You are on page 1of 5

PINTU-PINTU REZEKI

Khutbah Pertama
َّ َ‫للاُ ف‬
َ‫ل‬ َّ ‫ن يَ ْه ِد َِّه‬َّْ ‫ت أَ ْع َما ِلنَا َم‬
َِّ ‫سيِِّئَا‬
َ ‫ن‬ َّْ ِ‫سنَا َوم‬ ِ ُ‫ن ش ُُر ْو َِّر أَ ْنف‬
َّْ ِ‫ستَ ْغف ُِرهَُّ َونَ ُع ْو َّذُ بِاللَِّ م‬ ْ َ‫ستَ ِع ْينُ َُّه َون‬
ْ َ‫ِل َنحْ َم ُد َُّه َون‬ َِّ ِ ‫إِنَّ ا ْل َح ْم ََّد‬
‫ع ْب ُدهَُّ َو َرسُ ْولُ َُّه يَا‬َ ‫ش َه َُّد أَنَّ ُمحَمدًا‬ ْ َ‫ْك لَهَُّ َوأ‬
ََّ ‫للاُ َوحْ َدهَُّ ََّل ش َِري‬َّ َّ‫ن لََّ إِلَـهََّ ِإل‬ َّْ َ‫ش َه َُّد أ‬
ْ َ‫ِي لَ َُّه أ‬
ََّ ‫ض ِل َّْل َفلََّ هَاد‬ ْ ‫ن ُي‬َّْ ‫ُم ِضلَّ لَ َُّه َو َم‬
َّ‫ن نَ ْفس‬
َّْ ِ‫اس اتقُوا َرب ُك َُّم الذِي َخلَ َقكُ َّْم م‬ َُّ ‫ن يَا أَيُّ ََّها الن‬ ْ ‫ْن آ َمنُوا ات ُقوا للاََّ حَقَّ ت ُ َقا ِت ِهَّ َو ََّل تَ ُم ْوتُنَّ إِلَّ َوأَ ْنت ُ َّْم ُّم‬
ََّ ‫س ِل ُم ْو‬ ََّ ‫أَيُّهَا ال ِذي‬
ََّ ‫ون ِب َِّه َواْألَ ْرحَا ََّم إِنَّ للاََّ ك‬
‫َان‬ ََّ ُ‫سا َءل‬َ َ‫سا ًَّء َواتقُوا للاََّ الذِي ت‬ َ ِ‫ِيرا َون‬ ً ‫ق مِ ْنهَا َز ْو َجهَا َو َبثَّ مِ ْن ُه َما ِرجَا ًَّل َكث‬ ََّ ‫َواحِ دَةَّ َو َخ َل‬
‫علَ ْيكُ َّْم َرقِيبًا‬
َ
‫ن يُطِ َِّع للاََّ َو َرسُو َلهَُّ فَقَ َّْد‬ ْ َ‫ح لَ ُك َّْم أ‬
َّْ ‫ع َمالَكُ َّْم َويَ ْغف َِّْر لَكُ َّْم ذُنُوبَكُ َّْم َو َم‬ َّْ ‫ص ِل‬ ََّ ‫يَا أَ ُّي ََّها الذ‬
َ ًَّ‫ِين آ َمنُوا ات ُقوا للاََّ َو ُقولُوا قَ ْول‬
ْ ُ‫سدِيدًا ي‬
‫ أَما بَ ْعد‬:‫از فَ ْوزً ا عَظِ ي ًما‬
ََّ َ‫ُف‬
َّ‫َّوكُل‬،َّ‫َا‬ ِ ‫َّـَّوشَرَّاأل ُ ُم‬
َ ‫ورَّ ُمحْ َدثَاتُه‬ َ ‫سل َم‬ ‫علَ ْيه‬
َ ‫َِّوآلهَّو‬
َ ُ ‫َّو َخي ُْرَّاَّْل َه ْديَِّ َهد‬،
َ َُّ‫ْيَّ ُمحَمدَّصَلىََّّللا‬ َ ‫ََّّللا‬
ِ ‫َاب‬ ْ َ‫فَ ِإنَّأ‬
ُ ‫ص َدقََّا ْل َحدِيثَِّ ِكت‬
‫َّوكُلَّض ََللَةَّفِيَّالنار‬، َ ‫َّوكُلَّ ِب ْدعَةَّض ََل َل ٌة‬،َّ
َ ‫ِ ُمحْ َدثَةَّ ِب ْدع ٌَة‬.
Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …
Sungguh banyak nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Nikmat yang paling besar adalah
nikmat Iman dan Islam. Tugas kita adalah mensyukurinya dengan terus memperbaiki ketakwaan kita
kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala. Allah Subhannahu wa Ta’ala memerintahkan di dalam Al
Quran Surah Ali Imran ayat 102
‫انَّالر ِجيم‬
ِ ‫ط‬َ ‫ِأَعُوذَُّ ِباِلَِّمِ نَ َّالش ْي‬
ْ ‫َّوأَ ْنت ُ ْمَّ ُّم‬
‫س ِل ُم ْون‬ َ َّ‫َيَاَّأَيُّهَاَّال ِذ ْينَ َّآ َمنُواَّاتقُوا‬
َ ‫للاَّحَقَّتُقَاتِه‬
َ ‫َِّولََّتَ ُم ْوت ُنَّ ِإل‬
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan
janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran: 102)
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada nabi akhir zaman, suri tauladan kita, dan yang
menjadi pembuka pintu surga di akhirat kelak, yaitu nabi besar kita Muhammad shallallahu ‘alaihi
wa sallam, begitu pula kepada para sahabat, dan para tabi’in serta setiap orang yang mengikuti
jejaknya dengan baik hingga akhir zaman.
Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …
Sesungguhnya di antara nama-nama Allah yang indah adalah Ar-Razzaq, Yang Maha Memberi
Rezeki. Dialah yang menanggung semua rezeki makhluk yang ada di semesta alam ini.

