Jurnal Penolitian Hasil Hutan
Forest Products Research Journal
‘Vol. 6, No. 3 (1989) pp. 198 ~ 204.
SIFAT PULP SODA ANTRAKINON KAYU AKASIA (ACACIA MANGIUM WILLD.) DAN
AGATHIS (AGATHIS DAMMARA RICH)
(The properties of anthraquinone soda pulp of Acacia mangium Willd and Agathis dammara Rich)
Oleh/By
Kayano Purba, Putritjatur Budilistyani, Surdiding Ruhendi & Rena M. Siagian
Summary
‘The anthraquinone soda pulping trials have been conducted by using Acacia mangium Willd. and Agathis dammara
Rich woods to investigate the effect of anthraquinone and its optimum usage on the pulp properties. The pulping trials
have been conducted individually in o rotary digester using
"4, maximum temperature 170°C and keeping the maximum temperature for two hours
ratio 1
la process, with 16% of active alkali, wood to liquor
yhe anthraguinone
Catalyst was given in five levels, namely 0.00, 0.06, 0.10, 0.15 and 0.20% of the weight of oven dry basis wood.
“The result of the investigation showed that the variation in onthraquinone used had a significant effect on the pulp
yield, tear strength, tear index. stretch, and permanganate number of the pulp from Acacia mangium wood. By adding
‘the same catalyst in the pulping trials of Agathis dammara wood it was found that such treatment had a significant effect
‘on the pulp yield, tear strength, tear index, tensile strength, tensile index, breaking length, folding endurance, and
‘bursting strength.
1 was found that the addition of anthraquinone catalyst tended to increase of the pulp yield of Acacia mangium
‘and Agathis dammara, and t0 decrease the permanganate number of the pulp of Acacia mangium. In general, the
‘addition of anthraquinone catalyst is increasing the physical properties of both wood species, but decreasing the bursting
Strength of the Agathis dammara puip.
Compared to the clasification of hardwoods. from tropical forest according to Misra, based on the pulp yield,
‘alkati consumption, permanganate number, and stretch, the Acacia mangium pulp could be categorized ax the first
quality class, based on the breaki
Categorized as the third or fourth quality class. The optimum cooking condition of Acacia mai
ing of 0.05% of anthraquinone catalyst.
length os the second quality class, and based on the folding enduranee it could be
im was obtained by add:
The optimum cooking condition of Agathis dammara was obtained with 0.10% anthraquinone catalyst. Based on
the Indonesia Industriel Standard (SI1.08030-83), at this evel. the resulting pulp can subsitute the unbleached sulphate
1. PENDAHULUAN
Pada pembuatan pulp dengan bahan baku kayu
sering digunakan proses sulfat (Kraft) karena
mempunyai beberapa kelebihan, antara lain pulp
yang dihasilkan memiliki rendemen dan mutu yang
tinggi. Tetapi di balik kelebihan tersebut, proses
sulfat’ juga memiliki beberapa kekurangan antara
lain dapat menimbulkan pencemaran udara (bau)
yang disebabkan oleh senyawa-senyawa belerang
bivalen terutama berupa metil merkaptan. Selain
itu limbah pemasakannya mengandung sulfur yang
‘memerlukan penanganan secara cermat.
‘Sebagai pengganti proses sulfat, dapat digunakan
proses soda. Proses soda menimbulkan tingkat
pencemaran yang lebih rendah bila dibandingkan
dengan proses sulfat, tetapi kelemahannya adalah
mutu pulp yang dihasilkan kurang baik dan ren-
demen rendah, karena proses delignifikasinya ku-
rang sempurna.
Salah satu cara untuk meningkatkan rendemen
198
efektivitas penghilangan lignin melalui penambah-
an suatu katalis, yaitu antrakinon. Penambahan
antrakinon ini cocok untuk pemasakan kayu daun
jarum maupun kayu daun lebar, karena dapat
melebihi proses sulfat yang biasa dipakai yaitu
dalam kecepatan produksi, rendemen serta bisa
‘mengurangi polusi (Holton, 1978).
