Professional Documents
Culture Documents
Kriteria untuk kolom komposit bagi komponen struktur tekan (SNI Studi Literatur
03-1729-2002 Ps.12.3.1) :
1. Selubung beton untuk penampang komposit yang berintikan baja Perencanaan Struktur Sekunder
Perencanaan Pondasi
tulangan transversal (atau lonitudinal) terpasang. Tebal bersih selimut
beton dari tepi terluar tulangan longitudinal dan transveersal minimal
Penggambaran Hasil Perencanaan
sebesar 40 mm;
4. Mutu beton yang digunakan tidak lebih 55 Mpa dan tidak kurang dari
Selesai
21 Mpa untuk beton normal dan tidak kurang dari 28 Mpa untuk
beton ringan. 3.2.LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN TUGAS AKHIR
5. Tegangan leleh profil dan tulangan baja yang digunakan untuk Langkah-langkah yang diambil dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah
perhitungan kekuatan kolom komposit tidak boleh lebih dari 380 sebagai berikut:
Mpa. 1.Pengumpulan Data
Data-data perencanaan secara keseluruhan mencakup data umum bangunan,
data bahan, dan data tanah :
- Data Umum Bangunan
Nama gedung : Gedung Direktorat Jenderal Pajak Wilayah I
Jawa Timur
Lokasi : Jl Jagir Wonokromo Surabaya
Fungsi : Perkantoran
Zone gempa :2
Jumlah lantai : 8 lantai
Tinggi bangunan : ± 39 m (termasuk atap)
Ketinggian tiap lantai : Lantai 1 = 4,5 m
Lantai 2 – 8 = 4 m Jenis pembebanan pada struktur baja komposit ini adalah dengan
Struktur utama : Struktur beton bertulang menggunakan perancah. Perencanaan pembebanan pada struktur ini
Data Bahan : - kekuatan tekan beton (f’c) = 35Mpa berdasarkan PPIUG 1983 dan SNI 03-1726-2002
- tegangan leleh baja (fy) = 400 Mpa
Data Tanah :Data tanah digunakan untuk merencanakan pondasi 5.Analisa Struktur
gedung tersebut. Tujuan analisa struktur ini adalah untuk mengetahui gaya dalam yang
2.Studi Kepustakaan timbul pada elemen struktur akibat beban yang bekerja. Gaya tersebut
Mempelajari pustaka/literatur yang berkaitan dengan perencanaan adalah gaya geser, gaya aksial, momen lentur dan momen puntir. Selain itu
diantaranya tentang : juga digunakan untuk mengetahui besarnya pergeseran lateral. Perhitungan
a. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG).1983. analisa struktur ini dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa
b. SNI 03-1726-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan program komputer ETABS 9.2.
Gempa Untuk Bangunan Gedung 6.Desain dan kontrol
c. SNI 03-1729-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Perhitungan Balok Komposit
Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung Kekuatan Balok Komposit Dengan Penghubung Geser LRFD 12.4.2)
d. SNI 03-2847-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Perhitungan a.Kuat Lentur positif rencana ditentukan sebagai berikut (LRFD Pasal
Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung 12.4.2.1) :
e. Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung - untuk h 1680
Menggunakan Metode LRFD dan AISC-LRFD. tw
fy
f. G. Salmon, Charles & E.Johnson, John.1991. Struktur Baja
Desain Dan Perilaku Jilid 1 Edisi Kedua. Diterjemahkan oleh: Ir. dengan b = 0,85 dan Mn dihitung berdasarkan distribusi tegangan
Wira M.S.CE. Jakarta: Erlangga. plastis pada penampang komposit.
g. Amon, Rene ; Knobloch, Bruce & Mazumder,Atanu. 1999 h 1680
Perencanaan Konstruksi Baja Untuk Insinyur dan Arsitektur - untuk
tw fy
2.Bandung : PT.Pradinya Paramita.
h. Rahmat Purwono, 2006, Perencanaan Struktur Beton Bertulang dengan b = 0,9 dan Mn dihitung berdasarkan superposisi tegangan-
Tahan Gempa. tegangan elastis yang memperhitungkan pengaruh tumpuan sementara
i. Suprobo,Priyo.2000. Desain Balok Komposit Baja- plastis pada penampang komposit.