‫َّۚوه َُوَّالسمِ ي ُعَّا ْلعَلِيم‬


َ َّ‫َاَّوإِياكُ ْم‬ ِّ ِ ِِّ‫ُ َو َكأَي‬
ََّ ‫نَّمنَّدَابةَّلَّتَحْ مِ ل َُِّر ْزقَهَاََّّللاَُّيَ ْرزُ قُه‬

“Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Allah-lah
yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
[Quran Al-Ankabut: 60].
Jika binatang melata saja Allah yang menanggung rezekinya, apalagi manusia. Karena manusia
adalah makhluk yang Allah muliakan. Allah dudukkan lebih mulia dari semua makhluk ciptaan-Nya.
Tentu manusia lebih-lebih lagi Allah jamin rezeki untuk mereka. Namun demikian, bukan berarti
rezeki datang begitu saja tanpa usaha. Harus ada usaha nyata yang dilakukan untuk menjemput rezeki
tersebut. Allah Ta’ala memerintahkan manusia untuk mencari rezeki.

‫َّۖوإِلَ ْيهَِّالنُّشُور‬
َ َّ‫نَّر ْزقِ ِه‬ ً ُ‫َّاألَ ْرضَ َّذَل‬
ِّ ِ ِ‫ولَّفَا ْمشُواَّفِيَّ َمنَا ِك ِبهَاَّ َوكُ ُلواَّم‬ ْ ‫ُه َُوَّالذِيَّ َجعَلََّلَكُ ُم‬

“Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan
makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah)
dibangkitkan.” [Quran Al-Mulk: 15].

Karena itulah, kita manusia bertebaran di muka bumi dalam rangka membuka pintu-pintu rezeki. Ada
dua cara yang dituntunkan oleh Allah Ta’ala untuk membuka pintu-pintu rezeki tersbut. Ada cara
yang sifatnya qadari atau duniawi. Ada juga cara syar’i atau cara mencari karena faktor relijius.

Sebab duniawi, hal ini sudah kita ketahui. Seseorang berprofesi sebagai dokter, pedagang, pegawai,
petani, nelayan, dll. Ini adalah sebab-sebab duniawi. Seseorang mencari rezeki dengan usaha mereka.
Dengan kemampuan fisik yang telah Allah anugerahkan keapda mereka.

Sebab yang kedua adalah sebab yang sifatnya relijius atau ukhrawi. Yang pertama dari sebab ini
adalah doa. Dan doa adalah usaha. Sebagian orang terkadang menyepelekan doa, padahal doa bisa
jadi lebih ampuh dari usaha fisik yang dilakukan seseorang. Allah Ta’ala berfirman,

‫شك ُُرواَّلَه‬
ْ ‫َّوا‬
َ ُ‫ع ُبدُوه‬
ْ ‫ََّوا‬ ِّ ِ ِ‫ُفَا ْبتَغُواَّعِندَََّّللا‬
َ ‫َّالر ْزق‬

“Mintalah rezeki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya.” [Quran Al-
Ankabut: 17].

