You are on page 1of 8

HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN

FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA

Shafrina Agustia1, Febriana Sabrian2, Rismadefi Woferst3

Program Studi Ilmu Keperawatan


Universitas Riau
Email: shafrina26@gmail.com

Abstract

The aim of this research was to identify the correlation of lifestyle and cognitive function in the elderly in Kelurahan Tuah
Karya Kecamatan Tampan Pekanbaru. The design was descriptive correlational research with cross sectional approach. The
sampling technique was cluster sampling, stratified random sampling and convenience sampling with 97 elderly which was
selected based on inclusion criteria. This research used questionnaire for lifestyle variable and Mini Mental State Examination
(MMSE) that was developed by Folstein MF (1975) in Brunner and Suddarth (2002) for cognitive function variabel. The
univariate analysis was done by looking at the distributions of frequencies and bivariate analysis was done by using chi-
square test. The result showed that from 51 respondents with healthy lifestyle, that were 47 respondents (92,2%) with normal
cognitive function, 4 respondents (7,8%) with probable cognitive impairment, and no one with definitive cognitive impairment
(0%). Respondents who had unhealthy lifestyle were 46, and from that number 26 respondents (56,6%) had a normal cognitive
function, 20 respondents (43,5%) had probable cognitive impairment, and no one had definitive cognitive impairment (0%).
The statistic showed p value (0,000) < alpha (0,05). It means that there is a correlation between lifestyle and cognitive
function of elderly in Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan Pekanbaru.

Keywords: cognitive function, elderly, lifestyle, MMSE

PENDAHULUAN fungsi kognitif berupa sulit mengingat kembali,


Proses menua pada manusia merupakan suatu berkurangnya kemampuan dalam mengambil
peristiwa alamiah, yang berarti seseorang telah keputusan dan bertindak (lebih lamban). Fungsi
melalui 3 tahap kehidupannya, yaitu anak, memori merupakan salah satu komponen
dewasa, dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik intelektual yang paling utama, karena sangat
secara biologis maupun psikologis (Mubarok, berkaitan dengan kualitas hidup. Banyak lansia
Nurul & Bambang, 2010). Depkes RI (2013) mengeluh kemunduran daya ingat yang disebut
menyebutkan bahwa proses penuaan akan sebagai mudah lupa (Sitanggang, 2002).
menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis, dan Seseorang dikatakan mengalami penurunan
biokimia pada tubuh, sehingga akan fungsi kognitif yang lazim dikenal dengan
mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh demensia atau kepikunan, bila menunjukkan 3
secara keseluruhan. Perubahan-perubahan sebagai atau lebih dari gejala-gejala berupa gangguan
akibat proses menua (aging process), meliputi dalam hal, diantaranya perhatian (atensi), daya
perubahan fisik, mental, spiritual dan psikososial ingat (memori), orientasi tempat dan waktu,
(Azizah, 2011). kemampuan konstruksi dan eksekusi (seperti
Menurut Potter dan Perry (2005), terdapat 3 mengambil keputusan, memecahkan masalah)
perubahan yang terjadi pada seorang lansia, yaitu tanpa adanya gangguan kesadaran. Gejala
perubahan fisiologis, perubahan perilaku tersebut bisa disertai gangguan emosi, cemas,
psikososial dan perubahan kognitif. Pada usia depresi agresivitas. Demensia merupakan
lanjut terjadi penurunan fungsi sel otak, yang kemunduran progresif kapasitas intelektual yang
menyebabkan penurunan daya ingat jangka disebabkan oleh gangguan pada otak (Sitanggang,
pendek, sulit berkonsentrasi, melambatnya proses 2002). Saat ini 35,6 juta orang hidup dengan
informasi sehingga dapat mengakibatkan demensia di seluruh dunia. Angka ini akan
kesulitan berkomunikasi (Mubarok, Nurul & mencapai dua kali lipat setiap 20 tahun.
Bambang, 2010). Diperkirakan pada tahun 2050, penderita
Seiring bertambahnya usia, tubuh akan demensia di seluruh dunia mencapai 115,4 juta
mengalami proses penuaan, termasuk otak. Otak orang (WHO, 2013). Di Indonesia, prevalensi
akan mengalami perubahan fungsi, termasuk kejadian demensia (per 1000 orang) pada tahun

JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER 2014 1


2005 yaitu 191,4 insiden, tahun 2020 (Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, 2012). Studi
diperkirakan akan ada 314,1 insiden dan akan pendahuluan dilakukan dengan teknik wawancara
meningkat pada tahun 2050 yaitu sekitar 932 pada tanggal 13 Januari 2014 kepada 10 orang
insiden (Access Economics PTY Limited, 2006). lansia beserta keluarganya dengan format Mini
Penurunan fungsi kognitif dengan gejala Mental State Examination (MMSE) yang
sindroma demensia, akan berimplikasi pada dikembangkan oleh Folstein (1975) dalam
pemenuhan kebutuhan dasar sehari-hari lansia Brunner dan Suddarth (2002). Didapatkan hasil
yang bersangkutan. Lansia dengan demensia bahwa 30% lansia memiliki status kognitif yang
sering lupa makan dan minum, atau makan dan berada pada kategori normal, 50% lansia berada
minum diluar jam makan, serta kurang pada kategori probable gangguan kognitif dan
memperhatikan kualitas makanannya (misalnya 20% lansia berada pada kategori definitif
makanan yang sudah berjamur). Kebutuhan dasar gangguan kognitif. Sedangkan untuk gaya hidup
lain seperti kebutuhan eliminasi, keamanan dan lansia, didapatkan hasil bahwa 70% merokok,
keselamatan, komunikasi dan sebagainya juga 80% lansia tidak rutin berolahraga, 70% lansia
akan mengalami hal yang serupa (Steven, 2002). yang tidur <6 jam/hari dan sebanyak 60% lansia
Menurut Eliopoulus (2005), fungsi kognitif yang pemenuhan nutrisinya baik, seperti makanan
dikemudian hari sangat ditentukan oleh dengan gizi lengkap dan seimbang. Berdasarkan
pengalaman hidup, status kesehatan, dan gaya hasil observasi, 3 orang lansia tampak hanya
hidup seseorang. Gaya hidup merupakan duduk sendiri termenung sambil menatap ke arah
kegiatan-kegiatan dan rutinitas yang biasa jalan, 1 orang lansia yang berjualan, 2 orang
dilakukan seseorang sehari-hari (DeLauner & lansia berjalan tergopoh-gopoh menggunakan
Ladner, 2002). Gaya hidup yang sehat bagi lansia tongkatnya, dan 4 orang lansia yang hanya
adalah pemenuhan kebutuhan nutrisi yang baik, duduk-duduk sambil merokok di rumahnya. Dari
latihan dan olahraga, istirahat dan tidur yang fenomena tersebut, peneliti tertarik untuk
cukup serta tidak merokok (Wallace, 2008). mengetahui hubungan gaya hidup dengan fungsi
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan kognitif pada kelompok usia lanjut. Tujuan
oleh Rosdianah (2009) mengenai gambaran penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
tingkat kerusakan kognitif dan penurunan fungsi hubungan antara gaya hidup dengan fungsi
intelektual pada lansia, didapatkan hasil kognitif pada lansia.
penelitian bahwa kerusakan kognitif paling
banyak adalah kerusakan kognitif sedang (59%), METODOLOGI PENELITIAN
kerusakan kognitif berat (28,9%), penurunan Desain penelitian dalam penelitian ini adalah
fungsi intelektual sedang (53%), dan penurunan deskriptif korelasi dengan pendekatan cross
fungsi intelektual berat (1,2%) serta penurunan sectional. Sampel pada penelitian ini adalah 97
fungsi intelektual ringan (13,25%). Penelitian responden lansia yang memenuhi kriteria inklusi
terkait lain yang dilakukan oleh Umami dan dengan metode pengambilan sampel cluster
Priyanto (2012) tentang hubungan kualitas tidur sampling, stratisfied random sampling dan
dengan fungsi kognitif dan tekanan darah pada convenience sampling.
lansia di Desa Pasuruhan Kecamatan Mertoyudan Setelah mendapatkan responden yang sesuai
Kabupaten Magelang, didapatkan hasil terdapat dengan kriteria inklusi, kemudian peneliti
hubungan antara kualitas tidur dengan fungsi menjelaskan tujuan penelitian. Setelah responden
kognitif (p value < 0,05). Penelitian terkait lain menandatangani informed consent, peneliti
juga dilakukan oleh Anwar (2006) mengenai kemudian membagikan kuesioner mengenai gaya
