You are on page 1of 16
5 N | SNI7705:2020 Standar Nasional Indonesia sipiepurys uepeg Pdi 42H Lembaran rata kalsium silikat 2 @ ? a ee 2 B 2 3 z & g = 2 3 2 < 2 BADAN BEND 228 eocs NASIONAL Ics 91.10.40 © BSN 2020 Hak cipta ditindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Ist dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN BSN Email: dokinfo@bsn.go.id wwew.bsn.go.id Diterbitkan ai Jakarta eUIEyN) NUIUNBUEG PAEOGTYAOY “Ld YMIUN NSE Ye}o JeNa|p JU AepuE}g UEUI|eS 'JeuOISEN Ises|prepUeERS UEPER eIdIO HEH 4 ‘SNI7705:2020 Daftar i: Daftar isi es oe sana Prakata Ruang lingkup. ‘Acuan normatif. Istilah dan definisi Klasifikasi Pengambilan contoh Cara uji......... petlnbanineniseadDcbatetei “i see 4 Syarat lulus uji , ne 10 Syarat penandaan .... Bibliografi 1 2 3 4 a 5 Syarat mutu..... 6 a 8 9 Tabel 4 —Klasifikasi lembaran rata kalsium silikat Tabel 2 ~ Syarat mutu Tabel 3 — Jumlah contoh uj Gambar 1 ~ Penyiapan contoh uj lebar > 1.200 mm. Gambar 2 ~ Penyiapan contoh uji lebar < 1.000 mm Gambar 3 — Penyiapan contoh uji lebar < 400 mm..... 5 5 6 7 Gambar 4 ~ Cara pengaturan contoh uji pada uji kuat lentur. © BSN 2020 i 4) PWle}N HUlUNBUER PAEOG TY ADH “Ld HMUN NSG Ya|o YenaIp |u| AepUEyS UEUI,es ‘fEUOISEN IsesipAepUeIS UepeR Ed! yEH SNI7705:2020 Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI) 7705:2020 dengan judul Lembaran rata kalsium silikat merupakan revisi dari SNI 7705:2011, Lembaran rata kalsium silikat. Revisi dilakukan untuk menyesuaikan dengan standar penulisan terkini, melengkapi syarat mutu dan menyesuaikan engujian yang diperlukan dengan kebutuhan penggunaan. Perubahan teknis dalam standar ini meliputi penambahan nominal dimensi; pengelompokan tebal; menambahkan istilah dan definisi; mengganti uji ketahanan api menjadi uji tahan bakar, menghilangkan uji ketahanan beku-cair, uji ketahanan air hangat, uji konduktivitas panas, uji ketahanan pukul, ujitingkat ketahanan api, dan uji kedap suara ‘Standar ini disusun dan dirumuskan oleh Komite Teknis 91-02, Kimia bahan konstruksi, dan telah dibahas dalam rapat konsensus Komite Teknis di Jakarta pada 10 Desember 2019 yang dihadiri oleh wakil-wakil dari pemerintah, produsen, konsumen, lembaga sertifikasi produk, lembaga uj, tenaga ahli dan institusi terkait lainnya. Standar ini telah melalui jajak pendapat pada tanggal 26 Desember 2019 sampai dengan 23 Februari 2020 dan juga telah dibahas dalam rapat pembahasan hasil jajak pendapat pada tanggal 22 Juli 2020, dengan hasil akhir disetujui menjadi SNI. Perlu diperhatikan bahwa kemungkinan beberapa unsur dari dokumen standar ini dapat berupa hak paten. Badan Standardisasi Nasional tidak bertanggung jawab untuk pengidentifikasian salah satu atau seluruh hak paten yang ada. © BSN 2020 i z U2 2 3 2 g = : @ Bweyn pujuNBUEg PeOGTYAOH “Ld AMUN NSE Yolo yengIp | SNI 7705:2020 Lembaran rata kalsium silikat 4 Ruang lingkup Standar ini menetapkan spesifikasi teknis dan metode uji lembaran rata kalsium silikat yang digunakan sebagai bahan bangunan untuk aplikasi interior maupun eksterior antara lain: