Professional Documents
Culture Documents
Perbedaan Proses Penyembuhan Luka Pasca Pencabutan Gigi Pada Pasien Menopause Dan Wanita Muda Di Departemen Bedah Mulut Dan Maksilofasial FKG Usu
Perbedaan Proses Penyembuhan Luka Pasca Pencabutan Gigi Pada Pasien Menopause Dan Wanita Muda Di Departemen Bedah Mulut Dan Maksilofasial FKG Usu
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi
Syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi
SARAH
NIM: 140600105
TIM PENGUJI
Sarah.
Perbedaan proses penyembuhan luka pasca pencabutan gigi pada pasien
menopause dan wanita muda di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial FKG
USU.
xi + 57 halaman
Sarah.
The difference in wound healing process post tooth extraction in menopause
patients and young women at Department of Oral and Maxillofacial Surgery Faculty
of Dentistry University of Sumatera Utara.
xi + 57 pages
Tooth extraction is the process of pulling a tooth out from the alveolus since
the tooth can not be treated anymore. After tooth extraction, there will be a wound
healing process. One of the factors that influence the wound healing process is sex
hormones. Estrogen has an important role in all phases of wound healing by
modifying the inflammatory reaction, accelerating re-epithelialization, stimulating
granulation formation, regulating proteolysis, and balancing collagen synthesis and
degradation. Estrogen deficiency is detrimental to wound healing processes, notably
inflammation and re-granulation. The purpose of this study was to determine the
differences in wound healing process post tooth extraction in menopause patients and
young women. This study is a quasy experimental study where sampling was carried
out in the Department of Oral and Maxillofacial Surgery using purposive sampling
methode. This study was done by observing 42 patients divided in two groups,
menopause and young woman patients. The data obtained in this study were analyzed
using Independent Mann-Whitney. The results of this study showed that there are
significant differences in wound healing processes between menopause patients and
young women on the third and fifth days post extraction (p>0.05). Thus, it could be
concluded that the wound healing process post tooth extraction in menopause patients
took longer time than young women.
Bibliography: 35 (2007-2017)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dalam rangka memenuhi kewajiban penulis untuk mendapatkan gelar sarjana
Kedokteran Gigi.
Rasa terima kasih penulis sampaikan kepada ibunda tercinta, Ibunda
Lumongga Rosmawati Nababan dan ayahanda tercinta, Ayahanda Toto Samuel serta
saudara tersayang yang senantiasa menyayangi, mendoakan, dan mendukung penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dalam penulisan skripsi ini, penulis
juga telah banyak mendapat bimbingan, bantuan, motivasi, saran-saran serta doa dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati serta penghargaan yang tulus
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Trelia Boel, drg., Sp.RKG(K), sebagai Dekan Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Sumatera Utara.
2. Olivia Avriyanti Hanafiah, drg., Sp.BM, sebagai ketua Departemen Bedah
Mulut dan Maksilofasial Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
3. Indra Basar Siregar, drg., M.Kes, selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan, serta
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Prof. Sondang Pintauli, drg., Ph.D, selaku dosen pembimbing akademik
yang telah membimbing penulis menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara.
5. Isnandar, drg., Sp. BM, sebagai penguji yang telah memberikan saran dan
masukan kepada penulis.
6. Abdullah Oes, drg, sebagai penguji yang telah memberikan saran dan
masukan kepada penulis.
Sarah
NIM. 140600105
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.........................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN..........................................................................
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
10 Bahan penelitian..............................................................................................37
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
BAB 1
PENDAHULUAN
akar gigi dari perlekatan tulangnya.9 Komplikasi akibat pencabutan gigi dapat terjadi
karena berbagai faktor dan bervariasi pula dalam hal yang ditimbulkannya.
