You are on page 1of 13

BAB I tata cara perencanaan struktur baja.

Pada akhirnya dari penyusunan dari tugas


PENDAHULUAN akhir ini penulis mengharapkan dapat merencanakan suatu struktur komposit
yang efisien tanpa mengabaikan faktor keselamatan dan fungsi bangunan
I.1 LATAR BELAKANG tersebut.
Surabaya merupakan kota metropolitan dan kota terbesar kedua di I.2 PERMASALAHAN
Indonesia. Dimana pergerakan roda ekonomi semakin lama semakin Permasalahan yang ditinjau dalam modifikasi perancangan gedung
berkembang dan meningkat dengan pesat. Sehingga kebutuhan suatu sarana Direktorat jendral pajak wilayah I Jawa Timur dengan menggunakan struktur
dan prasarana pendukung juga sangat diperlukan. Salah satunya adalah komposit baja beton, antara lain :
kebutuhan akan gedung perkantoran. Keterbatasan lahan menjadi salah satu 1. Bagaimana menentukan Preliminary design penampang struktur.
alasan mengapa banyak dibangun gedung - gedung perkantoran bertingkat. 2. Bagaimana merencanakan struktur sekunder yang meliputi pelat
Seperti yang kita ketahui bersama, semakin tinggi suatu gedung, maka lantai, balok anak dan tangga.
semakin besar pula kekuatan dan beban yang dipikulnya. Sehingga waktu 3. Bagaimana asumsi pembebanan setelah adanya modifikasi.
pengerjaan yang diperlukan juga akan semakin lama. Dan Gedung Direktorat 4. Bagaimana pemodelan dan menganalisa struktur dengan
Jendral Pajak Wilayah I Jawa Timur merupakan salah satu dari gedung - menggunakan program bantu ETABS 9.2.
gedung perkantoran bertingkat yang ada di kota Surabaya. Gedung tersebut 5. Bagaimana merencanakan struktur utama yang meliputi balok dan
terdiri dari 8 lantai dengan kondisi awal bangunan dari beton bertulang kolom.
konvensional, kemudian direncanakan ulang dengan menggunakan struktur 6. Bagaimana menuangkan hasil perencanaan dan perhitungan dalam
komposit baja beton. bentuk gambar teknik.
Struktur komposit semakin banyak dipakai dalam rekayasa struktur. I.3 MAKSUD DAN TUJUAN
Dari beberapa penelitian, struktur komposit mampu memberikan kinerja Adapun tujuan dari modifikasi perancangan gedung Direktorat jendral
struktur yang baik dan lebih efektif dalam meningkatkan kapasitas pajak wilayah I Jawa Timur dengan struktur komposit baja beton, yaitu :
pembebanan, kekakuan dan keunggulan ekonomis ( Vebriano Rinaldy & 1. Dapat menentukan Preliminary design penampang struktur.
Muhammad Rustailang, 2005 ). 2. Dapat merencanakan struktur sekunder yang meliputi pelat, balok
Balok komposit merupakan campuran beton dengan baja profil, anak dan tangga.
dimana pada beton bertulang gaya-gaya tarik yang dialami suatu elemen 3. Dapat merencanakan struktur utama yang meliputi balok dan kolom.
struktur dipikul oleh besi tulangan tetapi pada struktur komposit ini gaya-gaya 4. Bagaimana asumsi pembebanan setelah adanya modifikasi.
tarik yang terjadi pada suatu elemen struktur dipikul oleh profil baja. 5. Dapat memodelkan dan menganalisa struktur dengan menggunakan
Komposit balok baja dan pelat beton adalah satu usaha dalam mendapatkan program bantu ETABS 9.2.
suatu konstruksi yang baik dan efisien. Keistimewaan yang nyata dalam 6. Dapat menuangkan hasil modifikasi perencanaan dan perhitungan
sistem komposit adalah (1) Penghematan berat baja, (2) Penampang balok dalam bentuk gambar teknik.
baja yang digunakan lebih kecil, (3) kekakuan lantai meningkat, (4) kapasitas I.4 BATASAN MASALAH
menahan beban lebih besar, (5) Panjang bentang untuk batang tertentu dapat 1. Perencanaan struktur utama, meliputi balok
lebih besar ( Charles G. Salmon,1991 ). induk dan kolom dan struktur sekunder, meliputi balok anak, tangga
Sistem gedung yang digunakan pada modifikasi perancangan gedung dan pelat lantai.
ini adalah sistem struktur SRPMB. Pada Tugas Akhir ini menggunakan 2. Perencanaan kolom komposit menggunakan tipe Concrete encased
peraturan SNI 03-2847-2002 tentang tata cara perhitungan beton untuk column atau kolom baja berselubung beton dan menggunakan profil
bangunan gedung dan SNI 03-1726-2002 tentang tata cara perencanaan king cross.
ketahanan gempa untuk bangunan gedung serta SNI 03-1729-2002 tentang 3. Perencanaan pelat lantai menggunakan bondek.
4. Merencanakan struktur bawah (pondasi bangunan). Pengabaian ini didasarkan pada alasan bahwa lekatan (bond) antara lantai atau
5. Jumlah lantai yang akan rencanakan ulang sebanyak 10 lantai. pelat beton dan puncak balok baja tidak dapat diandalkan. Namun dengan
6. Tidak meninjau dari segi metode pelaksanaan, analisa biaya, berkembangnya teknik pengelasan, pemakaian alat penyambung geser (shear
arsitektural, dan manajemen konstruksi. connector) mekanis menjadi praktis untuk menahan gaya geser horizontal
7. Perencanaan tidak meliputi instalasi mechanical, electrical, plumbing yang timbul ketika batang terlentur.(Salmon & Johnson,1991)
dan saluran air. Keuntungan utama dari perencanaan komposit yaitu penghematan
8. Permodelan dan analisa struktur dilakukan dengan program bantu berat baja, penampang balok baja dapat lebih rendah, kekakuan lantai
ETABS 9.2. meningkat, panjang bentang untuk batang tertentu dapat lebih besar, kapasitas
pemikul beban meningkat. Penghematan berat baja sebesar 20 % sampai 30 %
BAB II seringkali dapat diperoleh dengan memanfaatkan semua keuntungan dari