Beton.Surabaya : ITS Press.
b.Kuat Lentur negatif rencana b .Mn harus dihitung untuk penampang baja
j. Wahyudi, Herman. 1999. Daya Dukung Pondasi Dalam.
Surabaya : ITS. saja,dengan mengikuti ketentuan-ketentuan pada butir 8 (LRFD Pasal
12.4.2.2
3. Preliminary Design Lebar Efektif plat lantai :
Penaksiran penampang struktur bangunan antara lain penaksiran beban - Untuk gelagar interior :
atap, tangga, lantai, penaksiran balok dan kolom komposit yang akan bE ≤ L
direncanakan. 4
bE ≤ bo (untuk jarak balok yang sama)
4. Analisa Pembebanan
- Untuk gelagar eksterior :
L T = n.Ar.fyr
bE ≤ Pyc = As.fy
8
bE ≤ bo + (jarak dari pusat balok ke pinggir slab) Gaya pada sayap ; Pf bf .tf . fy
dimana : L = bentang balok Pyc T
Gaya pada badan ; Pw Pf
bo = bentang antar balok 2
Menghitung momen nominal ( Mn ) Pw
Perhitungan Mn berdasar distribusi tegangan plastis : aw
tw. fy
2.Menghitung jarak ke centroid
d1 = hr + tb – c
( Pf .0,5.tf ) ( Pw(tf 0,5.a web )
d2 =
Pf Pw
d
d3 =
2
3.Menghitung momen ultimate :
Mn = T(d1 + d2) + Pyc(d3 - d2)
Gambar 3.1. Distribusi tegangan plastis
Menghitung momen nominal ( Mn ) negatif Kolom Komposit
1. Menentukan gaya tekan ( C ) pada beton : Kolom komposit yang terbuat dari baja yang diberi selubung beton
C = 0,85.f’c.tp.beff . disekelilingnya (kolom baja berselubung beton)
Menentukan gaya tarik ( T) pada baja : - Kriteria untuk kolom komposit bagi komponen struktur tekan :
T = As.fy
Dipilih nilai yang terkecil dari kedua nilai di atas Luas penampang profil baja minimal 4% dari luas penampang
2. Menentukan tinggi blok tekan effektif : komposit total.
As. fy Kolom baja berselubung beton harus diberi tulangan longitudinal dan
a tulangan lateral minimum sebesar 0,18 mm2/mm spasi tulangan.
0,85. f ' c.beff
Beton : 21 MPa ≤ fc’ ≤ 55 MPa
3. Kekuatan momen nonimal : Baja dan baja tulangan : fy ≤ 380 MPa (untuk perhitungan)
Mn C.d1 atau T.d1 Tebal minimum dinding penampang baja berongga :
Bila kekuatan nominal dinyatakan dalam bentuk gaya baja akan fy
diperoleh : t min b , untuk penampang persegi
d a 3E
Mn As. fy ts
2 2 - Kuat Rencana Kolom Komposit Yang Menumpu Beban Aksial
Menghitung momen nominal ( Mn ) negatif. Pu < c Pn ; c = 0,85
1.Menentukan lokasi gaya tarik pada balok baja
Pn = As fcr ; Jarak minimum antar baut : 3db (LRFD 13.4.1)
Jarak maksimum antar baut :15tp atau 200 mm (LRFD 13.4.3)
f my
di mana fcr = ; = faktor tekuk Kontrol Kekuatan Pelat
Pn 0.75 0.6 fu Anv
Untuk : c < 0,25 maka =1 Vu < Pn
Sambungan Las (LRFD 13.5.3.10)
1,43
0,25 < c < 1,2 maka = Ru Rnw
1,6 0,67 c
dengan, f .Rnw 0.75 t e (0.6 fuw) (las)
c > 1,2 maka = 1,25c
2
f .Rnw 0.75 t e (0.6 fu ) (bahan dasar)
Jumlah baut, n Vu
φRn
Kontrol jarak baut :
Jarak tepi minimum : 1.5db (LRFD 13.4.2)
Jarak tepi maksimum : (4tp + 100 mm) atau
200 mm (LRFD 13.4.3)
- lantai keramik t = 1cm = 1.24 kg /m2 = 24 kg/m2
