You are on page 1of 9

BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah


Tidak ada keberuntungan bagi umat manusia di dunia dan akhirat kecuali dengan Islam.
Kebutuhan mereka terhadapnya melebihi kebutuhan terhadap makanan, minuman, dan udara.
Setiap manusia membutuhkan syari'at. Maka, dia berada di antara dua gerakan,yaitu gerakan
yang menarik kepada perkara yang berguna dan gerakan yang menolak mara bahaya. Islam
adalah penerang yang menjelaskan perkara yang bermanfaat dan berbahaya.
Agama Islam ada tiga tingkatan,yaitu Iman,Islam dan ihsan.Dan setiap tingkatanya
mempunyai Rukun-rukun tertentu.
B.       Perumusan Masalah
Didalam Makalah ini akan dirumuskan beberapa masalah diantaranya adalah sebagai
berikut:
       1. Apa Pengertian Iman, Islam, dan Ihsan?
       2. Bagaimana Hubungan antara Iman, Islam, dan Ihsan?
       3. Apa Perbedaan antara Iman, Islam, dan Ihsan?
       4. Apa Keutamaan Iman, Islam, dan Ihsan bagi manusia?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.      Hadits Iman,Islam dan Ikhsan


Rosulullah SAW Bersabda:
َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َذاتَ يَوْ ٍم إِ ْذ‬
‫طلَ َع َعلَ ْينَا َر ُج ٌل‬ َ َ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ أَيْضا ً ق‬
َ ِ‫ بَ ْينَ َما نَحْ نُ ُجلُوْ سٌ ِع ْن َد َرسُوْ ِل هللا‬: ‫ال‬ ِ ‫ع َْن ُع َم َر َر‬
َ َ‫ َحتَّى َجل‬،‫ْرفُ[هُ ِمنَّا أَ َح[ ٌد‬
‫س إِلَى النَّبِ ِّي ص[[لى هللا‬ َّ ‫[رى َعلَ ْي[ ِه أَثَ[ ُر‬
ِ ‫ َوالَ يَع‬،‫الس[فَ ِر‬ َ [ُ‫ الَ ي‬،‫ْر‬ ِ ‫اض الثِّيَا‬
ِ ‫ب َش ِد ْي ُد َس َوا ِد ال َّشع‬ ِ َ‫َش ِد ْي ُ[د بَي‬
َ َ‫ فَق‬،‫ يَ[ا ُم َح َّمد أَ ْخبِ[رْ نِي َع ِن ْا ِإل ْس[الَ ِم‬:‫[ال‬
ِ‫[ال َر ُس[وْ ُل هللا‬ َ َ‫ض َع َكفَّيْ[ ِه َعلَى فَ ِخ َذيْ[ ِه َوق‬ َ ‫عليه وسلم فَأ َ ْسنَ َد ُر ْكبَتَ ْي ِه إِلَى ُر ْكبَتَ ْي ِه َو َو‬
َّ ‫ ْا ِإل ِسالَ ُم أَ ْن ت َْش[هَ َد أَ ْن الَ إِلَ[هَ إِالَّ هللاُ َوأَ َّن ُم َح َّمدًا َر ُس[وْ ُل هللاِ َوتُقِ ْي َم‬: ‫صلى هللا عليه وسلم‬
ُ ‫الص[الَةَ َوتُ[ ْ[ؤتِ َي ال َّزك[اَةَ َوت‬
‫َص[وْ َم‬
ِ ‫ فَأ َ ْخبِرْ نِي ع َِن ْا ِإل ْي َم‬:‫ قَا َل‬،ُ‫ص ِّدقُه‬
‫ان قَ[[ا َل‬ َ ُ‫ فَ َع ِج ْبنَا لَهُ يَسْأَلُهُ َوي‬، َ‫ص َد ْقت‬
َ : ‫ َوتَ ُح َّج ْالبَيْتَ إِ ِن ا ْستَطَعْتَ إِلَ ْي ِه َسبِ ْيالً قَا َل‬   َ‫ضان‬ َ ‫َر َم‬
‫ قَ[[ا َل فَ[[أ َ ْخبِرْ نِي ع َِن‬، َ‫ص[ َد ْقت‬َ ‫ قَ[[ا َل‬.‫[ر ِه َو َش[ ِّر ِه‬ ِ ‫ُس[لِ ِه َو ْاليَ[[وْ ِم اآل ِخ[ ِر َوتُ[ ْ[ؤ ِمنَ بِ ْالقَ[د‬
ِ [‫َر َخ ْي‬ ُ ‫ أَ ْن تُ ْؤ ِمنَ بِاهللِ َو َمالَئِ َكتِ ِه َو ُكتُبِ ِه َور‬:
‫ َم[ا ْال َم ْس[ ُؤوْ ُل َع ْنهَ[ا‬:‫[ال‬
