You are on page 1of 12
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA ‘SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-11/BC/2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGUMANDAHAN (DETASERING) Menimbang Mengingat PEGAWAI DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI a. bahwa ketentuan ~— mengenai_—_—pengumandahan (detasering) telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.05/2012 __ tentang Perjalanan Dinas Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri dan Pegawai Tidak Tetap; b. bahwa dalam rangka memberikan kepastian hukum pelaksanaan perjalanan dinas jabatan sementara waktu/pengumandahan/detasering pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai perlu mengatur ketentuan mengenai pengumandahan (detasering); c. bahwa berdasarkan —pertimbangan _sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai tentang Pedoman Pelaksanaan Pengumandahan (Detasering) Pegawai Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai; 1, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 110/PMK.05/2010 tentang Pemberian dan Tata Cara Pembayaran Uang Makan Bagi PNS; 2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.05/2012 tentang Perjalanan Dinas Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, Dan Pegawai Tidak Tetap; 3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.3/PMK.01/2014; 4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan; Menetapkan 5. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 448/KMK.01/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pangkalan Sarana Operasi_ Bea dan Cukai sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.5/PMK.01/2014; Keputusan Menteri Keuangan Nomor 449/KMK.01/2001 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Balai Pengujian Dan Identifikasi Barang sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 176/PMK.01/2012; Keputusan Menteri Keuangan Nomor 70/KMK.04/2016 tentang Pencabutan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 175/KMK.04/2010 tentang Uang Harian Khusus Bagi Pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Yang Melakukan Tugas Kumandah Di Luar ‘Tempat Kedudukan Kantor Yang Bersangkutan; MEMUTUSKAN: PEDOMAN PELAKSANAAN PENGUMANDAHAN (DETASERING) PEGAWAI DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI. BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Direktur Jenderal ini yang dimaksud dengan: ai Kumandah (detasering) adalah penugasan sementara waktu di luar tempat kedudukan semula dalam rangka menjalankan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan/atau di lingkungan Kementerlan Keuangan. Perjalanan Dinas Jabatan adalah perjalanan dinas yang melewati batas kota dan/atau dalam kota dari tempat kedudukan yang dituju, melaksanakan tugas dan kembali ke tempat kedudukan semula di dalam negeri. Tempat Kedudukan Semula adalah kedudukan Kantor Penempatan definitif Pegawai yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai atau Menteri Keuangan, 10. ll. 12. 13. 14, a) (2) ‘Tempat Kedudukan Yang Dituju adalah kedudukan Kantor/Tempat Kerja Sementara Waktu Pegawai yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukal atau Pejabat yang ditunjuk. Kantor adalah Kantor Pusat, Kantor Wilayah, Kantor Pelayanan Utama, Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai, Pangkalan Sarana Operasi, serta Balai Pengujian dan Identifikasi Barang pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Pegawai adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) aktif di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai pada tahun berkenaan. Surat Tugas Kumandah adalah Surat Tugas yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai, atau pejabat_ yang ditunjuk sebagai dasar pelaksanaan Kumandah (detasering), dengan —mencantumkan tanggal mulai dan akhir penugasan. Surat Perjalanan Dinas yang selanjutnya disingkat SPD adalah dokumen yang diterbitkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen Tempat Kedudukan Semula dalam rangka pelaksanaan Perjalanan Dinas. Ikhtisar Pelaksanaan Tugas Kumandah merupakan bentuk laporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan kumandah (detasering); Menteri adalah Menteri Keuangan Republik Indonesia. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bea dan Cukai. Kota adalah Kota/Kabupaten pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah Provinsi. Standar Biaya Masukan adalah satuan biaya yang ditetapkan sebagai acuan perhitungan kebutuhan. Zona Wilayah Kerja Kumandah adalah pembagian wilayah kerja yang didasarkan pada pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah Provinsi. Pasal 2 Pegawai dapat ditugaskan untuk melaksanakan Kumandah (detasering). Kumandah (detasering) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: (3) a (2) (3) a. tugas dinas pada Kantor bantu atau pos pengawasan pabean Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; b. tugas dinas pada tempat penimbunan berikat; c. tugas dinas pada pabrik atau tempat penyimpanan barang kena cukai; d. tugas dinas tertentu dari satu Kantor ke Kantor lainnya; atau e. tugas lain yang dianggap perlu dan mendesak dengan persetujuan dari Direktur Jenderal. Kumandah —(detasering) dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: a. dilaksanakan berdasarkan perintah_—_Direktur Jenderal atau pejabat yang ditunjuk; b. dilaksanakan dengan jangka waktu paling lama 90 (sembilan puluh) hari; ¢. dilaksanakan dengan memperhatikan _ prinsip efektif, eflsien, transparan, dan ketersediaan anggaran; d. pembiayaan dalam pelaksanaan Kumandah (detasering) dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja yang menerbitkan Surat Tugas Kumandah; dan €. pertanggungjawaban pelaksanaan | Kumandah (detasering) disampaikan kepada Direktur Jenderal atau pejabat yang ditunjuk. BAB II ZONA WILAYAH KERJA KUMANDAH (DETASERING) Pasal 3 Kumandah (detasering) dilaksanakan berdasarkan Zona Wilayah Kerja Kumandah. Zona Wilayah Kerja Kumandah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan wilayah administratif di Indonesia dengan mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai perjalanan dinas Jabatan dan Standar Biaya Masukan. Penetapan Zona Wilayah Kerja merupakan wewenang kepala Satuan Kerja dan tercantum dalam Surat Tugas Kumandah dengan contoh format sesuai contoh format sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini. Pasal 4 Zona Wilayah Kerja Kumandah dibagi dengan ketentuan sebagai berikut: a. Zona I, Tempat Kedudukan Yang Dituju berada dalam satu kawasan perkantoran yang sama, atau satu kawasan industri yang sama dengan Tempat Kedudukan Semula; b. Zona Il, Tempat Kedudukan Yang Dituju berada dalam Satu Kota/Kabupaten dengan Tempat Kedudukan Semula; ¢. Zona Ill, Tempat Kedudukan Yang Dituju tidak berada dalam Satu Kota/Kabupaten, atau telah melewati batas Kota/Kabupaten dengan Tempat Kedudukan Semula. BAB IIL UANG HARIAN DAN/ATAU UANG TRANSPORTASI KUMANDAH (DETASERING) Pasal 5 Pegawai yang melaksanakan Kumandah (detasering) diberikan: a. uang harian; dan/atau b. uang transportasi. Pasal 6 (1) Uang harian Kumandah (detasering) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a, diberikan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Zona I, besaran uang harian mengacu pada satuan biaya uang saku pemeriksa dalam lokasi perkantoran yang sama sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai Standar Biaya Masukan; b. Zona Il, besaran uang harian mengacu pada satuan biaya uang harian perjalanan dinas dalam negeri dalam kota lebih dari 8 (delapan) jam per Provinsi sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai Standar Biaya Masukan; ©. Zona Ill, besaran uang harian 70% dari satuan biaya uang harian perjalanan dinas dalam negeri luar kota per Provinsi sesuai dengan Peraturan Menteri_ Keuangan yang mengatur mengenai ‘Standar Biaya Masukan. (2) Uang trasportasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b, diberikan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Untuk Kumandah (detasering) pada Zona II dan Zona I dapat diberikan Uang ‘Transportasi (termasuk moda transportasi udara dan air) secara at cost sesuai bukti penggunaan moda transportasi dan bukti pembayaran; b. Dalam hal bukti penggunaan moda transportasi dan bukti pembayaran tidak dapat diberikan, Pejabat Pembuat Komitmen berhak menetapkan tingkat biaya dan moda transportasi yang digunakan dengan besaran maksimal mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai Standar Biaya Masukan; dan c. Penggantian Uang Transportasi diberikan 1 (satu) kali pada saat keberangkatan