tetapi sampai pada tahap peneliti Rakyat (HTR) di Desa Bumi Beringin,
melakukan observasi belum ada Kecamatan Luwuk, Kabupaten Banggai.
implementasi pola pengelolaan Hutan
Tanaman Rakyat (HTR) yang digunakan oleh Gambar diatas menunjukkan bahwa
Kelompok Tani Hutan Bersatu di Desa Bumi strategi pengembangan usaha pengelolaan
Beringin, sementara sosialisasi dari pihak Hutan Tanaman Rakyat (HTR) di Kelompok
terkait sudah dilakukan. Hal ini dikarenakan ; Tani Hutan Bersatu Desa Bumi Beringin
(a) terdapat perbedaan persepsi dalam berada pada Kuadran II atau Strategi
menerjemahkan tujuan Hutan Tanaman Diversifikasi yakni mempunyai kekuatan tapi
Rakyat (HTR) antara masyarakat dan dinas tetap menghadapi ancaman, sehingga strategi
terkait; (b) asumsi yang digunakan oleh dinas yang baik untuk diterapkan adalah
terkait dalam menyusun kebijakan tersebut menggunakan kekuatan untuk mengatasi
kurang sesuai dengan kondisi lapangan yang ancaman, artinya bahwa kekuatan yang
ada; dan (c) Ketidaksiapan para pemangku dimilki oleh kelompok tani Hutan Bersatu
kegiatan (stakeholders ) yang terdapat dalam Desa Bumi Beringin seperti adanya Surat
struktur implementasi Hutan Tanaman Keputusan IUPHHKHTR, adanya
Rakyat (HTR) dalam mengimplementasikan kelembagaan dan lokasi dari wilayah (status
kebijakan tersebut. Sehingga implementasi kawasan, pendampingan dan aksessibilitas)
pengelolaan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) sangat jelas akan tetapi belum memilki pola
belum berjalan sebagaimana tujuan HTR itu yang tetap untuk diterapkan. Hal ini menjadi
sendiri. ancaman bagi kelompok tani Hutan Bersatu
a. Analisis Strenght, Weaknesses, dalam pengembangan hutan Tanaman Rakyat
Opportunity dan Threats (SWOT) (HTR) di wilayahnya. Pengelolaan hutan
Hasil penelitian Strategi Tanaman Rakyat di Desa Bumi Beringin
Pengembangan Usaha dalam Pengelolaan memiliki Peluang sangat Penting dan perlu
Hutan Tanaman Rakyat (HTR) di Desa Bumi pola yang tepat dalam mengelolanya. Hal ini
Beringin, Kecamatan Luwuk, Kabupaten ditadai dengan peluang untuk dikembangkan
berdasarkan total skor faktor kekuatan
Eduardus Raja,dkk. Strategi Pengembangan Usaha Pengelolaan Hutan Tanaman Rakyat (Htr) Di Desa…………221

