You are on page 1of 6
212 Komunikasi Nonverbal PARABAHASA (PARALANGUAGE) Satu latihan kuno guna meninkatkan kemampuan mahasiswa mengungkapkan berbagai emosi, peas, dan sikap adalah mengajak mahasiswa mengucapkan sebuah kalimat dengan penekanan pada kata. yang berbeda. Satu kalimat yang populer adalah, “Apakah ini wajah yang meluncurkan seribu kap,) Perbedaan besar dalam makna dengan mudah terkomunikasi bergantung pada kata apa yang mendapat,, tekanan. Lihatlah, misalnya, variasi berikut: “Apakah ini wajah yang meluncurkan seribu kapal?” “Apakah ini wajah yang meluncurkan seribu kapal?” “Apakah ini wajah yang meluncurkan seribu kapal?” “Apakab ini wajah yang meluncurkan seribu kapal?” “Apakah ini wajah yang meluncurkan seribu kapal?” yeepe Masing-masing dari kelima kalimat ini mengkomunikasikan hal yang berbeda. Masing-masig kenyataannya, menanyakan hal yang samasekali berbeda meskipun kata-kata yang digunakan sama. Yay membedakan kalimat-kalimat tersebut adalah tekanannya, salah satu aspek dari parabahasa (pul guage). Parabahasa mengacu padadimensi vokal tetapi nonverbal dari pembicaraan, Parabahasa mengay pada cara kita mengucapkan sesuatu dan bukan pada apa yang kita ucapkan. ‘Walaupun parabahasa memainkan peran penting dalam semua jenis komunikas, ia menjadi sangat penting bila petunjuk- petunjuk nonverbal yang lain tidak ada — seperti pada pembicaraan melalui telepon. Apakah anda melakukan penyesuaiat {ethadap pola komunikasi anda yang biasa bila berbicara melalui telepon? Apa yang anda lakukan secara berbeda? er Parabahasa dan Waktu 213 Selain tekanan atau tinggi rendahnya pengucapan kata (pitch), parabahasa mencakup karakteristik yokal lain seperti kecepatan (rate), volume, dan irama (rhythm). Parabahasa juga mencakup vokalisasi ang kita lakukan ketika menangis, berbisik, mengerang, bersendawa, menguap, dan berteriak (Argyle. 988; Trager, 1958, 1961). Variasi pada setiap aspek ini mengkomunikasikan sesuatu. Seseorang yang berbicara dengan cepat, misalnya, mengkomunikasikan hal yang berbeda dengan orang yang berbicara jambat-lambat. Meskipun kata-katanya mungkin sama, jika kecepatan (atau volume, irama, atau tinggi- rendahnya) berbeda, makna yang kita terima juga akan berbeda. Penilaian tentang Orang Kita mempunyai kecenderungan untuk mendiagnosis. Kita cepat sekali membuat penilaian (judg- rent) tentang kepribadian orang lain berdasarkan petunjuk-petunjuk paralinguistik. Adakalanyapenilaian judgment) kita ternyata tepat, adakalanya tidak. Anda mungkin, misalnya, menyimpulkan bahwa mereka yang berbicara sangat pelan merasa rendah diri — mereka merasa bahwa tak seorang pun mau mende- ngarkan dan bahwa tidak ada yang penting dari apa yang mereka katakan, Karena itu mereka berbicara congat pelan. Begitu juga, anda mungkin menilai bahwa orang yang berbicara sangat keras mempunyai ego yang berlebihan dan mengira semua orang di dunia ini ingin mendengar mereka. Mereka yang terbicara tanpa variasi, monoton, tampaknya tidak berminat terhadap apa yang mereka ucapkan. Anda mungkin menganggap orang seperti ini bahkan tidak mempunyai minat pada kehidupan. Semua kesim- pulan ini, paling-paling, hanya sedikit saja yang terbukti benar, namun demikian, kita selalu melakukan penilaian seperti Di antara temuan-temuan riset