analisis hubungan dukungan sosial dan olahraga hidup kepada responden dengan
terhadap kemampuan kognitif lansia di Panti mempertimbangkan kemunduran biologis
Sasana Tresna Werda Budi Mulia DKI Jakarta. responden. Peneliti selanjutnya melakukan tes
Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa fungsi kognitif dengan lembar Mini Mental State
terdapat hubungan dukungan sosial dan olahraga Examination (MMSE) yang dikembangkan oleh
terhadap kemampuan kognitif (p value < 0,005). Folstein MF (1975) dalam Brunner dan Suddarth
Studi pendahuluan dilakukan di Kelurahan (2002).
Tuah Karya Kecamatan Tampan yang memiliki Penelitian ini dilakukan analisa univariat dan
jumlah penduduk lansia sebanyak 2.842 orang bivariat. Analisa univariat digunakan untuk
JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER 2014 2
mengetahui karakteristik responden, yaitu umur, responden (71,1%) dan keseluruhan responden
jenis kelamin, agama, suku bangsa, pendidikan beragama Islam (97 responden). Responden
terakhir, gaya hidup dan fungsi kognitif lansia. terbanyak bersuku Minang, yaitu sebanyak 67
Analisa bivariat menggunakan uji chi-square responden (69,1%) dan mayoritas memiliki
dengan p value=0,000<0,05. pendidikan dasar, yaitu sebanyak 64 responden
(66%). Berdasarkan gaya hidup lansia, responden
HASIL PENELITIAN yang mempunyai gaya hidup sehat yaitu
Hasil yang didapatkan dari penelitian adalah sebanyak 51 orang responden (52,6%) dan
sebagai berikut: sebanyak 73 orang responden (75,3%) memiliki
A. Analisa Univariat fungsi kognitif pada kategori normal.
Tabel 1.
Distribusi karakteristik responden B. Analisa Bivariat
No. Karakteristik Responden n % Tabel 2.
1. Umur Hubungan gaya hidup dengan fungsi kognitif
Elderly (60-74 tahun) 64 66
pada lansia
Old (75-90 tahun) 33 34
Very old (>90 tahun) 0 0 Varia
Fungsi kognitif
Total 97 100 bel
P
2. Jenis Kelamin Gaya Nor Probable Definitif
Total va
Laki-laki 28 28,9 Hidup mal gangguan ganggu
lue
Perempuan 69 71,1 kognitif an
Total 97 100 kognitif
3. Agama Sehat 47 4 0 51 0,00
0
Islam 97 100
(92, (7,8%) (0%) (100
Kristen Protestan 0 0
2%) %)
Kristen Katolik 0 0
Buddha 0 0 Tidak 26 20 0 46
Hindu 0 0 Sehat
Total 97 100 (56, (43,5%) (0%) (100
6%) %)
4. Suku Bangsa
Melayu 18 18,6 Total 73 24 0 97
Jawa 7 7,2 (75, (24,7%) (0%) (100
Minang 67 69,1 3%) %)
Batak 5 5,2 Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa dari
Lainnya 0 0 hasil uji statistik chi-square diperoleh p (0,000) <
Total 97 100 α (0,05) sehingga diperoleh kesimpulan ada
5. Pendidikan Terakhir hubungan antara gaya hidup dengan fungsi
Tidak sekolah 7 7,2
Pendidikan dasar 64 66,0
kognitif pada lansia di Kelurahan Tuah Karya
Pendidikan menengah 12 12,4 Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru.
Pendidikan atas 11 11,3
Pendidikan tinggi 3 3,1 PEMBAHASAN
Total 97 100 1. Karakteristik responden
6. Gaya Hidup
Sehat 51 52,6
Penelitian yang telah dilakukan terhadap 97
Tidak sehat 46 47,4 orang responden menunjukkan bahwa
Total 97 100 responden yang terbanyak berada pada
7. Fungsi Kognitif kelompok usia lanjut “elderly” (60-74 tahun).
Normal 73 75,3 Menurut Badan Pusat Statistik Provinsi Riau
Probable gangguan 24 24,7
(2013), kelompok usia lanjut “elderly” dengan
kognitif
Definitif gangguan kognitif 0 0 rentang umur 60-74 tahun di Kota Pekanbaru
Total 97 100 berjumlah 31.378 orang, sedangkan yang
Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa berusia lebih dari 75 tahun berjumlah 5.237
mayoritas responden dalam penelitian ini berada orang. Fungsi kognitif otak diyakini mulai
pada kategori usia Elderly (60-74 tahun) berkurang saat seseorang memasuki usia 60
sebanyak 64 responden (66%), dengan mayoritas tahun. Penelitian dari tim Universitas College
jenis kelamin adalah perempuan sebanyak 69 London (UCL) menunjukkan bahwa

JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER 2014 3


penurunan fungsi kognitif terbesar terjadi pada riwayat keluarga, usia, jenis kelamin dan ras
responden wanita berumur 65-70 tahun, yaitu tidak bisa dikendalikan (Ide, 2013).
sebesar 9,6% (Ide, 2013). Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah besar responden berada pada status pendidikan
dilakukan pada 97 orang responden di dasar, yaitu berjumlah 64 orang responden
Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan (66%). Hasil penelitian dapat disimpulkan
didapatkan hasil bahwa sebagian besar bahwa pendidikan lansia masih tergolong
responden berjenis kelamin perempuan, yaitu rendah. Hasil wawancara didapatkan bahwa
sebanyak 69 orang responden (71,1%). kebanyakan responden sulit mendapatkan
Perbedaan proporsi ini dikarenakan responden pendidikan karena faktor ekonomi dan
perempuan lebih banyak dijumpai daripada keamanan negara pada saat itu (masa
laki-laki, sehingga kesempatan lansia perjuangan kemerdekaan dan mempertahankan
perempuan untuk dijadikan sebagai responden kemerdekaan). Hal ini sesuai dengan hasil
lebih besar dibandingkan lansia laki-laki. studi lansia oleh Komisi Nasional Lanjut Usia
Menurut Lisnaini (2012), faktor-faktor yang (2009) yang menyatakan bahwa 65,70% lansia
mempengaruhi fungsi kognitif seseorang di Indonesia tidak pernah sekolah dan tidak
adalah usia, jenis kelamin, pendidikan dan tamat SD.
status sosial budaya, kondisi psikososial, 2. Gambaran gaya hidup lansia
lingkungan dan pekerjaan. Berdasarkan Penelitian yang dilakukan terhadap 97
penelitian yang telah dilakukan, didapatkan orang responden diperoleh hasil bahwa
sebagian besar responden berjenis kelamin responden lansia dengan gaya hidup sehat
perempuan. Myers (2008) menyatakan bahwa lebih banyak dibandingkan dengan responden
wanita lebih beresiko mengalami penurunan lansia dengan gaya hidup tidak sehat, yaitu
kognitif dari pada laki-laki. Hal ini disebabkan sebanyak 51 orang responden (52,6%).
adanya peranan level hormon seks endogen Tamher dan Noorkasiani (2009) menyebutkan
dalam perubahan fungsi kognitif. bahwa menjadi tua ditentukan oleh genetik dan
Dilihat dari segi agama yang dianut oleh dipengaruhi oleh gaya hidup seseorang. Agar
responden, seluruh responden dalam penelitian tetap sehat sampai tua, sejak muda seseorang
ini menganut agama Islam, yaitu berjumlah 97 perlu membiasakan gaya hidup sehat.
orang responden (100%). Salah satu ciri khas Soegeng (2004) menyatakan bahwa gaya
dari seseorang yang menganut agama Islam hidup sehat dapat dilakukan dengan
adalah senantiasa membaca Al-Qur’an. mengkonsumsi makanan yang bergizi
Membaca Al-Qur’an secara rutin dapat seimbang, melakukan aktivitas fisik/olahraga
meningkatkan daya ingat dan fungsi kerja secara benar dan teratur serta tidak merokok.
otak. Hal ini disebabkan karena secara Hal ini sejalan dengan pernyataan Wallace
spiritual Al-Qur’an merupakan kumpulan (2008) yang menyebutkan bahwa gaya hidup
wahyu yang sempurna yang dapat sehat bagi lansia adalah pemenuhan kebutuhan
menenangkan jiwa, meningkatkan keyakinan, nutrisi yang baik, latihan dan olahraga,
dan menyeimbangkan hidup manusia. Energi istirahat dan tidur yang cukup serta tidak
positif dari ayat-ayat Allah SWT ini dapat merokok. Depkes RI (2008) menyatakan
menjadi nutrisi otak yang paling berharga dari bahwa merokok dapat mengurangi usia
sebuah obat (Purwanto, 2007). harapan hidup, rata-rata 10 tahun, atau dengan
Hasil dari penelitian ini menunjukkan kata lain apabila seseorang tidak merokok
bahwa 67 orang responden (69,1%) berarti menambah usia harapan hidup rata-rata
merupakan responden dengan suku Minang. 10 tahun.
Kebiasaan suku Minang mengkonsumsi 3. Gambaran fungsi kognitif lansia
makanan bersantan yang kaya akan lemak Penelitian yang dilakukan terhadap 97
sehingga menyebabkan terjadinya orang responden diperoleh hasil bahwa fungsi
aterosklerosis, yang merupakan 80% penyebab kognitif sebagian besar responden lansia
terjadinya stroke. Stroke merupakan salah satu berada pada kategori normal, yaitu sebanyak
penyebab dari demensia. Meski stroke bisa 73 orang responden (75,3%). Tamher dan