TINJAUAN PUSTAKA sistem komposit. Pengurangan berat pada balok baja ini biasanya
memungkinkan pemakaian penampang yang lebih rendah dan juga lebih
2.1 UMUM ringan. Keuntungan ini bisa banyak mengurangi tinggi bangunan bertingkat
Baja merupakan salah satu bahan konstruksi yang penting. Sifat- banyak sehingga diperoleh penghematan bahan bangunan yang lain seperti
sifatnya yang terutama penting dalam penggunaan dibandingkan terhadap dinding luar dan tangga (Salmon & Johnson, 1991)
bahan lain yang tersedia dan sifat ductility. Ductility adalah kemampuan
untuk berdeformasi secara nyata baik dalam tegangan maupun regangan 2.2. DESAIN DAN KONTROL
sebelum terjadi kegagalan (Charles G. Salmon, 1991).
Penampang komposit adalah penampang yang terdiri dari profil baja 2.2.1 BALOK KOMPOSIT
dan beton digabung bersama untuk memikul beban tekan dan lentur. Batang Balok adalah salah satu diantara elemen-elemen struktur yang paling
yang memikul lentur umumnya disebut dengan balok komposit sedangkan banyak dijumpai pada setiap struktur. Balok adalah elemen struktur yang
batang yang memikul beban tekan, tekan dan lentur umumnya disebut dengan memikul beban yang bekerja tegak lurus dengan sumbu longitudinalnya. Hal
kolom komposit. ini akan menyebabkan balok melentur (Spiegel & Limbrunner,1998)
Penampang komposit mempunyai kekakuan yang lebih besar Sebuah balok komposit (composite beam) adalah sebuah balok yang
dibandingkan dengan penampang lempeng beton dan gelagar baja yang kekuatannya bergantung pada interaksi mekanis diantara dua atau lebih bahan
bekerja sendiri-sendiri dan dengan demikian dapat menahan beban yang lebih (Bowles,1980). Beberapa jenis balok komposit antara lain :
besar atau beban yang sama dengan lenturan yang lebih kecil pada bentang a. Balok komposit penuh
yang lebih panjang. Apabila untuk mendapatkan aksi komposit bagian atas Untuk balok komposit penuh, penghubung geser harus disediakan
gelagar dibungkus dengan lempeng beton, maka akan didapat pengurangan dalam jumlah yang memadai sehingga balok mampu mencapai kuat lentur
pada tebal seluruh lantai, dan untuk bangunan-bangunan pencakar langit, maksimumnya. Pada penentuan distribusi tegangan elastis, slip antara baja
keadaan ini memberikan penghematan yang cukup besar dalam volume, dan beton dianggap tidak terjadi (SNI 03-1729-2002 Ps.12.2.6).
pekerjaan pemasangan kabel-kabel, pekerjaan saluran pendingin ruangan,
dinding-dinding, pekerjaan saluran air, dan lain-lainnya.(Amon, Knobloch & b. Balok komposit parsial
Mazumder,1999). Pada balok komposit parsial, kekuatan balok dalam memikul lentur
Kerangka baja yang menyanggah konstruksi pelat beton bertulang dibatasi oleh kekuatan penghubung geser. Perhitungan elastis untuk balok
yang di cor ditempat dahulu biasanya direncanakan dengan anggapan bahwa seperti ini, seperti pada penentuan defleksi atau tegangan akibat beban layan,
pelat beton dan baja bekerja secara terpisah dalam menahan beban. Pengaruh
komposit dari baja dan beton yang bekerja sama dahulu tidak diperhitungkan.
harus mempertimbangkan pengaruh adanya slip antara baja dan beton (SNI Kolom adalah elemen penting yang ikut mendukung gaya tekan aksial
03-1729-2002 Ps. 12.2.7) pada suatu bangunan. Batang yang kita tinjau adalah kolom baja tunggal, baja
c. Balok baja yang diberi selubung beton majemuk dan kolom komposit dengan tampang yang ekonomis. Konstruksi
Walaupun tidak diberi angker, balok baja yang diberi selubung beton kolom, sebagaimana dibahas dalam penulisan laporan tugas akhir ini adalah
di semua permukaannya dianggap bekerja secara komposit dengan beton, kolom yang terdiri dari baja, kanal dan kolom komposit antara beton dengan
selama hal-hal berikut terpenuh (SNI 03-1729-2002 Ps.12.2.8) profil baja IWF yang mengalami beban aksial. Gaya aksial tekan merupakan
1. Tebal minimum selubung beton yang menyelimuti baja tidak kuang gaya yang utama dalam menyebabkan tekuk batang (kolom). Dalam
daripada 50 mm, kecuali yang disebutkan pada butir ke-2 di bawah. menganalisis pengaruh tersebut digunakan perumusan dasar yang sederhana
2. Posisi tepi atas balok baja tidak boleh kurang daripada 40 mm di dan umum dijumpai dalam mekanika teknik. Asumsinya juga diambil
bawah sisi atas pelat beton dan 50 mm di atas sisi bawah plat. sesederhana mungkin sehingga mudah dimengerti. Jika beban yang bekerja
3. Selubung beton harus diberi kawat jaring atau baja tulangan dengan pada kolom ditambah besarnya secara berangsur-angsur,maka akan
jumlah yang memadai untuk menghindari terlepasnya bagian mengakibatkan kolom mengalami lenturan lateral dan kemudian mengalami
selubung tersebut pada saat balok memikul beban. keruntuhan akibat terjadinya lenturan tersebut. Beban yang mengakibatkan
terjadinya lentur lateral pada kolom disebut beban kritis dan merupakan beban
maksimum yang masih dapat ditahan oleh kolom dengan aman. Pada
penulisan tugas akhir ini didapat, kolom yang paling besar Pcr nya adalah
pada kolom tampang komposit. Dalam tulisan ini juga , perletakan yang
paling maksimum Pcr nya pada perletakan jepit-jepit disamping itu kolom
yang paling kecil bahaya tekuknya pada bentang yang terpendek.( Sanci
b) Balok baja diberi selubung beton
a) Balok Komposit (tanpa deck) (concrete encase steel beam) Barus,2008)

