You are on page 1of 16
perdirjen no 018 tahun 2021 g PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH SMK YANG MENGEMBANGKAN TEACHING FACTORY jk Direktorat SMK - Kemdikbud SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI NOMOR 018 TAHUN 2021 TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN YANG MENGEMBANGKAN PEMBELAJARAN INDUSTRI (TEACHING FACTORY) TAHUN 2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI, Menimbang: bahwa untuk kelancaran dan ketertiban pengelolaan bantuan pemerintah © Sekolah © Menengah = Kejuruan yang Mengembangkan Pembelajaran Industri (Teaching Factory) Tahun 2021 dan melaksanakan ketentuan Pasal 5, Pasal 15 ayat (1), dan Pasal 17 ayat (7) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2019 tentang Pedoman Umum Penyaluran Bantuan Pemerintah di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 44 Tahun 2020 tentang Perubahan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 32 Tahun 2019 tentang Pedoman Umum Penyaluran Bantuan Pemerintah di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi tentang Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah Sekolah Menengah Kejuruan yang Mengembangkan Pembelajaran Industri (Teaching Factory) Tahun 2021; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4864); Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 33); Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2019 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 242); Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1340) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1745); Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1689); Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 32 Tahun 2019 tentang Pedoman Umum Penyaluran Bantuan Pemerintah di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1167) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 44 tahun 2020 tentang Perubahan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2019 tentang Pedoman Umum Penyaluran Bantuan Pemerintah di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1145); Menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1673) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 9 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 124); Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 46 Tahun 2019 tentang Rincian Tugas Unit Kerja di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1728) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 17 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 46 Tahun 2019 tentang Rincian Tugas Unit Kerja di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 269); |. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 14 tahun 2021 tentang Pedoman Pengadaan Barang Jasa oleh Satuan Pendidikan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 245); MEMUTUSKAN: : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN YANG MENGEMBANGKAN PEMBELAJARAN INDUSTRI (TEACHING FACTORY) TAHUN 2021. Pasal 1 Petunjuk Teknis ini disusun sebagai acuan bagi: a. Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; b. Dinas Pendidikan Provinsi; c. Badan Penyelenggara Sekolah Menengah Kejuruan d. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK); e. Dunia Usaha, Dunia Industri, dan Dunia Kerja lainnya; dan { Pemangku kepentingan lainnya, dalam pengelolaan, pengawasan, dan pembinaan program Bantuan Pemerintah Sekolah Menengah Kejuruan yang Mengembangkan Pembelajaran Industri (Teaching Factory) Tahun 2021 agar dapat dilaksanakan secara tertib dan tepat sasaran serta mendukung program pendidikan nasional. Pasal 2 Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah Sekolah Menengah Kejuruan yang Mengembangkan Pembelajaran Industri (Teaching Factory) Tahun 2021 sebagaimana tercantum dalam Lampiran, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini, Pasal 3 Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 22 Februari 2021 DIREKTUR JENDERAL TTD WIKAN SAKARINTO Salinan Sesuai dengan aslinya, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi ian Pendidikan dan Kebudayaan, SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI NOMOR 018 TAHUN 2021 TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN YANG MENGEMBANGKAN PEMBELAJARAN INDUSTRI (TEACHING FACTORY) TAHUN 2021 BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teaching Factory atau dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2015 tentang Pengembangan Sumber Daya Industri dijelaskan sebagai berikut: “pabrik dalam sekolah (teaching factory) adalah sarana produksi yang dioperasikan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya untuk menghasilkan produk sesuai dengan kondisi nyata di Dunia Usaha, Dunia Industri, dan Dunia Kerja lainnya”. Sedangkan dalam Grand Design TeFa SMK di definisikan sebagai “suatu konsep pembelajaran di SMK berbasis produksi (barang/jasa) yang mengacu kepada standar dan prosedur yang berlaku di Dunia Usaha, Dunia Industri, dan Dunia Kerja lainnya serta dilaksanakan dalam suasana seperti di lingkungan Dunia Usaha, Dunia Industri, dan Dunia Kerja lainnya”, dalam pelaksanaannya menuntut kemitraan pihak Dunia Usaha, Dunia Industri, dan Dunia Kerja lainnya serta dukungan Pemerintah Daerah, orang tua murid, masyarakat serta pihak-pihak terkait lainnya. Sebagai akibat diterapkannya pembelajaran berbasis produksi model TeFa, maka suasana SMK akan berubah bukan saja lingkungan, ekosistem dan atmosfir sekolah yang harus dikondisikan seperti DUDI, namun sekolah harus memiliki line production sendiri yang dapat menghidupi dirinya sendiri. Di luar kegiatan pembelajaran, sekolah akan disibukkan dengan kegiatan peserta didik yang melakukan kegiatan proses produksi baik membuat barang dan atau melakukan layanan jasa terhadap masyarakat yang merupakan prinsip dasar pembelajaran model Teaching Factory. Ekosistem sekolah akan berkembang menjadi semakin besar seiring dengan banyaknya entitas yang beraktivitas dan berinteraksi dan pada akhirnya terjadi evolusi perubahan fungsi dari sekadar institusi pendidikan menjadi institusi yang juga menangani layanan masyarakat khususnya dalam kaitan dengan pemanfaatan produk TeFa. Pentingnya penyediaan sumberdaya manusia (SDM) yang terampil dan siap kerja diwujudkan pemerintah melalui kebijakan peningkatan mutu pendidikan kejuruan yang memberi perhatian pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang lebih berorientasi pada permintaan pasar tenaga kerja masyarakat ekonomi ASEAN (MEA), dan mempersiapkan para lulusan dengan pembekalan karakter kewirausahaan (entrepreneurship) dapat menghasilkan produk (barang/jasa) yang siap diterima pasar, serta bersinergi erat dengan industri sebagai mitra utama dalam penerapan Teaching Factory. Pengalaman dari sejumlah industri yang telah bekerja sama dengan beberapa SMK yang telah menerapkan pola pembelajaran seperti Teaching Factory, unit produksi, dan sejenisnya, medapatkan respon positif dari Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI) atas peningkatan kualitas lulusannya. Hubungan kerjasama antara SMK dengan industri dalam pola pembelajaran Teaching Factory akan berdampak positif untuk meningkatkan kerjasama (partnership) secara sistematis dan terencana didasarkan pada posisi win- win solution. Penerapan pola pembelajaran Teaching Factory merupakan sinkronisasi dunia pendidikan kejuruan dengan dunia industri, sehingga terjadi check and balance terhadap proses pendidikan pada SMK untuk menjaga dan memelihara keselarasan (link and match) dengan kebutuhan pasar kerja. Pendampingan industri dan tenaga ahli juga semakin menambah kualitas barang/jasa, kualitas proses produksi dan peluang penetrasi barang/jasa yang dihasilkan menembus pasar