You are on page 1of 96
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang NOMOR KP 787 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, stad bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran dan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan sebagaimana telah diubah dengan _Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015, setiap pelabuhan wajib memiliki Rencana Induk Pelabuhan; bahwa Rencana Induk Pelabuhan untuk pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul ditetapkan oleh Menteri Perhubungan setelah_terlebih_ dahulu mendapat rekomendasi dari gubermur dan bupati/walikota mengenai kesesuaian dengan tata ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota; bahwa Rencana Induk Pelabuhan Pontianak Provinsi Kalimantan Barat disusun dengan _telah memperhatikan Rencana Induk Pelabuhan Nasional, rencana tata ruang wilayah Provinsi Kalimantan Barat, rencana tata ruang wilayah Kabupaten Pontianak, rencana tata ruang wilayah Kota Pontianak, keserasian dan keseimbangan dengan kegiatan lain terkait Mengingat terkait di lokasi pelabuhan Pontianak, kelayakan teknis, ekonomis, dan lingkungan serta keamanan dan keselamatan lalu lintas kapal; bahwa berdasarkan pertimbangan _sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Keputusan Menteri Perhubungan tentang Rencana Induk Pelabuhan Pontianak —_Provinsi Kalimantan Barat; Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4849); Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 5. Peraturan 10. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5731); Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5093); Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5108) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang Perlindungan Lingkungan Maritim (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5109); Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75); 11. Peraturan ... ll 12. 13, 14. 15, 16. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 31 Tahun 2006 tentang Pedoman dan Proses Perencanaan di Lingkungan Departemen Perhubungan; Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 36 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 135 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 36 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1401); Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 311); Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1844) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 86 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1012); Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 129 Tahun 2016 tentang Alur-Pelayaran di Laut dan Bangunan dan/atau Instalasi di Perairan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1873); Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 414 Tahun 2013 tentang Penetapan’ Rencana Induk Pelabuhan Nasional sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 745 Tahun 2016; Memperhatikan: Memperhatikan: Menetapkan PERTAMA KEDUA 1. surat Gubernur Kalimantan Barat. Nomor 552/0724/Ekbang-C tanggal 6 Maret 2015 perihal Rekomendasi Rencana Induk Pelabuhan Pontianak; v surat Bupati Pontianak Nomor $51/2257/Dishubbudpar-A tanggal 3 September 2013 perihal Rekomendasi Rencana Induk Pelabuhan Pontianak; 3. surat Walikota Pontianak Nomor 131/Bapp.Fispra/2015 tanggal 7 Oktober 2015 perihal Rekomendasi Rencana Induk Pelabuhan Pontianak; MEMUTUSKAN: KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT. Menetapkan Rencana Induk Pelabuhan Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, sebagai pedoman dalam pembangunan, pengoperasian, pengembangan pelabuhan dan penentuan batas-batas Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) Pelabuhan Pontianak. : Untuk menyelenggarakan kegiatan kepelabuhanan pada Pelabuhan Pontianak yang meliputi pelayanan jasa kepelabuhanan, pelaksanaan kegiatan ekonomi dan pemerintahan lainnya, serta pengembangannya sesuai Rencana Induk Pelabuhan Pontianak, dibutuhkan arcal daratan seluas 293,65 Ha dan areal perairan seluas 92.615,8 Ha, meliputi: a. areal daratan eksisting Pelabuhan Pontianak seluas 13,72 Ha, meliputi: 1. areal daratan eksisting di Terminal Dwikora seluas 8,36 Ha; 2. areal daratan eksisting di Terminal Nipah Kuning seluas 2,69 Ha; dan 3. areal daratan eksisting di Terminal Jeruju seluas 2,67 Ha. b, areal ... KETIGA b. areal daratan pengembangan Pelabuhan Pontianak seluas 279,93 Ha, meliput 1. areal daratan pengembangan di Terminal Jeruju seluas 5,51 Ha; 2. areal daratan pengembangan di Terminal Jungkat seluas 27,32 Ha; dan 3. areal daratan pengembangan di Terminal Kijing seluas 247,1 Ha. c. areal perairan, terdiri atas: areal alur-pelayaran seluas 2.491 Ha; areal tempat labuh seluas 5.906,57 Ha; areal tempat sandar seluas 181,73 Ha; areal kolam putar seluas 69,92 Ha; areal penempatan kapal mati seluas 113,2 Ha; PHF H areal keperluan keadaan darurat seluas 113,2 Ha; dan 7. areal penunjang keselamatan pelayaran seluas 83.740,2 Ha. Rencana pembangunan dan pengembangan fasilitas Pelabuhan Pontianak untuk memenuhi kebutuhan pelayanan jasa kepelabuhanan dilakukan berdasarkan perkembangan angkutan laut, sebagai berikut: a. jangka pendek, dari Tahun 2016 sampai dengan Tahun 2020; b. jangka menengah, dari Tahun 2016 sampai dengan Tahun 2025; dan c. jangka panjang, dari Tahun 2016 sampai dengan Tahun 2035; dengan rincian sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini. KEEMPAT: KEEMPAT KELIMA KEENAM KETUJUH KEDELAPAN : KESEMBILAN : Penyelenggara Pelabuhan Pontianak menyusun dokumen desain teknis untuk pelaksanaan pembangunan dan pengembangan fasilitas Pelabuhan Pontianak. Fasilitas Pelabuhan Pontianak yang direncanakan untuk dibangun dan dikembangkan sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini, dilaksanakan dengan mempertimbangkan prioritas kebutuhan dan kemampuan pendanaan sesuai peraturan perundang- undangan dan wajib dilakukan dengan memperhatikan aspek lingkungan, didahului dengan studi lingkungan. Rencana penggunaan dan pemanfaatan lahan untuk keperluan peningkatan pelayanan jasa kepelabuhanan, pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi lainnya serta pengembangan Pelabuhan Pontianak dan sekitarnya sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini. Dalam hal penggunaan dan pemanfaatan lahan sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEENAM terdapat areal yang dikuasai pihak lain, maka pemanfaatannya harus didasarkan pada ketentuan peraturan perundang- undangan. Rencana Induk Pelabuhan Pontianak dapat ditinjau dan dikaji ulang 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun atau sesuai kebutuhan. Direktur Jenderal Perhubungan Laut melaksanakan pembinaan dan pengawasan teknis terhadap pelaksanaan Keputusan Menteri ini KESEPULUE: ... KESEPULUH : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 6 Desember 2016 MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, ttd BUDI KARYA SUMADI SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada: 1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; 2. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman; 3. Menteri Dalam Negeri; 4. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia; 5. Menteri Perindustrian; 6. Menteri Perdagangan; 7. Menteri Badan Usaha Milik Negara; 8. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia; 9. Kepala Staf Angkatan Laut; 10. Gubernur Kalimantan Barat; 11, Bupati Pontianak; 12, Walikota Pontianak; 13. Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal dan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan; 14, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Pontianak. Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BIRO HUKUM, 4 SRI LESTARI RAHAYU Pembina Utama Muda (IV/c) NIP, 19620620 198903 2 001 LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR =: KP 787 TAHUN 2016 TANGGAL : 6 DESEMBER 2016 RENCANA INDUK PELABUHAN PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DAFTAR ISI BABI. PENDAHULUAN.. ne Latar Belakang... 12. Dasar Hukum...... 13. Maksud Dan Tujuan.. 14. Hierarki Pelabuhan..... Nt Lokasi Wilayah Studi. BABII. | GAMBARAN UMUM WILAYAH a Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Barat 11.1.1 Kondisi Geografi dan Klimatologi Provinsi Kalimatan Barat... 11.1.2 Kondisi Kependudukan (Demografi) Provinsi Kalimatan Barat. 11.1.3 Kondisi Petekonomian Provinsi Kalimatan Barat... 11.1.4 Potensi Wilayah Provinsi Kalimatan Barat 11-15 Kondisi Transportasi Wilayah Provinsi Kalimatan Barat W2 Gambaran Umum Kota Pontianak. 11.2.1 Kondisi Geografi dan Klimatologi Kota Pontianak...... 12.2 Kondisi Kependudukan (Demografi) Kota Pontianak... 11.2.3 Kondisi Perekonomian Kota Pontianak eee 11.2.4 Potensi Wilayah Kota Pontianak. II.2.5 Kondisi Transportasi Wilayah Kota Pontianak ... 11.2.6 Rencana Tata Ruang (RTRW) Kota Pontianak.. 3 Gambaran Umum Kabupaten Mempawah....... 1.3.1 Kondisi Geografi dan Klimatologi Kabupaten Mempawah 113.2 Kondis Kependudukan (Demograf) Kabupaten Mempawah.. 11.3.3 Kondisi Perekonomian Kabupaten Mempawah 11.3.4 Potensi Wilayah Kabupaten Mempawah.... 113.5 Rencana Tata Ruang (RTRW) Kabupaten Mempawah... BABII, KONDIS| PELABUHAN. U4, Gambaran Umum Pelabuhan ........0.e Il, 4, 4 Daerah Lingkungan Kerja Dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan lil. 4. 2. Hinterland Pelabuhan peer Ill. 1, 3. Tata Guna Lahan Sekitar Kawasan.. Ill 4. 4. Kondisi Bathimetri é Ill 1. 5. Kondisi Meteorologi, Arus, Pasang Surut, dan Gelombang.... TRENCAWA INDUK PELABUHAN PONTIANAK Met even HEA sn HES MES 3, U6 m2. m.24 2.2. Jalan Akses... 2.3. Dermaga : 1iL.2.4. Pergudangan dan Lapangan Penumpukan.. W.2.5. Spesifikasi Kapel... 1.2.6, Terminal Penumpang. 112.7. Fasillas Penunjang Pengelolaan Lingkungan 1.2.8, Peralatan Mekanis Pelabuban..... 12.9, Alur Pelayaran, Kolam Pelabuhan dan SBNP 2.4 Ls. 3.4, 3.2. Arus Barang...... 11.3.3. Arus Penumpang. BABIV. Executive Summary Fasilitas Pelabuhan Denah Lokasi Terminal Eksisting di Pelabuhan Utama Pontianak 0, Alur Pelayaran, Kolam Pelabuhan dan SBNP Trafik Pelabuhan, Kunjungan Kapal.. l.4. — Trafik Pelabuhan. 11.4.1. Pelayanan Kapal Mh45 1.4.2. Pelayanan Baran M15 PROYEKSI TRAFIK PELABUHAN. os snssnssnss Stee VEL 1.1 Deta Trafik Pelabuhan IV.2___ Analisis Perkembangan Wilayah 1V.2.1 Analisis Proyeksi Penduduk Provinsi Kalimantan Barat dan Kabupaten Mempawah..... IV-2 1V.2.2 Analisis Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan Barat dan ae ‘Mempawah... v3 1V.3__ Analisis Pertumbuhan Angkutan Laut .......ssnnnnnnnnnn V3 1V.8.1, Analisis Pertumbuhan Arus Barang. seats Wv-3 1V.3.2. Kargo Kontainer... s — so NV 1V.3.. Kargo Curah Kering. Wv-5 IV.3.3. Kargo Curah Cair. V6 1V.3.4. General Cargo... V7 1V.4__ Analisis Pertumbuhan Penumpang V9 1V.4.1, Methoda Proyeksi dan Assumsi yang Digunakan 1-9 V4.2. Analisis Proyeksi v9 IV.S Prakiraan Kunjungan Kapal Sesuai Jenisnya di Pelabuhan Pontianak 0... Ive4 Executive Summary BABV. _ANALISIS KEBUTUHAN FASILITAS V1. Dasar Perencanaan Dan Kriteria Pengembanga?......nnnnnaninmnse eV V.1.4, Pola Pikit Perencanaan. V.1.2, Dasar Perencanaan V.1.3. Kriteria Pengembangan. V.2. Analisis Kapasitas Pelabuhan Existing V2, V.2.1, Dermaga, VED V2.2. Lapangan Penumpukan V3 V.2.3, Gudang... VB V2.4. Terminal Penumpang V3 v3, Prediksi Kebutuhan Fasilitas. V.3.1. Dermaga V3.2. Lapangan Penumpuken V.3.3, Gudang V3.4) Terminal Penumpang... V.3.5. Peralatan Bongkar Muat. V4. Konsep Pengembangan Pelabuhan.... V5. Rencana Zonasi dan Tahapan Pengembangan \V.5.1. Rencana Zonasi dan Pentahapan Pengembangan Terminal Dwikora. V.5.2Rencana Zonasi dan Pentahapan Pengembangan Terminal Nipah Kuning \V.5.3 Rencana Zonasi dan Pentahapan Pengembangan Terminal Kijing \V.8.4, Rencana Zonasi dan Pentahapan Pengembangan Terminal di Sekitamnya.. \V.5.5. Rekapitulasi Pengembangan Fasilitas Darat dan Perairan di Pelabuhan Pontianak..... V-24 V.5.6. Rekapitulasi Pengembangan Fasilitas Darat dan Perairan di Pelabuhan Pontianak.....V-35 V6. _ Rencana Biaya Konstruksi..... BAB VI. ANALISIS FINANSIAL. Vi1. _ Kelayakan Rencana Pembangunan .. Vi2. Analisis Skenario... VI3. Analisis Sensitivitas BAB VII. KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP.. Mile Vit Rona Lingkungan Awal... on Mlle VIL.1.1.Komponen Geofisik — Kimia vil-1 VIl.1.2.Komponen Biolog. is MUle2 VIL2. — Pengelolaan Lingkungan Hidup VIL3_ Pengelolaan Limbah Pelabuhan 6. vii MIS VIL3.1.Pengelolaan Limbah Cair Domestik Dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) .. VIS Vil32.Pengeolsan Limbah Behan Berbanaya Dan Berecin (Limbsh 83) MIG VIL3.3.Pengelolaan Sampah VIK6 TRENCANA INDUK PELABUHAN PONTIANAK DAFTAR TABEL Tabel Ill-1 Dermaga yang dimiliki Terminal Dwikora I-10 Tabel Ill-2 Jetty yang dimiliki Pelabuhan Pontianak. M-10 Tabel Ill-3 Fasilitas Gudang Tabel Ill-4 Fasilitas Lapangan Multipurpose... Tabel III-5 Lapangan Penumpukan Peti Kemas Tabel Ill-6 Spesifikasi Kapal Yang Berlabuh di Terminal Dwikora Tabel Ill-7 Alat Bongkar Muat.... Tabel Ill-8 Alur Pelabuhan..... Tabel Il|-9 Lokasi SBNP Pelabuhan Pontianak... Tabel I-10 Realisasi Kunjungan Kapel tahun 2009-2014... TabelIll-11 Realisasi Bongkar Muat Tahun 2009-2014: Tabel I-12 Realisasi Penumpang tahun 2009-2014... Tabel Iil-13 Kinerja Pelayanan Kapal tahun 2009-2014 Tabel IIl-14 Kinerja Pelayanan Bongkar Muat Barang Tahun 2009-2014... Tabel I-15 Kinerja Pelayanan di berbagai Fasilitas Pelabuhan Tahun 2009-2014, Tabel IV-1 Tabel Arus Barang 2009-2014 Tabel IV-2 Tabel Arus Kunjungan Kapal 2009-2014... Tabel IV-3 Tabel Arus Penumpang Kapal Laut 2009-2014. Tabel IV-4 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Provinsi Kalimantan Barat 2016 ~ 2035... V3 Tabel IV-5 Proyeksi Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha Provinsi Kalimantan Barat 2016 — 2035 (juta rupiah). IV-3 Tabel IV-6 Tabel Proyeksi Kargo Kentainer. ssn WB Tabel IV-7 Potensi Industri Alumina di Kalimantan Barat. aie seh retest atone VAS) Tabel IV-8 Tabel Proyeksi Kargo Curah Kering, V6 Tabel IV-9 Tabel Proyeksi Kargo Curah Cai V7 Tabel IV-10 Tabel Proyeksi General Cargo... V-8 Tabel IV-11 Tabel Proyeksi Penumpang Embarkasi di Pelabuhan Pontianak ...000 ee VB Tabel IV-12 Proyeksi Arus Kunjungan Kapal per Jenis Kapal di Pelabuhan Pontianak Tahun 2016-2035 WW-2 Tabel V-1 Kebutuhan Fasilitas Terminal Dwikora.. sue VOB Executive Summary Tabel V-2 Kebutuhan Fasilitas Terminal Nipah Kuning. V-A2 Tabel V-3 Rencana Kapasitas Terminal Kijing VAT Tabel V-4 Kebutuhan Fasilitas Terminal Kijing.. VAT Tabel V-5 Data dan Proyeksi Bongkar Muat Petikemas di Terminal Jeruju...... 