You are on page 1of 50
PENGADILAN PAJAK Salinan Resmi Putusan Pengadilan Pajak PUT -002067.16/2018/PP/MXVIIIA Tahun 2020 Diucapkan tanggal: 25 Agustus 2020 Mengenai Banding dari: Nama : PT, Danareksa Capi NPWP/NOP : 02.553.868.7-093.000 Alamat : Gedung Danareksa Lantai 1 Jalan Medan Merdeka Selatan Nomor 14 Gambir, Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10110 terhadap Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor: KEP-01002/KEB/WPI.19/2017 tanggal 15 Desember 2017 tentang Keberatan Wajib Pajak atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Masa Pajak Desember 2015, Dikirim kepada: Kepala KPP Wajib Pajak Besar Empat Jakarta, 10 September 2020 ( PUTUSAN Nomor PUT-002087.16/2018/PP/M.XVIIIA Tahun 2020 “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA” PENGADILAN PAJAK Memeriksa dan memutus sengketa pajak dengan Acara Biasa pada tingkat pertama dan terakhir, terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP- 01002/KEBMWPJ.19/2017 tanggal 15 Desember 2017 tentang Keberatan Wajib Pajak atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Masa Pajak Desember 2015 Nomor 00065/207/15/093/17 tanggal 12 April 2017, yang terdaftar dalam berkas sengketa Nomor 002067.16/2018/PP, telah mengambil putusan sebagai berikut dalam sengketa antara: PT Danareksa Capital, NPWP 02.553.868.7-093.000, beralamat di Gedung Danareksa Lantai 1 Jalan Medan Merdeka Selatan Nomor 14 Gambir, Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10110 dalam hal ini hadir dalam beberapa kali persidangan yang diwakili oleh Kuasa Hukum yang diberi kuasa oleh Sdr. Uriep Budhi Prasetyo, Jabatan Direktur berdasarkan Akta Notaris Mochamad Nova Faisal, S.H. Nomor 03 tanggal 9 November 2017 tentang Pemyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Di luar Rapat PT Danareksa Capital, terakhir hadir pada sidang tanggal 26 Februari 2019, diwakili oleh: 1. Nama : Bimantiyo, S.E., M.Ak., Jabatan : Asisten Manager Finance Accounting & Tax, Surat Kuasa S-09/006/FAT-DCP tanggal 26 Februari 2018, 2. Nama Mohammad Farug Sulaiman, S.E., S.H., Jabatan : Kuasa Hukum, Nomor Surat Kuasa_: S-09/005V/FAT-DCP tanggal 26 Februari 2018, Izin Kuasa Hukum — : KEP-139/PP/IKH/2017, untuk selanjutnya disebut sebagai Pemohon Banding; MELAWAN Direktur Jenderal Pajak, berkedudukan di Jalan Jenderal Gatot Subroto Nomor 40- 42 Jakarta 12190, dalam hal ini diwakili oleh: 14. Nama/NIP : Agung Nugroho/198002012001121002, Jabatan : Penelaah Keberatan, Unit Organisasi : Direktorat Keberatan dan Banding, Surat Tugas : ST-116/PJ.07/2018 tanggal 4 Januari 2019 2. Namai/NIP : Yasti Miyarsih/197402061994032002, Jabatan : Penelaah Keberatan, Unit Organisasi : Direktorat Keberatan dan Banding, Surat Tugas : ST-116/PJ.07/2018 tanggal 4 Januari 2019 3. Nama/NIP : Abdul Haris/197104141992011001, Jabatan : Penelaah Keberatan, Unit Organisasi : Direktorat Keberatan dan Banding, Surat Tugas : ST-116/PJ.07/2018 tanggal 4 Januari 2019, 4. Nama/NIP : Irawan Sastra Ariwijaya/198001262001121001, Jabatan : Penelaah Keberatan, Unit Organisasi : Direktorat Keberatan dan Banding, Surat Tugas : ST-11839/PJ.07/2018 tanggal 6 November 2018, 5. Nama/NIP : Toni Siswanto/197802182000121004, Jabatan : Penelaah Keberatan, Unit Organisasi _: Direktorat Keberatan dan Banding, ‘Surat Tugas : ST-6869/PJ.07/2018 tanggal 13 Juli 2018, untuk selanjutnya disebut sebagai Terbanding; Pengadilan Pajak tersebut: Telah_membaca Penetapan Ketua Pengadilan Pajak Nomor PEN- 01123/PP/BR/2018 tanggal 23 Juli 2018; Telah membaca Surat Banding Nomor S-09/007I/FAT-DCP tanggal 27 Februari 2018; Telah membaca Surat Uraian Banding Nomor S-1866/WP4J.19/2018 tanggal 31 Mei 2018; Telah membaca Surat Bantahan Nomor S-09/008I/FAT-DCP tanggal 22 Mei 2018 Telah mendengar keterangan para pihak yang bersengketa dalam persidangan; Telah membaca dan memeriksa bukti-bukti tertulis maupun surat lainnya yang disampaikan para pihak yang diajukan dalam persidangan; TENTANG DUDUK SENGKETA Menimbang, bahwa Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar a quo Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Masa Pajak