You are on page 1of 20

PT.

INDO BESI ENERGI UTAMA


Jl. A. Yani No. 12 RT. 05 Tamiang Layang, Barito Timur,
Kalimantan Tengah
PROPOSAL TUGAS AKHIR (TA-400)

I. JUDUL
Pelaksanaan tugas akhir merupakan salah satu studi lapangan dalam
perkuliahan pada Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung.
Penulis berencana akan melaksanakan tugas akhir yang berlokasi di Kecamatan
Tamiang Layang, Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah, dimana
dalam pelaksanaan Tugas akhir ini, penulis berencana mengambil judul:
“Batas Striping Ratio (SR Limit) Terhadap Model Geologinya Pada
Kegiatan Eksplorasi Pendahuluan Batubara Di PT. Indo Besi Energi Utama,
Kecamatan Tamiang Layang, Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan
Tengah”.
Adapun judul yang penulis ajukan diatas pada saat tugas akhir yang akan
dilaksanakan dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada di
lapangan.

II. LATAR BELAKANG


Laju perkembangan pembangunan dari sektor ekonomi serta teknologi
pemanfaatan sumberdaya alam semakin meningkat, hal ini sejalan dengan
semakin tingginya laju pertumbuhan penduduk serta tingkat permintaan dan
pemenuhan kebutuhan pasar baik domestik maupun internasional. Sumberdaya
alam bahan galian berupa batubara menjadi salah satu jenis produk yang paling
tinggi tingkat penggunaan dan permintaannya, sebagai salah satu energi
alternatife pengganti sumberdaya alam hidrocarbon (minyak dan gas), yang
semakin menipis cadangannya di Indonesia.
Kegiatan eksplorasi dan eksploitasi batubara saat ini mencapai titik
tertinggi kegiatannya, hal ini dilakukan guna mencukupi kebutuhan konsumen
yang terus meningkat serta inventarisasi bahan galian untuk mengetahui bentuk
sebaran maupun jumlah kandungan cadangannya.
Batubara merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui (Non-
Renewable Resources), namun potensi batubara saat ini mampu menyaingi
peranan minyak bumi. Melihat hal tersebut kegiatan eksplorasi sebagai langkah
awal dalam suatu tahapan penambangan dirasa perlu dilakukan yang nantinya
PT. INDO BESI ENERGI UTAMA
Jl. A. Yani No. 12 RT. 05 Tamiang Layang, Barito Timur,
Kalimantan Tengah
dari data – data yang ada dan setelah pengkajian yang matang kegiatan
selanjutnya diharapkan dapat dilakukan sampai proses produksi atau
penambagan.

III. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui batas striping
ratio dengan menggunakan model geologi pada eksplorasi pendahuluan
batubara di PT. Indo Besi Energi Utama, Kecamatan Tamiang Layang,
Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah.
Sedangkan tujuan yang hendak dicapai dari kegiatan penelitian ini
yaitu :
1. Mengetahui jumlah sumber daya batubara dari data hasil eksplorasi
dengan menggunakan pemodelan geologi.
2. Mengetahui tingkat kelemahan dan kelebihan dari pemodelan
tersebut untuk mengetahui batas striping rationya.

IV. RUANG LINGKUP MASALAH


Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup
permasalahan yang terdiri atas :
a. Survey permukaan dengan cara mengamati singkapan batubara
yang terdapat pada lokasi KP dan memprediksi arah sebaran
batubaranya dengan pengamatan jurus dan kemiringan batubara
tersebut.
b. Dilakukan juga pengambilan contoh batubara pada singkapan yang
ditemui serta dilakukan deskripsi pada lapisan sebelum dan setelah
lapisan batubara.
c. Selanjutnya pemboran dan pengambilan sample serta perhitungan
cadangan.
d. Mengidentifikasi kondisi di bawah permukaan dari hasil pemboran
dengan menganalisa Coring dari hasil pemboran.
PT. INDO BESI ENERGI UTAMA
Jl. A. Yani No. 12 RT. 05 Tamiang Layang, Barito Timur,
Kalimantan Tengah
V. ANGGAPAN DASAR
Anggapan dasar pada penelitian ini adalah:
1. Pengambilan conto batubara pada hasil kegiatan pemboran yang
dilakukan serta pendeskripsian hasil pemboran inti (Coring) merupakan
kegiatan yang dianggap penting karena validasi data dari hasil pemboran
inti untuk dikorelasikan sebagai acuan untuk estimasi sumberdaya.
2. Suatu kegiatan eksplorasi dianggap baik apabila sasaran yang di
rencanakan oleh seorang geologist dapat di laksanakan dengan sebaik-
baiknya.
3. Kegiatan pemboran dianggap baik apabila adanya pemantauan dan
kordinasi dari seorang master bor di lapangan.

