POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV AKUNTANSI
WIAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2015/2016
Mata kuliah _: Sistem Pengendalian Manajemen
Hari, tanggal: Senin, 8 Agustus 2016
Waktu : 150 menit
Sifat : Buka buku
Perhatian: Lembar naskal soal ini harus diserahkan kembali secara lengkap bersama lembar jawaban. Lembar
jawaban yang tidak disertai dengan naskah soal ini dianggap tidak sah
SOAI
Rumah Sakit Sehat Sejahtera (RSSS) adalah rumah sakit umum pusat di Kabupaten Sidajaya yang
didirikan pemerintah pusat pada tahun 1975 dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan
masyarakat untuk 5 kabupaten eks Karesidenan Caruban. Rumah sakit ini sejalan dengan
berkembangnya waktu telah menjadi rumah sakit tipe B yang cukup dikenal masyarakat dengan
pelayanan kesehatan dengan berbagai klinik spesialis yang dibutuhkan masyarakat. Pada tahun 2007
SSS ditetapkan sebagai rumah sakit BLU (Badan Layanan Umum). Dengan status BLU tersebut, rumah
sakit mendapatkan fleksibilitas dalam menggunakan pendapatan rumah sakit (PNBP) melalui rencana
kegiatan anggaran yang disetujui dalam DIPA rumah sakit.
Selama ini, pegawai rumah sakit selain mendapatkan gaji sebagai PNS atau honor untuk tenaga
honorer, juga mendapatkan tunjangan_berupa jasa layanan kesehatan seperti yang diatur dalam
keputusan Menteri Kesehatan. Jasa layanan kesehatan merupakan salah satu unsur dari tarif rumah
sakit yang dibebankan kepada pasien. Jasa layanan kesehatan tersebut dibagikan kepada pegawai
sesual dengan perannya seperti medis, paramedis dan nonmedis.
Pada tahun 2013, Kementerian Kesehatan mengeluarkan keputusan tentang pemberian tunjangan
kinerja (tukin) kepada seluruh pegawai yang besarannya disesuaikan dengan grading yang disusun
berdasarkan tugas dan fungsi dari setiap jabatan, Pemberian tukin tersebut merupakan salah satu
unsur reformasi birokrasi yang sedang diaksanakan di Kementerian Kesehatan. Ketetapan pemberien
tukin tersebut tidak diberlakukan untuk pegawai Kementerian Kesehatan yang ditempatkan di rumah
sakit yang selama ini sudah mendapatkan tambahan penghasilan dari jasa layanan_ kesehatan,
Ketetapan tersebut membuat gejolak di rumah sakit umum pemerintah terutama pegawai paramedis
dan pegawai administrasi karena besaran tukin dianggap lebih baik/lebih besar dari jasa kesehatan
yang selama ini diterima oleh pegawai rumah sakit, sementara untuk tenaga medis (dokter umum
dan dokter sepesialis) tidak terpengaruh dengan ketetapan kementerian tersebut karena jasa layanan
kesehatan lebih tinggi daripada tukin.
Menanggapi gejolak tersebut kementerian mengijinkan rumah sakit yang sudah berstatus BLU untuk
melakukan penyesuaian atas perhitungan jasa layanan kesehatannya, Berdasarkan petunjuk dari
Kementerian Kesehatan dan Kementerian Keuangan, RSSS merumuskan pemberian remunerasi
dengan mengacu pada pola pemberian tukin di Kementerian Kesehatan dengan besaran minimal sama
dengan jasa layanan kesehatan yang selama ini diberikan kepada pegawai,
1/8 ;Sesuai dengan ketentuan yang baru ini, pembayaran tunjangan (remunerasi) tiap bulan jumlahnya
tetap sesuai dengan grading dan didasarkan atas pencapaian target pendapatan rumah sakit tahun
sebelumnya dengan skema seperti tabel berikut, dan dibayarkan setiap bulan.
Pencapaian target pendapatan | Remunerasi yang diberikan
100% atau lebih 100%
80% - < 100% 80%
60% - 79% 60%
Di bawah 60% Tidak ada
‘Tunjangan jasa kesehatan selama ini diberikan berdasarkan jasa kesehatan yang merupakan salah satu
tunsur yang masuk dalam tarif layanan kesehatan rumah sakit yang dibebankan kepada pasien. Jumlah
‘tunjangan jasa kesehatan adalah jumlah layanan kesehatan untuk suatu periode (bulanan) dikalikan
dengan tarif untuk unsur jasa kesehatan yang masuk dalam tarif layanan kesehatan, dan biasanya
dibayarkan setiap tiga bulan sekali. Jumlah Jasa kesehatan yang masuk dalam tarif layanan kesehatan
akan dibagikan untuk tenaga medis, paramedis, dan tenaga administrasi sesuai dengan ketentuan dari
Kementerian Kesehatan.
