Professional Documents
Culture Documents
PROS - Bistok HS, Yohanes HA, Sri Yulianto JP - Kajian Ketersediaan Air - Fulltext
PROS - Bistok HS, Yohanes HA, Sri Yulianto JP - Kajian Ketersediaan Air - Fulltext
Bistok Hasiholan Simanjuntak 1), Yohanes Hendro Agus2), Sri Yulianto JP3)
1), 2)
Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana
3)
Fakultas Teknologi Informasi
Kontak Person: email: bhasiholans@yahoo.com
ABSTRACT
Water sources for agricultural production in rainfed land based on the rainfall.
Therefore, information on potential available soil water storage is needed on water
management in rainfed land. Fluctuations in the available soil water from month to
month can be determined by using a water balance approach between the magnitude
of the rainfall, the soil’s ability to store water and the potential evapotranspiration.
Through the water balance analysis can determined amount (mm) and time of water
surplus and deficit in the soil, so that it can determine the planting time and irrigation
provision. Therefore, the research objective to determine the available soil water
(surplus and deficit soil water) in the rainfed land using the water balance concept.
Research methods for water balance analysis using Java NRCS Newhall Simulation
Model (jNSM). The results of the soil water balance analysis mapped the geographic
information system (GIS) in order to know which districts have experienced a period
of water deficit and surplus. The study was conducted in March-June 2016 for 11
districts in Boyolali. The results showed the amount of annual rainfall in the district
of Boyolali greater than potential evapotranspiration, so that in total annual a water
surplus in soil by 1128.38 mm / year. Shows the average monthly rainfall in June-Jul-
August-September is lower than potential evapotranspiration, so the month of June-
July-Aug-September there was a water deficit region Boyolali. Based on the condition
of deficit and surplus water in soil per month then the design of cropping patterns in
Boyolali are: 1). Rice planting season 1st (first) could begin in October/November to
January/February. 2). Rice planting season 2th (second) or pulses can be started in
January/February to May/June. 3). The land will experience water deficit in June/
July/August/September, so in this period of potential for fallow land
Keywords: Availability Soil Water, Water Balance, Deficit and Surplus Water, Cropping
Patterns
113
PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH Vol.2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506
114
Kajian Ketersediaan Air Tanah untuk Penentuan Surplus-defisit Air Tanah dan Pola Tanam (Bistok H Simanjuntak, dkk)
faktor lingkungan. Ketersediaan air tanah akan ketinggian antara 100 meter sampai dengan
menentukan status air tanaman dan penting 1.500 meter dari permukaan laut. Sebelah timur
dalam proses absorbsi CO2 (Grant et al., 1993). dan selatan merupakan daerah rendah, sedang
Pemodelan didalam bidang pertanian dapat sebelah utara dan barat merupakan daerah
digunakan untuk studi neraca air untuk pegunungan (Bappeda, 2015). Pengukuran
mengetahui dampak perubahan iklim terhadap neraca air dilakukan di 11 lokasi Stasiun
ketersediaan air (deficit air) pada suatu wilayah. Klimatologi Kecamatan Selo, Cepogo,
Dalam rangka pengembangan tanaman pangan Mojosongo, Boyolali, Andong, Ngemplak,
terutama untuk palawija yang berkelanjutan, Wonosegoro, Juwangi, Musuk, Simo dan
maka pengukuran defisit air tanah melalui Kemusu (Gambar 1), dimana di lokasi tersebut
pendekatan neraca air sangat diperlukan. Jenifa dilakukan pengambilan contoh tanah dan
Latha et al. (2010) mendifinisikan neraca air pengambilan data iklim 10 tahun yaitu mulai
sebagai perubahan bersih dalam air tanah, tahun 2006 hingga 2015. Pengukuran tekstur
dengan mempertimbangkan memperhitungkan tanah dan kadar air kapasitas lapang dilakukan
semua arus masuk dan arus keluar dari sistem di Laboratorium Tanah, Fakultas Pertanian dan
hidrologi. Variasi penggunaan lahan, tekstur Bisnis UKSW Salatiga.
tanah, kelerengan, kemampuan tanah
mengikat air (water holding capacity),
dan kondisi iklim terutama curah hujan,
suhu udara dan suhu tanah menjadi
faktor perhitungan dalam pendugaan
neraca air. Hasil perhitungan neraca
air memberikan informasi berupa kadar
air tanah, surplus dan defisit air serta
limpasan permukaan dapat dimanfaat-
kan untuk perencanaan sistem usaha
tani, yaitu dalam memberikan pertim-
bangan waktu tanam dan pola tanam.
