You are on page 1of 4
MAJELIS KEHORMATAN ETIK KEDOKTERAN geet ig ted SF i if! epee tl i ie i 3 © ' i — Sev Df ate ha Matic af Sse Snore ree Ae Reza Bones, ot Sure Erle Dosowons, Sok 1 Gomur yer, Sp) Br Soma paras Bien 7 rn) * fe a. sas (MKEK) PUSAT IKATAN DOKTER INDONESIA 21-3150879— 9600277, Fax 3000473 SURAT KEPUTUSAN MAJELIS KEHORMATAN ETIK KEDOKTERAN, Nomor : 029/PB/K.MKEK/04/2021 TENTANG FATWA ETIK DOKTER DALAM AKTIVITAS MEDIA SOSIAL Demi keluhuran profesi kedokteran berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa MENIMBANG MENGINGAT MENETAPKAN KESATU @. Bahwa MKEK Pusat dimandatkan tugas dan wewenang untuk menerbitkan "Fatwa Etk Kedokteran’ dilema etk yang belum secara spesifik diatur dalam ‘Sumpah Dokter Indonesia dan Kode Etk Kedokteran Indonesia b. Bahwa internet dan media sosial sebagai bagian dari keniscayaan perkembangan teknologi telah digunakan dan dimanfaatkan oleh hampir seluruh _lapisan ‘masyarakat termasuk hampir selurun dokter di Indonesia c_ Bahwa belum ada paparan detil dan jelas pada Sumpah Dokter dan Kode Etk Kedokteran Indonesia terkait bagaimana etika aktivitas dokter menggunakan media sosial 4. Telah ada tulisan ilmiah yang membehas penggunaan media sosial oleh dokter yang diterbitkan dalam Jumal Etka Kedokteran Indonesia yaitu Prawiroharjo P, Libianty N. Tinjauan etika penggunaan media sosial oleh dokter. JE! -2017,1(1):31-34. Do: 1026880/jeki vtil7 yang. = dapat diundun http:/filmiah idvindex phpjjeki/article/download/7/6 1. UU Nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan atas UU No 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Permenkes no 1787/Menkes/PER/XIV2010 Permenkes tentang Rahasia medik Kode Etik Kedokteran indonesia pasal 10 dan 14 Anggaran Dasar IDI pasal 28 ‘Anggaran Rumah Tanga ID| pasal 21 ayat2 huruf d Pedoman Organisasi dan Tatalaksana IDI BAB ll huruf A. Pedoman Organisasi dan Tatalaksana MKEK ID! pasal 9 Artikel Prawiroharjo P, Librianty N. Tinjauan etka Penggunaan media ‘sosial olen dokter. JEKI 2017:1(1):31-34. Doi: 1028880eki.v1i.7; http lmiah idindex pho/ieki/article/download/7/6 © @ Nowaen MEMUTUSKAN Fatwa etik dokter dalam aktivitas media sosial sebagaimana termaktub dalam lampiran yang merupakan bagian tak terpisahkan dan Surat Keputusan MKEK ini Dipindai dengan CamScanner MAJELIS KEHORMATAN ETIK KEDOKTERAN (MKEK) PUSAT IKATAN DOKTER INDONESIA 4.0. Ratange No, 29 Jakarta 10350 Top 0213150679 9000277, Fax 2000473 Eat admngraess a MKKEK IDI Pusat, MKEK IDI Wilayah, MKEK IDI ‘Cabang, dan Dewan Etik Perhimpunan Dokter Spesialis agar mengawal Sosialisasi dan penerapan keputusan ini sebaik-baiknya Keputusan ini Belaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam ‘keputusan ini keperiuannya Ditetapkan di: Jakarta Pada tanggal : 30 April 2021 Masa tenggang sosialisasi: 30 Apri-29 Oktober 2021 ages Erie s ogsomoae, Spx 5 come tunis er) Be Somaants Ts, SM, Eigen T(r) Opn. kr ean, SH. tn, Dipindai dengan CamScanner MAJELIS KEHORMATAN *TIK KEDOKTERAN (MKEK) PUSAT IKATAN DOKTER INDONESIA i B29 pete] aie? 3. DsaLXemantomadan ‘a Setar (Fawn Etta Kacotean| By | it Soars, S.06, ARS wanes haa, SoF Anggat: Mies Opdourogn Sok ‘Gen Sarna S960) SimrstoTosoan St ‘pro, se. wt LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN MAJELIS KEHORMATAN ETIK KEDOKTERAN Nomor : 029/PB/K.MKEK/04/2021 ‘TENTANG FATWA ETIK DOKTER DALAM AKTIVITAS MEDIA SOSIAL | Fatwa etik dokter dalam aktivitas media sosial ialah sebagai berikut 1. Dokter harus sepenuhnya menyadari sisi positif dan negatif aktivitas media sosial dalam keseluruhan upaya kesehatan dan harus menaati peraturan erundangan yang beriaku. 2. Dokter selalu mengedepankan nilai integritas, profesionalisme, keseja- watan, kesantunan, dan etika profesi pada aktivitasnya di media sosial. 