َ َ‫ ق‬،‫ فَأ َ ْخبِرْ نِي َع ِن السَّا َع ِة‬:‫ قَا َل‬. َ‫ أَ ْن تَ ْعبُ َد هللاَ َكأَنَّكَ تَ َراهُ فَإ ِ ْن لَ ْم تَ ُك ْن تَ َراهُ فَإِنَّهُ يَ َراك‬:‫ قَا َل‬،‫ْا ِإلحْ َسا ِن‬
َّ ‫[راةَ ْال َعالَ[ةَ ِر َع[[ا َء‬
‫الش[ا ِء‬ َ [‫[رى ْال ُحفَ[[اةَ ْال ُع‬
َ [َ‫ قَ[[ا َل أَ ْن تَلِ[ َد ْاألَ َم[ ةُ َربَّتَهَ[[ا َوأَ ْن ت‬،‫ قَ[[ا َل فَ[[أ َ ْخبِرْ نِي ع َْن أَ َما َراتِهَ[[ا‬.‫بِأ َ ْعلَ َم ِمنَ السَّائِ ِل‬
َ [َ‫ ق‬. ‫ هللاُ َو َر ُس[وْ لُهُ أَ ْعلَ َم‬: ‫ت‬
ُ‫[ال فَإِنَّه‬ ُ ‫الس[ائِ ِل ؟ قُ ْل‬
َّ ‫ يَ[[ا ُع َم[ َر أَتَ[ ْد ِري َم ِن‬: ‫ ثُ َّم قَا َل‬،‫ت َملِيًّا‬
ُ ‫ق فَلَبِ ْث‬
َ َ‫ ثُ َّم ا ْنطَل‬،‫يَتَطَا َولُوْ نَ فِي ْالبُ ْنيَا ِن‬
]‫[رواه مسلم‬ ]1[1 . ‫ِجب ِْر ْي ُل أَتـَا ُك ْم يُ َعلِّ ُم ُك ْم ِد ْينَ ُك ْم‬
“ Dari Umar radhiallahuanhu juga dia berkata : Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang
mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya
bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya.
Hingga kemudian dia duduk dihadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada
kepada lututnya (Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam) seraya berkata: “ Ya Muhammad,
beritahukan aku tentang Islam ?”, maka bersabdalah Rasulullah Shallallahu’alaihi
wasallam : “ Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah)
selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan
shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu “, kemudian dia
berkata: “ anda benar “. Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang 
membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi: “ Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu
beliau bersabda: “ Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-
Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik
maupun yang buruk “, kemudian dia berkata: “ anda benar“.  Kemudian dia berkata lagi:
“ Ihsan adalah
“ Beritahukan aku tentang ihsan “. Lalu beliau bersabda:
engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau
melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat
engkau” . Kemudian dia berkata: “ Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan
kejadiannya)”. Beliau bersabda: “ Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya “. Dia
berkata:  “ Beritahukan aku tentang tanda-tandanya “, beliau bersabda:  “ Jika seorang
hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada,
miskin dan penggembala domba, (kemudian)  berlomba-lomba meninggikan bangunannya “,
kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah)
1[1] Imam An-Nawawi.Syarhu Al-Arba’in An-Nawawiyah.hal.37

