You are on page 1of 8

.

PROFESIONAL HEALTH JOURNAL


Volume 2, No. 1, Juni 2020 (Hal. 50-57)
Available Online at https:// https://www.ojsstikesbanyuwangi.com

Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Tingkat Kecemasan


Hospitalisasi pada Anak Usia Prasekolah (3-6 Tahun) di
Rumah Sakit Permata Bunda Malang

Vivin Fitriya Febrianti, Lilla Maria, Rahmawati Maulidia


Prodi Sarjana Keperawatan, STIKes Maharani, Malang, Indonesia

E-mail korespondensi: vivinfitriya@gmail.co.id

Abstract
Pain and hospitalization create a crisis for the lives of children because in hospitals children have to
face a strange environment and meet caregivers whom they do not know. In this process, the child can
experience various events or experiences hospitalization that are traumatic and full of anxiety.
Professional nurses can play a role in reducing feelings of fear, anxiety and pain that are felt by the
children through services using therapeutic communication. The purpose of this study determined the
correlation between therapeutic communication of nurses and the anxiety levels of hospitalized
preschoolers age children. The study used correlational analysis with a cross-sectional approach. The
population are 67 parents with children who experienced hospitalization with purposive sampling as
the sampling technique. The results of this study were nearly half the nurses had deficient therapeutic
communication (44.8%) and almost half of the patients had severe anxiety levels (44.8%). The results
of the Spearman test showed (rcount) was -0,904 and p value of 0,000, thus it can be concluded that
there was a significant correlation between nurses’ therapeutic communication with the anxiety levels
of hospitalized children. From this study, it is expected that nurses can their improve therapeutic
communication skills in providing nursing services through therapeutic communication training
programs.

Keywords: Therapeutic Communication, Nurses, Anxiety Level, Hospitalization, Preschool Children

Abstrak
Sakit dan hospitalisasi menimbulkan krisis bagi kehidupan anak karena di rumah sakit anak harus
menghadapi lingkungan yang asing dan bertemu pemberi asuhan yang mereka tidak kenal. Dalam
proses tersebut anak dapat mengalami berbagai kejadian atau pengalaman hospitalisasi yang traumatik
dan penuh dengan kecemasan. Perawat professional dapat berperan dalam mengurangi perasaan takut,
cemas dan nyeri yang dirasakan oleh anak melalui pelayanan dengan menggunakan komunikasi
terapeutik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan komunikasi terapeutik
perawat dengan tingkat kecemasan anak usia prasekolah. Desain penelitian menggunakan analisis
korelasional dengan pendekatan croos-sectional. Populasi adalah orang tua dengan anak yang
mengalami hospitalisasi sejumlah 67 responden dengan teknik sampling menggunakan purposive
sampling. Hasil penelitian ini hampir setengah perawat memiliki komunikasi terapeutik yang kurang
baik yaitu (44.8 %) dan hampir setengah pasien anak mengalami tingkat kecemasan berat yaitu (44.8

Febrianti, F.V., dkk., Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat 50


.
PROFESIONAL HEALTH JOURNAL
Volume 2, No. 1, Juni 2020 (Hal. 50-57)
Available Online at https:// https://www.ojsstikesbanyuwangi.com

%). Dari hasil uji Spearman didapatkan (rhitung) sebesar -0.904 dan nilai p 0.000 sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara komunikasi terapeutik perawat dengan
tingkat kecemasan hospitalisasi pada anak. Penelitian ini diharapkan agar perawat dapat meningkatkan
kemampuan komunikasi terapeutik dalam memberikan pelayanan keperawatan melalui program
pelatihan komunikasi terapeutik.

Kata kunci: Komunikasi Terapeutik, Perawat, Tingkat Kecemasan, Hospitalisasi, Anak Usia
Prasekolah