Desember 2015 diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Empat berdasarkan Laporan Pemeriksaan Pajak Nomor LAP-00167/WPJ.19/KP.0405/RIK.SIS/2017 tanggal 12 April 2017 dengan perhitungan sebagai berikut: “TOMLAR RUPIAH WENURUT No URAIAN PENGUSAHA, KENAPAJAK Rewe 1 | Basar Pengenaan Pajak ‘Alas Penyerahan Barang dan Jasa yang terutang PN: ‘1 Ekepor 12.2 Penyerahan yang PPN nya harus dipungut seni 12.3 Penyershan yang PPN nya dipungutolah Pemungut PPN, ‘4 Penyerahan yang PPN nia tidak clpungut 125 Penyerahan yang dlbebaskan dari pengenaan PPN 2.6 Jumlah (a. 1¥a2+0,3¢a.44a°5), 1b Alas Penyerahan Barang dan Jasa yang tidak terutang PN ‘Jumiah Selurun Panyerahan (a.6%b) ‘Atas Impor 8KP/Pomanfaatan BKP Tidak Berwujud dari Luar Dsersh Pabean/Pemanfaatan JKP dar Luar Daerah Paboar/Pemungutan Pajak ‘lon Pemungut Pajak! Kegiatan Membangun SendiriPenyerahan ates a 3 ‘AktvaTelap yang. MenurutTujsan | Semula Tidak Untuk Diperjualbelkaniparaichan Yang PPN-nya tidak seharusnye cibebaskan atau tidak sipungut tanggung jawab secara rentong: 8.1 Impor BAP o 6.2 Pomanfaatan BKP tidak borwujud dari Luar Daerah Pabean 0 16.3 Pemanfaatan JKP dari Luar Daerah Pabean 0 a Q 0 {24 Pemungutan Pajak oleh Pemungut PPN {35 Kegjatan Membangun Sendin {46 Penyeranan atas Aktva Tetap yang Menurut Tyan Semula Tidak Untuk Dipervalbetkan 1.7 Perolehan yang PPN-nya tidak seharusnya dibebaskan atau tidak aipungut ° Halaman 2 dar 49 halaman, Putusan Nomor PUT-002067.16/201B/PPIMLXVIIIA Tahun 2020 PT Danareksa Capital 6.8 Tanggung Jawab Secara Renton o 49 Jumiah (6.1 atau d2 atau d3 atau d ataud atau d6 atau d7 7% atau d.8) 2. | Pertitungan PN Kurang Bayar @ PPN yang harus dipungutdibayar send (tax 1.82 atau 1.4.9) o o b Dikurangi 1 PPN yang distor ol muka dalam Masa Palak yang sama ° o 'b2 Pajak Masukan yang dapat ciperhitungkan 222034210 | 184.456.765 1.3 STP (pokok kurang Bayar) 0 ° ‘BA Dibayar dengan NPWIP send 0 9 bs Laman ° 0 5.6 Jumiah (b.14b2+b.34b.4+0.5) zeosa210 | 184.456.768 © Diperhitungkan c SKPPKP ° 0 4 dumiah pajak yang dapat ciperitungkan (b 6:3) atau (4.4) 222034.210| _186.486.768, ‘© urniah Peshitungan PPN Kurang Bayar (3-3) (222,034,210) | (184,456.766) 3. | Kelebinan Pajak yang sudan ‘2 dixompensasixan ke Masa Pajok berkutrya 222034210] — 222.084.210 1b dkompensasixan ke Masa Palak. (Karena pembetuian) 0 0 © Jumiah (axb) zazo210| — 222.034210 4 | Pen yang Kurang dtayar (2€ # 3.0) 37.57.4468 5 | Sanka! adminisvast Bunga Pasal 13 (2) KUP o 1b Kenaikan Pasal 13 (3) KUP a75774a6 © Bunga Pasal 13 (6) KUP 0 2 Kenaikan Pasal 13 A KUP 0 fe Kenaikan Pasal 17C (5) KUP 0 fKenaikan Pasal 170 (5) KUP 0 9 Bunga Pasal 13 (2) KUP jo. Pasal@ (42) PPN 3757-404 | _Jumiah (arbecsdteriea) 37577.488 5 _| Jumiah PPN yang masinharus dlbayar(4¥5.n) o| 75 154.868 7” | Jumiah Kurang bayar yang disotyi berdasarkan Pembahasan Akhir Hasl pemerikssan ° Menimbang, bahwa atas Surat Ketetapan Pajak Nomor 00065/207/15/093/17 tanggal 12 April 2017, Pemohon Banding mengajukan keberatan dengan Surat Nomor S.61/004/FT tanggal 7 Juli 2017 dan dengan Keputusan Terbanding Nomor KEP-01002/KEB/WPJ.19/2017 tanggal 15 Desember 2017 permohonan tersebut ditolak, sehingga Pemohon Banding dengan Surat Banding a quo mengajukan banding; Menimbang, bahwa Pemohon Banding dalam Surat Banding Nomor S- 09/007//FAT-DCP tanggal 27 Februari 2018, pada pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut: Dasar & Syarat Formal Permohonan Banding bahwa untuk memenuhi ketentuan syarat formal yang menjadi dasar permohonan banding adalah sebagai berikut: 1. bahwa yang menjadi objek sengketa banding dalam hal ini adalah Surat Keputusan Keberatan (KEP-DJP) Nomor KEP-01002/KEB/MWPJ.19/2017 tentang Keberatan Walib Pajak atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai (SKPKB-PPN) Nomor 00065/207/15/093/17 tanggal 12 April 2017, Masa Pajak Desember 2015, yang diterbitkan oleh TERBANDING; 2. bahwa Surat Keputusan yang menjadi objek sengketa in litis telah diterima dan liketahui oleh PEMOHON BANDING pada tanggal 13 Desember 2017, sehingga masih dalam tenggang waktu 3 (tiga) bulan untuk mengajukan