You are on page 1of 7
Journal of Vocational Heath Stues 61 00172 75-81 Do Journal of Vocational Health Studies www. journal unsiracid/index php/VHS FABRICATION OF COMBINED PROSTHESIS WITH CASTABLE EXTRACORONAL ATTACHMENTS (LABORATORY PROCEDURE) ities sian PEMBUATAN PROTESA KOMBINASI DENGAN CASTABLE Seotiienator EXTRACORONAL ATTACHMENTS (PROSEDUR LABORATORIUM) Sri Wahjuni”, Sefy Ayu Mandanie? "Bepartmertof Heath Faculty of Voatond Easton UnwenitnAelangga Sastaya one. 4 Student of ental Heth Technician Department of Heat Faculty of Voczbort Eaton Unverutat Aiang9 Surabaya Inganeind ABSTRACT ARTICLE INFO Background: Nows a days has developed many Lind of dentures to improve the functionality, Recerwed 4 Ayuntun 2017 onfort aesthetic. Stabiity, retention and ts esthetic can be engrovedy attachments. With Accepted 27 September 201? ‘many inddeign ariortment o! dentures xo needa otferenttechnque wih the exiting evan __-Arafabiconine 6 Mowers 2017 ‘Purpose: The im of thn study sto krow the danture manufacturing process n comtnaten —_“Ceneipondence responders ith Castable protesa Extracorenal Attachments labolatory procedure Review: Fad denture SHWaljune Ore each banded teeth prota, inserted mecharwaly and suppot by teeth oF dental mplant thinentethetmendrihemonumenie wedmicpetc Apetaemtorneiener — SMa prov hat races one of rote meg teh ontne mayo monty and Con be toenedby poten tho! heuer chen! Etxorondetachert nen onset thave portt he maleont rm par are vat ete eutdetrecontoun of Gomme! Ihetooth Conca the itl tage are mokng of coping une worpatemond mse keyed Kentethecosig ef mol pocelomappctons makngine wer patomoltemetttame Stan merle pt tok the cating mee nsened male mating anmovate dette, taraot rca etre ADSTRAK tar Belekang Saat ii telch dkembangkan berbogal jena 99) hruan sehubungan dengan ‘eaikan ung Aenyamanan don este. Stabilo reer danestetik i dapat inghathon dengan penggunaan attachments, Bonyoknya desain 99 trusn yang Bermacam macam Jschingga memexeubkanteknitpembuiton yang berbede-beda xoua dengan desain yong aca. ‘Tuvan: Uneud meryelashan proses persbuatan proteso homvnasi dengan Castobe Extracorond Artochmertssecaraloboratoriu. Finjeuan Pustake: Go! truontetap adalah uetop prota gh "yang direlathon. dipasong seca metanis dan itchan ol gigi at, atau abutment plat {9 yoramembeskan dukungcn utama unt protesa gir Gio raansebagian iepasan adaloh sebuah protesa yang mengganthan satu atsu beberapa 99! yang hilang. pode rahong atas ‘maypun rehang bawah dan dépateituka paxang oleh poven tanpa pengawoion delter gh. Extacoronat attachment adalah attackmentyang bogian male dan temleharee seuruAry®——_Retakanct berada di uae hontur mabhotagigt Kesimpulan. Tahoponawel dengan gembuatan pola lin Career tran gap tctn ‘coping dan pemasangan female. peruangan logan. opltas parselen pembuatan pola in tebogann epson ecrcoreat serangka gam, peruangan kxgam. pemasangan male, pembuatan gi truanlepaian eahment Jo. VOCH5. Vol, No.2 PARSN2S60-7161 eISSN25I0717¢ 6 Si span Sty Au Manas | Jnana of Vocations Mea Studez0¥ (20171 75-81, PENDAHULUAN Keiehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya, sebab keschatan gigh dan mulut faken memengaruhi Kesehatan tubuh keseluruhannya, Seiring bertambshnya usis, semakin besar pula kerentanan seseorang untuk kehilangan gigi. Gigi mempunyai banyak peran pada seseorang, hilangrya gigi dan mukit seseorang akan mengakibatian perubshan-perubshan anatorms, faiclogis maupun fungsional. bahian tidak jarang pula menyebabkan trauma psikologis Keadaanini berdampak pa pada meningkatiya kebutuhsan akan gigitinuan (Vargas CM, 2000), Gigi tiruan berfungs! untuk meningkatkan kemampuan dalam mengunyah, berkicars, memberikan dukungan untuk otot wajah, dan meningkatkan ‘penampilan wajah dan senyum. Gigi tiruan secara garis ‘besar dapat dibedakan menjadi dua macam, yatu gigi tiruan tetan dan 99) tinuan lepasan. Gig ruan lepasary’ ‘removable denture (yang dapat cilepas patang tendiri ‘oleh