Ada dua tipe kolom komposit, yaitu :


1. Kolom komposit yang terbuat dari profil baja yang diberi selubung
beton di sekelilingnya (kolom baja berselubung beton).
2. Kolom komposit terbuat dari penampang baja berongga (kolom baja
berintikan beton).

c) Balok Komposit (dengan deck) d) Balok Komposit (dengan deck)


Gambar 2.1 Penampang balok komposit

2.2.2 KOLOM KOMPOSIT Profil Baja Pipa baja O didisi


dibungkus beton King Cross
Kolom komposit didefinisikan sebagai “ kolom baja yang dibuat dari
potongan baja giling (rolled) built-up dan di cor di dalam beton struktural atau
terbuat dari tabung atau pipa baja dan diisi dengan beton struktural (Salmon & Gambar 2.2 Penampang kolom komposit
Jonson, 1996).
Kolom Komposit baik itu kolom baja berselebung beton atau kolom
baja berintikan beton merupakan suatu solusi hemat untuk kasus dimana
kapasitas beban tambahan yang diinginkan lebih besar dibandingkan dengan BAB III
penggunaan kolom baja sendiri. Kolom komposit juga menjadi solusi yang METODOLOGI
efektif untuk berbagai permasalahan yang di ada pada desain praktis. Salah
satunya, yaitu jika beban yang terjadi pada struktur kolom sangatlah besar, 3.1 DIAGRAM ALIR METODOLOGI
maka penambahan material beton pada struktur kolom dapat memikul beban
Mulai
yang terjadi, sehingga ukuran profil baja tidak perlu diperbesar lagi (Roberto
Leon, Larry Griffis,2005). Pengumpulan Data

Kriteria untuk kolom komposit bagi komponen struktur tekan (SNI Studi Literatur

03-1729-2002 Ps.12.3.1) :
1. Selubung beton untuk penampang komposit yang berintikan baja Perencanaan Struktur Sekunder

harus diberi tulangan baja longitudinal dan tulangan pengekang


lateral. Preliminary Desain dan Pembebanan

2. Tulangan baja longitudinal harus menerus pada lantai struktur portal,


Pemodelan dan Analisa Struktur
kecuali untuk tulangan longitudinal yang hanya berfungsi memberi Not Ok

kekangan pada beton.