Banyak kaum muslimin berdoa, tapi mereka menjadikan doa adalah usaha terakhir. Bukan usaha
pertama. Semestinya yang dilakukan oleh seorang muslim adalah berdoa terlebih dahulu. Kemudian
ikuti doanya dengan melakukan usahanya nyata.

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …

Sebab yang kedua adalah bertakwa kepada Allah. Allah Ta’ala berfirman,

ُ ‫)َّويَ ْرزُ ْقهَُّمِ نْ َّ َحي‬


‫ْث ََّلَّيَحْ تَسِب‬ َ 2(َّ‫ََّّللاَّيَجْ عَلَّلهَُّ َم ْخ َر ًجا‬
َ ‫ق‬ ِ ‫ُ َو َمنَّيَت‬
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan
memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” [QS Ath-Thalaq: 2-3].
Mungkin rezeki mendatangi seseorang tanpa ia pikirkan dan rencanakan sebelumnya. Karena apa?
Karena dia bertakwa kepada Allah. Karena Dia menaati perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Jika seseorang mendapatkan rezeki dari jalan yang tak dia sangka-sangka, mudah-mudahan itu
sebagai tanda takwanya kepada Allah.

Sebab ketiga adalah menyambung silaturahmi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ساََّلَهَُّف ِْيَّأَثَ ِرهَِّ َف ْليَ ِصل‬ َ ‫ْ َمنْ َّأَحَبَّأَنْ َّيُ ْب‬


َ ‫س‬
َ ‫طَّلَهَُّف ِْي َِّر ْزقِه‬
َ ‫َّو ُي ْن‬،ِ

“Barangsiapa yang suka untuk dilapangkan rizkinya dan diakhirkan usianya (dipanjangkan
umurnya), hendaklah ia menyambung silaturrahim.” (HR. al-Bukhari).

Ini adalah sebab yang sangat utama dalam membuka pintu-pintu rezeki. Karena kita korbankan waktu
dan harta kita untuk menyambung silaturahmi. Kita berikan hadiah kepada kedua orang tua kita.
Kepada karib kerabat. Kepada kakak, adik, paman, bibi, dan kerabat dekat lainnya. Kita hubungi dan
telepon mereka. Ini semua adalah sebab-sebab yang dapat membuka pintu rezeki.

Betapa banyak orang yang sukses di dunia. Siapapun dia; seorang da’ikah, seorang dokter,
wirasuahawan, dll. Dia sukses. Ternyata rahasianya adalah dia menyambung silaturahmi.

Sebab lainnya adalah memerintahkan anak dan istri untuk mengerjakan shalat. Allah ta’ala berfirman,

‫َّۗوا ْل َعا ِق َبةَُّلِلت ْق َوى‬


ََّ َّ َ‫سأَلُكَ َِّر ْزقًاََّّۖنحْ نَُّ َن ْرزُ قُك‬
ْ َ‫علَ ْيهَاَّ ََّۖلَّن‬ َ ‫ص‬
َ َّ‫ط ِب ْر‬ َ ‫ٰ َوأْ ُم ْرَّأَ ْه َلكَ َّ ِبالص َل ِة‬
ْ ‫َّوا‬

“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam
mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu.
Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” [Quran Thaha: 132].

Perintahkan istri dan anak-anak kita untuk mengerjakan shalat. Perhatikan shalat mereka. Tatkala kita
sedang bekerja, atau sedang bersafar, kita telepon istri kita, kita telepon anak kita, kita cek apakah
mereka sudah mengerjakan shalat atau belum. Kita ingatkan mereka akan pentingnya shalat di awal
waktu. Sungguh ini adalah pintu-pintu rezeki. Allah katakan Dia tidak meminta rezeki kepada kita,
bahkan kitalah yang butuh rezeki dari Allah.

Sungguh termasuk kelalaian dan bentuk ketidak-perhatian seorang kepala keluarga adalah dia tidak
mengingatkan atau memperhatikan apakah keluarganya sudah shalat atau belum. Dan ini adalah pintu
rezeki.

