You are on page 1of 6
MODUL BAHAN PEMERIKSAAN TOPIK 4: Spesimen Urin ‘Tujuan pembelajaran : Mahasiswa dapat menjelaskan : © Definisi urin # Jenis spesimen urin untuk pemeriksaan laboratorium klinik * Pengambilan spesimen urin untuk berbagai jenis pemeril © Penyimpanan specimen urin Sub topik A. Definisi dan jenis spesimen urin B. Pengambilan spesimen urin CC. Penyimpanan spesimen urin Pendahuluan Urin merupakan jenis spesimen terbanyak kedua yang dilakukan_ pemeriks laboratorium klinik setelah spesimen darah. Jenis pemeriksaan yang rutin dilakukan adalah urin lengkap yang terdiriatas pemeriksaan makroskopis, kimia urin, dan sedimen urin, Analisis urin dapat memberikan informasi adanya infeksi saluran kemih, deteksi penyakit metabolik, dan menentukan efektivitas suatu terapi. Akurasi hasil pemeriksaan tergantung pada teknik pengambilan spesimen, wadah urin, penanganan spesimen, dan batas waktu pemeriksaan. Umumnya spesimen urin dikoleksi oleh pasien secara mandiri, kecuali pada pasien yang tidak dapat melakukan aktivitas sendiri. Oleh karena itu, seorang ATLM harus mampu mengkomunikasikan teknik pengambilan urin yang baik kepada pasien. Pada modul ini, kita akan fokus membahas jenis spesimen urin untuk pemeriksaan di laboratorium Klinik yang disertai dengan pengambilan, penyimpanan, pengiriman, dan pembuangan spesimen urin, A. Definisi urin Urin merupakan produk buangan hasil metabolisme tubuh yang disekresikan dari ginjal, disimpan di kandung kemih, dan dibuang melalui uretra. Komposisi urin terdiri atas urea, asam Urat, ammonia dan kreatinin, yang sudah tidak dibutubkan lagi oleh tubuh. Komposisi urin sangat bervariasi antar individu, hal ini sangat tergantung pada asupan setiap individu, Begitu juga dengan jenis spesimen urin yang dilakukan untuk analisis bervariasi, tergantung kepada parameter pemeriksaan yang akan dilakukan. Jenis spesimen urin diantaranya urin sewaktu, urin pagi, urin puasa, 2 jam PP, dan urin 24 jam, 8P_2021_5-files A.1. Urin sewaktu Urin sewaktu merupakan jenis urin yang diambil kapan saja. Spesimen ini digunakan untuk urin lengkap/rutin dan skrining, A2. Urin pagi Urin jenis ini merupakan urin yang dikeluarkan pasien di pagi hari langsung setelah bangun tidur. Jenis urin ini biasanya mempunyai berat jenis yang tinggi dan lebih terkonsentrasi dibandingkan urin sewaktu. Biasanya urin pagi digunakan untuk pemeriksaan konfirmasi dari hasil urin sewaktu ataupun untuk pemeriksaan kehamilan, A. Urin puasa Urin jenis ini digunakan untuk pemeriksaan monitoring kadar gula. Spesimen ini diambil setelah pasien puasa pada periode tertentu dengan jam yang sudah ditentukan, dan berbeda dengan urin pagi. Jenis spesimen urin puasa tidak dipengaruhi oleh asupan pasien selama puasa. A. Urin yang diwaktukan Pengumpulan jenis spesimen ini dikoleksi pada kurun waktu tertentu. Contoh jet pemeriksaannya adalah Glucose tolerance test (GTT). Pemerikszan ini mengharuskan pasien berkemih pada waktu yang telah ditentukan, yaitu urin pada saat puasa, % jam berikutnya, 1 jam, dan seterusnya. AS. Urin 24 jam Jenis spesimen ini dikoleksi untuk analisis kuantitatif unsur tertentu di dalam urin, Waktu yang direkomendasikan untuk dimulai pengumpulan spesimen adalah pasien berkemih di pagi hari, dan urinnya dibuang, dan dicatat waktu selesai berkemih yang merupakan waktu dimulainya koleksi urin, dan urin yang keluar berikutnya baru ditampung, sepanjang hari selama 24 jam, di dalam wadah penampungan dengan volume sesuai dan bertutup. ‘Wadah spesimen urin Spesimen urin ditempatkan pada wadah bermulut lebar dan dapat ditutup rapat, sebaiknya berbahan plastik dan tidak mudah pecah, Wadah penampung juga harus dalam kondisi bersih dan kering, untuk pemeriksaan kultur urin (mikrobiologi) wadah harus ster. Wadah untuk pemeriksaan urin umumnya mempunyai volume 300 mL, volume tersebut mencukupi untuk spesimen urin sewaktu. Jika hendak mengumpulkan sejumlah volume urin seperti spesimen urin 24 jam, maka hendaklah menggunakan volume yang lebih besar. Selain itu label yang tertera pada wadah juga harus mempunyai ukuran sesuai dan tulisan pada label tertera jelas. 