internal sebesar 2,45 dan faktor peluang- dikembangkan mengingat strategi tersebut
ancaman dengan total skor 2,69. memiliki kekuatan dan peluang sehingga
Hal tersebut di atas mengartikan bahwa melahirkan berbagai strategi diantaranya: 1)
Kelompok Tani Hutan Bersatu Desa Bumi mempertahankan status kawasan; 2)
Beringin memiliki peluang dan kekuatan Meningkatkan frekuensi pembinaan kepada
untuk pengembangan dan pengelolaan Hutan masyarakat; 3) pemberdayaan dan peran serta
Tanaman Rakyat (HTR). Perlu diketahui masyarakat khususnya Kelompok Tani Hutan
bahwa faktor internal sebesar 2,45 dan faktor Bersatu Desa Bumi Beringin. Selanjutnya
eksternal 2,69 diperoleh dari total dari strategi ST yang dikembangkan berdasarkan
perkalian antara bobot dan rating dari pertimbangan adanya kekuatan dan ancaman
masing-masing faktor. dalam Strategi dalam Pengembangan Usaha
Faktor internal dan faktor eksternal Pengelolaan Hutan Tanaman Rakyat (HTR).
yang menjadi pertimbangan dalam Strategi yang dikembangkan adalah; 1)
menentukan strategi pengelolaan Hutan Membangun komitmen antara Kelompok
Tanaman Rakyat (HTR) pada Kelompok Tani Hutan Bersatu dan Pemerintah; 2)
Tani Hutan Bersatu di Desa Bumi Beringin Pembinaan Kelompok Tani Hutan Bersatu
dapat dilihat dalam dalam tabel 3 di bawah dalam menciptakan kesadaran dalam
ini : pengembangan Hutan Tanaman Rakyat; 3)
Tabel 3. Faktor Internal dan Faktor Membangun kerjasama antara Kelompok
Eksternal Tani Hutan Bersatu, Pemerintah dan
Stakeholder. Sementara strategi WO
Faktor Internal Faktor Eksternal
dikembangkan berdasarkan pada Strategi
Kekuatan (Streghts) Peluang dalam Pengembangan Usaha Pengelolaan
(Opportunities) Hutan Tanaman Rakyat (HTR) yang
memiliki berbagai kelemahan namun masih
1. 1. Status Kawasan 1. Pola Mandiri memiliki peluang. Oleh karena itu strategi
2. 2. Pendampingan 3. 2. Pola Developer yang dikembangkan adalah; 1) Perencanaan
3. Aksesibiltas Yang 4. 3. Pola Mitra program yang matang dalam penerapan pola
Baik
pengembangan Hutan Tanaman Rakyat; 2)
Kelemahan Ancaman (threats)
(Weaknesses)
Peningkatan koordinasi multipihak; 3)
1. Pemanfaatan Peningkatan sosialisasi berkelanjutan tentang
1. Sosio-Kultur pengembangan dan pengelolaan Hutan
belum jelas
Masyarakat Tanaman Rakyat (HTR). Terakhir adalah
3. 2. Mitra
1. 2. Pembukaan Lahan strategi WT adanya berbagai kelemahan dan
4. 3. Nomenklatur
2. 3. Persepsi Masyarakat
ancaman yang dimiliki dalam strategi dalam
pengembangan usaha pengelolaan Hutan
Selanjutnya setelah melihat faktor
Tanaman Rakyat (HTR), strategi yang
internal dan faktor eksternal hasil penelitian
dikembangkan dalam kondisi ini adalah; 1)
melahirkan beberapa strategi sebagaimana
Membangun analisis tapak dan situasi
dalam matriks IFE dan EFE dalam analisis
dengan adanya program pemerintah dalam
SWOT Strategi dalam Pengembangan Usaha
pengembangan dan pengelolaan Hutan
Pengelolaan Hutan Tanaman Rakyat (HTR).
Tanaman Rakyat (HTR); 2) Penerapan
Strategi SO, ST, WO dan WT tersebut
kebijakan yang sesuai dengan setiap
dikembangkan berdasarkan hasil kajian
program; 3) Pelibatan masyarakat dalam
internal dan eksternal yang berkaitan dengan
pengambilan keputusan.
Strategi Pengembangan Usaha Pengelolaan
Strategi-strategi diatas menunjukkan
Hutan Tanaman Rakyat (HTR) yang terpilih
bahwa pengembangan dan pengelolaan
bagi masyarakat yakni strategi SO yang
222 e-Jurnal Katalogis, Volume 4Nomor 1, Januari 2016 hlm 215-228 ISSN: 2302-2019

Hutan Tanaman Rakyat (HTR) perlu


dimplementasikan sehingga dapat diketahui
hal apa saja yang bisa menjadi kekuatan dan
peluang bagi Kelompok Tani Hutan Bersatu
Desa Bumi Beringin dalam mengelola
tanaman yang mereka miliki dan apa saja
yang menjadi alternatif –alternatif setiap
permasalahan agar pengelolaanya menjadi
lebih baik dan tentunya hal ini dapat
menjadikan referensi bagi pemerintah
sebagai acuan pengelolaan hutan tanaman
rakyat kedepan. Untuk jelasnya dapat dilihat
dalam tabel 4 di bawah ini :
Eduardus Raja,dkk. Strategi Pengembangan Usaha Pengelolaan Hutan Tanaman Rakyat (Htr) Di Desa…………223

Tabel 4. Analisis SWOT Strategi Pengembangan Usaha Pengelolaan Hutan Tanaman Rakyat (HTR)
IFE Kekuatan (Streghts) Kelemahan (Weaknesses)

