Psikologi Kepribadian

You might also like

You are on page 1of 297
THOR THOR ‘TOLNTIK ORGANISE FNOMENOLOGN Editor: Dr. A. SUPRATIKNYA Sco St Gardner Lindzey 0) Calvin §, Hall & Psikologi Kepribadian 2 Teori-teori Holistik (Organismik-Fenomenologis) 027344 © Kanisius 1993 P!'NERBIT KANISIUS (Anggota IKAPI) Jl. Cempaka 9, Deresan, Yogyakarta 55281 Kotak Pos 1125/Yk, Yogyakarta 55011 Telepon (0274) 588783, 565996; Fax (0274) 563349 E-Mail : office@kanisiusmedia.com Website: www.kanisiusmedia.com D, erjemahkan dari buku THEORIES OF PERSONALITY, Bab 6, 7, 8, 9, 10, 11, Calvin S. Hall & Gardner Lindzey, John Wiley & Sons, New York, Santa Barbara, Chichester Brisbane, Toronto, 1978, oleh Drs. Yustinus MSc. OFM. Disunting dan dihantar oleh Dr. A. Supratiknya Hak terjemahan ada pada penerbit. Cetakanke 16 15 14 13 12 Tahun 10 O09 O08 O7 06 ISBN 979-497-000-X 979-497-002-6 Hak Cipta dilindungi Undang-undang. Dilarangmemperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apa pun, termasuk fotokopi, tanpa izin tertulis dari penerbit. Dicetak oleh Pervetakan Kanisius Yogyakarta Seorang antropolog dan seorang psikolog, Clyde Kluckhohn dan Henry Murray (1954), pernah menyatakan bahwa setiap orang dalam segi-segitertentu adalah (a) sepertisemua orang lain, (b) seperti sejumlah orang lain, (c) seperti tak seorang lain pun. Dari ketiga kondisi tersebut, yang terakhirlah terutama yang telah merangsang usaha mengembangkan teori-teorikepribadian di bidang psikologi. Seandainya dalam semua segi setiap orang sama seperti kebanyakan atau bahkan semua orang lain, maka kita bisa tahu apa yang akan diperbuat seseorang dalam situasi tertentu berdasarkan pengalaman kita dengan diri kita sendiri. Kenyataannya, dalam banyak segi setiap orang adalah unik, khas. Akibatnya, yang lebih sering terjadi adalah bahwa kita mengalami salah paham dengan teman di kampus, sejawat di kantor, tetangga, atau bahkan dengan suami/istri dan anak-anak dirumah, kita terkejut akan tindakan diluar batas yang dilakukan oleh seseorang yang biasa dikenal alim dan saleh, dan masih banyak lagi. Kiranya kita membutuhkan sejenis kerangka acuan untuk memahami dan menjelaskan tingkah laku kita sendiri dan orang lain. Kita membutuhkan teori-teori tentang tingkah laku, teori-teori tentang kepribadian. Sebuah teori kepribadian diharapkan mampu memberikan jawab atas pertanyaan-pertanyaan sekitar ’apa”, "bagaimana’”, dan ”mengapa” tentang tingkah laku manusia. Untuk itu, sebuah teori kepribadian yang lengkap biasanya memiliki dimensi-dimensi sebagai berikut (Pervin, 1980): 1. Pembahasan tentang struktur, yaitu aspek-aspek kepriba- dian yang bersifat relatif stabil dan menetap, serta yang me- rupakan unsur-unsur pembentuk sosok kepribadian. 6 Psikologi Kepribadian 2 2. Pembahasan tentang proses, yaitu konsep-konsep tentang motivasi untuk menjelaskan dinamika tingkah laku atau ke- pribadian. 3. Pembahasan tentang pertumbuhan dan perkembangan, yaituaneka perubahan pada struktur sejak masa bayi sampai mencapai kemasakan, perubahan-perubahan pada proses yang menyertainya, serta berbagai faktor yang menentu- kannya. 4. Pembahasan tentang psikopatologi, yaitu hakikat gang- guan kepribadian atau tingkah laku beserta asal-usul atau proses berkembangnya. 5. Pembahasan tentang perubahan tingkah laku, yaitu kon- sepsi tentang bagaimana tingkah laku bisa dimodifikasi atau diubah. Berdasarkan konsepsi ini sebuah teori kepribadian selanjutnya mengemukakan suatu model psikoterapi atau cara-cara membantu seorang pribadi mengubah bentuk-ben- tuk tingkah lakunya yang mengganggu atau menyimpang. Tidak semua teori kepribadian mengajukan perumusan yang sama eksplisitnya tentang masing-masing dimensi tersebut. Salah satu teks mengenai aneka teori kepribadian yang cukup banyak dipakai sebagai sumber dalam rangka perkuliahan Psikologi Kepribadian adalah buku berjudul Theories of Per- sonality karya bersama Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey. Buku ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1957, disusul de- ngan edisinya yang kedua pada tahun 1970 dan edisinya yang ketiga pada tahun 1978. Pada tahun 1985 Calvin Hall dan Gardner Lindzey bersama dua pakar lain, yaitu John Loehlin dan Martin Manosevitz, menerbitkan sebuah buku baru tentang teori-teori kepribadian yang mereka beri judul Introduction to Theories of Personality. Menurut para penulisnya, buku yang terakhir ini merupakan peringkasan dan penyederhanaan teks Theories of Personality. Dari segi gaya penyajian, sejak edisi pertama sampai dengan edisi ketiga bahkan sampai edisi Jntroduction-nya, buku Theories of Personality ini praktis tidak mengalami perubahan. Meminjam. istilah Maddi (1980), buku ini ditulis dengan gaya benevolent ec- lecticism atau pemilihan yang menguntungkan (bagi pembaca). Pengantar 7 Bukusemacam itu cenderung menyajikan banyak teorikepribadian dengan porsi pembahasan yang kurang lebih sama untuk masing- masing teori. Tujuannya adalah agar pembaca mengenal banyak teori dan memahami masing-masing teori dengan baik. Keku- rangan buku semacam itu ialah bahwa penulis tidak mengupas perbedaan-perbedaan pengandaian dan pandangan di antara berbagai teori yang disajikan untuk kemudian menjelaskan mana dari antara teori-teori itu memiliki daya guna terbesar untuk memahami kepribadian atau tingkah laku manusia. Kalau pun ada satu bab yang mencoba membandingkan berbagai teori yang dibahas — sebagaimana terdapat dalam semua edisi buku ini — tujuannya tetap hanya untuk membantu pembaca memahami masing-masing teori dengan lebih baik. Namun, agaknya sejak semula oleh para penulisnya buku ini memang dimaksudkan untuk menyajikan ringkasan yang padat dan menyeluruh tentang teori-teori kepribadian yang penting dan mutakhir, khususnya bagi masyarakat psikologi di Amerika Utara. Dari segi cakupan isinya, buku ini mengalamiperluasan dariedisi ke edisi, termasuk edisi Introduction-nya. Seri buku Psikologi Kepribadian yang terdiri dari tigajilid ini merupakan terjemahan edisi ketiga Theories of Personality (1978). Ada lima belas teori atau kelompok teori yang dibahas dalam buku tersebut. Masing-masing disajikan secara sendiri- sendiri dalam satu bab, mulai bab kedua sampai dengan bab ke- enam belas. Kelima belas teori atau kelompok teori yang dimaksud adalah Teori Psikoanalisis Klasik Freud (bab 2), Teori Psikoanalitik Kontemporer (bab 3), Teori Analitik Jung (bab 4), Teori-teori Psi- kologi Sosial: Adler, Fromm, Horney, dan Sullivan (bab 5), Per- sonologi Murray (bab 6), Teori Organismik (bab 7), Teori yang Berpusat pada Pribadi Rogers (bab 8), Psikologi Eksistensial (bab 9), Psikologi Timur (bab 10), Teori Medan Lewin (bab 11), Psikologi Individu Allport (bab 