You are on page 1of 6

Busri dkk.

: Rancang bangun mikrokontroler AT89S51 sebagai alat ukur kekuatan gigi


Jurnal PDGI 59 (2) Hal. 75-79 © 2010 83
Vol. 62, No. 3, September-Desember l 2013, Hal. 83-88 | ISSN 0024-9548

Perilaku pemakai gigi tiruan terhadap pemeliharaan


kebersihan gigi tiruan lepasan
(Denture wearer’s behavior towards removable denture cleansing care)

Liana Rahmayani, Herwanda dan Melisa Idawani


1
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh
Korespondensi (correspondence): Liana Rahmayani, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Syiah Kuala, Jl. Kopelma, Darussalam Banda Aceh,
E-mail: liana.rahmayani@yahoo.com

ABSTRACT
Background: Removable denture is generally classified into two types, removable partial denture and complete denture. The use
of removable denture should be followed by denture cleansing. This behavior is done to avoid from plaque accumulation and
denture stomatitis. Purpose: The purpose of this study is to find out the society‘s behavior percentage toward denture cleansing
in Gampong Peuniti Banda Aceh. Method: The method used in this study was descriptive cross sectional method. The data
found through the questionnaires which were given for 97 subject man and women with age 20-80 years old. The taking subject
used non random sampling was done with purposive sampling technique. The data was found from the quitioner answerd and
then analized by univariat analisis. The data processed by table of frequency and precentage distribution. Result: The result of
this study shows that the percentage of society‘s behavior toward denture cleansing who were categorized good is 14%, moderate
63% and poor 23%. The behavior categorized evaluated by likert scale, wich good was score 56-75, moderate: score 36-55 and
poor: score <35. Conclusion: The conclusion of this study is that the most percentage of societiy’s behavior toward denture
cleansing is moderate. Most of the society was not understand of denture cleansing. Therefore, it is necessary for them to get the
information about it.

Key words: Removable denture, society’s behavior, denture cleansing

PENDAHULUAN
Kehilangan gigi merupakan salah satu atau struktur pendukungnya, didukung oleh gigi
perubahan jaringan rongga mulut. Jika gigi yang serta mukosa, yang dapat dilepas dari mulut dan
hilang tidak segera diganti dapat menimbulkan dipasangkan kembali oleh pasien sendiri.
kesulitan bagi pasien sendiri, seperti mengunyah Sedangkan gigi tiruan penuh adalah gigi tiruan
makanan, adanya gigi yang supraerupsi, miring lepasan yang menggantikan seluruh gigi geligi asli
atau bergeser. Penggantian gigi yang hilang dapat dan struktur pendukungnya baik di maksila
dilakukan dengan pembuatan gigi tiruan lepasan maupun mandibula.3
atau gigi tiruan cekat.1 Gigi tiruan digunakan untuk Gigi tiruan lepasan secara garis besar dibagi dua,
menggantikan gigi yang hilang dan mengembalikan gigi tiruan sebagian lepasan (partial denture) dan gigi
estetika serta kondisi fungsional pasien.2 Menurut tiruan penuh (full denture atau complete denture). Gigi
Glossary of Prosthodontic gigi tiruan sebagian tiruan sebagian lepasan (GTSL) diindikasikan untuk
lepasan adalah gigi tiruan yang menggantikan satu menggantikan beberapa gigi, area edentulous, dan
atau lebih gigi asli, tetapi tidak seluruh gigi asli dan/ untuk estetik yang lebih baik, sedangkan gigi tiruan
Rahmayani: Perilaku pemakai gigi tiruan terhadap pemeliharaan kebersihan gigi tiruan lepasan
84 Jurnal PDGI 62 (3) Hal. 83-88 © 2013

