You are on page 1of 42
x PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA. Menimbang Mengingat Menetapkan NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Daiwa untuk melaksanaken ketentuan Pasal 129 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, perl menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Pemberian Air Susu tbs Skskhusify 1, Pasal S ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2, Undang-Undang Nomor’36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesi ‘Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); -MEMUTUSKAN: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF. BAB I & BABI KETENTUAN UMUM Pagal 1 Dalam Persturan Pemerintah ini yang dimakeud dengan: 1. Air Susu Ibu yang selanjutnyn disingkat ASI adalah csiran hasil slesi kelenjar payudara ibu. 2. Air Susu Ibu Bksklusif yang selanjutnya disebut ASI Bksklusif adalah ASI yang diberikan kepada Bayi sejak dilahickan selama 6 (enam) bulan, tanpa ‘menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan ‘tau minuman lain, 8. Bayi adalah anak dari baru lahir sampai berusia 12 (@ua betas) balan, 4 Keluargs adalah suami, anak, stats keluarga sedarsh dalam garis Iurus ke atas dan ke bawah sampai dengan derajat ketiga 5. Suou Formula Bayi adalah susu yang secara khusus lformulasikan sebagai pengganti ASI untuk Bayi sempai berusia 6 (enam) bulan. © Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suat lat Gen/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggaralcan upaya pelayanan keschatan, bic romotif, preventf, kuratif maupun rehabilitatif yang dilalcikan oleh Pemerintah, Pemerintalh Daerah, dan/atau masyarakat, 7. Tenaga Keschatan adalah setinp orang yang mengabdilan diri dalam bidang Kesehatan seria ‘memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui Pendidikan di bidang keschatan yang untuk jenis fertenta memerlukan kevenangan until melakitean uupaya Kesehatan, 8. Tempat . He 8. Tempat Kerja adalah ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana tenage Jeerja bekerja, atau yang sering dimasulki tenaga kerja ‘untuk Keperluan suatu usaha dan dimana terdapat ‘sumber atau sumber-sumber behaya. 9. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Repubilk Indonesia yang memegang Kekuastan pemerintahan negara Repub Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang. Undeng Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, 10.Pemerintah Daerah adalah gubermur, bupati, atau waliota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. U.Menteri adalah menteri yang menyelenggarekan uurusan pemerintahan di bidang keschatan, Pasal 2 Pengaturan pemberian AS! Eksléusif bertujuan untuk; & menjamin pemenuhan hak Bayi untuk mendapatlan ASI Bkskiusif sejak dilshirkan sampai dengan berusia 6 (enam) bulan dengan memperhatikan pertumbuhen dan perkembangannya b, memberixan perlindungan kepada fou dalam ‘memberikan’ ASt Ekskdusif kepada bayinya; dan © meningkatkan peran dan dulcungan Keluarga, masyaraket, Pemerintoh Daerah, dan Pemerintah terhadap pemberian AST Ekskhusif, BAB I he} BABI TANGGUNG JAWAB, agian Keser ‘Tanggung Jawab Pemerintah Pasat 3 ‘Tenggung jawab Pemerintah dalam program pemberian AST Ekslvsif meliput ‘% menetapican kebjakan nasional tetkait program pemberian ASI Ekakiusif, >. melaksanakan advokasi dan sosialisasi program pemberian AST Bslausif, © memberikan pelatihan mengenai program pemberian ASI EBksklusif dan