12), Psikologi Konstitusi Sheldon (bab 13), Teori Faktor Cattell (bab 14), Teori Stimulus-respon (bab 15), dan Teori Perkuatan Operan Skinner (bab 16). Bersama dua bab lain, yaitu Hakikat Teori Kepribadian (bab 1) dan Teori Kepribadian dalam Perspektif (bab 17), kelima belas bab berisi uraian tentang teori atau kelompok teori itu membentuk satu buku sebagai ke- 8 Psikologi Kepribadian 2 satuan. Dalam Pengantar para penulis menyatakan bahwa paruh pertama dari isi buku meliputi teori-teori yang berorientasi klinis. Artinya, teori atau kelompok teoriitumengutamakan studi tentang individu dengan segala kekhasannya dan berusaha memahami atau menjelaskan individu secara menyeluruh lewat penyelidikan. klinis. Paruh kedua meliputi teori-teori yang lebih bersifat eks- perimental dan kuantitatif. Artinya, teori-teoriitumengutamakan usaha memperoleh gambaran umum tentang kepribadian atau tingkah laku manusia lewat penyelidikan eksperimental dengan mengandalkan metode-metode analisis kuantitatif. Yang pertama kiranya mulai dari Teori Psikoanalisis Klasik Freud sampai de- ngan Psikologi Timur, sedangkan yang kedua mencakup Teori Medan Lewin sampai dengan Teori Perkuatan Operan Skinner. Terjemahan dalam bahasa Indonesia dari edisi ketiga Theories of Personality (1978) ini terpaksa disajikan secara terpisah-pisah dalam tigajilid. Selain demi menjaga agar ketebalan buku kurang lebih seimbang, pembagian ke dalam tiga jilid ini sejauh mungkin juga memperhatikan benang merah kesamaan pendekatan yang dipakai oleh teori-teori kepribadian yang ber- sangkutan, tanpa mengubah urutan bab dalam buku aslinya. Jilid I terdiri atas lima bab. Bab pertama berisi pembahasan ~ tentang hakikat teori kepribadian. Empat bab selanjutnya meng- uraikan teori-teori kepribadian yang berorientasi psikodinamik, meliputi Teori Psikoanalisis Klasik Freud, Psikologi Ego Erik Erikson, Teori Analitik Carl Jung, Teori-teori Psikologi Sosial Alfred Adler, Erich Fromm, Karen Horney, dan Harry Stack Sullivan. Semua teori ini berpandangan bahwa sebagian terbesar tingkah laku manusia digerakkan oleh daya-daya psikodinamik seperti motif-motif, konflik-konflik, dan kecemasan-kecemasan. Karena semua teoretikus dalam kelompok ini adalah ahli psiko- terapi maka, sebagaimana telah disebut di muka, teori-teori me- reka juga bercorak klinis. Jilid II terdiri dari lima bab. Teori-teori yang disajikan dalam jilid ini memiliki corak yang agak beragam namun memiliki kesamaan yaitu bahwa semuanya berorientasi holistik. Artinya, semua teori itu menekankan pandangan bahwa manusia meru- pakan suatu organisme yang utuh atau padu dan bahwa tingkah Pengantar 9 laku manusia tidak dapat dijelaskan semata-mata berdasarkan aktivitas bagian-bagiannya. Kelompok teori ini meliputi Perso- nologi Henry Murray, Teori Organismik Kurt Goldstein dan Andras Angyall, Teori Humanistik Abraham Maslow dan Carl Rogers, TeoriEksistensial Ludwig Binswanger dan Medard Boss, Psikologi Timur, dan Teori Medan Kurt Lewin. Teori-teori Abraham Maslow, Carl Rogers, Kurt Goldstein, Andras Angyal, Ludwig Binswanger, dan Medard Boss juga memiliki kesamaan lain yakni bahwa teori- teori itu menekankan pentingnya cara sang pribadi manusia mempersepsikan dan mengalami dirinya serta dunia sekelilingnya. Dengan kata lain, teori-teori yang disebut terakhir ini juga ber- orientasi fenomenologis (Hall et al., 1985). Jilid III terdiri darienam bab dan menyajikan dua kelompok teori. Kelompok pertama meliputi Psikologi Individu Gordon Allport, Psikologi Konstitusi William Sheldon, dan Teori Faktor Raymond Cattell. Teori-teori ini dikenal sebagai teori-teori sifat (trait theories) atau teori-teori tipe (type theories) dan menekankan aspek-aspek kepribadian yang bersifat relatifstabil atau menetap. Tepatnya, teori-teori ini menyatakan bahwa manusia memiliki sifat atau sifat-sifat tertentu, yakni pola kecenderungan untuk bertingkah laku dengan cara tertentu. Sifat atau sifat-sifat yang stabil ini menyebabkan manusia bertingkah laku secara relatif tetap dari situasi ke situasi. Kelompok kedua adalah teori-teori yang berorientasi behavioristik. Teori-teori ini menekankan pro- ses belajar serta peranan lingkungan yang merupakan kondisi langsung belajar, dalam menjelaskan tingkah laku. Menurut teori-teori ini, semua bentuk tingkah laku manusia merupakan hasil belajar yang bersifat mekanistik lewat proses perkuatan. Kelompok teori ini meliputi Teori Stimulus-Respon John Dollard dan Neal Miller serta Teori Perkuatan Operan B.F. Skinner. Jilid inidiakhiri dengan satu bab berisi perbandingan semua teori yang disajikan dalam ketiga jilid buku. Masih ada beberapa hal lain yang perlu dicatat. Pertama, dalam merumuskan suatu teori tentang kepribadian seorang teoretikus tentulah bertolak dari suatu pandangan falsafi tentang hakikat manusia, entah secara eksplisit ataupun implisit. Pan- dangan falsafi seseorang tentang hakikat manusia itu sendiri se- 10 Psikologi Kepribadian 2 lain ditentukan oleh keyakinan pribadinya sedikit banyak pasti dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat-budaya asal orang yang bersangkutan. Selain Psikologi Timur, semua teori kepribadian yang dibahas dalam seri buku ini lahir dari budi dan tangan para tokoh yang berasal dari Eropa (Barat) dan Amerika Utara, khu- susnya Amerika Serikat. Teori-teori yang tumbuh dari pengalaman budaya "Barat” ini, secara agak kasar, lazim dibedakan ke dalam tiga aliran besar berdasarkan pandangan falsafi tentang manusia yang melatar-belakanginya (bdk., Holzman, 1974). Yang pertama adalah teori-teori yang bertolak dari pengandaian bahwa manusia pada dasarnya dilahirkan jahat. Tingkah laku manusia digerak- kan oleh daya-daya yang bersifat negatif atau merusak dan tidak disadari, seperti kecemasan dan agresi atau permusuhan. Maka, agar berkembang ke arah yang positif manusia membutuhkan cara-cara pendampingan yang bersifat impersonal dan direktif atau mengarahkan. Contoh khas teori yang beraliran demikian adalah psikoanalisis klasik Sigmund Freud. Dalam sejarah Psi- kologi aliran pemikiran yang agak pesimistik ini dikenal dengan sebutan Mazhab Pertama. Yang kedua adalah teori-teori yang bertolak dari pengandaian bahwa manusia pada dasarnya di- lahirkan netral, bak "tabula rasa” atau kertas putih. Lingkung- anlah yang akan menentukan arah perkembangan tingkah laku manusia lewat proses belajar. Artinya, perkembangan manusia bisa dikendalikan ke arah tertentu sebagaimana ditentukan oleh pihak luar (lingkungan) dengan kiat-kiat rekayasa yang bersifat impersonal dan direktif. Contoh khas pandangan semacam ini adalah behaviorisme radikal B.F. Skinner. Dalam sejarah Psi- kologi, aliran pemikiran yang deterministik ini