Komplikasi dapat digolongkan menjadi intraoperatif, segera sesudah pencabutan dan
jauh setelah pencabutan. Komplikasi yang sering ditemui pada pencabutan gigi antara
lain perdarahan, pembengkakan, rasa sakit, dry socket, fraktur, dan dislokasi
mandibula.10
Seluruh rencana perawatan pada tindakan pencabutan gigi harus didasari
dengan ketelitian dalam memeriksa keadaan umum pasien sebelum melakukan tahap
perawatan. Dalam melakukan tindakan pencabutan gigi akan dijumpai beberapa
masalah kesehatan yang sama dan terdapat pada masing-masing pasien pencabutan
gigi. Hal demikian yang akan menjadi faktor resiko terjadinya komplikasi pencabutan
gigi. Beberapa faktor resiko yang biasanya menjadi penyebab komplikasi pencabutan
gigi antara lain adanya gangguan pada sendi temporomandibula, penyakit sistemik,
keadaan akar gigi, dan umur pasien.10
Luka merupakan perubahan kontinuitas jaringan secara seluler dan anatomi,
yang dapat terjadi pada kulit ataupun mukosa mulut dan berlanjut pada kulit ataupun
mukosa mulut dan berlanjut pada proses penyembuhan luka. Proses penyembuhan
luka pada dasarnya merupakan suatu proses seluler yang kompleks dan berfokus
untuk mengembalikan keutuhan struktur dan fungsi jaringan yang rusak melalui tiga
fase, yaitu fase inflamasi, fase fibroplasti dan fase remodeling.11 Faktor – faktor yang
mempengaruhi penyembuhan luka dibagi menjadi faktor lokal dan faktor sistemik.
Faktor lokal meliputi besarnya luka, lokasi luka, perdarahan, perforasi sinus
maksilaris, pinggir tulang yang tajam, iskemia, infeksi dan lainnya. Sementara faktor
sistemik meliputi umur,defisiensi nutrisi, penyakit herediter, penggunaan obat-
obatan, stres dan juga hormon.12
Menopause mengakibatkan menghilangnya hormon estrogen dan
progesteron.1 Estrogen mempunyai peran penting pada semua fase penyembuhan luka
dengan memodifikasi reaksi inflamasi, mempercepat re-epitelisasi, menstimulasi
pembentukan jaringan granulasi, mengatur proteolisis, dan menyeimbangkan sintesis
kolagen dan degradasi.13 Adanya defisiensi hormon estrogen mengakibatkan proses
epitelisasi tidak berjalan normal. Ini dikarenakan adanya peran estrogen yang
bertugas meningkatkan jumlah produksi kolagen dengan mengubah polimerisasi dari
mokopolisakarida dan meningkatkan kualitas hidroskopis dan memperkuat adhesi
kolagen pada jaringan ikat. Pada masa menopause, serat-serat kolagen yang
merupakan substansi dasar pembentukan jaringan ikat berkurang kualitas maupun
jumlahnya. Hal ini berpengaruh terhadap proses penyembuhan luka oleh karena
proses epitelisasi luka terhambat, sehinga jalannya penyembuhan dan penutupan luka
berlangsung lama.1
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni dkk, didapatkan bahwa
kesembuhan luka pencabutan gigi pada hari ketiga menunjukkan bahwa tingkat rasa
sakit (dolor) pada kelompok menopause masih sakit spontan, sedangkan pada
kelompok non menopause sakit bila dipalpasi. Tingkat kemerahan (rubor) pada
kelompok menopause lebih merah daripada kelompok non menopause. Tingkat
pembengkakan (tumor) pada kedua kelompok menunjukkan rata-rata besar
pembengkakan yang sama. Sementara pada hari kelima pasca pencabutan gigi
didapatkan keradangan telah mereda dibanding hari ketiga yaitu ditunjukkan pada
tingkat rasa sakit (dolor), kelompok non menopause tidak ada rasa sakit. Pada tingkat
kemerahan (rubor) kedua kelompok sama yaitu berupa kemerahan. Pada tingkat
pembengkaan (tumor) kelompok non menopause menunjukkan sudah tidak ada
pembengkaan atau normal, sedangkan menopause masih ada pembengkaan. Namun
karena penelitian ini dilakukan oleh manusia dan diamati secara klinis, maka timbul
pertanyaan apakah penyembuhan luka pencabutan gigi yang berlangsung lebih lama
hanya disebabkan oleh karena menopause atau mungkin ada faktor-faktor lain yang
mempengaruhi.1
Dari latar belakang yang telah di uraikan, peneliti tertarik untuk meneliti lebih
lanjut tentang perbedaan proses penyembuhan luka pasca pencabutan gigi molar 1
mandibula pada pasien menopause dan pasien wanita muda di Departemen Bedah
Mulut dan Maksilofasial FKG USU.