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …

Pintu rezeki yang lainnya adalah sedekah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ص َدقَةٌَّمِ نْ َّ َمال‬
َ َّ ْ‫ٍ َماَّنَقَصَت‬
“Sedekah tidaklah mengurangi harta.” (HR. Muslim no. 2588).

Memang, secara kasat mata seseorang yang menyedekahkan uangnya, uangnya akan berkurang. Tapi
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan bahwa sedekah tidak mengurangi harta. Kita imani
sabda nabi ini. Kita benarkan beliau. Lalu, bagaimana cara uang dan harta itu bertambah? Semuanya
kita serahkan kepada Allah Ta’ala. Karena Allah Ta’ala sendiri yang menyebut sedekah itu dengan
sebutan meminjami Allah. Artinya Allah pasti membayar pinjaman-Nya.

‫َّوإَِّلَ ْيهَِّت ُْر َجعُون‬


َ ُ‫سط‬ َ ُ‫َّۚوَّللاَُّيَ ْق ِبض‬
ُ ‫َّويَ ْب‬ َ ًَّ‫ِيرة‬ ْ َ‫س ًناَّفَيُضَا ِعفَهَُّلَهَُّأ‬
َ ‫ضعَافًاَّ َكث‬ َ ‫ََّّللاَّقَ ْرضًاَّ َح‬
َ ُ‫َمنَّذَاَّالذِيَّيُ ْق ِرض‬
“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya
di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda
yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu
dikembalikan.” [Quran Al-Baqarah: 245].

Allah namakan sedekah dengan pinjaman, supaya hamba-hamba-Nya tahu bahwa Dia pasti akan
mengembalikan uangnya. Allah akan memberi ganti kepada-Nya. Bahkan melipat-gandakannya.
Sebagaimana ketika ada seorang yang kaya raya, mungkin suatu waktu dompetnya tertinggal. Di sana
ada kartu-kartu yang ia gunakan untuk melakukan transaksi. Karena tertinggal ia meminjam uang
dengan kita. Kita tahu ia seorang yang kaya raya, yang tidak mungkin tidak membayar pinjamannya.
Kemudian dengan yakin kita meminjami. Saat membayar, orang tersebut akan berterima kasih, dan
melebihkan uang hutangnya.

Karena itu, seorang hamba janganlah ragu. Allah itu al-Ghani Maha Kaya, asy-Syakur Maha
Bersyukur, dan Dia al-Jawwad Maha Dermawan. Dia akan memberikan balasan yang berlipat bagi
orang yang melakukan kebaikan.

Dalam sebuah hadits qudsi, Allah Ta’ala berfirman,

َ َّ ْ‫َّوتَعَالَىَّيَاَّا ْبنَ َّآ َد َمَّأَ ْنفِقْ َّأ ُ ْنفِق‬


‫علَيْك‬ َ َ‫َقَالَََّّللاَُّتَب‬
َ َ‫ارك‬

“Allah Tabaraka wa Ta’ala: Wahai anak Adam, berinfaklah, Allah akan mengganti infakmu.” (HR.
Bukhari no. 4684 dan Muslim no. 993).