disebut Mazhab Kedua. Yang ketiga adalah teori-teori yang bertolak dari peng- andaian bahwa manusia pada dasarnya dilahirkan baik. Tingkah Jaku manusia dengan sadar, bebas, dan bertanggung jawab dibim- bing oleh daya-daya positif yang berasal dari dalam dirinya sen- diri ke arah pemekaran seluruh potensi manusiawinya secara penuh. Agar berkembang ke arah yang positif, manusia tidak pertama-tama membutuhkan pengarahan melainkan sekedar suasana dan pendampingan personal serba penuh penerimaan dan penghargaan demi mekarnya potensi positif yang melekat Pengantar dW dalam dirinya. Contoh khas pendirian teoretis semacam ini adalah teori humanistik Abraham Maslow dan Car! Rogers. Dalamsejarah Psikologi, aliran pemikiran yang optimistik ini disebut Mazhab Ketiga.Tentu, masing-masing filsafat tersebut memilikiimplikasi yang berlainan dalam praktik-pendekatan di berbagai bidang kehidupan sehari-hari seperti psikoterapi dan pendidikan. Kedua, karena teori-teori ini berasal dari masyarakat-budaya ”Barat” yang diyakini, sedikit atau banyak, sebagai berbeda dari masyarakat-budaya kita yang "Timur”, ada kemungkinan bahwa asumsi-asumsi dan konsep-konsep yang dikemukakan oleh teori- teori itu terasa asing bagi kita. Terdapat kesangsian bahkan buk- ti-bukti bahwa model-model, konsep-konsep, dan metode-metode di bidang ilmu-ilmu sosial pada umumnya dan di bidang psikologi khususnya yang berasal dari "Barat” tak bisa diterapkan dalam konteks masyarakat-budaya Asia (Ho, 1985). Kesadaran iniselain menjadikan kita kritis dalam menggunakan pengandaian-peng- andaian, model-model, dan konsep-konsep yang dikemukakan oleh berbagai teori yang disajikan dalam seri buku ini sekaligus membuka kesempatan untuk menguji tidakkah terdapat kebe- naran yang universal atau bebas dari pengaruh budaya setempat (culture-free) di sana, sehingga teori-teori itu sungguh-sungguh bisa membantu memahami dan menjelaskan kepribadian atau tingkah laku kita. Berkaitan dengan isu perbedaan masyarakat-budaya adalah soal penerjemahan. Usaha menemukan padanan dalam bahasa Indonesia untuk semua konsep dan istilah yang dipakaioleh teori- teori yang dibahasselain sulit ternyata seringjustru menyesatkan. Usaha itu sulit karena antara lain di kalangan kita sendiri agak- nya belum ada pembakuan istilah-istilah psikologi dalam bahasa Indonesia. Usaha itu sering justru menyesatkan sebab padanan kata Indonesia yang tersedia untuk suatu konsep atau istilah yang dikemukakan suatu teori sering tidak memuat keseluruhan maksud aslinya. Dalam situasi semacam ini kiranya cukup bijak- sana menyerap kata atau istilah asing semacam itu ke dalam ba- hasa Indonesia dengan menyesuaikan ejaan menurut lafalnya. Salah satu kekurangan mencolok dari penerbitan seri buku ini adalah bahwa teori-teori yang disajikan merupakan teori-teori 12 Psikologi Kepribadian 2 global tentang kepribadian yang sebagian sudah menjadi klasik. Sebagaimana diketahui, sejak dekade enam-puluhan banyak ber- munculan jenis teori kepribadian baru di bidang psikologi di Amerika Utara yang dikenal dengan sebutan teori mini (mini theories). Tidak seperti teori-teori global, jenis teori mini ini me- miliki lingkup pembahasan yang relatif sempit atau berskala kecil, misal tentang atribusi, locus of control, dan sebagainya. Teori- teori miniini biasanya diturunkan dari suatu teori global tertentu. Kecenderungan mengembangkan teori kepribadian berskala terbatas ini dipelopori oleh para psikolog sosial. Namun, bahkan buku Introduction to Theories of Personality (Hallet al., 1985) yang praktis bisa disebut sebagai edisi terbaru dari Theories of Per- sonality (Hall dan Lindzey, 1957, 1970, 1978) pun belum cukup menyajikan teori-teori kepribadian yang sungguh-sungguh mu- takhir atau kontemporer untuk kita sekarang. Terlepas dari segala kekurangan di atas, penerbitan seri buku Psikologi Kepribadian ini jelas akan sangat membantu mengisi kelangkaan atau bahkan ketiadaan teks tentang teori- teori kepribadian dalam bahasa Indonesia yang memaparkan masing-masing teori secara cukup utuh dan menyeluruh. Penge- nalan tentang aneka teori kepribadian yang berasal dari negeri orang ini juga bisa bermanfaat merangsang kita untuk meru- muskan teori kita sendiri tentang kepribadian yang kita refleksikan atau kita gali dari pengalaman kita hidup dan bergaul dalam konteks masyarakat-budaya kita sendiri, Semoga. Editor Dr. A. Supratiknya Pengantar 13 Kepustakaan Hall, C.S, & Lindzey, G. Theories of Personality. New York: John Wiley & Sons.(1957, 1970, 1978). Hall, C.S. et al. Introduction to Theories of Personality. New York: John Wiley & Sons. (1985). Ho, D.Y.F. ’Asian Psychology: A Dialogue on Indigenization and Beyond.” Dalam A. Aganon & Ma. A. David (Eds.). Sikolohi yang Pilipino: Isyu, Pananaw at Kaalaman Manila: Na- tional Bookstore. (1985). (hlm. 105-143). Holzman, P.S. Personality”. Annual Review of Psychology, 25, (1974).hlm. 247-276. Kluckhohn, C. & Murray, H. ”Personality Formation: The Deter- minants.” Dalam Clyde Kluckhohn & Henry A. Murray (Eds.). Personality in Nature, Society, and Culture New York: Alfred-A-Knopf. (1954). (hlm. 53-67). Maddi, S.R. Personality Theories. A Comparative Analysis. Homewood, Ill.: The Dorsey Press.(1980). Pervin, L.A. Personality: Theory, Assessment, and Research. New York: John Wiley & Sons. (1980), DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI 1 PERSONOLOGI MURRAY Struktur Kepribadian Dinamika Kepribadian Perkembangan Kepribadian ... . Penelitian Khas dan Metode Penelitian . Status Sekarang dan Evaluasi Bibliografi.............. TEORI ORGANISMIK.... Kurt Goldstein Struktur Organisme Dinamika Organisme Perkembangan Organisme Penelitian Khas dan Metode Penelitian Andras Angyal Struktur Biosfer Dinamika Biosfer.... ua Perkembangan Kepribadian....... Abraham Maslow Status Sekarang dan Evaluasi Bibliografi . 15 17 24 30 48 58 62 67 71 76 80 85 86 95 96 101 103 106 112 119 15 16 Psikologi Kepribadian 2 3 ROGERS: TEORI YANG BERPUSAT PADA PRIBADI......... Struktur Kepribadian ... Dinamika Kepribadian Perkembangan Kepribadian Penelitian Khas dan Metode Penelitian Status Sekarang dan Evaluasi Bibliografi o.oo 4 PSIKOLOGI EKSISTENSIAL Struktur Eksistensi ......... zi Dinamika dan Perkembangan Eksistensi Penelitian Khas dan Metode Penelitian Status Sekarang dan Evaluasi. Bibliografi 5 PSIKOLOGI TIMUR Psikologi Timur dan Teori-teori Kepribadian Barat Abhidhamma: Teori Kepribadian Timur Meditasi Sikap Penuh Perhatian: Jalan Menuju Perubahan Kepribadian Status Sekarang dan Evaluasi Bibliografi 6 LEWIN: TEORI MEDAN Struktur Kepribadian Dinamika Kepribadian Perkembangan Kepribadian Penelitian Khas dan Metode Penelitian... Status Sekarang dan Evaluasi Bibliografi oe DAFTAR POKOK BAHASAN........ccsennnnnnnenmninnnnanimmenninnn 125 . 