1.4 Hipotesis
Ho : Tidak ada perbedaan proses penyembuhan luka pasca pencabutan gigi
molar 1 mandibula pada pasien menopause dan pasien wanita muda.
Ha : Ada perbedaan proses penyembuhan luka pasca pencabutan gigi molar 1
mandibula pada pasien menopause dan pasien wanita muda.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Molar pertama bawah adalah gigi ke-6 dari garis median. Pada umumnya gigi
ini adalah gigi terbesar di rahang bawah. Gigi ini memiliki 5 tonjol yang tumbuh baik
: 2 tonjol bukal (tonjol mesio-bukal, tonjol disto-bukal), tonjol distal dan tonjol
lingual (mesio-lingual dan disto-lingual). Mempunyai akar yang bertumbuh baik : 1
mesial dan 1 distal, yang lebar bukolingual dan pada apeksnya nyata terpisah.
Sebaran akar lebih lebar, batang lebih pendek, akarnya melengkung.14
5. Malposisi Gigi
Jika gigi malposisi menyebabkan trauma pada jaringan lunak dan tidak dapat
dilakukan reposisi dengn perawatan ortodonti, maka peru dilakukan pencabutan.
6. Gigi yang Retak
Gigi yang retak dapat menyebabkan rasa sakit dan sulit dilakukan prosedur
konservatif.
7. Gigi Impaksi
Jika gigi impaksi tidak dapat erupsi dengan mempertahankan oklusi
fungsional karena tidak terdapat ruang yang cukup, maka diperlukan pencabutan gigi.
8. Gigi Berlebih
Gigi berlebih biasanya impaksi dan harus dilakukan pencabutan. Gigi berlebih
dapat mengganggu erupsi gigi dan dapat menyebabkan resorpsi dan pergeseran gigi.
9. Gigi yang terkait dengan Lesi Patologis
Gigi yang terkait dengan lesi patologis dapat dilakukan pencabutan. Hal ini
sering terjadi pada kasus kista odontogenik.
10. Terapi Radiasi
Pasien yang akan menerima terapi radiasi untuk kanker mulut, kepala ataupun
leher perlu dipertimbangkan untuk dilakukan pencabutan gigi yang akan terkena sinar
radiasi.
11. Gigi yang terhubung dengan Fraktur Rahang
Pasien yang mengalami fraktur mandibula atau alveolar process terkadang
harus dilakukan pencabutan gigi. Gigi yang berada pada garis fraktur dapat
dipertahankan, namun jika gigi tersebut telah rusak, terinfeksi, atau luksasi yang
parah maka diperlukan pencabutan gigi.
12. Masalah Ekonomi
Indikasi akhir dari pencabutan gigi berhubungan dengan masalah keuangan
pasien. Ketidaksanggupan pasien untuk membayar prosedur perawatan gigi dapat
menjadi alasan dilakukannya pencabutan gigi.
2. Kontraindikasi Lokal
Riwayat terapi radiasi kanker, pencabutan yang dilakukan pada daerah
sekitar radiasi dapat mengakibatkan osteoradionekrosis
Gigi yang berada pada area tumor, khususnya tumor ganas
Pasien yang terkena infeksi perikoronitis yang parah disekitar gigi molar 3
yang impaksi
Abses dentoalveolar akut. Banyak studi yang menjelaskan bahwa
pencabutan gigi yang dilakukan lebih awal pada kasus infeksi karna
nekrosis pulpa akan mendapatkan penyelesaian yang lebih cepat. Namun
akan lebih sulit untuk dilakukan pencabutan gigi karna pasien akan sulit
membuka mulut atau sulit dilakukan anastesi.