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …


Untuk itu di akhir khutbah ini hendaknya seseorang berusaha menempuh cara-cara menjemput rezeki
yang sifatnya syar’i ini. Karena bisa jadi cara-cara seperti ini jauh lebih ampuh dalam menjemput
rezeki dibanding cara-cara duniawi, semoga dengan usaha kita itulah Allah Subhannahu wa Ta’ala
akan senantiasa menurunkan pertolonganNya kepada kita semua. Aamiin ya robbal ‘alamin
‫ِي َهذَا َوأَ ْ‬
‫ستَ ْغف ُِرَّ‬ ‫ت َوال ِذِّك َِّْر ا ْل َح ِكيْم‪ ُ،‬أَ ُق ْو َُّل َق ْول َّْ‬
‫ن اْآليَا َِّ‬ ‫آن ا ْلعَظِ ي ِْم‪َ ،‬ونَ َفعَن َّْ‬
‫ِي َوإِياكُ َّْم ِب َما فِ ْي َِّه مِ ََّ‬ ‫ِي َو َلكُ َّْم فِي ا ْلقُ ْر َِّ‬
‫للاُ ل َّْ‬
‫ك َّ‬ ‫ار ََّ‬
‫بَ َ‬
‫ِي َو َل ُك َّْم‪َّ.‬فَا ْ‬
‫ستَ ْغف ُِر ْوهُ‪ِ ،‬إنهَُّ ه ََُّو ا ْل َغ ُف ْو َُّر الرحِ يْم‬ ‫‪ُ،‬للاََّ ل َّْ‬
‫‪Khutbah kedua.‬‬
‫للاُ فَ َ‬
‫لَّ‬ ‫ن يَ ْه ِد َِّه َّ‬ ‫ت أَ ْ‬
‫ع َما ِلنَا‪َ ،‬م َّْ‬ ‫س ِِّيئَا َِّ‬
‫ن َ‬ ‫ن ش ُُر ْو َِّر أَ ْنفُ ِ‬
‫سنَا َومِ َّْ‬ ‫ستَ ْغف ُِر َّْه َونَعُو َّذُ ِبا َِّ‬
‫لل مِ َّْ‬ ‫ستَ ِع ْينُهَُّ َونَ ْ‬ ‫إِنَّ ا ْل َح ْم ََّد ِ َِّ‬
‫ِل نَحْ َم ُدهَُّ َونَ ْ‬
‫ش َه َُّد أَنَّ ُمحَمدًا َ‬
‫ع ْب ُدهَُّ َو َرسُ ْولُهَُّ‪َّ.‬‬ ‫ْك لَهَُّ َوأَ ْ‬ ‫ش َه َُّد أَ َّْ‬
‫ن ََّل إِلَ ََّه إِلَّ َّ‬
‫للاُ َوحْ َدهَُّ ََّل ش َِري ََّ‬ ‫ِي لَهَُّ‪َ َّ.‬وأَ ْ‬ ‫ض ِل َّْل فَ ََّ‬
‫ل هَاد ََّ‬ ‫ُم ِضلَّ لَ َُّه َو َم َّْ‬
‫ن يُ ْ‬
‫علَى آ ِل َِّه َوصَحْ ِب َِّه‪َّ.‬أَما َب ْعدُ؛‬
‫علَى ُمحَمدَّ َو َ‬ ‫َوالصلَ َُّة َوالس َ‬
‫ل َُّم َ‬
‫علَى ُمحَمدَّ‬ ‫س ِلِّ ُم ْوا تَ ْ‬
‫س ِل ْي ًما‪َّ.‬اَلل ُهمَّ َ‬
‫ص ِ َِّّل َ‬ ‫علَ ْي َِّه َو َ‬
‫صلُّ ْوا َ‬ ‫ي ِ‪ ،‬يَا أَيُّهَّا َ ال ِذي ََّ‬
‫ْن َءا َمنُ ْوا َ‬ ‫علَى الن ِب َِّّ‬ ‫ص ُّل ْو ََّ‬
‫ن َ‬ ‫للا َو َملَئِ َكتَ َُّه يُ َ‬
‫ِإنَّ ََّ‬
‫علَى آ َِّل ُمحَمدَّ‬
‫علَى ُمحَمدَّ ََّو َ‬ ‫علَى آ َِّل ِإب َْرا ِه ْي َم‪ِ ،‬إن ََّ‬
‫ك حَمِ ْي ٌَّد َم ِج ْي ٌَّد‪َ َّ.‬وبَ ِار َّْ‬
‫ك َ‬ ‫علَى ِإب َْرا ِه ْي ََّم َو َ‬ ‫علَى آ َِّل ُمحَمدَّ َك َما صَلي ََّ‬
‫ْت َ‬ ‫َو َ‬