PENDAHULUAN swasta dan 45% diantaranya mengalami


kecemasan (Sumaryoko, 2008).
Anak merupakan individu yang
Menurut penelitian yang dilakukan
masih bergantung pada orang dewasa dan
oleh Hannan, Susilo, dan Suwanti (2009)
lingkungannya, artinya membutuhkan
di RSUD Ambarawa menunjukkan
lingkungan yang dapat memfasilitasi
pelaksanaan komunikasi terapeutik
dalam pemenuhan kebutuhan anak untuk
perawat pada anak usia prasekolah di
pertumbuhan dan perkembangan anak.
ruang perawatan anak RSUD Ambarawa
(Supartini, 2012).
dapat menurunkan tingkat kecemasan.
Anak yang mengalami hospitalisasi
Ditunjukkan dengan 17 dari 32 responden
akan mengalami reaksi sedih, takut, dan
bersalah karena menghadapi sesuatu yang pasien anak usia prasekolah (53,1%)
belum pernah dialami sebelumnya, rasa tidak memiliki tingkat kecemasan ringan.
aman dan nyaman, perasaan kehilangan yang Komunikasi terapeutik merupakan
dialami dan sesuatu yang dirasakan komunikasi yang mempunyai efek
menyakitkan (Naviati, 2011). Berdasarkan penyembuhan karena komunikasi
survei dari WHO pada tahun 2008, hampir terapeutik merupakan salah satu cara untuk
80% anak mengalami perawatan di rumah memberikan informasi yang akurat dan
sakit. Sedangkan di Indonesia sendiri membina hubungan saling percaya
berdasarkan survei kesehatan ibu dan anak terhadap klien, sehingga klien akan merasa
tahun 2010 didapatkan hasil bahwa dari puas dengan pelayanan yang diterimanya.
1.425 anak mengalami dampak Apabila perawat dalam berinteraksi dengan
hospitalisasi, dan 33,2% diantaranya klien tidak memperhatikan sikap dan
mengalami dampak hospitalisasi berat, teknik dalam komunikasi terapeutik
41,6% mengalami dampak hospitalisasi dengan benar dan tidak berusaha untuk
sedang, dan 25,2% mengalami dampak menghadirkan diri secara fisik yang dapat
hospitalisasi ringan (Rahma & Puspasari, memfasilitasi komunikasi terapeutik, maka
2010). hubungan yang baik antara perawat dengan
Berdasarkan Survey Ekonomi klien pun akan sulit terbina (Anggraini,
Nasional (SUSENAS) tahun 2010, jumlah 2009).
anak usia prasekolah (3-6 tahun) sebesar Berdasarkan studi pendahuluan di
72% dari total penduduk Indonesia. Angka Rumah Sakit Permata Bunda Malang pada
kesakitan anak di Indonesia yang dirawat hari Sabtu tanggal 13 Oktober 2018,
di rumah sakit cukup tinggi yaitu sekitar 35 dengan melakukan wawancara kepada
per 100 anak. Hal ini ditunjukkan dengan orangtua anak yang sedang menjalani
selalu penuhnya ruangan anak baik rumah perawatan di Rumah Sakit Permata Bunda
sakit pemerintah ataupun rumah sakit Malang, dari 10 orang tua 4 diantaranya

Febrianti, F.V., dkk., Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat 51


.
PROFESIONAL HEALTH JOURNAL
Volume 2, No. 1, Juni 2020 (Hal. 50-57)
Available Online at https:// https://www.ojsstikesbanyuwangi.com

mengatakan bahwa perawat berkomunikasi memilih sampel di antara populasi sesuai


baik, bersikap ramah, selalu dapat dengan yang dikehendaki peneliti
mengalihkan kecemasan anak ketika anak (tujuan/masalah dalam penelitian)
akan dilakukan tindakan invasif, selalu (Nursalam, 2017).
tersenyum kepada anak maupun keluarga, Variabel Independen (bebas) dalam
dan menanyakan keadaan atau penelitian ini adalah komunikasi
perkembangan anak, sedangkan 6 terapeutik. Sedangkan Variabel Dependen
diantaranya mengatakan bahwa perawat (terikat) dalam penelitian ini adalah
belum melakukan komunikasi yang baik Tingkat Kecemasan Hospitalisasi Pada
kepada anak yang mengalami hospitalisasi Anak.
terutama sebelum melakukan prosedur Etika Penelitian ini diajukan ke
tindakan kepada anak. Dan berdasarkan STIKes Maharani Malang dengan
kecemasan anak, dari 10 orangtua 8 No.012/KEPK.SM-EC/V/2019 dan di
diantaranya mengatakan anaknya rewel nyatakan Layak Etik pada tanggal 24 Mei
menangis terus, tidak mau berinteraksi 2019.
dengan orang lain, dan terus merengek
minta pulang sedangkan 2 orangtua HASIL
mengatakan anaknya tidak rewel namun Tabel 1. Tabel Karakteristik berdasarkan
cenderung murung. Maka peneliti tertarik data umum
untuk melakukan penelitian "Hubungan
komunikasi terapeutik perawat dengan
tingkat kecemasan hospitalisasi anak usia
prasekolah (3-6 tahun) di Rumah Sakit
Permata Bunda Malang" dengan tujuan
untuk mengetahui hubungan antara
komunikasi terapeutik perawat dengan
tingkat kecemasan hospitalisasi anak usia
prasekolah (3-6 tahun) di Rumah Sakit
Permata Bunda Malang.