Menurut Casey (1980), penambahan antrakinon
dalam larutan pemasak pada proses soda dalam
jumlah yang rendah, yaitu 0,05 — 0,10% akan
menghasilkan peningkatan Iaju delignifikasi, ren-
demen pulp serta sifat kekuatan pulp yang hampir
sama dengan yang diperoleh melalui proses sulfat.
Obst, ef al. (1979) melaporkan bahwa pemakai-
fan antrakinon pada proses soda menyebabkan
terjadinya pemutusan ikatan lignin yang lebih
sempurna. Walaupun Samuelson dan Lowendahl
(1978) menyatakan pula bahwa peningkatan ren-demen dan mutu pulp akibat penambahan antra-
kinon tidak seluruhnya ditentukan oleh peningkat-
an pelarutan lignin, tetapi juga oleh stabilisasi
polisakarida tethadap pengaruh degradasi basa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pe-
ngaruh penambahan antrakinon dan persentase
pemakaian optimum dari antrakinon pada proses,
soda terhadap rendemen, sifat kimia dan sifat fisik
pulp akasia dan agathis.
Il. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Bahan baku kayu yang digunakan dalam peneli-
tian ini adalah kayu akasia (Acacia mangium Willd.)
yang berasal dari Suban jeriji — Sumatera Selatan
dan berumur 9 tahun, serta kayu agathis (Agathis
dammara Rich) yang berasal dari Sukabumi —
Jawa Barat dan berumur 15 tahun.
Bahan kimia yang digunakan sebagai larutan
pemasak adalah natrium hidroksida dan garam
asam natrium antrakinon — 2— sulfonat.
Sebelum pemasakan, bahan baku kayu tersebut
masing-masing dicacah’ menjadi serpih berukuran
lebih kurang 30 x 25 x 3 mm. Ukuran dan bentuk
serpih diusahakan seseragam mungkin. Serpih kayu
secara terpisah dihamparkan di udara terbuka
selama 2 — 3 hari sampai mencapai kadar air kering
udara,
Pembuatan pulp dilakukan dalam rotary digester
secara individu dengan proses soda, menggunakan
alkali aktif sebagai NagO 16%, perbandingan serpih
kayu kering tanur dengan larutan pemasak 1 : 4,
suhu maksimum 170°C dan lama pemasakan pada
suhu maksimum 2 jam. Katalis antrakinon yang
diberikan bervariasi dalam 5 taraf, yaitu 0,00;
0,05; 0,10; 0,15 dan 0,20% dari berat kering tanur
serpih kayu. Setiap Kondisi pengolahan diulang
sebanyak 3 kali.
Setelah pemasakan, bahan kimia bekas pemasak
ditampung untuk penetapan konsumsi alkali (TAP-
PI 625 m — 45). Untuk mengetahui jumlah lignin
yang masih tersisa di dalam pulp dilakukan pene-
‘tapan bilangan permanganat (TAPPI T 214 su-71).
Pemisahan serat dan penggilingan dilakukan
dalam alat PFI Mill sampai mencapai derajat
Kehalusan lebih kurang 45°SR. Dari setiap hasil
pemasakan berdasarkan taraf penggunaan antra-
kinon dibentuk lembaran dengan berat dasar lebih
kurang 60 g/m? untuk pengujian sifat fisik. Pengu-
Jian sifat fisik yang dilakukan meliputi: ketahanan
sobek, indeks sobek, ketahanan tarik, indeks tarik,
panjang putus, daya regang, ketahanan lipat, keta-
hanan retak dan indeks retak.
Dalam penelitian ini digunakan rancangan per-
cobaan acak lengkap sedethana, di mana analisis
For. Prod. Res. J, Vol. 6, No. 8 (1989)
ini dilakukan terhadap kayu akasia dan agathis
secara terpisah. Untuk analisis selanjutnya diguna-
kkan uji beda nyata jujur.
II. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengamatan percobaan pembuatan pulp
soda antrakinon dari kayu akasia dan agathis
dengan 5 taraf konsentrasi antrakinon dapat dilihat
pada Tabel 1 dan Tabel 2.
Untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang da-
Jam hal ini adalah perbedaan persentase pemakaian
antrakinon, dilakukan uji statistik seperti yang disa-
Jikan pada Tabel 3.
Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa
perbedaan persentase penggunaan antrakinon pada
jenis akasia memberi pengaruh yang berbeda dalam
meningkatkan rendemen, ketahanan sobek, indeks
sobek dan daya regang serta dalam menurunkan
bilangan permanganat; tetapi tidak berpengaruh
dalam menurunkan Konsumsi alkali serta dalam
meningkatkan ketahanan tarik, indeks tarik, pan-
jang putus, ketahanan lipat, ketahanan retak dan
indeks retak
Pada jenis agathis, penggunaan antrakinon mem-
berikan pengaruh yang berbeda dalam meningkat-
kan rendemen, ketahanan sobek, indeks sobek,
ketahanan tarik, indeks tarik, panjang putus dan
ketahanan lipat serta dalam menurunkan ketahanan
retak; tetapi tidak berpengaruh dalam menurunkan
konsumsi alkali dan bilangan permanganat serta
dalam meningkatkan daya regang dan indeks retak.
Walaupun demikian, secara umum penggunaan
antrakinon dapat meningkatkan dan memperbaiki,
sifat pulp akasia dan agathis bila dibandingkan de-
ngan tanpa penggunaan antrakinon.
Untuk mengetahui perlakuan mana yang mem-
berikan sifat yang berbeda, dilakukan uji beda
nyata jujur yang hasilnya’ dapat dilihat pada
Tabel 4.
Rendahnya rendemen pada proses soda disebab-
kan oleh rentannya selulosa terhadap larutan pe-
1asak yang berkonsentrasi tinggi pada setiap suhu
dan terhadap larutan pemasak yang berkonsentrasi
rendah pada suhu di atas 100°C. Selain itu depoli-
merisasi karbohidrat terjadi terus menerus selama
proses delignifikasi (Coppick dalam Casey, 1952).
Penambahan antrakinon mampu meningkatkan
laju delignifikasi dan menyebabkan terjadinya pe-
mutusan ikatan lignin yang lebih sempurna. Pe-
ngaruh ini terlihat pada jenis akasia dan agathis, di
mana dengan penambahan antrakinon dihasilkan
rendemen yang lebih tinggi bila dibandingkan
dengan rendemen tanpa penggunaan antrakinon.
199‘Tabel 1, Sifat pulp soda antrakinon kayu Acacia mangium Willd
Table 1. The properties of anthraquinone soda pulp of Acacia mangium Willd
Sitat pulp Antrakinon (Anthraguinone), %
(Pulp properties) 0,00 0,05 0,10 0.15 0,20
Rendemen 49,84 51,93 51,33 52,12 61,73
(Yield), %
Konsumsi alkali 173 11,04 11,70 12.61 10,95
(Alkali consumption), %
Bilangan permanganat wm 14,32 13,99 11,90 12.27
(Permanganate number)
Ketshanan sobek 670,54 601,50 678,91 621,37 561,74
(Tear strength), mN
Indeks sobek, Nm2/kg 10,38 9,92 10,42 10,08 gar
(Tear index)
Ketahanan tarik, kN/m 2al 276 2.78 277 245
(Tensile strength)
Indeks tarik, Nmv/g 37,38 42,19 42,75 44,86 39,75
(Tensile index)
Panjang putus, m 3811,69 4362,63, 4359,69 4573,81 .4058,02
(Breaking length)
Daya regang, % 412 4,36 5,39 5,52 4,03
(Stretch)
Ketahanan lipat, DF 9,60 1067 1238 113 as
(Folding endurance)
Ketahanan retake 214,77 201,01 223,21 215,78 197,51
(Burst strength), k Pa
Indeks retak, kPa/m?/g 3,23 313 3,3 3,50 3,20
(Burst index)
Peningkatan rendemen pada jenis akasia dan
agathis ini diduga tidak hanya disebabkan oleh
penyempurnaan, pemutusan ikatan lignin, tetapi
mungkin juga disebabkan oleh oksidasi rantai
ujung polisakarida yang terdapat dalam kayu
maupun yang terbentuk oleh depolimerisasi se-
lama pemasakan menjadi asam-asam aldonat. Hal
ini menjadikan selulosa lebih stabil terhadap de-
gradasi pada rantai-rantai ujung pereduksinya. Ke-
hadiran antrakinon dalam jumlah katalitik hampir
sama peranannya dengan penggunaan natrium sul-
fida pada proses sulfat.