1-22 Tabel V-6 Titik koordinat area Terminal Jeruju...... ‘abel V-7 Tahapan Pembangunan dan Pengembangan Terminal Jeruju.. Tabel V-8 Kapasites Terminal Jungkat... Tabel V-9 Kebutuhan Fasilitas Terminal Jungkat... Tabel V-10 Koordinat Terminal Jungkat Tabel V-11 Rencana Kebutuhan Fasilitas Perairan Pelabuhan Pontianak ......... Se ee Tabel V-12 Rekaptulasi Pengembangan Fasilitas Darat dan Perairan di Pelabuhan Pontianak.......V-35 ‘Tabel V-13 Estimasi Biaya Konstruksi Pengembangan Pelabuhan Pontianak..... Tabel VI-1 Nilai Investasi Jangka Pendek, Menengah, dan Panjang... Tabel VI-2 Proyeksi Pendapatan, Beban Operasi, dan Arus Kas 2016-2035 Tabel VI-3 Hasil Analisa Kelayakan Keuangan (Skenario Moderat)... Se aS AVE Tabel Vi-4 Hasil Analisa Kelayakan Keuangan Masing-masing Skenafio......0..nm M2 Tabel VI-5 Hasil Analisa Sensitivitas — Kenaikan Nilai Investasi .....-. Tabel VI-6 Hasil Analise Sensitivitas — Pendapatan per Ton wo M2 Tabel VI-7 Hasil Analisa Sensitivitas - Kenaikan Pendapatan per Ton Vie2 Tabel VI-8 Hasil Analisa Sensitivitas — Margin Operas... VES Tabel VI-9 Hasil Analisa Sensitivitas — Balas Nilai Kritis...0....sennnnnnen V3 Tabel VIl-1 Hasil Analisis Kualitas Air Sungai....... ‘ eee WILD, Tabel VII-2 Matrik Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengoperasian Pelabuhan VI-3 TRENCANA INDUK PELABUHAN PONTIANAK iit DAFTAR GAMBAR Gambar|-1 Peta Lokasi Pelabuhan Pontianak. he Gambarll-1 Peta Rencana Struktur Ruang Provinsi Kalimantan Barat k2 Gambarll-2 Peta rencana Pola Ruang Provinsi Kalimantan Barat 13 Gambar IIl-1 Pelabuhan di sekitar PU Pontianak..... lle ‘Gambar IIl-2 DLKR dan DLKP Petabuhan Pontianak (eksisting)... sulll2 Gambar Ill-3 Identifkasi Witayah Hinterland Pelabuhan Pontianak.. lle Gambar Ill-4 Bathimetri Terminal Dwikora tka Gambar lll-5 Bathimetri dan Topografi Lokasi Terminal Kijing... tee IS Gambar Ill-6 Grafik Pola Kedatangan Gelombang Signifikan, Frekuensi Ketinggian, dan Periode.....lII-6 Gambar lII-7 Lay Out Eksisting Pelabuhan Utama Pontianak wlIkT Gambar lII-8 Layout Eksisting Terminal Dwikora Pelabuhan Pontianak. llk8 Gambar |I-9 TERSUS dan TUKS di Terminal Pontianak ...... valle Gambar IlI-10 Kinerja Operasional Terminal Dwikora...... eas: Coen M13, Gambar IV-1 Grafik Arus Barang 2009-2014. WA Gambar IV-2 Grafik Arus Kunjungan Kapal 2009-2014 IV Gambar IV-3 Grafik Penumpang Kapal Laut 2009-2014. AV-2, Gambar |V-4 Diagram Alir Proyeksi Kargo V4 Gambar IV-5 Grafik Proyeksi Kargo Kontainer: IVa Gambar IV-6 Grafik Proyeksi Kargo Curah Kering a V6 Gambar IV-7 Daerah Penghasil CPO wenn V6 Gambar IV-8 Grafik Proyeksi Kargo Curah Cair. V7 Gambar IV-9 Grafik Proyeksi General Cargo... V7 ‘Gambar IV-10 Grafik Proyeksi Arus Penumpang di Pelabuhan Pontianak...... 1V-8 Gembar V-1 Terminal di Pelabuhan Pontianak . Gambar V-2 Zonasi Eksisting Pelabuhan Pontianak Terminal Dwikora Gambar V-3 Rencana Zonasi Pelabuhan Pontianak Terminal Dwikora ... : V8 Gambar V-4 Rencana Pengembangan jangka Pendek Terminal Dwikora.... es inessertfrctl ED) Gambar V-5 Rencana Pengembangan Jangka Menengah Terminal DWiKOra cee vee AO. Gambar V-6 Rencana Jangka Panjang Pengembangan Terminal Dwikora... 'RENCANA INDUK PELABURAN PONTIANAK vt Executive Summary Gambar V-7 Rencana Zonasi Terminal Nipah Kuning Gambar V-8 Rencana Jangka Pendek Pengembangan Terminal Nipah Kuning, VA4 Gambar V-9 Rencana Jangka Menengah Pengembangan Terminal Nipah Kuning, VAS Gambar V-10 Rencana Jangka Panjang Terminal Nipah Kuning... V-16 Gambar V-11 Rencana Zonasi Terminal Kijing....... Gambar V-12 Rencana Jangka Pendek Terminal Kijing Gambar V-13 Rencana Jangka Menengah Terminal Kijing...... Gambar V-14 Rencana Jangka Panjang Terminal Kijing........ Gambar V-16 Kondisi eksisting Terminal Jeruju Gambar V-16 Pengembangan Jangka Pendek..... ‘Gambar V-21 Pengembangan Jangka Panjang...... Gambar V-18 Pengembangan Jangka Pendek... Gambar V-19 Rencana Pengembangan Terminal Jungkat........ Gambar V-20 Zona Perairan Terminal Dwikora dan sekitaranya (1)... Gambar V-21 Zona Perairan Terminal Dwikora dan sekitaranya (2)..... Gambar V-22 Area Sandar Kapal Terminal Dwikora Gambar V-23 Area Sandar Kapal Terminal Nipah Kuning. ‘Gambar V-25 Zona Perairan Terminal Kijing (2) Gambar V-26 DLKp dan DLKr Pelabuhan Pontianak ............:sssssess Gambar VII-1 Diagram instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Tiga Dimensi.. Gambar VII-2 Diagram Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Proyeksi. Gambar VII-3 Bak Perangkap Minyak ... Gambar Vil-4 Contoh Bak Sampah...... Gambar VII-5 Contoh Gerobak Sampah (Bin). Executive Summary BAB I. PENDAHULUAN MM. LATAR BELAKANG Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas batas tertentu sebagai tempat Kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersander, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra-dan antarmoda Transportasi. Sedangkan Rencana Induk Pelabuhan adalah pengaturan ruang pelabuhan berupa peruntukan rencana tata guna tanah dan perairan di Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan. Bahwa berdasarkan Undang-Undang No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran dan Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan telah ditetapkan antara lain bahwa setiap pelabuhan wajib memiliki Rencana Induk Pelabuhan yang mengacu kepada Rencana Induk Pelabuhan Nasional sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP.414 Tahun 2013 tentang Penetapan Rencana Induk Pelabuhan Nasional Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP.414 Tahun 2013 tentang Penetapan Rencana Induk Pelabuhan Nasional telah ditetapkan antara lain bahwa Pelabuhan Pontianak merupakan Pelabuhan Utama. Pelabuhan Pontianak yang berada di Kota Pontianak tepatnya di Sungai Landak. Pelabuhan Pontianak berada sekitar 20 km dari muara Sungai Landak yang langsung berbatasan dengan daerah pantai pada Laut Natuna. Dalam menghadapi perdagangan bebas guna untuk perbaikan perekonomian regional maupun lokal, maka Kota Pontianak yang sangat berpotensi untuk berkembang menjadi lebih besar lagi karena potensi sumber daya alamnya sudah harus mempersiapkan diri dalam pengadaan segala fasilitas yang dapat mendukung sistem ekonomi terbuka dan pasar bebas mendatang. Tuntutan kebutuhan transportasi yang sangat mendukung pelaksanaan dan kelancaran perdagangan_ yaitu penyediaan jalan dan