You are on page 1of 23
DEPARTEMEN PATOLOGI KLINIK Blok GEH — Patologi Klinik BAHAN BACAAN Bagian I in seru OLEH dr, Ibrahim Abd, Samad Sp.PK (K) (Dosen Pengampu m.k GEH PK) TES PROTEIN SERUM 1, PENDAHULUAN rotein tersusun dari asam ~asam amino yang bergandengan dengan hubungan peptida'*. Asam amino masuk ke dalam tubuh melalui sumber mat dan asam smito ity segera diantar ke sel-sel jaringan yang segera menyusun protein’. Hatiadalah tempat sintesis lebih 90% dari seluruh protein dan 100% albumin’. Menurut Aistribusinya protein tubuh terdiri dari: protein plasma, protein jaringan dan hemoglobin. Protein plasma utama terdiri dari albumin, globulin dan fibrinogen Fungsi protein plasma adalah: ~ Mempertahankan tekanan osmotik plasma ~ Sebagai media transpottasi mistlnya; thyroxin binding globulin, transferin, transcobalamin, apolipoprotein + Sebagai protektif misalnya : antibody sistim komplemen darshemostasis, ‘Penetsnan protein dalam serum dilakukan dengan mengukur protein total, afbumin dan globulin secara tes kimia, Untuk menentukan nial frakst albumin, alfa, beta dan gamma globulin dilakukan dengan elektroforesis protein pada pH 8,6 *, Protein serum termasuk dalant panel tes diagnostik penyakit hati, ginjal, paratiroid, tulang dan sendi , Protein serum termasuk . Cara’Automiatik dengan Cobas Mira 1+ Masulikan serum 500/Ul pada tempat sampel dan tempatkan pada, zak sampel sesuai nomor tes 2: Tempatkan reagen peda rak reagen sesuai program protein total 3. Masukkan nomoridenttas penderita dan program tes protein total. 4 Tes alan dilckukan secara otomatis pada panjang gelombang 550 sao neat Program dengan penganibilan sampel 10 jl, reagen 250n pengenceran dengan H,030 il Stelah selesal program, hes ‘es protein total akan keluar dan tercetak pada print out Ratas Linearitas ©: Batas linearitas 13 g/dl. Untuk konsentras yang lebih tinggi encerkan sampel 1:1 dengan NaCt 0.9% dan hasilnya + Nilai Rujukan *: - Fotometer #20 aly 66 6-68 48-76 ‘Anak (Ich 17 balan 0-80 Unblical cord Prematie Bayi baru lohip I Zula 1 thn 1-2tha Uebih dada ‘kalikan dengan 2. Cobas Mira (guia) 13, PASCA ANALITIK 4 Interpretasi #1; ‘Total protein meningkat pada: > Inflamasi keonik misalnya artritis . + dehidrasi ~ DM asidosis (diabetes mellitus asidosis) ~ makroglobulinemia + leukemia monositik, . ~ multipel mieloma E . + sarkoidosis, 7 Total protein menurun pada : e + Gangguanhati . : ~ malabsorbsi + malnutrsi + nefrosis + terbakar -DM ~ toksemia gravidarum ~ Glomerulonefritis kronike = shok berat. 2. TES ALBUMIN 2.1.PRA ANALITIK + Persiapan pasien: + Tidak perlu persiapan Khusus ~ Hindasi obat- obat yang dapat mempengaruhi kadar albumin serum in vivo, kadarnya meningkat pada infus albumin, progesteron, dan menurun pada obat estrogen, dextran, halotan, pirazinamid. © Persiapan sampel:* ~ Hindari hemolisis dan penggunaan tourniquet yang lama karena akan ‘menyebabkan hasil peningkatan palsu. + Metode: Kolorimetrik dengan Bromocresol - green (BCG) ™ + Prinsip': Kemampuan