METODE
Penelitian ini merupakan penelitian
lapangan yang dilaksanakan dengan
menggunakan metode analisis korelasional
dengan menggunakan pendekatan cross Berdasarkan tabel diatas, dari 67
sectional. Penelitian dilakukan pada orang responden didapatkan hasil bahwa seluruh
tua dengan anak yang mengalami responden memiliki hubungan dengan
hospitalisasi di Rumah Sakit Permata pasien adalah sebagai ibu (100%).
Bunda Malang berjumlah 67 responden Sebagian besar usia pasien anak 3 tahun
yang memenuhi kriteria inkluasi dan sebanyak 23 pasien (34.3%), sedangkan
eksklusi. Instrumen dalam penelitian ini sebagian kecil pasien anak berusia 5 tahun
adalah menggunakan alat ukur kuesioner. sebanyak 13 pasien (19.4%). Sebagian
Cara pengambilan sampel pada besar pasien anak adalah anak ke 1
penelitian ini menggunakan purposive sebanyak 37 pasien (55.2%), sedangkan
sampling. Purposive sampling adalah sebagian kecil pasien anak ke 3 sebanyak 4
suatu teknik penetapan sampel dengan cara pasien (6,0%). Jenis Kelamin sebagian

Febrianti, F.V., dkk., Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat 52


.
PROFESIONAL HEALTH JOURNAL
Volume 2, No. 1, Juni 2020 (Hal. 50-57)
Available Online at https:// https://www.ojsstikesbanyuwangi.com

besar adalah perempuan sebanyak 35 Berdasarkan data tabel diatas dapat


pasien (52.2%), sebagian kecil adalah laki diketahui dari 67 pasien anak didapatkan
laki sebanyak 32 pasien (47.8%). Hampir hasil bahwa sebagian besar pasien anak
seluruh pasien anak telah dirawat inap mengalami kecemasan berat sebanyak 30
selama 2 hari sebanyak 59 pasien (88.1%), pasien (44.8%), sedangkan sebagian kecil
sedangkan sebagian kecil telah dirawat pasien anak mengalami kecemasan ringan
inap 1 hari sebanyak 1 pasien (1.5%). sebanyak 1 pasien (1.5%).
Sebagian besar pasien anak tidak pernah Tabel 4. Tabel Tabulasi Silang antara
dirawat di rumah sakit sebanyak 41 pasien Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan
(61.2%), sedangkan sebagian kecil pasien
Tingkat Kecemasan Hospitalisasi Pada
anak sudah pernah dirawat di rumah sakit Anak Usia Prasekolah (3-6 Tahun)
sebanyak 26 pasien (38.8%).

Tabel 2. Tabel Karakteristik berdasarkan


Komunikasi Terapeutik Perawat
Komunikasi Prosentase
Frekuensi
Terapeutik %
Tidak Baik 11 16.4
Kurang Baik 30 44.8 Berdasarkan data tabel diatas dapat
Baik 24 35.8 diketahui bahwa 67 pasien anak sebagian
Sangat Baik 2 3.0 besar memiliki tingkat kecemasan berat
Total 67 100 sebanyak 30 pasien (44.8%) dan
komunikasi terapeutik perawat kurang
Berdasarkan data tabel diatas dapat baik. Sedangkan sebagian kecil pasien
diketahui dari 67 perawat didapatkan anak memiliki tingkat kecemasan ringan
bahwa sebagian besar perawat memiliki sebanyak 1 pasien anak (1.5%) dengan
komunikasi terapeutik yang kurang baik komunikasi terapeutik perawat tidak baik.
yaitu 30 perawat (44.8%), sedangkan
sebagian kecil perawat memiliki Tabel 5. Tabel Hasil Uji Spearmen antara
komunikasi terapeutik yang sangat baik Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan
yaitu 2 perawat (3.0%). Tingkat Kecemasan Hospitalisasi Pada Anak
Usia Prasekolah (3-6 Tahun) Di Rumah Sakit
Tabel 3. Tabel Karakterisitik Berdasarkan Permata Bunda Malang
Tingkat Kecemasan Hospitalisasi Pada Tingkat Kecemasan
Anak Usia Prasekolah (3-6 Tahun) Komunikasi r -0.904
Terapeutik
Prosentase Perawat p 0.000
Keterangan Frekuensi
% n 67
Kecemasan 1 1.5
Ringan Berdasarkan hasil uji korelasi
Kecemasan 26 38.8 spearman pada tabel diatas didapatkan
Sedang
nilai koefisiensi korelasi spearman (r hitung)
Kecemasan 30 44.8
Berat sebesar -0.904 dengan p-value 0.000.
Panik 10 14.9 kurang dari α= 0.05. Hal ini menunjukkan
Total 67 100 bahwa terdapat korelasi antara komunikasi
terapeutik perawat dengan tingkat