VI. METODA PENELITIAN


Metodelogi penelitian yang digunakan yaitu menggunakan metode
pendekatan analisis deskriptif, dimana penelitian deskriptif adalah suatu
penelitian yang dilakukan pada taraf atau kajian dan analisis semata – mata ingin
mengungkapkan suatu gejala/pertanda keadaan sebagaimana adanya
(Drs.Supardi, MM, 2005). Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan
prosedur sebagai berikut :
1. Studi Literatur yaitu , Melakukan studi di perpustakaan dengan membaca
literatur yang berkaitan seperti mengumpulkan data yang tidak terdapat di
lapangan dan data-data lain yang bisa menjadi nilai tambah terhadap topik
yang dibahas
2. Melakukan studi lapangan
a. Observasi yaitu, melakukan pengamatan langsung di lapangan
terhadap kegiatan pemboran inti di PT. Indo Besi Energi Utama.
b. Wawancara yaitu, melakukan pencatatan hasil tanya jawab
(interview) di lapangan dengan pihak-pihak terkait di PT. Indo Besi
Energi Utama.
3. Pengolahan Data
4. Pembahasan
5. Kesimpulan dan Saran
PT. INDO BESI ENERGI UTAMA
Jl. A. Yani No. 12 RT. 05 Tamiang Layang, Barito Timur,
Kalimantan Tengah

VII. DASAR TEORI


7.1 Pengertian Batubara
Menurut Standar Nasional Indonesia (1998), batubara adalah akumulasi
material organik yang berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang telah melalui proses
kompaksi, ubahan kimia dan proses metamorfosis oleh peningkatan panas dan
tekanan selama perioda geologis. Definisi batubara menurut buku Coal Geology
and Coal Technology karangan Colin R. Ward tahun 1984, batubara adalah
batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan yang
telah terkonsolidasi di bawah tekanan dan suhu tinggi dalam waktu yang lama
sekali.
Unsur inherent terdiri batubara terdiri dari macerals dan mineral matter.
Komposisi dan perbandingan keduanya mencerminkan susunan dari material
asal, dan mengindikasikan tipe batubara. Derajat diagenesa dari coalification
yang dialami batubara akibat tektonik dan burial menentukan tingkat batubara.
7.1.1 Kelas dan Jenis Batubara
Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh
tekanan, panas dan waktu, batubara umumnya dibagi dalam lima kelas: antrasit,
bituminus, sub-bituminus, lignit dan gambut (Diessel 1981).
• Antrasit adalah kelas batubara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan
(luster) metalik, mengandung antara 86% - 98% unsur karbon (C) dengan
kadar air kurang dari 8%.
• Bituminus mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan berkadar air 8-10%
dari beratnya. Kelas batubara yang paling banyak ditambang di Australia.
• Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh
karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan
bituminus.
• Lignit atau batubara coklat adalah batubara yang sangat lunak yang
mengandung air 35-75% dari beratnya.
• Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang
paling rendah.
7.1.2 Lingkungan Pengendapan Batubara
PT. INDO BESI ENERGI UTAMA
Jl. A. Yani No. 12 RT. 05 Tamiang Layang, Barito Timur,
Kalimantan Tengah
Batubara merupakan hasil dari akumulasi tumbuh-tumbuhan pada kondisi
lingkungan pengendapan tertentu. Akumulasi tersebut telah dikenai pengaruh-
pengaruh synsedimentary dan post-sedimentary. Akibat pengaruh-pengaruh
tersebut dihasilkanlah batubara dengan tingkat (rank) dan kerumitan struktur
yang bervariasi.
Diessel, 1992 mengemukakan terdapat 6 lingkungan pengendapan
utama pembentuk batubara yaitu gravelly braid plain, sandy braid plain, alluvial
valley and upper delta plain, lower delta plain, backbarrier strand plain, dan
estuary, sedangkan Galloway mengemukakan 4 sistem lingkungan pengendapan
batubara yaitu sistem alluvial fan, fluvial, shore-zone dan sistem delta. Tiap
lingkungan pengendapan mempunyai asosiasi dan menghasilkan karakter
batubara yang berbeda.
Tabel 7.1
Environment Coal Characteristics, Gordon et.al, 1983
Environment Subenvironment Coal Characteristics
Gravelly braid Bars, channel, overbank mainly dull coals, medium to
plain plains, swamps, raised bogs low TPI, low GI, low sulphur
mainly dull coals, medium to
Bars, channel, overbank
Sandy braid plain high TPI, low to medium GI,
plains, swamp, raised bogs,
low sulphur
Channels, point bars, mainly bright coals, high TPI,
Alluvial valley and
floodplains and basins, medium to high GI, low
upper delta plain
swamp, fens, raised bogs sulphur
Delta front, mouth bar, mainly bright coals, low to
Lower deltaplain splays, channel, swamps, medium TPI, high to very
fens and marshes high GI, high sulphur
transgressive : mainly bright
coals, medium TPI, high GI,
Off-, near-, and backshore,
Backbarrier high sulphur
tidal inlets, lagoons, fens,
strand plain regressive : mainly dull
swamp, and marshes
coals, low TPI and GI, low
sulphur
Channels, tidal flats, fens and mainly bright coal with high
Estuary
marshes GI and medium TPI
PT. INDO BESI ENERGI UTAMA
Jl. A. Yani No. 12 RT. 05 Tamiang Layang, Barito Timur,
Kalimantan Tengah