ke Tempat Kedudukan Yang Dituju dan 1 (satu) kali pada saat Kembali ke Tempat Kedudukan Semula dalam jangka waktu penugasan. (3) Besaran uang arian Kumandah (detasering) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pagu paling tinggi dalam perencanaan anggaran maupun pelaksanaan anggaran. (4) Pelaksanaan Kumandah (detasering) berdasarkan Surat Tugas Kumandah sehingga tidak diberikan Uang Lembur. (5) Jangka waktu perhitungan uang harian dan/atau uang transportasi Kumandah (detasering) serta pertanggungjawaban atas pelaksanaan kumandah (detasering) didasarkan pada jangka waktu dalam ‘Surat Tugas Kumandah dan SPD. (6) Pegawai yang melaksanakan Kumandah (detasering) tidak diberikan Uang Makan sesuai Peraturan Menterl Keuangan yang mengatur mengenai pemberian uang makan bagi Pegawai Negeri Sipil. BABIV ‘TATA CARA PELAKSANAAN KUMANDAH (DETASERING) Pasal 7 @) Kumandah (detasering) dilaksanakan berdasarkan Surat Tugas Kumandah. (2) (3) 4) Surat Tugas Kumandah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan dengan jangka waktu paling lama 90 (sembilan puluh) hari dengan memperhatikan Prinsip efektif, efisien, transparan dan ketersediaan anggaran. Dalam hal jangka waktu Surat Tugas Kumandah telah berakhir dapat diterbitkan kembali Surat Tugas Kumandah. Pejabat pemberl tugas Kumandah (detasering) bertanggungjawab melakukan monitoring dan pengawasan terhadap kepatuhan pelaksanaan dan tercapainya tujuan Kumandah (detasering). BABV LAPORAN DAN PERTANGUNGJAWABAN PELAKSANAAN KUMANDAH (DETASERING) Pasal 8 Pegawai yang melaksanakan Kumandah (detasering) bertanggungjawab kepada Pejabat yang menerbitkan Surat Tugas Kumandah. qQ) (2) (3) (4) Pasal 9 Laporan dan pertanggungjawaban _ pelaksanaan Kumandah (detasering) dibuat dalam bentuk Ikhtisar Pelaksanaan Tugas Kumandah sesuai contoh format sebagaimana tercantum dalam Lampiran Il yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini, Pegawai yang telah melaksanakan Kumandah (detasering) wajib menyampaikan Ikhtisar Pelaksanaan ‘Tugas Kumandah paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah tanggal pelaksanaan kumandah (detasering) berakhir. Dalam hal diterbitkan kembali Surat Tugas Kumandah sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat (3), Ikhtisar Pelaksanaan Tugas Kumandah tetap dibuat sesuai Jangka waktu masing-masing Surat Tugas Kumandah. Tkhtisar Pelaksanaan Tugas Kumandah disampaikan kepada pemberi tugas/penandatangan Surat Tugas Kumandah dengan tembusan disampaikan kepada Unit Kepatuhan Internal pada Tempat Kedudukan Semula. BAB VI KETENTUAN PENUTUP, Pasal 10 Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 29 April 2016 DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, -ttd- HERU PAMBUDI Salinan sesuai dengan aslinya Sekretaris Direktorat Jenderal ub. Kepala BagianUmum te Indrajati Martini NIP 19650315 198601 2 001 LAMPIRAN | PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: PER-'1 /BC/2015, TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGUMANOAHAN (DETASERING) PEGAWAI DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKA\ KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI We SURAT TUGAS KUMANDAH NOMOR ST>...(2)e.sefsseu/2016 Dalam rangka melaksanakan tugas .. weds .') kami menugasi: 1. NamaiNIP Patan (4). Pangkat (Gol.) a) Jabatan (6). 2. Nama/NIP Pangkat (Gol.) Jabatan untuk melaksanakan tugas kumandah pada: 1. npn Dosa -.+-(zona...(8)....)?) 2 excel A (zona...(8)....)*) Mulai tanggal........(9)..ecceeeen8:Gessseee( 10). ‘) Surat tugas ini disusun untuk dilaksanakan dan setelah selesai dilaksanakan, pelaksana Segera menyampaikan laporan. Kepada instansi terkait, kami mohon bantuan demi kelancaran tugas tersebut. NIP... Tembusan: 1. sves( 1). Be ssrA aac Keterangan: »). Dasar/alasan pelaksanaan kumandah ”). Zona sesuai perdirjen tentang kumandah %). Lama pelaksanaan kumandah 2}. Pejabat yang berwenang menerbitkan Surat Tugas Kumandah *). Nama Pejabat yang berwenang menerbitkan Surat Tugas Kumandah PETUNJUK PENGISIAN IKHTISAR PELAKSANAAN TUGAS KUMANDAH. DI BIDANG KEPABEANAN DAN CUKAI Nomor Keterangan ©) Diisi alamat kantor yang menerbitkan Surat Tugas Kumandah (2) Diisi nomor Surat Tugas Kumandah (3) Diisi dasar/alasan pelaksanaan kumandah (detasering) (4) Diisi Nama dan NIP Pejabat/Pegawai