1. Status Kawasan 1. Sosio-Kultur Masyarakat


EFE 2. Pendampingan 2. Pembukaan Lahan
3. Aksesibiltas Yang Baik 3. Persepsi Masyarakat
Peluang
Strategi S-O Strategi W-O
(Opportunities)
1. Pola Mandiri 1. Mempertahankan status kawasan1. Perencanaan program yang
(S1,2,3 & O1,2,3). matang dalam penerapan pola
2. Meningkatkan frekuensi pengembangan Hutan Tanaman
2. Pola Developer pembinaan kepada masyarakat; Rakyat (W1,2,3 & O1,2,3)
3. Pemberdayaan dan peran serta2. Peningkatan koordinasi
masyarakat khususnya Kelompok multipihak (W1,3 & O1,2,3)
3. Pola Mitra Tani Bumi Beringin S1,2,3 &3. Peningkatan sosialisasi
O1,2,3) berkelanjutan tentang
4. Pemberdayaan dan peran serta pengembangan dan pengelolaan
masyarakat khususnya Kelompok Hutan Tanaman Rakyat (HTR)
Tani Bumi Beringin (S1,2,3 & (W1,2,3 & O1,2,3)
O1,2,3)
Ancaman (Threats) Strategi S-T Strategi W-T
1. Pemanfaatan belum jelas 1. Membangun komitemen antara1. Membangun analisis tapak dan
2. Mitra kelompok tani dan pemerintah situasi dengan adanya program
3. Nomenklatur (S1,2,3 & T1,2,3) pemerintah dalam pengembangan
2. Pembinaan kelompok tani dalam dan pengelolaan Hutan Tanaman
menciptakan kesadaran dalam Rakyat (HTR) (W1,2,3 & T1,2)
pengembangan Hutan Tanaman2. Penerapan kebijakan yang sesuai
Rakyat (S1,2,3 & T1,2,3) dengan setiap program (W1,2,3 &
3. Membangun kerjasama antara T1,2,3)
Kelompok Tani Beringin,3. Pelibatan masyarakat dalam
Pemerintah dan Stakeholder pengambilan keputusan (W1,2,3 &
(S1,2,3, & T1,3) T1,2,3)

b. Strenght-Treath (ST) Pengembangan


Usaha Pengelolaan Hutan Tanaman Rakyat
(HTR) Desa Bumi Beringin Kecamatan Luwuk
Kabupaten Banggai
Dalam mengimplementasikan strategi
pengembangan usaha dalam pengelolaan Hutan
Tanaman Rakyat (HTR) di Desa Bumi Beringin
berdasarkan hasil analisis ternyata yang perlu
dilakukan adalah strategi ST yakni strategi
strength-treath dengan menggunakan kekuatan
untuk mengatasi ancaman sebagaimana gambar
dibawah ini :
224 e-Jurnal Katalogis, Volume 4Nomor 1, Januari 2016 hlm 215-228 ISSN: 2302-2019

• Strategi • Strategi ST
SO
Mempertahankan status kawasan Membangun komitemen antara
kelompok tani dan pemerintah
Meningkatkan frekuensi pembinaan
kepada masyarakat; Pembinaan kelompok tani dalam
menciptakan kesadaran dalam
Pemberdayaan dan peran serta pengembangan Hutan Tanaman
masyarakat khususnya Kelompok Rakyat
Tani Bumi Beringin
Membangun kerjasama antara
Pemberdayaan dan peran serta Kelompok Tani Beringin, Pemerintah
masyarakat dan Stakeholder

Perencanaan program yang matang


dalam penerapan pola
pengembangan Hutan Tanaman Membangun analisis tapak dan
Rakyat situasi dengan adanya program
Peningkatan koordinasi multipihak pemerintah dalam pengembangan
dan pengelolaan Hutan Tanaman
Peningkatan sosialisasi Rakyat (HTR) (
berkelanjutan tentang
pengembangan dan pengelolaan Penerapan kebijakan yang sesuai
Hutan Tanaman Rakyat (HTR) dengan setiap program
Pelibatan masyarakat dalam
pengambilan keputusan