yang menarik, ada satu yang memperlihatkan bahwa pendengar dapat secara akurat menilai status (apakah tinggi, menengah, atau rendah) pembicara dari sampel suara 60-detik (Davitz, 1964). Bahkan, banyak pendengar melaporkan bahwa mereka membuat penilaian ini dalam waktu kurang dari 15 detik. Pembicara yang dinilai berstatus tinggi juga dinilai memiliki kredibilitas yang lebih tinggi ketimbang pembicara yang dinilai berstatus menengah atau rendah. Para pendengar juga dapat menilai dengan ketepatan yang cukup tinggi keadaan emosional pembicara dari ekspresi vokal saja. Dalam penelitian ini, pembicara mengucapkan abjad atau angka sambil meng ekspresikan emosi melalui suara mereka. Beberapa emosi, tentu saja, lebih mudah diidentifikasi ketim- bang yang lain, Sebagai contoh, adalah mudah untuk membedakan antara rasa benci dan simpati, tetapi lebih sukar untuk membedakan antara rasa takut dan rasa gelisah. Dan, tentu saja, pendengar berbeda- beda dalam hal kemampuan mereka melakukan dekoding dan pembicara berbeda-beda dalam hal kemampuan mereka melakukan enkoding emosi (Scherer, 1986). | | Penilaian tentang Giliran Berbicara Kita juga menggunakan petunjuk paralinguistik untuk mengisyaratkan giliran bicara — siapa yang mendapat giliran berbicara selama suatu percakapan (Knapp, 1978; Malandro dkk., 1989). Petunjuk Mempertahankan Giliran. Dengan petunjuk paralinguistik anda dapat mengkomuni- kasikan keinginan anda untuk mempertahankan posisi bicara anda. Jadi, dalam rangkaian percakapan anda mungkin berhenti sejenak sambil menyuarakan -em, -er, dan sebagainya. Ini menjamin bahwa tidak a 214 Komunikasi Nonverbal ada orang lain yang akan mengambil alih pembicaraan. Isyarat seperti ini memberitahukan kepada or, Jain bahwa anda belum selesai berbicara. } Anda juga dapat menggunakan petunjuk paralinguistik untak mempertahankan peran anda seis, pendengar. Ini dapat berupa vokalisasi suara-suara pendukung atau penguat sementara orang |, berbicara, Umpan balik posiif ini mengatakan kepada pembicara bukan saja untuk melanjutkan ka, katanya, melainkan juga, barangkali lebih penting agi, bahwaanda sependapat dengan apa yang dikal pembicara. Petunjuk Mengalihkan Giliran. Petunjuk paralinguistik juga mengisyaratkan bahwa pembj telah selesai dan sekarang tiba giliran orang lain untuk berbicara. Sebagai contoh, pada akhir pemyataan anda mungkin menambahkan petunjuk paralinguistik tertentu seperti Eh?, yang mens orang lain untuk berbicara. Seringkali, anda menunjukkan bahwa anda telah selesai berbicara der ‘menurunkan suara anda, dengan diam yang panjang, atau dengan mengajukan pertanyaan yang bers: umum. Petunjuk Minta Giliran. Sebagai pendengar kita menggunakan petunjuk paralinguistik unt memberitahu pembicara bahwa kita ingin mengatakan sesuatu melalui vokalisasi -er atau -em yz mengatakan kepada pembicara (setidak-tidaknya pembicara yang peka) bahwa ada orang yang sekare: ingin berbicara. (Vokalisasi ini seringkali tidak berbeda dengan vokalisasi dari pembicara menggunakannya untuk mempertahankan posisi berbicara,) Anda juga dapat minta giliran berbiew. dengan gerakan wajah dan mulut. Misalnya, anda dapat membuka mata dan mulut anda seakan-akan ing: mengatakan sesuatu dan barangkali mulai menggerakkan tangan anda. Petunjuk Menolak