You are on page 1of 10

36

Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

Pengaruh Range Of Motion Untuk Menurunkan Nyeri Sendi Pada lansia Dengan
Osteoartritis di Wilayah Puskesmas Godean I Sleman Yogyakarta

Maruli Taufandas1, Elsye Maria Rosa2,Moh.Afandi3


1,2
ProgramStudi Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
3
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
e-mail : taufandasmaruli@yahoo.co.id

ABSTRACT

False one disease degenerative on the elderly who often experienced that is osteoarthritis , which is characterized
with existence pain on extremities under and its prevalence increasingly increased with increase age. Non-
pharmacological management is component important in resolve pain , wrong one shape is exercise Range of
Motion. Research this aim for knowing influence Range of Motion for lowered pain joints on elderly with
osteoarthritis in region work mini hospital Godean I Sleman Yogyakarta. Research this is a study of
intervention form research quantitative with design Quasi Eksperiment Design: Pretest-Posttest Control
Group Design. Research do in two hamlet in district Sleman that is in hamlet Mertosutan and hamlet
Ngabangan. The sample in this study were 36 elderly with 18 elderly as intervention group and 18 elderly
as control group. Fetch sample use technique purposive sampling. Analysis of data used is Wilcoxon Test
and Mann Whitney Test . After do exercise Range of Motion for 4 weeks , obtained results that there
influence Range of Motion to scale pain joints on elderly with osteoarthritis with p value 0,000 (α <0,05).
Range of Motion take effect on significant to decline level scale pain joints on elderly with osteoarthritis .

Word Keywords : Elderly , Pain Joints , Osteoarthritis, Range of Motion

ABSTRAK

Salah satu penyakit degeneratif pada lansia yang sering dialami yaitu osteoartritis, yang
ditandai dengan adanya nyeri pada ekstremitas bawah dan prevalensinya semakin meningkat
dengan bertambahnya usia. Penatalaksanaan non farmakologi merupakan komponen yang
sangat penting dalam mengatasi nyeri, salah satu bentuknya adalah latihan range of Motion.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh range of Motion untuk menurunkan nyeri
sendi pada lansia dengan osteoartritis di wilayah kerja Puskesmas Godean I Sleman
Yogyakarta. Penelitian ini adalah study intervensi berupa penelitian kuantitatif dengan
rancangan quasi eksperiment design, pretest-posttest control group design. Penelitian dilakukan di dua
dusun di Kabupaten Sleman yaitu di dusun Mertosutan dan dusun Ngabangan.Sampel pada
penelitian ini sebanyak 36 orang lansia dengan masing-masing 18 lansia sebagai kelompok
intervensi dan 18 lansia sebagai kelompok kontrol.Pengambilan sampel menggunakan teknik
purposive sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah ROM dan skala nyeri sendi pada
lansia.ROM merupakan latihan fisik yang dilakukan 2 kali seminggu selama 4 minggu pada
lansia yang mengalami nyeri sendi Analisis data yang digunakan adalah wilcoxon test dan mann
whitney Test.Setelah melakukan latihan range of motion selama 4 minggu, didapatkan hasil bahwa
terdapat pengaruh range of Motion terhadap skala nyeri sendi pada lansia dengan osteoartritis
37
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

dengan p value 0,000 (α < 0,05). Range of motion berpengaruh secara signifikan terhadap
penurunan tingkat skala nyeri sendi pada lansia dengan osteoartritis.