dinding, partisi, plafon, lisplang, lantai, bekisting, plint (skirting). Standar ini tidak berlaku untuk produk lembaran yang mengandung serat asbestos. s 2 Acuan norm: Dokumen acuan berikut sangat diperlukan untuk penerapan dokumen ini, Untuk acuan bertanggal, hanya edisi yang disebutkan yang berlaku. Untuk acuan tidak bertanggal, beriaku edisi terakhir dari dokumen acuan tersebut (termasuk seluruh perubahan/ amandemennya). SNI 1740, Cara uji bakar bahan bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung. 3. Istilah dan definisi 34 lembaran rata kalsium silikat bahan bangunan yang dibuat terutama dari bahan pasir silika, semen portland, serat selulosa, air, dengan atau tanpa bahan tambahan bila diperlukan, yang dibentuk menjadi lembaran rata melalui reaksi kimiawi yang terjadi pada suhu dan tekanan tertentu antara unsur silika dan kalsium di dalam autoclave. Lembaran dapat diberi wama atau permukaannya diberi lapisan seperti sealer, cat dasar dan/atau cat berwama atau dibiarkan tetap pada warna alaminya 3.2 lembaran bertekstur lembaran rata kalsium silikat yang memil permukaannya i tekstur dengan relief pola tertentu pada 3.3 plint (skirting) bahan penutup bagian terendah dari dinding interior. Tujuannya untuk menutupi sambungan antara permukaan dinding dan lantai, melindungi dinding dari benturan furnitur dan dapat berfungsi dekoratif 34 kuat lentur beban maksimum yang dapat ditambahkan pada pengujian hingga lembaran rata kalsium silikat mengalami rusak/patah. Dalam istilah teknis dikenal dengan modulus of rupture 35 contoh lembaran rata kalsium silikat dalam ukuran utuh yang diambil dari masing-masing kelompok ketebalan dan tipe produk 3.6 contoh uji bagian contoh yang telah melalui proses preparasi dan siap untuk diuyji © BSN 2020 tdari11 Iepuryg UeUITeg ‘euo|seN Jses|pUepUeS UePEG AIO YEH eureyy HujuNBUeG PABOG TY AOL “Ld MUN NSE Yoo ynayp | 4 ‘SNI7705:2020 4 Klasifikasi Lembaran rata kalsium silikat diklasifikasikan berdasarkan nitai minimum rata-rata kuat lentur sesuai Tabel 1 berikut. = Tabel 1 — Klasifikasi lembaran rata kalsium silikat a 2 Satuan dalam MPa 5 | Tipe g Kelas Z a » = Kelas 1 4 4 g Kelas 2 7 7 e Kelas 3 13 10 s Kelas 4 18 16 Kelas 5 24 22 CATATAN 1 Tipe A untuk produk yang digunakan di dalam dan di luar ruangan dengan ketebalan 2 6,0 mm, pengujian ditakukan pada kondisi jenuh (Saturated condition) CATATAN 2 Tipe B untuk produk yang digunakan di dalam fuangan, pengujian dilakukan pada kondisi ambien (Ambient condition). CATATAN 31 MPa = 10,03735 kg/om’. 5 Syarat mutu Persyaratan mutu sesuai dengan Tabel 2 berikut, Tabel 2 - Syarat mutu eWe\N NUlUNBUER preg TW ACY “Ld 1MIUN NSE Ye|O yeNaIp 1u| PUES UEUIJES ‘/eUO|sEN No. Uraian Satuan Persyaratan mutu 1. | Bentuk dan sifat tampak: « Bentuk — | + Persegi panjang, bujur sangkar. * Potongan — | © Rapi dan bersih dari sisa pemotongan * Permukaan = | + Salah satu permukaan harus halus. = Wama — | © Asli, diberi wama, dilapisi waa, * Motiftekstur = _| + Boleh bermotifibertekstur. 