penyediaan tenaga konselor Tenyusui di Fasilitas Pelayanan Kesehatan don ‘empat sarana unum lainnya; & mengintegrasiian mated mengensi AS! Bkaklusif ada urikulum pendidizan formal dan nonformal bagi Tenaga Kesehatan; Pendiditan Kesehatan, Tempat Kerja, tempat sarana lumum, dan kegiatan di mesyarakat, £ mengembangkan tims pengetahaan dan teknologi yang berlatan dengan AS! Bisllusit, & mengembangkan kerja sama mengenai program AS] Bllehisif dengan pihak lain di dalam dan/atau faa negeri dan, 1h, menyediakan ketersediaan akses terhadap informasi dan catkasi staspenyelenggaraan program pemberian ASI Elaktusit, Ke Bagian Kedua, ‘Tanggung Jawab Pemerintah Daerah Provinel Pasal 4 ‘Tanggung jawab pemerintah daerah provinsi dalam rogram pemberian ASI Ekktusif meliput 4% melaksanakan ebijakan nasional dalam rangka rogram pemberian AS! Bksklusif, 'b melaksanckan advokasi dan sosialisast program pemberian ASI Ekskdusifdaiam skala provinsi; © memberikan pelatihan teknis konseling menyusui dalam skala provinsi 4. menyediakan tenaga konselor menyusui di Pasilites Pelayanan Keschatan dan tempat sarana umum Jainnya dalam skala provinsi; © membina, monitoring, mengevaluasi, dan mengaiasi Pelaesanaan den pencapaian program pemberian AST Bkaklusif di Pastas Pelayanan Keschatan, satuan, Pendidikan Kesehatan, Tempat Kerja, tempat serana umum, dan kegiatan di masyarakeat dalam’ skale provinsi; £ menyelenggsrakan, memanfastian, dan memantatr penelitian dan pengembsngan program pemberian ASI Bksklusif yang menduiung perumusan kebijakan provinsi; & mengembangkan kerja sama dengan pihak Iain seouai dengan Ketentuan peraturan perundang-undangans dan 'b, menyeitinlean Ketereediaan alcees terhadap informasi ddan edukesi atas penyelengesrean pemberlan AST Bksklusif dalam sleala provinei, Bagian Ketiga * “6. Bagian Ketiga ‘Tenggzng Jawa Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Pasal 5 Tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten/kota ‘dalam program pemberian ASI Elsklusif melipad % elaksanskan ‘eebijekan nasionsl dalam rangha [Program pernberian ASI Ekskhunis, b. melaksanaken advokasi dan sosilisasi program pemberian ASI Ekskdusif dalam stain lkabupaten/kota; (& memberikan pelatihan tells Konseling menyusut alam skala kabupaten/kota; @ menyettiakan tenaga konselor menyusui di Faslitas Pelayanan Kesehatan dan tempat sarana umes Jaionya dalam sala kabupaten kota; © membina, monitoring, mengevaluasi, dan mengawast pelaksanaan dan pencapaian program pemberian A$] Bkskdusif di Fasiltas Pelayanan Kesehatan, satoan endian Kesehatan, Tempat Kerja, tempat serene mum, dan kegistan i masyarakat dalam sala, kabupaten ota; £ menyelenggaratean peneitian dan pengembengan rogram pemberian AS! Eksklusif yang mendulsung, erumusan kebjakan kabupaten/kota, mengembangkan Kerja sama dengan pihak lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangen; dan, ‘h. menyediaknn ketersediaan akses terhadap informast dan edukasi stas penyelenggaraan pemberian AST ‘Blasi dalam skala kabupaten kota, BABM x BAB Mm AIR SUSU IBU EKSKLUSIP Bagian Kesatu Umum Pasal 6 Sctiap bu yang melahirlean harus memberikan AS! Bksklusif kepada Bayi yang dilshirkannya. Pasal 7 Ketentuan sebsgaimana dimaisud dalam Pasal 6 tidaie berlainu dalam hal terdapat: 8. indikasi medi 1, thu tidate ada atau, © ibu terpisah dari Bayi, Pasel 8 (2) Penentuan indikasi media sebageimana dimakcsud dalam Pasal 7 huruf a dilaeukan olch