Giliran. Anda juga dapat mengisyaratkan keengganan anda untuk mem! peran sebagai pembicara dengan, misalnya, menggumamkan “saya tidak tahu.” Atau, anda mungti menggumamkan sesuatu yang mengisyaratkan bahwa anda tidak ingin mengatakan apa-apa. Seringki! menolak giliran ini dilakukan dengan menghindari kontak mata dengan pembicara yang menghend!) anda mengambil peran pembicara. Andajuga dapat menggunakan perilaku tertentu yang tidak bersestaiz dengan berbicara — misalnya, batuk atau menghembuskan napas keras-keras. Penilaian tentang Efektivitas Komunikasi Kecepatan bicara orang merupakan aspek dari parabahasa yang telah menerima perhatian palig banyak (MacLachlan, 1979). Aspek ini diminati oleh pengiklan, politisi, dan nyatanya, setiap orang ya berusaha menyampaikan informasi atau mempengaruhi orang lain. Aspek ini khususnya penting bi waktu terbatas atau mahal. Daya Persuasi dan Kredibilitas. Riset yang diselenggarakan untuk meneliti kecepatan mem" jukkan bahwa pada komunikasi satu arah (bila satu orang menguasai pembicaraan dan orang lain hat? mendengarkan), mereka yang berbicara cepat lebih persuasif dan dinilai lebih tinggi daripada mee! ‘yang berbicara dengan kecepatan normal atau di bawah normal. Temuan ini benar terlepas dari apat® pembicaraan itu memang cepat atau dipercepat secara elektronika. im Parabahasa dan Waktu 215 Dalam sebuah eksperimen, misalnya, para responden (subyek) mendengarkan pesan rekaman dan kemudian memperlihatkan tingkat kesependapatan mereka dengan pesan itu serta opini mereka tentang kecerdasan dan obyektivitas pembicara. Kecepatan bicara 111, 140 (kecepatan bicara rata-rata), dan 191 kata per menit digunakan, Responden paling sependapat dengan yang paling cepat dan paling tidak sependapat dengan pembicaraan yang paling lambat. Selanjutnya, mereka menilai pembicara tercepat sebagai paling cerdas dan obyektif. Mereka menilai pembicara paling lambat sebagai paling tidak cerdas dan paling tidak obyektif. Bahkan bila pembicara diperlihatkan memiliki sesuatu untuk diperoleh secara pribadi dari persuasi (seperti, misalnya, dealer mobil bekas), kecepatan bicara yang paling tinggi meru- pakan yang paling persuasif. Pemahaman. Bila kita melihat pemahaman, pembicaraan cepat menunjukkan efek yang menarik. Responden yang mendengarkan pembicaraan dengan kecepatan berbeda-beda diukur tingkat pemaham- annya dengan tes pilihan berganda. Periset menggunakan kecepatan 141 kata per menit sebagai kecepatan rala-rata dan menetapkan pemahaman pada kecepatan ini sebagai 100%. Bila mereka meningkatkan kecepatan sampai 201 kata per menit pemahaman adalah 95%. Bila mereka terus meningkatkan kecepatan sampai 282 kata per menit (artinya, dua kali lipat dari kecepatan normal), pemahaman adalah 90%. Meskipun kecepatan ditingkatkan secara dramatis, tingkat pemahaman hanya turun sedikit. Penurunan 5 dan 10 persen ini teratasi dengan kecepatan yang lebih tinggi dan dengan demikian membuat kecepatan yang lebih tinggi jauh lebih efisien dalam mengkomunikasikan informasi. Tetapi jika kecepatan ditambah sampai lebih dari dua kali lipat kecepatan normal, pemahaman akan mulai turun secara dramatis. Preferensi. Kebanyakan pendengar lebih menyukai kecepatan yang sedikit lebih tinggi daripada kecepatan normal. Sebagai