You are on page 1of 5

KEJADIAN LUAR BIASA KERACUNAN MAKANAN

(Studi Kasus di SD 3 Sangeh Kabupaten Badung)

I Made Suarjana1 , A.A. Gde Agung2

Abstract. Diseases caused by food is one cause of death and illness in Indonesia.
Food as the main line of the spread of pathogens and toxins produced by
microbial pathogens, often cause serious problems if contain toxic due to
chemical contaminants, natural toxins or harmful substances, among which
pose outbreak poisoning. Accuracy, speed of handling of food poisoning
including support outbreak laboratory examination is indispensable in
overcoming the negative impact. On May 9, 2011, in SD 3 Sangeh, Badung
some students suffer from abdominal pain with symptoms of diarrhea, nausea
and stomach pain after consuming food purchased from the school canteen.
Based on epidemiological investigation found a total of 33 cases. Investigations
conducted to determine the magnitude of the problem due to outbreak and
related risk factors, use the handling of action accurately and quickly. Data
collection through structured interviews in the case. Recruitment materials for
laboratory examination includes food waste, vomit, food coloring, and water
samples. Observation of the risk factors for conditions where treatment includes
food, clean water, latrines. Processing of investigative methods using case-
control plans. Data distributed based on people, places, and times, are examined
through descriptive studies that describe chronological events. Data were also
analyzed using a quantitative approach. Transmission occurs due to a common
source of the infection that is consuming yellow rice. Yellow rice confirmed as
the cause of the poisoning, lead contamination by bacteium or toxic substances
produced by the bacterium.
Keywords: outbreak, food borne diseases, diarrhea

Penyakit yang disebabkan oleh makanan umumnya terjadi karena sanitasi/hygiene


merupakan salah satu penyebab kesakitan yang kurang, dan penyimpanan yang tidak
dan kematian di Indonesia. Makanan baik 1. Permasalahan serius yang sering
diketahui sebagai jalur penyebaran patogen muncul jika pengelolaan makanan yang tidak
dan toksin yang diproduksi oleh mikroba benar atau terkontaminasi oleh bakteri
patogen. Mikroorganisme dalam bahan adalah keracunan makanan sehingga sering
pangan/makanan dapat bersifat menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB)
2
menguntungkan, maupun merugikan. . Keracunan makanan dapat disebabkan
Berbagai mikroorganisme tertentu bersifat oleh pencemaran bahan kimia beracun
memperbaiki kandungan gizi, daya guna (tanaman, hewan, metabolit mikroba)
maupun daya simpan makanan, disamping kontaminasi kimia, mikroba patogen dan non
mengakibatkan rusaknya susunan fisik/ bakteri (parasit, ganggang, jamur, virus)
kimia, juga menghasilkan racun/toksin. yang masuk ke dalam tubuh melalui
Keracunan makanan melalui proses makanan3. Peristiwa tentang keracunan
intoksikasi dan infeksi bakteri pada makanan sering terjadi terutama pada