banding sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2) UU Nomor 14 tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak (UU PP); 3. bahwa terhadap objek sengketa in litis, terdapat pajak YMH dibayar sebesar Rp75.154.888,00 mesikipun TIDAK Pemohon Banding, Pemohon Banding telah membayar pajak dimaksud untuk mengindahkan ketetentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 25 ayat (3a) UU KUP jo. Pasal 36 ayat (4) UU PP; bahwa sedangkan untuk memenuhi persyaratan formal pengajuan banding lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 UU yang sama, berikut Pemohon Banding lampirkan fotokopi; Halaman 3 dri 49 halaman, Putusan Nomar PUT-002067.16/2018/PPIM.XVIIA Tahun 2020 PT Danarexea Capital 1. Surat Keputusan Keberatan Nomor KEP-01002/KEB/WPJ.19/2017 tentang Keberatan Wajib Pajak atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai (SKPKB-PPN) Nomor 00065/207/15/093/17 tanggal 12 April 2017, Masa Pajak Desember 2015, (bukti, P-1); Fotokopi Surat Kuasa Khusus (bukti, P-2); 3. Fotokopi SSP sebesar Rp75.154.888,00 tanggal 9 Juni 2017 pada Bank Mandiri dengan NTPN Nomor C416A1RPIPJSGGGO (bukti, P-3); bahwa dengan demikian, permohonan Banding ini telah memenuhi syarat Formal pengajuannya sebagaimana dimaksud Pasal 35 ayat (1) dan (2), Pasal 36 ayat (1), (3) dan (4) UU Nomor 14 tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak (UU PP); bahwa kemudian untuk memenuhi syarat material pengajuan Banding sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (2) UU PP, bahwa banding harus disertai alasan- alasan yang jelas tentang duduk perkara dan dalil-dalil kongkrit tentang adanya hubungan atau peristiwa hukum yang melatarbelakanginya (posita), Pemohon Banding uraikan dalam Pokok Sengketa beserta hal-hal yang dimohonkan menjadi putusan (petitum) ke hadapan Majelis Hakim yang berwenang memeriksa sengketa in litis; Dalam Pokok Sengketa bahwa untuk memenuhi ketentuan syarat material pengajuan banding, berikut disampaikan alasan dan pertimbangan dalam pokok sengketa yang menyebabkan sengketa in itis, antara lain; |. bahwa dalam dictum dalam objek sengketa in litis, TERBANDING memutuskan untuk MENOLAK kebaratan dari ~PEMOHON BANDING dan/atau MEMPERTAHANKAN jumlah pajak YMH dibayar sebesar Rp75.154.888,00 dengan perhitungan sebagai berikul Uraian Semula_Ditambah/ _ Menjadi (Rp.) Dikurangi) (Rp) (Rp) PPN Kurang (Lebih) Di Bayar 37577.448 0 37.57.4648 Sanksi Bunga Pasal 13 (2) UU KUP ° 0 0 ‘Sanksi Kenaikan Pasal (13 (3) UU KUP. 37.577.448 o 37,577.446 Jumlah PPN YMH / (lebih) dibayar 75.154.888 0 75.156.888 Il, bahwa yang menjadi pokok perbedaan antara para pihak dalam sengketa in litis, secara kronologis dapat diuraikan sebagai berikut: A. Alasan dan Dasar Koreksi Menurut TERBANDING bahwa dalam SPHP Nomor 00122/WPJ.19/KP-04/RIKSIS/2017 (vide, bukti P-4), Pemeriksa (saat ini TERBANDING) melakukan koreksi Pajak Masukan (PM) tahun 2015 sebesar Rp222.034.210,00 (termasuk didalamnya adalah PM bulan Desember 2015, Rp37.577.444,00) dengan alasan karena berkaitan dengan penyerahan yang tidak terutang PPN (jasa keuangan), sehingga PM tersebut seharusnya tidak dapat dikreditkan; bahwa adapun dasar hukum koreksi PM tersebut yang didalikan oleh TERBANDING adalah berdasarkan kententuan Pasal 4A ayat (3) huruf d Jo. Pasal 9 ayat (5) UU PPN (vide, bukti, P-8), sebagaimana dikutip dibawah ini; Pasal 4A ayat (3) huruf d UU PPN; “Jenis jasa yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai adalah jasa tertentu dalam kelompok jasa sebagai berikut; a, jasa pelayanan kesehatan medis; b. jasa pelayanan sosial; c, jasa pengiriman surat dengan perangko; Halaman 4 dad 49 halaman. Putusan Nomor PUT-002067.18-2018/PPIMIXVIIIA Tahun 2020 PT Danateksa Capital d. jasa keuangan; e. Pasal Penjelasannya; Jasa keuangan meliputi; 1. jasa menghimpun dana dari masyarakat berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu; 2. jasa menempatkan dana, meminjam dana, atau meminjamkan dana kepada pihak lain dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek, atau sarana lainnya; 3. jasa pembiayaan, termasuk pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, berupa: a) sewa guna usaha dengan hak opsi; b) anjak piutang; ) usaha kartu kredit; dan/atau d) pembiayaan konsumen; 4. jasa penyaluran pinjaman atas dasar hukum gadai, termasuk gadai syariah den fidusia; dan 5. jasa penjaminan. Pasal 9 ayat (5) UU PPN; “Apabila dalam suatu Masa Pajak Pengusaha Kena Pajak selain melakukan penyerahan yang terutang pajak juga melakukan penyerahan yang tidak terutang pajak, sepanjang bagian penyerahan yang terutang pajak dapat diketahui dengan pasti dari pembukuannya, jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan adalah Pajak Masukan yang berkenaan dengan penyerahan yang terutang pajak.” Pasal Penjelasannya; Yang dimaksud dengan ‘penyerahan yang terutang pajak” adalah penyerahan barang atau jasa yang sesuai dengan ketentuan Undang- Undang ini dikenai Pajak Pertambahan Nilai. Yang dimaksud dengan “penyerahan yang tidak terutang pajak” adalah penyerahan barang dan jasa yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4A dan yang dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16B. Pengusaha Kena Pajak yang dalam suatu Masa Pajak melakukan penyerahan yang terutang pajak dan penyerahan yang tidak terutang pajak hanya dapat mengkreditkan Pajak Masukan yang berkenaan dengan penyerahan yang terutang pajak. Bagian penyerahan yang terutang pajak tersebut harus dapat diketahui dengan pasti dari pembukuan Pengusaha Kena Pajak; Contoh: Pengusaha Kena Pajak melakukan beberapa macam penyerahan, yaitu; a. penyerahan yang terutang pajak = Rp 25.000.000,00 Pajak Keluaran =Rp 2.500.000,00 b. penyerahan yang tidak terutang PPN Rp 6.000.000,00 Pajak Keluaran nihil ¢. penyerahan yang dibebaskan dari pengenaan PPN =Rp 5.000.000,00 Pajak Keluaran =Rp nihil Pajak Masuken yang dibayar atas perolehan; Halaman § dari 49 halaman. Putusan Nemor PUT-002067.16/2018/PPIM.XVIIA Tahun 2020, PT Danareksa Capital a. Barang Kena Pajak dan Jasa Kena Pajak yang berkaitan dengan penyerahen yang terutang pajak =Rp_ 1.600.000,00 b. Barang Kena Pajak dan Jasa Kena Pajak yang berkaitan dengan penyerahan yang tidak dikenai PPN =Rp — 300.000,00 c. Barang Kena Pajak dan Jasa Kena Pajak yang berkaitan dengan penyerahan yang dibebaskan dari pengenaan PPN =Rp — 500.000,00 Menurut ketentuan ini, Pajak Masukan yang dapat dikreditkan dengan Pajak Keluaran sebesar Rp2.500.000,00 hanya sebesar Rp1.500.000,00; bahwa selanjutnya, terhadap Pembetulan SPM PPN bulan Jan 2016 (vide, bukti P-14) yang merupakan pembetulan SPM untuk melakukan penghitungan kembali PM di tahun 2015 sebagaimana diatur dalam PMK Nomor 78/PMK.03/2010 stdtd Nomor 135/PMK/011/2014 (yang dapat dilakukan maksimal 3 bulan setelah berakhimya tahun pajak), oleh TERBANDING dianggap sebagai "data perpajakan” sehingga tidak dipertimbangkan, dengan alasan: 1. bahwa Pemohon Banding melakukan kegiatan usaha berupa; “penyerahan yang terutang pajak dan tidak terutang pajak’, namun untuk tahun 2015 dianggap hanya mempunyai "penyerahan yang TIDAK terutang pajak” saja, sehingga selurun PMnya tidak dapat dikreditkan (Pasal 4A ayat (3) huruf d Jo. Pasal 9 ayat (5) UU PPN). 2. bahwa dengan pertimbangan angka 1 diatas, kemudian terhadap pembetulan SPM PPN bulan jan 2016 tersebut (dimana yang seharusnya sebagai mekanime penghitungan kembali PM, vide bukti P-7 dan P-14), namun oleh TERBANDING hanya dianggap sebagai pembetulan SPM PPN yang disampaikan setelah DJP melakukan pemeriksaan/menerbitkan STP. Oleh karenanya, hanya dianggap sebagai “data perpajakan’(tidak diangap sebagai bukti), sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 3 ayat (7) huruf d UU KUP, dibawah ini; Pasal 3 ayat (7) huruf d UU KUP; " Surat Pemberitahuan dianggap tidak disampaikan apabila; a. Surat Pemberitahuan tidak ditandatangani sebagaimana dimaksud pada ayat (1); b. Surat Pemberitahuan tidak sepenuhnya dilampiri keterangan dan/atau dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (6); c. Surat Pemberitahuan yang menyatakan lebih bayar disampaikan setelah 3 (tiga) tahun sesudah berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, dan Wajib Pajak telah ditegur