pasien} dibag menjadi dua bagian, yaitugigitirvan lengkap can gigi tiruan sebagian. Gigi tiruan tetap/ fixed yang disemenkan ke gig) pasien secara permanen (Pongibidan, 2013), Gigi bruan tetap adalah restorasi yang direkatian secara permanen pada gigi yang telah dipersiapkan untuk memperbaki sebagian atau seluruh permuksan Gig! yang mengalami kerusakan atou kelainan untuk ‘menggantikan kehilangan gigi. Penggunaan gig) tiruan tetap di kalangan masyarakat sudah sangat populer untuk menggantikan gigi yang hilang, Hal ini dsebabkan ‘leh gigi truan tetap memiliki konstruksiyang baik dan ‘hanya menutupy sedikit jaringan penyangga sehingga lebih nyaman untuk digunakan serta terpasang secara ‘cckat di dalam mulut (Asch 2913, Smith, 2007), Gigi tian lepasan adalah bagian prostodonsia yang menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang atau seluruh gigi asti yang hilang dengan igh Uiruan dan didukung oleh gigi, mukosa atau kombinasi gigi, mukoss can yang dapat dilepas asang sendisi oleh pasien (Wagner, 2012, Mendoza, 2012), Tujuan pembuatan ggi tiruan lepasan adalah untuk mengembalikan fungs! pengunyahan, estet bbicara, membanty mempertahankan gigi yang masih, tertinggal. memperbaiki oklus, serta mempertahankan, Jatingan lunak mulut yang masih ada agar tetap, schat. Basis gigi truan sebagian lepasan dapat berupa absilik atau metal frame. Basis gigi truan konvensional ‘Mempunyal kekurangan misalnys extetikkarenaretenst yang digunakan pada gigi tiruan sebagian lepasan ‘menggunakan Kamer, sehingga dapat terlihat dan ‘mengurangi estetk, Pada beberapa keadsan, gig tivan yang cekat tidak dapat dibuatkan oleh karena gigi enyangoanya telah hilang. implant dengan didukung ‘Brotesa dapat direncanalan, tetapi kadang tidak dapat iakukan katena jurlah tulang tidak cukup sehinggo, pada beberapa keadaan ggi truan aki atau cas parti denturelebsh banyak disukal Retensi cast partial denture dibuat melaluiretainerdan komponen attachment yang resist TELAAH PUSTAKA Bertembangnya tu teschatan dan teknologyong semakin canggih mendorong ditemukan tein tek baru dalam badang kesehstan gi, rule dat berbogal macam desain dan cara penggunaan, Eanyakrya bermacam-macam kasi yang ads telah Gkembenghan beberapajensggitivan Seti Kasusmempunyai chap penyelesaian laboratonum yang berbeda (Sophie, 2013). ‘Salah satunya adalah sistem gabungan antora ogi tiruan tetap dan gigi trun lepasan dengan pengat attechment sebagai connector. Penentuan suatu desain cigi tiruan sebagian mmenupakan salsh satu tahap perting dan merupatan sola stu fktor penenau keberhaslan sebuah gigitiuan, Salah satu telmik yang seharang sedang bertemberng yaitu pembustan attachment retained removestle denture suitu ig tran lepasin yangdigabung dengan 5991 treantetap dengan penghuloung atochment ite Chamcheins 2011) Aftactnent merupakan alt mekans yang menyohong rete sabisan fsa dandubungan Protesa gigi (Sumit, 2011). Sait i ada banyak macam atachment yang sudah 2ering digunatan salah satunya adalah extracorona! attachment Extaceronal attachment send rempenyal bagi yang terdat dar male dan female yang harpor selurubnya berado diuar kontu! mankota, sehingga harus ada aang yong cutup dalam gig tirvan uno extracronalarachmet bak ay vera Buk tng Servicooklusal Uohn, 2007) ‘Ada berbaga dessin extrxoronaattacherent send bbermacam macam tergantung kasus dan stip kas mempunyai hap penyelesaian laborstonum yang berbeda Och eb tu pens ngin membahos tener emburtan tecara lberatons“Lombinasiprotesa dengan Costable Exracoronal atachment®. ‘ey Truanetap (CTT adh setiap poten gilyang retatian dipatangsecara mehanisdanch whan aee 99 ask. ata abutment implant 9} yang memberan uhungan viama untuk potess 9 (Smith, 2007) ‘Gsrtmuanadslahauatu ait ran yang 6 gunakan untuk mengguntivan sebagian atau sens poy sa yang sudah hiang serta mengembalitan perstohem, perubahan strukturjaringan yang tee aibat hlangeya 99 ast (Oxkan, 2012) Macan-macam gg) ruan epatanyaty gigitinvan lenakaslerasan.o9\ tua sebagionleposan Sop incon lengkaplepasan adalah gig\truan yang mengganthon satu rahang penuh pada rahang alos moupon hang ‘wah Namun dapat dtouka dan dipsang kembulloh Baten Gigi tiuan sebagian lepasan (GTSL) adatsh sebuah Drotess yang menggantitan satu atau beberepa ain Jurnal Keperawatan, Volume XIl, No.2, Oltober 2016 ISSN 1907-0357 NELITIAN PERBANDINGAN TEKNIK COR DAN GULUNG DALAM PEMBUATAN BITE RIM PADA GIGI TIRUAN PENUH UNTUK MENDAPATKAN EFISIENSI WAKTU DAN BAHAN Anriatika*, Bintang. H. Simbolon**, Rani Helmira** Alumni Jurusan Keperawatan Gigi PolteLLes Tanjungharang *+* Donen Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Tanjungharang Keilangan gigi dapat terjadi schagian atau seluruhnya dimana Leadaan ini dapat distasi dengan pembuatan gigi truan. Pada pasien yang kehilangan gigi schagian dibuathan gigi tirwan sehagian sedanghan pada Kebilangan gigi seluruhnya chbwathan gigi tiruan penuh Dalam pembuatan gigi tirvan penuh banyak tahap-tahap yang harus dikerjakan, saih safunya adalah pembuatan Mvte rim atau galangan igit. (Uijingninguh, 1991} Bue rim adalah anggul gipitan yang terbuat dari Jembaran malam yang berfungsi untuk menentuban tinggt ipian pada paven yang sudah Lehilangan semua gigi agar ‘mendaputhan Lootak oklusi. Ada dua metade yang dhgunahan dalam pembuatan bite rim yaitu tebnik cor dan teknik gulung. Hal yang paling penting dan pembuatan bite rim tnd adalah menetuban dimensi Yertihal, oblust sentnk. dan menctuhan profile pasica Penchitian ini bertujuan untuk mengetahui pethundingan teknih coe dan teLnik pulung dalam effsienst waltu dan tuban dalam pembuatan Mte rim Penelitian int afalah penelitan ehsperimental dengan menggunahan scpuluh model percebaan dimana setlap madel wart untuk bite nm mempunyai ukuran ting anterw 12 mm, tinggi penterior 10 mmm, lebar antetiog 4mm, dan Iebur ponteriee 6 mm Analisa yang digunahan pads penclitian int adalah analisa lunivariat dengan menampilkan has! penelian yang telah dilabuhan Lemugian duuraikan secara deskriptif, Hasil penelitian menunyubhan babwa telmk cor dan sep) Waktu rata-fala membutuhhan waktu $0.4 menit sedangkan tchnik guking membutuhlan wakty rata¢ata 71.2 menit, Pada tebnik co bahan {yang dibutubhan yaitu spirtus dan wart Jebvh sediLit sedanghan pada teknik gulung digunakan war dan spiritus yang lebih hunyak. Schingza dapat diambi! kesimpulan Dabwa dari segi waltu dan bahan dengan tehnik car lebih efisien daripads tehnik gulung pada pembustan bite rim. Kata kun: Bite rim, Teknik cor, Teknik rulung, Efisiens LATAR BELAKANG Kehilangan gigi dapat terjadi sebagian atau seluruhnya dimana Kkeadsan ini dapat distasi dengan pembuatan pasien yang kehilangan dibuatkan gigi tiruan sebagian, sedangkan pada pasien yang kehilangan gigi seluruhnya ibuatkan gigi tirvan penuh(Haryanto AG, 1993). Kehilangan gigi merupakan akibat dari berbagai fakior yang berbubungan dengan Kesehatan. gaya hidup. dan sosiodemografi ‘manusia. Faktor tain yang tidak kalah penting adalah usia dimana dengan meningkatnya usia berubungan dengan peningkatan jumlah gigi yang hilang. Sebaiknya seluruh gigi yang hilang harus diganti dengan gigi tirvan agar fungsi gigi kembali seperti sernula,Pembustan gigi tirvan atau perawatan prostodontik bertujuan untuk mengembalikan fungsi sistem mastikasi dan estetik Secara umum, fungsi mastikasi dan oral health quality of ‘life meninghat setelah perawatan prostodontik yang optimal Gigi tiruan merupakan suatu abst yang menggantikan fungsi gigi dan jaringan mutt yang telah hilang. Pemakaian gigi tian dapat membantu = mengembalikan ——fungsi pengunyahan, estetik, bicara dan dapat ‘menjaga keschatan rongga mulut bagi pasien. (lyingningsih. 