dicegah, namun faktor resiko tertentu, seperti Noorkasiani (2009) menyatakan bahwa salah
JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER 2014 4
satu masalah kesehatan yang terjadi pada Ide (2013) menyatakan bahwa tingkat
lansia adalah intellectual impairment demensia akan semakin tinggi jika seseorang
(gangguan intelektual atau demensia). merokok. Nooyens, Boukje dan Monique
Demensia merupakan keadaan menurunnya (2008) dalam penelitiannya yang berjudul
kemampuan intelektual seseorang yang dapat Smoking and Cognitive Decline Among
mengakibatkan kemunduran fungsi kognitif. Middle-Aged Men and Women: The
Salah satu tes yang dapat digunakan untuk Doetinchem Cohort Study melakukan
menguji fungsi kognitif seseorang adalah penelitian terhadap 1.964 pria dan wanita di
lembar Mini Mental State Examination Belanda yang berusia 43-70 tahun untuk
(MMSE) yang dikembangkan oleh Folstein diperiksa fungsi kognitifnya dan akan diukur
MF (1975). status merokok dengan fungsi memori,
MMSE merupakan pemeriksaan status fleksibilitas kognitif dan fungsi kognitif
mental singkat dan mudah diaplikasikan yang global. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
telah dibuktikan sebagai instrumen yang dapat bahwa terjadi penurunan fungsi memori
dipercaya serta valid untuk mendeteksi dan sebesar 1,9 kali, penurunan fleksibilitas
mengikuti perkembangan gangguan kognitif kognitif sebesar 2,4 kali dan penurunan
yang berkaitan dengan penyakit kognitif global sebesar 1,7 kali pada perokok
neurodegeneratif. Hasilnya, MMSE menjadi jika dibandingkan dengan responden yang
suatu metode pemeriksaan status mental yang tidak pernah merokok.
digunakan paling banyak di dunia. Tes ini Hasil penelitian yang dilakukan oleh
telah diterjemahkan kebeberapa bahasa dan Umami dan Priyanto (2012) tentang hubungan
telah digunakan sebagai instrumen skrining kualitas tidur dengan fungsi kognitif dan
kognitif primer pada beberapa studi tekanan darah pada lansia di Desa Pasuruhan
epidemiologi skala besar demensia (Zulsita, Kecamatan Mertoyudan Kebupaten Magelang
2010). menyatakan bahwa 47 dari 70 orang responden
4. Hubungan antara gaya hidup dengan fungsi (67,1%) yang diteliti mengalami gangguan
kognitif pada lansia tidur, yaitu kualitas tidurnya kurang baik dan
Hasil penellitian tentang hubungan gaya mengalami probable gangguan kognitif
hidup dengan fungsi kognitif pada lansia di sebanyak 27 orang responden (38,6%).
Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan Penelitian ini menyatakan terdapat hubungan
menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara kualitas tidur dengan fungsi kognitif
dengan p value = 0,000. Gaya hidup yang lansia. Istirahat dan tidur yang cukup
diteliti adalah makanan dan minuman yang merupakan salah satu gaya hidup yang sehat
dikonsumsi, kebiasaan merokok, olahraga dan bagi lansia (Wallace, 2008).
aktivitas fisik serta kebutuhan istirahat dan Penelitian lain dilakukan oleh Anwar
tidur. Hal ini sesuai dengan pernyataan (2006) terhadap 133 responden lansia
Eliopoulus (2005) yang menyatakan bahwa mengenai analisis hubungan dukungan sosial
fungsi kognitif dikemudian hari sangat dan olahraga terhadap kemampuan kognitif
ditentukan oleh pengalaman hidup, status lanjut usia di Panti Sasana Tresna Werda Budi
kesehatan, dan gaya hidup seseorang. Mulia DKI Jakarta. Penelitian ini juga
Penelitian yang dilakukan oleh memperkuat bagaimana olahraga dapat
Simanullang, Fikarwin dan Asfriyati (2012) mempengaruhi kemampuan kognitif lansia.
mengenai pengaruh gaya hidup terhadap status Hasil penelitian ini menyatakan bahwa lansia
kesehatan lanjut usia di wilayah kerja yang melakukan kegiatan olahraga berpeluang
Puskesmas Darusalam Medan menyatakan 2,47 kali memiliki kemampuan kognitif yang
bahwa ada pengaruh gaya hidup (pola makan, baik. Diharapkan lansia untuk selalu
aktivitas fisik, kebiasaan istirahat dan riwayat beraktivitas dengan membaca, berolahraga dan
merokok) terhadap status kesehatan lansia (p kegiatan sosial lainnya sehingga kemampuan
value = 0,000). Variabel gaya hidup yang kognitif dapat dipertahankan.
dominan mempengaruhi status kesehatan
adalah variabel kebiasaan istirahat.

JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER 2014 5


1
KESIMPULAN Shafrina Agustia: Mahasiswa Program Studi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ilmu Keperawatan Universitas Riau, Indonesia.
2
karakteristik responden paling banyak berusia 60- Ns. Febriana Sabrian, MPH: Dosen Bidang
74 tahun sebanyak 66%, jenis kelamin terbanyak Keilmuan Keperawatan Komunitas Program
yaitu responden perempuan dengan persentase Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau,
71,1%, keseluruhan responden menganut agama Indonesia.
3
islam (100%), memiliki suku terbanyak, yaitu Rismadefi Woferst, M.Biomed: Dosen Bidang
suku Minang dengan persentase 69,1% dan Keilmuan Keperawatan Medikal Bedah
memiliki tingkat pendidikan terbanyak yaitu Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
pendidikan dasar sebanyak 66%. Riau, Indonesia.
Berdasarkan gaya hidup lansia, responden
yang mempunyai gaya hidup sehat yaitu DAFTAR PUSTAKA
sebanyak 51 orang responden (52,6%) dan Access Economics PTY Limited. (2006).
sebanyak 73 orang responden (75,3%) memiliki Demensia di kawasan Asia Pasifik: Sudah
fungsi kognitif pada kategori normal. Dari uji ada wabah. Diperoleh tanggal 7 Januari
statistik dengan menggunakan uji chi-square 2014 dari http://www.
diperoleh p (0,000) < α (0,05) sehingga diperoleh fightdementia.org.au%2Fcommon%2Ffile
kesimpulan ada hubungan antara gaya hidup s%2FNAT%2F20060921_Nat_AE_IndoD
dengan fungsi kognitif pada lansia di Kelurahan emAsiaPacReg.pdf.
Tuah Karya Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru. Anwar, S. (2006). Analisis hubungan dukungan
sosial dan olahraga terhadap kemampuan
SARAN kognitif lanjut usia di Panti Sasana
Bagi perkembangan ilmu keperawatan Tresna Werda Budi Mulia DKI Jakarta.
khususnya keperawatan gerontik hendaknya Universitas Indonesia. Diperoleh tanggal
senantiasa mengembangkan keilmuannya terkait 20 Desember 2013 dari
asuhan keperawatan yang tepat pada lansia, http://eprints.lib.ui.ac.id/250/1/106114%2
khususnya pada lansia yang mengalami gangguan DT%2017460%2DAnalisis%20hubungan.
fungsi kognitif. Bagi pihak puskesmas, pdf.
diharapkan tetap meningkatkan dan Azizah, L. M. (2011). Keperawatan lanjut usia.
mempertahankan upaya promotif dan preventif Yogyakarta: Graha Ilmu.
terutama melalui kegiatan pemeriksaan kesehatan Badan Pusat Statistik Provinsi Riau. (2013). Riau
secara rutin di Posbindu dengan tidak melupakan in figures 2013. Diperoleh tanggal 24 Juni
aspek-aspek lain selain aspek biologis, seperti 2014 dari
aspek psikologis, sosial dan spiritual lansia. http://riau.bps.go.id/attachments/tabel%20
Hasil penelitian ini bagi responden dan 4.1.6_0.pdf.