Gambar 6. Fase fibroplasti dari penyembuhan luka. (a) Sel epitel bermigrasi
(b) proliferasi meningkatkan ketebalan epitel.3
dan ligamen tidak digantikan selama penyembuhan luka, sehingga injury pada
jaringan tersebut menyebabkan hilangnya fleksibilitas sepanjang jaringan parut.3
Kontraksi luka adalah proses akhir yang dimulai pada akhir tahap fibroplastik
dan berlangsung selama awal remodeling. Pada beberapa kasus, kontraksi luka
berperan pada penyembuhan luka. Walaupun mekanismenya belum jelas, selama
kontraksi luka, bagian tepi luka bermigrasi kearah satu sama lainnya. Pada luka yang
tidak atau tidak akan digantikan oleh proses aposisi, kontraksi luka akan mengurangi
ukuran luka.3
penyembuhan luka yang bersih tanpa kehilangan jaringan dan jahitan bedah insisi
yang tidak terinfeksi.25
estrogen dari ovarium menurun saat jumlah folikel primordial mendekati nol. Ketika
produksi estrogen turun dibawah nilai kritis, estrogen tidak dapat lagi menghambat
produksi gonadotropin FSH dan LH. Sebaliknya, gonadotropin FSH dan LH
diproduksi sesudah menopause dalam jumlah besar dan kontinu, tetapi ketika folikel
primordial yang tersisa menjadi atretik, produksi estrogen oleh ovarium benar-benar
turun menjadi nol.27
Proses
Pencabutan Gigi Penyembuhan
Luka
Hormon Seks
Inflamasi Fibroplasti Remodeling
Wanita
Muda
Menopause
Wanita Muda
Proses Penyembuhan
Pencabutan Gigi
Luka
Menopause
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.3.2 Sampel
3.3.2.1 Besar Sampel
Penentuan besar sampel diperoleh dengan menggunakan rumus Uji Hipotesis
2 rerata independent seperti berikut : 31
Keterangan :
= besar sampel minimal
= nilai varians di populasi/ standard devisai
= 0,3
= nilai distribusi normal baku pada tertentu, = 5%
= 1,96
= niali distribusi normal baku pada tertentu, = 10%
= 1,282
= selisih rerata yang diduga = 30%
Perhitungan banyak sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah :
Dengan demikian, jumlah sampel yang diteliti pada penelitian ini berjumlah
42 orang. Dimana keseluruhan sampel dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok
perlakuan sebanyak 21 orang dan kelompok terkontrol sebanyak 21 orang.
3.3.2.2 Sampling
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non
probability sampling jenis purposive sampling dimana tidak setiap anggota populasi
mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel dan didasarkan pada
pertimbangan/kriteria peneliti sesuai maksud dan tujuan.32 Pengambilan sampel pada
penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan kriteria ekslusi.
diketahui
melalui
anamnesa.
Proses - - -
Pencabutan
pencabutan gigi
gigi
secara utuh
dengan trauma
seminimal
mungkin
terhadap
jaringan
pendukung gigi
sehingga bekas
pencabutan
dapat sembuh
dengan
sempurna dan
tidak
menimbulkan
komplikasi.
pembuluh kontralateral. 1
darah.
karena adanya
tekanan
pembengkakan.
a b
Gambar 9. Alat penelitian (a) Kaliper, penggaris, alat tulis (b) sarung tangan,
masker, head cap
3.8.2 Bahan
1. Antibiotik amoksilin
Analisis Data
BAB 4
HASIL PENELITIAN
a b
a b
a b
Berdasarkan tabel 8, diperoleh rata-rata rasa sakit yang terjadi pada kelompok
menopause lebih besar dibandingkan pada kelompok wanita muda dimana rata-rata
skor rasa sakit pada kelompok menopause 1,381, lebih besar, dibandingkan pada
kelompok wanita muda, yakni 1,095. Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney, diperoleh
nilai p = 0,032 < 0,05, maka terdapat perbedaan rasa sakit yang signifikan antara
kelompok wanita muda dan kelompok menopause pada hari kelima.
Tabel 8. Distribusi penyembuhan luka berdasarkan rasa sakit pasca pencabutan pada
hari ke-5
Rasa Sakit Kelompok Rata-Rata Standar Deviasi p-Value
Pada hari ketujuh, pada kelompok menopause dan kelompok wanita muda
sudah tidak mengalami rasa sakit dimana diperoleh nilai p = 1,000 > 0,05. Hal ini
meunjukkan tidak ada perbedaan rasa sakit yang signifikan antara pasien menopause
dan pasien wanita muda.
