You are on page 1of 31
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang = Mengingat PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 6 TAHUN 2008 TENTANG KRITERIA KLASIFIKASI ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS BANDAR UDARA. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN, bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor —62/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Departemen dan Lembaga Pemerintah ‘Non Departemen perlu adanya kriteria klasifikasi untuk menetapkan besaran organisasi Unit Pelaksana Teknis Bandar Udara; bahwa dalam menetapkan klasifikasi Organisasi Unit Pelaksana Teknis Bandar Udara sesuai dengan beban tugasnya, peru. menetapkan kriteria_klasifikasi dimaksud dengan Peraturan Menteri Perhubungan: Undang-undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3481); Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4075); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4146); Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten’ Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden nomor 94 Tahun 2006; Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2007; Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 44 Tahun 2002 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional; Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 62/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Departemen dan Lembaga Pemerintah Non Departemen; Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 48 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan Bandar Udara Umum; Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 43 Tahun 2005 tentang Organisasi. dan Tata Kerja Departemen Perhubungan, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan —Menteri._-—-Perhubungan Nomor | Tahun 2008; Memperhatikan : Menetapkan Persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dalam Surat Nomor B/120/M.PAN/1/2008 _ tanggal 9 Januari 2008; MEMUTUSKAN: PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG KRITERIA KLASIFIKASI_ ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS BANDAR UDARA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1 Bandar Udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun penumpang dan/ atau bongkar muat kargo dan/ atau pos, serta dilengkapi dengan fasilitas keselamatan penerbangan dan sebagai tempat perpindahan antar moda transportasi; Angkutan Udara adalah setiap kegiatan dengan menggunakan pesawat udara untuk mengangkut penumpang, kargo dan pos untuk satu perjalanan atau lebih dari 1 (satu) Bandar Udara ke Bandar Udara yang lain atau beberapa Bandar Udara; Ruang udara yang dikendalikan (controlled airspace) adalah ruang udara yang ditetapkan batas-batasnya, yang didalamnya diberikan pelayanan lalu lintas udara (air traffic control service) dan pelayanan informasi penerbangan (flight information service) serta pelayanan kesiagaan (alerting service). BAB IL KRITERIA KLASIFIKASI Pasal 2 (1) _ Klasifikasi Bandar Udara sebagai Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Direktorat—_Jenderal Perhubungan Udara ditetapkan berdasarkan kriteria Klasifikasi organisasi yang merupakan _standar persyaratan untuk menentukan kelas Bandar Udara yang merupakan dasar dalam menetapkan besaran organisasi Bandar Udara di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. (2) Klasifikasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berupa penentuan nilai terhadap seluruh komponen yang berpengaruh pada beban kerja suatu Bandar Udara. Pasal 3 Kriteria Klasifikasi Organisasi Unit Pelaksana Teknis Bandar Udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, ditetapkan berdasarkan : a, Komponen substantif dan b. Komponen penunjang. Pasal 4 Komponen substantif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a, merupakan data yang terkait langsung dengan pelaksanaan tugas pokok Bandar Udara yang terdiri dari : a. Komponen jasa angkutan udara yang merupakan kemampuan pemberian pelayanan suatu Bandar Usdara untuk pergerakan pesawat udara, penumpang, kargo dan pos baik yang datang, berangkat maupun transit yang terdiri dari unsur : 1) jumlah penumpang merupakan jumlah orang yang naik pesawat udara baik yang datang, berangkat maupun transit dalam waktu | (atu) tahun; 2) jumlah kargo dan pos merupakan jumlah barang muatan termasuk bagasi dan jumlah barang muatan pos yang diangkut oleh pesawat udara baik yang datang, berangkat dan transit baik angkutan udara internasional dan nasional dalam waktu 1 (satu) tahun dalam kilogram; 3) —_jumlah pergerakan pesawat udara merupakan jumlah pergerakan pesawat udara di pelataran parkir yang menuju dan/atau_meninggalkan tempat parkir pesawat udara dalam I (satu) tahun, Komponen pelayanan lalu lintas udara merupakan pemberian pelayanan terhadap setiap pesawat udara yang beroperasi di ruang udara Indonesia yang meliputi pelayanan pengendalian ruang udara jelajah, pelayanan pengendalian ruang udara pendekatan, pelayanan ruang udara di Bandar Udara termasuk pelayanan pendaratan dan lepas landas pesawat udara, _pelayanan —_pengamatan, —_pelayanan pengendalian arus penerbangan, pelayanan informasi penerbangan, koordinasi antar pengendali lalu lintas udara atau dengan instansi terkait lainnya dan pelayanan berita lalu lintas udara. Komponen pelayanan lalu lintas udara terdiri dari unsur : 1) Approach Control Office (APP) adalah pusat pengendalian ruang udara pendekatan yaitu pelayanan pengendalian lalu lintas udara bagi penerbangan Flight Information Region (FIR) apabila pesawat udara telah tiba di dan meninggalkan atau sedang beroperasi di sekitar Bandar Udara. 