Kontrol Desain
3. Jarak antar pengikat lateral tidak boleh melebihi 2/3 dari dimensi
terkecil penampang kolom komposit. Luas minimum penampang Ok

Perencanaan Pondasi
tulangan transversal (atau lonitudinal) terpasang. Tebal bersih selimut
beton dari tepi terluar tulangan longitudinal dan transveersal minimal
Penggambaran Hasil Perencanaan
sebesar 40 mm;
4. Mutu beton yang digunakan tidak lebih 55 Mpa dan tidak kurang dari
Selesai
21 Mpa untuk beton normal dan tidak kurang dari 28 Mpa untuk
beton ringan. 3.2.LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN TUGAS AKHIR
5. Tegangan leleh profil dan tulangan baja yang digunakan untuk Langkah-langkah yang diambil dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah
perhitungan kekuatan kolom komposit tidak boleh lebih dari 380 sebagai berikut:
Mpa. 1.Pengumpulan Data
Data-data perencanaan secara keseluruhan mencakup data umum bangunan,
data bahan, dan data tanah :
 - Data Umum Bangunan
Nama gedung : Gedung Direktorat Jenderal Pajak Wilayah I
Jawa Timur
Lokasi : Jl Jagir Wonokromo Surabaya
Fungsi : Perkantoran
Zone gempa :2
Jumlah lantai : 8 lantai
Tinggi bangunan : ± 39 m (termasuk atap)
Ketinggian tiap lantai : Lantai 1 = 4,5 m
Lantai 2 – 8 = 4 m Jenis pembebanan pada struktur baja komposit ini adalah dengan
Struktur utama : Struktur beton bertulang menggunakan perancah. Perencanaan pembebanan pada struktur ini
 Data Bahan : - kekuatan tekan beton (f’c) = 35Mpa berdasarkan PPIUG 1983 dan SNI 03-1726-2002
- tegangan leleh baja (fy) = 400 Mpa
 Data Tanah :Data tanah digunakan untuk merencanakan pondasi 5.Analisa Struktur
gedung tersebut. Tujuan analisa struktur ini adalah untuk mengetahui gaya dalam yang
2.Studi Kepustakaan timbul pada elemen struktur akibat beban yang bekerja. Gaya tersebut
Mempelajari pustaka/literatur yang berkaitan dengan perencanaan adalah gaya geser, gaya aksial, momen lentur dan momen puntir. Selain itu
diantaranya tentang : juga digunakan untuk mengetahui besarnya pergeseran lateral. Perhitungan
a. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG).1983. analisa struktur ini dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa
b. SNI 03-1726-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan program komputer ETABS 9.2.
Gempa Untuk Bangunan Gedung 6.Desain dan kontrol
c. SNI 03-1729-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Perhitungan Balok Komposit
Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung Kekuatan Balok Komposit Dengan Penghubung Geser LRFD 12.4.2)
d. SNI 03-2847-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Perhitungan a.Kuat Lentur positif rencana ditentukan sebagai berikut (LRFD Pasal
Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung 12.4.2.1) :
e. Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung - untuk h  1680
Menggunakan Metode LRFD dan AISC-LRFD. tw
fy
f. G. Salmon, Charles & E.Johnson, John.1991. Struktur Baja
Desain Dan Perilaku Jilid 1 Edisi Kedua. Diterjemahkan oleh: Ir. dengan b = 0,85 dan Mn dihitung berdasarkan distribusi tegangan
Wira M.S.CE. Jakarta: Erlangga. plastis pada penampang komposit.
g. Amon, Rene ; Knobloch, Bruce & Mazumder,Atanu. 1999 h 1680
Perencanaan Konstruksi Baja Untuk Insinyur dan Arsitektur - untuk 
tw fy
2.Bandung : PT.Pradinya Paramita.
h. Rahmat Purwono, 2006, Perencanaan Struktur Beton Bertulang dengan b = 0,9 dan Mn dihitung berdasarkan superposisi tegangan-
Tahan Gempa. tegangan elastis yang memperhitungkan pengaruh tumpuan sementara
i. Suprobo,Priyo.2000. Desain Balok Komposit Baja- plastis pada penampang komposit.
Beton.Surabaya : ITS Press.
b.Kuat Lentur negatif rencana b .Mn harus dihitung untuk penampang baja
j. Wahyudi, Herman. 1999. Daya Dukung Pondasi Dalam.
Surabaya : ITS. saja,dengan mengikuti ketentuan-ketentuan pada butir 8 (LRFD Pasal
12.4.2.2
3. Preliminary Design Lebar Efektif plat lantai :
Penaksiran penampang struktur bangunan antara lain penaksiran beban - Untuk gelagar interior :
atap, tangga, lantai, penaksiran balok dan kolom komposit yang akan bE ≤ L
direncanakan. 4
bE ≤ bo (untuk jarak balok yang sama)
4. Analisa Pembebanan
- Untuk gelagar eksterior :
L T = n.Ar.fyr
bE ≤ Pyc = As.fy
8
bE ≤ bo + (jarak dari pusat balok ke pinggir slab) Gaya pada sayap ; Pf  bf .tf . fy
dimana : L = bentang balok Pyc  T
Gaya pada badan ; Pw   Pf
bo = bentang antar balok 2
Menghitung momen nominal ( Mn ) Pw
 Perhitungan Mn berdasar distribusi tegangan plastis : aw 
tw. fy
2.Menghitung jarak ke centroid
d1 = hr + tb – c
( Pf .0,5.tf )  ( Pw(tf  0,5.a web )
d2 =
Pf  Pw
d
d3 =
2
3.Menghitung momen ultimate :
Mn = T(d1 + d2) + Pyc(d3 - d2)
Gambar 3.1. Distribusi tegangan plastis
Menghitung momen nominal ( Mn ) negatif Kolom Komposit
1. Menentukan gaya tekan ( C ) pada beton : Kolom komposit yang terbuat dari baja yang diberi selubung beton
C = 0,85.f’c.tp.beff . disekelilingnya (kolom baja berselubung beton)
Menentukan gaya tarik ( T) pada baja : - Kriteria untuk kolom komposit bagi komponen struktur tekan :
T = As.fy
Dipilih nilai yang terkecil dari kedua nilai di atas  Luas penampang profil baja minimal 4% dari luas penampang
2. Menentukan tinggi blok tekan effektif : komposit total.
As. fy  Kolom baja berselubung beton harus diberi tulangan longitudinal dan
a tulangan lateral minimum sebesar 0,18 mm2/mm spasi tulangan.
0,85. f ' c.beff
 Beton : 21 MPa ≤ fc’ ≤ 55 MPa
3. Kekuatan momen nonimal :  Baja dan baja tulangan : fy ≤ 380 MPa (untuk perhitungan)
Mn  C.d1 atau T.d1  Tebal minimum dinding penampang baja berongga :
Bila kekuatan nominal dinyatakan dalam bentuk gaya baja akan fy
diperoleh : t min  b , untuk penampang persegi
d a 3E
Mn  As. fy  ts  
2 2 - Kuat Rencana Kolom Komposit Yang Menumpu Beban Aksial
Menghitung momen nominal ( Mn ) negatif. Pu < c Pn ; c = 0,85
1.Menentukan lokasi gaya tarik pada balok baja
Pn = As fcr ; Jarak minimum antar baut : 3db (LRFD 13.4.1)
Jarak maksimum antar baut :15tp atau 200 mm (LRFD 13.4.3)
f my
di mana fcr = ;  = faktor tekuk Kontrol Kekuatan Pelat
 Pn  0.75  0.6  fu  Anv
Untuk : c < 0,25 maka  =1 Vu < Pn
Sambungan Las (LRFD 13.5.3.10)
1,43
0,25 < c < 1,2 maka  = Ru  Rnw
1,6  0,67 c
dengan, f .Rnw  0.75  t e  (0.6  fuw) (las)
c > 1,2 maka  = 1,25c
2
f .Rnw  0.75  t e  (0.6  fu ) (bahan dasar)