yang melaksanakan tugas (5) Diisi Pangkat dan Golongan Pejabat/Pegawai yang melaksanakan tugas (©) Diisi Jabatan Pejabat/Pegawai yang melaksanakan tugas (7) Diisi tempat kedudukan yang dituju / kantor tempat pelaksanaan kumandah (detasering) (8) _Diisi zona wilayah kerja pelaksanaan kumandah (detasering) (9) Dist tanggal Mulai Penugasan dilaksanakan (10) Diisi tanggal Akhir Penugasan selesai (1) Diisi tempat dan tanggal pembuatan Surat Tugas Kumandah (12) Diisi jabatan pejabat yang berwenang menerbitkan Surat Tugas Kumandah 3) Diisi mama pejabat yang berwenang menerbitkan Surat Tugas Kumandah (14) Diisi Nomor Induk Pegawai (NIP) pejabat yang berwenang menerbitkan Surat Tugas Kumandah (15) Diisi tembusan Surat Tugas Kumandah diberikan DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, -ttd- HERU PAMBUDI Salinan sesuai dengan aslinya Sekretaris Direktorat Jenderal ub. Kepala BagianUmum Indrajati Martini NIP 19650315 198601 2.001 LAMPIRAN 1 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: PER- 11 /BC/2016 TTENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGUMANDAHAN (ETASERING) PEGAWAl DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKA! KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 1).. 7 IKHTISAR PELAKSANAAN TUGAS KUMANDAH (DETASERING) KEPABEANAN DAN CUKAI [ NamaiNiP Pangkat Golongan Nomor ST | Tanggal ST Jenis Penugasan Tanggal Mulai ‘Tanggal Berakhir Lokasi Penugasan Uraian Penugasan Pembebanan Anggaran 1. Satuan Kerja Kantor Pusat DJBC pada POK Sekretariat Direktorat Jenderal/Direktorat ...(11)...../Pusat Kepatuhan Internal, atau Kantor Wilayah/KPPBC/BPIB/PSO....(11).......*) Pelaksanaan Tugas 2, Nomor DIPA Ba 2) sree Disampaikan Dengan | Hormat Kepada Tembusan ava) Kesimpulan 1. Selama “Masa “Pelaksanaan Tugas Tidak Terdapat Kendala/Terdapat Kendala Sebagai Berikut (15) 2. Garis Besar Pelaksanaan Tugas Di Bidang Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Meliputi......(16).. 3. Pelaksanaan Tugas Dilaksanakan Sesuai Dengan Surat Tugas Yang Telah Diterbitkan, dengan Tata Cara Pelaksanaan Tugas Sesuai Dengan Peraturan Menteri Keuangan Tentang Perjalanan Dinas Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawal Negeri dan Pegawai Tidak Tetap; 4. Besaran Uang Harian Kumandah Mengacu Kepada Peraturan Menteri Keuangan Tentang Standar Biaya Masukan. AT *) Coret yang tidak periu sony 18). (19)... (20) NIP. PETUNJUK PENGISIAN IKHTISAR PELAKSANAAN TUGAS KUMANDAH Nomor q@ 2 (3) 4) (5) @) @” (8) 9 (10) ay (12) (3) (4) (15) a6) a7) (1g) (19) (20) KEPABEANAN DAN CUKAI Keterangan Diisi alamat kantor yang menerbitkan surat tugas kumandah Diisi Nama dan NIP Pejabat/Pegawai yang melaksanakan tugas Diisi Pangkat dan Golongan Pejabat/Pegawai yang melaksanakan tugas Diisi nomor Surat Tugas Kumandah Diisi tanggal Surat Tugas Kumandah Diisi Jenis Penugasan Sesuai Peraturan Direktorat Jenderal Ini, sebagai contoh: Penugasan Pada Kantor Bantu Atau Pos Pengawasan DJBC, Penugasan Pada Tempat Penimbunan Berikat dll Diisi tanggal Mulai Penugasan dilaksanakan Diisi tanggal Alkhir Penugasan selesai Diisi tempat kedudukan/kantor penugasan dilaksanakan Diis! uraian kegiatan/pelaksanaan tugas yang dilaksanakan Diisi Unit Kerja Eselon II jika Satuan Kerja Kantor Pusat DJBC, atau Diisi Nama Satuan Kerja Jika Satuan Kerja Vertikal Diisi Nomor DIPA Satuan Kerja, dan untuk Nomor DIPA Kantor Pusat DJBC adalah DIPA Nomor: SP DIPA-015.05-0/20xx (Tahun Berkenaan) Diisi Pejabat Yang Memberikan Tugas/Penandatangan Surat ‘Tugas/Surat Perintah Diisi Pejabat Pada Unit Kepatuhan Internal Satuan Kerja Diisi jika terdapat kendala yang ditemui selama penugasan, serta menyampaikan kondisi telah dan atau belum terselesaikan Diisi garis besar pelaksanaan tugas, dan keterkaltannya dengan tugas dan fungs! DJBC di Bidang Kepabeanan dan Cukai Diisi hal-hal lain yang perlu disampaikan Diisi tempat dan tanggal pembuatan Ikhtisar Pelaksanaan Tugas Diisi tanda tangan dan nama pejabat/pegawai yang melaksanakan tugas Diisi_ Nomor Induk Pegawai (NIP) pejabat/pegawai yang melaksanakan tugas DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, -ttd- HERU PAMBUDI Salinan sesuai dengan aslinya Sekretaris Direktorat Jenderal ub. Kepala BagianUmum Gui Indrajati Martini NIP 19650315 198601 2 001

You might also like