You are on page 1of 6
Sep TSDC FUNGSI DETERMINAN Sebagaimana dinyatakan pada bagian pendahuluan bab ini, suatu “determ adalah suatu fungs? Khucus yang mengasosiasikan suatu bilangan real dengan « airiks bujursangkar, Pada subbab ini kita akan mendefinisikan fungsi ini dan menerapkannya untu matriks-matriks 2 x2 dan 3 x3, nan» | akan Menurut Teorema 1.4.5, matriks 2 x 2 a b Ac ec d dapat dibalik sika ad — be # 0. Peryatuan ad ~ he begitu sering muncul dalam matematika sehingga mendapst sebutan determinan (determinarit) dari matriks A dan inyatakar sebagai dei(A). Dengan notasi ini rumus untuk A“! yang diberikan pada Teorema 1.4.5 adalah 1 [a - © Get(A) [-e Salah satu tujuan dalam bab ini adalah untuk memperoleh analog dari rumus ini untuk matriks bujursangkar dengan ordo yang lebih tinggi. Untuk itu kita perlu memperluas Konsep determinan untuk matriks bujursangkar dengan berbagai ordo. Untuk melakukan kita membutuhkan beberapa hasil awal dari permutasi. Permutasi dari himpunan bilangan bulat atau integer {1, 2, .. . , n} adalah susunan integer-integer ini menurut suatu aturan tanpa adanya penghilangan atau pengulangan. Fnutasi: dari. figa ‘integeniss oe Untuk himpunan integer (1, 2, 3) terdapat 6 permutasi yang berbeda, yaitu 4,23) @13) G12 32 230) G2) ¢ CONTOH menyusun daftar permutasi secara sisteratis Satu metode yang paling mudah nntuk (permitation tree). Metode ini di- adalah dengan menggunakan pohon permutast ilusteasikan pada contoh berikut. CONTOHZEPS punan integer (1, 2, 3, 4). Buatlah daftar semua permutasi dari him Dipindai dengan CamScanner 21 Fungsi Determinan #9 © 91 Gambar 2.1.1 Penyelesaian. Perhatikan Gambar 2.1.1. Keempat titik yang bertanda 1, 2, 3, 4 pada bagian atas gambar mewakili semua pilihan yang mungkin sebagai bilangan pertama dalam permutasi. Ketiga cabang yang muncul dati titik-titik tersebut mewakili pilihan-pilihan yang mungkin untuk posisi kedua dalam permutasi. Jadi, jika permutasi dimulai dengan (2, -, ~+ —), tiga kemungkinan untuk posisi kedua adalah 1, 3 dan 4. Kedua cabang yang muncui dari setiap titik pada posisi kecua mewakili pilihan-pilihan yang mungkin watuk posisi ketiga. Jadi, jika permutasi dimulai dengan (2, 3, -, -), dua pilihan yang mungkin untuk posis! -ketiga adalah 1 dan 4. Akhimya, satu cabang yang muncul dari tiap titik pada posisi ketiga mewakili satu-satunya pilihan untuk posisi keempat. Jadi, jika permutasi dimulai dengan (2, 3, 4, -), maka satu-satunya pilihan untuk posisi keempat adalah 1. Permutasi- permutasi yang berbeda kini dapat disusun dengan menelusuri semua jalur yang mungkin pada “pohen” tersebut mulai dari posisi pertama hingga posisi terakhir. Melalui cara ini Kita mempéroteh daftar berikut ini. 23,4) 21,34) 124) 12,3) 243) 2143) @142) 413.2) 0.324 2364 @G2L4 4213) 342 2340 6240 423.0 0,423) 2413) G41,2) 43,12) 432 2430 6420) 4320) ’ Dari contoh ini kita lihat bahwa terdapat 24 permutasi untuk (1, 2, 3, 4). Hasil ini sebenarnya dapat diantisipasi tanpa perlu menyusun daftar permnutasinya dengan meng- gunakan argumientasi berikut. Karena posisi pertama dapat diisi dengan empat cara dan Kemudian posisi kedua dengan tiga cara, maka terdapat 4 + 3 cara untuk mengisi dua porisi pertama, Keimudian karena posisi Ketiga dapat diisi dengan 2 cara, maka terdapat i. 3 «2 cara untuk mengisi tiga posisi pertama, Akhimya, karena posisi terakhir hanya dapat diisi dengan 1 cara, ihaka terdapat 4+ 3+ 2+ 1 = 24 cara untuk mengisi selurvh tempat posisi. Secara umum, himpunan (1, 2,...,m) akan