penuh (GTP) diindikasikan untuk pasien edentulous, diperoleh. Selain itu juga sepanjang pengetahuan
gigi yang tersisa tidak dapat dipertahankan dan tidak penulis pada masyarakat tersebut belum pernah
dapat menyokong GTSL.4 dilakukan penelitian tentang perilaku pemeliharaan
Pemakaian gigi tiruan lepasan yang terus terhadap gigi tiruan.
menerus dan tidak bersih dapat meningkatkan
akumulasi plak. Menurut Basker dkk.5 pemakaian
gigi tiruan menyebabkan mukosa di bawah gigi BAHAN DAN METODE
tiruan akan tertutup dalam jangka waktu yang lama, Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif
sehingga menghalangi pembersihan permukaan cross sectional, yang dilakukan di Gampong Peuniti
mukosa maupun gigi tiruan oleh lidah dan saliva. Banda Aceh. Subjek penelitian ini adalah pemakai gigi
Akibatnya pada permukaan gigi tiruan akan tiruan lepasan yang bertempat tinggal di daerah
terbentuk plak. Plak tersebut merupakan tempat tersebut. Pengambilan subjek menggunakan rumus
yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme. deskriptif kategorik dengan jumlah subjek yang
Pemakaian gigi tiruan lepasan yang tidak disertai didapat adalah 97 orang. Pengambilan subjek
dengan kebersihan mulut baik dapat mengakibatkan dilakukan secara non random sampling (non
terjadinya akumulasi plak. Plak yang terbentuk pada probability) dengan teknik porposive sampling.12-14
permukaan gigi tiruan lepasan dapat menimbulkan Kriteria inklusi: subjek yang bertempat tinggal di
dampak yang signifikan terhadap kesehatan gigi dan Gampong Peuniti Banda Aceh, menggunakan gigi
mulut. Dapat menyebabkan peradangan jaringan tiruan sebagian lepasan atau gigi tiruan penuh, berusia
lunak mulut, radang gingiva dan kerusakan gigi. 20- 80 tahun. Kriteria ekslusi: subjek tidak bersedia
Akumulasi plak juga dapat menyebabkan bau mulut berpartisipasi menjadi subjek penelitian.
bagi pemakai gigi tiruan.6 Pemeriksaan klinis dan Jenis data yang diambil dalam penelitian ini
pemeliharaan kebersihan mulut sangat penting serta adalah data primer yang diperoleh dari hasil jawaban
merupakan kunci keberhasilan perawatan gigi tiruan kuesioner. Data primer adalah data yang secara
lepasan. Kesehatan mulut merupakan hal yang langsung diambil dari subjek penelitian oleh peneliti.
penting bagi semua orang. Diperlukan prosedur Informasi yang diperoleh secara manual dengan cara
efisien dan teratur untuk membersihkan GTL serta membaca jawaban kuisioner yang diisi oleh subjek.12
menjaga kesehatan gigi dan mulut yang baik, agar Pengukuran perilaku pada penelitian ini
dapat meminimalisir terjadinya denture stomatitis.7,8 menggunakan metode skala Likert. Skala likert
Perilaku kesehatan (health behavior), adalah hal- digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
hal yang berkaitan dengan tindakan atau kegiatan persepsi seseorang. Dengan Skala Likert, variabel
seseorang dalam memelihara dan meningkatkan yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator
kesehatannya.9 Menurut penelitian Kanli dkk.10 variabel.14 Pada penelitian ini subjek diminta untuk
hanya 16,7% lanjut usia pemakai gigi tiruan yang menjawab kuisioner, tentang perilaku dalam menjaga
membersihkan gigi tiruannya dengan benar. Terdapat gigi tiruan lepasan, dimana sebelumnya kuisioner telah
hubungan yang signifikan antara kebersihan gigi dilakukan uji validitas dan reabilitas terlebih dahulu.
tiruan yang buruk dengan prevalensi candidiasis. Kriteria perilaku dinilai dengan skala likert, pada skala
Selama memakai gigi tiruan, sangat diperlukan ini terdapat 1, 2, 3, 4, 5 interval dan skala likert disusun
pemeliharaan kebersihan mulut dan gigi tiruan. Oleh serta diberi skor sesuai dengan skala interval sama
karena itu perlu perhatian yang besar dari pasien (equal-interval scale) dimana perilaku baik: skore 56-75,
untuk memelihara kebersihan mulut serta gigi kurang baik: skore 36-55, dan tidak baik: skore <35. Total
tiruannya.11 skor didapat dengan penjumlahan skor masing-masing
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui variabel dari subjek tersebut. Kemudian, jawaban
perilaku pemakai gigi tiruan di Gampoeng Peuniti dianalisis untuk mengetahui variabel mana yang sangat
Banda Aceh terhadap pemeliharaan kebersihan gigi nyata batasannya antara skor tinggi dan skor rendah
tiruan lepasan. Penelitian dilakukan pada masyarakat dalam skala total.14
Gampoeng Peuniti dengan alasan antara lain: karena
Gampoeng Peuniti merupakan perkampungan yang
padat penduduk dan merupakan masyarakat yang HASIL
heterogen dengan tingkat sosial ekonomi yang
Analisis univariat digunakan untuk memperoleh
berbeda-beda. Sehingga subjek penelitian sesuai
distribusi frekuensi pemakaian gigi tiruan lepasan
kriteria yang diinginkan kemungkinan lebih mudah
berdasarkan jenis kelamin, usia, dan perilaku
Rahmayani: Perilaku pemakai gigi tiruan terhadap pemeliharaan kebersihan gigi tiruan lepasan
Jurnal PDGI 62 (3) Hal. 83-88 © 2013
85