yang lebih luas lagi. Kualitas guru pada kompetensi keahlian di SMK, saat ini menjadi trending topic permasalahan yang belum menemukan jalan keluarnya, dimana mayoritas dari mereka masih kurang memiliki pengalaman kerja industri yang memadai. Melalui pembelajaran pola Teaching Factory yang hakekatnya memboyong sistem industry sebagai pendekatan pembelajaran di SMK diharapkan terjadi transfer teknologi dari industry, yang pada gilirannya kualitas guru akan meningkat. Pola pembelajaran Teaching Factory dirancang berbasis produksi barang/jasa dengan mengadopsi dan mengadaptasi standar mutu dan prosedur kerja industri, akan memberi pengalaman pembelajaran kompetensi tambahan terutama soft skill seperti etos kerja disiplin, jujur, bertanggungjawab, kreatif- inovatif, karakter kewirausahaan, bekerjasama, berkompetisi secara cerdas dan sebagainya. Kompetensi tersebut sangat sulit diperoleh melalui pendidikan kejuruan yang diselenggarakan secara konvensional, yang pada pembelajarannya hanya dilaksanakan sampai pada pencapaian kompetensi keahlian sebagai hard skill. Tujuan Bantuan Pemerintah Bantuan Pemerintah ini bertujuan untuk mengembangkan SMK agar mampu : 1, Mengembangkan SMK dalam rangka meningkatkan kualitas kemitraan dengan DUDIKA (Dunia Usaha dan Dunia Industri). 2. Mengembangkan proses pembelajaran yang berkualitas bagi peserta didik dan yang sesuai dengan kebutuhan DUDI (Dunia Usaha dan Dunia Industri); 3. Membekali lulusan SMK agar siap kerja dan menjadi pelaku wirausaha pemula (startup); 4, Menumbuhkembangkan kreativitas peserta didik SMK dalam pembelajaran praktik untuk menghasilkan produk dan atau layanan jasa sesuai dengan kompetensinya; 5. Membekalkan keterampilan sesuai yang dibutuhkan dalam dunia kerja; 6. Memperluas cakupan peluang kerja bagi lulusan SMK; 7. Memfasilitasi siswa memulai usaha (startup) secara mandiri dan atau berkelompok sesuai dengan kompetensi keahliannya; 8. Melatih kemampuan/softskill wirausaha peserta didik SMK, sehingga memungkinkan lulusan SMK untuk membuka usaha sendiri; dan 9. Menanamkan etos dan budaya kerja DUDI. A. BAB IL PROGRAM PENGEMBANGAN SMK YANG MENGEMBANGKAN ‘TEACHING FACTORY Pengertian Bantuan Pemerintah Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan yang Mengembangkan Pembelajaran Industri (Teaching Factory) adalah upaya menjadikan SMK yang mampu menunjukkan kinerja pencetak lulusan yang memiliki hardskills dan softskills, kinerja kurikulum project/ Production Based Education Training (PBET) SMK, dan hasil pembelajaran praktik sesuai dinamika teknologi serta usaha hilirisasi produk barang dan jasa secara terpadu antara SMK dan Dunia Usaha, Dunia Industri, dan Dunia Kerja lainnya. Pemberi Bantuan Pemerintah Pemberi Bantuan Pemerintah Sekolah Menengah Kejuruan yang Mengembangkan Pembelajaran Industri (Teaching Factory) Tahun 2021 adalah Direktorat SMK melalui DIPA Satuan Kerja Direktorat SMK Nomor SP DIPA- 023.18.1.690440/2021 tanggal 23 November 2020. Penerima Bantuan Pemerintah Penerima Bantuan Pemerintah Sekolah Menengah Kejuruan yang Mengembangkan Pembelajaran Industri (Teaching Factory) Tahun 2021 adalah Sekolah Menengah Kejuruan yang telah memenuhi syarat dan kriteria sekolah penerima bantuan. Persyaratannya sebagai berikut: 1. Terdaftar di dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik); 2. Tidak memiliki tunggakan laporan bantuan pemerintah dari Direktorat SMK tahun anggaran sebelumnya; 3. Mengajukan usulan melalui aplikasi Takola SMK; 4. Diprioritaskan bagi SMK yang memiliki sumber daya yang baik pada komponen: a. Manajemen; s Hubungan dengan DUDI; Tempat praktik bengkel/ruang praktik/lahan; Marketing/ promosi; Unit Produksi; dan ‘Sumberdaya Manusia (SDM). Pp po D. Bentuk Bantuan Pemerintah Bantuan Pemerintah Sekolah Menengah Kejuruan yang Mengembangkan Pembelajaran Industri (Teaching Factory) Tahun 