pelabuhan menjadi prioritas utama dalam usaha pengembangan perekonomian. Kerangka dasar pembangunan pelabuhan yang tertuang dalam Rencana Induk Pelabuhan tersebut dijabarkan dalam tata ruang dengan tahapan pelaksanaan pembangunan jangka pendek (6 tahun), menengeh (10 tahun) dan panjang (20 tahun). Hal tersebut dimaksudkan untuk: menjamin kepastian usaha dan pembangunan pelabuhan yang terencana, terpadu, tepat guna, efisien dan berkesinambungan serta adanya sinkronisasi antara rencana pengembangan pelabuhan dengan rencana pengembangan wilayah. Dasar HUKUM Dalam melaksanakan Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan Pontianak ini, terutama akan didasarkan pada Peraturan Perundangan sebagai berikut: Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang; Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran; Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Pedoman Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional; Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015; Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian; Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2011; Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang Perlindungan Lingkungan Maritim; Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Fungsi Kementerian Perhubungan; Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 2 Tahun 2013 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pontianak Tahun 2013-2033; Peraturan Daerah Kabupaten Mempawah Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Mempawah Tahun 2014-2034; Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Barat Nomor 10 Tahun 2014 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014-2034; Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 25 Tahun 2011 tentang Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP); Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 52 Tahun 2011 tentang Pengerukan dan Reklamas’ sebagaimana telah diubeh terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 136 Tahun 2015 ; Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 87 Tahun 2018 tentang Pemanduan dan Penundaan Kapal; Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 129 Tahun 2016 tentang Alur pelayaran di Laut dan Bangunan dan/atau Instalasi di Perairan; Peraturan Menteri Perhubungan No PM 51 Tahun 2011 Tentang Terminal Khusus dan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 71 Tahun 2016; Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 58 Tahun 2013 tentang Penanggulangan Pencemaran di Perairan dan Pelabuhan; Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 135 Tahun 2015 tentang Organisasi Dan Tala Kerja Kantor Kesyahbandaran Dan Otoritas Pelabuhan; Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM, 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata "RENCANA INDUK PELABUHAN PONTIANAK, FL Kerja Kementerian Perhubungan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Menteri Perhubungan Nomor PM. 86 Tahun 2016; = Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 31 Tahun 2006 tentang Pedoman dan Proses Perencanaan di Lingkungan Departemen Perhubungan; = Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP. 414 Tahun 2013 tentang Penetapan Rencana Induk Pelabuhan Nasional, sebagaimana telah diubah terakhir dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP. 745 Tahun 2016; = SK Direktur Jenderal Perhubungan Laut No. PP.001/2/19/DJPL-14.tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan, Peraturan Maksup DAN TuJUAN Maksud Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan Pontianak adalah : > Sebagai pedoman dalam pembangunan, pengembangan dan operasional kepelabuhanan di Pelabuhan Pontianak; Mengendalikan tercapainya target pembangunan jangka panjang sesuai rencana yang tertuang dalam Rencana Induk Pelabuhan yang ditetapkan; Mengidentifikasi pelaksanaan pembangunan jangka pendek dengan memperhatikan pelaksanaan pembangunan secara optimal; Mengoptimalkan penggunaan fasiltas eksisting pelabuhan dengan meningkatkan efisiensi pemakaian fasilitas dan operasional pelabuhan; > Mengakomodasi dan memperhatikan perubahan pola kebijakan maupun_ strategi pembangunan dengan memperhitungkan kondisi realistis yang berkembang sehingga memberi pengaruh terhadap arah rencana pembangunan dan pengembangan pelabuhan. kegiatan & © a Tujuan Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan Pontianak adalah Kegiatan menyusun program atau rencana kegiatan kepelabuhanan yang meliputi + Rencana penetapan fungsi kegiatan pokok dan penunjang pelabuhan jangka pendek, menengah dan jangka panjang; * Menyusun rencana pembangunan dan pengembangan fasilitas dan utiitas pelabuhan; © Menyusun rencana pengelolaan lingkungan geofisika dan arahan jenis-jenis penanganan lingkungan; Menyusun rencana pelaksanaan tahapan pembangunan dan pengembangan jangka pendek, menengah dan jangka panjang; * Menyusun rencana kebutuhan ruang daratan dan perairan serta pemanfaatan ruang daratan maupun ruang perairan. HIERARKI PELABUHAN Menurut Rencana Induk Pelabuhan Nasional (RIPN) sesuai dengan keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 414 Tahun 2013 tentang Penetapan Rencana Induk Nasional bahwa Executive Summary hirarki pelabuhan Pontianak adalah sebagai Pelabuhan Utama dari tahun 2015 sampai dengan 2030. Lokasi WiLayaH STUDI Pelabuhan Pontianak terletak ditepi sungai Kapuas, menjadi urat nadi perekonomian dan menghubungkan area seluas 148,8 ribu km? di Provinsi Kalimantan Barat. a Gambar|-1 Peta Lokasi Pelabuhan Pontianak TRENCANA INDUK PELABUHAN PONTIANAK Executive Summary BAB GAMBARAN UMUM WILAYAH 111 GAMBARAN UMUM PROVINS! KALIMANTAN BARAT 111.1 Kondisi Geografi dan Klimatologi Provinsi Kalimatan Barat Posisi geografis Provinsi Kalimantan Barat terletak antara 2° 08' Lintang Utara sampai 3° 02° Lintang Selatan dan antara 108° 30’ dan 114° 10° Bujur Timur, dengan luas wilayah yang mencapai 147.557 km?. Sampai dengan tahun 2015, Provinsi Kalimantan Barat Sumatera Selatan secara administratif dibagi menjadi 12 (dua belas) kabupaten dan 2 (dua) kota, serta 174 kecamatan. Adapun batas wilayah Provinsi Kalimantan Barat sebagai berikut : ‘Sebelah Utara : Berbatasan dengan Serawak — Malaysia Timur. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Laut Jawa. ‘Sebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Natuna dan Selat Karimata. ‘Sebelah Timur : Berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Timur Dari total iuas wilayah Kalimantan Barat seluas 147.557 km?, untuk tanah daratan yang ada pada umumnya terdiri dari hutan (69.49%), padang/semak belukarfalang-alang (12,48%), perkebunan (9,99%), pemukiman (0,29%). Wilayah Kalimantan Barat berada pada ketinggian antara 200 — 700 meter di atas permukaan laut. Provinsi ini memiliki 2 (dua) musim yaitu, musim hujan dan musim kemarau, dengan iklim tropis basah. Dikarenakan letak Provinsi Kalimantan Barat yang dilalui langsung oleh garis Khatulistiva (lintang 0°) maka Provinsi Kalimantan Barat adalah salah satu daerah tropic dengan suhu udara cukup tinggi serta diiringi kelembaban yang tinggi. Berdasarkan data dari stasiun Meteorologi, diketahul curah hujan di Kalimantan Barat berkisar antara 38,4 sid 708,6 mm, Rata — rata curah hujan bulanan tertinggi terjadi pada bulan Agustus yang mencapai 345.3 mm. Dilain pihak, rata — rata curah hujan terendah bulanan hujan dapat ditemukan pada bulan Februari dimana curah hujan hanya mencapai 1.1 mm. Jumiah hari hujan di Kabupaten Mempawah umumnya berkisar antara 2 s.d 24 hari hujan, dimana jumlah hari hujan tertinggi umumnya ditemukan di bulan Agustus dengan 24 heri hujan dan jumlah hari hujan terendah terjadi pada bulan Februari dengan 2 hari hujan 11.4.2 Kondisi Kependudukan (Demografi) Provinsi Kalimatan Barat Berdasarkan data yang diperoleh menunjukan bahwa peningkatan jumlah penduduk Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2000 - 2015 mengalami peningkatan yang relatif signifikan dengan tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 1.7% tiap tahunnya, sehingga jumlah penduduk Kalimantan Barat pada tahun 2015 mencapai 4.78 juta jiwa. Dari jumiah tersebut, persebaran jumlah penduduk terbesar berada di Kota Pontianak dengan jumlah penduduk sebesar 607,618 jiwa serta jumlah penduduk terendah berada di Kabupaten Kayong Utara dengan jumlah penduduk sebesar 105,477 jiwa. Untuk lebih jelasnya mengenai Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat Tahun 2000 - 2015 dapat dilihat pada tabel berikut Tabel II. 1 Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten / Kota Provinsi Kalimantan Barat No Kabupaten / Kota 2000 2005 2010 2015 1. Kabupaten Sambas 454,126 476,283 © 496,120 523,115 2 Kabupaten Bengkayang 333,089 194,134 215,277 238,610 3 Kabupaten Landak 282,026 307,689 «329,649 © 357,608, Kabupaten Pontianak / 4 Mempawah 631,546 680,056. 234,021 251,775, 5 Kabupaten Sanggau 508,320 372,128 «408,468 «444,596, 6 Kabupaten Ketapang 426,285 «471,716 427,460 475,985 7 Kabupaten Sintang 460,504 343,544 «364,759 396,92 8 Kabupaten Kapuas Hulu 182,589 204,347 «(222,160 245,998 9 Kabupaten Sekadau - 171,286 181,634 «193,391 10 Kabupaten Melawi - 160,906 178,645 ‘195,999 11 Kabupaten Kayong Utara - - 95,594 105,477 12 Kabupaten Kubu Raya - - 500,970 545,409 13 Kota Pontianak 472,220 502,133 «554,764 607,618 14 Kota Singkawang TOTAL 168,143 186,462___ 207,601 3,750,795 4,052,345 4,395,983 4,789,574 ‘Sumber: Provinsi Kalimantan Barat Dalam Angka, 2016 ENCANA INDUK PELABUHAN PONTIANAK Wt Executive Summary ‘Sumber: Ranperda RTRW Provinsi Kalimantan Barat 2014-2034 Gambar|l-1 Peta Rencana Struktur Ruang Provinsi Kalimantan Barat "RENCANA INDUK PELABUHAN FONTIANAK 12 Executive Summary Sumber. Renperde RTRW Provinsi Kalimantan Barat 2014-2034 = Gt > peta rencana Pola Ruang Provins! Kalimantan Barat TRENCANA INDLK PELABUNAN PONTIANAR 13 Executive Summary 11.1.3 Kondisi Perekonomian Provinsi Kalimatan Barat Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Barat berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Barat tahun 2016 menunjukkan perekonomian Kalimantan Barat tumbuh sebesar 4.81%, dimana semua sector perekonomian mengalami pertumbuhan posttif dengan tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi pada sector informasi dan komunikasi. Kondisi tersebut terlinat dari angka Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku yang mengalami peningkatan dari Rp. 96,727.13 milyar pada tahun 2011 menjadi Rp. 146,885.97 milyar pada tahun 2015. Apabila dilihat dari lapangan usaha, terlihat bahwa sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan masih mendominasi dan memberikan kontribusi terbesar bagi kegiatan perekonomian Provinsi Kalimantan Barat yaitu sebesar Rp. 30.87 trilyun atau 21%. Untuk lebih jelasnya mengenai PDRB Provinsi Kalimantan Barat Atas Dasar Harga Berlaku pada Tahun 2013 ~ 2015 dapat dillhat pada tabel berikut Tabel Il- 2 PDRB Provinsi Kalimantan Barat Atas Dasar Harga Berlaku 2013 - 2015 (dalam Juta Rupiah) No Lapangan Usaha 2013, 2014 2016 1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 27,012,867. —28,592,925.5 30,860,281.6 2 Pertambangan dan Penggalian 5,965,680.4 6,993,735 7,196,028 3. Industri Pengolahan 19,379,981.3 21,799,874.3 23,111,532.0 4 Pengadaan Listrik, Gas 4097711 422,400.2426,545.1 itr eis saree 162,997.9 166,927.5 —182,169.4 6 Konstruksi 13,588,385.0 16,164,632.5 18,962,861.6 7 Perdagangan Besar dan Eceran 17,290,627.119,170,817.4 21,590,187.2 8 Transportasi dan Pergudangan 5,000,738.4 5,705,2087 6,472,241.0 9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,711,440.7 — 3,055,8005 3,494,556.5 10 Informasi dan Kommunikast 3,920,160.8 4,963,126.44,925,306.1 11 Jasa Keuangan 4278,479.5 4,798,648.2 5,223,840.4 12. Real Estate 3,654,364.4 4,025,737.8 4,418,208.9 13. Jasa Perusahaan 597,078.4 595,904 —691,593.0 14 Administrasi Pemerintahan 6,882.268.0 8,322,497.9 9,778,603 15 Jasa Pendidikan 6,267,143.7 5,853,484.2 6,281,731.5 16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,771,990.8 1,974,991.7 2,200,988.3 17 Jasa Lainnya 1,221,326 1,962,168.4 —1,486,153.8 No Lapangan Usaha 2013 2014 2015 Pons, 118,640,957.9 132,367,206.6 146,685,970. ‘Sumber: Provinsi Kalimantan Barat Dalam Angka, 2076 11.1.4 Potensi Wilayah Provinsi Kalimatan Barat Potensi yang ada di wilayah Kalimantan Barat masih didominasi oleh produk Sumber Daya Dalam (SDA) atau komoditi sebagai tulang punggung perekonomian daerah. Adapun komoditi tersebut anara lain acalah kelapa sawit, karet, tebu, kakao, dan perikanan tangkap. Disamping komoditi tersebut, beberapa komoditi lain yang juga dianggap sebagai komoditi unggulan Kalimantan Barat meliputi jagung, kelapa, lada, dan sapi. Sektor perekonomian lain yang juga memilki potensi cukup signifikan untuk dikembangkan adalah sektor pertambangan yaitu melalui komoditi bauksit 111.5 Kondisi Transportasi Wilayah Provinsi ‘alimatan Barat Untuk transportasi darat, hingga tahun 2015 panjang jalan di Kalimantan Barat mencapai 15,563 km, yang terbagi dalam 2 (dua) kondisi yaitu mantap dan tidak mantap. Pelabuhan di Pontianak, Terminal Dwikora, merupakan pusat kegiatan bongkar muat barang dan jasa angkutan laut serta untuk memfasilitasi angkutan penumpang laut. Kegiatan ini meliputi bongkar muat perdagangan dalam dan luar negeri. Berbeda dengan angkutan barang, sistem angkutan penumpang hanya beroperasi untuk penumpang dalam negeri. ‘Sampai dengan tahun 2014, jumlah kunjungan kapal asing (tramper) meningkat dibanding tahun 2013 yaitu dari 290 unit tahun 2013 menjadi 309 unit tahun 2014. Di sisi lain, jumlah unit kunjungan kapal domestik mengalami sedikit penurunan dari 3,111 tahun 2013 menjadi 3,160 unit tahun 2014. TRENCANA INDUK PELABURAN PONTIANAK tea Tabel Il- 3 Data Kunjungan Kapal di Pelabuhan Pontianak 2010 - 2014 PELAYARAN LUAR NEGERI a a a a a] 9 236) 253 20) 935,622) 1,005,573 7,060,371) A LINER, ‘. TRAMPER 2.596] 3.259 3,160] $247,992] 5 916.733 5,509,603] 2a "380 197 i,276| 135.455] 35,400 0 o a PELAYARAN PERINTIS ¢ I 2 30] 26) PELAYARAN DALAM NEGERT PELAYARAN RAKYAT 38] KAPAL NEGARA 6,p15| 21309] ‘Sumber: IPC 11.1.6 Rencana Tata Ruang (RTRW) Provinsi Kalimantan Barat Kebijakan pengembangan struktur ruang Provinsi Kalimantan Barat dalam konteks pembangunan Provinsi Kalimantan Barat dapat dilihat dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Sebagai gambaran Struktur Ruang Provinsi Kalimantan pada Gambar II-1 dan Gambar II-2. Di dalam RTRW Provinsi Kalimantan Barat No. 10 Tahun 2014 Paragraf 3 Sistem Jaringan Transportasi Laut Pasal 19 ayat (2) disebutkan bahwa pelabuhan utama yang merupakan pelabuhan internasional yaitu Pelabuhan Pontianak di Kota Pontianak dan Terminal Temajok sebagai bagian dari Pelabuhan Pontianak yang dikembangkan di Kecamatan Sungai Kunyit Kabupaten Mempawah. Terkait dengan dengan Kesesuaian dengan RTRW Provinsi Kalimantan Barat, telah diterbitkan Surat Rekomendasi RIP Pontianak oleh Gubemur Kalimantan Barat dengan No. 552/0724/Ekbang-C tanggal 6 Maret 2015. 