keluarga dapat memberi informasi mengenai Brunner & Suddarth. (ed). (2002). Buku ajar
hubungan gaya hidup dengan fungsi kognitif pada keperawatan medikal bedah Brunner &
lansia sehingga diharapkan keluarga dapat Suddarth. Vol. 1. (8th ed). (Agung
memberikan perhatian lebih dan mengontrol Waluyo, Made Karyasa, Julia, Y. Kuncara
kebiasaan sehari-hari lansia agar terciptanya & Yasmin Asih, Penerjemah.). Jakarta:
kualitas hidup yang lebih baik bagi lansia. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat DeLauner, S. C., & Ladner, P. K. (2002).
mengembangkan ranah penelitian seperti tidak Fundamental of nursing: Standards &
hanya menghubungkan satu faktor saja, namun practice. (2nd ed). New York: Delmar.
faktor-faktor lain yang mempengaruhi fungsi Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru. (2012). Data
kognitif pada lansia, seperti faktor psikososial dan statistik lansia. Pekanbaru: Dinkes Kota
faktor pekerjaan. Pekanbaru.
Departemen Kesehatan RI. (2008). Pedoman
pembinaan kesehatan usia lanjut bagi
petugas kesehatan. Jakarta: Direktorat
Bina Gizi Mayarakat Ditjen Binkesmas
Depkes RI.
JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER 2014 6
Departemen Kesehatan RI. (2013). Kenali 10 kecepatan menghafal Al-Qur’an di
gejala umum demensia alzheimer dari Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta.
sekarang. Diperoleh tanggal 9 Maret 2014 Diperoleh tanggal 30 Juni 2014 dari
dari http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/
http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2 handle/123456789/903/7.%20SETIYO%2
&id=2408. 0PURWANTO%20yes.pdf?sequence=1
Eliopoulus, C. (2005). Gerontological nursing. Rosdianah. (2009). Gambaran tingkat kerusakan
Philadelphia: Lippincott Williams & kognitif dan penurunan fungsi intelektual
Wilkins. pada lansia. Universitas Muhammadiyah
Ide, P. (2013). Agar otak sehat: Bahan pangan Malang. Diperoleh tanggal 10 Desember
pilihan untuk menjaga otak tetap ‘awet 2013 dari
muda’ dan mencegah stroke dan http://digilib.umm.ac.id/gdl.php?mod=bro
demensia. Jakarta: PT Elex Media wse&op=read&id=jiptummpp-gdl-s1-
Komputindo. 2010-
Komisi Nasional Lanjut Usia. (2009). rosdianah017817&PHPSESSID=4fa3377
Memperjuangkan kesejahteraan lansia. 7c6960f28f8f5dee7fdafddeb.
Diperoleh tanggal 24 Juni 2014 dari Simanullang, P., Fikarwin, Z., & Asfriyati.
http://www.komnaslansia.go.id/modules.p (2012). Pengaruh gaya hidup terhadap
hp?name=News&file=print&sid=23 status kesehatan lanjut usia (lansia) di
Lisnaini. (2012). Senam vitalisasi otak wilayah kerja Puskesmas Darusalam
meningkatkan fungsi kognitif usia dewasa Medan. Diperoleh tanggal 24 Juni 2014
muda. Diperoleh tanggal 24 Juni 2014 dari