LEMBAR KUISIONER PENELITIAN III. Pertanyaan tentang tindakan


Setiap har
harii Ser ing
Sering Kadang 2 J ar ang
arang Tdk P er
Per nah
ernah
No Per tan
tanyyaan
ertan (Sk or 5)
(Skor or 4)
(Skor
(Sk (Skor 3)
(Skor or 2)
(Skor
(Sk (Sk or1)
(Skor1)

PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PEMELIHARAAN 6 Apakah anda


KEBERSIHAN GIGI TIRUAN LEPASAN merendam gigitiruan
ke dalam air, jika tidak
( Kajian survei pada masyarakat Gampoeng Peuniti Banda Aceh ) dipakai ?
7 Apakah anda menyikat
Nama : Tanggal : gigi tiruan sebelum
Umur : direndamke dalam air,
Jenis Kelamin : jika tidak dipakai ?
8 Apakah andam enyikat
gigi tiruan setelah
Beri Tanda ( √) pada jawaban yang dipilih. direndam di dalam air,
ketika akan di pakai
I. Pertanyaan tentang pengetahuan kembali ?

Setiap har
harii Ser ing
Sering Kadang 2 J ar ang
arang Tdk P er
Per nah
ernah
No Per tan
tanyyaan
ertan (Sk or 5)
(Skor or 4)
(Skor
(Sk (Sk or 3)
(Skor or 2)
(Skor
(Sk (Sk or1)
(Skor1)

1 Apakah anda pemakai gigi tiruan di Gampong Peuniti Banda Aceh


membersihkan
gigitiruan 2x sehari ?
dalam menjaga kebersihan gigi tiruan lepasan.
2 Apakah anda
pernahmenggunakan
bahan pembersih
Tabel 1 memperlihatkan bahwa jenis kelamin
gigitiruan ? perempuan lebih tinggi pada pemakaian gigi tiruan
3. Apakah anda mengontrol kembali gigi tiruan ? sebagian lepasan yaitu mencapai 56%. Demikian
a. 3 bulan sekali (Skor 4) juga dengan pemakaian gigi tiruan penuh lebih
b. 6 bulan sekali (Skor 5)
c. 12 bulan sekali (Skor 3) tinggi pada jenis kelamin perempuan yaitu 21%.
d. Jika terdapat masalah pada gigi tiruan (Skor 2)
e. Tidak pernah (Skor 1)