2 GAMBARAN UMUM KOTA PONTIANAK 1.2.1 Kondisi Geografi dan Klimatologi Kota Pontianak Kota Pontianak merupakan ibukota Provinsi Kalimantan Barat yang terletak diantara 2 (dua) kabupaten yaitu Kabupaten Pontianak / Mempawah dan Kabupaten Kubu Raya. Pontianak secara geografis terletak antara 0° 02° 24” Lintang Utara sampai 0° 05' 37" Lintang Selatan dan antara 109° 16’ 25” dan 109° 23' 04” Bujur Timur. Dengan luas wilayah yang mencapai 107.82 km, Kota Pontianak terdiri dari 6 Kecamatan dan 29 kelurahan. Executive Summary Iklim di kota Pontianak pada tahun 2014 menunjukkan suhu udara rata — rata berkisar antara 27.9 °C, dengan suhu minimum sebesar 24.4 °C dan suhu maksimum sebesar 33.1 °C. Rata — rata kelembaban udara adalah sebesar 81.1%, dengan tekanan udara rata ~ rata berkisar antara 1,011.3 Hg. Curah hujan rata - rata di kota Pontianak sebesar 238.5 mm dimana jumlah hari hujan terbanyak terjadi di bulan Mei dan hari hujan terkecil terjadi di bulan Juni, dengan hari hujan rata ~rata sebanyak 18 hari sepanjang tahun 2014. 11.2.2 Kondisi Kependudukan (Demografi) Kota Pontianak Berdasarkan data yang diperoleh menunjukan bahwa peningkatan jumlah penduduk kota Pontianak pada tahun 2000 ~ 2015 mengalami peningkatan yang relat signifikan dengan tingkat pertumbuhan penduduk rata — rata sebesar 16.86%, sehingga jumiah penduduk Kalimantan Barat pada tahun 2015 mencapai 4.78 juta jiwa. Dari jumiah tersebut, persebaran jumlah penduduk terbesar berada di Kota Pontianak dengan jumlah penduduk sebesar 607,618 jiwa serta jumlah penduduk terendeh berada di Kebupaten Kayong Utara dengan jumlah penduduk sebesar 105,477 jiwa. Untuk lebih jelasnya mengenai Jumiah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat Tahun 2000 - 2015 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel Il- 4 Jumlah Penduduk Berdasar Kecamatan Kota Pontianak No Kecamatan 1990 2000 2010 2015 _Pertumbuhan 1 Pontianak Selatan 80,498 78,292 © 81,821 89,604 0.4% 2 Pontianak Tenggara 27674 95.812 -44,856 49,103, 2.3% 3° Pontianak Timur 48,758 60,895 82,370 90,223, 3.1% 4 Pontianak Barat 106,259 121,604 © 123,029 134,604 0.1% 5 Pontianak Kota 80,893 72.682 110,111 120,562 4.2% 6 _Pontianak Utara 87,246 95.319 112,577 123,272 17% OTA 433,318 ‘Sumber. Kota Ponlianak Dalam Angka, 2076 496,537 656,776 609,455 11.2.3 Kondisi Perekonomian Kota Pontianak Pertumbuhan ekonomi kota Pontianak di tahun 2014 mengalami perlambatan yaitu sebesar 5.97% melambat dibandingkan dengan tahun 2013, dimana tingkat pertumbuhan ekonomi adalah sebesar 7.86%. Pada tahun 2014, PDRB atas Dasar Harga Berlaku di Kota Pontianak adalah RENCANA INDUK PELABURAN PONTIANAK 1S Executive Summary sebesar Rp. 25.08 trilyun, sedangkan PDRB atas Dasar Harga Konstan 2010 adalah sebesar Rp. 19.85 trilyun. Dari angka tersebut, angka PDRB per kapita atas Dasar Harga Berlaku pada tahun 2014 adalah sebesar Rp. 41.98 juta, sedangkan PDRB berdasar Harga Konstan 2010 adalah sebesar Rp. 33.18 juta. Dari berbagai kegiatan perekonomian yang memberikan kontribusi kepada PORB Kota Pontianak, kategori perdagangan merupakan kegiatan yang paling dominan, dengan kontribusi sebesar 18.42% terhadap pembentukan PDRB di Kota Pontianak. Setelah perdagangan, kategori kedua adalah industri pengolahan dengan kontribusi sebesar 17.08%. Tabel Il-5 PDRB Kota Pontianak Atas Dasar Harga Berlaku 2013 - 2015 (dalam Juta Rupiah) No Lapangan Usaha 2013 2014 2018 1 Pertanian, Kehutanan dan Perikenan 3347664 962,744 —-387,1827 2 Pertambangan dan Penggalian 5 2 2 mae penoeney 3,909,698.5 4,202,551.2 4,577,890.0 4 Pengadaan Listrik, Gas 16,7380 Hoare 24,7003 5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limba, dan Daur Ulang 76,233.5 83,7702 91,6628 Se Korerue 3,409,489.2 4,081,627 4,710,980.2 i. Rereegange Beset Colao), 4,252,661.8 4,620,060. 5,050,213.9 8, Teargeortael cen Penner ea 2,011,066.2 2,244,675.4 2,425,909.7 9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1478967 892,091.7 ——-925,7269 10 _Informasi dan Komunikasi 909,9539 94,0275 1,052,9207 A era lKeuengan 2,016,048.3 2,239,974.9 2,420,461.7 2 Real Estate 607,081.56 669,198.4 —700,877.4 eS yevase otuesnes 140,994.8 —155,281.2 170,673.4 14 Administrasi Pemerintahan 1,577,956 1,880,186. 2,168,948.2 Si esa eee 1,579,084.5 1,759,3328 — 1,902,0646 16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial ge11158 4254152 ——466,054.4 jee ena) 4246089 _475,372.7 __517,442.2 PORE) 22,349,613.9 _ 25,076,492.6 _ 27,593,291.3 ‘Sumber: Kota Pontianak Dalam Angks, 2016 11.2.4 Potensi Wilayah Kota Pontianak Status kota Pontianak sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Barat menyebabkan Pontianak memiliki potensi pengembangan wilayah yang sangat besar. Jaringan transportasi Provinsi Kalimantan Barat yang memiliki hub di kota Pontianak untuk transportasi udara (ex. Bandara ‘Supadio) dan transportasi laut (ex. Terminal Dwikora) menyebabkan potensi wilayah Provinsi Kalimantan Barat secara keseluruhan dapat ditarik ke kota Pontianak yaitu untuk komoditi pertanian dan pertambangan. Disamping potensi dari Provinsi Kalimantan Barat pada umumnya, pertumbuhan kegiatan perdagangan dan juga industry pengolahan / manufaktur, sebagaimana ditunjukkan melalui peran kedua sektor tersebut dalam pembentukan PORB Kota Pontianak, juga memiliki potensi yang besar bagi pertumbuhan kegiatan perekonomian 11.2.5 Kondisi Transportasi Wilayah Kota Pontianak Sektor transportasi di Kota Pontianak terdiri dari angkutan jalan raya, angkutan laut, angkutan sungai, dan angkutan jasa penumpang. Panjang jalan di Kota Pontianak tercatat sepanjang 259.64 km, dengan kondisi yang apabila dibandingkan dengan tahun 2013 telah mengalami perbaikan. ‘Transportasi udara di Kota Pontianak dilayani melalui Bandara Supadio yang berfungsi sebagai pintu gerbang transportasi udara ke Provinsi Kalimantan Barat. Transportasi laut untuk Kota Pontianak dilayani oleh Pelabuhan Pontianak, yang memiliki beberapa