• Strategi • Strategi
WO WT

Gambar 3. Strategi SO;ST;WO;WT

1) Membangun Komitmen Antara adalah proses belajar bersama dalam


Kelompok Tani dan Pemerintah mengembangkan hubungan kesejajaran,
Pencadangan areal pembangunan hubungan pertemanan atau persahabatan
Hutan Tanaman Rakyat (HTR) seluas ± 665 antara dua subyek yang dialogis untuk
Hektar di Kabupaten Banggai berdasarkan menempuh jalan musyawarah dalam
SK. 132/Menhut-II/2010, menjadikan dasar memahami dan memecahkan masalah
bagi Kelompok Tani Hutan Bersatu Desa sebagai suatu strategi mengembangkan
Bumi Beringin dalam mengelola Hutan partisipasi masyarakat menuju kemandirian.
Tanaman Rakyat (HTR), akan tetapi Kegiatan yang dilakukan bersama-sama
pembangunan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) masyarakat dalam mencermati persolaan
tersebut belum dilaksanakan oleh Kelompok nyata yang dihadapi dilapangan yang
Tani Hutan Bersatu disebabkan karena belum selanjutnya didiskusikan bersama untuk
adanya ketepatan pola pengelolaan apa yang mencari alternatif pemecahan kearah
akan diimplementasikan. peningkatan kapasitas dan produktifitas
Dalam mewujudkan komitmen antara masyarakat. Dengan demikian diharapkan
Kelompok Tani Hutan Bersatu dan dalam perjalanan pengembangan usaha
pemerintah tentunya perlu ada yang pengelolaan Hutan Tanaman Rakyat (HTR)
memfasilitasi program pengelolaan Hutan menjadi lebih mudah untuk dilaksanakan
Tanaman Rakyat (HTR) di Desa Bumi oleh Kelompok Tani Hutan Bersatu Desa
Beringin. Program-program yang dimaksud Bumi Beringin karena disaat kelompok
tentunya perlu pendampingan dari fasilitator tersebut menghadapi persoalan maka petugas
baik teknis operasional dilapangan maupun pendamping dapat bersama-sama berdiksusi
kelembagaan. Pendampingan yang dimaksud untuk mencari solusi dalam pengelolaannya.
Eduardus Raja,dkk. Strategi Pengembangan Usaha Pengelolaan Hutan Tanaman Rakyat (Htr) Di Desa…………225

2) Pembinaan Kelompok Tani Dalam manfaat tersebut Diantaranya adalah 1)


Menciptakan Kesadaran Dalam mendukung ketersediaan bahan baku industri
Pengembangan Hutan Tanaman Rakyat kayu; 2) Dinas Teknis dan Badan Penyuluh
(HTR) yang membidangi kehutanan perlu menyusun
Pembinaan Kelompok Tani Hutan rencana pengembangan hutan tanaman
Bersatu baiknya diarahkan pada peningkatan rakyat; 3) meningkatkan sosialisasi tentang
kemampuan kelompok tani dalam manfaat pengembangan hutan tanaman
melaksanakan peran dan fungsinya sebagai, rakyat kepada aparatur pemerintah dan
(1) kelas belajar setiap anggota untuk masyarakat, terutama prosedur perizinan dan
berinteraksi guna meningkatkan tata usaha hasil hutan; 4) meningkatkan
Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan, (2) kapasitas dan menambah jumlah penyuluh