1991) Gigi tiruan penuh adalah yang digunakan ketika menghadapi penderita, yang Lehilangan seluruh gigi asl pads satu Tahang. baik rahang atas maupun rahang bawah Dalam pembuatan gigi tiruan penuh banyak tahap-tahap yang harus dikerjakan, salah satunya adalah pembuatan bite rim atau, gabagan pada pasien yang sudah Kehilangan semua gigi agar mendapatian kontak oklusi. Bite rim dium dengan menggunakan malam yang berwama merah yang bisa dibentul basis sebagai pengganti sementara bagi gigi tiruan [247] urna Kepercmatan, Volume Xil, No. 2. Oltaber 2016 penuh yang akan dibuat pada basis protesa, dan digunakan untuk menentukan profile pasion, mencntukan tinggi gigit, oklusi sentrih, dimensi vertikal, menentukan letak permukaan bidang ohlusal, menentukan letak garis tengah, garis senyum, garis caninus, dan panduan saat menyusun elemen gigi (Zarb, George A, et al, 2002). Terdapat 2 metode yang digunatan pada pembuatan bite rin yaitu teknik cor dan teknik gulung. Teknik cor adalah teknik pembustan bite rim dengan cara lembar malam dicairhan alu dituangkan kedalam cetakan wax rims former. Teknik gulung adalah teknik pembuatan bite rim dengan cara lembar malam yang dilunakkan, — emudian — digulung (ijingningsib, 1991 )Berdasarkan pengalaman dari Praktih Kerja Lapangan yang dilakukan di Central Laboratorium RSGM Universitas Teisabti Jakarta bahwa pembuatan ite rim adalah dengan menggunahan wu rims Pada proses pembuatan bite rim dengan teknik cor ini dapat dilakukan dengan wakw yang lebih singkat yang discbabkan oleh harena wat rims former wudah disesuaikan oleh pabrik dengan ketentuan ukuran tinggi dan Iebar bite rim, sedangkan pada teknik —gulung membutubhan wakiv yang lebih lama oleh arena pada proses” pembuatannya harus mengukur tinggi dan lebar bite rim sesuai dengan ketentuan ukuran bite rim. METODE Rancangan penelitian ini adalah penetitian eksperimental dengan melakukan Kegiatan percobsan di laboratorium untuk mengetabui gejala atau pengaruh yang timbul akibat adinya perlakuan tertentu atau eksperimen tersebut (Notoatmedjo, 2010) Variabel bebas terdiri dari 2 variahel yaitu = teknik cor dan teknik gulung Variahel terikat adalah bahan din waktu yang dibutuhkan pads pembuatan bite rim dengan tckmk cor dan teknik gulungSampel pada penelitian ini adalah mlam/war dengan ukuran hagian anterior lebar 4 mm, tinggi 12 mm dan lebar posterior 6 mm, tinggi 10 mm sebanyak 10 lembar masing-mising. untuk teknik cor dan teknik gulung. Teknik pengumpulan data diambil melalui metode observasi (pengamatan), yaitu melihat dan mencatat sejumlah taraf abtivitas fertentu atau situsi tertentu yang adda hobungannya dengan masalah yang ditelit (Nocoatmadjo, 2010), Jenis observasi_ yang ISSN 1907 - 0357 digumkan dalam penelitian ini adalah observasi ebsperimental, dimana Londisi dan situasi dalam penelitian ini diciptakan sedemikian rupa sebingga gejala atau perilaku yang akan dicari atau diamati akan timbul, (Netoatmodjo, 2010) Dalim —melakukan —_pengulangan Percobaan, suatu. penelitian diangeap tclah culup apabila memeruhi persamaan dibawah ini, rumus diambil dari buku Hanafiah (2011) ‘untuk mengambil jumlsh pengulangan dalam Penelitian ini, dengan rumus : (81) (FI) > 15 diperotch jumlah pengulangan 8S yang dibulatkan menjadi 10 pengulangan masing- musing S sampel untuk teknik cor dan 5 sampel untuk tebnik gulung Analisa data yang digunakan adalah metode kompratif yaitu suatu cara pengolahan data dengan mengadakan pethandingan secara sistematis sejak aval hingga akhir dengan teknik yang sudah ada schingga—diperoleh— suatu Kesimpulan uum. (Arikunto, 2012), Analisa dilakukan hanya analisa univariat dimana ingin mengetahui hasil penelitian untuk 1eknik coe dan teknik gulung pada pembuatan bite rim dari segi bahan dan waktu yang lebih efisien secara deskriptif. (Notoatmodjo, 2010) HASIL, Analisis Univariat ‘Tabel 1: Waktu Pada Pembuatan Bite Rim Percobaan Teknik Cor Teknik Gulung Percobaan 145 menit 76 menit Percobaan ? 