2021 diberikan dalam bentuk uang. E. Rincian Jumlah Bantuan Pemerintah/Peruntukkan Bantuan Pemerintah Sekolah Menengah Kejuruan yang Mengembangkan Pembelajaran Industri (Teaching Factory) Tahun 2021 adalah sebesar Rp27.000.000.000,00 (dua puluh tujuh miliar rupiah) untuk 60 (enampuluh) SMK. Anggaran tersebut dapat dipergunakan untuk: (1) Merencanakan pembelajaran praktik yang menghasilkan produk; (2) Melaksanakan proses produksi melalui pembelajaran praktik; (3) Pengadaan Peralatan Pendukung Proses Produksi; (4) Mengevaluasi produk/kendali mutu proses produksi; (5) Mengembangkan dan melaksanakan strategi pemasaran; (6) Pengurusan HAKI/ Hak paten dan Branding produk. BAB III TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYALURAN BANTUAN A. Tata Cara Pengajuan Bantuan Pemerintah 1. Pengusulan Bantuan SMK calon penerima bantuan berkewajiban: a. Mengajukan usulan bantuan ke dalam aplikasi Takola SMK; dan b. Menyampaikan dokumen persyaratan bantuan pada saat bimbingan teknis. 2. Seleksi Direktorat SMK melaksanakan seleksi calon penerima bantuan dengan menggunakan dasar analisis Dapodik dan analisis data referensi lainya serta usulan melalui Aplikasi Takola SMK. 3. Penetapan Penerima Bantuan Penerima bantuan ditetapkan dengan Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bidang Sarana Prasarana Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan dan disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 4, Penandatanganan Perjanjian Kerja sama PPK Bidang Sarana Prasarana Direktorat SMK menandatangani perjanjian kerja sama dengan Kepala SMK yang telah ditetapkan sebagai penerima bantuan. B, Pencairan bantuan pemerintah Pencairan dana bantuan dapat dilakukan melalui mekanisme Pembayaran Langsung (LS) atau Uang Persediaan (UP). ©, Penyaluran Bantuan Pemerintah 1, Mekanisme Penyaluran Mekanisme penyaluran Bantuan Pemerintah Sekolah Menengah Kejuruan yang Mengembangkan Teaching Factory Tahun 2021 adalah: a, Bantuan diberikan oleh Direktorat SMK yang disalurkan dalam bentuk uang. b. Dana bantuan disalurkan dalam bentuk uang langsung ke rekening SMK Penerima Bantuan dalam dua tahap setelah memenuhi syarat yang ditetapkan. 2. Jadwal Pelaksanaan No Nama Kegiatan ee 1_| Seleksi Maret - April 2021 9 | Penentuan sekolah calon penerima bantuan April 2021 pemerintah 3__|Bimbingan Teknis Mei 2021 4_| Penyaluran Bantuan Mei 2021 ole Juni - November 2021 6_| Pelaporan November 2021 7_| Monitoring dan Evaluasi November 2021 Keterangan: 1. Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan datang langsung ke sekolah dan/atau melalui daring. 2. Jadwal bersifat tentatif D. Pertanggungjawaban Belanja Bantuan Pemerintah Hal-hal yang harus diperhatikan antara lain: 1. Setiap penggunaan Bantuan Pemerintah Sekolah Menengah Kejuruan yang Mengembangkan Teaching ‘Factory harus_— dapat dipertanggungjawabkan secara benar yang didukung dengan bukti fisik dan administrasi (jurnal keuangan harian); 2. Menyiapkan dokumen teknis, administrasi, dan keuangan untuk kepentingan pemeriksaan; 3. Bukti pengeluaran wang dalam jumlah tertentu harus dibubuhi meterai yang cukup sesuai ketentuan yang berlaku; 4. Bukti pengeluaran harus diuraikan secara jelas peruntukannya (misalnya: transport, pembelian barang/jasa, dan lain-lain), diberi tanggal dan nomor bukti pengeluaran; 5. Apabila terdapat pemanfaatan dana yang menambah asset, sekolah wajib mencatatkan dalam berita acara serah terima aset; 6. Apabila terjadi penyimpangan terhadap penggunaan dana bantuan, maka penerima bantuan akan dikenakan sanksi sesuai peraturan yang berlaku. E. Ketentuan Perpajakan Pemungutan dan Penyetoran Pajak dalam penggunaan dana bantuan mengikuti ketentuan perpajakan. F. Sanksi Sanksi terhadap penyalahgunaan dana bantuan pemerintah ini yang mengakibatkan kerugian negara, seperti: 1. Penyampaian dokumen, data, dan