W F 300.200.8.12
Beban Hidup
W F 250.125.5.8
Beban Hidup = 250 kg/m2
Beban berguna
= beban hidup + finishing
= 250 kg/m2 + 94 kg/m2 = 344 kg/m2
W F 300.200.8.12
Untuk mendapatkan beban gempa yang sesuai dengan SNI 03-1726- iy = 7,04 cm Iy = 8110 cm4 Sy = 541 cm3
2002, maka terlebih dahulu dicek besarnya Vdinamis yang telah didapatkan h = 404 mm
dengan bantuan program ETABS v9.2.0 dan membandingkan besaran Vdinamis BJ-41 : fy = 2500 kg/cm2
tersebut dengan Vstatis yang akan diperhitungkan di bawah ini sesuai dengan fu = 4100 kg/cm2
SNI 03-1726-2002 Ps.6.1, dan nilai Vstatis ini harus dibagikan sepanjang tinggi Beton : fc’ = 25 Mpa = 250 kg/cm2
struktur gedung ke masing – masing lantai sesuai SNI 03-1726-2002 Ps.6.1.2
Zona momen positif
Faktor Respon Gempa (C) Dari hasil output ETABS v9.2.0 didapatkan momen positif adalah Mmaks =
Pada gambar dapat dilihat untuk menentukan nilai faktor respon 3976255 Kgcm.
gempa (C1) pada tanah keras didapat dengan nilai 0,50 dimana T adalah Menghitung momen nominal
T
waktu getar alami struktur gedung yang didapat dari hasil analisa Kontrol kriteria penampang
Untuk Sayap Untuk Badan
struktur setelah men-define Respon Spektrum Rencana dan mengeplot
bf 170 h 1680
grafik C-T pada analisa Respon Spektrum.
Kontrol Waktu Getar Alami Fundamental (T) 2tf fy tw fy
T dihitung dengan menggunakan rumus empiris Method A dari UBC 300 170 404 1680
1997 Section 1630.2.2 dengan tinggi gedung 40,5 meter.
2.18 250 11 250
Pada arah X Tx = Cc (hn)3/4 8,33 < 10,752.......ok 36,73 < 106,25.......ok
= Cc (40,5)3/4 Profil penampang kompak, sehingga kapasitas momen penampang dianalisa
= 1,36 detik dengan distribusi tegangan plastis.
Pada arah Y Ty = Cc (hn)3/4
= Cc (40,5)3/4
Menghitung kekuatan nominal penampang komposit
= 1,36 detik
Mn C.(d 1 d 2 ) Py (d 3 d 2 )
C = 408750 kg
Py = As.fy = 163,5.2500 = 408750 kg
Mn = 408750 (4,785 + 0) + 408750 (25 - 0) Karena Pyc > Tc, maka PNA pada web, berlaku persamaan.
= 12174678,75 kgcm
Pyc Tc 408750 12057,6
Syarat : Ts
2 2
Mu ≤ .Mn = 198346,2 Kg
3976255 kgcm ≤ 0,85.12174678,7 5 kgcm
3976255 kgcm ≤ 10348425,94 kgcm..........Ok Gaya pada sayap, Tf = bf . tf . fy
= 30 . 1,8 . 2500 = 135000 Kg
Kekuatan nominal penampang komposit lebih besar daripada momen akibat
beban berfaktor, sehingga penampang mampu menahan beban yang terjadi. Pyc Tc
Zona momen negatif
Gaya pada badan, Tw = Tf
2
Dari hasil output program ETABS v9.2.0 didapatkan momen negatif Mmaks = = 198346,2 – 135000
4153695 Kgcm (batang B-23). = 63346,2 Kg
L = 833 cm
beff ≤ ¼ .L = ¼.833 cm = 208,25 cm Jarak garis netral dari tepi bawah sayap :
tbondex = 0,75 mm Tw 63346,2
fyr = 240 Mpa aw
ts = 100 mm fy.tw 2500.1,1
Menentukan Lokasi Gaya Tarik pada Balok Baja = 23,03 cm
Batang tulangan menambah kekuatan tarik nominal pada pelat beton.