Penambahan antrakinon dalam pemasakan kayw
akasia menunjukkan pengaruh penurunan bilangan
permanganat. Turunnya bilangan permanganat di-
sebabkan oleh berkurangnya lignin dalam pulp
yang dapat mereduksi kalium —permanganat
(KMnO, ). Hal ini membuktikan bahwa antrakinon
berperan dalam penyempurnaan penghilangan
lignin.
Secara umum penambahan antrakinon dalam
200
pemasakan kayu akasia dan agathis dapat memper-
baiki sifat fisik pulp yang dihasilkan, kecuah pada
ketahanan retak pulp agathis. Diduga, peningkatan
sifat fisik ini disebabkan oleh pengaruh penghilang-
an lignin yang selektif dengan kehadiran antra-
kinon dalam larutan pemasak.
‘Menurut Casey (1980), lignin di dalam pulp
memberi pengaruh yang kurang menguntungkan
terhadap sifat-sifat pulp. Pulp dengan kandungan
lignin tinggi akan memiliki sifat kaku dan rapuh
sehingga mempunyai sifat fisik yang rendah.
Penggunaan antrakinon pada pemasakan kayu
akasia dan agathis akan meningkatkan penyempur-
naan penghilangan lignin yang akhirnya memper-
mudah penggilingan dan dapat berfibrilasi dengan
baik, sehingga membentuk lembaran dengan sifat
fisik’ yang baik.
Peningkatan sifat fisik pulp akasia dan agathis,
selain disebabkan oleh pengaruh penghilangan lig-
nin yang lebih sempurna, diduga juga disebabkan
oleh pengaruh stabilisasi rantai ujung polisakarida
Jurn. Pen, Has. Hut. Vol. 6, No. 3 (1989)‘Tabel 2. Sifat pulp soda antrakinon kayu Agathis dammara Rich.
Table 2. The properties of anthraquinone soda pulp of Agathis dammara Rich
Sifat pulp _ Antrakinon (Anthraquinone), %
(Pulp properties ) 0,00 0,05 010,180.20
Rendemen 48,98 51,35 51,81 51,23, 50,36
(Yield), %
Konsumsi alkali 10,74 9,96 10,69 10,18 1102
(Alkali consumption), %
‘Bilangan permanganat 20,50 20,65 20,28 20,33, 20,66
(Permanganate number)
Ketahanan sobek 1178,93 1350,88 1878,74 999,29 909,31
(Tear strength), mN
Indeks sobek, Nm? /kg 18,97 21,87 22,77 15,98 14,58
(Tear index)
Ketahanan tarik, kN/m 349 3,69 aad 3,76 3,51
(Tensile strength)
Indeks tarik. Novi 56,24 59,77 68,18 60,72 56,56
(Tensile index)
Panjang putus, m 8734,77 6094,51 6952,28 619111 5766,73
(Breaking length)
Daya regang, % 494 5,25 5,66 5,25 492
(Stretch)
Ketahanan lipat, DF 234,13 260,93 515,67 36347
(Folding endurance)
Ketahanan retak, k Pa 390,84 347,62 345,89 352,53 308,69
(Burst strength)
Indeks retak, kPa/m?/g 6.31 5,64 5,70 5,68 497
(Burst index}
oleh antrakinon terhadap degradasi selulosa oleh
Jarutan pemasak, sehingga keutuhan serat dapat,
dijaga.