2
bertanya: “ Tahukah engkau siapa yang bertanya ?”. aku berkata: “ Allah dan Rasul-Nya
lebih mengetahui “. Beliau bersabda: “ Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian
(bermaksud) mengajarkan agama kalian “.(Riwayat Muslim)
B.       Pengertian Iman, Islam, Dan Ihsan
1.    Pengertian Iman
Kata Iman berasal dari Bahasa Arab yaitu bentuk masdar dari kata kerja (fi’il). -‫امن‬
‫ ايمانا‬- ‫ يؤمن‬yang mengandung beberapa arti yaitu percaya, tunduk, tentram dan tenang.2[2]
Imam al-Ghazali mengartikannya dengan ‫التصديق‬  yaitu “pembenaran”.
Menurut Syekh Muhammad Amin al-Kurdi :

‫االيمان فهو التصديق با لقلب‬


“ Iman ialah pembenaran dengan hati”.
Menurut Imam Ab Hanifah:

‫االيمان هو االقرار و التصديق‬ 


“ Iman ialah mengikrarkan (dengan lidah ) dan membenarkan (dengan hati)”.
Menurut Hasbi As-Shiddiqy ;

‫القول باللسان والتصد يق بالجنان والعمل بااالركان‬


“ Iman ialah mengucapkan dengan lidah, membenarkan dengan hati dan mengerjakan dengan
anggota tubuh”.
Menurut Imam Ahmad bin Hanbal mendefinisikannya dgn:
‫قول و عمل و نية و ثمسك بالسنة‬
“Ucapan diiringi dgn ketulusan niat dan dilandasi dgn berpegang teguh kepada Sunnah”.3
[3]
Jadi bisa disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Iman adalah Membenarkan
segala sesuatu baik berupa perkataan,hati,maupun perbuatan.
Sesuai dengan hadits Rasulullah saw diatas sudah jelas bahwasanya ada enam rukun iman
yang harus diyakini untk menjadi seorang islam yang sempurna dan menjadi seorang hamba
Allah yang ihsan nantinya.

Keenam Rukun Iman tersebut adalah:


a.    Beriman kepada Allah Swt

2[2] Louis Ma’luf, Kamus al-Munjid, Beirt : al-Maktabah al-Katulikiyah, T.th, hlm.16

3[3] Muhammad Abduh, Risalah Tauhid, (Terjemahan) H. Firdaus, Jakarta : Bulan Bintang, 1976,
hlm.257

3
Yakni beriman kepada Rububiyyah Allah Swt, Uluhiyyah Allah Swt, dan beriman
kepada Asma wa shifat Allah SWT yang sempurna serta agung sesuai yang ada dalam Al-
quran dan Sunnah Rasul-Nya.
b.    Beriman kepada Malaikat
Malaikat adalah hamba Allah yang mulia, mereka diciptakan oleh Allah untuk
beribadah kepada-Nya, serta tunduk dan patuh menta’ati-Nya, Allah telah membebankan
kepada mereka berbagai tugas.Jadi kita dituntut untuk beriman dan mempercayai adanya
Malaikat Allah SWT.
c.    Beriman kepada Kitab-kitab
Allah yang Maha Agung dan Mulia telah menurunkan kepada para Rasul-Nya kitab-
kitab, mengandung petunjuk dan kebaikan. Diantaranya: kitab taurat diturunkan kepada Nabi
Musa, Injil diturunkan kepada Nabi Isa, Zabur diturunkan kepada Nabi Daud, Shuhuf Nabi
Ibrahim dan Nabi Musa, Al-quran diturunkan Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw.
d.   Beriman kepada para Rasul
Allah telah mengutus kepada maakhluk-Nya para rasul, rasul pertama adalah Nuh dan
yang terakhir adalah Muhammad Saw, dan semua itu adalah manusia biasa, tidak memiliki
sedikitpun sifat ketuhanan, mereka adalah hamba-hamba Allah yang dimuliakan dengan
kerasulan. Dan Allah telah mengakhiri semua syari’at dengan syari’at yang diajarkan oleh
Nabi Muhammad Saw,yang diutus untuk seluruh manusia , maka tidak ada nabi sesudahnya.
e.    Beriman kepada Hari Akhirat
Yaitu hari kiamat, tidak ada hari lagi setelahnya, ketika Allah membangkitkan manusia
dalam keadaan hidup untuk kekal ditempat yang penuh kenikmatan atau ditempat siksaan
yang amat pedih. Beriman kepada hari akhir meliputi beriman kepada semua yang akan
terjadi setelah itu, seperti kebangkitan dan hisab, kemudian surga atau neraka.
f.                        Beriman kepada (Taqdir) Ketentuan Allah
Taqdir artinya: beriman bahwasanya Allah telah mentaqdirkan semua yang ada dan
menciptakan seluruh mahluk sesuai dengan ilmu-Nya yang terdahalu, dan menurut
kebijaksanaan-Nya, Maka segala sesuatu telah diketahui oleh Allah, serta telah pula tertulis
disisi-Nya, dan Dialah yang telah menghendaki dan menciptakannya.
2.        Pengertian Islam
Kata Islam berasal dari Bahasa Arab adalah bentuk masdar dari kata kerja
‫ اس[[الما‬- ‫اس[[لم – يس[[لم‬   Yang secara etimologi mengandung makna : Sejahtera, tidak cacat,
selamat. Seterusnya kata salm dan silm, mengandung arti : kedamaian, kepatuhan, dan