Oleh karena itu tujuan dari kajian
adalah untuk mengetahui ketersediaan
air tanah (surplus dan defisit air tanah)
pada lahan tadah hujan dengan meng-
gunakan konsep neraca air.
METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian berada di
Kabupaten Boyolali, dengan luas
wilayah lebih kurang 101.510.0965 ha. Gambar 1 Lokasi Penelitian
Wilayah Boyolali terletak antara 110o 22’ BT –
110o50’ BT dan 7o36’ LS – 7o71’LS dengan
115
PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH Vol.2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506
Penelitian dilakukan pada Maret 2016 perhitungan neraca air menurut NRCS Java
sampai 30 Juni 2016. Pemodelan di dalam Newhall Simulation Model (jNSM) meng-
bidang pertanian dapat digunakan untuk studi gunakan langkah-langkah sebagai berikut 1)
neraca air untuk mengetahui dampak perubahan Pengukuran tekstur tanah; 2) Pengukuran
iklim terhadap ketersediaan air (defisit air) pada kandungan air tanah pada kondisi kapasitas
suatu wilayah. Salah satu pemodelan untuk lapang; 3) Pengumpulan data suhu tanah
menentukan neraca air adalah menggunakan bulanan selama 10 tahun (2006-2015); 4)
NRCS Java Newhall Simulation Model Pengumpulan data suhu udara bulanan selama
(jNSM) (Douglas and Brian, 2011). Model 10 tahun (2006-2015); 5) Analisis perbedaan
jNSM adalah model komputer dengan bahasa bulanan suhu udara terhadap suhu tanah; 6)
basic Java yang digunakan untuk memahami Pengumpulan data curah hujan bulanan selama
neraca air tanah yang didasarkan pada kondisi 10 tahun (2006-2015); 7) Melakukan input
iklim di tanah dan udara dengan data iklim data hujan, suhu udara, perbedaan suhu tanah
jangka panjang. Perhitungan dari model jNSM dan udara, kemampuan tanah memegang air,
terhadap defisit air dan suhu tanah dapat untuk koordinat statsiun klimatologi.
menentukan kondisi iklim tanah terutama dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
menentukan regime kelembaban tanah dan
Curah Hujan dan Suhu Udara
regime suhu tanah. Dalam model jNSM, data
yang diperlukan adalah curah hujan, suhu tanah, Masukan utama alami untuk air tanah
suhu udara, nilai Evapotrasnpirasi Potensial adalah serapan dari air permukaan, terutama
(ETP), Tekstur tanah, kandungan air tanah pada dari air hujan. Oleh karena itu kajian air tanah
tingkat kapasitas lapang (KL). Selanjutnya hasil pada suatu wilayah akan selalu berhubungan
analisis neraca air tanah dipetakan dengan dengan besaran curah hujan diwilayah tersebut.
menggunakan sistem informasi geografis (SIG) Adapun rataan curah hujan bulanan di 11 lokasi
sehingga dapat diketahui wilayah kecamatan area penelitian di Kabupaten Boyolali dapat
yang mengalami periode defisit air maupun yang dilihat pada Gambar 2.
mengalami periode surplus air. Prosedur
116
Kajian Ketersediaan Air Tanah untuk Penentuan Surplus-defisit Air Tanah dan Pola Tanam (Bistok H Simanjuntak, dkk)
117
PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH Vol.2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506
merupakan peubah yang sangat berkaitan potensial dari wilayah pengamatan di Kabu-
dengan produksi tanaman. Pengamatan evapo- paten Boyolali.
transpirasi dapat digunakan sebagai peringatan Potensi air tersedia dalam tanah sangat
dini terhadap kekurangan air. Jika kekurangan diperlukan dalam manajemen air dalam rangka
air dapat diatasi sedini mungkin maka penurun- pengembangan tanaman pangan di lahan tadah
an produksi dapat dihindari. Peubah-peubah hujan. Fluktuasi ketersediaan air tanah dari bulan
dari sistem atmosfir digunakan untuk menduga ke bulan dapat diketahui dengan menggunakan
evapotranspirasi potensial (Doorenbos dan pendekatan neraca air (Ayu dkk, 2013; Djufry
Pruitt, 1977). Fadjry, 2012). Curah hujan dan evapotrans-
Evapotranspirasi merupakan salah satu pirasi memberikan informasi tentang perkiraan
komponen neraca air. Neraca air merupakan jumlah air tanah yang dapat disimpan dalam
model hubungan kuantitatif antara jumlah air matriks tanah untuk menentukan periode surplus
yang tersedia di atas dan di dalam tanah dengan atau defisit air di lahan, yang dapat dianalisis
jumlah curah hujan yang jatuh pada luasan dan melalui perhitungan neraca air. Berdasarkan
kurun waktu tertentu. Ketersediaan air tanah Tabel 1 dan Gambar 3, menunjukkan rata-rata
dipengaruhi kondisi iklim, topografi, jenis tanah, total ETP selama tahun 2005 sampai 2015 di
tutupan lahan serta struktur geologi suatu daerah area penelitian sebesar 1370,50 mm/tahun.