dari http://repository.usu.ac.id/handle/1234567
http://www.akfis.uki.ac.id/assets/jurnalfile 89/31298.
/BRAIN_GYM_FOR_COGNITIVE.pdf Sitanggang, S. (6 Juli 2002). Pikun? Ingat kata
Mubarok, W. I., Nurul, C., & Bambang, A. S. lupa. Semarang. Diperoleh tanggal 10
(2010). Ilmu keperawatan komunitas: Desember 2013, dari
Konsep dan aplikasi. Vol. 2. Jakarta: http://www.suaramerdeka.com/harian/020
Penerbit Salemba Medika. 7/06/ragam2.htm.
Muchtadi, D. (2011). Gizi anti penuaan dini. Soegeng, S. (2004). Kesehatan dan gizi. Jakarta:
Bandung: Penerbit Alfabeta. PT. Asdi Mahasatya.
Myers, J. S. (2008). Factors associated with Steven, P. J. M. (2002). Ilmu keperawatan. (2nd
changing cognitive function in older ed). (Jocelyn Arthur Tomasowa,
adults: Implications for nursing Penerjemah.). Jakarta: Penerbit Buku
rehabilitation. Diperoleh tanggal 30 Juni Kedokteran EGC.
2014 dari Syafrita, Y. (2010). Penurunan fungsi kognitif
http://search.proquest.com/docview/21831 pada usia lanjut. Padang: Bagian
1907. Neurologi FK Unand RS DR M. Djamil.
Nooyens., A. C. J., Boukje, M. V. G., & Monique Tamher, S., & Noorkasiani. (2009). Kesehatan
V. (2008). Smoking and cognitive decline usia lanjut dengan pendekatan asuhan
among middle-aged men and women: The keperawatan. Jakarta: Penerbit Salemba
doetinchem cohort study. Diperoleh Medika.
tanggal 7 Januari 2014 dari Umami, R., & Priyanto, S. (2012). Hubungan
http://www.medscape.com/viewarticle/58 kualitas tidur dengan fungsi kognitif dan
6257. tekanan darah pada lansia di Desa
Potter, P. A., & Perry, A. G. (ed). (2005). Buku Pasuruhan Kecamatan Mertoyudan
ajar fundamental keperawatan: Konsep, Kabupaten Magelang. Fakultas Ilmu
proses dan praktik. Vol. 1. (4th ed). Kesehatan Universitas Muhammadiyah
(Yasmin Asih, dkk, Penerjemah.). Jakarta: Magelang. Diperoleh tanggal 18
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Desember 2013 dari
Purwanto, S. (2007). Hubungan daya ingat http://118.97.15.162/index.php/fikes/articl
jangka pendek dan kecerdasan dengan e/view/104.
JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER 2014 7
Wallace, M. (2008). Essentials of gerontological
nursing. New York: Springer Publishing
Company.
WHO. (2013). Prevalences of dementia and
cognitive impairment among older people
in sub-Saharan Africa: A systematic
review. Diperoleh tanggal 6 Januari 2014
dari
http://www.who.int/bulletin/volumes/91/1
0/13-118422/en/.
Zulsita, A. (2010). Gambaran kognitif pada
lansia di RSUP H. Adam Malik Medan
dan Puskesmas Petisah Medan. Diperoleh
tanggal 19 Juni 2014 dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345
6789/21571/7/.pdf.

JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER 2014 8

You might also like