2. | Dimensi: «Panjang Milimeter| 1.000; 1.200; 1.220; 2.000; 2.400; 2.440; 2.700; 3.000; 4.000; 4.050. «Lebar Milimeter| 75; 100; 150; 200; 300; 400; 500; 600; 1.000; 1.200; 1.220. « Tebal Milimeter Kelompok 1 (<6 mm) 3.0; 3.5; 4,0; 4,5. = Kelompok 2 (6 - 12 mm) 6,0; 8,0; 9,0; 10,0; 12.0 Kelompok 3 (12 mm) 15,0; 18,0; 20,0; 24,0; 30,0 © BSN 2020 2dari 11 SNI7705:2020 Tabel 2 — Syarat mutu (lanjutan) No. Uraian Satuan Persyaratan mutu 3. | Toleransi dimensi: = | « Panjang Milimeter| + 5,0 = | » Lebar Milimeter| + 5,0 g | » Tebal a | -Lembaran rata’ 2 | Kelompok 4 (<6 mm) % |£100 & Kelompok 2 (6— 12mm) |Milimeter| + 0,6 g | Kelompok 3(>12 mm) —|Milimeter| + 1,0 2 |_~Lembaran bertekstur % [#100 & 4_| Kesikuan ‘% | 20,25 terhadap diagonal terpendek = 5._| Kuat lentur MPa __| Sesuai Tabel 4 3 6._| Densitas giom [20,8 z 7. | Perubahan panjang akibat z 3 | kelembapan a ce g B_| Kedap air ~__| Tidak boieh menetes : 9._| Ketahanan basah-kering = Ri 20,7 10. | Ketahanan panas-hujan Tidak boleh terjadi retak, delaminasi, | - | melengkung. Uji dilakukan untuk produk | tipe A dengan ketebalan 2 6,0 mm. 11. | Tahan bakar = tidak terbakar sesuai SNI 1740 6 Pengambilan contoh : a Contoh diambil secara acak dari kelompok ketebalan untuk masing-masing tipe produk yang telah ditetapkan layak jual oleh pihak produsen. Jumlah contoh yang diambil dari kelompok ketebalan untuk masing-masing tipe produk sampai dengan 1.200 lembar adalah 5 lembar contoh, dan setiap kelipatan sampai dengan 1.000 lembar diambil contoh tambahan 1 lembar contoh. Tabel 3 — Jumiah contoh uji B 8 2 3 g K Jumiah g No. Uraian oe Keterangan s 1._| Bentuk dan sifat tampak Ei ‘Observasi dani semua contoh utuh 3 Dimensi dan kesikuan = Pengukuran terhadap semua contoh utuh a 2 dari setiap | Masing-masing mewakili searah serat gz laces ‘contoh _| dan berpotongan serat é 1 dari setiap 2 4. | Densitas ‘contoh - = 5, | Perubahan panjang 2dari setiap | Masing-masing mewakili searah serat = akibat kelembapan contoh dan berpotongan serat 2 aloes 1 dari setiap | Untuk conioh berdimensi kecil, area uji contoh _| dimaksimalkan sesuai area yang ada - 4 dari setiap 7. | Ketahanan basah-kering| ‘contoh * 8_| Ketahanan panas-hujan | Sesuai 7.9 _| Dilakukan hanya untuk fipe A 9. | Tahan bakar 5 Sesuai SNI 1740 © BSN 2020 3dari11 SNI7705:2020 7 Cara uji 7A Pemeriksaan sifat tampak Dilakukan dengan pengamatan visual, sebagai berikut ~ Salah satu permukaan harus halus, dengan atau tanpa tekstur; — Bentuk persegi panjang, bujur sangkar; — Tepi potongan lembaran harus lurus dan rata; — Tidak terlihat adanya retak — retak, lubang atau cacat lainnya; = Wara alami, diberi wama atau dilapisi wama pada permukaannya. 7.2. Pengukuran dimensi 7.24 Pengukuran panjang dan lebar @) Pengukuran panjang dan lebar menggunakan meteran baja atau alat sejenisnya dengan keteliian 1mm, dilakukan paling sedikit 3 kali pengukuran pada setiap sisi dan tengah lembaran contoh b) Hasil pengukuran pada setiap lembaran contoh dihitung nilai rata-ratanya. ©) Panjang dan lebar dari contoh adalah jumlah rata-rata dari pengukuran tiap lembar contoh dibagi dengan jumlah lembaran contoh yang telah diukur. CATATAN Apabila lembaran berdimensi kecil, pengukuran cukup dilakukan 2 kali pada sisi lembaran contoh. 