sebagai wahana kerjasama, dan (3) Unit kehutanan dan tenaga pendamping didaerah
penyedia sarana dan prasarana prosuksi, unit dalam mendukung hutan tanaman rakyat; 5),
produksi, unit pengolahan dan pemasaran meningkatkan inisiasi pembentukan
serta unit jasa penunjang. kelembagaan kelompok tani hutan tanaman
Selain itu pembinaan Kelompok Tani rakyat dan koperasi; 6) melakukan
Hutan Bersatu juga diarahkan pada inventarisasi dan pemetaan hutan tanaman
peningkatan kemampuan anggota dalam rakyat untuk mengetahui jenis dan sebaran
mengembangkan agribisnis. Untuk tanaman hutan rakyat; 7) perlu dilakukan
mendukung Penguatan kelompok tani sosialisasi yang terkait dengan penataan hasil
menjadi organisasi petani yang kuat dan hutan lainnya hingga kepedesaan; 8) perlu
mandiri perlu dilakukan : (1). pertemuan dukungan ketersediaan benih (bibit) yang
anggota/pengurus yang diselenggarakan bersertifikat; 9) untuk menguatkan kemitraan
secara berkala dan berkesinambungan; (2). kelompok tani hutan tanaman rakyat dengan
mempunyai rencana kerja kelompok yang mitra usaha.
disusun secara bersama berdasarkan Dengan adanya kerjasama menjadikan
kesepakatan; (3). memiliki aturan yang posisi tawar Kelompok Tani Hutan Bersatu
disepakati dan ditaati bersama; (4). lebih diperhitungkan dari kelompok lain.
mempunyai pencatatan atau adiministrasi; Kerjasama ini dilakukan agar mempunyai
(5). sebagai sumber informasi teknologi bagi kelebihan pengetahuan, keterampilan, sikap
para anggotanya; (6). adanya jalinan dan perilaku, serta mau berkorban untuk
kerjasama antar anggota dan antar kelompok kemajuan kelompoknya.
dan kerjasama dengan pihak lain; (7).
adanya pemupukan modal usaha dari iuran b. Strategi Strenght-Treath (ST)
anggota atau penyisihan hasil usaha Pengembangan Usaha Pengelolaan Hutan
Tanaman Rakyat (HTR) Desa Bumi
kelompok. Pembinaan ini dilakukan guna
Beringin Kecamatan Luwuk Kabupaten
pengelolaan program Hutan Tanaman Rakyat Banggai Dalam Penerapan Pola
(HTR) dapat berkelanjutan. Pengelolaan Hutan Tanaman Rakyat
(HTR)
3) Membangun Kerjasama Antara Kelompok Meskipun menghadapi berbagai
Tani Hutan Bersatu Desa Bumi Beringin, ancaman, Kelompok Tani Hutan Bersatu di
Pemerintah Dan Stakeholder Desa Bumi Beringin masih memiliki
Pengembangan Hutan Tanaman Rakyat kekuatan dari segi internal. Strategi yang
(HTR) di Desa Bumi Beringin di dukung harus diterapkan adalah menggunakan
sepenuhnya oleh pemerintah, kerjasama ini kekuatan untuk memanfaatkan peluang
diharapkan dapat memberikan manfaat baik jangka panjang dengan cara strategi
kelompok tani maupun pemerintah. Mafaat- diversifikasi.
226 e-Jurnal Katalogis, Volume 4Nomor 1, Januari 2016 hlm 215-228 ISSN: 2302-2019