albumin untuk mengikat zat warna bromocressi- Breen pada pH 41. Makin banyak zat wama yang diikat, makin banyak kadar albumin dalam serum ® Ioterprets Hast Ts me 6 Albumin +BCG ———_ Kompieks albumin BCG « Alat dan Bahan" Alat: Cara semiautomatik dengan Fotometer 4020 dibutubkan : - tabung reaksi v + pipet volumetrk 1000 pl dan 100 Cara automatik dengan Autoanalyzer Cobas Mira Sibutahign: ~ tabung mikro na ~ rak sampel - pipet volumetrik 500 yl. Bahan: ~ Sampel : Serum atau plasma EDTA Stabil 1 minggu pada suhu ruangan dan 1 bulan pada suhu 2-8° C ~ Reagen: Ri: Buffer (larutan siap pakai) terdiri dari : 1 Sitrat buffer 95 munol/l, pH 41 2. Bahan pengawet 2 :Substrat (Jarutan siap pakal ) terdiri dari: 1 Sitrat buffer 95 mmol/l, pH 4,1 2. Bromcresol green 0,66 mmol/ : 3, Bahan pengawet ~ Earutan standar : Precinorm U atau C fas + Aquabidest 22. ANALITIK © Cara kerja”: Persiapan larutan kerja: Buat larutan kerja deng: pur Ri dan R2 dengan perbandingan 5:1 sesuai dengan keperluan. Stabil selama 7 hari pada suhu 2-€° C, dan 8 jam pada suhu 15-25°C. Cara Semi automatik dengan fotometer 4020 + Ampbil 2 tabung reaksi dan masing-masing dist sesuai skema di bawah ini: Tes Protin erat —T—T—x—— fees) | 20/1 Sampel Lautan Raja op 1009/7 ! i i anf ~ Campur masing- masing isl fabung dan inkubasi selama$ menit pada subu kamar % ~ Tekan nomor program albumin kemudian start : | ~ Teutipetunjuk alat dan baca pada fotometer 400) sesuai dengan memori * program albumin pada'panjang Selombang 578 nm dan hasil akan ‘erbaca pada display dan dicetak pada print at Cara automatik dengan Cobas Mira ~ Masukkan serum, Pada cup sample(tempat sampel) dengan pipet otoma- tis sebanyak 500 4 dan tempatian pada raksampel sesuai mower te suhu 25° C, 8 jam pada sub 45-25 °C, Tempatkan pada rak reagen sesuai program albumin, 7 Masukkan nomor identitas penderita dan Program tes albumin 7 Tes akan dilakukan secara otomatis paca Panjang gelombang 600.nm ~ Hasil tes akan keluar pada print out * Nilai Rujukan Devwrasa 34-48 e/a 0-4he 28-44 pi dhari—tdam 2 38: 54g) 4 -18thn 32+ 4S gal 2.3. PASCA ANALITIK © Interpretasi Albumin meningkat pada : dehidrasi, muttipel mietoma, Albumin menurun pada: Penyakit hati, ginjal, darah, keganasan, malnutrisi, AIDS, penyakit Kolagen, inflamasi gastrointestinal, hipertiroid, diare Kronik (Colitis ulseratif, Cratins desease), Interprets Hei Tes % DAFTAR PUSTAKA 1. Widmann FK. Tinjauan Kinis atas Hasii Femeriksaan Laboratorium, Past 9, Penertit buicu Kedokttran EGC, Jakarta, 1995: 249-254, 2. Henry, JB. Clinical Diagnosis and Management by Laboratory Methods, Ed Ke-9, WB Saunders Company, Philadelphia, 1996: 237-49. 3. Burtis, CA dan Ashwood, ER. Tietz Fundamental of Clinical Chemistry, Ed. Ke4, WB Saunders company Philadelphia, 1996: 240~81 4. Hardjoeno H.InterpretasiHasil Tes aboratorium Diagnostik, Hasaniaddin : University Press, Makassar, 2001: 43-45. * 5, Jatfe MS. Protein Elektroforesis Serum, Davis"s Laboratory and Diagnostic test Handbodk, FA. Davis Company, Philadelphia, 1996 : 913-917. 