Kata Kunci :Lansia;Nyeri Sendi;Osteoartritis;Range of Motion

PENDAHULUAN
Seiring penuaan, serat otot akan mengecil. Penurunan sistem muskuloskeletal ini
Kekuatan otot berkurang seiring ditandai dengan adanya nyeri pada daerah
berkurangnya masa otot mengakibatkan persendian salah satunya pada sendi lutut.
berkurangnya aktivitas atau gerakan Nyeri lutut merupakan suatu penyakit
sehingga menurunkan kualitas hidupnya. regeneratif sendi dan salah satu tanda dan
Masa tulang juga berkurang. Lansia yang gejala dari osteoartritis. Salah satu upaya
berolahraga teratur tidak mengalami untuk mengurangi nyeri lutut adalah
kehilangan yang sama dengan lansia yang dengan terapi non farmakologis dengan
tidak aktif. Osteoartritis merupakan senam lansia.Nyeri merupakan gejala yang
penyakit sendi yang paling banyak di paling sering ditemukan pada gangguan
jumpai dan prevalensinya semakin muskuloskeletal. Kebanyakan pasien
meningkat dengan bertambahnya usia dengan penyakit atau kondisi traumatik,
(Sudoyo,2010). Keluhan pada sendi baik yang terjadi pada otot, tulang, dan
dimulai dengan rasa kaku atau pegal pada sendi biasanya mengalami nyeri. Rasa
saat bangun pagi, yang umumnya hanya nyeri berbeda dari satu individu ke
berlangsung sebentar lalu hilang setelah individu yang lain berdasarkan atas
digerak-gerakan (Santoso, 2009).Sonjaya ambang nyeri dan toleransi nyeri masing-
(2015) menyatakan berdasarkan kelompok masing pasien (Warsito, 2012&Helmi,
usia, proporsi osteoartritis lutut primer 2014).
paling banyak padakelompok umur 56–65
tahun (45,58%), berdasarkan kelompok Olahraga adalah aktivitas fisik yang
jenis kelamin, proporsi kejadian bertujuan mengondisikan tubuh,
osteoartritis lutut primer paling banyak meningkatkan kesehatan, dan
pada kelompok jenis kelamin perempuan mempertahankan kebugaran, atau dapat
(82,54%), dan berdasarkan keluhan utama, digunakan sebagai tindakan
proporsi kejadian osteoartritis lutut primer terapeutik.Program aktivitas fisik terbaik
paling banyak disertai dengan keluhan meliputi kombinasi olahraga yang
utama nyeri lutut (53,26%). menghasilkan berbagai manfaat fisiologis
38
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

dan psikologis.Olahraga rentang gerak perempuan sesuai dengan kriteria inklusi


(Range of Motion) yang disertakan dalam dan kriteria eksklusi
aktifitas harian dapat melibatkan satu atau
seluruh sendi tubuh (Potter & Perry, Tehnik pengambilan sampel pada
2005).Latihan Range Of Motion (ROM) penelitian ini menggunakan purposive
dapat digunakan sebagai terapi non sampling sedangkan tehnik penentuan
farmakologis dalam menurunkan nyeri sampel setiap kelompok menggunakan
lutut pada lansia yang mengalami random assignment.Jumlah sampel yang
osteoartritis (Bell, 2014).Berdasarkan latar diperlukan untuk masing-masing
belakang masalah dan beberapa penelitian kelompok adalah 36 responden terbagi
tersebut, maka peneliti tertarik untuk menjadi 18 orang kelompok intervensi dan
melakukan penelitian tentang “Pengaruh 18 orang kelompok kontrol.
Range of Motion Untuk Menurunkan Nyeri
Sendi Pada Lansia Dengan Osteoartritis Variabel dalam penelitian ini adalah ROM
Di Wilayah Kerja Puskesmas Godean I dan skala nyeri sendi pada lansia.ROM
Sleman Yogyakarta”. merupakan latihan fisik yang dilakukan
2 kali seminggu selama 4 minggu pada
METODE PENELITIAN lansia yang mengalami nyeri sendi dan
Penelitian ini menggunakan metode dilakukan lansung oleh peneliti.Nyeri
penelitian kuantitatif.Dengan rancangan sendi merupakan manifestasi dari
quasi eksperiment pretest-posttest control group osteoartritis yang di ukur dengan skala
design. Responden pada penelitian ini nyeri Numeric Rating Scale (NRS). Pada
terdiri dari dua kelompok intervensi dan penelitian ini, analisis data menggunakan
kontrol.Populasi pada penelitian ini adalah uji statistik non parametrik yaitu uji
lansia yang mengalami osteoartritis. Wilcoxon dan uji Mann whitney, data
Berdasarkan data tahun 2016 di wilayah diolah menggunakan aplikasi SPSS.
Puskesmas Godean I Sleman Yogyakarta
serta dari hasil studi pendahuluan jumlah HASIL
lansia dengan osteoartritis di wilayah Tabel 1 diketahui karakteristik responden
Puskesmas Godean I berjumlah 474 dari kedua kelompok berdasarkan jenis
orang. Jumlah ini adalah keseluruhan kelamin, responden perempuan lebih
jumlah lansia baik laki-laki maupun banyak dari pada laki-laki 61,1%
kelompok intervensi dan 72,2% kelompok
39
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