terminal seperti Terminal Dwikora, Terminal Nipah Kuning, dan lain — lain, dimana pelabuhan tersebut melayani angkutan penumpang dalam negeri, maupun angkutan barang, 11.2.6 Rencana Tata Ruang (RTRW) Kota Pontianak Kebijakan pengembangan struktur ruang Kota Pontianak dalam konteks pembangunan dapat dilthat dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pontianak yaitu di dalam Perda RTRW Provinsi Kota Pontianak No. 2 Tahun 2013 Paragraf 2 Sistem Jaringan Transportasi Laut Pasal 10 ayat (2) disebutkan bahwa pelabuhan utama yang merupakan pelabuhan intemasional yaitu Pelabuhan Pontianak di Kecamatan Pontianak Kota dan Kecamatan Pontianak Barat. Terkait kesesuaian pengembangan pelabuhan dengan RTRW Kota Pontianak, telah diterbitkan Surat Rekomendasi RIP Pontianak oleh Walikota Pontianak dengan No. 131/Bapp.Fispra/2015 tanggal 7 Oktober 2015 'RENCANA INDUK PELABUHAN FONTIANAK 16 Executive Summary 1.3 GAMBARAN UMUM KABUPATEN MEMPAWAH 113.1 Kondisi jeografi dan Klimatologi Kabupaten Mempawah Kabupaten Mempawah adalah salah satu kabupaten yang ada pada Provinsi Kalimantan Barat, dengan luas wilayah yaitu 1,276.90 km? atau sekitar 0.87% dari luas wilayah Propinsi Kalimantan Barat. Daerah pemerintahan Kabupaten Mempawah terdiri dari 9 (sembitan) Kecamatan, 7 (tujuh) Kelurahan, dan 60 (enam puluh) Desa. Wilayah Kabupaten Mempawah terletak diantara 0° 44" Lintang Utara (LU) dan 0° 00.4 Lintang Selatan (LS), serta 108° 24’ Bujur Timur (BT) dan 109° 21.5 Bujur Timur (BT). ‘Secara administratif, wilayah Kabupaten Mempawah memiliki batas — batas wilayah sebagai berikut * Batas Utara Kabupaten Bengkayang * Batas Selatan Kabupaten Kubu Raya dan Kota Pontianak © Batas Barat Selat Karimata © Batas Timur Kabupaten Landak Dalam perkembangan penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Mempaweh, terdapat sembilan kecamatan, yaitu: + Kecamatan Siantan + Kecamatan Segedong + Kecamatan Sungai Pinyuh + Kecamatan Anjongan + Kecamatan Mempawah Hilir + Kecamatan Mempawah Timur + Kecamatan Sungai Kunyit + Kecamatan Toho, dan + Kecamatan Sadaniang ‘Secara keseluruhan, di Kabupaten Mempawah terdapat 7 kelurahan, yang terbagi menjadi 60, desa dan 220 dusun. Kabupaten Mempawah memiliki luas area sebesar 127.69 ribu hektar. Sebagian besar luas tanah di Kabupaten Mempawah adalah hutan negara dengan luas sekitar 36.13% dan lahan perkebunan dengan luas sekitar 22.98% dari total luas Kabupaten Mempawah. Luas areal untuk pemukiman adalah sekitar 7.61%. Jumilah curah hujan rata — rata di Kabupaten Mempawah berkisar antara 1.1 s/d 345.3 mm pada tahun 2014. Rata — rata curah hujan bulanan tertinggi terjadi pada bulan Agustus yang mencapai 345.3 mm. Dilain pihak, rata ~ rata curah hujan terendah bulanan hujan dapat ditemukan pada bulan Februari dimana curah hujan hanya mencapai 1.1 mm. Jumlah hari hujan di Kabupaten Mempawah umumnya berkisar antara 2 s.d 24 hari hujan, dimana jumiah hari hujan tertinggi umumnya ditemukan di bulan Agustus dengan 24 hari hujan dan jumiah hari hujan terendah ‘erjadi pada bulan Februari dengan 2 hari hujan. Kelembapan udara di Kabupaten Mempawah relatif tinggi yang berkisar antara 80 sampai dengan 85% pada tahun 2014, Temperatur udara rata — rata berkisar antara 26 sampai dengan 28 °C, dengan temperatur maksimum sebesar 32.7 °C pada bulan Juli dan 23.1 °C pada bulan Januari. Kecepatan angin rata - rata berkisar antara 4 — 5 knots, 11.3.2 Kondisi Kependudukan (Demografi) Kabupaten Mempawah Berdasarkan hasil proyeksi penduduk pada tahun 2014, penduduk Kabupaten Mempawah berjumiah sekitar 249.52 ribu jiwa. Tingkat kepadatan penduduk sekitar 196 jiwa per kilometer persegi (km*) atau sekitar 3,724 jiwa per desa. Penyebaran penduduk di Kabupaten Mempawah tidaklah merata antar kecamatan. Kecamatan ‘Sungai pinyuh merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi yaitu 417 jiwa / km? Kepadatan penduduk terendah dapat ditemukan di Kecamatan Sadaniang yang memiliki luas areal sekitar 16.75% dari total wilayah Kabupaten Mempawah hanya memiliki kepadatan penduduk sebesar 51 jiwa / km. Perbandingan antara jumiah penduduk laki - laki dan perempuan di Kabupaten Mempawah relative cukup berimbang dengan rasio sebesar 103. Rasio tersebut menunjukkan bahwa ‘erdapat sekitar 100 penduduk laki — laki untuk setiap 103 penduduk perempuan. Tabel Il- 6 Jumlah Penduduk Berdasar Kecamatan Kabupaten Mempawah No Kecamatan Luas ‘Desa | Penduduk | Kepadatan Penduduk rea: Perkm? | Perdesa (km) i | Siantan wos] 5| 43048] 260] 8.610 Sigedong va] 6] 21.581 72] __ 3507 Sungei Pinyah 72112| 9 60447 a7 | __ 6605 TRENCANA TNDUK PELABUHAN PONTIANIAK 7 Executive Summary No] Kecamatan Tuas] Desa | Penduduk ) Kepadatan Penduduk Area a) Perkm? | Perdesa 4 | Anjongan e058] 5 17,737 220 3,547 S| Mempawah Filir 133.48| 8| 36,597 274 4,875 @ |MempawahTimur | 120.02) 8| 26,688 222) 3,361 7_| Sungai Kunyit 1666 | 12| 23,525 150 1,960 ® | Toho 16/8 18,896 150 2,962 @ | Sadaniang 230] 6 10,802 51 1,800 Total 127690| 67| 249,621 195 3,724 ‘Sumber: Kabupaten Mempawah Dalam Angka, 2015 1.3.3 Kondisi Perekonomian Kabupaten Mempawah Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Mempawah pada tahun 2014 mengalami peningkatan apabila andingkan dengan pertumbuhan pada tahun 2013. Berdasarkan hasil perhitungan terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga Konstan 2010, laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Mempawah tahun 2014 adalah sekitar 6.00%. Nilai PDRB atas dasar harga konstan 2010 pada tahun 2014 adalah sebesar 3,965.68 milyar rupiah, yang mengalami peningkatan dari nilai PDRB tahun 2013 yang sebesar 3,741.36 milyar rupiah. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan dari 18.09 juta rupiah menjadi 20.31 juta rupiah pada tahun 2014 Struktur perekonomian Kabupaten Mempawah masin didominasi oleh lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan, dimana sektor usaha ini memberikan kontribusi sebesar 26.7% kepada PDRB Kabupaten Mempawah. Sektor usaha selanjutnya yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB Kabupaten Mempawah adalah industri pengolahan dengan kontribusi sebesar 18.18%, usaha perdagangan besar dan eceran dengan kontribusi sebesar 15.17%, usaha administrasi pemerintahan dengan kontribusi sebesar 14.17%, dan lapangan usaha lainnya dengan kontribus! sebesar 27.77%. Pola struktur ini masih relative sama apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dengan adanya kecenderungan kontribusi yang semakin berimbang terhadap PDRB. Tabel II- 7 PDRB Kabupaten Mempawah Atas Dasar Harga Berlaku 2012 - 2014 (dalam juta rupiah) No Lapangan Usaha 2012 2013 2014 1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1,108,449.4 —1,209,648.2_1,353,006.4 2 Pertambangan dan Penggalian 33,7526 40,689.7 © 50,405.2 3 Industri Pengotahan 678.7820 7436582 820,191.3, 4 Pengadaan Listrik dan Gas 8107.4 7,540.8 90279 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, 5 Limbah, dan Daur Ulang 5573.1 5,861.5 66703 6 Konstuks! 