Gambar 7.1
Lingkungan Pengendapan Batubara (Imam Budi Raharjo, 2006)

7.2 Sumberdaya
7.2.1 Klasifikasi Sumberdaya dan Sumberdaya Batubara
Menurut kamus istilah Teknik Pertambangan Umum (DJPU, 1994)
• Sumberdaya Mineral / Batubara adalah endapan mineral berharga yang
terdapat disuatu wilayah, baik yang sudah diketahui maupun yang masih
bersifat potensi.
• Sumberdaya adalah kumpulan cebakan bahan galian yang mempunyai
nilai ekonomis untuk ditambang.
7.2.2 Penghitungan Sumber Daya
Berbagai metode penaksiran atau penghitungan sumberdaya telah
dikembangkan dari metode konvensional (klasik) yang manual sampai metode
geostatistik dengan komputer. Tingkat ketelitian dari metode geostatistik lebih
tinggi ketelitiannya dan kesalahannya lebih kecil jika dibandingkan dengan
metode konvensional. Walaupun demikian metode klasik masih digunakan pada
beberapa jenis sumberdaya terutama pada tahap awal eksplorasi.
Hasil akhir dari kegiatan eksplorasi sumberdaya bahan galian dalam
penentuan ekonomis atau tidak suatu bahan galian dapat ditambang salah
satunya adalah menentukan besarnya sumberdaya sampai dengan sumberdaya
bahan galian. Dalam perhitungan sumberdaya dan sumberdaya tersebut dapat
PT. INDO BESI ENERGI UTAMA
Jl. A. Yani No. 12 RT. 05 Tamiang Layang, Barito Timur,
Kalimantan Tengah
dilakukan dengan berbagai macam metoda yang ada. Dalam suatu penaksiran
data lapangan dari hasil eksplorasi harus merupakan cerminan kondisi geologi
dan karakter/sifat dari batuannya sesuai dengan tujuan evaluasinya.
Selain hal tersebut, suatu penaksiran harus didasarkan kepada data
faktual yang diolah / diperlakukan secara objektif. Metoda penaksiran yang
digunakan harus dapat memberikan hasil yang dapat diuji ulang atau diverifikasi.
Kemajuan dalam teknologi perangkat keras dan lunak komputer saat ini
menjadikan media digital sebagai media pilihan untuk penggambaran dan
pemetaan. Bila gambar dan peta tersimpan dan tersajikan secara digital
menggunakan paket-paket program terapan kelompok CAD ataupun GIS, maka
hitungan panjang, luas dan volume dari suatu gambar ataupun peta bisa
diperoleh dengan mudah menggunakan program-program yang disediakan.
Gambar yang akan dihitung luasnya bisa berupa gambar potongan, gambar
kawasan yang dibatasi oleh poligon atau kawasan yang dibatasi oleh garis
kontur.
Bila penyimpanan dan penyajian menggunakan media konvensional
maka bisa dilakukan hitungan luas cara numeris, grafis, mekanikal-grafis,
mekanikal-grafis-digital. Hitungan luas cara grafis sangat dipengaruhi oleh
kestabilan media dan ketelitian Gambar Meskipun dalam teknik perhitungan
dapat menggunakan penggaris, kertas milimeter block atau planimeter, tetapi
untuk pemakaian praktis sekarang ini dianjurkan hitungan panjang, luas dan
volume dilakukan secara numeris menggunakan kalkulator berprogram ataupun
komputer berprogram.