kontrol. Karakteristik responden Karakteristik responden berdasarkan


berdasarkan usia sebagian besar tingkat pendidikan sebagian besar
responden berusia 60-74 tahun sebanyak responden berpendidikan SD 50%
83,3% kelompok intervensi dan kelompok intervensi dan 55,6% kelompok
66,7% kelompok kontrol. Karakteristik kontrol. Karakteristik responden
responden berdasarkan agama pada kedua berdasarkan jenis pekerjaan, sebagian
kelompok 100% responden beragama besar responden 77,8% tidak bekerja pada
Islam. kelompok intervensi dan 83,3% pada
kelompok control

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia,


Agama, Tingkat Pendidikan dan Jenis Pekerjaan pada Kelompok Intervensi dan
Kelompok Kontrol
Karakteristik Responden Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol
N % N %
Jenis Kelamin
Laki –Laki 7 38,9 5 27,8
Perempuan 11 61,1 13 72,2
Usia
Usia pertengahan (45–59 tahun) 3 16,7 6 33,3
Lanjut Usia (60-74 tahun) 15 83,3 12 66,7
Agama Islam 18 100 18 100
Tingkat Pendidikan
Tidak Sekolah 6 33,3 5 27,8
SD 9 50,0 10 55,6
SMP 2 11,1 2 11,1
SMA 1 5,6 1 5,6
Jenis Pekerjaan
Bekerja 4 22,2 3 16,7
Tidak Bekerja 14 77,8 15 83,3
Total 18 100 18 100
Sumber: Data Primer 2017

Tabel 2 hasil analisis terkait rata-rata skala dibandingkan dengan kelompok kontrol.
nyeri sendi pada kelompok intervensi dan Tabel 3 hasil analisis Wilcoxon Test skala
kontrol sama-sama terlihat adanya nyeri sendi menunjukkan terjadi
penurunan skala nyeri sendi, namun pada penurunan skala nyeri sendi pada kedua
kelompok intervensi skala nyeri sendi kelompok dengan p Value < 0,05.
lansia menurun lebih signifikan
40
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

Tabel 4 hasil analisis Mann-WhitneyTest p value < 0,05. Hal ini menunjukkan ROM
skala nyeri sendi menunjukkan terdapat dapat menurunkan nyeri sendi.
perbedaan pada kedua kelompok dengan

Tabel 2. Distribusi Rata-Rata Tingkat Skala Nyeri Sendi Pada Responden Kelompok
Intervensi dan Kelompok Kontrol
Kelompok Skala Nyeri
Mean±SD 95%CI Min Maks
Intervensi
Pretest 5,11±1,27 4,48, 5,75 3,00 7,00
Posttest 2,11±0,96 1,63, 2,59 1,00 4,00
Kontrol
Pretest 6,05±0,63 5,74, 6,37 5,00 7,00
Posttest 4,16±1,24 3,55, 4,79 2,00 7,00
Sumber: Data Primer 2017