informasi palsu dan hal lain yang tidak sesuai fakta/kenyataan serta tidak dapat dipertanggungjawabkan; dan 2. Penyalahgunaan bantuan pemerintah yang menimbulkan kerugian negara dan/atau satuan pendidikan dan/atau peserta didil. Lembaga penerima wajib mengembalikan dan menyetorkannya ke kas negara dan tidak dipertimbangkan mendapat bantuan pemerintah yang bersumber dari APBN melalui Direktorat SMK tahun berikutnya. BAB IV MONITORING DAN PENGAWASAN A. Monitoring Monitoring dilakukan oleh Direktorat SMK dan/atau dapat melibatkan unsur lain/instansi lain yang berkoordinasi dengan Direktorat SMK terhadap pelaksanaan Program Bantuan Pemerintah. B. Pengawasan Dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan bantuan pemerintah dilakukan pengawasan oleh Direktorat SMK bersama sama Inspektorat Jenderal selaku pengawas internal Kemendikbud. ©. Evaluasi Evaluasi dilaksanakan oleh Direktorat SMK sebagai tindak lanjut pelaksanaan monitoring, untuk menganalisis hasil monitoring program bantuan pemerintah yang menghasilkan rekomendasi bagi pelaksanaan program bantuan pemerintah berikutnya. Dalam rangka meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan dan pertanggungjawaban dana bantuan pemerintah untuk SMK penerima bantuan, maka Direktorat SMK akan selalu: 1. Meningkatkan kehandalan sistem pengawasan internal melalui pemeriksaan auditor Inspektorat Jenderal Kemendikbud; 2. Melakukan pengawasan secara berkala pelaksanaan penyaluran bantuan pemerintah; 3. Menerapkan sanksi yang tegas apabila SMK penerima bantuan tidak menyampaikan laporan pertanggungjawaban bantuan pemerintah sesuai ketentuan yang berlaku. INFORMASI DAN PENGADUAN Kepada Direktur Sekolah Menengah Kejuruan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Gedung E Lantai 12-13, Jakarta 10270 Telp. 021-5725473, 5725477. Laman : http://smk.kemdikbud.go.id BABV PENUTUP Petunjuk Teknis ini merupakan pedoman bagi pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan Program Bantuan Pemerintah Sekolah Menengah Kejuruan yang Mengembangkan Teaching Factory, agar terdapat kesamaan pandangan dan persepsi mulai perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan pertanggungjawaban program Bantuan Pemerintah SMK, apabila semua yang terlibat dalam proses bantuan ini konsisten terhadap peraturan perundangan termasuk penerapan Petunjuk Teknis ini. Dalam rangka pencegahan dan pemberantasan Korupsi, Panitia, Pegawai Pusat, dan Daerah tidak diperbolehkan melakukan pungutan liar (pungli), menerima gratifikasi, menerima barang, uang, atau janji-janji apapun dari pihak yang menerima bantuan. Hal-hal yang belum diatur dalam Petunjuk Teknis ini akan diatur lebih rinci dalam Petunjuk Pelaksanaan Bantuan yang diterbitkan oleh Direktorat SMK. DIREKTUR JENDERAL TTD WIKAN SAKARINTO Salinan Sesuai dengan aslinya, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi _/Rettieoterian Pendidikan dan Kebudayaan, Demi kemajuan bangsa dan negara kita, mari bersama-sama kita laksanakan program dengan sebaik-baiknya. Jangan Takut Lapor Kasus Pungli. Jika dinilai sudah memiliki cukup bukti, laporan akan diteruskan ke kelompok kerja (pokja) penindakan. Laporan yang dinilai belum memiliki cukup bukti akan ditangani oleh pokja intelijen. Silakan lapor dengan menghubungi: SAPU BERSIH PUNGUTAN LIAR JI, Medan Merdeka Barat No. 15 Jakarta Pusat 10110 Email lapor@saberpungli.id Call Center : 0821 1213 1323 SMS Telp No Fax Website 1193 0856 8880 881 / 0821 1213 1323 1 021-3453085 : www.saberpungli.id Jadikanlah wadah ini sebagai alat aspirasi rakyat yang disampaikan dengan bahasa, sudut pandang, dan dukungan positif. Wadah ini terbuka untuk siapapun yang hendak melakukan pelaporan, Apabila ada kekurangan dan keterbatasan dalam hal proses pelaporan di aplikasi kami, mohon diinformasikan agar segera dilakukan perbaikan,

You might also like