132 136 138 143 158 164 171 181 192 199 212 217 221 227 235 255 259 269 275 279 300 313 . 821 332 . 843 349 355 1 PERSONOLOGI MURRAY Pemanfaatan safistikasi di bidang bio- Jogi, praktik klinis, dan psikologi akademik yang dilakukan Henry A. Murray dalam rangka mengembangkan pemikiran teore- tisnya menjadikannya unik di antara para teoretikus kepribadian. Sebagai pemadu yang kaya dari bermacam-macam bakat ini, Murray memiliki gaya tulisan yang cemer- lang diperkaya oleh minatnya yang men- HenryA Murray dalam dan tak pernah padam terhadap bidang kesusasteraan dan kemanusiaan. Teori yang berkembang dari sumber-sumber ini memperlihatkan penghargaan yang luar biasa terhadap peran yang menentukan dari faktor-faktor biologis, penghargaan yang penuh terhadap kompleksitas individual dari organisme manusia, dan perhatian dalam menggambarkan tingkah laku sedemikian rupa sehingga penelitian yang terkontrol merupakan hasil yang wajar dari perumusan-perumusan ini. Fokus teoriiniterletak pada individu-individu denganseluruh kompleksitasnya dan segi pandangan ini diringkaskan dengan istilah "personologi”, yang diciptakan oleh Murray (1983) untuk memberi label bagi usaha-usahanya sendiri dan usaha orang- orang lain yang memiliki keprihatinan mendalam untuk mema- hami individu secara penuh. Secara konsisten ia menekankan kualitas organik tingkah laku, dengan menyatakan bahwa satu bagian tingkah laku tidak dapat dipahami terlepas dari semua 17 18 Psikologi Kepribadian 2 bagian lainnya dalam pribadi yang berfungsi. Berbeda dengan banyak teoretikus lain yang memiliki keyakinan ini, bila perlu Murray sungguh-sungguh bersedia melakukan abstraksi agar bisa melakukan memungkinkan berbagaijenis penelitian khusus, sambil selalu menekankan bahwatugas merekonstruksi harus di- lakukan setelah analisis selesai. Perbedaan lain dengan beberapa teoretikus holistik adalah orientasi ”medan”-nya: ia bersikeras bahwa konteks lingkungan tingkah laku harus dipahami dan di- analisis dengan saksama sebelum orang bisa menjelaskan ting- kah laku individu secara memadai. Murray tidak hanyamenekan- kan secara umum pentingnya faktor-faktor lingkungan, tetapi secara khusus ia telah mengembangkan serangkaian konsep te- rinci yang dimaksudkan untuk merepresentasikan daya-daya lingkungan ini. Dalam pandangan Murray, masalampauatau sejarah individu benar-benar sama pentingnya seperti keadaan individu beserta lingkungannya di masa kini. Seperti psikoanalisis teorinya meng- asumsikan bahwa peristiwa-peristiwa pada masa bayi dan masa kanak-kanak merupakan faktor-faktor yang menentukan tingkah laku orang dewasa. Kesamaan lain antara pandangan ini dan psikoanalisis ialah penekanan tentang pentingnya motivasi tak sadar dan perhatian yang mendalam pada laporan verbal individu yang bersifat subjektif atau bebas, termasuk khayalan-khayal- annya. Dalam banyak hal, ciri paling khusus dari teori ini ialah pem- bahasannya yang sangat terinci dan dengan sangat seksama tentang motivasi. Bagan konsep-konsep motivasi Murray telah digunakan secara luas dan sangat berpengaruh. Ciri khusus se- lanjutnya dari teori tersebut ialah tekanannya yang konsisten pada proses-proses fisiologis yang berkoeksistensi dan terjalin secara fungsional, yang mengiringi semua proses psikologis. Kon- sepnya tentang regnansi (regnancy) yang akan kita bicarakan nanti menyebabkannya selalu berorientasi pada otak sebagai lo- cus atau pusat kepribadian dan semua bagiannya. Murray sering- kali menekankan pentingnya penguraian secara terinci sebagai pendahuluan yang dibutuhkan sebelum orang memasuki peru- musan teoretis dan penelitian yang kompleks. Konsisten dengan Personologi Murray 19 pandangan ini ialah minatnya yang mendalam pada taksonomi dan klasifikasi tuntas yang telah dibuatnya untuk banyak aspek tingkah laku. Murray telah berusaha sungguh-sungguh untuk melakukan kompromi antara tuntutan-tuntutan kompleksitas klinis dan ke- sederhanaan dalam penelitian yang seringkali bertentangan. Ia telah merancang cara-cara untuk menggambarkan, sekurang- kurangnya sebagian keanekaragaman, tingkah laku manusia; dan sekaligus ia juga memusatkan perhatian pada usaha menyu- sun langkah-langkah untuk variabel-variabel yang menduduki peranan sentral dalam bagan teoretisnya. Kedua tekanan ini secara wajar telah mempersempit jurang antara praktik klinis dan laboratorium psikologi. Kini kita telah melihat garis-garis besar personologi Murray, tetapi siapakah tokoh yang telah menyusun teori ini? Henry Murray dilahirkan di New York City pada tanggal 31 Mei 1893, dan mendapatkan pendidikan di Groton School dan Harvard College, memperoleh gelar B.A. pada tahun 1915 dengan bidang studimayor sejarah. Setelah tamat dari Harvard, ia mendaftarkan diri pada Columbia College of Physicians and Surgeons dan tamat dari sana sebagai bintang kelas pada tahun 1919. Pada tahun 1920, ia meraih gelar M.A. dalam bidang biologi dari Columbia dan bertugas sebentar sebagai instruktur dalam bidang fisiologi pada Universitas Harvard, kemudian ia mengambil spesialisasi bedah selama dua tahun pada Presbyterian Hospital di New York. Ia kemudian menjadi anggota staf Institut Rockefeller untuk Riset Kedokteran di New York City dan sebagai asisten ia meng- adakan penelitian embriologiselama dua tahun di sana. Kemudian ia belajar pada Universitas Cambridge di mana ia mengadakan penelitian biokimia sampai meraih gelar Ph.D. dalam bidang bio- kimia pada tahun 1927. Selama selang pendidikannya di Eropah inilah ia tertarik pada psikologi, minat yang diperkuat berkat kunjungannya ke Carl Jung di Zurich, "seorang cerdas, totok, bulat pertama ... yang pernah saya temui.” Kami berbicara berjam-jam, berlayar di danau dan merokok di depan tungku perapian di tempat peristirahatannya yang bergaya Faustus, ’Pintu-pintu pembuka ke arah dunia keajaiban yang 20 Psikologi Kepribadian 2 luas dan saya melihat hal-hal yang tidak pernah terbayangkan oleh filsafat yang saya anut. Dalam waktu satubulan, kebimbangan menghadapi serangkaian masalah yang bercabang diputuskan, dan saya segera menjatuhkan pilihan pada psikologi dalam. Saya telah mengalami ketidaksadaran, sesuatu yang tidak mungkin diperoleh dari buku-buku (Murray, 1940, hlm. 153). Jadi, dengan minat yang mendalam pada psikologi, Murray kembali ke negaranya, ke Institut Rockefeller di mana ia menetap selama satu tahun sebagai anggota, sebelum pada tahun 1927 me- nerima untuk datang ke Universitas Harvard sebagai instruktur dalam bidang psikologi. Pemilihan yang agak aneh atas orang yang luar biasa ini, yang tidak pernah dididik dalam psikologi akademik, oleh sebuah departemen akademik