6. Kresno, SB. Pemilikan Uji Laboratorium yang Efektif; Spetcher CE dan ‘Smith, JW Edist Bahasan Indonesia EGC Jakarta 1994: 232 - 52. 7. Mukherjee KL. Medical Laboratory Technology, volume IIL Tata McGraw. Hill Publishing Company Limited, New Delhi, 1988: 998 - 1004 8. Boehringer Mannheim GmbH, Total Protein ‘9, Manual Roche Diagnostic Systems Total Protein Roche. 10. Manual Roche Reagents for Albumin, Roche. 11. Frances Fishch Bach. Protein Total.Protein Blektroforesis, A Manual OF Laboratory And Diagnostic Test, Lippinott, Philadelphia, New York 1996: 552-555. ‘Tes Protein Sere TES ELEKTROFORESIS PROTEIN I. PENDAHULUAN & Iektcoforesis adalah pemisahan partikel-partikel dengan muiatan listrik yang berbeda, dengan cara mengalirkan arus listrik melalui campuran partikel yang diletakkan pada suatu medium penyangga. Molekal bergerak dengen kecepatan yang berbeda-beda kearah elektrode sesuai mmatan dan konfigurasinya juga ditentukan olch sifat media penyangga yang dipakal'* Ttilah elektroforesis pertama kali dipakai oleh Michaelis pada tahun 1909, memperlihtkan gerakan-gerakan ion di dalam suatw larutan karena adanya suatu medan listrik. Pada tahun 1937 oleh Tiselius elektroforesis ini dikembangkan untuk tes protein”. Di laboratoxium Klinik elektroforesis dipakai untuk tes protein serum, protein urine, protein cairan otak, lipoprotein serum, lipid serum dan isoenzim'. Elektroforesis memisahkan (separasi) fraksi albumin, globulin total dalarh fraksi- fraksi alfa 1, alfa, beta dan gama globulin. Prosentasi setiap fraksi protein dapat ditentukan dengan menggunakan densitometer 3, ‘Tujuan tes ini adalah untuk menunjang diagnosis penyakit terutama penyakit yang disertai dengan Kelainan abnormal protein misalaya sering clijumpai pada penyakit peredangan keganasan sindroma nefrotik, penyakit hati terutama yang kronik, status nutrisi, perderita sembab, talasemia, hemoglobinopati “*. 1. METODE 1. PRA ANALITIK « Persiapan pasien : Tidak perlu persiapan khusus*. « Persiapan sampel : Hindari hemolisis dan penggunaan tourniquet yang . Jama Karena akan menyebabkan hasil peningkatan palsu’. + Prinsip:”” Partikel- partikel bermuatan dalar> substrat dapat mengalami pemisahan karena partikel-partikel tersebut memiliki kecepatan gerak yang berbeda Interpretasi Hasil Tes : E ‘ 40 dalam muatan listrik. Besar keciinya mustan listrik ini tergantung dari benyel:sedihitaya gugusan amino atau kerboksil yang terikat pada masing- masing asam amino. Pada pH tertentu suatu protein bermuatan netral Bila pH tercapai titik netralnya disebut pH isoolektric point micalnya albumin pada pH 4,6,alfa globulin pada pH 48, beta globulin pada pH 52.gamma globulin pada pH 64. Pada larutan yang alkalis misalnya pada pH 8,6 maka albumin akan bermuatan listrik negelif yang terbesar schingga pada elekiyoforesis akan. bergerak ke anoda paling, cepat, sedangkan gamma globulin pada pH 64 - mendekati pH isoelektrik