4
penyerahan diri.4[4] Dari kata-kata ini, dibentuk kata salam sebagai istilah dengan pengertian
: Sejahtera, tidak tercela, selamat, damai, patuh dan berserah diri. Dari uraian kata-kata itu
pengertian islam dapat dirumuskan taat atau patuh dan berserah diri kepada Allah.5[5]
Secara istilah kata Islam dapat dikemukan oleh beberapa pendapat :
a.      Imam Nawawi dalam Syarh Muslim :

‫االسالم وهو االستسالم واالنقياد الظاهر‬

“Islam berarti menyerah dan patuh yang dilihat secara zahir”.

b.      Ab A’la al-Maudud berpendapat bahwa Islam adalah damai. Maksudnya seseorang akan
memperoleh kesehatan jiwa dan raga dalam arti sesungguhnya, hanya melalui patuh dan taat
kepada Allah.

c.       Menurut Hammudah Abdalati Islam adalah menyerahkan diri kepada Allah
SWT.Maksudnya patuh kepada kemauan Tuhan dan taat kepada Hukum-Nya.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Islam itu ialah tunduk dan
taat kepada perintah Allah dan kepada larangannya

Islam di bangun diatas lima rukun,sebagaimana dijelaskan dalam Hadits:


‫حدثنا عبيد هللا بن موسى قال اخبرنا حنظل[[ة بن أبي س[[فيان عن عكرم[[ة بن خال[[د عن ابن عم[[ر رض[ي هللا عنهم[[ا‬
‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه و سلم ( بني اإلسالم على خمس شهادة أن ال إل[[ه إال هللا وأن محم[[دا رس[[ول هللا‬:‫قال‬
) ‫وإقام الصالة وإيتاء الزكاة والحج وصوم رمضان‬

“Abdulloh bin musa telah bercerita kepada kita, dia berkata ; handlolah bin abi sufyan telah
memberi kabar kepada kita d ari ikrimah bin kholid dari abi umar ra. Berkata : rasul saw.
Bersabda : islam dibangun atas lima perkara : persaksian sesungguhnya tidak ada tuhan
selain Allah dan sesungguhnya nabi Muhammad adalah utusannya, mendirikan sholat,
memberikan zakat, hajji dan puasa ramadlan”.6[6]

Jadi,Rukun Islam itu ada Lima,yaitu:

a.         Syahadat

b.         Shalat

c.         Zakat

4[4] Ibid hal.48

5[5] Asmaran AS, Pengantar Study Tauhid, Jakarta : Rajawali Prees, 1992, hlm.84

6[6] Ibid hal.75

5
d.         Puasa

e.         Haji

3.         Pengertian Ihsan


Kata ihsan berasal dari Bahasa Arab dari kata kerja (fi’il) yaitu :
‫احسن – يحسن – احسا نا‬  artinya : ‫ ( فعل الحسن‬Perbuatan baik ).
Menurut istilah ada beberapa pendapat para ulama,yaitu:
a.    Muhammad Amin al-Kurdi, ihsan ialah selalu dalam keadaan diawasi oleh Allah dalam
segala ibadah yang terkandung di dalam iman dan islam sehingga seluruh ibadah seorang
hamba benar-benar ikhlas karena Allah.7[7]
b.    Menurut Imam Nawawi Ihsan adalah ikhlas dalam beribadah dan seorang hamba merasa
selalu diawasi oleh Tuhan dengan penuh khusuk, khuduk dan sebagainya.