ternama diatur oleh Morton Prince yang baru saja mendirikan Klinik Psikologi Harvard. Klinik ini mengemban misi yang jelas, yakni membuka kesempatan untuk riset dan pendidikan di bidang psikologi ab- normal dan dinamik, dan Prince yang tengah mencari sarjana yangmasih muda dan yang dapat diandalkan untuk mengarahkan masa depan klinik, memilih Murray. Pada tahun 1928, Murray diangkat menjadi lektor dan direktur Klinik Psikologi itu, dan pada tahun 1937, ia menjadi lektor kepala. Ia adalah salah se- orang anggota pendiri Perkumpulan Psikoanalisis Boston, dan pada tahun 1935, ia telah menyelesaikan pendidikannya dalam psikoanalisis di bawah Franz Alexander dan Hans Sachs. Laporan yang sangat menarik tentang analisis pendidikannya dan sikap- sikapnya terhadap psikoanalisis termuat dalam sebuah simposium tentang para psikolog dan psikoanalisis (Murray, 1940). Selama kira-kira 15 tahun sebelum perang meletus, Klinik Psikologi Harvard di bawah kepemimpinan intelektual dan spi- ritual Henry Murray, merupakan pusat kegiatan teoretis dan empiris yang sangat kreatif. Murray menghimpun sekelompok mahasiswa muda yang cakap dan usaha-usaha bersama mereka dalam merumuskan dan meneliti kepribadian manusia sungguh- sungguh membuahkan hasil. Buku Explorations in personality (1938) memuat sebagian laporan hasil kerja selama masa tersebut, tetapi hasil-hasil yang terpenting memancar dalam bentuk nilai- nilai, konsepsi-konsepsi, dan intensi-intensi pada tokoh-tokoh Personologi Murray 21 perorangan, seperti Donald W. MacKinnon, Saul Rosenzweig, R. Nevitt Sanford, Silvan S. Tomkins, dan Robert W. White. Pada klinik ini untuk pertama kalinya psikoanalisis mendapatkan perhatian dari kalangan akademik yang sungguh-sungguh serius, dan berbagai usaha yang sangat giat dilakukan bertujuan me- nemukan cara untuk menerjemahkan penemuan-penemuan klinis yang sangat cemerlang dari Freud ke dalam operasi-operasi eks- perimental agar sampai taraf tertentu dapat dikonfirmasikan atau ditolak secara empiris. Murray tidak hanya berhasil men- ciptakan kegairahan dan mendorong penemuan-penemuan di kalangan para mahasiswanya, tetapi klinik ini juga terbuka bagi sarjana-sarjana senior dari berbagai bidang (Erik Homburger Erikson, Cora DuBois, Walter Dyk, H. Scudder McKeel) sehingga kegiatannya memiliki warna interdisipliner. Masa ini berakhir pada tahun 1943 ketika Murray mening- galkan Harvard untuk bergabung dengan Korps Dokter Tentara, dimanasebagaimayor dankemudianletnan kolonel, iamembentuk dan memimpin biro pengukuran psikologis untuk Office of Stra- tegic Services. Organisasinya diserahi tugas yang sulit untuk me- nyaring calon-calon bagi tugas-tugas yang kompleks, rahasia, dan berbahaya. Kegiatan-kegiatan kelompok ini telah diringkaskan dalam Assessment of men (1948). Karyanya dalam Ketentaraan menyebabkan ia dianugerahi Legion of Merit pada tahun 1946. Pada tahun 1947 ia kembali ke Harvard menjadi lektor part-time dalam bidang psikologi klinis pada Department of Social Relations yang baru dibentuk dan pada tahun 1950 ia diangkat menjadi profesor psikologi klinis. la membangun The Psychological Clinic Annex (Ruangan Tambahan Klinik Psikologi) pada Universitas Harvard pada tahun 1949 tempat ia dan beberapa temannyaserta mahasiswa-mahasiswa tingkat paska sarjana mengadakan pene- litian-penelitian tentang kepribadian, termasuk mengumpulkan 88 sejarah kasus yang panjang-panjang. Murray menjadi profesor emerifus pada tahun 1962. Ia telah dianugerahi Distinguished Scientific Contribution Award dari American Psychological Asso- ciation, dan juga Gold Medal Award dari American Psychological Foundation karena seluruh hidupnya disumbangkan untuk bidang tersebut. 22 Psikologi Kepribadian 2 Selain memperbaiki dan memperluas pandangan-pandang- anteoretisnya, Murray mengalihkan perhatiannya pada beberapa masalah kehidupan kontemporer yang lebih luas, termasuk peng- hapusan perang dan penciptaan suatu negara dunia (Murray, 1960a, 1961, 1962b). Murray adalah seorang pakar bersemangat yang memiliki kemampuan imajinasi kreatif yang ditempa oleh pemikiran jernih untuk memecahkan setiap masalah yang me- nimpa manusia. Ia melontarkan kritik tajam terhadap psikologi karena telah menonjolkan gambaran negatif tentang manusia dan karena ajarannya tentang ”narsisisme yang jahat”. Murray dengan tegar memperjuangkan suatu psikologi yang humanistik, optimistik. Pengalaman penelitian dan pendidikan Murray dalam bidang biologi dan kedokteran menumbuhkan penghargaannya yang mendalam dan yang secara konsisten diperlihatkannya terhadap pentingnya faktor-faktor fisik dan biologis dalam tingkah laku. Pengalamannya dengan diagnosis medis nyata-nyata telah meng- akibatkan keyakinannya bahwa kepribadian secara ideal harus diperiksa oleh team yang terdiri atas sejumlah spesialis dan da- lam pemeriksaan itu pernyataan dari subjek tentang dirinya sen- diri harus benar-benar didengar. Perhatiannya terhadaptaksonomi atau klasifikasitingkah laku dan juga keyakinannya bahwa pene- litian yang cermat terhadap kasus-kasus individu adalah sesuatu yang hakiki demi kemajuan psikologi di masa mendatang juga sangat sesuai dengan latar belakang kedokterannya. Pengetahu- annya yang luas tentang mitologi (1960b) dan karya-karya besar dalam bidang kesusasteraan di masa lampau maupun masa kini, khususnya pengetahuannya tentang Melvilledan karya-karyanya, telah memberinya sumber ide-ide yang tak pernah kering tentang manusia dan potensi-potensinya ke arah kebaikan dan kejanatan. Pemikiran yang sangat bagus dari Alfred North Whitehead mem- berikannya model pemikiran logis dan sintetis, sedangkan Law- rence J. Henderson yang lugas tetapi cerdas memberinya model kekuatan (rigor) dan orientasi kritis. Hutang budinya terhadap tokoh-tokoh ini dan banyak tokoh lainnya, termasuk beberapa ge- nerasi cendekiawan, banyak dinyatakan dalam empat dokumen yang sangat pribadi (1940, 1959, 1967, 1968a) dan dalam sebuah Personologi Murray 23 buku esei yang ditulis untuk menghormati Murray (White, 1963). Dari silsilah yang begitu kompleks tidak mengherankan bahwa produk yang berkembang itu merupakan struktur yang terinci dan berdimensi luas. Jelas bagi semua orang yang mengenalnya bahwa bakat dan pengabdian Murray bagi penelitian tentang kepribadian manusia hanya sebagian diungkapkan dalam karya-karyanya yang diter- bitkan. Komentar-komentar lepas dan ide-ide (pemikiran-pemi- kiran) yang dikemukakannya dengan bebas tentang bermacam- macam topik yang tak habis-habisnya yang merupakan bagian yang tak bisa dipisahkan dari acara makan siang pada Klinik Psikologi, telah memberikan ide-ide penelitian yang berguna bagi berlusin-lusin mahasiswa dan sejawatnya. Sayang tidak