dokter, () Dokter dalam —menentukan findikasi medis sebegaimana dimaksud pada ayat (1) harus sesual dengan standar profesi, standar pelayanan, dan standar prosedur operasional. (3) Dalam hal di dacrah tertentu tdaleterdapat dokter, enentuan ada atau tidakeva indikasi medie dapat ailakukan oleh biden atau perawat senusi dengan Xetentuan peraturan perundang-undangan, ‘Bagian Kedua e aw @ a ® Bagian Kedua Inisiast Menyusts Dink Pasal 9 Inisiasi menyusu dini sebagaimana dimaksud pada svat (1) dilakukan dengan cara meletakkan Boyt fsccara tengkurap di dada atau perut ibu echingos ‘eulit Bayi melekat pada init bu. Pasal 10 ecuali atas indikasi medis yang ditetapkan oleh dokter, Penempatan dalam 1 (satu) ruangan atau rawat fading sebagaimena dimaksud pada ayst 1) Bagian Ketiga Pendonor Air Susu Ibu Pagal 11 Bkskeusif bagi bayinya sebagaimana dimalesud dalam Pasal 6, pemberian ASI Ekskdsif dapat dllskukan oleh pendonar ASL (2) Pemberian @ 8 @ wo @ x REPUBLIK INDONESIA no. Pemberian ASI Ekskiusif oleh pendonor Ast sebagaimana dimaksud pada eyat (1) dilalcaken dengan persyaratan: 4% permintean ibu kandung atau Keluarga Bayi yang bersangieutan; Identitas, egama, dan alamat pendonor Ast sliketabui dengan jelas otch ibu atau Kehuarga dari Bayi penerima ASI; © persetujuan pendonor ASI setelah mengetahui Sdentitas Bayi yang diberi AST; 4. pendonor ASI dalam kondisi keschatan baik dan dak mempunyai indikasi medis sebagaimana sdimaksud dalam Pasal 7; dan © ASI tidak diperjuatbelikan. Pemberian ASI sebagaimana dimalesud pada ayat (1) den ayat (2) wajib dilaksanakean berdasariean norma ‘gama dan mempertimbangkan aspek sosial budaya, smutu, dan Keamanan ASI, Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian AST Blcskiusif dari pendoner ASI eebagaimane dimalcoad pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Menter Pasal 12 Setiap Ibu yang melahirken Bayi haras menolak emberian Susu Formula Bayi dan/atau produle bagi laionya. Dalsth al ibu yang melahirkan Bayi meninggal ‘dunia atau oleh sebab Iain schingga tidale dapat melatmakan penolakan sebagaimana dimaksud pada ayat (I), penolakan dapat dlalukan oleh Keluarge, Bagian Keempat ny @ a «0 x =10- agian Keempat Informasi dan Edukast Pasal 13 Untuk mencapai pemanfastan pemberian AS| Eksklusif secara optimal, Tenaga Kesehatan dan enyelengenra Pastas Pelayanan Keschatan wajb memberikan informasi dan edukast ASE Ekskisit Kepada ibu dan/atau anggota Keluarga dari Bayi yong bersangkutan sejake pemeriksaan kehamilan sampal dengan periode pemberian AS! Exskhuoit ‘eles Informasi dan edulasi AS! Ekskdusif sebagaimana imaksud pada ayat (1) paling eedikit mengenais ‘% keuntungan den kcunggulan pemberian ASI; % ii fu, persiapan dan mempertahankan menyusui; & aldbat negatif dari pemberian makenan botol secara parsialterhadap pemberian AST; dan . kesulitan untuk mengubsh keputusan untule ‘tidake memberikan ASI Pemberian informasi dan edulasi ASI Bksklusif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat dlalealan melalui penyubuhan, konseling dan pendampingan, Pemberian informasi dan edulasi ASI Blesktusif sebagaimana dimaksud’ pada ayat (1) dapat dlilakaikan oleh tenaga terati Bagian Kelima ... a @ @ & oie Bagian Kelima, Sanksi Administratit Pasal 14 Sctiap Tenaga Kesehatan yang tidak melaicoanaken ketentuan sebagsimana dimaksud dalam Pasal 9 syat (1), Pasal 10 ayat (1), atau Pasal 13 ayat (2) likenakan sanksi administra