contoh, bila responden dapat mengatur kecepatan pesan yang mereka dengar- kan, mereka menyetelnya sampai sekitar 25% lebih cepat daripada kecepatan normal. Begitu juga, orang merasa bahwa iklan yang disajikan dengan kecepatan 25% lebih cepat daripada kecepatan normal lebih menarik ketimbang iklan yang disajikan dengan kecepatan normal. Selanjutnya, tingkat perhatian (yang diindeks dengan jumlah aktivitas listrik yang diukurdengan elektroda yang dipasang pada dahi responden) lebih besar untuk kecepatan tinggi. Tetapi kita perlu hati-hati dalam menerapkan riset ini untuk komunikasi antarpribadi. Seperti dikatakan John MacLachlan (1979), selama waktu pembicara berbicara, pendengar memikirkan dan Menyusun tanggapan. Jikapembicara berbicaraterlalu cepat, mungkin tidak cukup waktu untuk menyusun anggapan ini. Akibatnya, pendengar dapat menjadi marah. Apalagi, kecepatan yang bertambah mungkin terasa begitu tidak wajar sehingga pendengar mungkin lebih terpaku pada kecepatan bicara ketimbang pada pemikiran yang diutarakan. Tetapi, pada komunikasi satu arah, khususnya pada komunikasi masa, Jelas bahwa pertambahan kecepatan bicara akan menjadi semakin populer. (lihat Bagian 8). KOMUNIKASI TEMPORAL Komunikasi temporal (kronemik, atau chronemics) menyangkut penggunaan waktu - bagaimana kita mengaturnya, bagaimana kita bereaksi terhadapnya, dan pesan yang dikomunikasikannya. Waktu kultural dan waktu psikologis merupakan dua aspek yang sangat menarik dalam komunikasi antarmanusia. 216 Komunikasi Nonverbal Bagaimana reaksi anda bila anda terebak dalam kemacetan sepert ini? Apakah anda mencoba mengisi waktu, menikmali kesempatan untuk bersantai, atau merasa jengkel? Bagaimana anda menguraikan orientasi waktu ancla? Apakah anda lebit ‘memikirkan masa alu, masa kini atau masa mendatang? Waktu Kultural Kita dapat membedakan tiga macam waktu kultural. Waktu teknisadalah waktu presisi, waktuilmih (scientific time). Milidetik dan tahun atomik adalah contoh dari waktu teknis atau waktu ilmiah. Kis | menggunakan waktu ini hanya di laboratorium, karenanya Kecil sekali relevansinya dengan kehidums kita sehari- hari. Waktu formal mengacu pada bagaimana suatu kultur mendefinisikan dan mengajarkan wake. Dalat kultur kita, waktu dibagi menjadi detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, dan tahun. Kultur lain mung menggunakan fasa-fasa bulan atau musim untuk menggambarkan periode waktu. Di Amerika, jambuli dibagi dalam periode 50 atau 75 menit dengan pertemuan dua atau tiga kali seminggu selama periode 4 minggu yang dinamakan semester, Delapan semester dari limabelas atau enambelas periode 50-meni minggu adalah lama masa pendidikan college. Sepertidilustrasikan oleh contoh ini, satuan waktu fo! bersifat bebas (arbitrer). Kulturlah yang menetapkannya demi kemudahan, Waktu informal mengacu pada penggunzan istlah waktu yang agak longgar —misalnya, selamans era, secepat mungkin. Ini adalah daerah wakta yang menimbulkan banyak masalah komunikasi kas? sstilah ini mempunyai makna yang berbeda bagi orang yang berbeda. — «eoct waktu te Orientasi Waktu Tepat dan Kira-kira. Ada perbedaan penting antara orientasi wate (displaced time orientation) dan orientasi waktu kira-kira (diffused time orientation). Dalam oe waktu tepat, waktu dilihat secara eksak. Orang dengan orientasi ini akan selalu tepat waktu. Berapa Waktu Yang Anda Mili Parabahasa dan Waktu 217 UJIPRIBADI Pewnuk: Untuk setiap perniyataan, jawablah apakah pemyataan itu BENAR (B) atau SALAH (S) dalam menggambarkan sikap dan perilaku umum anda, LU TE LEE | I 26. - Menepa 24, 25. 