2) Aerodrome Control Tower (ADC) adalah pusat pengendalian ruang udara di Bandar Udara yaitu pelayanan pengendalian lalu lintas udara di Bandar Udara dan di ruang udara sekitarnya, 3) Aerodrome Flight Information Service (AFIS) yaitu. pusat informasi penerbangan Bandar Udara yaitu pemberian informasi kepada pesawat udara yang akan berangkat atau datang di Bandar Udara yang meliputi keadaan 5 4) cuaca, keadaan fasilitas navigasi, keadaan Bandar Udara itu sendiri, ada tidaknya pesawat udara lain yang beroperasi di Bandar Udara dan yang mungkin membahayakan pesawat udara yang akan berangkat atau datang tersebut serta informasi lainnya yang berkaitan. Unattended yaitu landasan terbang/Bandar Udara yang didalamnya tidak —ada/tidak diberikan pelayanan baik berupa pemanduan maupun informasi terhadap pesawat terbang yang datang maupun pergi yang biasanya digunakan pada Bandar Udara yang tidak melayani penerbangan berjadwal (scheduled Slight) Komponen fasilitas dan kegiatan operasional Bandar ‘Udara merupakan fasilitas Bandar Udara dan fasilitas elektronika dan listrik penerbangan untuk menunjang operasi keselamatan penerbangan terdiri dari unsur : y 2) 3) 4) Kapasitas Bandar Udara meliputi_ panjang landasan dan bentang sayap serta jarak antar roda. fasilitas elektronika dan listrik penerbangan dikelompokkan berdasarkan_pengelompokan secara standar internasional yang meliputi fasilitas Komunikasi penerbangan, fasilitas navigasi penerbangan, —fasilitas bantu pendaratan, fasilitas penunjang — fasilitas penerbangan dan operasi Bandar Udara dan fasilitas penunjang penerbangan. fasilitas security dikelompokkan berdasarkan standar internasional yaitu kelompok F, E, D, CBA. Fasilitas PKP-PK dibedakan berdasarkan Kategori standar internasional yaitu. kategori X, IX, VII, Vi, VI, V, IV, UL, I, 1; Komponen penggunaan dan fungsi Bandar Udara yang merupakan simpul dalam jaringan transport si uudara sesuai dengan hirarkhi fungsinya dan sebagai pintu gerbang kegiatan perekonomian nasional dan internasional, terdiri dari unsur : 6 1) hirarkhi fungsi Bandar Udara_ merupakan Bandar Udara yang terletak di kota yang merupakan pusat kegiatan ekonomi, tingkat kepadatan lalu lintas angkutan udara dan berfungsi untuk menyebarkan penumpang ke Bandar Udara lain yang terdiri dari : a) Bandar Udara Pusat Penyebaran adalah Bandar Udara yang mempunysi cakupan pelayanan yang luas, melayani penumpang dalam jumlah besar, ‘mempengaruhi perkembangan ekonomi secara nasional atau berbagai propinsi, berperan dalam transportasi antar negara dan — memilki__fasilitas penerbangan dengan teknologi tinggi yang perlu diharmonisasikan dengan negara lain seta. memberikan pelayanan minimal yang disesuaikan dengan standar internasional, dan penggunaaan Bandar Udara; b) Bandar Udara Bukan Pusat Penyebaran adalah Bandar Udara yang mempunyai cakupan pelayanan dan mempengaruhi perkembangan ekonomi relatif terbatas, 2) penggunaan Bandar Udara yang meliputi : a) Bandar Udara_internasional _yaitu Bandar Udara yang terbuka untuk melayani angkutan udara ke/dari luar neg b) Bandar Udara domestik yaitu Bandar Udara yang tidak terbuka untuk melayani angkutan udara ke/dari luar negeri. ¢. Komponen sumber daya manusia operasional atau fungsional merupakan jumlah personil yang memberikan pelayanan kegiatan operasional di Bandar Udara. Pasal 5 Komponen penunjang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b, merupakan data administratif dan pendukung terselenggaranya pelaksanaan tugas pokok yang terdiri : a. pegawai administratif yaitu keseluruhan personil Unit Pelaksana Teknis Bandar Udara yang melaksanakan tugas di bidang administrasi guna _mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsinya; b. anggaran yaitu. keseluruhan anggaran yang dialokasikan oleh negara melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pertahun guna pelaksanaan tugas dan fungsi Unit Pelaksana Teknis Bandar Udara. ¢. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yaitu seluruh penerimaan Pemerintah Pusat yang tidak berasal dari penerimaan perpajakan. Pasal 6 Pendapatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf dalam lingkup Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Departemen Perhubungan terdiri dari a. Pelayanan Jasa Penerbangan (PJP) atau route air navigation service yaitu pelayanan yang diberikan kepada penerbangan untuk penerbangan dalam negeri, penerbangan—_internasional__termasuk penerbangan lintas batas (border crossing flight) dan penerbangan lintas (over flying) b. — Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) adalah pelayanan yang diberikan kepada penumpang pesawat udara sejak memasuki kawasan terminal Bandar Udara hingga meninggalkan terminal Bandar Udara, c. Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan dan penyimpanan pesawat udara (PIP4U) adalah : 1) Pelayanan Jasa Pendaratan adalah pelayanan yang diberikan terhadap pesawat udara yang mendarat di Bandar Udara; 8 2) — Pelayanan Jasa Penempatan adalah pelayanan yang diberikan untuk penempatan pesawat udara di tempat terbuka di Bandar Udara; 3) Pelayanan Jasa_—penyimpanan adalah pelayanan yang diberikan —_terhadap penyimpanan pesawat udara di dalam hanggar. d. — Sewa-sewa adalah pelayanan jasa_penumpukan barang di gudang lini 1 yang disediakan oleh penyelenggara Bandar Udara. BABU PENILAIAN KRITERIA KLASIFIKAST Pasal 7 Kriteria klasifikasi organisasi Unit Pelaksana Teknis Bandar Udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, diberi nilai maksimal sebesar 100 (bobot sebesar 100%) dengan pembagian sebagai berikut a. Komponen substantif nilai_ maksimal sebesar 100 dengan bobot sebesar 80%; b. Komponen penunjang nilai maksimal sebesar 100 dengan bobot sebesar 20%. Pasal 8 Rincian —_ penilaian/pembobotan komponen _ substantif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 sebagai berikut a. Komponen jasa angkutan udara dengan bobot sebesar 30%, terdiri dari unsur : 1) Jumlah penumpang datang, berangkat dan transit dalam 1 (satu) tahun, diberi bobot sebesar 10%; 2) Jumlah kargo dan pos intemasional dan domestik dalam 1 (satu) tahun dalam kilogram diberi bobot sebesar 5%; 3) Jumlah pergerakan pesawat datang, berangkat dan transit dalam 1 (satu) tahun diberi bobot sebesar 15%. b. Komponen pelayanan lalu lintas di Bandar Udara dengan bobot sebesar 25%. c. Komponen fasilitas dan daya tampung Bandar Udara dengan bobot sebesar 30%, terdiri dari unsur : db Kapasitas Bandar Udara diberi bobot sebesar 7,5%; 2) Fasilitas Elektronika dan Listrik Penerbangan diberi bobot sebesar 7,5%; 3) Fasilitas Security diberi bobot sebesar 7,5%:; 4) PKP-PK diberi bobot sebesar 7,5%. d. — Penggunaan dan Fungsi Bandar Udara dengan bobot sebesar 5%, terdiri dari unsur : 1d Hirarkhi Fungsi Bandar Udara diberi bobot sebesar 2,5%; 2) — Penggunaan Fungsi Bandar Udara diberi bobot, sebesar 2,5%. e Sumber Daya Manusia Operasional/Fungsional dengan bobot sebesar 10%. Pasal 9 Rincian _penilaian/pembobotan _komponen _ substantif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 sebagai berikut : a Sumber Daya Manusia Administrasi dengan bobot sebesar 25%; Anggaran diberi bobot sebesar 25%; PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) diberi bobot sebesar 50% yang terdiri dari : 1) Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan dan Penyimpanan Pesawat Udara (PJP4U) diberi bobot sebesar 12,5%; 10 2) Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PIP2U) diberi bobot sebesar 12,5%; 3) Pelayanan Jasa Penerbangan (PJP) diberi bobot sebesar 12,5%; 4) Sewa-sewa dan lain-lain diberi_bobot sebesar 12,5%. Pasal 10 Tata cara penghitungan nilai untuk tiap-tiap komponen dan unsur dari kriteria klasifikasi organisasi Unit Pelaksana Teknis Bandar Udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dan Pasal 8 tercantum dalam Lampiran Peraturan ini, BABIV KLASIFIKASI Pasal 11 (1) Penetapan klasifikasi organisasi Unit Pelaksana ‘Teknis Bandar Udara dilakukan berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh pada Bandar Udara yang bersangkutan, (2) Klasifikasi organisasi_ Bandar Udara yang diselenggarakan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara terdiri dari : a. Bandar Udara Kelas I; b. Bandar Udara Kelas II; ©, Bandar Udara Kelas II; d. Bandar Udara Kelas IV; e. Bandar Udara Non Kelas (Satker).. 3) Jumlah angka _penilaian untuk masing-masing Klasifikasi organisasi Unit Pelaksana Teknis Bandar Udara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ditetapkan sebagai berikut : a. Bandar Udara Kelas I, nilai lebih dari 76,49; i b. Bandar Udara Kelas I, nilai antara 57,38 sampai dengan 76,49; c. Bandar Udara Kelas III, nilai antara 38,26 sampai dengan 57,37; d. Bandar Udara Kelas IV, nilai antara 19,15 sampai dengan 38,25; e. Bandar Udara Non Kelas (Satker), nilai kurang dari 19,15 dan tidak/ atau belum ada kegiatan operasional penerbangan —serta Bandar Udara baru yang belum dilakukan Klasifikasi. BAB V KETENTUAN LAIN-LAIN DAN PENUTUP Pasal 12 Bagi Unit Pelaksana Teknis Bandar Udara Kelas I tertentu, berdasarkan