Tabel 9. Distribusi penyembuhan luka berdasarkan rasa sakit pasca pencabutan pada
hari ke-7
Rasa Sakit Kelompok Rata-Rata Standar Deviasi p-Value
a b
a b
Pada hari ketujuh, pada kelompok menopause dan kelompok wanita muda
sudah tidak mengalami kemerahan dimana dapat dilihat pada tabel 12, nilai p = 1,000
> 0,05. Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan kemerahan yang signifikan antara
kelompok menopause dan wanita muda.
a b
Tabel 13. Rata – rata perbandingan penyembuhan luka pada hari ke-3, 5 dan 7 pasca
pencabutan
Kelompok N Mean ± SD p-Value
BAB 5
PEMBAHASAN
BAB 6
6.1 Kesimpulan
Dari berbagai penjelasan yang telah diuraikan dalam penelitian ini, maka
dapat dibuat kesimpulan :
1. Terdapat perbedaan yang signifikan pada proses penyembuhan luka pasca
pencabutan gigi pada pasien menopause dan wanita muda.
2. Pasien menopause memiliki rerata skor waktu penyembuhan luka yang
lebih lama daripada pasien wanita muda pada hari ketiga (niali p = 0,005 <
0,05).
3. Pasien menopause memiliki rerata skor waktu penyembuhan luka yang
lebih lama daripada pasien wanita muda pada hari kelima (niali p = 0,000 <
0,05).
6.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan antara lain :
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk penelitian
selanjutnya.
2. Penelitian ini hanya dilakukan pada sampel jenis kelamin wanita, maka
dapat diteliti lebih lanjut apakah terdapat perbedaan waktu penyembuhan
luka yang signifikan pada pria usia muda dan usia lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
23. Fonseca RJ, Walker CRV, Barber MHD, Powers PMP, Frost ODE. Oral &
maxillofacial trauma. 4th ed. Missouri: Elsevier, 2013: 24-5.
24. Arisanty IP. Konsep dasar manajemen perawatan luka. Jakarta: EGC, 2014:
36-8.
25. Velnar T, Balley T, Smrkolj V. The wound healing process: An overview
of the cellular and molecular mechanisms. The Journal of International
Medical Research 2009; 37: 1528-42.
26. Guo S, DiPietro LA. Factors affecting wound healing. J Dent Res 2010;
89(3): 219-229.
27. Guyton CA, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ilyas EII,
Widjajakusumah MD, Tanzil A, Santoso DIS, Siagian M, Hardjatno T,
dkk. Jakarta: EGC, 2011: 945-58.
28. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil kesehatan indonesia
tahun 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014: 8.
29. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Novrianti A, Dany F,
Resmisari T, Rachman LY, Mutaqqin H, Nugroho AW, dkk. Jakarta: EGC,
2008: 438.
30. Noor NN. Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta, 2014: 22-4.
31. Murti B. Desain dan ukuran sampel untuk penelitian kuantitatif dan
kualitatif di bidang kesehatan. Yogyakata: Gadjah Mada University Press,
2013: 108.
32. Fajar I, Isnaeni DTN, Pudjirahaju A, Amin I, Sunindya BR, Aswin AAGA,
dkk. Statistika untuk praktisi kesehatan. Edisi 1. Yogyakarta: Graha Ilmu,
2009: 59.
33. Brunicardi FC, Andersen DK, Billar TR, Dunn DL, Hunter JG, Matthews
JB, et al. Schwartz’s principles of surgery. 10th ed. New York: Mc Graw
Hill education, 2010: 253.
34. Schober JM, Martin AN, Aardsma N, Pfaff D, Cooney T. The emerging
concept of hormonal impact on wound healing in feminizing and
masculinizing genital surgery. J Genit Syst Disor 2016; 5(2): 1-5.
Besar biaya yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini sebesar Rp. 2.550.000,-
dengan rincian berikut:
Peneliti
Sarah
JADWAL KEGIATAN
Nov Des Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt
Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan
dan
Pembuatan
Proposal
Seminar
Proposal
Perbaikan
Proposal
Penelitian
Pengumpul
an dan
Pengolaha
n data
Penulisan
Laporan
Penelitian
Seminar
Hasil
Perbaikan
Laporan
Sidang
Skripsi
Selamat pagi,
Perkenalkan nama saya Sarah. Saya adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran
Gigi USU dan saat ini saya sedang menjalani penelitian di Departemen Bedah Mulut
dan Maksilofasial RSGM FKG USU. Saya ingin memberitahukan kepada Saudara
bahwa saya sedang melakukan penelitian dengan judul “Perbedaan Proses
Penyembuhan Luka Pasca Pencabutan Gigi Pada Pasien Menopause dan Pasien
Wanita Muda di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial FKG USU”.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui Perbedaan Proses Penyembuhan
Luka Pasca Pencabutan Gigi Pada Pasien Menopause dan Pasien Wanita Muda di
Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial FKG USU.