Kc L f my keterangan : fuw : tegangan tarik putus logam las


c  r fu : tegangan tarik putus bahan
 rm Em
dasar
-Kekuatan rencana kolom komposit yang menahan beban kombinasi te : tebal efektif las (mm)
aksial dan lentur (LRFD Pasal 7.4.3.3).
a. Nu  0,2 BAB IV
 c.Nn PERENCANAAN STRUKTUR SEKUNDER
 
Nu  8 . Mux  Mny  1,0 4.1. Perencanaan Tangga
 .Nn 9  b.Mnx  b.Mny  Adapun data perencanaan tangga sebagai berikut :
Tinggi antar lantai = 450 cm
b. Nu  0,2 Tinggi bordes = 225 cm
 c.Nn
Lebar injakan (i) = 30 cm
 
Nu   Mux  Mny  1,0 Panjang tangga = 350 cm
2 . .Nn  b.Mnx  b.Mny  Lebar bordes = 150 cm
Tebal pelat miring = 9 cm
Sambungan Tebal pelat bordes = 9 cm
.Sambungan Baut Mutu beton ( fc’) = 25 Mpa = 250 kg/cm2
Kuat geser Rnv = φ.fv.Ab.m diambil Mutu Baja (fy) = 250 Mpa = 2500 kg/cm2
Kuat tumpu Rnt = φ.(1.8)fy.db.tp yang terkecil

Jumlah baut, n  Vu
φRn
Kontrol jarak baut :
Jarak tepi minimum : 1.5db (LRFD 13.4.2)
Jarak tepi maksimum : (4tp + 100 mm) atau
200 mm (LRFD 13.4.3)
- lantai keramik t = 1cm = 1.24 kg /m2 = 24 kg/m2
W F 300.200.8.12