pertimbangan-pertimbangan khusus antara lain memiliki wilayah kerja yang berbatasan dengan negara lain, aspek politis, ekonomis dan sosial budaya serta_letak geografis, dapat ditetapkan sebagai Unit Pelaksana Teknis Bandar Udara Kelas I Khusus. Pasal 13 Kriteria klasifikasi organisasi Unit Pelaksana Teknis Bandar Udara ditinjau dan dievaluasi kembali dalam waktu paling Jama 5 (lima) tahun, Perubahan atas kriteria klasifikasi orga si Unit Pelaksana Teknis Bandar Udara menurut Peraturan ini ditetapkan oleh Menteri Perhubungan setelah mendapat persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara Pasal 15 Dengan berlakunya peraturan ini maka Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 36 Tahun 1993 tentang Kriteria Klasifikasi Bandar Udara dinyatakan tidak berlaku, 12 Pasal 16 Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : JAKARTA Pada Tanggal 12 Pebruari 2008 MENTERI PERHUBUNGAN ttd Ir. JUSMAN SYAFII DJAMAL Salinan Peraturan ini disampaikan kepada : Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara; Menteri Keuangan; Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan; Kepala Badan Kepegawaian Negara; Direktur Jenderal Anggaran Departemen Keuangan,Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, Para Direktur Jenderal dan Para Kepala Badan di Jingkungan Departemen Perhubungan; 7. Para Kepala Biro di lingkungan Sekretariat Jenderal Departemen Perhubungan ay eeNe Salinan regmi sesuaidengan aslinya Kepala iro Hukym dan KSLN 13 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN Nomor — : KM. 6 Tahun 2008 Tanggal —: 12 Pebruari 2008 TATA CARA PENGHITUNGAN KRITERIA KLASIFIKASI UNIT PELAKSANA TEKNIS BANDAR UDARA 1. UMUM 1. Penilaian kriteria klasifikasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bandar Udara didasarkan pada beban kerja dari masing — masing Unit Pelaksana Teknis bandar Udara sesuai dengan kondisi dan data di lapangan. 2, Beban kerja dimaksud tercermin dari data substantif dan data penunjang Data substantif terdiri dari : a. Komponen jasa angkutan udara selama satu tahun yang meliputi : 1) Jumlah penumpang (datang, berangkat, transit) dalam satu tahun. 2) Jumlah kargo dan pos yang meliputi jumlah muatan dalam bagasi, kargo dan pos baik internasional dan domestik dalam satu tahun perkilogram. 3) Jumlah pergerakan pesawat dalam perhitungan pertahun. b. Komponen pelayanan lalu lintas udara yang meliputi pelayanan : 1) tingkat pelayanan APP; 2) tingkat pelayanan ADC; 3) tingkat pelayanan AFIS; 4) tingkat pelayanan unattended. c. Komponen fasilitas dan kegiatan operasional bandar udara meliputi 1) Kapasitas bandar udara yang terdiri dari panjang landasan dalam kode angka, bentang sayap dan jarak antar roda dalam kode huruf. 2) Fasilitas elektronika yang dikelompokkan dalam kelompok VI, V, IV, M11, Wdan T 3) Fasilitas security dikelompokkan dalam kelompok F, E, D, C, B dan A. 4) Fasilitas PKP-PK dikategorikan dalam kategori X, XI, VIII, VII, VI, V. IV, 11, 111 dan 1 d. Komponen penggunaan dan fungsi bandar udara yang terdiri d: 1) hierarkhi fungsi bandar udara yang terdiri dari bandara pusat penyebaran dan bandar udara bukan pusat penyebaran; 2) penggunaan bandar udara yang meliputi bandar udara internasional dan bandar udara domestik. ce. Komponen jumlah sumber daya manusia operasional dalam satuan orang. 4, Data penunjang terdiri dari a. jumlah pegawai administrasi dalam satuan orang; b. jumlah anggaran dalam satu tahun dalam satuan rupiah pertahun; c. pendapatan negara bukan pajak yang terdiri dari : 1) PJPAU dalam rupiah pertahun; 2) PIP2U dalam rupiah pertahun; 3) PIP dalam rupiah pertahun; 4) sewa ~ sewa dalam rupiah pertahun. Dalam melakukan penilaian terhadap seluruh komponen menggunakan data dari seluruh Unit Pelaksana Teknis Bandar Udara Kelas II sebagai benchmark dengan mengabaikan data bandar udara kelas Utama dan Kelas I, dengan pertimbangan bahwa Bandar Udara Kelas I] dalam komponen jasa angkutan udara memberikan kontribusi yang lebih besar bila dibandingkan dengan kelas bandar udara lainnya yaitu meliputi 45 % untuk penumpang, 43% untuk pergerakan pesawat udara, 53 % untuk kargo dan pos. Pada saat dilakukan penilaian, jumlah Bandar Udara Kelas II sebanyak 17 (tujuh belas) bandar udara yaitu Bandar Udara Sultan Thaha — Jambi, Bandar Udara Padang Kemiling (Fatmawati) ~ Bengkulu, Bandar Udara Depati Amir — Bangka, Bandar Udara Buluh Tumbang (H.As. Hanandjoedin) — Tanjung Pandan, Bandar Udara Radin Inten II - Lampung, Bandar Udara Budiarto — Curug, Bandar Udara Tjilik Riwut — Palangkaraya, Bandar Udara Juwata - Tarakan, Bandar Udara Temindung ~ Samarinda, Bandar Udara Djalaluddin — Gorontalo, Bandar Udara Mutiara ~ Palu, Bandar Udara Wolter Monginsidi Kendari, Bandar Udara Sultan Baabullah — Ternate, Bandar Udara Mopah — Merauke, Bandar Udara Dominique Edward Osok ~ Sorong Daratan, Bandar Udara Wamena ~ Wamena dan Bandar Udara Nabire ~ Nabire. I TATA CARA PENILAIAN Data substantif dan data penunjang diuraikan dalam komponen ~ komponen yang terdiri dari unsur — unsur yang masing — masing diberi bobot prosentase (%) secara proporsional. Setiap unsur dicari nilai tengah, nilai interval dan nilai evaluasi Penetapan nilai tengah ditentukan dengan cara menjumlahkan seluruh data unsur/ sub unsur dari bandar udara Kelas I dibagi dengan jumlah bandar udara Kelas II (sebanyak 17 bandar udara), Data unsur / sub unsur Bandar udara Kelas Il Nilai Tengah Unsur/ Sub Unsur = — y righ bandar udara Kelas IT (17 bandara) Acuan yang dipilih untuk nilai tengah adalah 6. Nilai interval adalah nilai tengah unsur / sub unsur dibagi 6 a Nilai tengah unsur / sub unsu Nilai interval unsur / sub unsur = a Seluruh unsur dan sub unsur diberi nilai evaluasi/angka kredit paling tinggi 10. Komponen Jasa Angkutan Udara (30%) = a X 80% = 24% Penghitungan masing ~ masing unsur komponen jasa angkutan udara sebagai berikut a. Jumlah penumpang orang pertahun (10 %) = 10. % = 89 700 X 80% = 8% — —Nilai tengah jumlah penumpang Nilai interval jumlah penumpang a b, Jumlah kargo dan pos kilogram pertahun (5%) = 5 100, X 80% = 4% _ _Jumlah penumpang bandara kelas I Jumlah bandar udara kelas II (17 bandara) Nilai tengah jumlah penumpang _ _Nilai tengah jumlah penumpang 6 Nilai interval jumlah penumpang, c. Jumlah pergerakan pesawat pertahun (15 %) = 15 100 X 80% = 12% _ _Jumlah penumpang bandara kelas Il Jumlah bandar udara kelas II (17 bandara) Nilai tengah jumlah penumpang seasiit m Nilai tengah jumlah penumpan; Nila interval jumlah penumpang = —~—* SRB INN penimpane — Komponen Pelayanan Lalu Lintas Udara 25 % x 80% = 20 Pelayanan lalu lintas udara pada Unit Pelaksana Teknis Bandar Udara terdapat 4 (empat) tingkat pelayanan yaitu : a. APP diberi nilai (10 x 25 % x 80%) : 10 = 20 b. ADC diberi nilai (7,5 x 25 % x 80%) : 10 = 15 c. AFIS diberi nilai (5 x 25% x 80%) : 10 = 10 d. Unattended diberi nilai (2,5 x 25% x 80%) : 10 = 5 8 Komponen Fasilitas dan Daya Tampung Bandar Udara 30 % x 80% = 24 a, Kapasitas Bandar Udara 7,5 % x 30% x 80% =6 1) Panjang landasan 3,75 x 80% = - Kode 4 diberi nilai (10 x 3): 10=3 = Kode 3 diberi nilai (7,5 x 3) : 10= 2,25 - Kode 2 diberi nilai (5 x 3): 10= 1,5 = Kode I diberi nilai (2,5 x 3) : 10= 0,75 2) Bentang sayap 3,75 x 80% =3 - Kode F diberi nilai (10 x 3) : 10=3 - Kode F diberi nilai (9 x 3): 10 =2,7 - Kode D diberi nilai (8 x 3): 10= 2,4 - Kode C diberi nilai (7 x3): 10=2,1 - Kode B diberi nilai (6 x3): 10= 1,8 - Kode A diberi nilai (5 x 3): 10= 1,5 b. Fasilitas elektronika 7,5 x 80% = 6 1) Kelompok VI diberi nilai (10 x 6) : 10=6 2) Kelompok V diberi nilai (9 x 6): 10 = 5,4 3) Kelompok IV diberi nilai (8 x 6) : 10= 4,8 4) Kelompok Ill diberi nilai (7 x 6) : 10=4,2 5) Kelompok II diberi nilai (6 x 6) : 10 = 3,6 6) Kelompok I diberi nilai (5 x 6) : 103 c. Fasilitas security 7,5 x 80 % = 6 1) Kelompok F diberi nilai (10 x 6): 10 = 6 2) Kelompok E diberi nilai (9 x 6) : 10 3) Kelompok D diberi nilai (8 x 6) : 10 4) Kelompok C diberi nilai (7 x 6) : 10 5) Kelompok B diberi nilai (6 x 6) : 10 6) Kelompok A diberi nilai (5 x 6) : 10 d. Fasilitas PKP-PK 7,5 x 80% = 6 1) Kategori X diberi nilai (10 x 6) : 2) Kategori IX diberi nilai (9 x 6) : 10= 5,4 3) Kategori VIII diberi nilai (8 x 6) : 4) Kategori VII diberi nilai (7 x 6) 5) Kategori VI diberi nilai (6 x 6) : 10= 3,6 6) Kategori V diberi nilai (5 x 6) : 10=3 7) Kategori IV diberi nilai (4 x 6) : 10 = 2,4 8) Kategori III diberi nilai (3 x 6): 10= 1,8 9) Kategori II diberi nilai (2 x 6): 10 = 1,2 10)Kategori I diberi nilai (1 x 6) : 10 = 0,6 9. — Status Bandar Udara 5% x 80 = 4 a. Hierarkhi fungsi bandar udara 2,5% x 80 = 2 1) bandar udara pusat penyebaran diberi nilai 10 x2: 10=2 2) bandar udara bukan pusat penyebaran diberi nilai 5 x 2: 10 =1 b. Penggunaan bandar udara 2,5 % x 80 1) bandar udara internasional diberi nilai 10 x 2: 10=2 2) bandar udara domestik diberi nilai $x 2: 10=1 10. Sumber daya manusia operasional / fungsional 10 % x 80 = 8 . . _ _Jumlah SDM fungsional bandara kelas I Nilai tengah SDM fungsional Jumlah bandar udara kelas I (17 bandara) Nilai interval SDM Fungsional = —Nilai tengah SDM fungsional _ spM fungsional 11, Komponen Sumber Daya a, Pegawai Administrasi 25% x 20 % = 5 Jumlah SDM Administrasi bandara kelas I Nilai tengah SDM Administrasi = Jumlah bandar udara kelas Tl (17 bandara) Nilai interval SDM _ _Nilai tengah SDM Administrasi Administrasi 6 b. Anggaran 25 % x 20% = 5 Jumlah anggaran bandara kelas I Nilai tengah Jumlah Anggaran =~ Jumlah bandar udara kelas II (17 bandara) Nil Nilai interval jumlah anggaran = fenestra gg c. Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) 50% x 20% = 10 1) PIPAU 12,5% x 20% = 2,5 Jumlah PJP4U bandara kelas II Jumlah bandar udara kelas IT (17 bandara) Nilai tengah jumlah PJP4U Nila interval jumlah Pyp4us = —Nisitengah jumish PUPAU 2) PIP2U 12,5% x 20% = 2,5 Jumlah PJP2U bandara kelas II Nilai tengah jumlah PJP2U =~ Jumlah bandar udara Kelas II (17 bandara) Nila interval jumlah PIP2U = ili tenga jumlah PDP2U 3) PIP 12,5% x 20% =2,5 Jumlah PJP bandara kelas IL Nilai tengah jumlah PJP =~ Jumlah bandar udara kelas IT (17 bandara) Nilai interval jumlah PJP = —ilai ten "luna EE 4) sewa—sewa dan lain — lain 12,5% x 20% = 2,5 Jumlah sewa - sewa bandara kelas I Jumlah bandar udara kelas II (17 bandara) Nilai tengah jumlah sewa-sewa a , _ _Nilai tengah jumlah sewa ~ sewa Nilai interval jumlah sewa-sewa = : 12. Setelah nilai interval dari masing — masing unsur dan sub unsur didapat, selanjutnya disusun nilai untuk tiap - tiap unsur dan sub unsur dari nilai 1 sampai dengan nilai 10 sesuai dengan nilai interval, dimana nilai tengah menjadi nilai interval ke 6. 13. Nilai evaluasi ditentukan dengan cara mengalikan nilai masing ~ masing unsur atau sub unsur berdasarkan data masing — masing bandar udara sesuai intervalnya dengan bobot yang diberikan untuk unsur atau sub unsur dimaksud. Rumus penghitungan nilai evaluasi Nilai evaluasi = nilai unsur / sub unsur x bobot : 10 14, Apabila semua unsur dan sub unsur baik Komponen substantif maupun Komponen penunjang telah dihitung nilai evaluasinya maka dijumlahkan 15, seluruh nilai evaluasi tersebut sebagai dasar untuk menentukan nilai kelas bandar udara. Penentuan klasifikasi / kelas Unit Pelaksana Teknis Bandar Udara ditetapkan dengan cara sebagai berikut : a, menetapkan nilai interval kelas, yaitu nilai tertinggi dikuranginilai terrendah dibagi jumlah kelas UPT Bandar Udara yang diinginkan. Nila interval kelas _ __Nilai tertinggi — nilai terrendah _— Jumlah kelas bandar udara Batasan nilai minimal UPT Bandar Udara Kelas I ditentukan dengan cara Nilai Tertinggi dikurangi nilai interval kelas. Nilai minimal kelas I = Nilai tertinggi — Nilai interval kelas Batasan nilai minimal UPT Bandar Udara Kelas II ditentukan dengan cara Nilai minimal kelas I dikurangi nilai interval kelas. Nilai minimal kelas II = Nilai minimal Kelas I — Nilai interval kelas Batasan nilai minimal UPT Bandar Udara Kelas III ditentukan dengan cara Nilai minimal kelas II dikurangi nilai interval kelas. Nilai minimal kelas II = Nilai minimal Kelas II ~ Nilai interval kelas Batasan nilai minimal UPT Bandar Udara Kelas IV ditentukan dengan cara Nilai minimal kelas III dikurangi nilai interval kelas. Nilai minimal kelas IV = Nilai minimal Kelas III ~ Nilai interval kelas TILRINCIAN -NILAI_ = UNTUK ~— MASING-MASING = KOMPONEN PENGHITUNGAN KLASIFIKASI ORGANISASI BANDAR UDARA 1. KOMPONEN SUBSTANTIF a. Jasa angkutan udara 1). Jumlah penumpang pertahun (berangkat, datang, transit) JUMLAH PENUMPANG ORANG PERTAHUN Nal 276,121| _Keatas | _ 10 245,441 sid 276,120 9 214,761 sid 245,440 8 184,081 sid 214,760 7 153,401 sid 184,080 6 122,721 sid 153,400 5 2,041 | [122,720 | 4 361 040 3 30,681 | sd | 61,360 2 [sid | 30,680 1 2), Jumlah kargo dan pos dalam kg pertahun (berangkat, datang, transit) ~ JUMLAH KARGO DAN POS NLA DALAM KILOGRAM PERTAHUN : 8,416,531 | _ Keatas 10 7481361 sid 8,416,530 9 | 6,546,191 sid 7,481,360 8 5,611,021 sid 6,546,190 Z 4,675,851 sid 5,611,020 6 3,740,681 sid 4,675,850 5 2,805,511 sid 3,740,680 4 1,870,341 sid 2,805,510 3 935,171 sid | 1,870,340 2 1 sid 935,170 1 3). Jumlah pergerakan pesawat pertahun (berangkat, datang, transit). JUMLAH PERGERAKAN PESAWAT ” EA PERTAHUN = 8,281 | Keatas _ 7361| sid | 8.280 6441] sid | 7,360 5,521 vd 6,440 4,601 sid 5,520, Ja] ~}20},0]5} 3,681 sid 4,600 3 2,761 sid 3,680 4 1,841 sid 2,760 3 921 sid 1,840 2 — 1 sid 920 1 b. Pelayanan Lalu Lintas Udara. NO JENIS PELAYANAN NILAT | a._| APP 10 b. | ADC 75 c._| AFIS — 3 d._| UN-Attended 25 c. Fasilitas dan Daya Tampung Bandar Udara 1) Kapasitas Bandar Udara a) Kode Angka KODE |_ PANJANG LANDASAN NILAI * Kode 4 1.800 m <= X_ 10 * Kode 3 1200mX 25 b) Kode Huruf KODE BENTANG SAYAP_| JARAK ANTAR RODA | NILAI * Kode 65mX 45m>X 5 2) Fasilitas Elektronika dan Listrik Penerbangan. NO JENIS FASILITAS a a) | Kelompok VI 10 (1) Fasilitas Komunikasi Penerbangan : VHF A/G, ATIS, VSCS, RECORDER, AMSC, VSAT/ RADIO LINK, DS/IDD, HF-SSB, AMHS, ATN, VHF DATA LINK, AIDC (2) Fasilitas Navigasi Penerbangan; NDB,VOR,DME,SBAS, ILS, RVR, GBAS, SMGS. (3) Fasilitas Bantu Pendaratan : Signals, Apron Flood Light, Obstruction Light, Taxi Guidance Sign, Rotating Beacon, PAPI/T-VASIS, R/W Edge Light, RW End Light, T/W Edge Light, T/W Light, T/H Light, Apron Edge Light, RTIL, PALS, SQFL,TDZ Light, R/W Centre Line Light, T/W Centre Line Light, Stop Bar Light. (4) Penunjang Fasilitas Penerbangan dan Operasi Bandar Udara : Intercom, Telepon PABX, Public Address (PAS), IGCS, FIDS, Alarm System, AMC, GSE (Ground Support Equipment). (5) Fasilitas Penunjang Penerbangan : Power Supply (PLN > 3000 Kva, Genset > 3000 Kva, JTM-20 KY, JTR-220/380V(Control