Professional Documents
Culture Documents
ID Pemanfaatan Terapi Musik Untuk Meningkat
ID Pemanfaatan Terapi Musik Untuk Meningkat
2 Juli 2007
ABSTRACT
As a therapeutic intervention music has a positive chance for rehabilitation of severe
traumatic brain injury patients. However, many studies mention that the uses of music in health
fields are still uncertainly result.
This research was conducted to prove the uses of music therapy for increasing the
consciousness level of severe traumatic brain injury patients and to know the physiology and
psychosocial responses of patients during therapy.
This study utilized a quasi-experimental method with non randomized pretest-posttest
control group design. The respondents were severe traumatic brain injury patients on Cempaka
and ICU wards of Prof. Dr. Margono Soekarjo Hospital Purwokerto who were chosen based on
inclusion and exclusion criteria. The total of respondents was 20 respondents who were divided
into 10 of respondents as treatment group and 10 respondents as control group. The analysis of
data was conducted by using one sample t test and the descriptive analysis also was utilized.
The study result shows that the music therapy is useful for increasing the consciousness
level of severe traumatic brain injury patients (t test value = 11,781 > t table value; CI = 95%, and
p value = 0.000). From descriptive data can be concluded that the response of psychology and
psychosocial patients of severe traumatic brain injury in treatment group was positively significant
for arousing and raising the excitability of movement performance.
The result indicated that the music therapy is useful for increasing the consciousness
level of severe traumatic brain injury patients and familiar music also can enhance positive
response of psychology and psychosocial patients’ response.
Keywords: music therapy, severe traumatic brain injury, and level of consciousness.
102
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.2 Juli 2007
telah dipublikasikan masih ditemukan Cempaka dan ICU Rumah Sakit Prof. Dr.
adanya inkonsistensi hasil dan kegunaan Margono Soekarjo Purwokerto. Sampel
musik pada area kesehatan masih penelitian diambil secara purposive
dipertanyakan. sampling dengan kriteria inklusi : pasien
Bebepara laporan masih dianggap berumur diatas 12 tahun, tidak mengalami
sebagai anekdot informasi dikarenakan perdarahan intrakranial, tidak dilakukan
ukuran sampel penilitian yang kecil dan pembedahan (kraniotomi), dan standar
keanekaragaman subyek sebelum pengobatan yang diberikan setara. Sampel
penelitian tidak dipertimbangkan (Snyder & penelitian dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :
Lindquist, 1998). Kebanyakan pembahasan kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
tentang efektifitas musik telah Masing-masing kelompok sampel berjumlah
dikembangkan di negara-negara maju 10 responden.
seperti Amerika dan Australia. Di Indonesia, Jalannya penelitian dimulai dengan
terapi musik belum dikenal dengan baik mengukur skor GCS awal baik pada
akan tetapi pemerintah Indonesia telah kelompok perlakuan maupun kelompok
mengeluarkan Undang-Undang Kesehatan kontrol. Selanjutnya perlakuan dimulai
Nasional yang didalamnya telah dengan pemberian terapi musik (variabel
mencantumkan dukungan terhadap bebas) pada pasien berupa musik pasif
perkembangan terhadap segala jenis terapi yang disenangi oleh pasien yang diputarkan
alternatif seperti terapi herbal, terapi pijit, melalui tape recorder dan diperdengarkan
terapi meditasi, dan juga terapi musik. pada pasien. Suara musik diperdengarkan
Sehingga, pengenalan penggunaan musik melalui headphone sebanyak 3 kali
untuk membantu pasien yang menderita (session) sehari (pagi, siang, dan sore).
trauma kepala sangatlah relevan dengan Musik diputar dan didengarkan pasien
kebijakan pemerintah Indonesia. Dalam hal selama 20 - 30 menit untuk setiap session.
ini, perawat dan dokter sebagai bagian dari Kemudian efek dari terapi diukur dengan
tim kesehatan diharapkan bisa mengambil memantau perkembangan tingkat
bagian nyata dalam pengembangan terapi kesadaran pasien (variabel terikat) dengan
musik dilapangan untuk membantu melihat skor GCS dari waktu ke waktu.
memecahkan permasalahan pasien, Respon-respon fisik dan psikososial yang
khususnya dalam kegiatan rehabilitasi muncul selama proses terapi juga dicatat
pasien dengan trauma kepala. Penggunaan pada lembaran observasi yang telah
metode terapi musik di Indonesia dapat diprsiapkan. Sedangkan dari kelompok
disesuaikan dengan budaya dan lingkungan kontrol yang diukur hanyalah perkembangan
setempat. Keuntungan lainnya dalam skor GCS dari waktu ke waktu yang
penerapan terapi musik di Indonesia yang didapatkan dari catatan medis pasien.