Untuk mengetahui gambaran tentang mutu pulp
akasia yang dihasilkan dari penelitian ini, maka
nilai rata-tata dari setiap respon pada jenis akasia
dibandingkan dengan klasifikasi kayu daun lebar
hhutan tropis sebagai bahan baku pulp dan kertas
menurut Misra (1973). Berdasarkan rendemen
(49,84 — 52,12%), konsumsi alkali (10,95 —
12,61%), bilangan permanganat_ (11,90 — 17,13)
dan daya regang (4,03 — 5,52%) pulp akasia
termasuk kelas mutu I. Berdasarkan sifat panjang
putus (381169 — 4573,81 m) pulp akasia ter-
masuk pulp kelas mutu II, sedangkan berdasarkan
ketahanan lipat (7,73 — 12,13 DF) pulp ini ter-
masuk kelas mutu III —1V.
Selanjutnya untuk mengetahui gambaran ten-
tang mutu pulp agathis, nilai rata-rata dari respon
sifat fisik dibandingkan dengan Standar Industri
Indonesia (SII) mengenai spesifikasi pulp sulfat
For, Prod. Res. J. Vol. 6, No. 3 (1989)
belum putih untuk kayu daun jarum (SII. 0830-
83). Berdasarkan SII tersebut, nilai minimal untuk
indeks sobek adalah 9,0 m Nm?/g (Nm?/kg),
indeks tarik 60,0 Nm/g dan indeks retak 4,5 k
Pa m2/g.
Dati tabel 2 dapat dilihat bahwa seluruh nil
indeks sobek (14,58 — 22,77 Nm2/kg) dan nilai
indeks retak (4,97 — 6,31 k Pa m2/g) memenul
syarat minimum yang ditentukan oleh SII. Berda-
sarkan nilai indeks tarik, pulp agathis yang meng-
gunakan antrakinon pada taraf 0,00%, 0,05%, dan
0,20% (56,24 — 59,77 Nm/g) tidak memenuhi
syarat yang ditentukan SIT, sedangkan pulp yang
menggunakan antrakinon pada taraf 0,10% dan
0,15% (68,18 dan 60,72 Nm/g) memenuhi syarat,
SII 0830-83 sebagai pulp kayu jarum yang belum
diputihkan. Dengan demikian penggunaan antra-
kinon dengan taraf 0,10% dan 0,15% menghasilkan
pulp agathis yang memenuhi syarat SII.
Berdasarkan uji beda nyata jujur dan klasifikasi
kayu daun lebar hutan tropis sebagai bahan baku
201‘Tabel 3. Analisis Keragaman sfat pulp soda antrakinon -
Table 3. Anabwe of weronce of anthraquinone soa pulp properties
ie pip ina oes ane
(Pulp properties) —— fean a _ (Foeale)
Fedahann cane
fivatment) tino
hea mang Wl i
Randaee 201 ests soe
Mar
ons aba ast ose a
(aie conn tion)
‘ang permanent saasas oan:
(Pemanasnte nome)
Kahan ok nanas asa
(Teersinat
Inde sek ano cons
freeride)
Kahana ih ouroaa onze ae
(ona seat)
Inde tk asaore susan 202
(Ponte inde)
Faniane patie eeisss0 10212870 2
‘art nats
Daya rogang 1,5342, 0.0837 1333""
oer
Kahan sa007 2.9087 208
(toiting endurance)
Kethanan ra susoi2 4199002 ona
(our enh
Indes ak oonaa outs ous
tia ies)
Aut demmare
Rendemen 15756 0.7952 4.90"
tat
ons aha oussos oaasto aan
(ditt ensenpton
‘laogn permanant o.osaa ouonas a8
(oemangote number)
‘Ketabanan sobok 129939,1455, 29313,0545 4a"
(rear eng
Indeks sobek 36,2194 9.4957 ssi"
(rere)
‘Ketahanan tarike 0.2041 0.0430 478"
(anne sent)
Indeks tarike 69,7633 18,7872 an"
(Tena nde)
Panjang putus 728787,605 195367,449 ara"
(rates eat)
Depa ene oases oussra ot
‘ser
Ketshanan pat 97169,749 9892,731 3,76"
(Folding mde
taba tah a49.9798 sea208 sas?