Power Automatic), AC Central, AC Split, ADGS dan Sirene b) Kelompok V (1) Fasilitas Komunikasi Penerbangan : VHF A/G, ATIS, VSCS, RECORDER, AMSC, VSAT / RADIO LINK, DS / IDD, HE-SSB, AMHS, ATN, VHF DATA LINK, AIDC. (2) Fasilitas Navigasi Penerbangan NDB,VOR,DME,SBAS, ILS, RVR, GBAS. (3) Fasilitas Bantu Pendaratan : Signals, Apron Flood Light, Obstruction Light, Taxi Guidance Sign, Rotating Beacon, PAPI, R/W Edge Light, R/W End Light, T/W Edge Light, T/H Light, Apron Edge Light, MALS, RTIL, PALS, SQEL. (4) Penunjang Fasilitas Penerbangan dan Operasi Bandar Udara : Intercom, Telepon PABX, Public Address (PAS), IGCS, FIDS, Alarm System, AMC, GSE (Ground Support Equipment), (5) Fasilitas Penunjang Penerbangan : Power Supply (PLN 1.000 s/d 3.000 Kva, Genset 1,000 s/d 3000 Kva, JTM-20 KV, JTR-220/380V(Control Power Automatic), AC Central, AC Split dan Sirene Kelompok IV (1) Fasilitas Komunikasi Penerbangan : VHF A/G, ATIS, VSCS, RECORDER, AMSC, VSAT / RADIO LINK, DS / IDD, HF-SSB, AMHS, ATN, VHF DATA LINK, AIDC. (2) Fasilitas Navigasi Penerbangan : NDB, VOR,DME,SBAS, ILS, RVR, GBAS. (3) Fasilitas Bantu Pendarat - 10 Signals, Apron Flood Light, Obstruction Light, Taxi Guidance Sign, Rotating Beacon, PAPI, R/W Edge Light, R/W End Light, T/W Light, T/H Light, Apron Edge Light, MALS, RTIL, PALS. (4) Penunjang Fasilitas Penerbangan dan Operasi Bandar Udara : Intercom, Telepon PABX, Public Address (PAS), IGCS, FIDS. (5) Fasilitas Penunjang Penerbangan : Power Supply (PLN 250 s/d 1,000 Kva, Genset 250 s/d 1000 Kva, JTM 6 KV, JTR-220/380V(Control Power Automatic), AC Split, dan Sirene. ad Kelompok Il (J) Fasilitas Komunikasi Penerbangan VHF A/G, ATIS, VSCS, RECORDER, TTY, VSAT, DS, HF- SSB, AMHS, ATN, VHF DATA LINK. (2) Fasilitas Navigasi Penerbangan : NDB,VOR,DME, (3) Fasilitas Bantu Pendaratan : Signals, Apron Flood Light, Obstruction Light, Sign Board, Rotating Beacon, PAPI, R/W Edge Light, R/W End Light, ‘T/W Edge Light, T/H Light, Apron Edge Light, Mals dan RTIL. (4) Penunjang Fasilitas Penerbangan dan Operasi Bandar Udara : Intercom, Telepon PABX, Public Address (PAS), IGCS, (5) Fasilitas Penunjang Penerbangan : Power Supply (PLN 80 s/d 250 Kva, Genset 80 s/d 250 Kva, JTM-6 KV, JTR-220/380V,Control Power Automatic), AC Split dan Sirene. a Kelompok II (1) Fasilitas Komunikasi Penerbangan : VHF A/G, HF-SSB (2) Fasilitas Navigasi Penerbangan : NDB (3) Fasilitas Bantu Pendaratan : Signals, Apron Flood Light, Obstruction Light, Sign Board, Gun Light, Rotating Beacon, PAPI. (4) Penunjang Fasilitas Penerbangan dan Operasi Bandar Udara : Intercom, Public Address (PAS). (5) Fasilitas Penunjang Penerbangan : Power Supply (PLN 50 s/d 80 Kva, Genset 50 s/d 80 Kva, ITR-220/380V,Control Power Automatic), AC Split dan Sirene. Kelompok I (1) Fasilitas Komunikasi Penerbangan VHF A/G, HF-SSB uw @) Fasilitas Navigasi Penerbangan NDB (3) Fasilitas Bantu Pendaratan : Wind Cone, Apron Flood Light, Obstruction Light, Sign Board, Gun Light. (4) Penunjang Fasilitas Penerbangan dan Operasi Bandar Udara : Intercom, Public Address (PAS). (5) Fasilitas Penunjang Penerbangan : Power Supply (PLN 10 s/d 50 Kva, Genset 10 s/d 50, JTR- 220V,Solar Cell, Control Power Manual), AC Window dan Sirene. 3) Fasilitas Security NO __JENIS FASILITAS Nilai a) Kelompok F Metal Detector (WIMD), Hand Held Metal Detector, Explosive Detector, CCTV & Monitoring System, X Ray Baggage, X Ray Cabin, X Ray Cargo, Electronic Gate, ACC Control, Electronic Parameter, Handy Talky, Radio,Mobil Patroli, Motor Patroli 10 b) Kelompok E Metal Detector (WTMD), Hand Held Metal Detector, Explosive Detector, CCTV & Monitoring System, X Ray Baggage, X Ray Cabin, X Ray Cargo, Electronic Gate, ACC Control, Electronic Parameter, Handy Talky, Radio.Mobil Patroli, Motor Patroli Kelompok D Metal Detector (WIMD), Hand Held Metal Detector, Explosive Detector, CCTV & Monitoring System, X Ray Baggage, X Ray Cabin, Electronic Gate, ACC Control, Electronic Parameter, Handy Talky, Radio,Mobil Patroli, Motor Patroli_ d) Kelompok C Metal Detector (WTMD), Hand Held Metal Detector, Simple | CCTY, X Ray Baggage, X Ray Cabin, Handy Talky, Radio.Mobil | Patroli, Motor Patroli 9 Kelompok B Metal Detector (WTMD), Hand Held Metal Detector, Simple CCTV, X Ray Cabin, Handy Talky, Radio, Mobil Patroli, Motor Patroli Kelompok A Metal Detector (WTMD), Small Conveyor, Hand Held Metal Detector, Handy Talky, Mobil Patroli, Motor Patroli 12 4) Fasilitas PKP - PK NO JENIS FASILITAS - NILAT a) [KATEGORI X 10 Min | Minimum Kendaraan | Peralatan Tambahan Kebutuhan PKP-PK - air dalam JENIS | IML TENIS IML kendaraan (Ltr) 48.200 FOAM 4 | Ambulance 4 TENDER Nurse Tender 4 TIPE I ‘Command Car 1 3. | Skin Nozzle 2 FOAM Breathing Aparatus | 10 TENDER Baju Tahan Api 15 TIPE HL 1 | BajuTahanPanas | 5 Resucitator 4 RIVCA Megaphone 4 TIPE TL 1 | Radio Kom 16 Bak Air 1 RIV Mock UP 1 TIPEIV Smoke House 