sedang mengalami situasi krisis moneter T erapi musik dan pengukuran tingkat
adalah menggunakan biaya yang tidak kesadaran serta observasi respon-respon
mahal dan terjangkau oleh rumah sakit dan fisik dan psikososial pada kelompok
pasien. perlakuan dilakukan sampai saat pasien
mencapai derajat kesadaran dengan skor
METODE PENELITIAN GCS minimal 9 (kategori trauma kepala
Metode penelitian yang digunakan sedang). Demikian juga pengukuran skor
adalah penelitian eksprimen semu dengan GCS dan observasi respon-respon fisik dan
desainnya adalah non randomized pretest- psikososial untuk kelompok kontrol ditelusuri
posttest control group design. Populasi dari catatan medis pasien dilakukan sampai
penelitian ini adalah semua pasien trauma skor GCS pasien mencapai 9. T erakhir,
kepala berat yang dirawat di ruang peningkatan kesadaran pasien pada
103
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.2 Juli 2007
masing-masing sampel dihitung dengan juga menunjuk perubahan yang positif pada
menghitung selisih skor GCS awal kelompok perlakuan karena selama sesi
pengamatan dan akhir pengamatan, terapi dilakukan terdapat respon berupa
selanjutnya dibagi dengan lamanya hari keluarnya air mata, gerakan jari-jari tangan
pengamatan masing-masing sampel. Hasil dan kaki, gerakan pada daerah sekitar
yang didapat ini merupakan rata-rata skor rahang serta usaha untuk membuka dan
peningkatan kesadaran pasien per hari. menggerakkan kelopak mata.
Semua data yang didapatkan dicatat dalam Hasil penelitian ini selaras dengan
lembaran yang telah dipersiapkan. hasil studi kasus yang dilakukan oleh
Kemudian data diolah dan dianalisa dengan Rosenfeld & Dun (1999) yang dilakukan
menggunakan kumputer. pada 2 anak yang mengalami trauma kepala
Data perkembangan skor GCS berat di Royal Children Hospital (RCH)
pasien dianalisa dengan one sample t test Australia, yang menyimpulkan bahwa
dengan CI = 95 %.. Sedangkan respon- therapi musik bisa membatu pasien
respon fisik dan psikososial yang muncul mencapai kesadarannya, komunikasi,
pada kedua kelompok diolah secara beberapa kemampuan fisik, dan
deskriptif. Kesimpulan penelitian dilihat dari memberikan pengalaman yang
besarnya nilai t tes dan nilai siqnifikansi menyenangkan.
analisis.. Adanya perubahan dan perbedaan Penelitian lain yang dilakukan oleh Auntari
respon-respon fisik dan psikososial pada (2001) di rumah sakit Srinagarind
kelompok perlakuan dan kontrol juga Universitan Khon Kaen Thailand juga
dijadikan acuan dalam menarik kesimpulan menyimpulkan bahwa stimulasi
secara deskriptif. pendengaran adalah merupakan suatu hal
yang menguntungkan untuk mendorong
HASIL DAN BAHASAN penyembuhan koma pada pasien-pasien
Dalam pelaksanaan telah dilakukan cidera kepala dan meningkatkan derajat
pengumpulan data dan data yang telah kesadaran pasien. Lebih lanjut, untuk
terkumpul sebanyak 10 responden untuk perubahan respon-respon fisik dan
kelompok perlakuan dan 10 responden psikososial yang positif di atas juga selaras
untuk kelompok kontrol. Dari data yang dengan hasil penelitian ini. Dimana respon
terkumpul telah dilakukan pengolahan dan perilaku dari pasien-pasien cidera kepala
analisa data. Hasil penelitian ini yang tidak sadar yang diberikan stimulasi
menunjukkan bahwa nilai t hitung dengan CI suara musik yang akrab didengar lebih
= 95% untuk kelompok perlakuan (yang besar dibandingkan pasien-pasien yang
diberi terapi musik) sebesar 11,781. Ini tidak diberikan stimulasi suara musik.
menunjukkan t hitung lebih besar dari t tabel Hal-hal di atas bisa terjadi karena
= 2,262. T araf siqnifikansi untuk kelompok efek relaksasi dari musik yang lembut
perlakuan sebesar 0,000 (p < 0,005). kemungkinan berpengaruh positif pada otak
Sedangkan hasil analisa kelompok kontrol karena retikular activating system (RAS)
adalah t hitung dengan CI = 95% sebesar berfungsi mengendalikan kesiagaan atau
3,525. Hasil ini juga menunjukkan t hitung kondisi kesadaran dan siklus bangun-tidur.
lebih besar dari t tabel. T araf siqnifikansi Untuk pasien dengan trauma kepala yang
untuk kelompok kontrol (tanpa terapi musik) tidak sadar, yang berfungsi hanyalah RAS
bernilai 0,06 (p > 0,005). Dari hasil analisa dan hipotalamus dan sebagai konsekuensi
ini dapat disimpulkan bahwa terapi musik dari proses penyembuhan, maka elemen-
berpengaruh siqnifikan untuk meningkatkan elemen yang lebih tinggi dari otak akan
status kesadaran pasien trauma kepala mulai berfungsi (Rosenfeld & Dun, 1999).
berat. Respon-respon fisik dan psikososial Lebih lanjut, Thaut, Kenyon, Schaurer, dan
104
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.2 Juli 2007
105
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.2 Juli 2007
106
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.2 Juli 2007
56