- rangka + plafond = (11+7)kg/m2 = 18 kg/m2


- ducting AC+pipa = 10 kg/m2
Total beban finishing = 94 kg/m2

Beban Hidup
W F 250.125.5.8
Beban Hidup = 250 kg/m2
Beban berguna
= beban hidup + finishing
= 250 kg/m2 + 94 kg/m2 = 344 kg/m2
W F 300.200.8.12

Berdasarkan tabel perencanaan praktis untuk bentang menerus dengan


Gambar 4.1 Denah Tangga tulangan negatif dengan satu baris penyangga didapatkan data-data sebagai
berkut :
- bentang (span) = 2,5 m
- tebal pelat beton = 9 cm
- tulangan negatif = 2,09 cm2/m
- direncanakan memakai tulangan dengan Ø = 8 mm
(As = 50,24 mm2 = 0,5024 cm2)
- banyaknya tulangan yang diperlukan tiap 1 m
A 2,09
= = = 4,16 buah = 5 buah
As 0,5024
Jarak Tulangan Tarik = 140 mm
Jadi, dipasang tulangan tarik Ø 8-140
Gambar 4.2 Potongan A-A
Hasil Perhitungan 4.3. Perencanaan Balok Anak
Pelat anak tangga : pelat bondex Data Perencanaan :
Balok Tangga WF 150.100.6.9 BJ 41 : fy = 2500 kg/cm2, fy = 4100 kg/cm2
Balok Bordes WF 150.100.6.9 Beton : fc’ = 25 MPa
Balok Penumpu Bordes WF 250.125.5.8 Bentang balok anak (L) = 7,5m
Direncanakan dengan profil WF 300.200.8.12
4.2.2 Pelat lantai 1 sampai lantai 10 Perencanaan Penghubung Geser :
Jadi, shear connector dipasang sejarak 16 cm sebanyak 48 buah untuk masing-
Dipakai pelat komposit bondek dengan tebal pelat = 0,75mm. masing bentang.
Pembebanan
a.Beban Superimposed
Berat finishing :
- spesi lantai t = 2 cm = 2.21kg /m2 = 42 kg/m2
BAB V BAB VI
PEMBEBANAN DAN ANALISA STRUKTUR PERENCANAAN STRUKTUR UTAMA

5.1 Analisa Struktur Utama Perhitungan Balok Induk


Merencanakan beban gempa adalah bertujuan untuk mendapatkan Pada perencanaan ini, ditunjukkan contoh perhitungan balok Induk
beban gempa yang sesuai dengan peraturan untuk dibebankan kedalam pada lantai 1. Pada perhitungan berikut Balok Induk direncanakan dengan
struktur gedung. Beban gempa rencana dicek terhadap kontrol – kontrol sesuai profil WF 500.300.11.18. Panjang balok (L) = 833 cm. Adapun data – data
peraturan gempa yaitu SNI 03-1726-2002, dimana kontrol – kontrol tersebut profil adalah sebagai berikut :
terdiri dari kontrol nilai gaya geser dasar (base shear), waktu getar alami A = 163,5 cm2 ix = 20,8 cm r = 26 mm
fundamental (T), dan simpangan (drift). W = 128 kg/m tw = 11 mm Zx = 3100 cm3
d = 488 mm tf = 18 mm Zy = 824 cm3
5.2 Pembebanan b = 300 mm Ix = 71000 cm Sx = 2910 cm3
4