7.2.2 Pengukuran tebal a) Pengukuran tebal dilakukan terhadap contoh uji untuk pengujian kuat lentur, yaitu dilakukan pada sepanjang salah satu bidang patah setelah contoh uji dibebani sampai patah. b) Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat pengukur yang sesuai dan mempunyai ketelitian sampai 0,1 mm. ©) Pada setiap contoh uji dilakukan 3 kali pengukuran, kemudian dihitung nilai rata-ratanya dan perbedaan antara nilai minimum dan maksimum. d) Tebal rata-rata dari contoh dan perbedaannya adalah jumiah rata-rata dari masing-masing contoh uji dibagi dengan jumiah contoh uji yang diukur tebalnya. CATATAN Untuk lembaran bertekstur, pengukuran dilakukan pada contoh uji sebelum dilakukan uji kuat lentur, diukur pada posisi puncak tekstur di sepanjang sisi contoh uji sebanyak 8 tik pengukuran. 7.3 Kesikuan a) Pengukuran kesikuan dilakukan dengan mengukur lintasan diagonal dari lembaran contoh, menggunakan meteran baja atau alat sejenisnya dengan ketelifian 1 mm, ») Kesikuan adalah selisih dua diagonal dibagi diagonal terpendek, dinyatakan dalam persen (%). ©) Kesikuan contoh adalah nilai rata-rata dari kesikuan setiap lembaran contoh dibagi dengan jumlah lembaran contoh yang telah diukur. @ BSN 2020 Adari 11 Jepueig UBUI|ES ‘JeUOISeN ISesIpsepUES UepeR eIdID YEH Buleyn AUIUNBUEG PILOGTYAOY "Ld HUN NSE Y9Io JengIp | SNI7705:2020 7.4 Pengujian kuat lentur 7.41 Penyiapan contoh uji Contoh uji yang diambil berdasarkan Tabel 3 yang mewakili tipe dan kelompok tebal produk. Selanjutnya siapkan contoh uji dengan cara mengambil bagian pinggir kanan, tengah dan pinggir kiri dari contoh, dengan ketentuan penyiapan contoh uji seperti Gambar 1, Gambar 2, dan Gambar 3 berikut ini 250 mm, 250 mm Lebar > 1.200 mm 250 mm 250mm 250mm Gambar 1 — Penyiapan contoh uji lebar > 1.200 mm 250 mm | \\ 250 mm | Lebar < 1.000 mm 250 mm — -—— 250 mm 250 mm Gambar 2 - Penyiapan contoh uji lebar < 1.000 mm © BSN 2020 S dari 11 BweIN HulUNBUEG PAEOG IY ACH “Ld YUN NSA Yolo WeNaIp |u| LepUeIS UEUI[es 'JEUO/SEN |sesipAEpUES LEPeR BydID YEH ‘SN 7705:2020 Lebar s 400 mm 250 mm 250 mm 250 mm Gambar 3 - Penyiapan contoh uji lebar < 400 mm CATATAN 1 Penyiapan contoh uji untuk pengujian kuat lentur tipe A (saturated condition) harus dilakukan perendaman contoh uji yang telah dibuat selama 24 jam dalam suhu rang laboratorium ji untuk ketebalan < 20,0 mm. Perendaman contoh uji dilakukan selama 48 jam untuk ketebalan > 20,0 mm. CATATAN 2. Penyiapan contoh uji untuk pengujian kuat lentur tipe B (ambient condition) dibiarkan selama minimum 24 jam dalam suhu ruang laboratorium uj. 7.4.2 Contoh uji dengan ukuran lebar > 250 mm a) Dari setiap contoh dipotong untuk contoh uji ukuran 250 mm x 250 mm sebanyak 2 contoh uji yang masing-masing mewakili produk searah serat dan berpotongan serat. Tandai arah serainya dengan alat tulis. b) Semua contoh uji dibersihkan dari serpih-serpih yang mudah lepas sebelum diyji, dan diuji kuat lenturnya dengan mesin uji