point maka muatan listrik negatifnya terkedil schingga bergerak ke anoda paling lambat. Alat dan bahan™ Alat a 1, Komponen elektroforesis dan power supply 2. Komponen densitometer 3. Aplikator Se 4. Bak pewama (untuk proses staining destaining, dan dehydration) 5. Bak/kotak kaca (Untuk proses clearing) “6. Oven /Hair dryer Bahan 1, Sampel : serum, 2. Kertas selulosa asetat 3. Larutan bufer : Tris boric acid EDTA dengan ! (Ion streng) 0,03 = 0,12 4. 5 . Zat wama : Ponceau S 9. Destaining solutio: asam asetat 5% yang dibuat dari asam asetat glasial Sml ditambah akuades 95 ml . Dehidration solusio : etanol 96 % Clearing solutio : Campuran 7 bagian volume asam asetat + 3 bagian volume etil asetat. uo ANALITIK Cara kerja:? + Masukkan larutan tris boric acid EDTA kedalam komponen elektrode sampai tanda batas dengan permukaan sejajar dan larutan sama tinggi. ‘Tes Protein Serurt 1 2. Strip selulosa diberi tanda panjang 6-8 cm, lebar 2,5 em dengan menggitnakan ballpoiit. Tandai tempat spesimen 0,5 cm dari lebar etrip dan 1/3 em dari panjong strip dengan menggunakan pinsil grease, 3. Celup strip selulosa dalam bufersélama 15 menit pe:lahan -lahan dengan arah tegak lurus melalui pinggir dinding bak celup sampai merata, kemudian diangkat dengan pinset dan diletakkan diatas kertas saring, 4, Spesimen diambil dengan aplikator sebanyak 5 ul, talu diletakkon melintang 1,5 om x1 mum, tak melebihi 0,5 cm dari tepi katoda. _ 5, Strip selulosa diletaickan pacts bide: mendatai,ujung-ujungnya ifiksasi kemudian ditempatkan pada komponen elektroda Yang sesuai 6. Komponen elektroforesis ditutup, dihubungksn dengan ‘power supply “05-08 mA, konstan 20 volt dalam waktu 30-45 menit. 7. Pemisahan telah selesai, strip diangkat dengan pinset lalu direndam dengan larutan Ponceau S dan digoyang selama 7-10 menit. 8, Masukkan strip kedalam destaining solutio (larutan pencucl) yang mengandung larutan asam asetat 5%, dicuci sebanyak 4 kali atau lebih yang berfungsi untuk membuang zat warna yang tidak terjkat dengan protein. * 9, Masukkan strip kedalam dehidration solutio yang mengandung larutan etanol 96 % selama 1 menit untuk menarik air yang terkandung dalam selulosa asetat. 10. Tempelkan pada objek gelas untuk menghindari gelembung’ udara, kemudian dimasukkan kedalam clearing solutio (larutan penjernih) lal dikeringkan dengan oven atau hair dryer. 11. Siapkan densitometer, nyalakandan biarkan 15 menit untuk pemnanasan, lalu dipilih panjang gelombang yang sesuai 12. Letakkan elektroforetogram pada alat densitometer, hasilnya berupa kurva dan hasil prosentace masing- masing fraksi protein. ¢ Nilai Rujukan :" Fraksi uae sid ‘Albumin 58-74 33-50 Alfa 1 globulin 01-04 Alfa globulin 54-106 05-10 Beta globulin 07-12 Garroma globulin .; 80-180 05-16 Interpretasi Hast Tes 3. PASCA ANALITIK # Inferpretasi stan ‘Total protein meningkat pada : + Inflamasi kronik misalnya artitis + Dehidrasi * “Makroglobulinemia * DMasidosis vo + Leukemia monositik 4 * Multipel micloma