tour ang)
Ines oss o.2500 0
(inet ne
Keterangan (remerks)
‘Dersjatbebas dae (depres of freedom)
Peviuen (rentment } = 4
Gala ‘errr 10
nya (agriicent)
angatmyeta (high sign fcont)
Jurn. Pen. Has. Hut. Vol. 6, No. 3 (1989)‘Tabel 4. Uji beda pengaruh persentase penambahan antrakinon terhadap sifat pulp
Table 4. Test of significant difference of anthrquinone proportion on pulp properties
Sitat pulp
(Pulp properties)
“Antrakinon
(Anthraquinone), %
Acacia mangium Willd,
1, Rendemen pulp
(Yield)
2. Bilangan permanganat
(Permanganate number)
8. Ketahanan sobek
(Tear strength)
4, Indeks sobek
(Tear index)
5. Daya regang
(Stretch)
B. Agathis dammara Rich.
1. Rendemen pulp
(Yield)
2. Ketahanan sobek
(Tear strength)
8. Indeks sobek
(Tear indexs)
4. Ketahanan tarike
(Tensile strength)
5, Indeks tarike
(Tensile index)
6. Panjang putus
(Breaking length)
Ketshanan lipat
(Folding endurance)
8. Ketahanan retak
(Bust strength)
0,00
0,00
Keterangan tidak berbeda nyata
(Remarks)
pulp dan kertas dari Misra, Kondisi optimum bagi
pemasakan pulp akasia ditentukan pada taraf
penggunaan antrakinon terendah yang memiliki
sifat pulp yang relatif sama dengan sifat pulp
terbaik yang dihasilkan dari penggunaan antrakinon
dengan taraf yang lebih tinggi. Dengan demikian
kondisipemasakan optimum bagi pulp akasia
adalah pemasakan pada taraf penggunaan antra-
kinon sebesar 0,05%.
Penggunaan antrakinon pada taraf 0,10% dan
0.15% menghasilkan pulp agathis yang memenuhi
syarat SII. 0830-83. Dengan demikian, kondisi
pemasakan yang optimum bagi pulp agathis adalah
pemasakan dengan penggunaan antrakinon pada
taraf 0,10%.
For. Prod. Res. J. Vol. 6, No. 3 (1989)
0.15,
0,00
(Non significane difference)
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
1, Penggunaan antrakinon dalam proses soda ter-
hnyata dapat meningkatkan rendemen pulp pada
pemasakan kayu akasia dan agathis, serta menu-
runkan bilangan permanganat pada pemasakan
kayu akasia. Penggunaan antrakinon umumnya
dapat meningkatkan dan memperbaiki sifat pulp
akasia dan agathis bila dibandingkan dengan
tanpa penggunaan antrakinon, kecuali penurun-
an ketahanan retak pada pulp kayu agathis.
2. Menurut klasifikasi kayu daun lebar hutan tropis
sebagai bahan baku pulp dan kertas oleh Misra,
maka pulp kayu akasia berdasarkan rendemen,
konsumsi alkali, bilangan permanganat dan daya
203regang termasuk pulp kelas mutu I, berdasarkan
kekuatan panjang putus termasuk pulp kelas
mutu IT, sedangkan berdasarkan ketahanan lipat
‘termasuk pulp Kelas mutu III —1V.