21. 28, 29. tas waktu esok dan mengerjakan tugas-tugas penting lainnya yang datang sebelum pesta malam ini ‘Saya memenuhi kewajiban terhadap kawan-kawan dan pemerintah tepat wakt Saya menyelesaikan proyek-proyek tepat waktu dengan membuat Kemajuan yang mantap. . Saya mampu menahan godaan bla saya mengetahui bahwa ada pekerjaan yang harus iselesaikan, . Saya terus melaksanakan tugas yang sukar dan tidak menyenangkan jika itu akan membantu saya bergerak m: . Sika sesuatu tidak terselesaikan pada waktunya, saya tidak mencemaskannya. Saya merasa tidak ada gunanya menyusun rencana teralu jauh ke depan karena jarang sekali kenyataan yang terjadi sesuai dengan rencana. aya berusala menjalani hidup dari hari ke hari. aya hidup untuk mempesbaiki apa yang ada ketimbang memikirkan apa yang akan terjad. . Bagi saya, rasanya tidak perlu mengkhawatirkan hari esok, karena nasiblah yang menentukan apa yang akan terjadi. . Saya percaya bahwa berkumpul dengan teman-teman di sebuah pesta merupakan salah satu kesena ngan hidup yang penting. .. Saya mengerjakan sesvatu secara impulsif, mengambil keputusan secaramendadak, tanpa berpikir panjang. Sa “menyerempet bahaya” untuk menciptakan kegairahan hidup. ermabuk-mabuk di pesta, Bertaruh itu menyenangkan, ). Memikirkan masa depan bagi saya sangat menyenangkan, . Bila saya ingin mencapai sesuatu, saya menetapkan sasaran- sasaran antara dan mempertimbangkan ccara-cara yang spesifik untuk mencapai sasaran-sasaran ini, Rasanya jalur karir saya telah terencana dengan bai. Saya Kecewa jika datang terlambat dalam memenuhi janj. ‘Saya memenuhi kewajiban terhadap kawan-kawan dan pemerintahtepat waktu, Saya merasa jengkel kepada orang yang membuat saya menunggu padahal kami telah bersepakat untuk bertemu pada waktu yang telah ditentukan, Sudah selayaknya saya menyisibkan sebagian cukup besar dari penghasilan saya untuk membayar premi asuransi. Saya percaya bahwa “dengan memperbaiki kesalahan-kesalahan Kecil sekarang, Kesalahan besar kemudian hari dapat dihindai.” ‘Saya percaya pada pepatah “mengharapkan burung yang terbang tinggi, punai di tngan dilepaskan.” ‘Saya percaya pada pepatah “sedia payung sebelum hujar Saya percaya bahwa hari-hari kita perlu direncanakan setiap pagi, Saya membuat daftar hal-hal yang harus saya kerjakan, Bila saya ingin mencapai sesuatu, saya menetapkan sasaran-sasaran antara dan mempertimbangkan cara- ccara spesifik untuk mencapai sasaran-sasaran Saya percaya bahwa “memperbaiki kesalahan-l kesalahan besar di waktu yang akan datang,” salahan kecil sekarang akan menghindarkan kita dari ‘Tes waktu psikologis ini mengukurtujuh faktor yang berbeda. ka anda menjawab BENAR untuk semua atau sebagian besar Pertanyaan dalam suatu faktor tertentu, maka barangkali anda mendapatnilai tinggi untuk fektor itu, Jika anda menjawab ‘SALAH untuk semua atau sebagian besar pertanyaan dalam suatufaktor tertentu, maka barangkali anda mendapatnilairendah untuk faktor itu,

You might also like