Febrianti, F.V., dkk., Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat 53


.
PROFESIONAL HEALTH JOURNAL
Volume 2, No. 1, Juni 2020 (Hal. 50-57)
Available Online at https:// https://www.ojsstikesbanyuwangi.com

kecemasan hospitalisasi pada anak. trauma dan mengembangkan koping yang


Koefisien korelasi spearman yang tidak adaptif.
berbentuk sebesar -0.904 yang berarti Berdasarkan hasil uji statistik
hubungan antara komunikasi terapeutik dengan menggunakan korelasi Spearman
perawat dengan tingkat kecemasan Rank kemudian dianalisis dengan
hospitalisasi anak bersifat negatif atau menggunakan fasilitas komputer program
berlawanan arah dan memiliki kekuatan SPSS versi 16 dengan nilai r sebesar -
hubungan sangat kuat. Apabila komunikasi 0.904 yang berarti hubungan antara
terapeutik perawat semakin baik maka komunikasi terapeutik perawat dengan
tingkat kecemasan hospitalisasi pada anak tingkat kecemasan hospitalisasi anak
semakin turun, demikian pula jika bersifat negatif atau berlawanan arah dan
sebaliknya. memiliki kekuatan hubungan sangat kuat
dan nilai p sebesar 0.000 (α < 0,005). Hal
ini menunjukan bahwa hipotesis yang
PEMBAHASAN diajukan diterima, yaitu Ho ditolak dan H1
Berdasarkan data tabel diatas dapat diterima. Berdasarkan kriteria uji tersebut
diketahui bahwa 67 pasien anak sebagian maka dapat disimpulkan terdapat
besar memiliki tingkat kecemasan berat hubungan antara komunikasi terapeutik
sebanyak 30 pasien (44.8%) dan perawat dengan tingkat kecemasan
komunikasi terapeutik perawat kurang hospitalisasi pada anak usia prasekolah (3-
baik. Sedangkan sebagian kecil pasien 6 tahun) di rumah sakit permata bunda
anak memiliki tingkat kecemasan ringan malang.
sebanyak 1 pasien anak (1.5%) dengan Pelaksanaan komunikasi terapeutik
komunikasi terapeutik perawat tidak baik. bertujuan membantu pasien menjelaskan
Hal tersebut dikarenakan anak telah dan mengurangi beban pikiran, perasaan,
memiliki pengalaman di rawat di Rumah mengurangi keraguan dan mempercepat
Sakit sehingga anak sudah mengenal interaksi kedua pihak antara perawat dan
lingkungan Rumah Sakit. Sedangkan pasien sehingga dapat membantu
kecemasan berat di dapatkan sebanyak 30 dilakukannya tindakan yang efisen
pasien dengan komunikasi terapeutik (Marfoedz, 2009). Komunikasi perawat di
kurang baik. Kecemasan berat ini banyak rumah sakit juga bertujuan agar pelayanan
dialami dalam segi psikologis seperti anak keperawatan yang diberikan berjalan
yang takut, cemas, dan khawatir terhadap efektif.
tindakan di Rumah Sakit serta lingkungan Intervensi yang penting dilakukan
Rumah Sakit yang tidak nyaman. perawat yang merawat pasien anak
Hasil penelitian tersebut didukung dirumah sakit pada prinsipnya untuk
dengan teori (Ramdaniati, 2011) jika anak meminimalkan stresor, mencegah perasaan
mengganggap pengalaman dilakukan kehilangan, meminimalkan rasa takut
tindakan invasif bukanlah suatu terhadap perlukaan dan nyeri serta
pengalaman yang mengancam tetapi memaksimalkan manfaat perawatan di
pengalaman yang menyenangkan, anak rumah sakit. Terapi komunikasi terapeutik
akan lebih kooperatif pada perawat juga merupakan salah satu cara yang
maupun dokter. Jika pengalaman tersebut efektif dalam mengatasi kecemasan pada
merupakan pengalaman yang tidak anak yang dirawat di rumah sakit.
menyenangkan akan menyebabkan anak Hubungan perawat dengan pasien yang