semua pesan ini jatuh pada tanah yang subur dan orang hanya dapat menyesal bahwa kata-kata yang diucapkan itu tidak direkam untuk memperkaya tulisan-tulisannya (catatan tertulis). Kecen- derungan Murray untuk hanya mengungkapkan buah-buah pikir- annya yang khusus tampak dengan jelas dalam terbitan-terbitan hasil penelitiannya yang intensif tentang Herman Melville, yang berlangsung selama 25 tahun. Tahun-tahun yang diisinyadengan kerja penuh dedikasi ini menyebabkan ia mendapat reputasi yang tak tertandingi di antara ahli-ahli yang melakukan kajian tentang Melville, namun sebegitu jauh ia hanya menerbitkan dua makalah mengenai penulis yang sangat menarik ini. Salah satu makalah adalah analisis yang cemerlang tentang arti psikologis dari Moby Dick (Murray, 1951c), dan yang lainnya adalah pengantar dan analisis yang mendalam tentang Pierre (Murray, 1949a), salah satu di antara novel-novel Melville yang sangat memikat dan me- ngagumkan. Di tengah kelangkaan sumber tertulis ini, kami berpendapat bahwa teori dan penelitian psikologi Murray tersajikan secara paling bagus dalam Explora': 7s in personality (1938), yang me- ringkaskan hasil-hasil pikiran dan penelitian StafKlinik Psikologi pada akhir dasawarsa pertama keberadaannya. Sebagianlaporan dari sejumlah penelitian berikutnya termuat dalam A clinical study of sentiments (1945), yang ditulis bersama Cristiana Morgan, se- orang sejawat lama, dan dalam Studies of stressful interpersonal 24 Psikologi Kepribadian 2 disputations (1963). Perubahan-perubahan penting yang terjadi dalam keyakinan-keyakinan teoretisnya selama tahun-tahun ber- ikutnya palingjelas tampak dalar suatu babyangditulis bersama Clyde Kluckhohn (1953), suatu bab yang diterbitkan dalam Toward a general theory of action (1951a), suatu artikel yang diterbitkan dalam Dialectica (1951b), suatu ceramah yang diberikannya di Universitas Syracuse (1958), suatu bab yang ditulis untuk Psy- chology: a study of a science (1959), dan suatu artikel yang ditulis untuk International encyclopedia of the social sciences (1968b). The Manual of Thematic Apperception Test (1943) merupakan peng- antar yang paling baik untuk mengenal instrumen kepribadian ini, dikerjakan bersama Cristiana Morgan (Morgan dan Murray, 1935), yang telah menjadi salah satu di antara alat-alat empiris yang sangat penting dan digunakan secara luas oleh ahli klinis dan peneliti kepribadian. Kepekaan dan kepiawaian yang luar biasa yang telah diperlihatkan Murray dalam membuat alat un- tuk memeriksa dan menganalisis kapasitas-kapasitas dan kecen- derungan-kecenderungan manusia disajikan dengan jelas dalam Assessment of men (1948). Struktur Kepribadian Hakikat kepribadian beserta pemerolehan-pemerolehan dan pencapaian-pencapaiannya menempati porsi besar dalam teori Murray. Pandangan-pandangannya tentang struktur kepribadian sangat dipengaruhi oleh teori psikoanalitik, meskipun dalam ba- nyak hal berbeda secara mencolok dari pandangan Freudian ortodoks. Murray agak hati-hati memakai kata "struktur” karena konotasinya dengan sifat tetap, teratur, dan tunduk pada suatu hukum. Ia berpendapatbahwa kepribadian biasanya berada dalam keadaan yang terus berubah. Di sini kita akan membicarakan definisi Murray tentang kepribadian dan konsep-konsep yang telah dikembangkannya dalam usaha menjelaskan hakikat ke- pribadian. Personologi Murray 25 Definisi Kepribadian Meskipun Murray telah mengemukakan banyak definisi ten- tang kepribadian pada kesempatan yang berbeda-beda, namun komponen-komponen yang penting dari definisi-definisi ini dapat diringkaskan sebagai berikut: 1. Kepribadian individu adalah abstraksi yang dirumuskan oleh teoretikus dan bukan merupakan gambaran tentang tingkah laku individu belaka. 2. Kepribadian individuadalah rangkaian peristiwa yang secara ideal mencakup seluruh rentang hidup sang pribadi. "Sejarah kepribadian adalah kepribadian itu sendiri.” 3. Definisi kepribadian harus mencerminkan baik unsur-unsur tingkah laku yang bersifat menetap dan berulang maupun unsur-unsur yang baru dan unik. 4. Kepribadian adalah fungsi yang menata atau mengarahkan dalam diri individu. Tugas-tugasnya meliputi mengintegra- sikan konflik-konflik dan rintangan-rintangan yang dihadapi individu, memuaskan kebutuhan-kebutuhan individu dan menyusun rencana-rencana untuk mencapai tujuan-tujuan di masa mendatang. 5. Kepribadian terletak di otak. ”Tanpa otak, tidak ada kepri- badian.” Jadi, cara Murray merumuskan kepribadian menunjukkan bahwa ia sangat berorientasi pada pandangan yang memberi bobot memadai pada sejarah organisme, fungsi kepribadian yang bersifat mengatur, ciri-ciri berulang dan baru pada tingkah laku individu, hakikat kepribadian yang abstrak atau konseptual, dan proses-proses fisiologis yang mendasari proses-proses psikologis. ”Proceeding” dan Serial Data pokok seorang psikolog adalah proceeding”, yakni interaksi antara subjek dan objek, atau antara subjek dan subjek, dalam jangka waktu cukup lama sehingga mencakup unsur-un- sur penting dalam suatu sekuens tingkah-laku tertentu. Meminjam kata-kata Murray : 26 Psikologi Kepribadian 2 w. proceeding adalah hal-hal yang kita amati, dan yang kita coba menggambarkannyadengan model-model, dan menjelaskannya hal- hal yang kita coba meramalkannya, fakta-fakta dengan mana kita menguji kejituan perumusan-perumusan kita (Murray, 1951b, hlm. 269-270). Meskipun dalam keadaan-keadaan tertentu kita bisa meru- muskan proceeding dengan tepat, misalnya, suatu respon verbal berikutjawabannya,namun biasanya kita hanya bisa memberikan definisi yang sangat umum. Dalam konteks demikian Murray menyatakan bahwa "Secara ideal lamanya suatu proceeding ditentukan oleh (1) permulaan, dan (2) penyelesaian, suatu pola tingkah laku yang secara dinamis penting ....” (Murray, 1951b, him. 269). Konsepsi bahwa satuan dasar bagi seorang psikolog berupa proceeding ini mencerminkan keyakinan Murray bahwa tingkah laku tidak mungkin terlepas dari dimensi waktu. Jadi proceeding merupakan kompromi antara keterbatasan praktis yang diten- tukan oleh kepandaian dan teknik peneliti dan fakta empiris bahwa tingkah laku berada dalam dimensi waktu. Murray menge- mukakan bahwa proceeding dapat digolongkan menurut apakah sifatnya internal (melamun, memecahkan masalah, menyusun rencana dalam keheningan) atau eksternal (berinteraksi dengan orang-orang atau objek-objek dalam lingkungan). Proceeding eks- ternal memilikidua aspek: aspek pengalaman subjektif dan aspek tingkah laku objektif. Ditinjau dari berbagai segi, penggambaran tingkah laku menurut proceeding adalah sungguh-sungguh memadai. Akan tetapi dalam keadaan tertentu perlu menempatkan tingkah laku yang berlangsung dalam periode yang lebih