Tindakan pencabutan gigi merupakan tindakan yang lazim dilakukan dalam
praktek kedokteran gigi. Pencabutan gigi di indikasikan bilamana gigi tersebut sudah
tidak dapat dilakukan perawatan lagi. Kehilangan gigi terus menjadi masalah
kesehatan gigi dan mulut di seluruh dunia. Setelah dilakukan pencabutan gigi
biasanya akan terjadi perdarahan. Pada hari ketiga sampai hari kelima setelah
dilakukannya pencabutan gigi biasanya akan terjadi pembengkakan, rasa sakit dan
kemerahan pada daerah sekitar bekas pencabutan.
Proses penelitian ini memerlukan kerjasama yang baik dari Saudara untuk
meluangkan sedikit waktunya. Saya akan melakukan pemeriksaan pembengkakan,
rasa sakit, dan tanda kemerahan pasca pencabutan gigi. Pemeriksaan ini
membutuhkan waktu kira-kira 10 menit sebelum dilakukannya pencabutan gigi, dan
juga pada hari ketiga dan hari kelima setelah dilakukannya pencabutan gigi.
Pertama Saudara akan ditanya mengenai identitas Saudara. Sebelum
dilakukan pencabutan gigi, maka akan dilakukan pemeriksaan pembengkakan, rasa
sakit dan tanda kemerahan pada daerah gigi yang akan dicabut. Setelah itu,
Medan, ........................
Peneliti
Sarah
Setelah mendapat penjelasan mengenai penelitian, risiko, dan hak-hak saya sebagai
subjek penelitian yang berjudul : “Perbedaan Proses Penyembuhan Luka Pasca
Pencabutan Gigi Pada Pasien Menopause dan Pasien Wanita Muda di Departemen
Bedah Mulut dan Maksilofasial FKG USU”, secara sadar dan tanpa paksaan, saya
bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini yang diketahui oleh Sarah sebagai
mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, dengan catatan
apabila suatu ketika saya merasa dirugikan dalam bentuk apapun berhak
membatalkan persetujuan ini.
Medan, ....................................
Yang menyetujui,
Subjek Penelitian
(............................................)
I. Data Responden
Nama :
Usia : tahun
Data hasil pengmatan dan pemeriksaan proses penyembuhan luka pada pasien wanita muda
b,c
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Pembengkakan Hari Ke-3 .268 42 .000 .822 42 .000
Pembengkakan Hari Ke-5 .318 42 .000 .731 42 .000
Pembengkakan Hari Ke-7 .537 42 .000 .284 42 .000
Kemerahan Hari Ke-3 .460 42 .000 .549 42 .000
Kemerahan Hari Ke-5 .375 42 .000 .630 42 .000
Rasa Sakit Hari Ke-3 .399 42 .000 .719 42 .000
Rasa Sakit Hari Ke-5 .472 42 .000 .529 42 .000
a. Lilliefors Significance Correction
b. Kemerahan Hari Ke-7 is constant. It has been omitted.
c. Rasa Sakit Hari Ke-7 is constant. It has been omitted.
Perbandingan Pembengkakan
Group Statistics
a
Test Statistics
Pembengkakan Pembengkakan Pembengkakan
Hari Ke-3 Hari Ke-5 Hari Ke-7
Mann-Whitney U 81.000 .000 189.000
Wilcoxon W 312.000 231.000 420.000
Z -3.863 -6.056 -1.776
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000 .076
a. Grouping Variable: Kelompok
Group Statistics
a
Test Statistics
Kemerahan Hari Kemerahan Hari Kemerahan Hari
Ke-3 Ke-5 Ke-7
Mann-Whitney U 210.000 52.500 220.500
Wilcoxon W 441.000 283.500 451.500
Z -.347 -4.929 .000
Asymp. Sig. (2-tailed) .729 .000 1.000
a. Grouping Variable: Kelompok
Group Statistics
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Hari Ke-3 .247 42 .000 .882 42 .000
Hari Ke-5 .238 42 .000 .843 42 .000
Hari Ke-7 .537 42 .000 .284 42 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Group Statistics