3. Penggunaan media sosial sebagai upaya kesehatan promotif & preventif bemilai etika tinggi dan periu diapresiasi selama sesuai kebenaran ilmiah, etika umum, etika profesi, serta peraturan perundangan yang berlaku 4, Penggunaan media sosial untuk memberantas hoaxlinformasi keliru terkait kesehatan/kedokteran merupakan tindakan mulia selama sesuai kebenaran iimiah, etika umum, etika profesi, serta peraturan perunda-ngan yang berlaku. Dalam upaya tersebut, dokter harus menyadari potensi berdebat dengan masyarakat. Dalam berdebat di media sosial, dokter perlu mengendalikan diri, tidak membalas dengan keburukan, serta menjaga marwah luhur profesi kedokteran. Apabila terdapat pemyataan yang merendahkan sosok dokter, tenaga kesehatan, maupun profesi/ organisasi profesi dokter/kesehatan, dokter harus melaporkan hal tersebut ke otoritas media sosial melalui fitur yang disediakan dan langkah lainnya sesuai Peraturan perundangan yang beriaku 5. Pada penggunaan media sosial, dokter harus menjaga diri dari promos diri berlebinan dan prakteknya serta mengiklankan suatu produk dan jasa sesuai dengan SK MKEK Pusat IDI No. 022/PB/K MKEK/07/2020 tentang Fatwa Etika Dokter Beriklan dan Berjualan Multi Level Marketing yang diterbitkan MKEK Pusat IDI tanggal 28 Juli 2020 6. Pada penggunaan media sosial untuk tujuan konsultasi suatu kasus kedokteran dengan dokter lainnya, dokter harus menggunakan jenis dan fitur media sosial khusus yang terenkripsi end-to-end dan tingkat keamanan baik, dan memakai jalur pribadi kepada dokter yang dikonsul-tasikan tersebut atau pada grup khusus yang hanya berisikan dokter 7, Pada penggunaan media sosial termasuk dalam hal memuat gambar, dokter wajib mengikuti peraturan perundangan yang berlaku dan etika profesi Gambar yang dimuat tidak boleh membuka secara langsung maupun tidak langsung identitas pasien, rahasia kedokteran, privasi pasien/keluarganya, privasi sesama dokter dan tenaga Kesehatan, dan peraturan internal RSiklinik. Dalam menampilkan kondisi klinis pasien atau hasil pemeriksaan Penunjang pasien untuk tujuan pendidikan, hanya boleh dilakukan atas persetujuan pasien serta identitas pasien seperti wajah dan nama yang dikaburkan. Hal ini dikecualikan pada penggunaan media sosial dengan maksud konsultasi suatu kasus kedokteran sebagaimana yang diatur pada poin 6. Dipindai dengan CamScanner MKEK Pusat OL Rr Pe Span SpA a MAJELIS KEHORMATAN ETIK KEDOKTERAN (MKEK) PUSAT IKATAN DOKTER INDONESIA 4.0 G8.8Y Ratlangle No.2. arta 10980 Tp 0212150879 -2900277, Fx 3600473 Ema a0 Lampiran SK MKEK Nomor (029/P BK MKEKI04/2021 Tanggal 130 Apel 2021 Halaman 2 —_—— Bue Rsarainaga spa ao | 8 Pada penggunaan media sosial dengan tujuan memberikan edukasi (rb ana. AM MH ut xamantamahan oh ndokirn ‘Anagot: Oras gsmteon, Sek Com up, BR St Smo ams Baer TM Pun) 0:. po Ra, Br rw, SH. Se. 1 Barong Siena. SeP0. Se. BR Oren Oma SOT, Br in p00 1 Ely Sooun, Se Be Bettrin, Sob 1 tee OFM MH Ke 1 RonParo, S000 Br eur Zunaneen 90 1: Prin Tou, S007 Br Wahid Soot) 1 Daron 5 SEA) Br tae: So kesehatan bagi masyarakat, sebaiknya dibuat dalam akun terpisah dengan ‘akun pertemanan supaya fokus pada tujuan. Bila akun yang sama juga digunakan untuk pertenanan, maka dokter harus memahami dan mengelola ekspektasi masyarakat terhadap profesi kedokteran. 9. Pada penggunaan media sosial dengan tujuan edukasi ilmu kedokteran dan Kesehatan yang terbatas pada dokter dan atau tenaga kesehatan, endaknya menggunakan akun terpisah dan memilah sasaran informasi khusus dokter/tenaga kesehatan 10.Pada penggunaan media sosial dengan tujuan pertemanan, dokter dapat bebas berekspresi sebagai hak privat sesuai ketentuan etika umum dan Peraturan perundangan yang berlaku dengan memilih platform media sosial yang diatur khusus untuk pertemanan dan tidak untuk dilihat publik 14. Dokter perlu selektif memasukkan pasiennya ke daftar teman pada akun Pertemanan karena dapat mempengaruhi hubungan dokter-pasien. 12. Dokter dapat membalas dengan baik dan wajar pujian pasien/masyarakat atas pelayanan medisnya sebagai balasan di akun pasien/masyarakat tersebut, Namun sebaiknya dokter menghindari untuk mendesain pujian Pasien/masyarakat atas dirinya yang dikirim ke publik menggunakan akun media sosial dokter sebagai tindakan memuji diri secara berlebihan 13, Pada kondisi di mana dokter memandang aktivitas media sosial sejawatnya terdapat kekeliruan, maka dokter harus mengingatkannya melalui jalur pribadi. Apabila dokter tersebut tidak bersedia diingatkan dan memperbaiki Perilaku aktivitasnya di media sosial, maka dokter dapat melaporiean kepada MKEK Fatwa etik kedokteran ini mengikat seluruh Dokter di Indonesia. MKEK semua tingkatan agar melakukan sosialisasi MKEK berwenang melakukan klarifikasi terhadap suatu informasi dugaan pelanggaran etik, pembinaan, dan atau proses kemahkamahan pada Dokter Indonesia yang tidak sesuai dengan isi fatwa MKEK Pusat IDI membuka diri terhadap ide dan masukan terkait fatwa yang

You might also like