Tabel 3.Analisis Wilcoxon Test Skala Nyeri Sendi Pada Kelompok Intervensi dan Kelompok
Kontrol
Mean
Kelompok Mean±SD Z Score p Value
Rank
PreTest 5,11±1,27
Intervensi 09,50 -3,861 0,000
PostTest 2,11±0,96
PreTest 6,05±0.63
Kontrol 09,50 -3,695 0,000
PostTest 4,16±1,24
Sumber: Data Primer, 2017

Tabel 4.Analisis Mann-Whitney Test Skala Nyeri Sendi Pada Kelompok Intervensi dan
Kelompok Kontrol
Mean
Variabel Kelompok Z p Value
Rank
Intervensi 11,25
Skala Nyeri -4,21 0,000
Kontrol 25,75
Sumber: Data Primer, 2017

PEMBAHASAN salah satu faktor penyebab munculnya


Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata- masalah persendian yang diakibatkan oleh
rata usia responden pada penelitian ini perubahan fisiologis lanjut usia adalah usia
adalah > 60 tahun. Usia 65 tahun termasuk (Sulaiman, 2013).Osteoartritis sendi
41
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

umumnya terjadi dua kali lipat pada wanita harapan hidup perempuan lebih panjang
dibanding pria.Wanita dengan dengan dibandingkan laki-laki (11,29 juta jiwa
umur diatas 50 tahun dapat meningkatkan berbanding 9,26 juta jiwa). Oleh karena
risiko terjadinya osteoarthritis lutut. Hal itu, permasalahan lanjut usia secara umum
tersebut dikarenakan pada usia 50-80 di Indonesia sebenarnya tidak lain adalah
tahun wanita mengalami pengurangan permasalahan yang lebih didominasi oleh
hormone estrogen yang signifikan perempuan (BPS, 2013). Lukman dan
(Sudoyo, 2010). Hasil ini sesuai dengan Ningsih (2011) menyatakan bahwa
hasil penelitian Sonjaya (2015) bahwa perempuan rentan terkena osteoarthritis
kelompok usia 56-65 tahun merupakan yang diakibatkan oleh penurunan
kelompok usia dengan kejadian hormone estrogen saat menopause,
osteoartritis lutut primer yang paling hormone tersebut berperan dalam
banyak. hilangnya masa tulang yang berakibat
menimbulkan sensasi nyeri sendi pada
Responden perempuan lebih banyak lanjut usia.
dibandingkan laki-laki, baik pada
kelompok intervensi maupun Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kontrol.Hasil penelitian Komalasari kedua kelompok yaitu kelompok
(2015) menyatakan bahwa 61,8% intervensi dan kelompok kontrol
responden berjenis kelamin perempuan beragama Islam dimana kepercayaan
pada kelompok intervensi dan 58,8% pada seseorang mempengaruhi persepsinya
kelompok kontrol. Hasil penelitian ini juga terhadap nyeri sehingga mempengaruhi
didukung oleh penelitian Sugiura & seseorang memaknai nyeri tersebut (Ayu
Demura (2012) yang menyebutkan bahwa & Warsito, 2012). Hal ini sesuai dengan
prevalensi terutama pada degeneratif sendi penelitian Hidayat (2014) yang seluruh
terutama arthritis lebih sering dialami respondennya beragama islam.
perempuan daripada laki-laki.Hal ini
menunjukkan adanya peran hormonal Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-
pada patogensis osteoartritis (Sudoyo, rata tingkat pendidikan pada kedua
2010).Hal ini juga diperkuat dengan data kelompok mayoritas SD pada kelompok
demografi dimana jumlah lanjut usia intervensi dan pada kelompok kontrol.
berjenis kelamin perempuan lebih besar Semakin tinggi tingkat pendidikan
dibandingkan laki-laki dikarenakan usia seseorang, maka lebih mudah dalam
42
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