kuat lentur. ) Bagian permukaan yang kasar dari contoh uji dengan posisi searah serat diletakkan di atas dua buah batang penumpu yang diletakkan sejajar berjarak 215 mm. Pada bagian ujung batang penumpu berbentuk radius yang memiliki radius (r) 3 mm—25 mm. 4) Contoh uji dibebani pada tengah-tengah jarak tumpu dengan menggunakan sebuah batang pelentur berbentuk sama dengan batang penumpu. Salah satu batang penumpu harus terpasang kokoh pada tempat pengujian. Batang penumpu lainnya dan batang pelentur mempunyai mekanisme penghubung fieksibel pada bagian tengahnya, dapat berupa ‘engsel, sedemikian sehingga dapat bergerak bebas di bidang vertikal (lihat Gambar 4) e) Pembebanan dilakukan dengan mesin uji kuat lentur dengan kecepatan 1.000 gram per detik hingga contoh uji patah pada satu arah tertentu dan catat hasiinya Satukan benda uji tersebut untuk diuji dengan arah tegak lurus terhadap bidang patah uji pertama dan catat hasilnya. ) Ukuriah tebal rata-rata pada bidang patahnya. g) Satuan kuat lentur adalah jumiah nilai rata-rata dari 2 nilai yang diperoleh dari 2 pengujian dibagi dengan jumiah contoh uji dan dinyatakan dalam satuan Newton per millimeter persegi (Nimm?). h) Kuat lentur dihitung sebagai berikut: 3PL Kuat lentur = ——5 N/émm? 1) ‘at lentur = 5 ay Keterangan: P adalah beban maksimum yang diberikan pada contoh uji, dinyatakan dalam Newton (N atau Kg). adalah jarak antara penumpu contoh uj, dinyatakan dalam milimeter (mm) adalah lebar contoh uj, dinyatakan datam milimeter (mm). adalah tebal contoh uj, dinyatakan dalam milimeter (mm). © BSN 2020 6 dari 11 e z 8 z e é g sl 3 zg 3 @ ? euieyN NUJUNBueg pieoqTYAOY ‘Ld ¥NIUN NSE Yelo yeNgIp | 4 7.4.3. Contoh uji dengan ukuran lebar < 250 mm a) Dari setiap contoh dipotong untuk contoh uji ukuran panjang 250 mm dengan lebar sesuai dengan lebar contoh. Pengujian ini dilakukan terhadap 3 contoh uji b) Semua contoh uji dibersihkan dari serpih-serpih yang mudah lepas sebelum diuji, dan diuji kuat lentumya dengan mesin uji kuat lentur. ) Bagian permukaan yang kasar dari contoh uji dengan posisi searah serat diletakkan di atas, dua buah batang penumpu yang diletakkan sejajar berjarak 215 mm. Jarak penumpu harus tidak kurang dari 15 kali tebal contoh uji. Pada bagian ujung batang penumpu berbentuk radius yang memiliki radius (f) 3 mm — 25 mm. d) Contoh uji dibebani pada tengah-tengah jarak tumpu dengan menggunakan sebuah batang pelentur berbentuk sama dengan batang penumpu. Salah satu batang penumpu harus terpasang kokoh pada tempat pengujian. Batang penumpu lainnya dan batang pelentur mempunyai mekanisme penghubung fleksibel pada bagian tengahnya, dapat berupa engsel, sedemikian sehingga dapat bergerak bebas dibidang vertikal (\ihat Gambar 4) e)Pembebanan dilakukan dengan mesin uji kuat lentur dengan kecepatan 1,000 gram per detik hingga contoh uji patah pada satu arah tertentu dan catat hasilnya. Satukan benda uji tersebut untuk diyji dengan arah tegak lurus terhadap bidang patah uji pertama dan catat hasilnya. f) Satuan kuat lentur adalah nilai rata-rata dari 3 contoh uji dan dinyatakan dalam satuan Newton per millimeter persegi (N/mn). 