Untuk mendapatkan beban gempa yang sesuai dengan SNI 03-1726- iy = 7,04 cm Iy = 8110 cm4 Sy = 541 cm3
2002, maka terlebih dahulu dicek besarnya Vdinamis yang telah didapatkan h = 404 mm
dengan bantuan program ETABS v9.2.0 dan membandingkan besaran Vdinamis BJ-41 : fy = 2500 kg/cm2
tersebut dengan Vstatis yang akan diperhitungkan di bawah ini sesuai dengan fu = 4100 kg/cm2
SNI 03-1726-2002 Ps.6.1, dan nilai Vstatis ini harus dibagikan sepanjang tinggi Beton : fc’ = 25 Mpa = 250 kg/cm2
struktur gedung ke masing – masing lantai sesuai SNI 03-1726-2002 Ps.6.1.2
Zona momen positif
 Faktor Respon Gempa (C) Dari hasil output ETABS v9.2.0 didapatkan momen positif adalah Mmaks =
Pada gambar dapat dilihat untuk menentukan nilai faktor respon 3976255 Kgcm.
gempa (C1) pada tanah keras didapat dengan nilai 0,50 dimana T adalah Menghitung momen nominal
T
waktu getar alami struktur gedung yang didapat dari hasil analisa  Kontrol kriteria penampang
Untuk Sayap Untuk Badan
struktur setelah men-define Respon Spektrum Rencana dan mengeplot
bf 170 h 1680
grafik C-T pada analisa Respon Spektrum.  
 Kontrol Waktu Getar Alami Fundamental (T) 2tf fy tw fy
T dihitung dengan menggunakan rumus empiris Method A dari UBC 300 170 404 1680
1997 Section 1630.2.2 dengan tinggi gedung 40,5 meter.  
2.18 250 11 250
Pada arah X Tx = Cc  (hn)3/4 8,33 < 10,752.......ok 36,73 < 106,25.......ok
= Cc  (40,5)3/4 Profil penampang kompak, sehingga kapasitas momen penampang dianalisa
= 1,36 detik dengan distribusi tegangan plastis.
Pada arah Y Ty = Cc  (hn)3/4
= Cc  (40,5)3/4
 Menghitung kekuatan nominal penampang komposit
= 1,36 detik
Mn  C.(d 1  d 2 )  Py (d 3  d 2 )
C = 408750 kg
Py = As.fy = 163,5.2500 = 408750 kg
Mn = 408750 (4,785 + 0) + 408750 (25 - 0) Karena Pyc > Tc, maka PNA pada web, berlaku persamaan.
= 12174678,75 kgcm
Pyc  Tc 408750  12057,6
Syarat : Ts  
2 2
Mu ≤  .Mn = 198346,2 Kg
3976255 kgcm ≤ 0,85.12174678,7 5 kgcm
3976255 kgcm ≤ 10348425,94 kgcm..........Ok Gaya pada sayap, Tf = bf . tf . fy
= 30 . 1,8 . 2500 = 135000 Kg
Kekuatan nominal penampang komposit lebih besar daripada momen akibat
beban berfaktor, sehingga penampang mampu menahan beban yang terjadi. Pyc  Tc
 Zona momen negatif
Gaya pada badan, Tw =  Tf
2
Dari hasil output program ETABS v9.2.0 didapatkan momen negatif Mmaks = = 198346,2 – 135000
4153695 Kgcm (batang B-23). = 63346,2 Kg
L = 833 cm
beff ≤ ¼ .L = ¼.833 cm = 208,25 cm Jarak garis netral dari tepi bawah sayap :
tbondex = 0,75 mm Tw 63346,2
fyr = 240 Mpa aw  
ts = 100 mm fy.tw 2500.1,1
 Menentukan Lokasi Gaya Tarik pada Balok Baja = 23,03 cm
Batang tulangan menambah kekuatan tarik nominal pada pelat beton.
Tc = Asr . fyr
= 10. ¼ . л . 0,82 . 2400  Menenentukan Jarak Gaya yang Bekerja dari Centroid
= 12057,6 Kg (Tf .0,5tf )  (Tw(tf  0,5aw))
d2 =
Gaya tekan nominal maksimum dalam penampang baja Tf  Tw
Pyc = As . fy (135000.0,5.3,0)  (63346,2 .(3,0  0,5.23,03))
= 163,5. 2500 =
= 408750 Kg 135000  63346,2
= 5,66 cm
= 56,6 mm

d3 = D/2 =50/2
= 25 cm

d1 = ts – c
= 11 – 2,5 = 8,5 cm
Gambar 6.2 Distribusi tegangan negatif
 Perhitungan Momen Nominal Negatif Balok Induk Melintang : WF 500 x 300 x 11 x 18
Kolom Kingcross : K700.300.13.24
Mn = Tc (d1+ d2) + Pyc(d3 – d2) Mu = 1,1.Ry.Mpbalok = 1,1.1,5. (3100.2500) Kgcm
= 12057,6 (8,5 + 5,66) + 408750 (25– 5,66) = 12787500 Kgcm
= 12703010,62 Kgcm Vutotal = 51758,28 Kg

Persayaratan :
Mu ≤ φMn
4153695Kgcm ≤ 0,85 . 12703010,62 Kgcm
4153695Kgcm ≤ 10797559,02 Kgcm.......OK

Perencanaan Kolom Komposit


Dari hasil output ETABS v9.2.0 diperoleh gaya – gaya yang bekerja pada
kolom lantai dasar adalah :
Pu = 606463 Kg
Mux = 17098901 Kgcm Gambar 5.2 Sambungan Balok dan Kolom
Muy = 17661315 Kgcm
Vux = 31103,61 Kg Sambungan Kolom Dengan Kolom
Vuy = 29817,4 Kg Kolom : KingCross K700.300.13.24
Kolom komposit direncanakan dengan menggunakan profil K700.300.13.24 Pu = 606463 Kg
dengan spesifikasi material : Mux = 1,5.fy.Zx
A = 471 cm2 Ix = 211800 cm4 ix = 21,21 cm = 1,5.2500. 7356,335 = 27586256,25 Kgcm
Sy = 5193,3cm3 d = 700 mm Ix = 220791 cm4 iy = 21,65 cm
b = 300 mm H= 596 mm Sx = 6051,4 cm Iy = 211800 cm4
KING CROSS
KC 700 x 300 x 13 x 24