menerima informasi sehingga semakin factor paliatif meliputi faktor provocate


banyak pengetahuan yang dimiliki, nyeri sebagian besar responden
sebaliknya pendidikan yang kurang disebabkan karena udara dingin di pagi
menghambat perkembangan pengetahuan dan malam hari 77,8% pada kelompok
dan sikap terhadap nilai-nilai atau hal-hal intervensi dan 83,3% pada kelompok
yang diperkenalkan. Pengetahuan sebagai kontrol. Karakteristik kualitas nyeri pada
bagian yang sangat penting untuk kelompok intervensi sebanyak 77,8%
terbentuknya tindakan yang dapat hilang timbul dan 66,7% pada kelompok
diperoleh dari pendidikan melalui proses kontrol. Karakteristik lokasi nyeri
belajar dan juga dapat diperoleh dengan kelompok intervensi 100% pada satu
melihat atau mendengarkan banyak persendian dan 83,3% pada kelompok
informasi (Notoatmodjo, 2007). kontrol.Menurut Arthritis Research UK
(2013) osteoartritis dapat mempengaruhi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap sendi, sendi lutut merupakan lokasi
karakteristik pekerjaan lansia mayoritas yang paling umum pada tubuh terkena
adalah tidak bekerja yaitu sebagai ibu osteoartritis diikuti dengan sendi panggul.
rumah tangga pada kelompok intervensi
dan kontrol. Menurut data Badan Pusat Berdasarkan hasil analisis dengan Wilcoxon
Statistik, rata-rata lanjut usia sudah purna Test pada kelompok intervensi dan
tugas dan lebih sering menjalankan kelompok kontrolmenunjukkan bahwa
aktivitas dalam pekerjaan rumah tangga. p value pre-test dan post-test kelompok
Aktivitas yang terbatas ini dapat merujuk intervensi adalah 0.000, sedangkan p value
pada terjadinya berkurangnya cairan pre-test dan post-test kelompok kontrol
synovial. Cairan synovial pada sendi yang adalah 0.000, keduanya menunjukkan nilai
berkurang akan menyebabkan terjadinya p value < 0.05, sehingga hasil penelitian
nyeri dan kekakuan pada daerah pada kedua kelompok, intervensi dan
persendian (Sudoyo, 2010). kontrol menunjukkan adanya penurunan
Lansia yang mengalami nyeri sendi jika nyeri.
tidak diatasi maka akan mempunyai efek
yang membahayakan disamping ROM dilakukan selama 8 kali pertemuan
ketidaknyamanan yang disebabkannya. dalam 4 minggu.Penelitian Iversen et
Berdasarkan dari hasil penelitian al,(2013) menjelaskan bahwa latihan
karakteristik responden berdasarkan aktivitas dengan intensitas sedang dapat
43
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