Febrianti, F.V., dkk., Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat 54


.
PROFESIONAL HEALTH JOURNAL
Volume 2, No. 1, Juni 2020 (Hal. 50-57)
Available Online at https:// https://www.ojsstikesbanyuwangi.com

terapeutik dapat memberikan pengalaman kemampuan komunikasi terapeutik


perbaikan emosi bagi pasien. Hal ini perawat dalam memberikan pelayanan
menyebabkan perawat mengaplikasikan keperawatan.
dirinya secara terapeutik dan memakai b. Bagi Rumah Sakit
berbagai teknik komunikasi agar perilaku Sebagai bahan masukan bagi rumah
pasien berubah ke arah yang positif sakit dalam rangka meningkatkan
(Dalawi, E.Rochimah, Gustina, Roselina, mutu pelayanan, khususnya tentang
E. Banon, 2009). komunikasi perawat dengan tingkat
Maka dari hasil penelitian ini dapat kecemasan hospitalisasi pada anak
disimpulkan bahwa semakin baik usia prasekolah (3-6 tahun) sehingga
komunikasi terapeutik yang dilakukan mutu pelayanan Rumah Sakit tercapai.
perawat maka semakin turun tingkat c. Bagi Pendidikan
kecemasan hospitalisasi pada anak. Penelitian ini diharapkan untuk
Sebaliknya jika komunikasi terapeutik memperbanyak khasanah ilmu
perawat dilakukan kurang baik maka akan keperawatan dan menjadi suatu bahan
menyebabkan tingginya tingkat kecemasan masukan untuk penelitian-penelitian
yang terjadi pada anak. Dukungan keluarga lebih lanjut terkait dengan komunikasi
juga berperan penting dalam tingkat perawat dengan tingkat kecemasan
kecemasan pada anak. Anak akan merasa hospitalisasi pada anak usia
aman jika berada didekat orang-orang yang prasekolah (3-6 tahun).
dia sayangi. d. Bagi Orang Tua
Memberikan masukan dan motivasi
kepada orang tua untuk dapat
KESIMPULAN mengoptimalkan dukungan sosial
a. Dari seluruh pasien anak hampir kepada anaknya yang menjalani
setengahnya sebanyak 30 pasien anak perawatan di rumah sakit sehingga
dengan tingkat kecemasan berat yaitu dapat berpartisipasi dalam merawat
(44.8 %). anak dan dapat mengurangi
b. Dari seluruh perawat hampir setengah kecemasan anak yang menjalani
perawat sebanyak 30 perawat hospitalisasi.
memiliki komunikasi terapeutik yang
kurang baik yaitu (44.8 %).
c. Adanya hubungan antara komunikasi DAFTAR PUSTAKA
terapeutik perawat dengan tingkat Adriana, Dian, 2011. Tumbuh Kembang
kecemasan hospitalisasi pada anak dan Therapy Bermain pada anak.
usia prasekolah (3-6 tahun) di rumah Jakarta: Salemba Medika
sakit permata bunda malang.
Anggraini, Silvia. (2014). Hubungan
Komunikasi Terapeutik Perawat
SARAN Dengan Tingkat Kecemasan Pasien
Pre Operasi Di Irna Bedah Rsup. Dr.
a. Bagi Perawat
M. Djamil Padang. Padang: Other
Penelitian ini dapat menjadi suatu
thesis, Andalas University. Publikasi
informasi tentang hubungan
tahun 2014
komunikasi terapeutik perawat dengan
tingkat kecemasan hospitalisasi anak Bowden, Vicky R., & Greenberg. (2010).
usia prasekolah serta meningkatkan Pediatric Nursing Procedures 3th Ed.
Febrianti, F.V., dkk., Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat 55
.
PROFESIONAL HEALTH JOURNAL
Volume 2, No. 1, Juni 2020 (Hal. 50-57)
Available Online at https:// https://www.ojsstikesbanyuwangi.com