9) Kuat lentur dihitung menggunakan rumus seperti Persamaan 1 Keterangan gambar: radius ujung batang penumpu dan batang pelentur. L jarak antara penumpu contoh uj Gambar 4 — Cara pengaturan contoh uji pada uji kuat lentur © BSN 2020 7dari11 N [SesipuepueERS UePER BIdLO HEH JeNqIP Jul pues UeUITes ‘[euO} PuIeyn AUIUNBUE PAG TWAOY "Ld NUN NSE Y 4 ‘SNI 7705:2020 7.5 Pengujian densitas ) Contoh uji berukuran 100 mm x 200 mm, dibersihkan dari serpihan-serpihan yang mudah lepas. Kemudian contoh uji dikeringkan di dalam oven pada suhu (105 + 5) °C lalu dikeluarkan dan didinginkan dalam desikator sampai suhu ruang. Timbang contoh uji menggunakan timbangan dengan ketelitian 0,1 gram, catat hasiinya. Ulangi siklus ini hingga diperoleh berat tetap. Berat kering contoh uji setelah oven dicatat (W). b) Selanjutnya contoh uji direndam dalam air selama 24 jam dalam suhu ruang laboratorium uj intuk ketebalan < 20,0 mm_dan selama 48 jam untuk ketebalan > 20,0 mm, kemudian imbang di dalam air (W;) dalam satuan gram dan catat hasilnya. Lalu dikeluarkan dari perendaman dan dilap dengan lap basah untuk mengurangi air yang berlebihan dan segera ditimbang (W2) dalam satuan gram dan catat hasiinya. ©) Densitas contoh adalah berat kering contoh uji setelah oven (W) dibagi selisih antara berat basah contoh uji (W:) dengan berat contoh uji dalam air (W:), dinyatakan dalam gram per sentimeter kubik (gic?) 7.6 Uji perubahan panjang akibat kelembapan (moisture movement) a) Siapkan 2 lembar contoh uji dengan ukuran 75 mm x 300 mm yang diambil dari contoh yang sama. Satu lembar contoh uii dipotong berpotongan dengan arah serat dan 1 lembar ‘contoh uji dipotong searah dengan arah serat kemudian beri tanda. Contoh ui dibersinkan dari serpihan yang mudah lepas dan debu. b) Keringkan contoh uji dalam oven pada suhu (100 + 5) °C sampai mencapai berat tetap. ) Keluarkan dari oven dan dinginkan dalam desikator + 2 jam. 4) Berikan tanda untuk tik pengukuran. e) Kemudian ukur panjangnya (LK) dengan menggunakan alat ukur dengan ketelitian 0,01 mm. f) Kemudian rendam contoh uji tersebut ke dalam air dan diamkan selama 24 jam. g) Keluarkan contoh uji dari perendaman dan dilap menggunakan lap basah untuk menghilangkan kelebihan air pada permukaannya, h) Ukur panjang contoh uji (LB) dengan alat ukur dengan ketelitian 0,01 mm. i) Hitung perubahan panjang setelah perendaman dengan rumus: LB-LK kK Perubahan panjang x 100% 2 Keterangan: LK adalah panjang kering, dinyatakan dalam milimeter (mm) LB adalah panjang basah setelah perendaman, dinyatakan dalam milimeter (mm) }) Perubahan panjang adalah nilai rata-rata perubahan panjang contoh uji searah serat dan contoh uji berpotongan arah serat, dinyatakan dalam persen (%). Catat hasiinya 7.7 Pengujian kedap air a) Contoh uji dipotong dari contoh berukuran 600 mm x 500 mm. b) Sebuah rangka berukuran minimal 550 mm x 450 mm, diletakkan di atas permukaan contoh uji secara horizontal. ©) Pada pertemuan bidang rangka dengan contoh uji diberi lapisan plastisin