dilakukan rutin 2 kali dalam seminggu memiliki skala nyeri sendi 3 (nyeri ringan)
untuk menurunkan nyeri pada persendian. dan sebesar 30% responden memiliki
Menurut Ayu (2012) menyatakan bahwa skala nyeri sendi 2 (nyeri ringan) setelah
15 orang yang mengalami nyeri sendi dilakukan intervensi berupa ROM selama
setelah dilakukan senam lansia dalam 4 minggu (Bell, 2014).
waktu 15-45 menit selama 6 hari berturut-
turut efektif dalam menurunkan nyeri Berdasarkan hasil Mann-Whitney Test
sendi. Marlina (2015) menyatakan bahwa terhadap penurunan skala nyeri sendi
latihan lutut efektif menurunkan intensitas lansia antara kedua kelompok diperoleh
nyeri pada pasien osteoarthritis, latihan nilai p value sebesar 0.000 dan nilai Z -4,21.
lutut dilakukan dua kali sehari selama Nilai p value<0,05, maka dapat
empat minggu.Penelitian Peungsuwan et disimpulkan bahwa ada pengaruh
al, (2014) menyatakan sebaliknya bahwa terhadap penurunan skala nyeri sendi
latihan yang dilakukan untuk mengurangi setelah pemberian intervensi ROM selama
rasa nyeri pada penderita osteoarthritisakan 4 minggu 8 kali pertemuan.
efektif jika dilakukan dalam jangka waktu
lama yaitu selama 2 bulan. Tsai et al, (2013) Ambardini (2013) menyatakan bahwa
juga mengatakan bahwa dengan manfaat latihan fisik adalah mobilitas
55 responden latihan aktivitas berupa Tai sendi dan memperkuat otot yang
Chi dalam waktu 3 kali per minggu (20-40 menyokong dan melindungi sendi,
menit setiap latihan) efektif dilakukan mengurangi nyeri dan kaku sendi, serta
selama 20 minggu. dapat mengurangi pembengkakan. Secara
umum latihan untuk osteoartritis yang
Aktivitas fisik berupa ROM akan rutin dilakukan pasien setiap hari di
mengurangi sensasi nyeri pada persendian. rumah, meliputi: latihan didalam air,
Bennell et al, (2012) menyatakan bahwa penguatan otot, dan redukasi pola jalan.
aktivitas fisik dapat meningkatkan kualitas Latihan untuk penguatan otot kuadrisep
hidup penderita arthritis. Selain itu, aktifitas harus rutin dilakukan setiap harinya
fisik akan memberikan efek yang positif dimulai dari latihan ringan salah satunya
pada kekuatan otot dan fungsinya, serta dengan latihan Straight Leg
mood pada lansia. Aktifitas fisik berupa Raising(Hidayatullah, 2013).Latihan ROM
ROM, yang terbukti dapat menurunkan dapat digunakan sebagai terapi non
nyeri sendi, sebesar 70% responden farmakologis dalam menurunkan nyeri
44
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

lutut pada lansia yang mengalami 5 Februari 2016 dari


https://www.google.com/searc
osteoartritis, pergerakan pada persendian
h?q=2025-osteathritis-
menyebabkan peningkatan aliran darah 2013&ie=utf-8
dan suplai nutrisi ke dalam jaringan tulang
Ayu.(2012). Pemberian Intervensi Senam
rawan pada persendian tetap terjaga Lansia Pada Lansia dengan Nyeri
Lutut.Jurnal Nursing Student .
dengan baik dan tidak menekan syaraf
Volume. I.
disekitarnya, sehingga nyeri berkurang
Badan Pusat Statistik. (2013). Penduduk
(Bell, 2014).
Menurut Umur dan Jenis Kelamin
Dalam Angka Yogyakarta.
Yogyakarta.
KESIMPULAN
Terdapat pengaruh ROM terhadap Bell, P. A. (2014). Pengaruh latihan (range of
motion) terhadap intensitas nyeri lutut
penurunan skala nyeri sendi pada lansia
pada lansia yang mengalami
yang mengalami osteoartritis di wilayah osteoartritis (Doctoral disertation,
Widya Mandala Catholic
kerja Puskesmas Godean I Sleman
University Surabaya).diakses
Yogyakarta. Responden lansia sebelum 5 Februari 2016 dari
http://repository.wima.ac.id/17
diberikan intervensi kombinasi ROM
9/9
mengalami nyeri sedang.Terdapat
Bennell, K. L.,Crossley, K. M., Cowan, S.
perubahan skala nyeri sendi responden
M., & McConnell, J. (2012).
sesudah diberikan intervensi ROM Knee flexion during stair
ambulation is altered in
mengalami nyeri ringan.
individuals with patellofemoral
pain. Journal of Orthopaedic
Research, 22(2), 267-274.
Diharapkan supaya petugas kesehatan
membuat program kesehatan lansia yang Helmi, N.Z. (2014). Buku Ajar Gangguan
Muskuloskeletal. Salemba Medika:
mampu untuk memudahkan lansia dalam
Jakarta.
mengatasi nyeri sendi seperti gerakan
Hidayat, S. (2014).Dzikir Khahfi Untuk
ROM
Menurunkan Skala Nyeri
Osteoartritis pada
Lansia.Tesis.Universitas
REFERENSI
Muhammadiyah Yogyakarta.
Ambardini, R.L. (2013). Peran latihan fisik Yogyakarta
dalam manajemen terpadu osteoartritis
diakses 16 Februari 2016 dari Hidayatullah, R. (2013). Pengaruh
http://staff.uny.ac.id/sites Penambahan Kinesio Taping Pada
Terapi Latihan Straight Leg Raising
Arthritis Research UK. (2013). Keeping active (SLR) Terhadap Peningkatan
with osteoarthritis. diakses Aktifitas Fungional Pada Pasien
45
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