lama dalam satu ke- satuan atau perumusan. Satuan tingkah laku fungsional yang lebih panjang ini disebut serial. urutan proceeding yang terputus-putus namun terorganisasi secara terarah bisa disebut serial. Jadi suatu serial (misalnya persa- habatan, perkawinan, karier di bidang bisnis) merupakan satuan fungsional yang relatif panjang yang hanya dapat dirumuskan secara kasar. Orang harus membuat catatan-catatan tentang pro- ceeding-proceeding yang penting sepanjang perjalanannya dan Personologi Murray 27 memperhatikan indeks-indeks perkembangan, berupa perubahan- perubahan disposisi, bertambahnya pengetahuan, bertambahnya kemampuan, peningkatan kualitas pekerjaan yang berhasil disele- saikan, dan sebagainya. Tidak satu pun proceeding dalam serial dapat dipahami terlepas dari proceeding-proceeding lain yang men- dahuluinya serta tujuan-tujuan dan harapan-harapan si pelaku, cita-citanya di masa depan (Murray, 1951b, hlm. 272). Jadi, penggambaran tingkah laku dalam bentuk serial-serial menjadi perlu karena proceeding-proceeding tertentu begitu erat berhubungan satu sama lain sehingga tidak mungkin meneliti- nya secara sendiri-sendiri tanpa merusakkan artinya secara ke- seluruhan. Program Serial dan Jadwal Fungsi yang sangat penting bagi individu dilayani oleh pro- gram-program serial, yakni penyusunan secara teratur atas sub-sub tujuan yang merentang ke arah masa depan mungkin sampai jangka waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun dan yang, jika berlangsung dengan baik, akhirnya akan mencapai suatu keadaan akhir yang diinginkan. Jadi, individu mencita- citakan tujuan untuk menjadi dokter tetapi di antara situasi se- karang dan tujuan ini terbentang tahun-tahun belajar dan pendi- dikan khusus. Apabila ia mengembangkan serangkaian subtujuan, yang masing-masing mempunyai peranan makin mendekatkan orang yang bersangkutan pada titel dokter, maka ini bisa disebut suatu program serial. Sama juga pentingnya adalah jadwal-jadwal yang merupa- kan sarana-sarana untuk mereduksikan konflik di antara kebu- tuhan-kebutuhan dan objek-objek tujuan yang saling bersaing dengan cara mengatur penyaluran kecenderungan-kecenderungan ini pada waktu yang berbeda-beda. Dengan bantuan jadwal, indi- vidu akan dapat menyalurkan secara maksimal berbagai tujuan- nya. Apabila orang mampu menyusun jadwal-jadwal secara efisien, maka ia akan dapat mengurangi kuantitas dan intensitas konflik- konfliknya secara mencolok. Terakhir Murray memasukkan program-program serial dan jadwal-jadwal ke dalam istilah ordinasi, yang mencakup proses 28 Psikologi Kepribadian 2 membuat perencanaan maupun hasil proses tersebut — yakni, program atau jadwal yang tersusun. Menurut pandangan-pan- dangan terakhir Murray, ordinasi merupakan proses jiwa tinggi setingkat dengan kognisi atau pemahaman. Tujuan kognisi ialah pemahaman konseptual yang menyeluruh tentang lingkungan, tetapi begitu situasi eksternal telah cukup dipahami, maka proses ordinasi tampil untuk mengatur penentuan kebijakan dan peren- canaan strategi serta taktik-taktik. Abilitas dan Prestasi Berbeda dengan banyak psikolog kepribadian, secara konsis- ten Murray menaruh minat pada abilitas dan prestasi serta me- mandang kualitas-kualitas ini sebagai bagian kepribadian yang penting. Komponen-komponen individu ini menjalankan fungsi sentral menjembatani disposisi-disposisi dengan tindakan serta hasil-hasil ke arah mana disposisi-disposisi ini ditujukan. Praktis dalam semua penelitian kepribadiannya subjek-subjeknya dikenai pemeriksaan mengenai berbagai bidang abilitas dan prestasi: fisik, mekanik, kepemimpinan, sosial, ekonomi, erotik dan inte- lektual. Pembentukan Kepribadian Sekalipun kitamemandang pribadi sebagai gejala yang selalu berubah, namun masih tetap ada stabilitas-stabilitas atau struktur- struktur tertentu yang lambat laun muncul dan yang sangat penting untuk memahami tingkah laku. Untuk menggambarkan struktur-struktur mental ini, Murray meminjam istilah ego, id, dan superego dari psikoanalisis, tetapijuga mengemukakan unsur- unsur khas dalam mengembangkan konsep-konsepnya ini. Murray setuju dengan Freud yang memandang id sebagai gudang impuls-impuls yang bersifat primitif dan tak dapat dite- rima. Disinilah letak sumber energi, sumber segala motif yang dibawa sejak lahir, diri yang buta dan belum beradab. Lebih dari itu, Murray berpendapat bahwa id juga berisiimpuls-impuls yang dapat diterima oleh diri maupun masyarakat. Id berisi impuls- impuls ke arah yang baik dan yang jahat, selain itu kekuatan kecenderungan-kecenderungan ini berbeda-beda antara individu image not available 30 Psikologi Kepribadian 2 masa kanak-kanak dibandingkan pandangan psikoananalitik ortodoks. Dalam perkembangan yang normal, hubungan antara ketiga pranata ini akan berubah, sehingga kalau sebelumnya id sangat berkuasa, maka giliran superego dan akhirnya ego mulai memegang peranan yang menentukan. Dalam keadaan paling . bahagia, superego yang matang serta ego yang kuat dan cakap” bersama-sama mampu mengatur penyaluran impuls-impuls id secaramemadai dengan cara-cara yang secara kultural dibenarkan. Dalam revisi terakhir dari teorinya, Murray (1959) mene- kankan pembentukan-pembentukan kepribadian yanglebih positif. Ia yakin bahwa ada proses-proses formatif dan konstruktif yang tidak hanya berguna bagi kelangsungan hidup atau sebagai per- tahanan-pertahanan terhadap kecemasan, tetapi juga memiliki energi-energi, tujuan-tujuan, dan pemenuhan-pemenuhannya sendiri. Orang perlu kreatif dan imajinatif, menyusun dan men- ciptakan agar ia tetap sehat secara psikologis. Sesungguhnya imajinasi yang kreatif merupakan aspek kepribadian yang paling kuat, dan merupakan aspek yang kerapkali paling sedikit diberi kesempatan untuk berkembang. Dinamika Kepribadian Sumbangan Murray yang paling khas bagi teori psikologi adalah pembahasannya tentang perjuangan, pencarian, keinginan, hasrat dan kemauan manusia. Orang mungkin berkata bahwa pandangannya pertama-tama merupakan psikologi motivasi. Pe- musatan pada proses motivasi ini sesuai benar dengan keyakinan Murray bahwa penelitian tentang kecenderungan-kecenderungan seseorang yang bersifat mengarahkan merupakan kunci untuk memahami tingkah laku manusia ”... hal yang paling penting diketahui tentang individu ... ialah keterarahan (keterarahan-ke- terarahan) kegiatan-kegiatannya, baik mental, verbal, atau fisik” (Murray, 1951b, hlm. 276). Perhatian Murray pada keterarahan telah membawanya sampai pada sistem konstruk-konstruk mo- tivasi yang dilukiskan secara paling kompleks dan teliti yang dapat ditemukan dalam kancah psikologikontemporer. Perhatian- pernatiannya terhadap taksonomi terungkap dengan jelas di sini Personologi