You are on page 1of 7
Jurnal Penolitian Hasil Hutan Forest Products Research Journal ‘Vol. 6, No. 3 (1989) pp. 198 ~ 204. SIFAT PULP SODA ANTRAKINON KAYU AKASIA (ACACIA MANGIUM WILLD.) DAN AGATHIS (AGATHIS DAMMARA RICH) (The properties of anthraquinone soda pulp of Acacia mangium Willd and Agathis dammara Rich) Oleh/By Kayano Purba, Putritjatur Budilistyani, Surdiding Ruhendi & Rena M. Siagian Summary ‘The anthraquinone soda pulping trials have been conducted by using Acacia mangium Willd. and Agathis dammara Rich woods to investigate the effect of anthraquinone and its optimum usage on the pulp properties. The pulping trials have been conducted individually in o rotary digester using "4, maximum temperature 170°C and keeping the maximum temperature for two hours ratio 1 la process, with 16% of active alkali, wood to liquor yhe anthraguinone Catalyst was given in five levels, namely 0.00, 0.06, 0.10, 0.15 and 0.20% of the weight of oven dry basis wood. “The result of the investigation showed that the variation in onthraquinone used had a significant effect on the pulp yield, tear strength, tear index. stretch, and permanganate number of the pulp from Acacia mangium wood. By adding ‘the same catalyst in the pulping trials of Agathis dammara wood it was found that such treatment had a significant effect ‘on the pulp yield, tear strength, tear index, tensile strength, tensile index, breaking length, folding endurance, and ‘bursting strength. 1 was found that the addition of anthraquinone catalyst tended to increase of the pulp yield of Acacia mangium ‘and Agathis dammara, and t0 decrease the permanganate number of the pulp of Acacia mangium. In general, the ‘addition of anthraquinone catalyst is increasing the physical properties of both wood species, but decreasing the bursting Strength of the Agathis dammara puip. Compared to the clasification of hardwoods. from tropical forest according to Misra, based on the pulp yield, ‘alkati consumption, permanganate number, and stretch, the Acacia mangium pulp could be categorized ax the first quality class, based on the breaki Categorized as the third or fourth quality class. The optimum cooking condition of Acacia mai ing of 0.05% of anthraquinone catalyst. length os the second quality class, and based on the folding enduranee it could be im was obtained by add: The optimum cooking condition of Agathis dammara was obtained with 0.10% anthraquinone catalyst. Based on the Indonesia Industriel Standard (SI1.08030-83), at this evel. the resulting pulp can subsitute the unbleached sulphate 1. PENDAHULUAN Pada pembuatan pulp dengan bahan baku kayu sering digunakan proses sulfat (Kraft) karena mempunyai beberapa kelebihan, antara lain pulp yang dihasilkan memiliki rendemen dan mutu yang tinggi. Tetapi di balik kelebihan tersebut, proses sulfat’ juga memiliki beberapa kekurangan antara lain dapat menimbulkan pencemaran udara (bau) yang disebabkan oleh senyawa-senyawa belerang bivalen terutama berupa metil merkaptan. Selain itu limbah pemasakannya mengandung sulfur yang ‘memerlukan penanganan secara cermat. ‘Sebagai pengganti proses sulfat, dapat digunakan proses soda. Proses soda menimbulkan tingkat pencemaran yang lebih rendah bila dibandingkan dengan proses sulfat, tetapi kelemahannya adalah mutu pulp yang dihasilkan kurang baik dan ren- demen rendah, karena proses delignifikasinya ku- rang sempurna. Salah satu cara untuk meningkatkan rendemen 198 efektivitas penghilangan lignin melalui penambah- an suatu