2925426 3359480 392.2714 7 Perdagangan Besar dan Eceran 6138182 6735134 —_769,020.4 2 Transportasi dan Pergudangan 93,9837 102.9195 113,075.9 Penyediaan Akomodasi dan Makan 9 Minum 91,6020 102,695.12 115,849.1 10 Informast dan Komunikast 65,6922 72,0260 80,8206 11 asa Keuangan dan Asuransi 1222158 145,438. —169,020.1 12 RealEstate 1393732 156,968.7 180,808. 13. Jasa Perusahaan zi = 31,689.6 —_36,479.4 14 Administrasi Pemerintahan 5084272 601,097.83 718,408.1 15 Jaca Pendidikan 97,3113 109,808.4—125,425.6 16 _Jasa Kesehatan dan Sosial 634892 -70,640.284,346.6 17_Jasatainnya 343109 38,9745 43,3148 PORB 3,985,550.2 ‘Sumber: Kabupaten Mempawah Dalam Angka, 2015 TRENCANA INDUK PELABUHAN PONTIANAK Ie Executive Summary 1.3.4 Potensi Wilayah Kabupaten Mempawah Potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Mempawah dapat dilihat berdasarkan kontribusi sektor — sektor perekonomian terhadap pembentukan angka PDRB Kabupaten Mempawah. Dari angka tersebut terlihat bahwa lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan memiliki potensi pengembangan yang cukup baik, dan disusul oleh sektor usaha selanjutnya yang memberiken kontribusi terbesar terhadap PDRB Kabupaten Mempawah yaitu industri pengolahan / manufaktur. Disamping kedua sektor tersebut, sektor pertambangan juga memiliki potensi pengembangan yang sangat baik terutama terlihat dari potensi pertambangan bauksit yang telah dieksploitasi oleh PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. 1.3.8 Rencana Tata Ruang (RTRW) Kabupaten Mempawah Di dalam keterkaitan antara Pelabuhan Pontianak dengan RTRW Kabupaten Mempawah, berdasarkan Perda RTRW Kabupaten Mempawah No. 3 Tahun 2014 Pasal 15 ayat (2) disebutkan bahwa pelabuhan utama yang merupakan pelabuhan intemaional yaitu Pelabuhen Pontianak di Kota Pontianak dikembangkan di Temajo Kecamatan Sungai Kunyit, dan merupakan kesatuan dengan pelabuhan intemasional Pontianak di Kota Pontianak. Terkait kesesuaian dengan RTRW Kabupaten Mempawah, telah diterbitkan Surat Rekomendasi RIP Pontianak oleh Bupati Pontianak (saat ini Bupati Mempawah) dengan No. §51/2257/Dishubbudpar-A tanggal 3 September 2013. TRENCANAINDUK PELABUHAN FONTIANAK 1-9 Executive Summary BAB III. m4. KONDISI PELABUHAN GAMBARAN UMUM PELABUHAN Pelabuhan Pontianak dalam hirarkhi Rencana Induk Pelabuhan Nasional merupakan Pelabuhan Utama. Dilihat dari fungsinya Pelabuhan Pontianak merupaken pintu. gerbang perekonomian di Kalimantan Barat. Pelabuhan ini memiliki 2 (dua) terminal yaitu terminal Dwikora (kota) dan Terminal Pangkalan Nipah Kuning, yang keduanya terpisah + 5 km terletak di Sungai Kapuas Kecil dan termasuk dalam wilayah Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. Disamping Pelabuhan Utama Pontianak, di Kalimantan Barat terdapat beberapa pelabuhan yang merupaken Feeder Pelabuhan Pontianak antara lain; Pelabuhan Sintete, Pelabuhan Pengumpul Singkawang, Pelabuhan Pengumpul Telok Air dan Pelabuhan Baru di Padang Tikar, Telok Melano dan Kendawangan. Pelabuhan Pontianak sendiri terdiri dari beberapa terminal seperti Terminal Dwikora, Terminal Nipah Kuning, Terminal Kijing, Terminal Jungkat, dan Terminal Jeruju. Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan mengenai Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan, Pelabuhan Pontianak berada dibawah wewenang dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Pontianak. ‘Secara geografis lokasi Terminal Dwikora Pelabuhan Pontianak terletak antara 0° 00' 58 - 0° 01’ 13.2” Lintang Selatan dan 109° 19 55.4 - 109° 20° 13.1” Bujur Timur. Cora wcenueCr Ts ‘Sumber: Analisis Konsultan Gambar Ill-1 Pelabuhan di sekitar PU Pontianak Il 1. 4 Daerah Lingkungan Kerja Dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Bersama, Menteri Perhubungan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 1988 dan Nomor KM. 73 Tahun 1988, Pelabuhan Pontianak memiliki DLKR Daratan yang berada pada posisi koordinat 00°00'49,81 - 00°01'05,00" LS den 109°20'10,19" - 109°20'27,67" BT. Sedangkan DLKR perairan dan DLKP Pelabuhan Pontianak berada di antara posisi koordinat 00°01'06" - 00°06'57" LS dan 109°03'11" - 109°21'03" BT. Batas - batas DLKR dan DLKP tersebut disajikan dalam Gambar berikut. 'RENCANA INDUK PELABUHAN PONTIANAK Med Executive Summary a DLKP dan DLKR PERAIRAN PELABUHAN PONTIANAK - j Y A, 90r0800" F; coronas * 091000" * soge21'03" B. _00°06's7" G: coors 109°03'11" * so0r2r03" c. 0070357" H, 00%01'06" é © 0903117 * s09°2103" e Dp: 000152" 1; 0003143" © 109°1023" © 409%11'37" Ee, _000ra2 * 109°20'55" KETERANGAN @ = vuKs BBATAS DLKR PERARAN FETA HERE cence reremican (ecm ‘Sumber: KSOP Pontianak Gambar Ill-2 DLKR dan DLKP Pelabuhan Pontianak (eksisting) "RENCANA INDUK PELABUHAN PONTIANAK m2 Executive Summary Il. 4. 2. Hinterland Pelabuhan Wilayah hinterland Pelabuhan Pontianak ini merupakan penentuan batas wilayah pengaruh keberadaan Pelabuhan Pontianak sebagai simpul transportasi laut dalam melayani wilayah Kabupaten - kabupaten dan kota yang terdapat di Provinsi Kalimantan Barat. Dalam penentuan dugaan batas wilayah hinterland ini tentunya perlu disesuaikan dengan sifat dan kondisi serta peranan penting pelabuhan sebagai sarana dan prasarana transportasi Pelabuhan Pontianak balk pada masa sekarang dan yang akan datang. Wilayah hinterland yang direncanakan akan dilayani oleh Pelabuhan Pontianak seluruh wilayan Kabupaten dan Kota yang berada di Provinsi Kalimantan Barat. adalah Peranan dari Pelabuhan Pontianak ini akan dibagi menjadi beberapa terminal dimana terdapat pembagian terhadap jenis kargo yang dilayani oleh masing — masing terminal yaitu sebagai berikut, + Terminal Dwikora, direncanakan akan melayani arus penumpang serta sebagian arus barang general cargo; * Terminal Nipah Kuning, direncanakan akan melayani pelayaran rakyat (Pelra); ‘© Terminal Kijing, direncanakan akan berfungsi sebagai pelabuhan hub dan melayani rute domestik serta pelayaran internasional. Adapun jenis kargo yang direncanakan akan dilayani oleh Terminal Kijing antara lain adalah sebagai berikut, kargo kontainer, curah ering, curah cair, dan general cargo; + Terminal Jeruju, direncanakan akan melayani kargo kontainer untuk perusahaan pelayaran tertentu; Gambar Ill-3 Identifikasi Wilayah Hinterland Pelabuhan Pontianak ‘Sumber: Analisa Konsultan + Terminal Jungkat, direncanaken akan melayani kargo multi purpose untuk perusahaan oe lil, 4. 3. Tata Guna Lahan Sekitar Kawasan Kondisi tata guna lahan pada Terminal Dwikora Pelabuhan Pontianak telah terbangun sebagai area pelabuhan dengan status Hak Pengelolaan (HPL) dimana terdapat 5 Sertifikat di Terminal Dwikora dengan status Pengelolaan Lahan dan Pakai Pola penggunaan lahan pada kawasan Kijing didominasi oleh lahan perkebunan kelapa, lahan kosong, serta permukiman warga. Il 4. 4. Kondisi Bathimetri ‘Survei pengukuran bathimetri di areal kawasan perairan Pelabuhan Pontianak dapat diketahul ‘sebagai berikut. TRENCANA INDUK PELABUHAN PONTIANAK 73

You might also like