Tabel 1. Distribusi frekuensi pemakaian gigi tiruan lepasan


II. Pertanyaan tentang sikap berdasarkan jenis kelamin
Setiap har
harii Ser ing
Sering Kadang 2 J ar ang
arang Tdk P er
Per nah
ernah
No Per tan
tanyyaan
ertan (Sk or 5)
(Skor or 4)
(Skor
(Sk (Sk or 3)
(Skor or 2)
(Skor
(Sk (Sk or1)
(Skor1) Jenis Gigi Tir uan
Tiruan Jenis kkelamin
elamin
Total (%)
Lepasan Laki-laki (%) Perempuan (%)
1 Apakah setelah
makan anda langsung
membersihkan gigi
GTSL 11 (11,5%) 54 (56%) 65 (67%)
tiruan ? GTP 11 (11,5%) 21 (21%) 32 (33%)
2 Apakah anda
menggunakan Total 22 (23%) 75 (77%) 97 (100%)
gigitiruan terus
menerus setiap hari ?
3 Apakah anda
melepaskan gigitiruan
dimalam hari pada Berdasarkan tabel secara umum terlihat pemakaian
saat tidur ?
4 Apakah anda pernah GTSL lebih banyak daripada GTP. Pada Tabel 2 di
mendapatkan instruksi
dalam membersihkan
bawah ini ditampilkan distribusi frekuensi
gigi tiruan ? jika ya, berdasarkan usia dari pemakai gigi tiruan lepasan,
apakah anda pernah
mengikuti nya ? yang mana usia subjek dibagi dalam 3 kelompok
kategori interval.
III. Pertanyaan tentang tindakan Tabel 2 memperlihatkan bahwa dari 97 subjek
Setiap har
yang memakai gigi tiruan lepasan, yang terbanyak
harii Ser ing
Sering Kadang 2 J ar ang
arang Tdk P er
Per nah
ernah
No Per tan
tanyyaan
ertan (Sk or 5)
(Skor or 4)
(Skor
(Sk (Sk or 3)
(Skor or 2)
(Skor
(Sk (Sk or1)
(Skor1) yaitu antara usia 45-64 tahun sebesar 42%,
1 Apakah anda sedangkan jumlah terkecil dijumpai pada usia ≥ 64
membersihkan
gigitiruan hanya dengan
tahun yaitu sebesar 24%.
menggunakan air saja?
2 Apakah anda
menggunakan sikat gigi Tabel 2. Distribusi frekuensi usia pemakai gigi tiruan lepasan
dalam membersihkan
gigitiruan ?
3 Apakah anda Usia Jumlah Prosentase (%)
menggunakan pasta gigi
untuk membersihkan 18-44 tahun 33 34
gigitiruan ?
4 Apakah anda 45-64 tahun 41 42
menggunakan obat
kumur ? ≥ 64 tahun 23 24
5 Apakah anda
melakukan penyikatan
Total 97 100
gigitiruan di luar mulut ?
Rahmayani: Perilaku pemakai gigi tiruan terhadap pemeliharaan kebersihan gigi tiruan lepasan
86 Jurnal PDGI 62 (3) Hal. 83-88 © 2013

Perilaku masyarakat terhadap kebersihan gigi Tabel 5. Distribusi frekuensi perilaku masyarakat dalam
menjaga kebersihan gigi tiruan lepasan berdasarkan
tiruan lepasan usia
Kuesioner perilaku terdiri dari 15 pertanyaan Pr ilaku
Prilaku
dalam tiga kategori penilaian, yaitu pengetahuan, Usia
Baik (%) Kur ang Baik (%) Tidak Baik (%)
urang
Total (%)
sikap dan tindakan dalam menjaga kebersihan gigi 18-44 tahun 8 (24%) 23(70%) 2(6%) 33(100%)
tiruan lepasan. Setiap pertanyaan memiliki skor 45-64 tahun 5(12%) 24(59%) 12(29%) 68(100%)
tertinggi 5 dan terendah 1. Penilaian Perilaku ≥ 65 tahun 1(4%) 14(61%) 8(35%) 23(100%)
dikatagorikan baik bila total skor (56-75), perilaku Total 14(14%) 61(63%) 22(23%) 97 (100%)
kurang baik (total skor antara 36-55), dan perilaku
tidak baik (skor <35).14 Distribusi frekuensi perilaku
masyarakat dalam menjaga kebersihan gigi tiruan Tabel 5 memperlihatkan bahwa subjek yang
dapat dilihat pada Tabel 3. berperilaku kurang baik lebih banyak, pada subjek
Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar pemakai gigi tiruan sebagian lepasan maupun gigi
(sebanyak 63%) perilaku subjek yang memakai gigi tiruan penuh dengan rentang usia 45-64 tahun.
tiruan lepasan adalah kurang baik, hanya sebagian Untuk perilaku baik terbanyak pada rentang usia
kecil saja yaitu 14% yang berperilaku baik dalam 18-44 tahun, sedangkan yang paling sedikit hanya
memelihara kebersihan gigi tiruannya. terdapat satu orang saja yang masuk kategori baik
yaitu di usia ≥ 65 tahun.
Tabel 3. Distribusi frekuensi perilaku masyarakat dalam menjaga
kebersihan gigi tiruan lepasan.