memiliki n(n ~ 1m ~ 2) "2+ 1 =n! permutasi yang berbeda. ita akan menyatakan permutasi umum dari himpunan (1, 2, . . . , n} sebagai Guedy «+ «,J,) Di sini, j, adaich integer pertama dari permutasi,j, adalah integer keds, dan seterusnya, Suata inversi (inversion) atau pembalikan dikatakan terjadi dalam syatu pesmutasi (jy jp «+ » 4) like integer yang lebih besar mendabului yang lebih kecil Jumlah total inversi yang terjadi dalam permutasi dapat diperoleh sebagai berikut: (1) tentukan banyaknya integer yang lebih kecil dari j, dan yang mengikuti j, dalam pemmutasi; (2) tentukan banyaknya integer yang lebih kecil dari j, dan yang mengikuti J, dalam permutasi. Lanjutkan proses penghitungan ini untuk jy, ««»jny- Jumfah dari Vilangan-bilangan ini akan merupakan total banyaknya invers ini dalam permutasitersebut Dipindai dengan CamScanner CONTOH 3 Menghitueg.tnversi: i berikut: ‘Tentukan banyaknya inversi pada pecmutasi-permutasi @ 613459 2443 © 234) (a) Banyoknya inversi adalah S+C+ 14441 (b) Banyaknya inversi adalah 1 +2 + 0 = 3. (©) Tidak ada inversi untuk permutasi ini. : | | | | Penyelesaian. | tokan genap (even) jika total banyaknya inversi adalah inveger J genap dan diatakan ganjil (cd) ke total banyaknys inversi adalah integer gi SSeS CONTOH. ‘abel berikut ini mengklasifikasikan herbagai permutasi dari 2, i i | ee gai i dari {1, 2, 3} sebagai genap (1, 2, 3) e genap 3,2) 1 ganjil 2.1, 3) 1 ganjil 2,3,1) 2 genap @, 1,2) 2 genap 220 3 ganjil ’ Detina peerminy Svatu hasilkali elementer (elemeniary product) dari suatd , 2 Xn, adalah hasilkali dari n entri dari z i mails 4 a aie ha nentri dari A, yang tidak satu pun berasal da Buatlah daftar semuz hasilkaii elementer dari matriks-matriks My 3 a ay, 33 @ fu se ‘ lex en} © : i Gq 933] | ’cnyel ic ., state | halen ‘kee oe setiap hasilkali elementer meiiliki dua faktor dan karen? Gala tea et dari aris yang berbeds, mckn hasilkali elementer dapat ditulis yy. Dipindai dengan CamScanner 2.1 Fungsi Determinan © © © 93 di mana ttik-titik kosong menunjukkan nomor kolom. Karena tidak ada dua faktor dalam hasilkali tersebut yang berasal dari kolom yang sama, maka nomor kolom haruslah 12 atau 2 1. Jadi hasitkali elementer hanyalah a,,a)) dan 4,05). Penyelesaian (b). Karena setiap hasilkali elementer memiliki tiga faktor, yang masing- masing berasal dari baris yang berbeda, hasilkali elementemnya dapat ditulis dalam bentuk 0-4-5. Karena tidak ada dua faktor dalam hasilkali tersebut yang berasal dari kolom yang sama, maka nomor kolom tidak mengalami pengulangan; sebagai konsekuensinya. ral Aomor-nomor tersebut harus membentuk permutasi dari himpunan (1, 2, 3). Pecmutasi 31 = 6 ini menghasilkan daftar hasilkali elementer berikut. MiMras3 ——y2My1M33 yf yy 9419343) 4297395) — : Seperti yang ditunjukkan pada contoh ini, suatu matriks A, n x n, memiiiki n! hasilkali elementer, Hasitkali elementer tersebut adalah hasilkali berbentuk ayy, dy, ... yj di mane (fy jy... , j,) adalah permutasi dari himpunan (1, 2,...,n). Sementara itu hasilkali elemenier bertanda dari A (signed elementary product from A) adalah hasilkali elementer ay, ay,... a, dikalikan dengan +1 atau -1. Kita menggunakan tanda + jika (j,, j, j,) adalan permutasi genap dan tanda — jika (j,, jy...» J,) > [ar 2 13 - @) i a () Jar. aan ag 14 fos ie 3, a3 ayy Penyelesaian. @ asincet Elenienter’ Bertanda_ ant 702, @) i202) (21,3) Banjil M8132, 4341 230 genap 420330, a G12) genap 4221032 0430390, 3, 2, 1) ganjil Ay 990y1 * Dipindai dengan CamScanner i