7.3 Permodelan Sumberdaya


7.3.1 Penaksiran Sumberdaya
Penaksiran sumberdaya merupakan salah satu tugas terpenting dan
berat tanggung jawabnya dalam mengevaluasi suatu proyek pertambangan
karena semua keputusan-keputusan teknis amat tergantung padanya. Model
sumberdaya yang dibuat adalah pendekatan dari keadaan sumberdaya nyata
berdasarkan data/informasi yang tersedia dan masih mengandung
ketidakpastian.
Ada beberapa hal yang mendasari sehingga penaksiran sumberdaya
dianggap penting, antara lain :
PT. INDO BESI ENERGI UTAMA
Jl. A. Yani No. 12 RT. 05 Tamiang Layang, Barito Timur,
Kalimantan Tengah
1) Penaksiran sumberdaya merupakan taksiran dari kuantitas (tonase)
dan kualitas dari suatu sumberdaya.
2) Penaksiran sumberdaya memberikan perkiraan bentuk 3 dimensi
dari sumberdaya serta distribusi ruang (spatial) dari nilainya. Hal ini penting
untuk menentukan urutan atau tahapan penambangan yang pada gilirannya
akan mempengaruhi pemilihan peralatan dan Net Present Value (NPV) dari
tambang.
3) Jumlah sumberdaya menentukan umur tambang. Hal ini penting
dalam perancangan pabrik pengolahan dan kebutuhan infrastruktur lainnya.
4) Batas-batas kegiatan penambangan (pit limit) dibuat berdasarkan
taksiran sumberdaya. Faktor ini harus diperhatikan dalam menentukan lokasi
penambangan tanah atau batuan penutup dan tailing (waste dump & tailing
impoundment), pabrik pengolahan bijih, bengkel dan fasilitas lainnnya.
Syarat – syarat untuk dapat melaksanakan penaksiran sumberdaya suatu
daerah sumberdaya penambangan antara lain:
a) Suatu taksiran sumberdaya harus mencerminkan kondisi
geologis dan karakter atau sifat dari mineralisasi.
b) Penaksiran sumberdaya harus sesuai dengan tujuan dari
evaluasi suatu model sumberdaya yang akan digunakan untuk perancangan
tambang harus konsisten dengan metode penambangan dan teknik
perencanaan tambang yang akan diterapkan.
c) Taksiran yang baik harus didasarkan pada data faktual yang
diolah atau diperlakukan secara obyektif. Keputusan dipakai tidaknya suatu
data dalam penaksiran harus diambil dengan padanan yang jelas dan
konsisten. Tidak boleh ada pembobotan data yang semena-mena.
Pembobotan yang berbeda harus dilakukan dengan dasar yang kuat.
d) Metode penaksiran yang digunakan harus memberikan hasil
yang dapat diuji ulang atau diverifikasi. Tahap pertama setelah penaksiran
sumberdaya selesai dilakukan adalah memeriksa atau mengecek taksiran
kadar blok (untuk penambangan kecil). Hal ini dilakukan dengan
menggunakan data pemboran (komposit atau assay) yang ada disekitarnya.
Setelah penambangan dimulai, taksiran kadar dari model sumberdaya harus
diperiksa ulang dengan kadar dan tonase hasil penambangan yang
sesungguhnya.
PT. INDO BESI ENERGI UTAMA
Jl. A. Yani No. 12 RT. 05 Tamiang Layang, Barito Timur,
Kalimantan Tengah

7.3.2 Metode Penaksiran Sumberdaya


Prinsip umum dalam penaksiran sumberdaya adalah bagaimana
mendapatkan suatu nilai pengganti terbaik dari sejumlah perconto yang diambil
dari suatu badan mineral. Secara lebih spesifik kita ingin menaksir kadar pada
suartu lokasi dimana kita tidak memiliki data dengan menggunakan sejumlah
perconto yang letaknya dekat dengan lokasi terbentuk.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan antara lain metode
konvensional dan geostatistik. Metode konvensional dapat dibagi menjadi empat
kelompok, yaitu metode luas dan faktor rata-rata, metode blok-blok
penambangan, metode penampang, dan metode analitik.
Untuk memilih salah satu diantara metode itu diperlukan beberapa
pertimbangan, yaitu analisis sumberdaya, tujuan perhitungan sumberdaya,
system penambangan dan prinsip-prinsip dari interpretasi dan eksplorasi yang
dipakai.
Rumus-rumus yang digunakan untuk menghitung volume, tonase, faktor
rata-rata merupakan suatu pendekatan. Hal ini disebabkan bentuk dan ukuran
badan bijih yang tidak teratur, penyederhanaan geometris, interpretasi geologi,
dan asumsi dari variable-variabel yang tidak konsisten (Popoff,1966).
Hasil dari permodelan dan penghitungan sumberdaya ini juga sangat
berperan untuk memberikan analisis tentang apa yang akan kita lakukan
terhadap tambang baik itu tentang metoda penambangan yang akan digunakan,
batasan lokasi penambangannya (pit limit) atau bahkan perkiraan tentang umur
dari penambangan tersebut. Hasil tersebut dimungkinkan karena perkiraan umur
suatu penambangan akan dipengaruhi oleh jumlah sumberdaya yang ada.
Hal yang sedikit berbeda diberikan dalam pemodelan sumberdaya dan
penghitungan sumberdaya untuk batubara, langkah yang dilakukan akan lebih
kompleks dan spesiifik lagi. Hal ini disebabkan karena sumberdaya batubara itu
berbentuk lapisan-lapisan sehingga pemodelan dan perhitungan
sumberdayannya juga akan saling berhubungan yang berarti perkiraan
penambangannya tidak bisa hanya untuk satu seam lapisan batubara saja. Kita
dapat mengambil contoh, bahwa untuk permodelan dan perhitungan sumberdaya
batubara maka keadaan antar lapisan itu sangat diperhitungkan yang berarti bila
PT. INDO BESI ENERGI UTAMA
Jl. A. Yani No. 12 RT. 05 Tamiang Layang, Barito Timur,
Kalimantan Tengah
memungkinkan untuk pengambilan batubara pada satu seam apakah itu juga
memungkinkan untuk pengambilan seam selanjutnya. Hal ini kembali lagi pada
nilai ekonomis pada batubara tersebut yaitu apakah dengan batubara yang kita
ambil itu maka hasil penjualannya dapat mengganti biaya yang dikeluarkan untuk
pengambilanya. Inilah alasan yang membuat permodelan dan perhitungan
sumberdaya batubara menjadi sangat penting khusunya pada penambangan
batubara.
Secara umum permodelan sumberdaya dan perhitungan sumberdaya
batubara memerlukan data-data dasar sebagai berikut :
 Peta Topografi (skala 1 : 1.000)
 Data penyebaran singkapan batubara (skala 1 : 5.000)
 Data sebaran titik bor (skala 1 : 1.000)
 Peta Geologi (skala 1 : 5.000)