Pr ilaku Masy
Prilaku ar
Masyar akat
arakat Jumlah Prosentase (%)
PEMBAHASAN
Perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang
Baik 14 14
terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Perilaku
Kurang Baik 61 63
Tidak Baik 22 23
hidup sehat adalah perilaku yang berkaitan dengan
upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan
Total 97 100
dan meningkatkan kesehatannya.15 Pemakai gigi tiruan
lepasan harus menjaga kebersihan gigi tiruan
lepasannya, terutama mukosa yang berkontak dengan
Pada Tabel 4 ditampilkan distribusi frekuensi gigi tiruan, agar tidak terjadi denture stomatitis.
perilaku masyarakat dalam menjaga kebersihan gigi Tujuan pemeliharaan kebersihan gigi tiruan
tiruan lepasan berdasarkan jenis kelamin, dengan lepasan adalah agar gigi tiruan tahan lama, mencegah
kelompok kategori perilaku baik, kurang baik dan akumulasi plak, memelihara kesehatan mulut dan
tidak baik. mencegah penyakit mulut lainnya. Cara pemeliharaan
gigi tiruan lepasan meliputi cara penyimpanan dan
pembersihan. 16,17 Pembersihan dapat dilakukan
Tabel 4. Distribusi frekuensi perilaku masyarakat dalam menjaga
kebersihan gigi tiruan lepasan berdasarkan jenis
dengan menyikat gigi tiruan dengan sikat gigi dan
kelamin memakai bahan pasta gigi. Selain disikat gigi tiruan
Pr ilaku
Prilaku
juga dianjurkan direndam dalam larutan pembersih
Jenis kkelamin
elamin Total (%) gigi tiruan sesuai aturan bahan pembersih yang
Baik (%) Kur ang Baik (%) Tidak Baik (%)
urang

Laki-laki 0 (0%) 17(77%) 5(23%) 22(100%)


digunakan. Kemudian pada saat tidur dianjurkan
Perempuan 14(19%) 44(58%) 17(23%) 75(100%) untuk melepas gigi tiruan dan disimpan di dalam
Total 14(14%) 61 (63%) 22(23%) 97(100%)
wadah berisi air.
Subjek perempuan lebih memperhatikan
kebersihan gigi tiruan lepasannya. Hal ini dikarenakan
Berdasarkan distribusi frekuensi dari Tabel 4 perempuan lebih peduli dan teliti dalam menjaga gigi
terlihat bahwa secara persentase jenis kelamin tiruan lepasan. Sesuai dengan hasil penelitian Ozkan et
perempuan lebih baik perilakunya dalam memelihara al, dari 57 wanita pemakai gigi tiruan, 23% memiliki
kebersihan gigi tiruannya. Jenis kelamin laki-laki kebersihan gigi tiruan yang baik, sedangkan dari 35 laki-
bahkan tidak ada satupun yang masuk kategori baik. laki pemakai gigi tiruan hanya 3% memiliki kebersihan
Untuk kelompok kategori kurang baik dan tidak gigi tiruan yang baik. Terdapat perbedaan yang signifikan
baikpun lebih banyak pada jenis kelamin perempuan. antara jenis kelamin dan tingkat kebersihan gigi tiruan.18
Rahmayani: Perilaku pemakai gigi tiruan terhadap pemeliharaan kebersihan gigi tiruan lepasan
Jurnal PDGI 62 (3) Hal. 83-88 © 2013
87