Totalprotein menurun pada : . hati ae + Malnutrisi + Nefrosis + Lukabaker * DM . * Toksemia gravidarum = * Glomerulonefritis kronik + Shok berat. Albumin meningkat pada : " Multipel micloma. Albumin menurun pada : + Penyakit hati + Penyakit ginjal + Penyakit darah + Keganasan + Malnutrisi + AD * Penyakit kolagen * Inflamasi gastrointestinal * Hipertiroid * Diate kronik (Colitis ulseratif, Crohns deseasd Tes Protein Serum Alfal globulin meningkat pada : i + Infeksi (akut dan kronik) dan reciksi febris “~Alfal globulin menurun pada: * Nefrosis dan defisiensi alfa 1 anti tripsin Alfe2 globulin meningkat pada: | + Sitosis bilier F * Obstruksibilier y " Nefrosis ‘ Multipel mieloma 1 Alfa 2 globulin menurun pada : + Anemia hemolitik. Beta globulin meningkat pada : + Sitosisbilier * Obstruksi bilier + Multipel mieloma. Beta globulin menurun pada + Nefrosis Gamma globulin meningkat pada : Infeksi kronik + Penyakit kolagen ‘+ Multipel mieloma * Wadensiroms makroglobulinemia * Leukemia + Penyakit kanker yang lain. Gamma globulin menurun pada : * Agammaglobulinemia * Hipogammaglobulinemia + Sindroma nefrotik, | Inept Hai Tes a ‘Gambar 1. Gambaran normal eletroforetogram protein serum pada densiidmeter Keterangan: * 1. Fita albumin | 1 Reg das Gambar2_ Pola normal elelroforesis protein serum pada stip solulosa © 2 Pita alfa 1 globulin 3. Pita alfa globulin 4. Pita beta glebulin 5. Pita gamma globulin Nilai normal (%) 38-74 20-35 54-1065 7A 80-180 ‘Contoh hhsil tes elektroforesis protein pada beberapa penyakit: Gambar3 CGambaranelektoforesis protein abnormal pada pada penyabit mulhipl mieloma, Pada kurva densitometer memperlihatkan pita gamma meningkat cajam an sempit yang disebut gamopati monoklonal atau disebut juga M~ spike” ‘es Priely Serum aN: Lupus eritematosus) Keterangan : 1. Pita albumin 2 Pita alfa globulin 3.Pita alfa 2 globulin 4.Pitabeta_ globulin 5.Pita gamma globulin Interretas Hast Tos DAFTAR PUSTAKA 1 10. ii. 12. 13. Carl. A. Tietz Text Book of Clinical Chemistry, second ed, WD Saunderg ‘Company, Philadelphia, 1994: 191 -206, st Widmann FK.Tinjauen Klinis atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Edisi 9, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1998: 188-194, Marsudi Djoko Elektroforesis, Laboratorium Patologi Klinik RSUD- Dr Soptomo, Surabaya, 1985: 1-16 + Hoyaranda E.-Pengantar Elektroforesis protein, Laboratorium inik prodia, Surabaya, 1985: 1-19, Bender Gary T. Elektroforesis in Principle of Chemical Instrumentation, WB Saunders Company, Philadelphia, 1987 : 232-236, Boediwarsono : Femeritsaan Protein Elektrofoiesis protein (Aapek Kiinik), staf pengajarIimu Penyakit dalam FK UNAIR/RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Konsultan Laboratoriwin Klinik prodia, 1998. + Burtis, CA dan Ashwood, ER . Tietz Fundamental of Clinical Chemistry, Ed. Ke-4, WB Saunders company Philadelphia, 1996: 98 -104 Kresno, SB. Pemilikan Uji Laboratorium yang Efektf; Speicher CE dan ‘Smith, JW Edisi Bahasan