oleh pejabat yang Dberwenang berup: a. temuran lisan; . teguran tertulis; dan/atau . pencabutan iin ‘Setiap penyelenggara Fasilitas Pelayenan Kesehatan yang tidak melaksanakan Ketenttian sebagaimann imakud dalam Pasal 9 ayat (1), Pasal 10 ayat (1), atau Pasal 13. ayat (1) dikenakan — sankel dministratif oleh pejabat yang bermenang berupe: 4 teguran lisan; den/ atau , teguran tertlis, Ketentuan mengenai tata cara pengenaan sanks! administra eobageimana dimaksud pada ayat (1) ‘dan ayat (2) dintur dengan Peratursn Mente BaBIV PENGGUNAAN SUSU FORMULA BAY! DAN PRODUK BAYI LAINNYA Pasal 15, Dalam hal pemberian ASI Eksklusif tidak dismunglinkan erdasarkan pertimbangan sebagaimane dimatcsitd alam Pasal 7, Bayi dapat diberian Susu Formula Bayi, Pasal 16 a 2 a 2 & 12. See ee ae ‘sebagaimana dimaksud dalam Pasal Le Skier Teese Kesehatan larang menenina Gantt mempromesitan Susu Formule “hat Sigs Produk bart tainnya yong done ‘menghambat program pemberian ASI Elskivait Pasal 18 anectnensre Fasiitas Pelayanan Kesehatan Gharaos memberikan Susu Formula Bayi dasjann Prosuik beyt Iainaya yang dapat menghesnn (9) Datasn @ “ x REPUBLIR INSONESIA -13- Dalam hal terjadt Bencana atau darurat, Penvelenggara Fasiitas Pelayanan Keechatan dapee ‘enccima Bantuan Susu Formula Bayt dan/eten Produk bayi lainnya untuk tajuan kemancsiann setelah mendapat persctujuan dari kepale dines Kesehatan kabupaten/eota seterapat Penyelenggara Fasiltas Pelayanan Kesehatan Pasal 19 Predusen atsu distributor Susu Formula Bayi dan/atas Produk bey! Ininnya dilrang melakulean kegietan yang Gapat menghambat program pemberian AS! Eksthunt Dberupa enawaran ateu penjualan langsung Susu Formula Bayi ke rumah-rumab; Pemberian potongan harga atau tambahan atau sesuater dalam bentuk apapun atas pembelian Suet, Formula Bayi sebagai dava tarik desi penjoal, Penggunaan Tenaga Kesehatan untuk memberikan ‘nformasi tentang Susu Formula Bavi heparan sssyaraieat; dan atau ©. pengikdanan a @ a @ . oe pengiklanan Susu Formula Bayi yang dimuat dalam ‘media massa, baik cetaic maupun elektzonik, dan media luar ruang, Pasal 20, Xetentuan sebageimana dimalud dalam Pasal 19 huruf ¢ dikecuattkan ike dilakukan pada medic cetak khuous tentang kesehatan, Pengecualian sebagaimana dimaksud pada syat (2) ‘Culp jelas. Hurute ‘Culkap elas. Hunatd Cukup elas Hunte Culeup jelas, Hurutt ‘Culp jelas. urate Culup jeles, Hurath Culeup jelas. Pasal 5 29 Pasal 5 Burifa Dalam melnksanaken Kebijakan nasional, daerah Kabupaten/kota dapat menetapkan peraturan dacrah atatr Pereturan bupati atau peraturan walitota dengan mengecu Pada ebljakan nasional dan kebijakan pemerintah daerah rovinsi, Dalam menctapkan kebijakan program pemberian ASt Ekskdusif di daerah, pemerintah dacrah kabupaten kota dapat memperhatiian Kemampuan dan potensisumber diya manusia, Kemampuan dan potensi sumber pendanaan, dan Gukungan masyarakest. Strategi program pemberian Ast Steskusif dilakukan scare terpadu, berjenjang, dan, berkesinambungan, Hurt Culeup jelas. Hurure ‘Culp jelas, Hurald Culeup jelas, Hunte (Cuicup jelas, Hurutt Culeup jelen. Hunutg Coleup jes, Mureth Calup jelas, Pasa 6 Ke PRESIOgN, REPUSLIR NSONESIA “6. Culup jelas, Pasal 7 Hunfa ‘Yang dimaksud dengan “indikasi medis adalah kondisi medis Bayi dan/atax kondisi medis ibu yang tidak memungkinican dilakeakannya pemberian AS! Bkskhusif Kondisi medis Bayi yang tidak memungkinkan pemberian ASt si antara lin Bayi yang