Keterkaitan antar seam sangat diperhatikan dalam pemodelan dan


perhitungan sumberdaya batubara maka data yang diperlukan pada permodelan
dan perhitungan sumberdaya batubara juga menjadi sangat kompleks.
Penggambaran persebaran batubara tidak hanya untuk satu lapisan saja
melainkan juga keseluruhan lapisan sehingga pada analisa akhir dapat
ditetapkan nilai sumberdaya yang potensial baik secara teknis maupun secara
ekonomis.
Pengolahan data yang harus kita lakukan juga sangat beragam,
tergantung mana yang dapat memberikan nilai yang lebih tepat. Tetapi tetap saja
pada permodelannya haruslah dapat menunjukkan semua segi dengan lengkap
dan tepat khususnya secara visual, baik itu tentang topografinya, gambaran tiap
seamnya baik roof atau floornya, dan gambaran ketebalan tiap lapisan serta data
tentang overburdennya.
Aplikasi penggunaan komputer untuk pengolahan datanya juga akan
sangat membantu dibanding dengan menggunakan pengolahan secara manual,
selain dari segi keakuratan yang jauh lebih teliti dengan menggunakan komputer.
Beberapa program aplikasi yang sering digunakan mampu memberikan
permodelan dan perhitungan secara langsung akan tetapi sering pula harus
memadukan kemampuan antara dua atau lebih program aplikasi.
PT. INDO BESI ENERGI UTAMA
Jl. A. Yani No. 12 RT. 05 Tamiang Layang, Barito Timur,
Kalimantan Tengah
Dalam menaksir suatu sumberdaya mineral, diperlukan suatu persyaratan
penaksiran data lapangan melihat pentingnya bahwa semua keputusan teknis
sangat tergantung pada data lapangan merupakan salah satu tugas penting dan
mempunyai tanggungjawab yang berat dalam evaluasi sumberdaya (resource).
Model data yang kita buat adalah pendekatan dari realitas, berdasarkan
data/informasi yang kita dapatkan di lapangan. Beberapa faktor yang
menentukan dalam perhitungan sumberdaya yaitu ;
1. Luas dan Ketebalan
2. Kadar dari pada Bahan Galian (bijih)
3. Berat jenis
4. Sebaran Bahan Galian (Endapan Mineral), dll
Validitas data berkaitan dengan tingkat keyakinan dari data geologi
terhadap suatu model akan tergantung dari ;
1. Jarak antar titik informasi
2. Konsep dalam pengkorelasian data
3. Tingkat ketelitian dalam mengidentifikasi struktur geologi