secara tertulis; atau d. Surat Pemberitahuan disampaikan setelah Direktur Jenderal Pajak melakukan pemeriksaan atau menerbitkan surat ketetapan pajak. Pasal Penjelasannya; Surat Pemberitahuan yang ditandatangani beserta lampirannya adalah satu kesatuan yang merupakan unsur keabsahan Surat Pemberitahuen. Oleh karena itu, Surat Pemberitahuan dari Wajib Pajak yang disampaikan, tetapi tidak dilengkapi_dengan lampiran yang dipersyaratkan, tidak dianggap sebagai Surat Pemberitahuan dalam administrasi Direktorat Jenderal Pajak. Dalam hal demikian, Pemberitahuan tersebut dianggap sebagai data perpajakan; Halaman 6 dari 49 halaman, Putusan Nomor PUT-002067.16/2018/PPIMXVINIA Tahun 2020 PT Danaraksa Capital Demikian juga apabila penyampaian Surat Pemberitahuan yang menyatakan lebih bayar telah melewati 3 (tiga) tahun sesudah berakhimya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak dan Wajid Pajak telah ditegur secara tertulis, atau apabila Surat Pemberitahuan disampaikan setelah Direktur Jenderal Pajak melakukan pemeriksaan atau menerbitkan surat ketetapan pajak, Surat Pemberitahuan tersebut dianggap sebagai data perpajakan; bahwa dengan alasan dan dasar hukum koreksi yang sama, TERBANDING menerbitkan SKPKB PPN (vide, bukti P-4) dan akhimya dipertahankan saat diterbitkannya Surat Keputusan Keberatan (vide, bukti, P-1); Fakta, Alasan dan Pertimbangan Hukum Menurut PEMOHON BANDING bahwa PEMOHON BANDING dengan ini menyatakan tidak sependapat terhadap alasan dan dasar hukum (dal) yang menjadi landasan koreksi yang dilakukan/dikonstatir oleh TERBANDING, karena tidak sesuai dengan keadaan kegiatan usaha WP yang sebenamya (fakta) dan oleh karenanya dalam hal ini telah terjadi kesalahan dalam penerapan hukum pajak, dimana ketentuan Pasal Pasal 4A ayat (3) huruf d Jo. Pasal 9 ayat (5) UU PPN dan ketentuan Pasal Pasal 3 ayat (7) huruf d UU KUP dimaksud, TIDAK DAPAT DITERAPKAN untuk kondisi Pemohon Banding; bahwa adapun Fakta, Alasan dan Pertimbangan Hukum yang menjadi pendukung dan landasan terkait hal diatas, dijelaskan dalam PERMOHONAN BANDING in litis, sebagai berikut: 4. bahwa berdasarkan fakta, dimana PEMOHON mempunyai kegiatan usaha di bidang jasa pembiayaan (jasa keuangan non bank, privat equity) yang dalam penyerahannya terdapat 2 (dua) macam jasa secara simultan, yaitu; a, Jasa penasihat keuangan (arranger & advisory fee), merupakan penyerahan Jasa yang terutang PPN, dan b. Jasa Pembiayaan/keuangan (loan interest income), merupakan penyerahan Jasa yang TIDAK terutang PPN; bahwa kedua jenis jasa tersebut, dalam prakteknya merupakan penyerahan yang dilakukan secara sekaligus (simultan), keduanya menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan (terintegrasi) dalam pemberian jasa pembiayaan kepada nasabah. bahwa telah menjadi keharusan/kesepakatan para pihak (pemberi pinjaman dan peminjam) bahwa sebelum diberikan persetujuan pinjaman (loan disbursement), harus terlebih dahulu dilakukan review, penelitian dan penilaian terhadap syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi calon nasabah, yang atas jasa ini dikenakan arranger & advisory fee. Besaran arranger fee berkisar 1 - 2% dari nilai total pembiayaan (lending), sementara advisory fee menggunakan nilai tetap/tidak bergantung pada nilai pembiayaan. Sebagai bukti pendukung adanya penyerahan jasa yang terutang PPN di tahun 2015, antara lain: 1) Bukti berdasarkan Kontrak Pembiayaan; (i) bahwa Jasa advisory fee diakui berdasarkan Perjanjian Nomor 000300-PK/HK.02/CFN/2015 antara Pemohon Banding dengan PT PGN, Faktur Pajak Nomor 030.004.15.20604179, Invoice dan Konfirmasi Pembayaran (vide, bukti P-10); bahwa Terkait hal ini terdapat 2 (dua) macam_ treat Halaman 7 dari 49 halaman. Putusan Nomor PUT-002067.16/201B/PPIMLXVINA Tahun 2020 PT Danareksa Capital - bahwa Secara akuntansi, dikarenakan transaksi tersebut bersifat back to back antara PEMOHON dengan induk perusahaan (Danareksa Persero) sebesar Rp118.750.000, sehingga menurut ketentuan PSAK 23 - Pendapatan (revisi 2014)', penyajian transaksinya harus dilakukan secara netio dengan mencatat sebesar komisinya sebagai agen (jika ada), untuk menghindari terjadinya penggelembungan (mark up) pendapatan atau duplikasi omzet di entititas induk (vide, bukti, P-7); - bahwa namun demikian, secara perpajakan, transaksi tersebut tetap disajikan secara bruto (karena antara anak dan induk perusahaan merupakan WP Badan yang terpisah) dan penyerahan sebesar Rp118.750.000,00 tersebut telah dilaporkan dalam SPM PPN bulan Oktober 2015, sebagai PPN Wapu (vide, bukti— P13); (ii) bahwa Jasa Arranger fee diakui berdasarkan Perjanjian Nomor PJ-38/27/LAR-DANCAP antara WP dengan PT ALN, Faktur Pajak Nomor 010.001.14.03652455, Invoice dan SPT PPN Agustus 2014 (vide, bukti P-11), dan (iii) bahwa Jasa Arranger fee diakui berdasarkan Perjanjian Nomor PJ-38/25/LAR-DANCAP antara Pemohon Banding dengan PT MAS, Faktur Pajak Nomor 070.001.14.03652454 (PPN Tidak Dipungut Berdasarkan PP Nomor 10 tahun 2012), Invoice dan SPT PPN Juli 2014 (vide, bukti P-12); bahwa pendapatan Jasa Arranger fee dari PT ALN dan PT MAS. diterima di tahun 2014. Namun untuk tujuan akuntansi harus diamortisasi ke tahun 2015 (untuk menyesuaikan dengan tenor selama masa pinjaman yang akan berakhir di tahun 2015). bahwa hal ini dilakukan berdasarkan kententuan yang diatur Paragraf 6 PSAK 55 - Instrumen keuangan; pengakuan dan pengukuran? (Vide, Perhitungan amortisasi pendapatan jasa penasihat keuangan (Arranger fee) tahun 2014, bukti P-16); 2) Bukti berdasarkan Laporan Keuangan Audited tahun 2015; bahwa dengan adanya ketentuan PSAK 23 dan PSAK 55 diatas, maka sebagai bukti berikutnya adalah adanya pengakuan pendapatan mengenai 2 macam jasa tersebut (objek dan non objek PPN), yang tercermin di hal. 2 dan 49 Laporan Audit tahun 2015 (vide, bukti - P-15) sebagai berikut: JENS PENDAPATAN PENYERAHAN JUMLAH (Ro) Pendapatan Bunga Pemlayaan loan terest) TNon ObjekPPN_26.145.438.000 Keuntungan dar perubahan nla wajarasetkeuangan Non ObjekPPN —_490.133.000 Jasa Nasehat Kevangan (arranger & adscry) Objek PPM 62.741.000" SAK 23 (Reval 2014)-Pendapatan Merost PSAK 25, pendapatan sdelah rus kas masuk bro dari manfet akoncmik yang tmbut dar akivias omal entae, selama susty ‘Benuslon parang (temas Sorang dagangan aan sat ses) Perlualan aes ‘Bunga dan royal (assive income) Dengan pengetan dates, maka parvsanaan dak boith mencaal Paik yang diptong de pina in sebaga pendapstan ualaupun pak Imorupaken kas mace porueshsan le fan perveanaan yang be‘geakmasaga! ager butanofang Yong sebararya} aa sebuah Wanaka ‘dak olen mengaka kas yang mass Sebago pendapsianna, naan arya Mengsk wom sebagl pendapalannys, 2 BSAK 38 Instrumen keuangan; pengakuan dan pengukuran ‘ke menoraphan metose soku Bunga ei, maka elas Umumrya mengamorisaslsetap fee pln yang dbayarkan sau dir itaneaka dan prmmum sav kon ss yang warmatuk salam pergiangan su Suna eek slam perkran Um Mstomert ts Halaman 8 dai 49 halaman. Putusan Nomor PUT-002067.16/2018/PPIM.XVIIA Tahun 2020, PT Danareksa Capital Jumiah PPN YMH /(iebi) dibeyer 726.699.306.000 bahwa pendapatan jasa nasehat keuangan (arranger & advisory) sebesar Rp 62.741.000,00 merupakan hasil amortisasi dari pendapatan diterima dimuka tahun 2014 sebesar Rp 260.000.000,00 sehingga tidak terdapat faktur pajak keluaran terkait amortisasi pendapatan tersebut Karena telah diakui di tahun sebelumnya, 2014 (vide, bukti P-17 dan P-18); Jadi dalam hal ini, tik perbedaan pendapat antara PEMOHON dengan TERBANDING, terjadi karena adanya; “Perbedaan metode penyajian (netto vs bruto) dan beda waktu pengakuan pendapatan (timing different) antara Akuntansi Komersial dan Fiskal terkait dengan amortisasi pengakuan pendapatan Jasa arranger & advisory fee (merupakan objek PPN saat diterima pendapatan tahun 2014 dan Non objek PPN saat amortisasinya di tahun 2015); Yang berimplikasi lebih lanjut pada perbedaan persepsi mengenai ada/tidak adanya penyerahan jasa secara terintegrasi antara penyerahan yang menjadi objekinon objek PPN, dalam kegiatan usaha WP; bahwa namun demikian, adanya perbedaan metode penyajian dan pengakuan pendapatan diatas merupakan hal yang diperbolehkan dalam hukum pajak (vide, Pasal 28 ayat 3 dan 5 UU KUPY’ Sehingga, perbedaan tersebut harus dianggap sah dan diakui keberadaannya karena sesuai asas prinsip pembukuan yang dianut oleh Pemohon Banding dengan itikad baik dan secara taat asas. bahwa oleh karenanya tidak dapat dianulir oleh TERBANDING sebagai temuan/koreksi; 3) Bukti Pengakuan Tertulis dari TERBANDING; bahwa berdasarkan Risalah Pembahasan (vide, bukti, P-6) TERBANDING telah mengakui adanya amortisasi pendapatan sebesar Rp463.634.909,00 sebagaimana dimaksud dalam poin 1) diatas, yakni dengan adanya temuan yang dibatalkan (dalam Ihtisar Hasil Pembahasan Akhir). Hal ini sebagai bukti adanya pengakuan tertulis dari TERBANDING bahwa dalam kegiatan usaha Pemohon Banding mempunyai 2 (dua) macam penyerahan (objek dan non objek PPN) secara terintegrasi; 2. bahwa berdasarkan fakta pada poin 1 diatas, jelas bahwa dalam kegiatan usaha Pemohon Banding mempunyai 2 macam penyerahan (objek dan non objek PPN) secara terintegrasi. Sehingga telah Memenuhi syarat (unsur-unsur substantif) untuk _ menggunakan mekanisme perhitungan kembali PM yang dapat dikreditkan, sehingga Pasal yang LEBIH TEPAT untuk diterapkan dalam kondisi WP dalam hal 5 Pasa 28 ayaa) UU KU: emeukuan atu poncastan ercabut hare Seenggarakan dengan emperatkan itkad balk don mencerminkan keadan atau Keglatan aha yang seberarya acl Perjlasannya ‘cukapiaas asl 28 ayat (5) UU KUP; ‘Pembukuan delenggarakan dengan pnp tat seas dan dengan stele! sul sau has. asa Penfelasanya: Pip faa asas adalah ptinsip yang sama Gigunakan dalam meloge peribuan dengan ahuraun sebelumnya uruk mencegah ‘onggeseran aa aau rug. Piosp tal as dalam metede pombusuan micinys dalam penerapan sal engin peor ete pension dan a ini adalah berdasarkan ketentuan Pasal 4A ayat (3) huruf d Jo. Pasal 9 ayat (6) UU PPN, yang menyatakan sebagai berikut: Pasal 4A ayat (3) huruf d UU PPN; “sda Pasal 9 ayat (6) UU PPN; "Apabila dalam suatu Masa Pajak Pengusaha Kena Pajak selain melakukan penyerahan yang terutang pajak juga melakukan penyerahan yang tidak terutang pajak, sedangkan Pajak Masukan untuk penyerahan Yang terutang pajak tidak dapat diketahui dengan pasti, jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan untuk penyerahan yang terutang pajak dihitung dengan menggunakan pedoman yang diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.” bahwa sebagai tindak lanjut dari Pasal 9 ayat (6) UU PPN tersebut, maka berdasarkan PMK Nomor 78/PMK.03/2010 tentang Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan bagi Pengusaha Kena Pajak yang Melakukan Penyerahan yang Terutang Pajak dan Penyerahan yang Tidak Terutang Pajak, stdtd PMK Nomor 135/PMK/011/2014, sehingga PEMOHON dalam perkara a quo berhak (mempunyai alasan untuk) menggunakan mekanisme penghitungan kembali PM, karena telah memenuhi unsur-unsur substantif yang dipersyaratkan didalamnya (berdasarkan pertimbangan hukum diatas), yaitu: a. WP melakukan bidang usaha terpadu yakni melakukan penyerahan kena pajak dan sekeligus penyerahan yang tidak terutang PPN; b. Namun bagian PM untuk masing-masing jenis penyerahan tidak dapat diketahui dengan pasti; bahwa berdasarkan fakta (poin 1), adanya alasan dan berdasarkan pertimbangan hukum (poin 2) diatas, maka pembetulan SPT PPN bulan Jan 2016 harus dimaknai sebagai bentuk perhitungan kembali pengkreditan PM yang berpedoman secara teknis pada Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 5 PMK Nomor 78/PMK.03/2010, yang berbunyi: Pasal 4 ayat (1) PMK Nomor 78/PMK.03/2010; "Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 yang telah mengkreditkan Pajak Masukan dengan menggunakan pedoman penghitungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, harus menghitung kembali besarnya Pajak Masukan yang dapat dikreditkan.” Pasal 5 PMK Nomor 78/PMK.03/2010; “Pajak Masukan yang dapat dikreditkan dari hasil penghitungan kembali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, diperhitungkan dengan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan pada suatu Masa Pajak, paling lama pada bulan ketiga setelah berakhimya tahun buku; a. bahwa berdasarkan Pasal 5 PMK diatas, pembetulan SPT PPN bulan Jan 