8P_2021_5-files wee Wadah spesimen urin (ki-ka) wadah non-steril, steril, dan urin 24 jam B. Pengambilan spesimen urin B.1. Pada umumnya, untuk pemeriksaan urin rutin/lengkap, pasien hanya diminta berkemih kemudian ditampung pada wadah urin, Pengambilan spesimen ini tidak membutuhkan persiapan dan peralatan khusus. B.2. Urin aliran tengah (mid-stream) Untuk pengambilan jenis urin ini, pasien diminta berkemih, di aliran pertama urin dibiarkan mengalir ke dalam WC, dihentikan aliran urin sebentar kemudian aliran berikutnya ditampung ke dalam wadah urin, Setelah sejumlah volume terkumpul, aliran terakhir dibuang ke dalam WC. Urin aliran tengah sesuai untuk pemeriksaan mikrobiologi seperti kultur urin, Untuk pengambilannya, area kelamin eksterna harus dibersihkan terlebih dahulu, Teknik membersihkan berbeda antara pria dan wanita, B.3. Urin kateter Pengambilan spesimen urin dengan kateter harus dilakukan oleh perawat yang terlatih, Spesimen urin diambil dengan kateter yang dimasukkan melalui uretra ke dalam kandung. kemih, Jenis spesimen ini diambil pada pasien yang mempunyai kesulitan berkemih. atau kondisi perawatan yang mengharuskan pasien menggunakan kateter. 8P_2021_5-files (Clowed Urinary Drainage oncom ag ey Urin kateter B.4. Urin suprapubik Pengambilan spesimen jenis ini dilakukan dengan memasukkan jarum langsung ke dalam kandung kemih dan urin disedot langsung dari kandung kemih melalui syringe yang steril, dan ditempatkan ke dalam wadah steril. Untuk prosedur ini, pasien melalui proses anastesi dan dilakukan oleh klinisi. Jika pasien sudah dipasang kateter, maka urin dapat diambil dari kateter melalui jarum dan syringe yang steril. Urin suprapubic biasanya digunakan untuk pemeriksaan mikrobiologi ataupun sitologi. Pengambilan urin suprapubik B.5. Urin pediatrik Spesimen ini diambil dengan kantung plastik yang ditempelkan ke kelamin pasien yang sebelumnya sudah dibersihkan. Pengambilan spesimen ini dilakukan pada pasien bayi atau anak yang belum terlatih untuk berkemih, Pada saat kantung plastik ditempelkan, bisa dilapisi oleh popok bayi, dan volume urin di kantung diperiksa setiap 15 menit sampai mendapat volume yang diinginkan. Setelah selesai, kantung dilepaskan, ditutup dan diberi label, segera dikirim ke laboratorium klinik untuk dianalisis. 8P_2021_5-files Pengambilan urin pediatrik Diskusi Seorang ATLM di suatu RS menerima telepon dari perawat ruang UGD. Perawat tersebut akan melakukan pengambilan spesimen urin untuk pemeriksaan mikrobiologi (kultur urin). Kondisi pasien tersebut sudah dipasang kateter. Apa saja informasi yang harus disampaikan oleh ATLM kepada perawat UGD tersebut? C. Penyimpanan spesimen urin Untuk pemeriksaan urin rutin/lengkap, spesimen urin yang digunakan harus dalam kondisi segar. Setelah dianalisis, dapat dibuang dalam saluran limbah, Namun jika spesimen disimpan, maka pastikan suhu penyimpanan sesuai, Urin dapat disimpan pada suhu 2-8" C, untuk menghindari pertumbuhan kuman di dalam urin, Pada parameter pemeriksaan tertentu spesimen urin dapat ditambahkan zat pengawet, untuk mengawetkan unsur tertentu di dalam urin yang akan dianalisis. Jenis pengawetnya sebagai berikut. © Pengawet toluene banyak dipakai dan hampir dapat dipakai untuk semua jenis pemeriksaan, Pengawet ini baik digunakan untuk mengawetkan glukosa, aseton, dan asam aseto-asetat, Sebanyak 2-5 mL toluena dapat mengawetkan urin 24 jam, Pengawet thymol mempunyai daya seperti toluena, Namun demikian, jika jumlahnya terlalu berlebih dapat mempengaruhi reaksi protein urin jika diperiksa dengan pemanasan asam asetat. * Pengawet formaldehid sesuai untuk mengawetkan sedimen urin, Sebanyak 1-2 mL formaldehid 40% dapat mengawetkan urin 24 jam. Akan tetapi, jika jumlahnya terlalu berlebih dapat mempengaruhi pemeriksaan reduksi urin dengan metode Benedict. DAFTAR PUSTAKA ¢ Pedoman teknik dasar untuk laboratorium kesehatan / WHO ; alih bahasa, Chairlan, Estu Lestari ; edisi bahasa Indonesia, Albertus Agung Mahode. - Ed, 2. - Jakarta : EGC., 2011 © McCall, Tankersley CM. Phlebotomy essentials 5 ed. 2008. Lippincott Wiliams & Wilkins. Philadelphia. USA. 8P_2021_5-files © Laboratory quality management system: handbook. World Health Organization. 2011 Version 1.1. ISBN 978 92 4 154827 4 10. Gandasoebrata R. Penuntun laboratorium klinik. 1999. Dian Rakyat. Jakarta, Departemen Kesehatan R.I. Petunjuk pemeriksaan urin, 1992. Jakarta 8P_2021_5-files

You might also like