TULANGAN
Ø16mm

50 TULANGAN GESER
Ø12 - 300

900

900

Gambar 5.3. Sambungan Antar Kolom


Gambar 5.1 Penampang Kolom Komposit Desain Base Plate
Desain Sambungan Direncanakan baseplate dengan ukuran 900 mm x 900 mm digunakan
Sambungan Balok Melintang Dengan Kolom sebagai alas kolom K700.300.13.24.
Sambungan antara balok melintang dengan kolom direncanakan dengan
menggunakan baut (rigid connection)
BAB VI 1. Dilakukan perhitungan struktur sekunder terlebih dahulu seperti
PERENCANAAN STRUKTUR PONDASI perhitungan tangga, pelat lantai, dan balok anak terhadap beban-beban
yang bekerja baik beban mati, beban hidup maupun beban terpusat.
Tiang pancang yang direncanakan adalah menggunakan alternatif jenis tiang 2. Analisa balok dihitung terhadap kontrol lendutan, kontrol penampang
dengan spesifikasi WIKA Pile sebagai berikut : (local buckling), kontrol lateral buckling dan kontrol geser.
- Diameter tiang = 500 mm 3. Dilakukan kontrol terhadap balok utama dengan anggapan balok adalah
- Tebal tiang = 90 mm balok baja dianggap sebagai struktur komposit dengan pelat pada saat
- Class =C komposit. Dimana balok menerima beban dari struktur sekunder yang
- Luas beton = 1159,25 cm2 harus dilakukan kontrol meliputi : kontrol lendutan, kontrol penampang
- Modulus Section = 10583,74 cm2 (local buckling), kontrol lateral buckling dan kontrol geser.
- Pbahan = 155640 kg 4. Dilakukan kontrol kekuatan struktur kolom komposit yang meliputi
kontrol luas minimum beton pada kolom komposit, perhitungan kuat
tekan aksial kolom, perhitungan kuat lentur kolom, dan kontrol
kombinasi aksial dan lentur.
5. Dari hasil pehitungan didapatkan data-data perencanaan sebagai berikut
:
Tebal Pelat Atap : 9 cm
Tbal Pelat Lantai : 9 cm
Dimensi Kolom : 90 x 90 cm
Profil kolom : K 700.300.13.24
Profil Balok Induk : WF 500x300x11x18
Profil Balok Anak : WF 300.200.8.12

Struktur bawah bangunan menggunakan tiang pancang pracetak dengan


Gambar 7.1. Denah Tiang pancang diameter 50 cm.

Diambil tiang pancang dengan kedalaman (D) 35 m dari perhitungan dan DAFTAR PUSTAKA
didapat nilai daya dukung satu tiang pancang :
P 1tp = 131450 kg × 0,88 = 115676 kg = 115,68 ton. a. Amon, Rene ; Knobloch, Bruce & Mazumder, Atanu.1999. Perencanaan
Konstruksi Baja Untuk Insinyur dan Arsitek 2. Bandung : PT. Pradinya
Jadi diambil P 1tp = 115,68 ton Paramita.
BAB VII b. Badan Standardisasi Nasional. Tata Cara Perencanaan Ketahanan
PENUTUP Gempa Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2002).
c. Badan Standardisasi Nasional. Tata Cara Perencanaan Perhitungan
7.1 KESIMPULAN Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1729-2002).
Dari hasil perhitungan dan analisa yang telah dilakukan, maka dapat d. Badan Standardisasi Nasional. Tata Cara Perencanaan Perhitungan
diambil kesimpulan antara lain : Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002).
e. Buku diktat Struktur Baja 2 Teknik Sipil ITS.
f. Departemen Pekerjaan Umum. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk
Gedung (PPIUG) 1983.
g. Salmon, Charles G. & E.Johnson, John.1991. Struktur Baja Desain Dan
Perilaku Jilid 1 Edisi Kedua. Diterjemahkan oleh : Ir. Wira M.S.CE.
Jakarta : Erlangga.
h. Salmon, Charles G. & E.Johnson, John.1996. Struktur Baja Desain Dan
Perilaku Edisi Ketiga. Diterjemahkan oleh Ir.Mc.Prihminto Widodo.
Jakarta : PT.Gramedia.
i. Smith, J,C,1996. Structural Steel Desain LRFD Approach Second Edition.
John Wiley & Sons, Inc : United States of Amerika.
j. Suprobo,Priyo.2000. Desain Balok Komposit Baja-Beton.Surabaya : ITS
Press.
k. Uy,B. 2007. International Conference on Modern Design, Construction
and Maintenance of Structures : Hanoi , Vietnam.
l. Wahyudi, Herman. 1999. Daya Dukung Pondasi Dalam, Fakultas
Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember Surabaya.
m. Widiarsa, I.B.R. & Putu, D. Jan,2007. “Kuat Geser Baja Komposit
Dengan Variasi Tinggi Penghubung Geser Tipe-T Ditinjau dari Uji Geser
Murni”. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 11, no. 1.

You might also like