hanya dapat menerima susu dengan formula Ikhusus, yaitu Bayi dengan krteria 1, Bayi dengan galaktosemia Klasik, diperlukan formula ‘Kiusus bebas galaktosa; 2 Bayi dengan penyakit kemih beraroma sirup maple (mante sump urine disease), dipeslukan formula Khusus bebas feusn,isoleusin, dan valin; an/atau 3 Bayi dengan fenilketonuria, dibutuhkan formula Khusus bebss ferfalanin, dan dimuingkinkan beberapa ‘kali menyusui, i bawah pengawazan, Bayi yang membutuhkan makeanan lain gelain AS! sclama angie waka terbatas, yatu: 1, Bayi lahir dengan berat badan knurang dari 1500 (eeribu Jima ratus) gram (berat lahir eangat rendah); 2. Bayi lahir kurang dari 92 (ign puluh dua) minggu dari ‘sia kehamilan yang sangat prematur, dan/atau 3. ‘Bayi baru lahir yang berisiko hipoglitemia berdasarkan gangguan adaptasi metabolisme atau peningkatan Kebutuhan glukosa seperti pada Rayi prematur, kecil untuk umur kehamilan atau yang mengalami stress iskemijintrapartum hipoksia yang signifikan, Bayi yang sakit dan Bayi yang memilé iu pengidap ‘iabetes, jk gula darahnya gagal merespon pemberian ‘ASI balk secara langstng maupun tidak langwung, Kondisi. Kc es Kondisi medis ibu yang tidak dapat memberikan ASI Ekskiusit Karena barus mendapet pengobatan sesuai dengan standar, Kondist ibu tersebut antara Iain: &. ibu yang dapat dibenarian alasan tidak menyusui secara Permanen Karena terinfeksi Human immunodeficiency Virus. Dalam kondisi tersebut, pengganti pemberian AS! harus memenuhi Joiteria, yaitu dapat diterima, layale, ‘erjangkau, berkelanjutan, dan aman (acceptable, feasible, affordable, sustainable, and safe). Kondisi tersebut bisa Derubah jie secara teknologi ASI Eksklusif dari ibe terinfekei Human immunodeficiency Virus dinyatskan aman agi Bayi dan demi untuk Kepentingan terbaile Bayi, Kondisi tersebut juga dapat diberlalalean bagi penyaki ‘menular lainnys b. bu yang dapat ditenariean lesan menghentikan -menysul sementara wale karena: 1. penyakit parah yang menghalangi seorang ibu merawat Bayi, misainya sepsis (infeksi demam tings! hinges tidak: sadarkan dis); 2. infeksi Virus Hepes Simplex tise 1 (HSV-1) ai ayuidara; Kontak langsiing antara huka pada payudara ‘bu dan mvutut Bayi sebailnya dihindari sampai semua lest aktif telah diterapi hingga tuntas; 3. pengobatan itu: ®) obat-obatan psikoterapi jenis penenang, obat anti~ epilepsi dan opioid dan kombinasinya dapat menycbaban efek samping seperti mengantuk dan Gepresi pemapasan dan lebih baile dihindart ike atternatif yang lebih aman tersedia; 1) radioaktfidine-131 Ibis bike dthindasi mengingat Dohwa alternatif yang lebih aman tersedia, acorang ‘bu dapst melanjutkan menyusui sekitar 2 (dua) Dbulan setelah menerima zat ini; Kondisi x REPUBLIC INOONESIA “8. ©) Pengmanaan yodium atau yodofor topika! misalnya povidone-iodine secara berlebihan, terutama pada Joka terbuka atau membran ‘mukosa, dapat menyebablan penekanan hormon told atau Kelainan elektrolit pada Bayi yang mendapat ASI dan harus dihindsri; dan 4) stotoksik Remoterapt yang mensyaratkan seorang ‘bu harus berhenti menyusui selama tera Hurat Kondisi yang tidak memungkinkan Bayi mendapatkan AS! Bksklusif karena ibu tidak ada atau terpisah dari Bayi dapat ikarenalan jbu meninggal dunia, ibu tidak diketahui keberadsaanya, ibu terpisah dari Bayi karena adanya bencana ‘tau kondisi Isinnya dimana ibu terpisah dengan Bayinya sehinggs ibu tidsk dapat memenuhi kewajibannya atau aneie ‘dak memperulelsnkenya, Hurate Lihat penjelasan Pasal 7 hunuf Petal @ ayat (1) ‘Culkup jelas, Ayat (2) Culeup jetas. Ayat 3) Dalam menentukan ada atau tidaknya indikast medis, bidan atau perawat mengacu penjelasan Pasa 7. eS Pasal 9 ‘Ayat (1) Inisinsi menyusu dinidilakukan dalam keadaan ibu dan Bayi ‘stabil dan tidak memburuhlan tindakan medis selama paling singkat 1 (eatu) jam, Lama waktu inisiasi menyusu dint paling singkat selana 1 (satu) jam dimaksudkan untuk memberikan esempatan kepada Bayi agar dapat menceri puting susu ibn Gan menyusu sendiri, Dalam hal selama peling singkat 1 (satu) jam setelah melahiclan, Bayi masih belum ma ‘menyus maka Kegiatan inisiasi menyusu dini harus tetep upayakan olch ibu, Tenaga Keschatan, dan penyelenggare Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Ayat (2) Culeup jelas. Pasa 10 Ayat (1) Yang dimalcsud dengan “I (satu) ruangan atau rawat gabung? ‘adalah ruang rawat inap dalam 1 (satu) ruangan dimana Bayi Yerada dalam jengkauan ibut selama 24 (dua puluh empat) jam. Indikasi medis didassrkan pada kondisi medis Bayi dan/atau. ondist medis ibu yang tidak memungkeiniean dilalkan rawat gabung. ayat (2) Culeup jelas Pasal Li ayat (1) Yang dimatesed dengan ‘pendonor ASI" adalah iba yang menyumbangkan ASI kepada Bayi yang bukan anaknya Ayat (2). ac =10- Ayat (2) (Culeupjelas. Ayat (3) Yang dimaksud ‘dengan “mut 4 fan keamanan ASI” meliputi eebersihan, cara. penyimpanan, ara pemberian, atau cara ayat () Yang dimakceud dengan “ibu dalam ketentuan ini adalah ibu Yang dapat memberikan ASI Bksldusif kepada Bayt Ayat 2) Cukup jean Pasal 13, ‘vat (1) Culeupjelas Ayat (2) Hurts Cuteup jets, Huub Culm jeles, Hume Dalam Ketentuan ini yang dimaleeud dengan “pemberian makanan botol secara parsial® adalah ‘akanan/minuman selain ASI yang diberikan kepada Bay! dengan menggunakan bot Furuta. * ae Hurata Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan "kesulitan untuk mengubah keputusan” adalah kondisi dimana ibu sudah memutuskan untuk tidate memberikan ASI, ‘maka sulit untulekembali lagi memberikan ASI Ayat @) Pendampingan dilakulkan melahsi pemberian duleungan mori, Dimbingan, bantuan, dan pengawasan ibu dan beyi selama Kegiatan inisiasi menyuse dini dan/ata selame wal menyusul Ayat (3) Yang dimaksud dengan *tenaga terlatih” adalah tenaga yang ‘memiliki pengetahuan dan/atau Keterampilan mengenal Pemberian ASI melalui pelatihan, antara lain koneclor menvust CCakup jelas. Pasal 15 (Culp jelas. Pasal 16 Pemberian peragaan dan penjelasan atas penggunaan dan penyajian Susu Formula Bayi atau produk susu bayi lainnya herve dapat dilalzkan oleh Tenaga Kesehatan, Dengan demikian, teaaga son eschatan tidak dapat melalukan pemberian peragean dan Penjelasan atas penegunaan dan penyajian Susu Formula Bayi atatt produlk sus bagi lainnya, Dalam hal ibu dari Bayi yang memerlukan Susu Formula Bey atau produ sust bay! Jainnya tersebut telah meninggal dunia, alee boerat, sedang menderita gangguan jiwa berat, dan/atau ddale liketahui Keberadaannys, peragsan dan penjelasan atas penggunaan dan penyajian Susu Formula Bayi atau produk gust bayi lainnya hanya dapat dilskukan terbates pada Keluarga yang ‘akan mengurus dan merawat Bayi tersebut. a <2. Pasal 17 ayat (1) Yang dimaksud dengan “produle bayi lainnye" adalah predule ‘ay yang terkat Iangsung dengan kegiatan menyusti melipad segala bentuk susu dan pangan bavi lainnys, botol sunt, dot, an empeng. Ayat (2) Dalam Ketentuen ini yang dimaksud dengan “dilarang ‘mempromosikan’ termasuk memajang, memberikan potongan, hharga, memberikan sampel Susu Formula Bayi, memberilen hhadiah, memberikan informasi melaiui saluran telepon, medi: etal dan elektronile, memasang loge atatt nama perueahaan pada perlengkeapan persalinan dan perawatan Bayi, membust dan menyebarkan brosur, leaflet, poster, atau yang sejenie Jainnya. Passa 18 Culeup jelan, Pasal 19 Culcup jets. Pasal 20 ‘Culeup jelas. Pasal 21 Culkup jelas, Pasal 22 Huruta ‘Yang dimaksud dengan “secara terbulke” adalah tidale ada onic kepentingan antara pemberi bantuan den penerima Dantuan, dan diumumlan secara terbuka. Huet b 6 PRESioEN REPUBLIR INSSNESIA eae Borat ‘Yang dimaksud dengan "tidak bersifet mengikat” adalah tidale ‘ada kewajiban tertentu yang harus dilaukan oleh institusi Denerima bantuan berdasarkan keinginan pemberi bantsn Hurufe Cukup jelas, Murata (Cuiaup jelas, Pasal 23, Culcup jas. Pasal 24 Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan “ketentuan peraturan perundang-undangan” antara lain peraturan perndang-undangan 4 bidang keuangan, Pasal 25 ‘Culeup jelas. Pasal 26 Culeup jelas, Pasal 27 CCuleup jelas Pasal 25 Caleup jolas, Pasal 29 Culeup jelas, Oe oie Pasal 30 Ayat (1) Dalam ‘etentian ini yang dimaksud dengan “pengurus ‘Tempat Kero” adalah orang yang mempunyai tugas memimpin langsung suati Tempat Kerja atau bagiannya yeng berdird send Ayat (2) Cukup jelas, ‘Ayat (9) Dalam ketentuan ini yang imalesud dengan “faites khusus? dala ruang menyusui dan/etau memerah AS} yang dinamai engan ruang ASI. ayat (3) Cuca je Pagal 21 Burifa Dalam ketentuan ini yang dimakeud dengan “perusahaan* adalah sebagsimana dimakeud dalam peraturan penundang- vundangan di bidang ketenagakerjaan. Huratb Yang dimakoud dengan *perkantoran” termasuk lembaga pemasyarakatan Pasal 92, Culcap elas, Pasal 33 Culcup jelas. Pasal 34 x REPUBUIE ROONESIA are keschatan, Pasal 37 ‘Ayat (1) Pelaksanaan dulmungan dari masyarakat dilsluken sequai dengan kemampuan sumber daya yang tersedia. Pelaksannan duleangan dari masyarakat dllakukan dengan berpedoman Pada 10 (sepuluh) langkah menuju keberhasilan menyucul ‘untuk masyarakat, yait: 4 meminia Ask untuk mendapatkan pelayanan inisiasi menyust dini ketika persalinany meminta hak untuk tidak memberikan asupan apapun ‘selain AST kepada Bayi bart lahir; © meminta hak untuk Bayi tidal ditempatizan terpisah deri ‘ibunya; 4 melaporkan pelanggsran-pelangearan kode ek pemasaran pengganti ASI ‘© mendulcung ibu menyusui dengan membuat Tempat Keri ‘yang memilii fsilitas ruang menyusti 4 menciptakan tesempatan agar ibu dapat memerah ASI ddan /atau: menyusui Bayinya di Tempat Kerja, & mendulcung ibu untule memberikan ASI kepenpun dan dimanapun; ‘menghormatifbu menyusui di tempat wimtums i. -memantau pemberian ASI di inglnangan sekitarnya; dan J+ mem & =16- J+ memih Fasiites Pelayanan Kesehatan dan Tenage Kesehatan yang menjalankan 10 (eepuluh) langkain ‘menuju keberhasilan menyusui. ayat (2) Culeup jelan. Ayat (8) Culeap jas. Pasal 28 Calkup jelas. Pasal 39 Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanean program Pemberian ASI Bkskdusif dilaksankan pada eituasi normal dan situasi bencana atau dararat. Pasal 40 ‘Culp jelas, Pasal 41 Culeup jelas Pasal 42 Culeup jelas Pasal 43 Cukup jelas ‘TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIX INDONESIA NOMOR 5291

You might also like