7.4 Metoda Penghitungan Sumberdaya Batubara


Kegiatan evaluasi data ini merupakan rangkuman antara studi awal dan
interpretasi lapangan dengan hasil analisis laboratorium sehingga diperoleh data
dan informasi yang lebih akurat, untuk selanjutnya diolah menurut rumusan-
rumusan pemetaan bahan galian golongan “A” dengan meliputi beberapa aspek
7.4.1 Penghitungan Potensi Sumberdaya Bahan Galian
Badan Standarisasi Nasional (BSN) telah menetapkan pembakuan
mengenai klasifikasi Sumberdaya Mineral dan Sumberdaya SNI No. 13-4726-
1998. Dalam pembakuan ini didefinisikan bahwa Sumber Mineral (mineral
resource) adalah endapan mineral yang diharapkan dapat dimanfaatkan secara
nyata. Sumberdaya mineral dengan keyakinan geologi tertentu dapat berubah
menjadi sumberdaya setelah dilakukan pengkajian kelayakan tambang dan
memenuhi kriteria layak tambang. Keyakinan geologi diperoleh berdasarkan
tahap penyelidikan sebagai berikut :
1. Survei Tinjau (reconnaissance) adalah tahap eksplorasi untuk
mengidentifikasi daerah berpotensi bagi keterdapatan mineral pada skala
regional berdasarkan hasil studi geologi regional, diantaranya pemetaan
PT. INDO BESI ENERGI UTAMA
Jl. A. Yani No. 12 RT. 05 Tamiang Layang, Barito Timur,
Kalimantan Tengah
geologi regional, pemotretan udara dan metoda tidak langsung lainnya, dan
inspeksi lapangan pendahuluan yang penarikan kesimpulannya berdasarkan
ekstrapolasi.
2. Prospeksi (Prospecting) adalah tahap eksplorasi pemetaan geologi untuk
mengidentifikasi singkapan, dan metoda yang tidak langsung seperti studi
geokimia dan geofisika. Paritan yang terbatas, pemboran dan pencontohan
mungkin juga dilaksanakan. Penghitungan kuantitas dihitung berdasarkan
interpretasi data geologi,geokimia dan geofisika.
3. Eksplorasi Umum (General Exploration) adalah tahap eksplorasi yang
merupakan delineasi awal dari suatu endapan yang teridentifikasi. Metoda
yang digunakan termasuk pemetaan geologi, pencontohan dengan jarak
yang lebar, membuat paritan dan pemboran untuk evaluasi pendahuluan
kuantitas dan kualitas dari suatu endapan. Interpolasi bisa dilakukan secara
terbatas berdasarkan metoda penyelidikan tak langsung.
4. Eksplorasi Terinci (Detailed Exploration) adalah tahap eksplorasi untuk
mendeliniasi secara rinci dalam 3 dimensi terhadap endapan mineral yang
telah diketahui dari pencontohan singkapan, paritan, lubang bor, shafts dan
terowongan. Jarak pencontohan sedemikian rapat sehingga ukuran, bentuk,
sebaran, kemenerusan, kuantitas dan kualitas serta ciri-ciri yang lain dari
endapan mineral tersebut dapat ditentukan dengan tingkat ketelitian yang
tinggi. Uji pengolahan dari pencontohan ruah (bulk sampling) mungkin
diperlukan.
Berdasarkan tahap penyelidikannya, Sumberdaya Mineral dikelompokkan
menjadi empat kategori, yaitu:
a) Sumberdaya Mineral Hipotetik (hypothetical mineral
resource) adalah sumberdaya mineral yang kuantitas dan kualitasnya
diperoleh berdasarkan perkiraan pada tahap Survai Tinjau.
b) Sumberdaya Mineral Tereka (inferred mineral resource)
adalah sumberdaya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh
berdasarkan hasil tahap Prospeksi.
c) Sumberdaya Mineral Terunjuk (indicated mineral resource)
adalah sumberdaya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh
berdasarkan hasil tahap Eksplorasi Umum.
PT. INDO BESI ENERGI UTAMA
Jl. A. Yani No. 12 RT. 05 Tamiang Layang, Barito Timur,
Kalimantan Tengah
d) Sumberdaya Mineral Terukur (measured mineral resource)
adalah sumberdaya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh
berdasarkan hasil tahap Eksplorasi Terinci.
Sedangkan yang dimaksud dengan cadangan (reserve) adalah endapan
mineral yang telah diketahui ukuran, bentuk, sebaran, kemenerusan, kuantitas
dan kualitasnya dan yang secara ekonomi, pemasaran, teknologi
(penambangan, pengolahan), kebijaksanaan pemerintah, hukum, lingkungan dan
sosial dapat ditambang pada saat perhitungan dilakukan. Sumberdaya
dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu:
1. Cadangan Terkira (probable reserve) adalah sumberdaya mineral terunjuk
dan sebagian sumberdaya mineral terukur yang tingkat keyakinan geologinya
masih lebih rendah, yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor
yang terkait telah terpenuhi, sehingga penambangan dapat dilakukan secara
ekonomis.
2. Cadangan Terbukti (proved reserve) adalah sumberdaya mineral terukur
yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah
terpenuhi, sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomis.
Dalam proses penambangan sering digunakan istilah atau jenis
sumberdaya sebagai berikut:
a. Sumberdaya geologi (geological reserve) adalah sejumlah
sumberdaya yang batas-batasnya ditentukan oleh suatu model geologi.
Dalam sumberdaya ini belum diperhitungkan faktor lain seperti prosentase
perolehan penambangan dan pengurang lainnya.
b. Sumberdaya dapat ditambang (mineable reserve) adalah
sejumlah sumberdaya yang secara teknis-ekonomis dapat ditambang. Faktor
seperti cut-of grade dan stripping ratio telah diperhitungkan.
c. Sumberdaya terambil (recoverable reserve) adalah sejumlah
sumberdaya dari mineable reserve yang telah memperhitungkan faktor
prosentase perolehan penambangan.
♦ Metoda Penghitungan Sumberdaya
Penghitungan sumberdaya secara konvensional dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu metoda plan (Planar Method) dan metoda penampang
(Sectional Method). Metoda plan meliputi metoda segi banyak (Poligonal
PT. INDO BESI ENERGI UTAMA
Jl. A. Yani No. 12 RT. 05 Tamiang Layang, Barito Timur,
Kalimantan Tengah
Method) atau metoda blok, metoda daerah pengaruh (Area Of Influence
Method), metoda segitiga (Trigonal Method).