California: Lippincott Williams & Keperawatan. Jakarta: Salemba


Wilkins. Medika.
Brunner & Suddarth, (2013). Buku Ajar Potter, P. A & Perry, A.G. (2010). Buku
Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi
volume 2. Jakarta: EGC keempat, Jakarta: EGC.
Dahlan, Sopiyudin M. 2013. Besar Sampel Potter, P. A.,& Perry, A. G. (2010). Buku
dan Cara Pengambilan Sampel. Ajar Fundamental Keperawatan.ed.7
Jakarta: Salemba Medika buku 3. Jakarta: Salemba Medika
Gunarsa, S. D. 2011. Psikologi Ramdaniati, S. 2011. Analisis determinan
Perkembangan Anak dan Remaja. kejadian takut pada anak pra sekolah
Jakarta: BPK. Gunung Mulia dan sekolah yang mengalami
hospitalisasi di Ruang Rawat Anak
Hidayat, A. A. A. (2009). Pengantar Ilmu RSU Blud dr. Slamet Garut. Tesis.
Kesehatan Anak. Jakarta: Salemba Universitas Indonesia.
Medika.
Rahma, F. & Puspasari, Y. N. (2010).
Machfoedz I, et al. 2009. Metodologi Upaya Meningkatkan Daya Pikir Anak
Penelitian Bidang Kesehatan, Melalui Permainan Edukatif. Diakses
Keperawatan, Kebidanan, Kedokteran. dari
Yogyakarta: Fitramaya. http://etd.eprints.ums.ac.id/9837/1/A52
0085042.pdf.
Mubarak, W I dan Chayatin N, 2012, Ilmu
Keperawatan Komunitas Pengantar dan Severo, Richard. (2009). Play Eases The
Teori. Jakarta: Salemba Medika Fears Of Hospitalized Children.
www.nytimes.com diakses pada
Mulyani et al. 2008. Komunikasi dan
tanggal 5 maret 2009.
Hubungan Terapeutik Perawat-Klien
terhadap Kecemasan Pra-Bedah Stuart, G.W & Sundeen, S.J, 2008. Buku
Mayor. Yogyakarta; 2008. saku keperawatan jiwa edisi 3. Jakarta:
EGC.
Mundakir, 2010, Komunikasi Keperawatan
Aplikasi Dalam Pelayanan, Edisi 1 Survei Kesehatan Nasional (SUSENAS).
(2010). Jumlah anak usia prasekolah
Murwani, A & Istichomah (2009).
di indonesia. Diakses dari:
Komunikasi Terapeutik Panduan Bagi
http://www.rand.org/labor/bps/susenas.
Perawat Yogyakarta: Fitramaya.
html pada tanggal: 11 november 2015.
Notoatmodjo, Soekidjo. Ilmu Perilaku
Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta. 2012 Sugiyono. (2014) Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Nurhasanah, Nunung. (2010). Ilmu Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Komunikasi Dalam Konteks Alfabeta.
Keperawatan. Jakarta: TIM
Sujatmiko, Budiman. 2013. Anak – Anak
Nursalam. (2013). Konsep dan Penerapan Revolusi. Jakarta: Gramedia
Metodologi Penelitian Ilmu

Febrianti, F.V., dkk., Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat 56


.
PROFESIONAL HEALTH JOURNAL
Volume 2, No. 1, Juni 2020 (Hal. 50-57)
Available Online at https:// https://www.ojsstikesbanyuwangi.com

Sukarmin, Subiwati. (2014). Hubungan RSU PKU Muhammadiyah Gubug.


antara lama hospitalisasi dan persepsi Jurnal Ilmu Keperawatan dan
keluarga tentang perilaku perawat kebidanan. Vol.8 No.2 (2017) 19-24.
dengan kecemasan anak prasekolah di
Sumaryoko. (2011) Hubungan Tingkat Widianti, C. R. (2011). Pengaruh senam
Pendidikan dengan Tingkat otak terhadap kecemasan akibat
Pengetahuan Perawat tentang Terapi hospitalisasi pada anak usia
Bermain pada Anak di Rumah Sakit Se prasekolah di RS Panti Rapih
Wilayah Boyolali. Skripsi. Universitas Yogyakarta. Tesis Fakultas
Muhammadiyah Surakarta. Publikasi Keperawatan Universitas Indonesia.
tahun 2012. Publikasi tahun 2012
Supartini, Y., 2012, Buku Ajar Konsep Wong, L. Donna. 2009. Buku Ajar
Keperawatan Anak, EGC, Jakarta. Keperawatan Pediatrik. Vol. 1. Edisi 6.
Jakarta: EGC.

Febrianti, F.V., dkk., Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat 57

You might also like