(Ayu dkk, 2013). Tingkat ketersediaan air tanah Secara rata-rata bulanan menunjukkan ETP
diperoleh dengan menganalisa data kandungan tertinggi pada bulan Mei sebesar 149,16 mm/
air tanah (lengas tanah) terhadap nilai suhu, dan bulan dengan suhu udara rata-rata 24,52oC.
Evapotranspirasi Potensial. Evapotranspirasi Adapun ETP terendah pada bulan Januari
potensial terjadi pada kondisi air tersedia sebesar 77,67 mm/bulan dengan suhu udara
maksimum atau kapasitas lapang (Handoko, rata-rata sebesar 24,07oC.
1996). Tabel 1 adalah besarnya evapotranspirasi
118
Kajian Ketersediaan Air Tanah untuk Penentuan Surplus-defisit Air Tanah dan Pola Tanam (Bistok H Simanjuntak, dkk)
Ketersediaan Air Tanah dan Defisit Air Tanah bangan air tanah dan tanaman. Keseimbangan
Secara kuantitatif, neraca air menggam- air tanah dipengaruhi oleh ketersediaan air, curah
barkan prinsip bahwa selama periode waktu hujan dan evapotranspirasi. Terdapat hubungan
tertentu masukan air total sama dengan keluaran nilai antara curah hujan (P) dengan evapotrans-
air total ditambah dengan perubahan air pirasi potensial (ETP). Apabila curah hujan
cadangan (change in storage) (Djufry Fadjry. melebihi evapotranspirasi maka akan terjadi
2012). Nilai perubahan air cadangan ini dapat surplus air pada lahan dan sebaliknya jika curah
bertanda positif atau negatif. Jika nilai perubahan hujan lebih kecil dari evapotranspirasi maka
cadangan air tanah adalah negatif maka dapat akan terjadi defisit air pada lahan. Berdasarkan
dikatakan bahwa kondisi air tanah mengalami model NRCS Java Newhall Simulation Model
defisit air. Bila cadangan air tanah adalah positif (jNSM) untuk memahami neraca air tanah yang
maka dapat dikatakan tersimpan sejumlah air didasarkan pada kondisi iklim di tanah dan
ditanah. udara dengan data iklim 10 tahun (2006-2015)
Curah hujan dan evapotranspirasi akan di 11 wilayah kecamatan di Kabupaten Boyolali
memberikan informasi perkiraan jumlah air yang memiliki kandungan air tanah dan defisit air yang
dapat diperoleh untuk menentukan periode tertera dalam Tabel 2 dan Gambar 6. Tabel 2
surplus (S) atau defisit (D) air tanah di lahan, adalah distribusi bulanan untuk kandungan
yang dapat dianalisis melalui perhitungan neraca ketersediaan air tanah dan kondisi surplus (S)
air. Defisit air dihitung berdasarkan keseim- defisit (D) air tanah (besaran dan waktu
terjadinya).