Tc = Asr . fyr
= 10. ¼ . л . 0,82 . 2400 Menenentukan Jarak Gaya yang Bekerja dari Centroid
= 12057,6 Kg (Tf .0,5tf ) (Tw(tf 0,5aw))
d2 =
Gaya tekan nominal maksimum dalam penampang baja Tf Tw
Pyc = As . fy (135000.0,5.3,0) (63346,2 .(3,0 0,5.23,03))
= 163,5. 2500 =
= 408750 Kg 135000 63346,2
= 5,66 cm
= 56,6 mm
d3 = D/2 =50/2
= 25 cm
d1 = ts – c
= 11 – 2,5 = 8,5 cm
Gambar 6.2 Distribusi tegangan negatif
Perhitungan Momen Nominal Negatif Balok Induk Melintang : WF 500 x 300 x 11 x 18
Kolom Kingcross : K700.300.13.24
Mn = Tc (d1+ d2) + Pyc(d3 – d2) Mu = 1,1.Ry.Mpbalok = 1,1.1,5. (3100.2500) Kgcm
= 12057,6 (8,5 + 5,66) + 408750 (25– 5,66) = 12787500 Kgcm
= 12703010,62 Kgcm Vutotal = 51758,28 Kg
Persayaratan :
Mu ≤ φMn
4153695Kgcm ≤ 0,85 . 12703010,62 Kgcm
4153695Kgcm ≤ 10797559,02 Kgcm.......OK
TULANGAN
Ø16mm
50 TULANGAN GESER
Ø12 - 300
900
900
Diambil tiang pancang dengan kedalaman (D) 35 m dari perhitungan dan DAFTAR PUSTAKA
didapat nilai daya dukung satu tiang pancang :
P 1tp = 131450 kg × 0,88 = 115676 kg = 115,68 ton. a. Amon, Rene ; Knobloch, Bruce & Mazumder, Atanu.1999. Perencanaan
Konstruksi Baja Untuk Insinyur dan Arsitek 2. Bandung : PT. Pradinya
Jadi diambil P 1tp = 115,68 ton Paramita.
BAB VII b. Badan Standardisasi Nasional. Tata Cara Perencanaan Ketahanan
PENUTUP Gempa Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2002).
c. Badan Standardisasi Nasional. Tata Cara Perencanaan Perhitungan
7.1 KESIMPULAN Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1729-2002).
Dari hasil perhitungan dan analisa yang telah dilakukan, maka dapat d. Badan Standardisasi Nasional. Tata Cara Perencanaan Perhitungan
diambil kesimpulan antara lain : Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002).
e. Buku diktat Struktur Baja 2 Teknik Sipil ITS.
f. Departemen Pekerjaan Umum. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk
Gedung (PPIUG) 1983.
g. Salmon, Charles G. & E.Johnson, John.1991. Struktur Baja Desain Dan
Perilaku Jilid 1 Edisi Kedua. Diterjemahkan oleh : Ir. Wira M.S.CE.
Jakarta : Erlangga.
h. Salmon, Charles G. & E.Johnson, John.1996. Struktur Baja Desain Dan
Perilaku Edisi Ketiga. Diterjemahkan oleh Ir.Mc.Prihminto Widodo.
Jakarta : PT.Gramedia.
i. Smith, J,C,1996. Structural Steel Desain LRFD Approach Second Edition.
John Wiley & Sons, Inc : United States of Amerika.
j. Suprobo,Priyo.2000. Desain Balok Komposit Baja-Beton.Surabaya : ITS
Press.
k. Uy,B. 2007. International Conference on Modern Design, Construction
and Maintenance of Structures : Hanoi , Vietnam.
l. Wahyudi, Herman. 1999. Daya Dukung Pondasi Dalam, Fakultas
Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember Surabaya.
m. Widiarsa, I.B.R. & Putu, D. Jan,2007. “Kuat Geser Baja Komposit
Dengan Variasi Tinggi Penghubung Geser Tipe-T Ditinjau dari Uji Geser
Murni”. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 11, no. 1.