katalis, yaitu antrakinon. Penambahan antrakinon ini cocok untuk pemasakan kayu daun jarum maupun kayu daun lebar, karena dapat melebihi proses sulfat yang biasa dipakai yaitu dalam kecepatan produksi, rendemen serta bisa ‘mengurangi polusi (Holton, 1978). Menurut Casey (1980), penambahan antrakinon dalam larutan pemasak pada proses soda dalam jumlah yang rendah, yaitu 0,05 — 0,10% akan menghasilkan peningkatan Iaju delignifikasi, ren- demen pulp serta sifat kekuatan pulp yang hampir sama dengan yang diperoleh melalui proses sulfat. Obst, ef al. (1979) melaporkan bahwa pemakai- fan antrakinon pada proses soda menyebabkan terjadinya pemutusan ikatan lignin yang lebih sempurna. Walaupun Samuelson dan Lowendahl (1978) menyatakan pula bahwa peningkatan ren- demen dan mutu pulp akibat penambahan antra- kinon tidak seluruhnya ditentukan oleh peningkat- an pelarutan lignin, tetapi juga oleh stabilisasi polisakarida tethadap pengaruh degradasi basa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pe- ngaruh penambahan antrakinon dan persentase pemakaian optimum dari antrakinon pada proses, soda terhadap rendemen, sifat kimia dan sifat fisik pulp akasia dan agathis. Il. BAHAN DAN METODE PENELITIAN Bahan baku kayu yang digunakan dalam peneli- tian ini adalah kayu akasia (Acacia mangium Willd.) yang berasal dari Suban jeriji — Sumatera Selatan dan berumur 9 tahun, serta kayu agathis (Agathis dammara Rich) yang berasal dari Sukabumi — Jawa Barat dan berumur 15 tahun. Bahan kimia yang digunakan sebagai larutan pemasak adalah natrium hidroksida dan garam asam natrium antrakinon — 2— sulfonat. Sebelum pemasakan, bahan baku kayu tersebut masing-masing dicacah’ menjadi serpih berukuran lebih kurang 30 x 25 x 3 mm. Ukuran dan bentuk serpih diusahakan seseragam mungkin. Serpih kayu secara terpisah dihamparkan di udara terbuka selama 2 — 3 hari sampai mencapai kadar air kering udara, Pembuatan pulp dilakukan dalam rotary digester secara individu dengan proses soda, menggunakan alkali aktif sebagai NagO 16%, perbandingan serpih kayu kering tanur dengan larutan pemasak 1 : 4, suhu maksimum 170°C dan lama pemasakan pada suhu maksimum 2 jam. Katalis antrakinon yang diberikan bervariasi dalam 5 taraf, yaitu 0,00; 0,05; 0,10; 0,15 dan 0,20% dari berat kering tanur serpih kayu. Setiap Kondisi pengolahan diulang sebanyak 3 kali. Setelah pemasakan, bahan kimia bekas pemasak ditampung untuk penetapan konsumsi alkali (TAP- PI 625 m — 45). Untuk mengetahui jumlah lignin yang masih tersisa di dalam pulp dilakukan pene- ‘tapan bilangan permanganat (TAPPI T 214 su-71). Pemisahan serat dan penggilingan dilakukan dalam alat PFI Mill sampai mencapai derajat Kehalusan lebih kurang 45°SR. Dari setiap hasil pemasakan berdasarkan taraf penggunaan antra- kinon dibentuk lembaran dengan berat dasar lebih kurang 60 g/m? untuk pengujian sifat fisik. Pengu- Jian sifat fisik yang dilakukan meliputi: ketahanan sobek, indeks sobek, ketahanan tarik, indeks tarik, panjang putus, daya regang, ketahanan lipat, keta- hanan retak dan indeks retak. Dalam penelitian ini digunakan rancangan per- cobaan acak lengkap sedethana, di mana analisis For. Prod. Res. J, Vol. 6, No. 8 (1989) ini dilakukan terhadap kayu akasia dan agathis secara terpisah. Untuk analisis selanjutnya diguna- kkan uji beda nyata jujur. II. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan percobaan pembuatan pulp soda antrakinon dari kayu akasia dan agathis dengan 5 taraf konsentrasi antrakinon dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang da- Jam hal ini adalah perbedaan persentase pemakaian antrakinon, dilakukan uji statistik seperti yang disa- Jikan pada Tabel 3. Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa perbedaan persentase penggunaan antrakinon pada jenis akasia memberi pengaruh yang berbeda dalam meningkatkan rendemen, ketahanan sobek, indeks sobek dan daya regang serta dalam menurunkan bilangan permanganat; tetapi tidak berpengaruh dalam menurunkan Konsumsi alkali serta dalam meningkatkan ketahanan tarik, indeks tarik, pan- jang putus, ketahanan lipat, ketahanan retak dan indeks retak Pada jenis agathis, penggunaan antrakinon mem- berikan pengaruh yang berbeda dalam meningkat- kan rendemen, ketahanan sobek, indeks sobek, ketahanan tarik, indeks tarik, panjang putus dan ketahanan lipat serta dalam menurunkan ketahanan retak; tetapi tidak berpengaruh dalam menurunkan konsumsi alkali dan bilangan permanganat serta dalam meningkatkan daya regang dan indeks retak. Walaupun demikian, secara umum penggunaan antrakinon dapat meningkatkan dan memperbaiki, sifat pulp akasia dan agathis bila dibandingkan de- ngan tanpa penggunaan antrakinon. Untuk mengetahui perlakuan mana yang mem- berikan sifat yang berbeda, dilakukan uji beda nyata jujur yang hasilnya’ dapat dilihat pada Tabel 4. Rendahnya rendemen pada proses soda disebab- kan oleh rentannya selulosa terhadap larutan pe- 1asak yang berkonsentrasi tinggi pada setiap suhu dan terhadap larutan pemasak yang berkonsentrasi rendah pada suhu di atas 100°C. Selain itu depoli- merisasi karbohidrat terjadi terus menerus selama proses delignifikasi (Coppick dalam Casey, 1952). Penambahan antrakinon mampu meningkatkan laju delignifikasi dan menyebabkan terjadinya pe- mutusan ikatan lignin yang lebih sempurna. Pe- ngaruh ini terlihat pada jenis akasia dan agathis, di mana dengan penambahan antrakinon dihasilkan rendemen yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan rendemen tanpa penggunaan antrakinon. 199 ‘Tabel 1, Sifat pulp soda antrakinon kayu Acacia mangium Willd Table 1. The properties of anthraquinone soda pulp of Acacia mangium Willd Sitat pulp Antrakinon (Anthraguinone), % (Pulp properties) 0,00 0,05 0,10 0.15 0,20 Rendemen 49,84 51,93 51,33 52,12 61,73 (Yield), % Konsumsi alkali 173 11,04 11,70 12.61 10,95 (Alkali consumption), % Bilangan permanganat wm 14,32 13,99 11,90 12.27 (Permanganate number) Ketshanan sobek 670,54 601,50 678,91 621,37 561,74 (Tear strength), mN Indeks sobek, Nm2/kg 10,38 9,92 10,42 10,08 gar (Tear index) Ketahanan tarik, kN/m 2al 276 2.78 277 245 (Tensile strength) Indeks tarik, Nmv/g 37,38 42,19 42,75 44,86 39,75 (Tensile index) Panjang putus, m 3811,69 4362,63, 4359,69 4573,81 .4058,02 (Breaking length) Daya regang, % 412 4,36 5,39 5,52 4,03 (Stretch) Ketahanan lipat, DF 9,60 1067 1238 113 as (Folding endurance) Ketahanan retake 214,77 201,01 223,21 215,78 197,51 (Burst strength), k Pa Indeks retak, kPa/m?/g 3,23 313 3,3 3,50 3,20 (Burst index) Peningkatan rendemen pada jenis akasia dan agathis ini diduga tidak hanya disebabkan oleh penyempurnaan, pemutusan ikatan lignin, tetapi mungkin juga disebabkan oleh oksidasi rantai ujung polisakarida yang terdapat dalam kayu maupun yang terbentuk oleh depolimerisasi se- lama pemasakan menjadi asam-asam aldonat. Hal ini menjadikan selulosa lebih stabil terhadap de- gradasi pada rantai-rantai ujung pereduksinya. Ke- hadiran antrakinon dalam jumlah katalitik hampir sama peranannya dengan penggunaan natrium sul- fida pada