sedemikian sehingga membentuk bak kedap air. 4) Isi dengan air ke dalam rangka hingga setinggi 20 mm di atas permukaan contoh uji, biarkan pada suhu ruang selama 24 jam. ) Amati adanya tetesan air pada bagian bawah contoh uji setelah 24 jam dan catat hasilnya. © BSN 2020 Sdari 11 = = 2 2 2 2 S B ° ? wen jujUNBUEG Prod TY AOY ‘Ld MUN NSE Yolo yenaYD 1 ‘SNI 7705:2020 7.8 Pengujian basah-kering (soak dry) 2) Dari setiap contoh dipotong untuk contoh uji ukuran 250 mm x 260 mm sebanyak 4 contoh Uji b) Pisahkan contoh uji tersebut menjadi 2 set sehingga masing-masing berjumiah 10 contoh uji dan tandai arah seratnya dengan alat tulis. ©) Kondisikan 1 set pertama untuk dilakukan uji kuat lentur seperti petunjuk pada catatan dalam pasal 7.4.1 dan lakukan uji kuat lentur dari setiap contoh uji. Catat hasiInya dan hitung rata-ratanya d) Rendam 10 contoh uji dari set kedua dan lakukan siklus basah kering sebagai berikut: « Rendam contoh uji dalam air pada suhu ruang selama minimal 18 jam. » « Keringkan dalam oven berventilasi yang suhunya diatur pada suhu (60 +3) °C selama 6 jam. Interval sampai 72 jam di antara siklus ini diperkenankan dan contoh uji harus disimpan dalam bak perendam. e) Ulangi langkah pada butir d) di atas sebanyak 25 siklus. ‘) Apabila siklus terpenuhi, lakukan uji kuat lentur pada seluruh contoh uji set kedua dan catat hasilnya, @) Hitung rasio kuat lentur dari setiap pasang contoh uji dan catat hasiinya menggunakan rumus' Kuat lenturpasca : Kuat lentur set pertama ® Rasio kuat lentur = = h) Hitung rata-rata rasio kuat lentur, R, dan standar deviasinya, s, dari rasio kuat lentur setiap pasang contoh uji di atas dan catat hasilnya. Rasio basah kering (R.) dihitung dengan rumus’ - 0,588 4) 7.9 Penguiji panas-hujan (heat rain) a) Pengujian panas-hujan hanya dilakukan untuk produk tipe A. b) Siapkan struktur rangka untuk pemasangan sekurangnya 2 buah contoh secara vertikal dengan jarak rangka 60 cm x 60 cm. c) Pasanglah contoh pada struktur rangka dengan sekurangnya terdapat 1 area sambungan yang terletak di tengah bidang uji dengan orientasi vertikal. Luas area pengujian setelah contoh terpasang pada struktur minimal 3,5 m? dan maksimal 12 m ¢) Siramlah contoh dengan sistem penyemprot air yang mampu membasahi seluruh permukaan bidang uji dengan laju aliran air 1 liter/m/menit selama 2 jam 50 menit 5 menit. e) Hentikan penyiraman dan biarkan contoh selama 5 menit — 10 menit. ) Siapkan alat pemanas yang terhubung dengan alat pengendali dan sensor temperatur yang dapat membangkitkan radiasi panas dan mengendalikannya pada suhu (60 +3) °C yang tercapai dalam rentang waktu 15 menit @) Letakkan sensor temperatur di tengah bidang uji dan hidupkan alat pemanas tersebut, sedemikian sehingga sensor membaca suhu di tengah bidang uji (60 + 3) °C. Perbedaan suhu di tengah dan di tepi bidang uji tidak boleh lebih dari 15 °C. Panaskan contoh selama 2 jam 50 menit + 5 merit. h) Hentikan pemanasan dan biarkan contoh selama 5 menit — 10 menit. i) Ulangi langkah d) sampai h) sebanyak 25 siklus panas hujan. j) Lakukan pengamatan visual terhadap adanya keretakan, delaminasi dan lengkungan yang terjadi dan catat hasilnya © BSN 2020 9 dari 11 eweyp, pulunBueg pueod'TW AOU ‘1d 4MUN NSa UalO JeNGIP Ju] epUeNS UUITeS ‘TRUOISEN IsesipuepuEIS WePER erdD YEH ‘SNI 7705:2020 7.40 Uji tahan bakar (incombustibility) Sesuai dengan SNI 1740. 