1 Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Denpasar


2 Dosen Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Denpasar

144
I M Suarjana dan AA G Agung (Kejadian Luar Biasa...)

penyelenggaraan makanan untuk orang Teknik pengambilan sampel kasus maupun


banyak (seperti penyelenggaraan makanan control secara assidental. Instrumen
di perusahaan/hotel/catering maupun pesta pengumpulan data menggunakan pedoman
ataupun perhelatan lainnya). Peristiwa Penyelidikan KLB Penyakit Menular dan
keracunan makanan seringkali terjadi ketika Keracunan Dirjen P2MPL Depkes R.I.
makanan tersebut dimasak dalam skala tahun 2010, dan panduan wawancara
besar. Data peristiwa keracunan makanan terstruktur. Data primer juga diambil melalui
dari Direktorat Jenderal Pemberantasan observasi terhadap lokasi pengolahan
Penyakit Menular menunjukkan bahwa makanan. Data sekunder diambil dari
30,0% dari kasus-kasus keracunan di laporan Puskesmas Abiansemal I, Dinas
Indonesia disebabkan oleh makanan yang Kesehatan Kabupaten Badung, dan Balai
dihasilkan oleh jasa catering 3. Laboratoium Kesehatan Provinsi Bali.
Pada tanggal 9 Mei 2011, di SD 3 Sangeh Analisis data bivariat untuk menilai
Kabupaten Badung beberapa orang siswa kemaknaan hubungan antar variabel
dilaporkan mengalami pusing, mual, muntuh, dilakukan dengan uji statistik chi-square,
nyeri perut, maupun diare setelah yang dilanjutkan dengan analisis multivariat
mengkonsumsi makanan yang dibeli dari dengan uji regresi ganda (multiple
kantin sekolah. Apakah kejadian diatas regression).
merupakan KLB. Apa faktor penyebab dan
bagaimana pola penularannya. Penyelidikan Hasil dan Pembahasan
ini bertujuan untuk memastikan bahwa Kronologis KLB Keracunan
peristiwa tersebut merupakan KLB, Makanan
mengetahui besaran masalah dan faktor
Pada tanggal 9 Mei 2011 Bagian Surveilans
risiko penularan.
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
Metode menerima laporan dari Puskesmas
Penyelidikan dilakukan dengan Abiansemal I bahwa telah terjadi kasus
menggunakan rancangan case-control, yang tersangka KLB keracunan makanan
bertujuan untuk menelusuri sumber yang dengan gejala mual, muntah, sakit perut dan
paling berpotensi sebagai penyebab pusing, serta diare yang dialami oleh
keracunan makanan. Data dikaji secara beberapa siswa SD 3 Sangeh. Peristiwa
deskriptif berdasarkan variabel epidemiologi tersebut terjadi setelah beberapa siswa
menurut orang, tempat, dan waktu. Populasi mengkonsumsi makanan yang dibeli dari
dalam penyelidikan ini adalah seluruh siswa kantin sekolah. Keluhan mulai dirasakan
SD 3 Sangeh yang membeli makanan dari duajam setelah siswa mengkonsumsi
kantin sekolah. Sampel sampel kasus adalah makanan tersebut.
siswa yang mengalami gejala mual, muntah, Penyelidikan epidemiologi bertujuan untuk
sakit kepala, sakit perut, atau diare setelah mengumpulkan informasi tentang KLB
mengkonsumsi makanan yang dibeli dari keracunan makanan. Penyelidikan dilakukan
kantin tersebut, sedangkan sampel kontrol dengan mengumpulkan berbagai keterangan
adalah siswa yang ikut mengkonsumsi dari penderita, pengelola kantin sekolah,
makanan dari kantin sekolah tetapi tidak maupun penjamah makanan. Pada KLB
mengalami gejala sakit. keracunan makanan ini tidak sampai
Sampel kasus yang dijadikan sebagai obyek menyebabkan kematian (CFR=0 %).
penyelidikan adalah semua penderita yang Kurva Epidemiologi
berjumlah 33 orang,4 sedangkan kontrol Lama paparan menggambarkan perjalanan
berjumlah 37 orang. alamiah suatu penyakit, mulai dari seseorang
145
Jurnal Skala Husada Volume 10 Nomor 2 September 2013 : 144 - 148

yang rentan terhadap penyakit dan diserang


oleh agent patogenik sampai menimbulkan
gejala penyakit (riwayat alamiah penyakit).
Setiap penyakit memiliki riwayat alamiah
yang berbeda-beda.
Masa inkubasi keracunan makanan yang
terjadi di SD 3 Sangeh berlangsung sangat
singkat. Siswa mulai mengkonsumsi Gambar 1
makanan dari kantin sekolah pada pukul Kurva Epidemiologi KLB Keracunan
07.00 Wita. Gejala keracunan makanan Makanan di SD 3 Sangeh
mulai dirasakan pada pukul 09.00 Wita, Tanggal 9 Mei 2011
dengan jumlah kasus paling banyak terjadi
pada pukul 13.00 WITA. Berdasarkan Kurva epidemik tipe common source diatas
masa inkubasi 2 s.d. 6 jam bakteri yang menunjukkan KLB terjadi pada satu
paling memungkin sebagai penyebab kelompok orang, berasal dari satu sumber6.
keracunan adalah Bacillus cereus atau Gambaran tentang kenaikan dan penurunan
Staphylococcus aureus. Sedangkan kasus dalam kurva epidemik diatas terjadi
berdasarkan gejala klinis kemungkinan akibat adanya perbedaan waktu paparan.
disebabkan oleh Staphylococcus aureus 5.
Gambaran Epidemiologi
Penderita keracunan makanan adalah siswa
yang mengkonsumsi makanan yang dibeli
dari kantin sekolah. Sebaran penderita
menurut jenis kelamin diketahui jenis
kelamin perempuan 22 orang (66.7%) dan
laki-laki 11 orang (33.3%). Sedangkan
umur 9-10 (54.5%) tahun merupakan
kelompok umur terbanyak yang mengalami
keracunan

Gejala klinis yang paling dominan dirasakan


oleh hampir semua penderita pada KLB Gambar 2
keracunan makanan ini adalah rasa mual Distribusi Kelompok Umur Penderita
(87,9 %), muntah (66.7%), sakit perut KLB Keracunan Makanan di SD 3 Sangeh
(42.4%), sakit kepala (45.5%), diare Tanggal 9 Mei 2011
(27.3%), dan demam (45.50%).
Gambar 1 menunjukkan tipe KLB berasal
dari satu sumber penularan yang muncul
sangat cepat, secara bersamaan dirasakan
oleh orang yang terpapar, tetapi dengan
cepat mengalami penurunan.