119
PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH Vol.2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506
Tabel 2 Kandungan Air Tanah Bulanan (mm/bulan) dan Waktu Defisit Air di Wilayah Penelitian
Lokasi
Jan Peb Mar April Mei Jun Juli Agst Sep Okt Nop Des Total
Kecamatan
Boyolali 276.06 253.04 251.11 141.87 36.79 (39.41) (74.68) (78.90) (63.18) 25.15 170.98 239.40 1,138.23
Andong 354.42 294.55 191.03 185.69 45.00 (42.36) (97.41) (127.16) (88.10) (5.74) 226.60 153.51 1,090.03
Kemusu 250.05 266.86 171.99 54.53 (77.64) (96.32) (111.55) (122.84) (118.69) 43.46 140.70 156.38 556.93
Cepogo 460.20 379.38 412.70 198.81 135.60 50.09 (7.57) (30.75) 15.42 88.88 307.77 395.43 2,405.96
Mojosongo 252.25 230.94 219.69 125.05 23.02 (52.50) (84.20) (87.22) (70.89) 12.40 145.48 210.56 924.58
Selo 392.73 352.21 347.22 225.58 111.62 11.08 0.83 (20.39) (3.97) 94.64 272.48 357.41 2,141.44
Juwangi 242.42 177.25 130.30 45.75 (31.55) (95.68) (97.84) (104.15) (60.87) 29.80 107.79 182.50 525.72
Simo 257.94 207.96 214.01 114.94 26.44 (61.34) (76.93) (89.63) (63.48) 35.80 117.58 186.15 869.44
Wonosegoro 255.21 205.25 198.34 106.63 27.23 (72.51) (74.98) (91.61) (63.46) 44.80 118.40 197.28 850.58
Musuk 241.71 234.01 221.41 90.28 6.97 (82.40) (89.80) (99.90) (84.67) 0.82 135.63 206.86 780.92
Rataan 298.30 260.15 235.78 128.91 30.35 (48.14) (71.41) (85.26) (60.19) 37.00 174.34 228.55 1,128.38
Kondisi
Surplus
S S S S S D D D D S S S
atau Defisit
Air Tanah
Keterangan:
= Kondisi waktu deficit air; S = Suplus A; D = DefisitAir
121
PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH Vol.2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506
122
Kajian Ketersediaan Air Tanah untuk Penentuan Surplus-defisit Air Tanah dan Pola Tanam (Bistok H Simanjuntak, dkk)
BAPPENAS. 2010. Letter of Sector Policy Grant, R.F., P. Rochette, R.L. Desjardins. 1993.
Water Resources and Irrigation Sector: Energy Exchange and Water Use
Policy, Institutions, Legal and Regulatory Efficiency of Field Crops: Validation of a
Reform Program. Jakarta: Pokja Simulation Model.Agron. J., 85:916 – 928.
Reformasi Kebijakan Sektor Sumberdaya Handoko, 1996. Analisis Sistem dan Model
Air, Bappenas. Simulasi Komputer untuk Perencanaan
Brook B. Fonnesbeck. 2015. Digital Soil Pertanian di Indonesia. Jurusan Geofisika
Mapping Using Landscape Stratification dan Meteorologi. FMIPA. IPB. Bogor.
for Arid Rangelands in the Eastern Great Hilell. 1972. The Field Water Balanced And
Basin, Central Utah. Thesis. All Graduate Water Use Efesiensi. In: D Hillel (Ed)
Theses and Dissertations. Paper 4525. Optimizing The Soil Physical Enviroment
Utah State University. http:// Toward Greater Crop Yields. Academic
digitalcommons.usu.edu/etd Press. New York.
Doorenbos, J., W.O. Pruitt. 1977. Guidelines Jackson, IJ. 1977. Climate, Water an
for Predicting Crop Water Requirements. Agriculture in The Tropics. Longman,
FAO of United Nation. Rome London and New York.
Douglas A. Miller and Brian Bills. 2011. Java Jenifa Latha, C., Saravanan,S. Palanichamy,K.
Newhall Simulation Model (jNSM). 2010. A Semi – Distributed Water
CESU 68-7482-9-527 Enhanced Balance Model For Amaravathi River
Newhall Simulation Model Project. Basin Using Remote Sensing And GIS.
Center for Environment Information. International Journal Of Geomatics And
Pennstate University USA. Geosciences Volume 1, No 2. ISSN
Djufry Fadjry. 2012. Pemodelan Neraca Air 0976 – 4380.
Tanah Untuk Pendugaan Surplus Dan Suprayogo D, 2000. Testing the safety-net
Defisit Air Untuk Pertumbuhan Tanaman hypothesis in hedgerow intercropping:
Pangan Di Kabupaten Merauke, Papua. waterbalance and mineral-N leaching in
Informatika Pertanian, Vol. 21 No.1, the humid tropics. PhD. Thesis. Imperial
Agustus 2012: 1 - 9. College of Science, Technology and
Eko Sulistyono, Suwarto, Yulianti Ramdiani. Medicine, University of London.
2005. Defisit Evapotranspirasi sebagai
Indikator Kekurangan Air pada Padi
Gogo (Oryza sativa L.). Buletin
Agronomi (33) (1), p.6 – 11.
123
PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH Vol.2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506
124