Indonesia EGC Jakarta 1994: 237 ~ 52 - Henry JB. Clinical Diagnosis and Management by Laboratory Methods, Ed Ke-9, WB Saunders Company, Philadelphia, 1996: 65-70, HardjoenoH. Interpretasi Hasil Tes laboratorium Diagnostik, Hasanuddin University Press, Makassar, 2001: 43 ~45, Jaffe MS. Protein Eektroforesis Serum, Davis’s Laboratory and Diagnostic test Handbook, FA. Davis Company, Philadelphia, 1996 : 913-917. Frances Fishch Bach. Protein Total Protein Elektroforesis, A Manual Of {Laboratory And Diagnostic Test, Lippinot, Philadelphia, New York, 1996 552-555. Mukherjev KL. Medical Laboratory Yecimoiogy, volume HI-Tata McGraw. Hill Publishing Company Limited, New Delhi, 1988: 955 -959, ‘es Protein Serum BILIRUBIN SERUM salah satu tes fungst hati. Bilirubin hem (2%, Bagian terbesar berasal dari 15% dari perombakan mioglobulin dan bilirubin diproduksioleh tubuh manusia ibin serum yaitu: bilirubin konyugasi Bilirubin tak terkonyugasi tidak larut dalam albumin ©, Didalam 100 mi plasma, jerat pada albumin yang berafinitas tinggi. Dalam hati skan dari albumin dan diambil oleh 1g permukaan sinusoid hepatosit. Untuk mudah dikeluarkan ke dalam empedu, bilirubin yang tidak larut dalam air diubah bentuk yang larut dalam air, dengan proses konyugesi, dalam bentuk bilirubin diglukuronida®, Bilirubin pasca hepatic yang terkonyugasi, bereaksi cepat dalam pemes rikasaan dan sering dinamai bilirubin direk (bilirubin langsung), Sedangkan bilirubin bebas harus terlebih dahulu dicampur alcohol atau pelarut lain sebelum bereaksi, oleh sebab itu diberi nama bilirubin tak langsyne (bilirubin inderek) ©, TUJUAN TES Tujuan tes adalah untuk mengetahui adanya gangguan ekskrosi fungsi hati, dan membantu dalam mendiferensial diagnose ikterus 9, UL METODE TES : PRA ANALITIK « Persiapan Pasien ‘©: Spesimen puasa lebih disukei, tetapi puasa yang terlalu lama dapat meningkatkan kadar bilirubin serum 1,3 kali setelah puasa 24 jam dan 2,2. kali setelah puasa 48 jam, « Persiapan Sampel*: Serum atau plasma heparin boleh digunakan. Hindari sampel yang hemolisis dan sinar matahari langsung. Sinar matahari langsung dapat ‘menyebabkan penurunan kadar bilirubin serum sampai 50 % dalam salu jam, Karena itu, serum hendaknya disimpan di tempat yang gelap, dan pengukuran hendaknya dikerjakan dalam waktu 2 hingga 3 jam setelah pengumpulan darah. © Prinsip Dengan metode Jendrasik / Grof: Bilirubin bereaksi dengan 4 - Sulfobenzenediazonium Chloride mem bentuk senyawa berwama merah (azobilirubin). Intensitas wana yang terjadi sesuai dengan konsentrasi bilirubin yang diukur dengan photometer*™ Tes Blinn Serurt * Alatdan bahan Alt a. Cara Manyal / Semi Automatik 1. Rak + Tabung reaksi 2. Pipet +3, Instrument photometer 4020 b. Cara Automatik 1. Rak + Tabung reaksi 2. Cup sampel 3, Pipet volumetric . 