146
I M Suarjana dan AA G Agung (Kejadian Luar Biasa...)

Identifikasi Faktor Risiko KLB Penanganan dan penyimpanan makanan


Keracunan Makanan yang tidak benar menyebabkan bakteri
Penelusuran faktor risiko pada berbagai berkembang biak dan menghasilkan toxic.
jenis makanan yang diduga sebagai Hygeine dan sanitasi pengolahan makanan
penyebab KLB keracunan : Berdasarkan sangat diperlukan untuk menghasilkan
hasil uji bivariat diketahui hampir semua jenis makanan yang sehat. Bakteri vibrio
makanan berpengaruh terhadap terjadinya cholera dapat ditularkan melalui infeksi kulit
KLB keracunan makanan. Analisis food handlers. Penjamah makanan sedapat
multivariat dengan regresi ganda (multiple mungkin tidak menyentuh makanan secara
regression) dari berbagai jenis makanan langsung. Penggunaan alat masak, seperti
yang terbukti dalam uji bivariat sebagai alat untuk mengambil, dan menghidangkan
sumber penularan keracunan makanan makanan akan menghindari kontak anggota
diketahui bahwa nasi kuning paling tubuh dengan makanan. Penjamah makanan
bermakna sebagai faktor risiko penyebab harus sehat dan terbebas dari berbagai
KLB keracunan makanan (p<0.05). penyakit menular 7.
Kemungkinan telah terjadi kontaminasi Pemeriksaan laboratorium menunjukkan
silang dimana makanan yang sudah matang beberapa jenis bakteri (salmonella sp, dan
bersentuhan dengan bahan mentah atau vibrio cholera) terbukti ada pada sampel
peralatan yang terkontaminasi. yang berbeda, Kepastian jenis bakteri yang

147
Jurnal Skala Husada Volume 10 Nomor 2 September 2013 : 144 - 148

paling besar sebagai penyebab peristiwa Daftar Pustaka


keracunan belum dapat diidentifikasi secara 1. Chin J., 2000, Control of
pasti, walaupun kemungkinan terbesar Communicable Diseases manual,
mengarah pada vibrio cholerae. 17 th, American Public health
Hal ini belum didukung dengan gejala yang Association, Washington D.C.
paling khas dari bakteri vibrio cholera yang 2. Dinkes Kabupaten Badung, 2010,
paling khas. Beberapa keterbatasan dalam Profil Kesehatan Kabupaten
penelusuran KLB ini, antara lain disebabkan Badung, 2010.
oleh karena keterlambatan pengambilan 3. Depkes RI., 2010, Pedoman
sampel makanan, keterbatasan pemerik- Pengamatan dan Penanggulangan
saan laboratorium serta untuk pemeriksaan Kejadian Luar Biasa di Indonesia,
berbagai jenis bakteriologis, termasuk ractal Ditjen PPM & PLP, Jakarta.
swab penjamah makanan. 4. Arikunto,S,2007, Prosedur
Kesimpulan dan saran Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik, Rinek Cipta, Jakarta
Peristiwa keracunan makanan di SD 3 5. Chandra, Budiman, 2007,
Sangeh Kabupaten Badung pada tanggal 9 Pengantar Kesehatan
Mei 2011 merupakan Kejadian Luar Biasa Lingkungan, Penerbit Buku
(KLB), yang disebab karena kontaminasi Kedokteran EGC, Jakarta.
bakteri pathogen, dengan pola penularan 6. Timmreck, 2005, Epidemiologi
common source. Puskesmas perlu lebih (suatu pengantar) Alih Bahasa :
meningkatkan pengawasan/pembinaan Fauziah Munaya, et.al, Penerbit
terhadap keamanan pangan termasuk Buku Kedokteran EGC, Jakarta
personal hygiene food handlers pada katin 7. Arisman, 2009, Keracunan makanan
sekolah. Masyarakat agar segera melapor Buku Ajar Ilmu Gizi, Penerbit Buku
kepada pihak terkait seperti dinas kesehatan Kedokteran EGC, Jakarta
(puskesmas) apabila terjadi kasus serupa
sehingga dapat dilakukan tindakan yang
cepat dalam penanggulangan dan membatasi
dampak buruk yang ditimbulkan.

148

You might also like