Murray 31 dalam klasifikasi yang dilakukannya dengan tekun dan mendalam tentang unsur-unsur tingkah laku manusia dipandang dari segi faktor-faktor penentu atau motif-motif yang melatarbelakanginya. Murray tentu saja bukan orang pertama yang sangat mene- kankan pentingnya analisis motivasi. Akan tetapi perumusan- perumusannya mengandung beberapa unsur khas. Meskipun arus yang kuat dalam psikologi mengalir ke arah kesederhanaan dan penggunaan sejumlah kecil konsep-konsep, namun Murray tetap berpendapat bahwa pemahaman yang memadai tentang tingkah laku manusia harus bersandar pada sistem yang meng: gunakan cukup banyak variabel untuk menggambarkan sekurang- kurangnya sebagian, kompleksitas motif-motif manusia. Ia juga telah berusaha keras memberikan definisi-definisi empiris bagi variabel-variabelnya yang kalaupun tidak sempurna, tetapi seku- rang-kurangnya jauh melebihi kemampuan operasional keba- nyakan teori sebelumnya di bidang motivasi manusia. Hasil dari usaha-usaha ini adalah sekumpulan konsep yang merupakan langkah yang berani untuk menjembatanijurang antara deskripsi klinis dan tuntutan-tuntutan penelitian empiris. Dalam membahas teori motivasi Murray, kita akan mulai membicarakan konsep kebutuhan, yang sejak permulaan telah merupakan fokus usaha-usaha konseptualnya, disusul dengan pembicaraan tentang konsep-konsep sejenis, seperti tekanan, re- duksi tegangan, tema, integrasi kebutuhan, tema kesatuan, dan regnansi. Akhirnya kita akan kembali pada konsepnya tentang nilai dan vektor yang saling berhubungan, yang merupakan perkembangan lebih baru dalam teorinya. Kebutuhan Meskipun konsep kebutuhan telah digunakan di mana-mana dalam psikologi, namun tidak ada teoretikus lain yang telah mengemukakan analisis atas konsep itu dengan begitu teliti dan memberikan suatu taksonomi yang demikian lengkap seperti yang telah dilakukan Murray. Rincian analisis Murray tentang konsep ini tercermin dalam definisinya: Kebutuhan adalah suatu konstruk (fiksi disepakati atau konsep hipotetis) yang mewakili suatu daya ... pada bagian otak, kekuatan 32 Psikologi Kepribadian 2 yang mengatur persepsi, apersepsi, pemahaman, konasi dan kegiatan sedemikian rupa untuk mengubah situasi yang ada dan yang tidak memuaskan ke arah tertentu. Kebutuhan kadang-kadang langsung dibangkitkan oleh proses-proses internal tertentu .... tetapi lebih sering (bila dalam keadaan siap) oleh terjadinya salah satu dari sejumlah kecil tekanan yang secara umum efektif (pengaruh-pe- ngaruh lingkungan).... Jadi, kebutuhan menyatakan dirinya dengan mengarahkan organisme untuk mencari atau menghindari, atau apabila bertemu, mengarahkan perhatian dan memberi respon ter- hadap jenis-jenis tekanan tertentu .... Setiap kebutuhan secarakhas dibarengi oleh perasaan atau emosi tertentu dan akan memakai cara-cara tertentu ... untuk meningkatkan kecenderungannya. Ke- butuhan itu mungkin lemah atau kuat, bersifat sementara atau tahan lama. Tetapi biasanya ia bertahan lama dan menimbulkan serangkaian tingkah laku terbuka (atau fantasi) yang ... mengubah situasi permulaan sedemikian rupa untuk menghasilkan situasi akhir yang menenangkan (meredakan atau memuaskan) organisme (Murray, 1938, hlm. 123-124 ), Dari definisi ini kita lihat bahwa konsep kebutuhan, sama seperti konsep kepribadian, merupakan sesuatu yang abstrak atau hipo- tetis namun demikian berkaitan dengan proses-proses fisiologis dalam otak. Tampak juga bahwa kebutuhan-kebutuhan bisa di- bangkitkan daridalam atau digerakkan sebagai akibat rangsangan dari luar. Dalam kedua hal tersebut, kebutuhan membuat organ- isme aktifdan terus aktif sampaisituasi organisme dan lingkungan diubah untuk mereduksikan kebutuhan tersebut. Beberapa kebu- tuhan dibarengioleh emosi-emosi atau perasaan-perasaan tertentu dan seringkali dibarengi oleh tindakan-tindakan instrumental tertentu yang efektif untuk menghasilkan keadaan akhir yang diinginkan. Murray menyatakan bahwa adanya kebutuhan dapat disim- pulkan dari: (1) akibat atau hasil akhir tingkah laku, (2) polaatau cara khusus tingkah laku yang bersangkutan, (3) perhatian dan respon selektif terhadap kelompok objek stimulus tertentu, (4) ung- kapan emosi atau perasaan tertentu dan (5) ungkapan kepuasan apabila akibat tertentu dicapai atau kekecewaan apabila akibat itu tidak tercapai (1983, hlm. 124). Laporan-laporan subjektif ten- tang perasaan-perasaan, kecenderungan-kecenderungan dan tujuan-tujuan memberikan kriteria tambahan. Setelah diberikan Personologi Murray 33 definisi umum dan kriteria di atas untuk menyimpulkan atau menggolongkan kebutuhan-kebutuhan, Murray, setelah meneliti secara intensif sejumlah kecil subjek, mencapai suatu daftar se- mentara yang terdiri dari duapuluh kebutuhan. Meskipun daftar ini telah mengalami perubahan dan perincian berulangkali,namun duapuluh kebutuhan asli itu masih tetap sangat representatif. Variabel-variabel ini disajikan dalam Explorations in personality (1938) dilengkapi dengan contoh-contoh fakta yang berhubungan dengan masing-masing kebutuhan, termasuk contoh-contoh soal kuesioneruntuk mengukur kebutuhan yang bersangkutan, emosi- emosi yang menyertainya, dan contoh-contoh kebutuhannya sen- diri. Duapuluh kebutuhan itu disajikan dan dirumuskan dengan singkat pada Tabel 1-1. TIPE-TIPE KEBUTUHAN. Hingga kini, kita telah melihat bagaimana Murray merumuskan kebutuhan, kita telah memeriksa kriteria yang diberikannya untuk menentukan kebutuhan-kebu- tuhan itu, dan kita telah melihat daftar kebutuhan-kebutuhan tersebut. Di samping ini, penting kiranya untuk meninjau dasar untuk membedakan aneka tipe kebutuhan. Pertama, ada perbe- daan antara kebutuhan-kebutuhan primer dan kebutuhan-ke- butuhan sekunder. Kebutuhan-kebutuhan primer atau kebutuhan- kebutuhan viskerogenih (viscerogenic needs) berhubungan dengan peristiwa-peristiwa organis tertentu yang khas, dan secara khusus berkenaan dengan kepuasan-kepuasan fisik. Contohnya ialah kebutuhan akan udara, air, makanan, seks, laktasi, kencing, dan defekasi. Kebutuhan-kebutuhan sekunder atau kebutuhan-ke- butuhan psikogenik (psychogenic needs) dianggap berasal dari kebutuhan-kebutuhan primer dan ditandai oleh tidak adanya hubungan fokal dengan proses-proses organis atau kepuasan fisik khusus. Contohnya ialah kebutuhan akan belajar (pemerolehan), konstruksi, prestasi, pengakuan, ekshibisi, kekuasaan, otonomi, dan kehormatan. Kedua, kita telah membedakan antara kebutuhan-kebutuhan terbuka (overt needs) dan kebutuhan-kebutuhan tertutup (covert needs), yakni kebutuhan-kebutuhan yang nyata dan kebutuhan- kebutuhan yang laten atau tersembunyi. Disinikitamembedakan antara kebutuhan-kebutuhan yang kurang lebih dapat diungkap-

You might also like