You are on page 1of 2

Penerapan ERP Pada PT.

Garuda Food, Jakarta


PT.Garuda Food Indonesia yang merupakan anak perusahaan Tudung Group.yang mempro
duksi makanan dan minuman. Perusahaan ini berskala nasional dalam memperkejakan
19.000 karyawan. Untuk memudahkan proses data dari menelusuri status penjualan,
persediaan, pengiriman, dan pembuatan faktur, serta perkiraan bahan baku dan keb
utuhan sumber daya manusia Garuda Food Indonesia mengimplemantasikan ERP untuk p
roses dalam kegiatan perusahaan.
Garuda Food memakai sistem ERP bertujuan untuk mengintegrasikan dan mengoptomasi
kan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distrib
usi di perusahaan bersangkutan. ERP berkembang dari manufacturing resource plann
ing (MRP II) dimana MRP II sendiri adalah hasil evolusi dari material requiremen
t planning (MRP) yang berkembang sebelumnya.
Sistem ERP secara modular biasanya menangani proses manufaktur, logistik, distri
busi, persediaan, pengapalan, invoice dan akunting perusahaan. Ini berarti bahwa
sistem ini nanti akan membantu mengontrol aktivitas bisnis seperti penjualan, p
engiriman, produksi, manajemen persediaan, manajemen kualitas dan sumber dayaman
usia. ERP sering disebut sebagai Back Office System yang mengindikasikan bahwa p
elanggan dan publik secara umum tidak dilibatkan dalam sistem ini. Berbeda denga
n Front Office System yang langsung berurusan dengan pelanggan seperti sistem un
tuk e-Commerce, Costumer Relationship Management (CRM), e-Government dan lain-la
in.
Garuda Food merupakan perusahaan besar yang telah menjadi produsen makanan dan m
inuman di Indonesia. Maka Garuda Food membuka cabang-cabang di daerah-daerah unt
uk memudahkan pengiriman atau melakukan pemasaran di daerah tertentu. Oleh sebab
itu Garuda Food melakukan hubungan ERP yang di setiap cabangnya telah menerapka
n sistem ERP.
Pada prinsipnya, dengan sistem ERP Garuda Food dapat dijalankan secara optimal d
an dapat mengurangi biaya-biaya operasional yang tidak efisien seperti biaya inv
entory (slow moving part, dll.), biaya kerugian akibat achine fault dll. Dinegara
-negara maju yang sudah didukung oleh infrastruktur yang memadaipun, mereka suda
h dapat menerapkan konsep JIT (Just-In-Time). Di sini, segala sumberdaya untuk p
roduksi benar-benar disediakan hanya pada saat diperlukan (fast moving). Termasu
k juga penyedian suku cadang untuk maintenance, jadwal perbaikan (service) untuk
mencegah terjadinya machine fault, inventory, dsb.
Garuda Food memerlukan efisiensi dan komputerisasi dari segi penjualan, maka ada
tambahan bagi konsep ERP yang bernama Sales Force Automation (SFA). Sistem ini
merupakan suatu bagian penting dari suatu rantai pengadaan (Supply Chain) ERP. P
ada dasarnya, Sales yang dilengkapi dengan SFA dapat bekerja lebih efisien karen
a semua informasi mengenai suatu pelanggan atau produk yang dipasarkan ada di da
tabasenya.
Garuda Food bersifat assemble-to-order atau make-to-order, sistem ERP dapat juga
dilengkapi dengan Sales Configuration System (SCS). Dengan SCS, Sales dapat mem
berikan penawaran serta proposal yang dilengkapi dengan gambar, spesifikasi, har
ga berdasarkan keinginan/pesanan pelanggan.

Implementasi ERP SAP di PT. Belfoods, Bogor


Belfoods merupakan salah satu produsen makanan cepat saji, anak perusahaan dari
Group Cipta Kreasi Widya Usaha (CKWU). Belfoods menerapkan ERP dengan tujuan unt
uk membangun sistem informasi yang terintegrasi pada semua anak perusahaannya.
Sebelum diterapkan ERP, Belfoods membutuhkan waktu satu hingga dua bulan untuk m
empersiapkan laporan yang dibutuhkan oleh para eksekutif perusahaan4. Pada akhir
nya data ini menjadi informasi yang terlambat, karena tidak dapat digunakan seba
gai dasar pengambilan keputusan pada proses produksi, selain itu keakuratan data
juga tidak terjamin.
Setelah memilih beberapa vendor dan menimbang keuntungan kerugian dari masing-ma
sing vendor, Belfoods memilih IBM yang bekerja sama dengan SAP untuk penerapan E
RP pada perusahaannya. Masalah yang dihadapi Belfoods dalam proses implementasi
ini antara lain adalah kendala lokasi pabrik yang sering mendapatkan pemadaman b
ergilir, sehingga ia harus menyediakan banyak UPS untuk menjaga kestabilan siste
m. Selain itu, perubahan yang dihadapi karyawan juga menjadi salah satu masalah
yang harus dihadapi. Dalam masa awal implementasi, Belfoods masih menjalankan du
a sistem, yaitu sistem lama dan ERP. Lambat laun, sistem lama ditinggalkan dan m
urni menjalankan ERP saja. Salah satu benefit yang dirasakan oleh perusahaan ada
lah proses pembelian yang semakin terkendali. Namun, hal ini membutuhkan waktu y
ang tidak sebentar.

You might also like