2016, sebesar Rp222.034.210,00 merupakan_bentuk perhitungan kembali PM dengan cara melakukan koreksi PM yang telah dikreditkan di tahun sebelumnya (2015) yang dilakukan masih dalam tenggang waktu 3 bulan setelah berakhimya tahun buku (dalam hal ini, maksimal pada Maret 2016); Halaman 10 dart 49 halaman. Putusan Nomor PUT-00206/,16/2018/PPIMLXVIIIA Tahun 2020, PT Danareksa Capital b. bahwa sehingga dengan demikian, pembetulan SPT PPN bulan Jan 2016 tersebut BUKANLAH dan/atau TIDAK DAPAT disebut sebagai penyampaian SPT yang disampaikan setelah Direktur Jenderal Pajak melakukan pemeriksaan atau menerbitkan surat ketetapan pajak, dan kemudian oleh TERBANDING dianggap sebagai “data perpajakan” dengan mengkonstatir Pasal 3 ayat (7) huruf d UU KUP, karena SPT yang dimaksud dalam Pasal tersebut ditujukan bagi Pemohon Banding yang akan menyampaikannya untuk pertama kali (SPT dalam status normal); c. bahwa disamping itu, dengan adanya pembetulan tersebut, seharusnya TERBANDING secara materi! tidak dapat lagi melakukan koreksi atas PM yang sama, karena telah diperhitungkan kembali di tahun berikutnya (jan 2016) dan koreks dari TERBANDING tersebut hanya mengakibatkan duplikasi_ koreksi yang merugikan cashflow dan kepentingan administrasi Pemohon Banding; 4. bahwa mengingat TERBANDING dalam hal ini telah salah dalam menerapkan hukum (dasar hukum dalam melakukan koreksi), sehingga terdapat KETIDAKSESUAIAN antara peristiwa hukum konkrit_ yang terjadi berdasarkan fakta (kegiatan usaha yang dilakukan WP) dengan dalil yang seharusnya dikonstatir adalah berdasarkan ketentuan Pasal 4A ayat (3) huruf d Jo. Pasal 9 ayat (6) UU PPN dan PMK Nomor 78/PMK.03/2010. Oleh karenanya dalam perkara a quo, PEMOHON berhak untuk dan telah melakukan Penghitungan Kembali PPN berdasarkan PMK Nomor 78/PMK.03/2010; a._bahwa karena fakta, alasan dan pertimbangan hukum pada point 4 diatas, diabaikan oleh TERBANDING, sehingga _terdapat ketidaksesuaian antara peristiwa hukum dengan konstatasi dasar hukumnya, maka koreksi yang dilakukan TERBANDING merupakan tindakan yang tidak berdasarkan hukum yang jelas, bertentangan dengan asas legalitas‘ dan oleh karenanya harus diBATALKan; b. bahwa demikian pula, secara mutatis mutandis pengenaan sanksi kenaikan 100% sebagaimana dimaksud Pasal 13 (3) UU KUP,° juga “sas lagaltas (wsimsighea) merupakan sas yang menystakenbahwa setap peruatan dan tndakan dar polabat admincras! negara (selabar pemarntanan) haus ada dasar hurya (ada Peruren dasa yang Melencasny).Asaslegalas Guam huku aunts. Imencakip 2 sapek pengorcan, yu: adanya wewsnang, pocedur dan subetnel yang datur bercasarran peraturan porundang-unsangan seneda ojabt aminisraa| negara. bagamana earana (ofosedu) UntuK encacl Scns Lar eseout Sete spa a sta uneurunur substansal yang rkandung distr, Apalag nega cones cals nepsrs Ruki fraka suas legates adalah hal yang paling tama daiam saan meskskan peruatan Miku (membus! Kepausan) danlau meakutan tindakan hukum pomernahianya Demian tamys saat Fiskus (seku eejabel pemernish dl bidang parraakan) dalam molaukan perbuatan kur acinsrasi berup; Aindakan Koreke,menghitung kembal jumlahpajak yang tertang daniatu menetapkan surat ketetapaniMeputan pais jugs hans 2° dangan js fatniuanRukumdavftau Pasa yang refol “aear Roku akan, are para Yana sont tern Gara Pattyn mee Saat {erotanyswepastian num don ae Kean san Peake Spal 18 NU KUP; [angi wait § (ima) tahun cash saat arutangnya pl Peja DrektrJonderal Pjak dapat menerbtion Sra KelatapanPajak Kurang Baya dalam Ra 1 Spabla Surat Pambertahuan tak ssampakan dalam jongks wait sebagaimana dimaksud dlam Pasa! 3 sya (3) dan ech dtegursecars trl ak Seampatan pata wakluny sebapelmana dttuan dla Sut Tegura, e ia erdasarean hash pemerkeaon slau ket‘ancan lan smoshan Nl dan Pajsk Perualan Ase Bareng Mwah tryain Wk Seharesnya dkcrpensasHan sls Tab pale sieu ask sonarustya Gkanal tt O% (ro) persons 6 Bpabim kewajben eebagamana cmaksud dalam Pasal 28 sau Pasal 20 dak penuh seingna dak dapat dketahul Sesame pjak yong era, Pasal 13 ayat (8) UU KUP: “aman fej dalam Surat Ketstepan Paik Kurang Bayar eb

You might also like