3. Kondisi pemasakan optimum untuk pulp akasia
adalah dengan penggunaan antrakinon 0,05%.
4, Kondisi pemasakan optimum untuk pulp agathis
adalah dengan penggunaan antrakinon 0,10%.
Pada taraf ini pulp yang dihasilkan memenuhi
syarat sebagai pengganti pulp sulfat kayu jarum
yang belum diputihkan (SII.08030-83).
DAFTAR PUSTAKA
‘Algar, H.W., A. Farrington, B. Jessup, P-P. Nelson, N.
“Venderhock. 1979. ‘The Mechanism of Soda-Quinone
Pulping. Appite 98 (1) 33 ~ 37
Aminoff, H., G. Brunow, G.E. Miksche, K. Poppius. 1979.
‘A Mechanism for the Delignitying Effect of Anthra-
quinone in Soda Pulping. Paperi ja Puu No. 6 — 7
442,
Anonymus. 1981. Cara Pengujian Sifat Fisik Pulp dan
‘Kertas. Departemen Perindustrian, Jakarta
1981. Sposifikasi Kertas Kraft untuk Kantong
Depariemen Perindustrian. Jakarta
Brunow, G. dan K. Poppius. 1981. A Kinetic Study on the
Mechanism of §-0-4 Ether Clesvage in Soda-Anthraqui
none Pulping. Paper ja Puu No. 12 : 788 ~ 785.
Casey, JP. 1962, Pulp and Paper Chemistry and Chemical
Technology. Volume I. Interscience Publishers. Inc.,
New York,
1980. Pulp and Paper Chemistry and Chemical
‘Technology. Third Edition. Volume I. John Wiley &
Sons, New York,
Fullerton. 1979. Anthraquinone Pulping. What's New in
Forest Research No, 72. Forest Research Institute,
New Zealand.
Ghosh, K.L., V. Venkatesh, WJ, Chin dan J.8. Gratel, 197
Quinone’ Additives in’ Soda Pulping of Hardwoods.
‘TAPPI 60 (11) : 127 ~ 131,
Holton, H. 1978. Better Cooking With Anthraquinone.
PPINo. 8:49 ~52,
Kettunen, J., N.B. Virkola dan I. Yrhala, 1979. The Effect,
‘of Anthraquinone on Neutral Sulphite and Alkaline
Sulphite Cooking of Pine, Paper ja Puu No. 11
685 — 700,
Misra, N.D. 1973. A Method for Grading Tropical Hard-
wood dalam Klasifikasi Kayu Berdaun Lebar dari Hutan
‘Tropis sebagai Bahan Baku Kertas. Berita Selulosa X
X 4): 179~ 183.
Mac Leod, J.M., B.I. Fleming, GJ. Kubes dan H.1. Botker.
1980. The Strength of Kraft-AQ and Soda-AQ Pulps.
TAPPI 63 (1): 57 — 60.
Obst, J.R., LiL, Landueci dan N. Sanyer. 1979. Quinones
in’ Alkaline Pulping, TAPPI 62 (1): 59 — 59.
Samuelson, O. dan L. Lowendahl, 1978. Carbohydrate
Stabilization During Soda Pulping With Addition of
“Anthraquinone. TAPPI 61 (2): 19 — 21.
Soetrisno, TS. 1981. Penclitian Pembuatan Pulp dengan
Bahan Baku Serbuk Penggergajian Kayu Albisia Proses
Soda-Antrakinon, Berita Selulosa 17 (3): 64 —72.
‘Technical Association of The Pulp and Paper Industry
1972, Numerical Index of TAPPI Standards and Sug-
gested Methods. 1 Dunwoody Park. Atlanta.
Jurn. Pen, Has. Hut. Vol. 6, No. 3 (1989)