1 b)_| KATEGORIIX 9 36.400 FOAM | 3 | Ambulance 3 TENDER Nurse Tender 2 TIPE! ‘Command Car 1 2 | Skin Nozzle 2 FOAM Breathing Aparatus | 8 TENDER Baju Tahan Api 10 TIPE I 1 | Baju Tahan Panas | 44 Resucitator 2 RIVCA Megaphone 4 TIPE Il 1 | Radio Kom 10 | Bak Air 1 | RIV Mock UP. 1 | TIPE IV Smoke House 1) ©) | KATEGORI Vill - - 8 22.300 FOAM 3. | Ambulance 3 TENDER Nurse Tender 2 TIPEI Command Car 1 2 | Skin Nozzle 2 FOAM Breathing Aparatus | 8 TENDER Baju Tahan Api 10 TIPE Ih 1_|BajuTahan Panas | 44 13 Resucitator 2 RIVCA Megaphone 4 TIPE TL Radio Kom 10 Bak Air 1 RIV Mock UP. 1 TIPEIV Smoke House 1 @)_| KATEGORI VII 18.200 FOAM ‘Ambulance 2 TENDER Nurse Tender 1 TIPEI Command Car 1 Skin Nozzle 2 FOAM Breathing Aparatus | 6 TENDER Baju Tahan Api 8 TIPE IL Baju Tahan Panas | 30 Resucitator 2 RIVCA Megaphone 3 TIPE I Radio Kom 10 Bak Air 1 RIV Mock UP 1 TIPE IV Smoke House 1 ©)_| KATEGORI VI 11.800 FOAM ‘Ambulance 2 TENDER Nurse Tender 1 TIPEI Command Car 1 Skin Nozzle | 2 FOAM. Breathing Aparatus | 4 TENDER BajuTahan Api | 6 TIPE II Baju Tahan Panas | 22 Resucitator | 2 RIV Megaphone 2 TIPEIV Radio Kom 10 Bak Air 1 Mock UP \4 Smoke House La ® | KATEGORIV_ a 8.100 FOAM, Ambulance } 1 TENDER Nurse Tender 1 TIPE IL Command Car | 1 Skin Nozzle | 2 RIVCA Breathing Aparatus | 2 TIPE BajuTahan Api | 2 Baju Tahan Panas | 15 Resucitator fo Megaphone 2 Radio Kom 4 14 Bak Air Mock UP Smoke House |e) KATEGORI IV 3.600 FOAM. TENDER TIPE II RIVCA TIPE I ‘Ambulance ‘Nurse Tender Command Car Skin Nozzle Breathing Aparatus Baju Tahan Api Baju Tahan Panas Resucitator Megaphone Radio Kom Bak Air Mock UP Smoke House Beeneee ee are h) KATEGORI III 1.800 RIVCA ‘TIPE I ‘Ambulance Skin Nozzle Breathing Aparatus Baju Tahan Api Baju Tahan Panas Resucitator Megaphone Radio Kom Bak Air Mock UP me eRe Nee KATEGORI II 1.000 RIV CA TIPE Ill ‘Ambulance Breathing Aparatus Baju Tahan Api Baju Tahan Panas Resucitator Megaphone Radio Kom Bak Air Mock UP as ee ewes 9 BO BS EY dD KATEGORI 350 RIV TIPEIV Ambulance Breathing Aparatus Baju Tahan Api Baju Tahan Panas Resucitator Megaphone Radio Kom Reeanne 15 d. Status Bandar Udara 1), Hirarkhi Fungsi Bandar Udara a) Bandar Udara Pusat Penyebaran b) Bandar Udara Bukan Pusat Penyebaran 2). Penggunaan Fungsi Bandar Udara a) Bandar Udara Internasional b) Bandar Udara Domestik e, Sumber Daya Manusia Operasional / Fungsional Nilai 10 Nilai 10 Nilai INTERVAL SUMBER DAYA MANUSIA OPERASIONAL / FUNGSIONAL 55 | Keatas NILAT 49] sid [54 43 sid | 48 37] sid [42 31 sid | 36 25| sid | 30 19] sid | 24 Bl sid [18 1[ sd [6 a )ro]efalefaalee}o]s) 2. KOMPONEN PENUNJANG a. Komponen Sumber Daya 1) Pegawai Administrasi INTERVAL SUMBER DAYA MANUSIA ADMINISTRASI 82 | Keatas NILAL 10. Bl sd [81 64/ sid [72 55] sid | 63 46] sid | 54 37| sid | 45 28] sid | 36 19] sd [27 lo] s/d__| 18 1[ sd [9 He] feo] a|enlox| aloe! 16 2). Anggaran 3). INTERVAL ANGGARAN NILAT 33,166,768,501 | Keatas 10 29,481,572,001 | sid _| 33,166,768,500, 9 25,796,375,501 | _ s/d__| 29,481,572,000 8 22,111,179,001 | _s/d__ | 25,796,375,500 7 18,425,982,501 | sid | 22,111,179,000 | __ 6 14,740,785,001 | _s/d__ | 18,425,982,500 5 11,055,589,501| sid _| 14,740,786,000 4 7,370,393,001 | s/d__ | 11,055,589,500 3 3,685,196,501 | sid | 7,370,393,000 2 Dibawah | 3,685,196,500 1 PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak) a) PIP4U = INTERVAL PIPAU. Nilai 152,825,761 | Keatas 10 135,845,121 | s/d__ | 152,825,760 9 118,864,481 | s/d_—_| 135,845,120 8 101,883,841 | s/d__ | 118,864,480 7 84,903,201 | sid__| 101,883,840 6 67,922,561 | sid__| 84,903,200 5 50,941,921 | sid__| 67,922,560 - 4 33,961,281 | s/d__| 50,941,920 3 16,980,641 | _sid__ | 33,961,280 2 1] sid | 16,980,640 1 b) PIP2U INTERVAL PIPIU LAI 1,146,116,701 | Keatas 10 1,018,770,401 | sid __| 1,146,116,700 9 891,424,101 | s/d_| 1,018,770,400 8 764,077,801 | sid __| 891,424,100 - 7 636,731,501 | _sid__| 764,077,800 6 509,385,201 | s/d__| 636,731,500 3 382,038,901 | _s/d__| 509,385,200 4 254,692,601 | _s/d__| 382,038,900 3 127,346,301 |__s/d__ | 254,692,600 2 1] sid | 127,346,300 1 7 c) PIP INTERVAL PIP Nilai 99,690,031 | Keatas 10 88,613,361 | _s/d__ | 99,690,030 9 77,536,691 | _sid__ | 88,613,360 8 66,460,021 | _s/d__ | 77,536,690 7 55,383,351 | sid | 66,460,020 6 44,306,681 | _sid__| 55,383,350 5 33,230,011 | _sfd__ | 44,306,680 4 22,153,341 sid__| 33,230,010 3 11,076,671 | sid__ | 22,153,340 2 1] sd [11,076670 [| 1 d) Sewa dan lain-lain INTERVAL SEWA DAN LAIN LAIN Nilai 220,538,521 | Keatas _ 10 196,034,241 | s/d__| 220,538,520 9 171,529,961 | __sid__| 196,034,240 8 147,025,681 | sid | 171,529,960_ 7 122,521,401 | _s/d__[ 147,025,680 6 98,017,121 | sfd__ | 122,521,400 3 73,512,841] _sid___| 98,017,120 4 49,008,561 | sid__| 73,512,840 3 24,504,281 | sid | 49,008,560 oo 2 1 sd [24,504,280 1 MENTERI PERHUBUNGAN ttd Ir. JUSMAN SYAFI DJAMAL NIP. 120138360

You might also like