4. Instrumén Cobas Mira ® Bahan” 1. Spesimen: serum atau plasma 2. Reagen: Ri: Diazo reagen I 4-Aminobenzensulfonic acid Hydrochloric acid R2 : Diazo reagen II Sodium nitrite R3 : Accelerator Catfein Sodium benzoate ' Sodium acetat Ra: Fehling Il Na~K - tartrate Sodium hydroxide 3: NaCl09% ‘ara Kerja ‘A. Cara Manual / Semi Automatik Bilirubin Total 30 mmol/l 200 mmol 25 mmol/l 14 mmol/l (12%) 28 mmol/l (17%) 200 mmol/l (71%) mmol/l 15 mol/l (5%) 2,00 m 1, Siapkan? tabung reaksi dan beri tanda T dan TB 2: Pipetlah reagen sesuai bagan di bawah ini: Interpretasi Hasil Tes 19 selama 10 meni, Hindarkan dati clhaya 2 tabung masukkan Ré masing-masing sebanyak \ absorben (A) di photometer 4020 dengan panjang. Dilirubin total, siapkan 2 tabung reaksi dan beri ‘TiTesBlank A: Absorben —-R:Reagen_§;Standar 74020 dengan :gelombang 568 run * Campur dan setelh ment bacacbsorben di photometer 4020 dengan Panjang gelombang 568 rm B. Cara Automatik menggunakan Cobas Mira ® 1. Ambil serum dengan menggunakan pipet vol $00 ul 2. Masukan serum kedalam cup sampel 3. Letakan cup sampel pada tempatnya di Cobas Mira 4 Pilih prograin untuk tes bilirubin total dan bilirubin direk dengan ‘menekan tombol program 5: Selanjutnya haslsecaraautomatik didapatkan dalam bentuk printout. ‘Tes Biliran Sera eet © Nilai Rujukan® Bilivubint total: 34- 77,1 umoli 005 ~ 03 mg/100md Bilirubin inderek = bilirubin total ~ bilirubin direk PASCA ANALITIK _ - -# Interpretasi? a _ : ‘Peninggian bilirubin direk dijumpai pada: ~ Gangguan transport bilirubin: Sindroma Dubin Johnson, Sindroma Rotor, Kolestasis pasca bedah ~ Kerusakan hepatoselluler: hepatitis vinis, obat-obatan, alkohol, sirosis ‘hati, neoplasma ~ Obstruksi bilier ekstrahepatik: batu kandung empedu, pankreatitis, kolangitis sclerosis, striktur bilier, neoplasma, ~ Obstruksi bilier intrahepatic: obat-obatan, alkohol, sirosis hati, Kolestasis Pasca bedah, sirosis hati bilier primer, atresia bilier, parasit. Peninggian bilirubin indirek dijumpai pada: ~~ Peninggian produksi bilirubin: hemolisis, eritropoesis yang tidakefekttf, mary shunt hyperbilirubinnemi £ - transport bilirubin: sindroma Gilbert, Sindroma Crigler Najjar ~ Campuiran : hiperbilirubinnemia neonatus, obat-obatan, a2 DAFTAR PUSTAKA L ‘idmann &. Frances: Tinjauan Klinis Atas Pemeriksaan Laboratorium, Ed.9, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta 1995; 321-2, 2 Julius :Ihterus Dalam Iimu Penyakit Dalam, Jlid IEd.2, Balat Penerbit FKUI, Jakarta 1994: 576 - 580, - 3. Goel BK: Routine Biochemical ‘Test In A Procedure Manual For Routing Diagnostic Test, VoL, Tata Me. Gravr-Hill Publishing Company Limited, 1998: 1016-23. 4. Balistreri WF: Liver Function In Tietz Fandamentals Of Clinical Chemistry; “> Ed, WB. Saunders Company, Philadelphia 1996: 539-47. . Andi Wijaya: Petanda Biokimia Pada Gangguan Fungsi Ekskresi Sel-sel Hati Dalam Diagnosis Laboratorik Penyakit Hati, Pustaka Prodia, ceri Hepatitis 03 : 5-6. 6. Speicher CE, Jack W. Sith : Bilirubin Serum, dalam Pemilihan Uji Laboratorium ‘Yang Bfektif, Penerbit Buku. kedokteran EGC, 1996, 290 7. Roche ; Bilirubin Test, List No. 071003 2. . Tes Bilirubin Serart

You might also like