C.      Hubungan Iman, Islam, Dan Ihsan


Iman, Islam dan Ihsan satu sama lainya memiliki hubungan karena merupakan unsur-
unsur agama (Ad-Din).

Iman,Islam dan Ihsan adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu dengan
lainnya. Iman adalah keyakinan yang menjadi dasar akidah. Keyakinan tersebut kemudian
diwujudkan melalui pelaksanaan kelima rukun Islam. Sedangkan pelaksanaan rukun Islam
dilakukan dengan cara Ihsan, sebagai upaya pendekatan diri kepada Allah.
Selain itu Iman, Islam, dan Ihsan sering juga diibaratkan hubungan diantara ketiganya
adalah seperti segitiga sama sisi yang sisi satu dan sisi lainya berkaitan erat. Segitiga tersebut
tidak akan terbentuk kalau ketiga sisinya tidak saling mengait. Jadi manusia yang bertaqwa
harus bisa meraih dan menyeimbangkan antara iman, islam dan ihsan.8[9]
Didalam al-qur’an juga disebutkan bahwa Iman, Islam, dan Ihsan memiliki
keterkaitan,yaitu dalam QS Al-Maidah ayat 3 dan QS Ali-Imron ayat 19 yang berbunyi :

QS Al-Maidah ayat 3  :
‫اليوم اكملت لكم دينكم و اتممت عليكم نعمتي و رضبت لكم االسال م دينا‬
“ Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagi kaliam agama kalian dan Aku telah
menyempurnakan nikmat kepada kalian dan Aku telah meridhai Islam adalah agama yang
benar bagi kalian”.
7[7] Muhammad Musthafa.Al-Ushulul As-Tsalasa.hal.86

8[9] Ibid hal.28

6
QS Ali-Imron ayat 19 :
ٰ ‫إِ َّن ال ّدينَ ِعن َد هَّللا ِ ا ِإل‬
‫سل ُم‬
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam”.
Di dalam ayat tersebut dijelaskan kata Islam dan selalu diikuti dengan kata addin yang
artinya agama. Addin terdiri atas 3 unsur yaitu, Iman, Islam, dan Ihsan. Dengan kata lain
dapat dinyatakan bahwa iman merupakan keyakinan yang membuat seseorang ber-Islam dan
menyerahkan sepenuh hati kepada Allah dengan menjalankan syareatnya dan meninggalkan
segala yang dilarang oleh syariat Islam.
D.   Perbedaan Antara Iman, Islam, dan Ihsan
Disamping adanya hubungan diantara ketiganya, juga terdapat perbedaan diantaranya
sekaligus merupakan identitas masing-masing. Iman lebih menekankan pada segi keyakinan
dalam hati. Islam merupakan sikap untuk berbuat dan beramal.Sedangkan Ihsan merupakan
pernyataan dalam bentuk tindakan nyata. Dengan ihsan, seseorang bisa diukur tipis atau tebal
iman dan islamnya.
Iman dan islam bila disebutkan secara bersamaan, maka yang dimaksud dengan Islam
adalah amal perbuatan yang nampak, yaitu rukun Islam yang lima, dan pengertian iman
adalah amal perbuatan yang tidak nampak, yaitu rukun iman yang enam. Dan bila hanya
salah satunya (yang disebutkan) maka maksudnya adalah makna dan hukum keduanya.
Ruang lingkup ihsan lebih umum daripada iman, dan iman lebih umum daripada Islam.
Ihsan lebih umum dari sisi maknanya; karena ia mengandung makna iman. Seorang hamba
tidak akan bisa menuju martabat ihsan kecuali apabila ia telah merealisasikan iman dan ihsan
lebih spesifik dari sisi pelakunya; karena ahli ihsan adalah segolongan ahli iman. Maka,
setiap muhsin adalah mukmin dan tidak setiap mukmin adalah muhsin. adalah mukmin.9[10]
E.       Keutamaan Iman, Islam, Dan Ihsan Bagi Manusia
Setiap pemeluk Islam mengetahui  dengan  pasti  bahwa  Islam (Al-Islam) tidak sah tanpa
iman  (Al-Iman), dan  iman  tidak  sempurna  tanpa  ihsan (Al-Ihsan).  Sebaliknya, ihsan
adalah mustahil tanpa iman, dan iman juga tidak mungkin  tanpa  Islam.
Ali Bin Abi Thalib mengemukakan tentang keutamaan Iman,Islam dan Ikhsan sebagai
berikut:
‫ إن اإليمان ليبدو لمعة بيضاء فإذا عمل العبد الصالحات نمت فزادت حتى يبيض القلب كله وإن النفاق ليبدو‬: ‫قال علي‬
‫نكتة سوداء فإذا انتهك الحرمات نمت وزادت حتى يسود القلب كله‬