proses sulfat. Penambahan antrakinon dalam pemasakan kayw akasia menunjukkan pengaruh penurunan bilangan permanganat. Turunnya bilangan permanganat di- sebabkan oleh berkurangnya lignin dalam pulp yang dapat mereduksi kalium —permanganat (KMnO, ). Hal ini membuktikan bahwa antrakinon berperan dalam penyempurnaan penghilangan lignin. Secara umum penambahan antrakinon dalam 200 pemasakan kayu akasia dan agathis dapat memper- baiki sifat fisik pulp yang dihasilkan, kecuah pada ketahanan retak pulp agathis. Diduga, peningkatan sifat fisik ini disebabkan oleh pengaruh penghilang- an lignin yang selektif dengan kehadiran antra- kinon dalam larutan pemasak. ‘Menurut Casey (1980), lignin di dalam pulp memberi pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap sifat-sifat pulp. Pulp dengan kandungan lignin tinggi akan memiliki sifat kaku dan rapuh sehingga mempunyai sifat fisik yang rendah. Penggunaan antrakinon pada pemasakan kayu akasia dan agathis akan meningkatkan penyempur- naan penghilangan lignin yang akhirnya memper- mudah penggilingan dan dapat berfibrilasi dengan baik, sehingga membentuk lembaran dengan sifat fisik’ yang baik. Peningkatan sifat fisik pulp akasia dan agathis, selain disebabkan oleh pengaruh penghilangan lig- nin yang lebih sempurna, diduga juga disebabkan oleh pengaruh stabilisasi rantai ujung polisakarida Jurn. Pen, Has. Hut. Vol. 6, No. 3 (1989) ‘Tabel 2. Sifat pulp soda antrakinon kayu Agathis dammara Rich. Table 2. The properties of anthraquinone soda pulp of Agathis dammara Rich Sifat pulp _ Antrakinon (Anthraquinone), % (Pulp properties ) 0,00 0,05 010,180.20 Rendemen 48,98 51,35 51,81 51,23, 50,36 (Yield), % Konsumsi alkali 10,74 9,96 10,69 10,18 1102 (Alkali consumption), % ‘Bilangan permanganat 20,50 20,65 20,28 20,33, 20,66 (Permanganate number) Ketahanan sobek 1178,93 1350,88 1878,74 999,29 909,31 (Tear strength), mN Indeks sobek, Nm? /kg 18,97 21,87 22,77 15,98 14,58 (Tear index) Ketahanan tarik, kN/m 349 3,69 aad 3,76 3,51 (Tensile strength) Indeks tarik. Novi 56,24 59,77 68,18 60,72 56,56 (Tensile index) Panjang putus, m 8734,77 6094,51 6952,28 619111 5766,73 (Breaking length) Daya regang, % 494 5,25 5,66 5,25 492 (Stretch) Ketahanan lipat, DF 234,13 260,93 515,67 36347 (Folding endurance) Ketahanan retak, k Pa 390,84 347,62 345,89 352,53 308,69 (Burst strength) Indeks retak, kPa/m?/g 6.31 5,64 5,70 5,68 497 (Burst index} oleh antrakinon terhadap degradasi selulosa oleh Jarutan pemasak, sehingga keutuhan serat dapat, dijaga. Untuk mengetahui gambaran tentang mutu pulp akasia yang dihasilkan dari penelitian ini, maka nilai rata-tata dari setiap respon pada jenis akasia dibandingkan dengan klasifikasi kayu daun lebar hhutan tropis sebagai bahan baku pulp dan kertas menurut Misra (1973). Berdasarkan rendemen (49,84 — 52,12%), konsumsi alkali (10,95 — 12,61%), bilangan permanganat_ (11,90 — 17,13) dan daya regang (4,03 — 5,52%) pulp akasia termasuk kelas mutu I. Berdasarkan sifat panjang putus (381169 — 4573,81 m) pulp akasia ter- masuk pulp kelas mutu II, sedangkan berdasarkan ketahanan lipat (7,73 — 12,13 DF) pulp ini ter- masuk kelas mutu III —1V. Selanjutnya untuk mengetahui gambaran ten- tang mutu pulp agathis, nilai rata-rata dari respon sifat fisik dibandingkan dengan Standar Industri Indonesia (SII) mengenai spesifikasi pulp sulfat For, Prod. Res. J. Vol. 6, No. 3 (1989) belum putih untuk kayu daun jarum (SII. 0830- 83). Berdasarkan SII tersebut, nilai minimal untuk indeks sobek adalah 9,0 m Nm?/g (Nm?