inan. Kini kita akan mendefinisikan fungst determil rcangkar. Fungsi determ:nan (determingy kita mendefinisikan det(A) sebagai jumy, iari A. Angka det(A) disebut determingy Misalkan A adalah suatu matrike tai function) dinotasikan dengat det oe i 4 semua hasilkali elementer berian Mengace: pada Conoh 6, kita memperote ay 2 (a) det t ay| 2 q Hy 42 3 (b) det | apy aay 93 | = Mrrttoa4s3 *412%25431 + 43421432 ge ae #39 y ~ 24291433 — 8 %392 ’ Agar tidak perlu mengingat pernyataan yang terlalu rumit ini, Anda dianjurkaa untuk menggunakan alat bantu daya ingat, sebagaimana diberikan pada Gambar 2.1.2 ‘Rumus pada Contoh 7 bagian (a) diperoleh dari Gambar 2.1.2a dengan cara mengalikan entri-entri dengan arah panah ke kanan dan mengurangkannya dengan hasil perkaljan ari entri-entri dengan arah panah ke kiri. Rumus pada Contoh 7 bagian (b) diperoleh dengon menyalin kembsii kolom pertama dan kedua sebagaimana diperlihatken pata Gambar 2.1.2b. Selanjutnya determinan dihitung dengan menjumlahkan hasilkali-hasilkali pada panah yang mengorah ke kanan dan mengurangkannya dengan hasilkali-hasilkali pada panah yang mengarah ke Kiri. {@) Determinan dari matriks 2 x 2 (b) Determinan dari matriks 3 x 3 Gambar 2.1,2 Hitunglah determinan dari | | af . l¢ 2] dan B= Penyelesaian, L Dengan menggunakan etude pada Gambar 2.1.2a kita memperoleh det(a) = (3-2) - CD) = -10 Dipindai dengan CamScanner 21 Fungsi Determinan © © © 95 Dengan menggunakan metode pada Gambar 2.1.2b kita memperoleh det(B) = (45) + (84) + (96) — (105) — (48) — (72) = 240 Peringatan, Perlu ditekankan bahwa metode yang ditunjukkan pada Gambar 2.1.2 tidak dapat digunakan untuk menghitung determinan dari matriks 4 x 4 atau matriks yang lebih besar. Notasi dan Istilah Kami akan menutup subbab ini dengan meme} komentar mengenai istilah dan notasi. Pertama, simbol |A| adalah nowasi alternatif untuk det(A), Sebagai contoh, determinan dari suatu matriks 3 x 3 dapat ditulis sebagai Hy 2 a3 4 a2 a3 det| az, a2 a3) ata fay ayy a3 Las1 32 433, 32353 Determinan dari matriks A pada Contoh 8 dengan: menggunakan notasi kedua dapat ditulis sebagai (st |4 2 Pada hakekatnya, determinan dari suatu matriks adalah suatu bilangan. Namun demikian, seringkali istilah tersebut "disalahgunakan” dan istilah “determinan” mengacu pada matriks yang determinannya dihitung. Jadi, kita mngkin menyebut Eg 4-2 sebagai suatu determinan 2 y. 2 dan menyebut 3 sebagai entri pada baris pertama dan kolom pertama dari determinan. Akhimya, kita mencatat bahwa determinan dari A seringkali ditulis secara simbolis sebagai |--10 @ di mana Z menunjukkan bahwa suku-suku harus dijumlahken untuk semua permotasi j,) dan tanda + ats — dipilih untuk setiap suku tergantung pada apakah permntasinya genap atau ganjil, Notasi ini berguna jika definisi dari suatu determinan perlu ditekankaa. CATATAN, Penghitungan determinan secara langsung seswai dengan definisi akan me- nimbulkan kesnlitan penghitungan, Sesungguhnya, menghitung suatu determinan 4 x 4 secara langsing akan meiibatkan penghitungan 4! = 24 hasilkali elemeater bertanda, dan suatu determinan 10 x 10 akan membutubskar penghitungan 10! = 3.628,800 hasilkali elementer bertanda, Komputer digital yang tercepat sckalipun tidak dapat menangani penghitungan determinan 25 X 25 dengan metode ini dalam waktu yang singkat. Oleh karena itu, sebagian besar dari bab ini akan ditujukan untuk mengembangkan sifat-sifat dari determinan yang akan mempermudah penghitungannya, Dipindai dengan CamScanner

You might also like