a. Metoda Blok
Pada dasarnya, sebelum dilakukan Penghitungan sumberdaya, tubuh bijih
dibagi menjadi blok-blok berdasarkan lubang eksplorasi yang dibuat
sebelumnya.
• Penentuan blok sumberdaya menjadi
kelas sumberdaya
• Biasanya dilakukan pada awal
eksplorasi, dimana ketelitian belum tinggi
• Penghitungan parameter rata-rata
dengan arithmetic mean atau weighted mean
Keuntungan da kekurangan dari metoda blok antara lain :
Keuntungannya:
• Sederhana dan cepat
• Dapat dipisahkan menurut kualitas
Kekurangannya:
• Untuk perencanaan eksploitasi harus
ada kalkulasi kembali dengan pembuatan lubang eksplorasi yang lebih
rapat.
b. Metoda Daerah Pengaruh
• Pembuatan daerah pengaruh di sekitar
lubang eksplorasi.
• Daerah pengaruh antara dua lubang
eksplorasi setengah jarak dua titik itu.
• Penghitungan sumberdaya di sekitar
lubang eksplorasi.
• Penghitungan sumberdaya berdasarkan
kontur dalam (included area) atau kontur luar (extended area).
• Untuk lubang eksplorasi yang sudah
rapat.
PT. INDO BESI ENERGI UTAMA
Jl. A. Yani No. 12 RT. 05 Tamiang Layang, Barito Timur,
Kalimantan Tengah
• Untuk jenis endapan yang
variabilitasnya besar.

In c lu d e d A re a
E x t e n d e d A r e a

Daerah pengaruh dari titik


1 dengan Pola Bujur
Sangkar
a

Gambar 7.2
Daerah Pengaruh
c. Metoda Segitiga
• Metoda ini digunakan untuk blok
sumberdaya yang didasarkan oleh desain eksplorasi dengan menggunakan
cara segitiga atau acak.
• Penghitungan rata-rata (ketebalan,
kadar dls). Didasarkan dari setiap titik/ujung segitiga.
PT. INDO BESI ENERGI UTAMA
Jl. A. Yani No. 12 RT. 05 Tamiang Layang, Barito Timur,
Kalimantan Tengah

T i t i k B

T i t i k A
T i t i k C

L a p is a n
B a t u b a r a

Gambar 7.3
Metoda Segitiga

LST = {s(s - a)(s - b)(s - c)}1/2

s = ½ (a + b + c)

dimana :
a, b, dan c = titik-titik lubang bor
Tebal batubara = Tebal semu batubara × cos dip
Ketebalan rata-rata = (a + b+ c) m / 3
V = Luas ∆ × ketebalan rata-rata

d. Metoda Penampang
Metoda penampang digunakan untuk menghitung sumberdaya tubuh bijih
yang diselidiki dengan pola/desain eksplorasi berbentuk segiempat panjang
atau mengikuti pola yang mengikuti lintasan tertentu. Pada dasarnya, lubang
eksplorasi yang mengikuti pola lintasan akan membentuk suatu penampang,
sehingga penghitungan volume bagian tubuh bijih berdasarkan luas
penampang dan jarak antara kedua penampang. Metoda penampang (cross-
section) masih sering dilakukan pada tahap awal. Penaksiran secara manual
ini dipakai sebagai pembanding untuk memeriksa hasil penaksiran
menggunakan komputer. Rumus yang dapat digunakan dalam perhitungan
PT. INDO BESI ENERGI UTAMA
Jl. A. Yani No. 12 RT. 05 Tamiang Layang, Barito Timur,
Kalimantan Tengah
luas rata-rata (mean area) dipakai untuk endapan yang mempunyai
penampang yang uniform.