9[10] Hasby ash-Shiddiqy. Al-Ushulu At-Tauhid. hal.31-32.

7
“ Sahabat Ali Berkata : sesungguhnya iman itu terlihat seperti sinar yang  putih, apabila
seorang hamba melakukan kebaikan, maka sinar tersebut  akan tumbuh dan bertambah
sehingga hati (berwarna) putih. Sedangkan kemunafikan terlihat seperti titik hitam, maka
bila seorang melakukan perkara yang diharamkan, maka titik hitam itu akan tumbuh dan
bertambah hingga hitamlah (warna) hati”.10[11]

Jadi Iman,Islam dan Ikhsan mempunyai keutamaan yang sangat besar dalam pandangan
islam ini karena bagi para pelakunya akan diberikan Syurga oleh Allah SWT sebagaimana
yang telah dijanjikan oleh Allah SWT didalam Al-Qur’an dan Al-Hadits.

BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
1. Iman adalah ucapan yg disertai dgn perbuatan diiringi dgn ketulusan niat dan dilandasi
dengan Sunnah.Islam adalah  inisial  seseorang  masuk  ke dalam  lingkaran  ajaran 
Ilahi.Sedangkan Ihsan adalah adalah cara bagaimana seharusnya kita beribadah kepada Allah.
2. Iman,Islam dan Ihsan adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya.
Iman adalah keyakinan yang menjadi dasar akidah. Keyakinan tersebut kemudian
diwujudkan melalui pelaksanaan kelima rukun Islam. Sedangkan pelaksanaan rukun Islam
dilakukan dengan cara Ihsan, sebagai upaya pendekatan diri kepada Allah.

10[11] Imam Ab Hanifah, Al-Fiqh al-Akbar, Hedrabad : Dairah al-Ma’arif al-‘Usman³yah, 1979, hlm.6.

8
3. Iman lebih menekankan pada segi keyakinan di dalam hati.Islam adalah sikap aktif untuk
berbuat atau beramal.Sedangkan Ihsan merupakan perwujudan dari iman dan islam yang
sekaligus merupakan cerminan dari kadar iman dan islam itu sendiri.
4. Iman,Islam dan Ikhsan mempunyai keutamaan yang sangat besar dalam pandangan islam ini
karena bagi para pelakunya akan diberikan Syurga oleh Allah SWT sebagaimana yang telah
dijanjikan oleh Allah SWT didalam Al-Qur’an dan Al-Hadits.

B.  Saran
Dari pembahasan di atas, penulis hanya bisa menyarankan agar pembaca senantiasa
meningkatkan semangat keagamaandan lebih meningkatkan keimanan dan lain sebagainya.

Imam An-Nawawi.Syarhu Al-Arba’in An-Nawawiyah.hal.37

Asmaran AS, Pengantar Study Tauhid, Jakarta : Rajawali Prees, 1992.

Hasby ash-Shiddiqy. Al-Ushulu At-Tauhid. Tanpa penerbit, tt.

Imam Ab Hanifah, Al-Fiqh al-Akbar, Hedrabad : Dairah al-Ma’arif al-‘Usmaniyah, 1979.

Louis Ma’luf, Kamus al-Munjid, Beirt : al-Maktabah al-Katulikiyah, T.th.

Muhammad Abduh, Risalah Tauhid, (Terjemahan) H. Firdaus, Jakarta : Bulan Bintang, 1976.

You might also like