48 menit So menit Percobaan 3_56 menit 68 menit Percobaan $9) merit 73 ment Percobaan 546 menit 80 menit Rana SU8meni 712 menit Pada tabel 1: percobaan pembustan bite rim denyan teknik cor diperoleh rata-rata waktu 50.3 menit sedangkan pada teknik gulung diperoleh waktu rata-rata 71,2 meni, schingga dari variabel waktu dapat diperoleh Kesimputan bahwa dengan teksik cor diperoleh waktu yang lebih cepat dari teknik gulung. Hal ini disebablan oleh karena teknik gulung Pengerjaanya lebih sulit karena operator belum mendapathan bentuk dan ukuran yang sesuai dengan buku panduan sehingga membutubkan ‘waktu yang lebih Lama. Sea ae PROSTHODONTICS Deepak Nallaswamy Petia) | aor JAYPEE http://dentalebooks;com 9 ‘Textbook of Prosthodontics Figs 9.28a and b to edge relation in class Ill cases Fig. 9.25c: Excessive averjet in clans Il eases Fig. 9.26; Buccally arranged teeth may produce ‘cheek biting Though buccal fullness is not as important as labial fullness, it does contribute significantly to the appearance of the patient. Level of the Occlusal Plane. The occlusal plane should be located at the mid- point of the interarch distance, The upper occlu- sal rim should be reduced upto or 2 mm below 429 th levelofthe upperlip during spewch The lower occlusal rim should be at the level of the lower lip and the angle of the mouth. Posteriorly it should be two-third the height of the retromolar pad. The posterior part of the upper occlusal plane should be one-fourth an inch below the level of the opening of the Stensen’s duct (Fig, 9.27), Fig. 9.27: Relationship of te occlusal plane to the opening fof the Stensen’s duct and the retromotar pad area ORIENTATION OF THE PLANE OF THE OCCLUSAL RIM ‘The plane of the occlusal rim should be parallel to the plane of the maxilla. It should not be con- fused with the orientation of the occlusal rim (dis- cussed in orientation jaw relation), which denotes. the orientation of the maxilla to the base of the skull The plane of the maxilla is determined pupillary line and posteriorly a tragus line. This of the ear to the lower border of the alae of the nose (Fig. 9,28). The maxillary occlusal plane can be verified . The fox plane has an inner rim or inner rim and an outer rim. The inner rim should be placed in contact of the plane af the ‘occlusal rim. The outer rim will show the facial level of the occlusal plane (Fig. 9.29), Anteriorly Jhould be parallel to the interpupillary line and. posteriorly to the ala-tragus line. agus line is marked on the patient's face using a thread dipped in dental plaster ‘or pumice (Fig. 9.30). http://dentalebooks.com Fig. (Occlusal plane should be paral to ‘tragus line Fig. 9.29: A fox plano used to denote the plane of edusion eee Fig, 9.30: The ala-tragus line should be marked on the patients face using a thread dipped in dental plaster + The maxillary occlusal rim is inserted into the patient's mouth. Maxitlomandibular Relations © The bite fork of the fox plane is inserted into the mouth and positioned at the level of the: occlusal plane of the occlusal rim (Fig. 9.31) © The level of the outer rim is compared with the ala-tragus line. * The occlusal nm is removed and altered using, a hot plate: * The procedure is done till the outer rim of the fox plane és parallel the ala tragus line. Fig. 9.31: The occlusal rm should be reduced bil the outer ‘arm of the fox plane is parallel to the ala tragus kine ————— JAW RELATION * Orientation jaw relation © Vertical jaw relation © Horizontal jaw relation Jaw relation is defined as, “Any relation of the mumdible to the maxilla”-GPT. We must realise that we are placing dentures between two bones and that the function of the denture totally depends upon the joint between the two bones Imagine we are tying a stick to the hand. If the stick is tied with the elbow relayed there is not much discomfort but if the same stick is tied tightly, overextending the elbow there will be severe discomfort (Fig, 9.32). Similarly if we fabricate adenture whichis not in harmony with the movements of the temporo- mandibular joint, there will be severe discomfort. Jaw relation as recorded to measure the extensi- bility and the movements permissible by the ent’s temporomandibular joint hittp://dentalebooks.com 124

You might also like