‫ع َلى آ َِّل ِإب َْرا ِه ْي َم‪ِ ،‬إن ََّ‬
‫ك حَمِ ْي ٌَّد َم ِجيْد‬ ‫علَى ِإب َْرا ِه ْي ََّم َو َ‬
‫ْت َ‬
‫ارك ََّ‬
‫ٌ َك َما َب َ‬
‫ْبَّ‬
‫ْبَّ ُم ِجي ُ‬ ‫اء مِ ْن ُه َّْم َواْألَ ْم َوا َِّ‬
‫ت ِإنكَ َّسَمِ ْي ٌعَّقَ َِّري ٌ‬ ‫ت ْاألَحْ َي َِّ‬
‫ْن َوا ْل ُمؤْ مِ نَا َِّ‬
‫ت َوا ْل ُمؤْ مِ نِي ََّ‬ ‫ْن َوا ْل ُم ْ‬
‫س ِل َما َِّ‬ ‫اَلل ُهمَّ ا ْ‬
‫غف َِّْر ِل ْل ُم ْ‬
‫سلِمِ ي ََّ‬
‫وفَّ‬ ‫واَّربنَاَّ ِإنكَ َ‬
‫َّر ُء ٌ‬ ‫غ الَّلِل ِذ ْينَ َّآ َمنُ َ‬‫َّو َلَّتَجْ َعلَّْف ِْيَّقُلُ ْو ِب َناَّ َِّ‬
‫ان َ‬ ‫س َبقُ ْونَاَّ ِب ْ ِ‬
‫اِل ْي َم ِ‬ ‫غف ِْرَّلَ َن َ‬
‫اَّو ِ ِِل ْخ َوا ِننَاَّال ِذ ْينَ َّ َ‬ ‫َِّ‪,‬ربنَاَّا ْ‬
‫الدع ََوات َ‬
‫ابَّ‪َ ,‬ربنَاَّه َْبَّلَنَاَّمِ نْ َّأَ ْز َو ِ‬
‫اجنَاَّ‬ ‫َّرحْ َم ًةَّ ِإنكَ َّأَ ْنتَ َّا ْل َوه ُ‬ ‫غَّقُلُ ْو َبنَاَّ َب ْعدََّ ِإذَّْ َه َد ْيتَنَ َ‬
‫اَّو َه ْبلَنَاَّمِ نْ َّل ُد ْنكَ َ‬ ‫َرحِ ي ٌمَّ‪َ ,‬ربنَاَّلََّت ُِز ْ‬
‫اَّوت َْر َح ْمنََّاَّلَنَك ُْونَنَّمِ نَ َّال َخاس ِِري ََّ‬
‫ْنْ‪َّ.‬‬ ‫اَّو ِإنْ َّلَ ْمَّتَ ْغف ِْرَّلَنَ َ‬ ‫ظلَ ْمنَاَّأَ ْنفُ َ‬
‫س َن َ‬ ‫اَّ‪,‬ربنَاَّ َ‬ ‫َوذُ ِ ِّريا ِت َناَّقُرةََّأَ ْع ُين َ‬
‫َّواجْ َع ْلنَاَّ ِل ْل ُمت ِق ْينَ َّ ِإ َما ًم َ‬
‫علَىَّ‬
‫سلَ ٌمَّ َ‬ ‫بَّا ْلعِز ِةَّعَماَّ َي ِصفُ ْونَ َ‬
‫‪َّ،‬و َ‬ ‫َّر ِِّبكَ َ‬
‫َّر ِّ ِ‬ ‫س ْب َحانَ َ‬
‫ار‪ُ َّ.‬‬
‫اب الن َِّ‬ ‫سنَةًَّ َو ِقنَا َ‬
‫عذَ ََّ‬ ‫سنَةًَّ َوفِي اآلخِ َر َِّة َح َ‬
‫َربنَا آ ِتنَا فِي ال ُّد ْن َيا َح َ‬
‫بَّا ْلعَا َلمِ يْن‬
‫َّر ِّ ِ‬ ‫َّوا ْل َح ْمد ِ ِ‬
‫َُِّل َ‬ ‫‪َ.‬ا ْل ُم ْر َ‬
‫س ِل ْينَ َ‬
‫ي ِ يَ ِعظُ ُك َّْم لَعَل ُك ْمَّ‬
‫َآء َوا ْل ُمنك ََِّر َوا ْلبَ ْغ َّ‬
‫َن ا ْلفَحْ ش َِّ‬
‫َآئ ذِي ا ْلقُ ْر َبى َويَ ْنهَى ع َِّ‬ ‫ان َوإِيت َِّ‬ ‫س َِّ‬ ‫ِعبَا ََّد للاِ‪ ،‬إِنَّ للاََّ يَأ ْ ُم ُركُ َّْم بِا ْلعَ ْد َِّل َواْ ِِلحْ َ‬
‫ض ِل َِّه ُيعْطِ كُ َّْم َولَ ِذك َُّْر للاَِّ أَ ْكبَ َُّر ‪.‬أَق ِِمَّالص َلة‬
‫ن َف ْ‬‫سأَلُ ْوهَُّ مِ َّْ‬ ‫ن‪َ َّ.‬فاذْك ُُروا للاََّ ا ْلعَظِ ْي ََّم يَذْك ُْر ُك َّْم َوا َّْ‬ ‫َتَذَك ُر ْو ََّ‬

You might also like