/kg), indeks tarik 60,0 Nm/g dan indeks retak 4,5 k Pa m2/g. Dati tabel 2 dapat dilihat bahwa seluruh nil indeks sobek (14,58 — 22,77 Nm2/kg) dan nilai indeks retak (4,97 — 6,31 k Pa m2/g) memenul syarat minimum yang ditentukan oleh SII. Berda- sarkan nilai indeks tarik, pulp agathis yang meng- gunakan antrakinon pada taraf 0,00%, 0,05%, dan 0,20% (56,24 — 59,77 Nm/g) tidak memenuhi syarat yang ditentukan SIT, sedangkan pulp yang menggunakan antrakinon pada taraf 0,10% dan 0,15% (68,18 dan 60,72 Nm/g) memenuhi syarat, SII 0830-83 sebagai pulp kayu jarum yang belum diputihkan. Dengan demikian penggunaan antra- kinon dengan taraf 0,10% dan 0,15% menghasilkan pulp agathis yang memenuhi syarat SII. Berdasarkan uji beda nyata jujur dan klasifikasi kayu daun lebar hutan tropis sebagai bahan baku 201 ‘Tabel 3. Analisis Keragaman sfat pulp soda antrakinon - Table 3. Anabwe of weronce of anthraquinone soa pulp properties ie pip ina oes ane (Pulp properties) —— fean a _ (Foeale) Fedahann cane fivatment) tino hea mang Wl i Randaee 201 ests soe Mar ons aba ast ose a (aie conn tion) ‘ang permanent saasas oan: (Pemanasnte nome) Kahan ok nanas asa (Teersinat Inde sek ano cons freeride) Kahana ih ouroaa onze ae (ona seat) Inde tk asaore susan 202 (Ponte inde) Faniane patie eeisss0 10212870 2 ‘art nats Daya rogang 1,5342, 0.0837 1333"" oer Kahan sa007 2.9087 208 (toiting endurance) Kethanan ra susoi2 4199002 ona (our enh Indes ak oonaa outs ous tia ies) Aut demmare Rendemen 15756 0.7952 4.90" tat ons aha oussos oaasto aan (ditt ensenpton ‘laogn permanant o.osaa ouonas a8 (oemangote number) ‘Ketabanan sobok 129939,1455, 29313,0545 4a" (rear eng Indeks sobek 36,2194 9.4957 ssi" (rere) ‘Ketahanan tarike 0.2041 0.0430 478" (anne sent) Indeks tarike 69,7633 18,7872 an" (Tena nde) Panjang putus 728787,605 195367,449 ara" (rates eat) Depa ene oases oussra ot ‘ser Ketshanan pat 97169,749 9892,731 3,76" (Folding mde taba tah a49.9798 sea208 sas? tour ang) Ines oss o.2500 0 (inet ne Keterangan (remerks) ‘Dersjatbebas dae (depres of freedom) Peviuen (rentment } = 4 Gala ‘errr 10 nya (agriicent) angatmyeta (high sign fcont) Jurn. Pen. Has. Hut. Vol. 6, No. 3 (1989) ‘Tabel 4. Uji beda pengaruh persentase penambahan antrakinon terhadap sifat pulp Table 4. Test of significant difference of anthrquinone proportion on pulp properties Sitat pulp (Pulp properties) “Antrakinon (Anthraquinone), % Acacia mangium Willd, 1, Rendemen pulp (Yield) 2. Bilangan permanganat (Permanganate number) 8. Ketahanan sobek (Tear strength) 4, Indeks sobek (Tear index) 5. Daya regang (Stretch) B. Agathis dammara Rich. 1. Rendemen pulp (Yield) 2. Ketahanan sobek (Tear strength) 8. Indeks sobek (Tear indexs) 4. Ketahanan tarike (Tensile strength) 5, Indeks tarike (Tensile index) 6. Panjang putus (Breaking length) Ketshanan lipat (Folding endurance) 8. Ketahanan retak (Bust strength) 0,00 0,00 Keterangan tidak berbeda nyata (Remarks) pulp dan kertas dari Misra, Kondisi optimum bagi pemasakan pulp akasia ditentukan pada taraf penggunaan antrakinon terendah yang memiliki sifat pulp yang relatif sama dengan sifat pulp terbaik yang dihasilkan dari penggunaan antrakinon dengan taraf yang lebih tinggi. Dengan demikian kondisipemasakan optimum bagi pulp akasia adalah pemasakan pada taraf penggunaan antra- kinon sebesar 0,05%. Penggunaan antrakinon pada taraf 0,10% dan 0.15% menghasilkan pulp agathis yang memenuhi syarat SII. 0830-83. Dengan demikian, kondisi pemasakan yang optimum bagi pulp agathis adalah pemasakan