Dengan menggunakan strategi ini BUMS dan selanjutnya diserahkan oleh


Kelompok Tani Hutan Bersatu berupaya Pemerintah kepada Kepala Keluarga
untuk meraih peluang dalam pengembangan pemohon IUPHHK- Hutan Tanaman Rakyat
usaha dan pengelolaan Hutan Tanaman (HTR) dan biaya pembangunannya menjadi
Rakyat (HTR) seperti pengelolaan Hutan tanggung jawab pemegang ijin dan
Tanaman Rakyat dengan Pola Mandiri, Pola dikembalikan secara mengangsur sejak Surat
Kemitraan dan Pola Developer. Keputusan IUPHHKHTR diterbitkan.
BUMN/S sebagai developer
a). Pola Mandiri membangun hutan tanaman rakyat dan
Hutan Tanaman Rakyat (HTR) Pola selanjutnya diserahkan oleh Pemerintah
Mandiri, adalah Hutan Tanaman Rakyat kepada masyarakat sebagai pemegang
(HTR) yang dibangun oleh Kepala Keluarga IUPHHK-HTR dan selanjutnya biaya
pemegang IUPHHK-HTR. Masyarakat pembangunannya diperhitungkan sebagai
setempat membentuk kelompok, Pemerintah pinjaman pemegang IUPHHK-HTR dan
mengalokasikan areal dan SK IUPHHK-HTR dikembalikan secara bertahap sesuai akad
untuk setiap individu dalam kelompok dan kredit. Jenis tanaman pokok yang bisa
masing-masing ketua kelompok bertanggung dikembangkan berupa tanaman hutan
jawab atas pelaksanaan HTR, pengajuan dan berkayu sejenis, atau tanaman hutan berkayu
pengembalian kredit, pasar, dan yang dikombinasikan dengan tanaman
pendampingan dari pemerintah/Pemda. budidaya tahunan yang berkayu atau jenis
b). Pola Kemitraan lain yang ditetapkan oleh Menteri Kehutanan
Hutan Tanaman Rakyat (HTR) Pola (pasal 7 permenhut No. 55 tahun 2011 jo. P.
Kemitraan, adalah Hutan Tanaman Rakyat 31 tahun 2013). Tanaman hutan berkayu,
(HTR) yang dibangun oleh Kepala Keluarga antara lain (1) kayu pertukangan (meranti,
pemegang IUPHHK-HTR bersama dengan jati, sengon, mahoni, dll); dan (2) kayu serat
mitranya berdasarkan kesepakatan bersama (gmelina, akasia, dll). Tanaman budidaya
dengan difasilitasi oleh pemerintah agar tahunan berkayu adalah jenis MPTS, antara
terselenggaranya kemitraan yang lain: karet, nangka, kemiri, rambutan,
menguntungkan kedua pihak. Mitra mangga, dll. Persentase komposisi jenis
bertanggung jawab atas pendampingan, tanaman adalah tanaman hutan berkayu
input/modal, pelatihan dan pasar. (70%) dan tanaman budidaya tahunan
Pengembangan Hutan Tanaman Rakyat berkayu (30%). Komposisi ini tidak termasuk
(HTR) pola kemitraan ini minimal ada dua kegiatan tumpangsari tanaman semusim.
pihak yang bermitra, yaitu pihak perusahaan Berdasarkan penjelasan ketiga pola
dan rakyat. Bahkan, Hutan Tanaman Rakyat pengelolaan Hutan Tanaman Rakyat (HTR)
(HTR) pola mandiripun sangat penting di atas, dan sesuai hasil focus group diskusi
bermitra dengan perusahaan. Tujuannya (FGD), masyarakat menginginkan agar pola
adalah untuk memasarkan hasil panen Hutan yang memungkinkan untuk dikembangkan
Tanaman Rakyat (HTR) tersebut. Perusahaan pada kegiatan pengelolaan Hutan Tanaman
itulah yang mengolah hasil panen. Kegagalan Rakyat (HTR) di Desa Bumi Beringin adalah
pengembangan sektor kehutanan umumnya, Pola Mandiri. Penerapan pola ini dipilih oleh
karena belum jelasnya pemasaran produk masyarakat karena masyarakat secara sadar
kehutanan yang dikembangkan tersebut. agar tidak ada intervensi dari pihak mitra dan
c). Pola Developer tidak terbebani dengan pinjaman dalam
Hutan Tanaman Rakyat (HTR) Pola mengelola Hutan Tanaman Rakyat (HTR).
Developer, adalah Hutan Tanaman Rakyat Akan tetapi jika melihat kondisi sosial
(HTR) yang dibangun oleh BUMN atau ekonomi masyarakat di Desa Bumi Beringin
Eduardus Raja,dkk. Strategi Pengembangan Usaha Pengelolaan Hutan Tanaman Rakyat (Htr) Di Desa…………227