8 Syarat lulus uji a) Kelompok dinyataken ulus uji jika hasil pengujian contoh pada pengambilan pertama seluruhnya memenuhi syarat pada Pasal 5. ») Jika salah satu syarat mutu tidak dipenuhi, dilakukan uji ulang untuk syarat mutu tersebut, ‘dengan mengambil contoh yang kedua pada kelompok yang sama. r ) Kelompok dinyatakan lulus uji apabila hasil uji pada contoh yang kedua memenuhi syarat, jika fidak, maka kelompok dinyatakan tidak lulus uji 9 Syarat penandaan Penandaan produk diberikan pada setiap lembaran, minimal harus tercantum: a) merek/tanda dagang; b) kode produksi; ©) ketebalan; 4d) klasifikasi produk; e) nama produsen; 1) lokasi pabrik; g) negara pembuat. © BSN 2020 10 dari 11 eweyp quiunBueg pueoqyAOY ‘Ld AMUN NSA Yolo YeNaIp [UI JePUE;S UEUIeS PUOISEN IsesIpsePUE}S UePeG BydLO AEH "] 2) Bl (41 (5) 6) Mm {8} fs] Bibliografi SNI 1027:2015, Lembaran serat krisotil semen rata. SNI 1730:2008, Cara ujijalar api pada permukaan bahan bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung. SNI1741:2008, Cara yji ketahanan api komponen struktur bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung. SNI 8299:2017, Papan semen rata non asbestos. » ASTM C 1185-95, Standard test methods for sampling and testing non-asbestos fiber- cement flat sheet, roofing and siding shingles, and clapboards. BS 476-4:1970, Fire tests on building materials and structures, part 4: non combustibility test for materials. ISO 390:1993, Products in fibre reinforced cement, sampling and inspection. ISO 8336:2017, Fibre-cement flat sheets JIS A 1321:1994, Testing mefods for incombustibility of internal finish material and procedure of building. © BSN 2020 ‘4 dari 14 eweyp nulUNBueg pUBoRTTYAOY ‘Ld AMUN NSA Yo|o YENaIp |u| EBUETS UEUITES ‘IeUOISEN [ses|puepUENS UepER Fido HEH Informasi pendukung terkait perumus standar [1] Komite teknis perumus SNI Komite Teknis 91-02, Kimia bahan konstruksi [2] Susunan keanggotaan Komite Teknis perumus SNI Ketua __: Adie Rochmanto Pandiangan Sekretaris: Herry Rinaldi Anggota_ : Ashady Hanafie a Elis Sofianti Lasino Ery Susanto Indrawan Sih Wuri Widodo Santoso Fajar Soleh FE Budi Hartono M. Debiyarto Imran Djarot Wusonohadi Enny Kusnaty CATATAN: Susunan keanggotaan Komite Teknis 91-02 di atas adalah susunan pada saat standar ini ditetapkan. Anggota Komite Teknis yang juga turut menyusun sebelum perubahan keanggotaan pada bulan Oktober 2019, adalah: 1. Lusiana Fitri 2. Haryo Adhitomo Wiratmojo 3. Syaiful Bahri [3] Konseptor rancangan SNI M. Debiyarto Imran [4] Sekretariat pengelola Komite Teknis perumus SNI Pusat Standardisasi Industri Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian {epueig UeUIJeg ‘euo)seN Ises|prepUERg UePEG eId!D YEH InBueg PAO TW AON “Ld ANIUN NSE Ye}o yeNgIp I

You might also like