Osteoathritis Lutut (Doctoral


dissertation, Universitas Sonjaya, M.R., Rukanta, D. & Widayanto,
Muhammadiyah Surakarta). W. (2015).Karakteristik Pasien
diakses 5 Februari 2016 dari Osteoarthritis Lutut Primer di
http://eprints.ums.ac.id/22546/ Poliklinik Ortopedi Rumah Sakit
9/NASKAHPUBLIKASIILMI Al-Islam Bandung Tahun
AH.pdf 2014.Prosiding Pendidikan
Dokter.506-512.
Iversen & Bawerman. (2013).
Recommendations and the state of the Sudoyo, A.W., Setiohadi, B., Alwi, I.,
evidence for physical activity Simadibrata, K.M., Setiati, S.
interventions for adults with (2010). Buku Ajar Ilmu Penyakit
rheumatoid arthritis: 2007 to Dalam.Jilid III Edisi V, Interna
present. NIH Public Access.489- Publishing. Jakarta
503.
Sugiura & Demura.(2012). The Effects of
Komalasari, C. (2015). Efektivitas Terapi Knee Joint Pain and Disorders on
Akupresur Terhadap Penurunan Knee Extension Strength and
Tingkat Nyeri dan Kualitas Tidur Walking Ability in the Female
Lansia dengan Osteoartritis Elderly.Japan: Kanzawa
Lutut.Tesis.Universitas University. diakses 16 Juni 2016.
Muhammadiyah
Yogyakarta.Yogyakarta. Sulaiman, Z. (2013). Hubungan Senam
Rentang Gerak dengan Nyeri Sendi
Lukman & Ningsih.(2011). Asuhan pada Lansia Di Posyandu Lansia Rt
Keperawatan pada Klien Dengan 03 Dan Rt04 Rukeman Tamantirto
Gangguan Sistem Kasihan Bantul Yogyakarta. Skripsi.
Muskuloskeletal.Jakarta: Salemba Yogyakarta: UMY
Medika.
Tsai, P. F., Chang, J. Y., Beck, C., Kuo, Y.
Marlina, T.T. (2015). Efektifitas Latihan F., & Keefe, F. J. (2013). A pilot
Lutut Terhadap Penurunan Intensitas cluster-randomized trial of a 20-
Nyeri Pasien Osteoarthritis Lutut di week Tai Chi program in elders
Yogyakarta. Jurnal Keperawatan with cognitive impairment and
Sriwijaya, 2(1), 44-56. osteoarthritic knee: effects on
pain and other health outcomes.
Notoadmodjo, S. (2007).Promosi Kesehatan Journal of pain and symptom
dan Ilmu Perilaku. Jakarta. Rineka management, 45(4), 660-669
Cipta
Warsito, B.E., (2012). Pemberian
Potter, P.A. & Perry, A.G (2005).Buku Intervensi Senam Lansia pada
Ajar Fundamental Keperawatan: Lansia dengan Nyeri Lutut.
Konsep, Proses, dan Praktik. Jurnal Keperawatan Diponegoro.
Jakarta: EGC. 1(1),60-65.

You might also like