Sebagian besar subjek penelitian tidak melepas menggunakannya gigi tiruan lepasan direndam dalam
gigi tiruannya pada waktu malam hari. Hanya bahan peroksida alkalin yang dicampur dengan air
beberapa yang melepas dan meredam gigi tiruannya selama 6-8 jam. Contoh lainnya seperti larutan buffer
ke dalam air. Pada sebagian subjek lebih memilih tetap hipoklorit alkalin, larutan asam, larutan enzim dan
memakai gigi tiruan pada malam hari karena merasa desinfektan. Hasil penelitian Jagger, Harrison dan
nyaman dan jika membukanya terasa ada yang Peracini, penggunaan alkali hipoklorit baik untuk gigi
berubah di dalam rongga mulutnya. Sehingga subjek tiruan resin akrilik, tetapi pada kerangka logam dapat
tidak pernah melepas dan meredam gigi tiruannya menyebabkan perubahan warna atau korosi.19
di dalam air. Kebanyakan subjek penelitian belum Setelah penyesuaian gigi tiruan lepasan dan pasien
mengerti pentingnya melepas gigi tiruan pada malam telah diinstruksikan dalam merawat gigi tiruannya. Mereka
hari. Diperlukan tindakan tersebut agar kebersihan juga harus disarankan untuk perawatan lebih lanjut guna
gigi tiruan tetap terjaga, menghilangkan faktor memastikan kesehatan dalam mempertahankan struktur
penyebab timbulnya peradangan, mukosa mendapat jaringan yang tersisa. Mengontrol kembali gigi tiruan
oksigen cukup banyak, aliran saliva pada jaringan lepasan ke dokter gigi normalnya dilakukan 6 bulan sekali,
pendukung gigi tiruan lepasan tidak terhambat dan pada pasien yang rentan karies atau memiliki penyakit
untuk mengistirahatkan jaringan mulut selama 6 periodontal pemeriksaan sebaiknya dilakukan lebih sering.
sampai 8 jam perhari. Analisis data yang dilakukan Pemeriksaan secara periodik disarankan untuk
Amanda Peranci menunjukkan bahwa 54,89% dari mengevaluasi gigi tiruan dan memeriksa jaringan lunak
pasien tetap menggunakan gigi tiruan lepasan pada yang tersisa.16
saat tidur.2,10 Amanda Peranci menyatakan dari penelitian
Menurut Jeganathan (1996), kebiasaan menjaga sebelumnya bahwa sebagian besar pemakai gigi tiruan
kebersihan yang kurang memadai adalah penyebab tidak tahu bagaimana cara untuk membersihkan gigi
utama terbentuknya plak pada gigi tiruan. Ada dua tiruan, karena kurangnya instruksi yang didapatkan
metode yang dapat digunakan untuk membersihkan dari dokter gigi.2 Hasil yang diperoleh oleh Dikbas dkk,
gigi tiruan lepasan, dapat dibersihkan dengan secara Hoad-Reddick dkk, dan Marchini, menemukan bahwa
mekanis atau kimia. 82,9%, 86,3% dan 77,5%, masing-masing dari responden
Metode mekanis termasuk menyikat (dengan air, tidak menerima instruksi yang tepat cara
sabun, pasta gigi). Menurut Jagger (1995) dan Nikawa membersihkan gigi tiruan dari dokter gigi.2 Hasil
(1999), menyikat gigi dengan pasta gigi adalah salah penelitian ini menyatakan, sebagian besar subjek
satu metode yang paling umum untuk membersihan cenderung berperilaku kurang baik, antara usia 18-44
gigi tiruan dan dianggap sederhana, murah dan tahun sebanyak 23 orang (70%), antara usia 45-64 tahun
efektif. sebanyak 24 orang (59%) dan usia ≥ 65 sebanyak 14
Menurut Shay (2000) metode kimia yang orang (61%). Hal ini dikarenakan masih banyak
dilakukan untuk membersihkan gigi tiruan terutama pemakai gigi tiruan lepasan belum memahami cara
meliputi perendaman dalam larutan pembersih gigi menjaga kebersihan gigi tiruannya. Sebagian besar
tiruan. Metode yang efektif dalam pemeliharaan gigi masalah ini meningkat dalam kelompok pasien lansia
tiruan lepasan adalah kombinasi antara penyikatan dengan kesehatan mulut dan kebersihan yang lebih
dan perendaman dengan bahan pembersih gigi tiruan rumit karena kurangnya kemampuan mereka untuk
pada waktu malam hari.6 menjaga kebersihan mulutnya.20
Seluruh subjek penelitian membersihkan gigi Berdasarkan hasil penelitian maka dapat
tiruan lepasan menggunakan sikat gigi dan pasta gigi. disimpulkan bahwa pemakaian Gigi Tiruan Sebagian
Tidak ada subjek yang memakai bahan pembersih gigi Lepasan (GTSL) lebih banyak daripada Gigi Tiruan
tiruan lepasan khusus. Penuh (GTP). Jenis kelamin perempuan persentasinya
Pada umumnya banyak yang tidak mengetahui lebih banyak dari laki-laki. Begitu juga dengan perilaku
tentang bahan pembersih gigi tiruan lepasan. baik pada jenis kelamin perempuan lebih banyak
Keberadaan bahan pembersih gigi tiruan lepasan daripada laki-laki dan tidak ada yang masuk kategori
belum diketahui oleh sebagian besar masyarakat. baik dalam memelihara kebersihan gigi tiruannya. Usia
Seperti larutan peroksida alkalin, bahan ini dapat terbanyak yang memakai gigi tiruan lepasan yaitu
dipakai untuk membersihkan gigi tiruan lepasan antara rentang usia 45-64 tahun. Sedangkan subjek
akrilik maupun kerangka logam. Bahan ini efektif dengan perilaku baik terbanyak pada rentang usia
untuk plak dan stain yang ringan, tetapi sulit untuk Disarankan bagi pasien yang menggunakan gigi tiruan
membersihkan kalkulus dan stain yang banyak. Cara lepasan agar lebih memperhatikan kebersihan gigi
Rahmayani: Perilaku pemakai gigi tiruan terhadap pemeliharaan kebersihan gigi tiruan lepasan
88 Jurnal PDGI 62 (3) Hal. 83-88 © 2013