Luas Overburden Luas Overburden


Pada Penampang 2 Pada Penampang 3

Luas Overburden
Pada Penampang 1

Penampang 1 Penampang 2 Penampang 3

Jarak Penampang 1 dan 2 Jarak Penampang 2 dan 3

Gambar 7.4
Metoda Penampang
• Rumus Mean Area
( S1 + S 2 )
V =L
2
dimana ;
S1 : luas penampang 1
S2 : luas penampang 2
L : jarak antar penampang
V : Volume Sumberdaya

• Rumus Prismoidal
( S1 + 4 M + S 2 )
V=
6
dimana ;
S1S2 : luas penampang 1 & 2
M : luas penampang tengah
L : jarak antar penampang S1 dan S2
V : Volume Sumberdaya

e. Metoda perhitungan USGS, (Wood 1983)


PT. INDO BESI ENERGI UTAMA
Jl. A. Yani No. 12 RT. 05 Tamiang Layang, Barito Timur,
Kalimantan Tengah
Dengan penggolongan sebagai berikut :
1. Sumberdaya Terukur, yaitu dihitung dengan jarak 0 – 400 meter
2. Sumberdaya Terunjuk, dihitung dengan jarak total 400 – 1200 meter
3. Sumberdaya Tereka, dihitung dengan jarak total 1200 – 4800 meter
4. Sumberdaya Hipotetik, dihitung dengan jarak total dari 4800 meter hingga
batas wilayah kontrak sepanjang garis penyebaran endapan batubara
yang muncul ke permukaan hasil hipotesa.
VIII. WAKTU DAN RENCANA KEGIATAN
Adapun waktu pelaksanaan kegiatan penelitian ini direncanakan
dilakukan selama satu bulan yaitu pada awal bulan Januari 2011 sampai
dengan akhir bulan Januari 2011. Perincian jadual rencana tugas akhir
dapat kami susun sebagai berikut :

Januari
Jenis Kegiatan Minggu Minggu Minggu Minggu
1 2 3 4
Penetapan Pembimbing
Studi Pendahuluan
Studi lapangan
Pengolahan Data
Pembuatan Laporan

IX. PERMOHONAN FASILITAS


Untuk membantu kelancaran dalam pelaksanaan tugas akhir maka kami
sebagai pemohon sangat mengharapkan bantuannya dalam penyediaan
fasilitas-fasilitas, berupa :
1. Penginapan selama pelaksanaan kegiatan Tugas Akhir.
2. Konsumsi selama pelaksanaan kegiatan Tugas Akhir.
3. Akomodasi peserta selama pelaksanaan kegiatan Tugas Akhir.
4. Perlengkapan APD peserta selama pelaksanaan kegiatan Tugas Akhir.

X. PENUTUP
Demikianlah proposal ini saya buat sebagai acuan dalam
melaksanakan Tugas Akhir ini. Besar harapan saya akan bantuan
segenap direksi dan karyawan PT. Indo Besi Energi Utama, Kecamatan
PT. INDO BESI ENERGI UTAMA
Jl. A. Yani No. 12 RT. 05 Tamiang Layang, Barito Timur,
Kalimantan Tengah
Tamiang Layang, Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah.
demi kelancaran serta suksesnya pelaksanaan Tugas Akhir yang akan
penulis laksanakan.

DAFTAR PUSTAKA

S. Gafoer, Tc . Amin dan (and) J. Purnomo., 2007; Peta Geologi Lembar Lahat,
Sumatera Selatan skala 1 : 250.000, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi.
Sub Direktorat Eksplorasi Batubara & Gambut, 1990 ; Peta Sumber Daya
Batubara & Gambut Indonesia skala 1 : 5000.000
De Coster G.L., 1974 ; The Geologi of the Central Sumatera Basins, Proseding
Indonesian Petroleum Assoc., 4th Annual Conventionn.
Geoservice Report No. 12-0174, 2009; Recent Development in Indonesia Coal
Geologi, (Unpublished).
Koesomadinata,R.P.,dan hardjono.,1977;Kerangka sedimenter endapan
batubara Tersier Indonesia. Pertemuan ilmiah tahunan ke VI, IAGI.
Hardjono, dan Syarifuddin, 1991 ; Sumber Daya Batubara dan Gambut di
Indonesia, Direktorat Jendal Geologi dan Sumber Daya Mineral.
Marangin Simatupang, Soetaryo Sigit, 1992 : Pengantar Pertambangan
Indonesia, Asosiasi Pertambangan Indonesia.
Surono dan Suwarna, 2001;Geologi Formasi Pembawa Batubara di Beberapa
Cekungan Tersier Indonesia. Departemen Energi dan Sumber Daya
Mineral.
R.W. VAN BEMMELEN, 1949; The Geologi Of Indonesia, Economic Indonesia.
PT. INDO BESI ENERGI UTAMA
Jl. A. Yani No. 12 RT. 05 Tamiang Layang, Barito Timur,
Kalimantan Tengah

You might also like