dengan penggunaan antrakinon pada taraf 0,10%. For. Prod. Res. J. Vol. 6, No. 3 (1989) 0.15, 0,00 (Non significane difference) IV. KESIMPULAN DAN SARAN 1, Penggunaan antrakinon dalam proses soda ter- hnyata dapat meningkatkan rendemen pulp pada pemasakan kayu akasia dan agathis, serta menu- runkan bilangan permanganat pada pemasakan kayu akasia. Penggunaan antrakinon umumnya dapat meningkatkan dan memperbaiki sifat pulp akasia dan agathis bila dibandingkan dengan tanpa penggunaan antrakinon, kecuali penurun- an ketahanan retak pada pulp kayu agathis. 2. Menurut klasifikasi kayu daun lebar hutan tropis sebagai bahan baku pulp dan kertas oleh Misra, maka pulp kayu akasia berdasarkan rendemen, konsumsi alkali, bilangan permanganat dan daya 203 regang termasuk pulp kelas mutu I, berdasarkan kekuatan panjang putus termasuk pulp kelas mutu IT, sedangkan berdasarkan ketahanan lipat ‘termasuk pulp Kelas mutu III —1V. 3. Kondisi pemasakan optimum untuk pulp akasia adalah dengan penggunaan antrakinon 0,05%. 4, Kondisi pemasakan optimum untuk pulp agathis adalah dengan penggunaan antrakinon 0,10%. Pada taraf ini pulp yang dihasilkan memenuhi syarat sebagai pengganti pulp sulfat kayu jarum yang belum diputihkan (SII.08030-83). DAFTAR PUSTAKA ‘Algar, H.W., A. Farrington, B. Jessup, P-P. Nelson, N. “Venderhock. 1979. ‘The Mechanism of Soda-Quinone Pulping. Appite 98 (1) 33 ~ 37 Aminoff, H., G. Brunow, G.E. Miksche, K. Poppius. 1979. ‘A Mechanism for the Delignitying Effect of Anthra- quinone in Soda Pulping. Paperi ja Puu No. 6 — 7 442, Anonymus. 1981. Cara Pengujian Sifat Fisik Pulp dan ‘Kertas. Departemen Perindustrian, Jakarta 1981. Sposifikasi Kertas Kraft untuk Kantong Depariemen Perindustrian. Jakarta Brunow, G. dan K. Poppius. 1981. A Kinetic Study on the Mechanism of §-0-4 Ether Clesvage in Soda-Anthraqui none Pulping. Paper ja Puu No. 12 : 788 ~ 785. Casey, JP. 1962, Pulp and Paper Chemistry and Chemical Technology. Volume I. Interscience Publishers. Inc., New York, 1980. Pulp and Paper Chemistry and Chemical ‘Technology. Third Edition. Volume I. John Wiley & Sons, New York, Fullerton. 1979. Anthraquinone Pulping. What's New in Forest Research No, 72. Forest Research Institute, New Zealand. Ghosh, K.L., V. Venkatesh, WJ, Chin dan J.8. Gratel, 197 Quinone’ Additives in’ Soda Pulping of Hardwoods. ‘TAPPI 60 (11) : 127 ~ 131, Holton, H. 1978. Better Cooking With Anthraquinone. PPINo. 8:49 ~52, Kettunen, J., N.B. Virkola dan I. Yrhala, 1979. The Effect, ‘of Anthraquinone on Neutral Sulphite and Alkaline Sulphite Cooking of Pine, Paper ja Puu No. 11 685 — 700, Misra, N.D. 1973. A Method for Grading Tropical Hard- wood dalam Klasifikasi Kayu Berdaun Lebar dari Hutan ‘Tropis sebagai Bahan Baku Kertas. Berita Selulosa X X 4): 179~ 183. Mac Leod, J.M., B.I. Fleming, GJ. Kubes dan H.1. Botker. 1980. The Strength of Kraft-AQ and Soda-AQ Pulps. TAPPI 63 (1): 57 — 60. Obst, J.R., LiL, Landueci dan N. Sanyer. 1979. Quinones in’ Alkaline Pulping, TAPPI 62 (1): 59 — 59. Samuelson, O. dan L. Lowendahl, 1978. Carbohydrate Stabilization During Soda Pulping With Addition of “Anthraquinone. TAPPI 61 (2): 19 — 21. Soetrisno, TS. 1981. Penclitian Pembuatan Pulp dengan Bahan Baku Serbuk Penggergajian Kayu Albisia Proses Soda-Antrakinon, Berita Selulosa 17 (3): 64 —72. ‘Technical Association of The Pulp and Paper Industry 1972, Numerical Index of TAPPI Standards and Sug- gested Methods. 1 Dunwoody Park. Atlanta. Jurn. Pen, Has. Hut. Vol. 6, No. 3 (1989)

You might also like