belum memungkinkan untuk KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


mengembangkan Hutan Tanaman Rakyat
(HTR) dengan menggunakan pola mandiri Kesimpulan
meskipun keinginan masyarakat cenderung Berdasarkan analisis pembahasan hasil
lebih memilih pola tersebut. Pengembangan penelitian ini maka kesimpulan yang
pola yang sesuai dengan kondisi masyarakat dihasilkan:
di Desa Bumi Beringin adalah 1. Strategi pengembangan usaha pengelolaan
mengkolaborasi antara Pola Kemitraan dan Hutan Tanaman Rakyat Kelompok Tani
Pola Mandiri. Hal ini dilakukan agar dengan Hutan Bersatu Desa Bumi Beringin
adanya pola kemitraan dapat melatih dan Kecamatan Luwuk Kabupaten Banggai
membuat masyarakat Desa Bumi Beringin berada dalam posisi kuadran II yakni
pada akhirnya dapat mengembangkan (2.45;2,69) artinya strategi diversifikasi
pengelolaan Hutan Tanaman Rakyatnya dengan menggunakan kekuatan untuk
(HTR) untuk menuju kemandirian. Untuk memanfaatkan peluang. Angka 2,45;2,69
mencapai maksud tersebut, langkah awal tersebut berada pada posisi strategi
yang perlu dilakukan antara lain memperkuat Strength – Treath (ST), sehingga strategi
kelembagaan dengan melibatkan fasilitator yang dikembangkan adalah ; 1)
dalam memfasilitasi petani sehingga ada Membangun komitmen antara kelompok
perubahan sikap, pengetahuan dan tani dan pemerintah; 2) Pembinaan
keterampilan petani dalam mengembangkan kelompok tani dalam menciptakan
Hutan Tanaman Rakyat (HTR), tentunya dari kesadaran dalam pengembangan Hutan
petani yang belum tahu sampai pada petani Tanaman Rakyat; 3) Membangun
memahami tentang pentingnya membangun kerjasama antara Kelompok Tani Hutan
Hutan Tanaman Rakyat (HTR) dengan Bersatu Desa Bumi Beringin, Pemerintah
bermitra. dan Stakeholder.
Bermitra atau Pengembangan Hutan 2. Pola pengembangan usaha pengelolaan
Tanaman Rakyat (HTR) dengan pola Hutan Tanaman Rakyat (HTR) di Desa
kemitraan yaitu adanya pihak perusahaan dan Bumi Beringin Kecamatan Luwuk
masyarakat. Mitra sebagai penyandang dana Kabupaten Banggai yang baik adalah Pola
dalam memulai pengelolaan Hutan Tanaman Kemitraan menuju kemandirian.
Rakyat bahkan sampai pada memasarkan
hasil panen Hutan Tanaman Rakyat (HTR) Rekomendasi
tersebut. Perusahaan yang sebagai mitra 1. Strategi pengembangan usaha pengelolaan
itulah yang memfasilitasi dalam mengolah Hutan Tanaman Rakyat (HTR) perlu
hasil panen sampai pada pasar. Selama ini disosialisasikan baik di tingkat tapak
kegagalan pengembangan sektor kehutanan maupun pemerintah.
umumnya adalah pemasaran produk 2. Strategi pengembangan usaha pengelolaan
kehutanan yang dikembangkan tersebut. Hutan Tanaman Rakyat (HTR) yang
Dalam menyukseskan hal tersebut dihasilkan penelitian ini dapat
Kelompok Tani Hutan Bersatu perlu dipertimbangkan untuk dimasukan/
dilakukan pendampingan serta pembinaan dintegrasikan ke dalam rencana kelola
dari petugas pendamping/penyuluh yang jangka panjang dan operasional
berasal dari Dinas Kehutanan Kabupaten pengelolaan HTR serta rencana
Banggai. regional/sektoral di Provinsi Sulawesi
Tengah.
3. Pola Kemitraan menuju kemandirian,
menjadi pola alternatif dalam
228 e-Jurnal Katalogis, Volume 4Nomor 1, Januari 2016 hlm 215-228 ISSN: 2302-2019

pengembangan dan pengelolaan Hutan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor


Tanaman Rakyat (HTR) di Kabupaten P.55/Menhut-II/2011 tentang Tata
Banggai. Cara Permohonan Izin Usaha
Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada
UCAPAN TERIMA KASIH
Hutan Tanaman Rakyat Dalam Hutan
Penulis mengucapkan terima kasih Tanaman.
sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Ir. Made
Pamfleat Pembangunan Hutan Tanaman
Antara, M.P. dan Dr. Haerul Anam, S.E.,
M.Si., Selaku pembimbing yang telah Rakyat Direktorat Bina Pengembangan
meluangkan waktunya dalam proses Hutan Tanaman, Direktorat Jenderal
pembimbingan selama ini. Bina Produksi Kehutanan Departemen
Kehutanan. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Rangkuti, F. 2005. Analisis SWOT Teknik
Membedah Kasus Bisnis, Gramedia
Adnan Ardhana dan Dian Cahyo Buwono:
Pustaka Utama. Jakarta.
website: http://oreibanjarbaru.or.id/wp-
content/uploads/2012/1011/Hal.47- Sayuti 2012.. Analisis factor-faktor yang
60.doc). mempengaruhi yang mempengaruhi
Arikunto S, 2006, Prosedur Penelitian Suatu perkembangan agribisnis hutan rakyat
Pendekatan Praktek. Penerbit Rineka di kecamatan kandangan kabupaten
Cipta.Jakarta. temanggung. eprints.undip.ac.id
Daun, Rimbun. 2011, Perizinan Hutan Sianipar, J.P.G dan Entang, H.M., 2003.
Tanaman Rakyat Tidak DipungutBiaya.
website: Teknik-Teknik Analisis Manajemen.
http://nur.comuv.com/perizinan-hutan- Bahan Ajar Diklat PIM Tingkat III.
tanaman-rakyat-tidak-dipungut-biaya. Edisi Revisi I, Cetakan Kedua.
Manurung 2001. Potret Keadaan Hutan Lembaga Administrasi Negara RI.
Indonesia, Penerbit Forest Watch Jakarta
Indonesia dan Global Forest Watch. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.

You might also like