tiruannya dan kepada dokter gigi untuk memberikan 10. Kanli A, Dimerel F, Sezgen Y. Oral candidosis, denture
instruksi cara dan menjaga kebersihan gigi tiruan cleanliness and hygiene habits in an elderly population.
Faculty of Medicine, University of Hacettepe, Turkey.
lepasan yang benar. Serta perlu dilakukan penelitian
2005; 17(6): 502-7.
selanjutnya dengan jumlah subjek yang lebih besar
11. Rathee M, Hooda A, Ghalaut P. Denture hygiene in
dan melihat hubungannya dengan faktor-faktor
geriatric persons. The Internet Journal of Geriatrics and
yang sangat mempengaruhi perilaku masyarakat Gerontology 2010; 1(6).
terhadap pemeliharaan kebersihan gigi tiruan 12. Notoatmodjo S. Metodologi penelitian kesehatan.
lepasan. Jakarta: Rineka Cipta; 2005. p. 81-4.
13. Sopiyudin DM. Besar sampel dalam penelitian
kedokteran dan kesehatan. Jakarta: PT Arkans; 2006. p.
DAFTAR PUSTAKA 15-27.
1. McMillan, Anne S. Emotional effects of tooth loss. Int J 14. Suryato. Sikap, pengukuruan dan prediksi prilaku.
prosthodontics 2004; 17(2) : 172-6. Available from: http://suryanto.blog.unair.ac.id.
Accessed September, 2011.
2. Peranci A. Behaviour and hyiene habits of complete
denture wearers. Braz Dent J 2010; 21(3): 247-52. 15. Konsep-perilaku-kesehatan. Available from: http://
www.bascommetro.com/2009/05/.html. Access on
3. The Glossary of Prosthodontic Terms. J Prosthet Dent
September, 2011.
2005; 94(1): 25, 51.
16. Carr AB, McDivney GP, Brown DT. McCracken’s
4. Phoenix RD, Cagna DR. Stewart’s. Clinical removable
removable partial prosthodontics. 11th ed. Mosby; 2005.
partial prostodonics. 3th ed. Chicago. 2003; p. 1-3, 6-8.
p. 218-22, 369-70.
5. Basker RM, Davenport JC, Tomlin HR. Perawatan
17. Scuiba JJ. Denture stomatitis. 2005. Available from: http:
prostodontik bagi pasien tak bergigi. Alih Bahasa. Titi
// www.emedicine.Com/derm/topic642.htm. Accessed
S. Soebekti, Hazmia Arsil. Edisi 3. Jakarta: EGC; 1996.
September, 2011.
h. 1-2, 216-8.
18. Ozkan Y, Ozcan M, Kulak Y, Kazasoglu E, Arikan A.
6. RF de Souza, de Oliveira Freitas Paranhos H, Lovato da
General health, dental status and perceived dental
Silva CH, Abu-Naba’a L, Fedorowicz Z, Gurgan CA Z,
treatment needs of an elderly population in Istanbul.
CA Gurgan CA. Interventions for cleaning denture in
Gerodontology. 2011; 28: 28–36.
adults. 2009; p. 1-42.
19. Felipuci DNB, Davi LR, Paranhos HFO, Bezzon OL, Silva
7. Haryanto AG, Burhan LK, Suryatenggara F, Margo A,
RF, Pagnano VO. Effect of different cleansers on the
Setiabudi I. Ilmu geligi tiruan sebagian lepasan. Jilid I.
surface of removable partial denture. Braz Dent J 2011;
Jakarta. 1995. h. 33-40.
22(5): 392-97.
8. Science, Elsevier. Removable Prosthodontics. Article.
20. Akar GC, Ergul S. The oral hygiene and denture status
USA. 2003.
among residential home residents. Clin Oral Invest2008;
9. Notoatmodjo S. Ilmu kesehatan masyarakat. Jakarta: (12): 61–5.
Rineka Cipta; 2003. p. 124.

You might also like