Ketetapan mengenai tunjangan kinerja (remunerasi) di RSSS mulai diberlakukan pada tahun 2014,
dengan dasar kinerja pendapatan rumah sakit tahun 2013 yang mencapal 101% dari target, sehingga
Jumiah besaran rumenerasi yang diberikan tahun 2014 adalah sebesar 100% dari besaran remunerasi
yang ditetapkan, yang jumlahnya rata-rata lebih besar daripada tunjangan jasa kesehatan yang selama
ini diberlakukan. Pemberlakuan remunerasi tersebut ternyata kurang dapat diterima oleh tenaga
medis khususnya tenaga dokter spesialis yang jumlah remunerasinya jauh di bawah jumlah
Penerimaan jasa kesehatan yang selama ini diterima (hanya 30% dari jasa kesehatan yang selama ini
diterima), dan sebagai bentuk protesnya, mereka membatasi jumlah pasien yang ditangani sampai
jumlah yang menurut perhitungan mereka sama dengan remunerasi yang diterima.
Permasalahan terkait remunerasi bertambah di tahun 2015, karena pendapatan rumah sakit tahun
2014 hanya mencapai 82% dari target, sehingga remunerasi yang dibayarkan hanya 80% dari jumlah
remunerasi yang ditetapkan. Banyak pegawai yang tidak puas dengan remunerasi yang diterima
tahun 2015 dan puncaknya pada triwulan kedua tahun 2015 pegawai melakukan demo untuk
menuntut agar besaran remunerasi yang dibayarkan dikembalikan seperti tahun 2014 yaitu 100% dari
remunerasi.
Penurunan penerimaan pendapatan rumah sakit di antaranya disebabkan oleh hal-hal berikut ini:
a. Penerapan BPIS, dengan tarif yang lebih rendah daripada tarif yang ditetapkan rumah sakit;
b. Banyak rumah sakit swasta dan rumah sakit umum daerah yang dibangun di sekitar RSSS, yang
menjadi pesaing RSSS;
. Masalah disiplin pegawai, seperti membatasi pasien yang ditangani.
Diminta:
1. Dampak negatif apakah yang mungkin timbul dari sistem insentif berupa pemberian jasa
kesehatan yang dibayarkan berdasarkan banyaknya pasien yang ditangani? Apa yang harus
dilakukan untuk mengurangi dampak tersebut? Jelaskan.
21g Ag2. Bagaimana pendapat saudara mengenai sistem remunerasi (sistem insentif) yang diterapkan oleh
SSS. yang didasarkan atas pencapaian target pendapatan. Jelaskan juga kelebihan dan
kekurangannya.
3. Langkah apa sajakah yang sebaiknya diambil oleh manajemen RSSS terkait dengan ketidakpuasan
pegawai atas penerapan remunerasi? Jelaskan.
4, Apakah manajemen RSSS harus mengabulkan tuntutan pegawai untuk mengembalikan besaran
remunerasi seperti tahun sebelumnya? Jelaskan.
SOALAL
PT SUKAKU memiliki 3 (tiga) divisi yaitu Divisi Minuman (produk utamanya adalah minuman ringan
lemon tea-drink), Divisi Makanan Ringan (produk utamanya adalah potato-chips dan makanan ringan
lainnya), serta Divisi Jasa Restoran (Sukaku-Fried Chicken, Sukaku-Pizza dan makanan lainnya).
‘Selma tahun 2011 sampai dengan 2015, Divisi Minuman diorganisasikan ke dalam PT SUKAKU (yang
beroperasi di Indonesia) dan SUKAKU International yang membotolkan minuman ringan di lebih dari
enam ratus pabrik yang tersebar di beberapa negara tetangga.
Pada bulan November 2015, PT SUKAKU mengeluarkan pernyataan berikut ini:
Satuan Pengawasan Internal PT SUKAKU baru-baru ini telah menemukan ketidakberesan
akuntansi di beberapa operasi pabrik pembotolan di beberapa negara di bawah Divisi
Internasionainya. Pada tahun 2014, cabang-cabang di mancanegara hanya memperoleh
kurang dari 5% atas laba usaha (operating income) PT SUKAKU. Nampaknya
ketidakberesan akuntansi terjadi dengan melebihsajikan harta (overstatement of assets)
dan mengurangsajikan biaya-biaya (understatement of costs) selama beberapa tahun,
paling tidak sejak tahun 2011.
Investigasi perusahaan, yang dilaksanakan oleh suatu gugus tugas yang melibatkan
pengacara hukum dan akuntan publik, telah menemukan bahwa akun-akun (accounts)
direkayasa (dipalsukan) di cabang Tiongkok dan Vietnam, untuk memperbaiki kinerja
operasi. Kolusi yang dilakukan secara luas, menciptakan dokumentasi palsu, serta
pengelakan sistem pengendalian manajemen perusahaan menambah kemungkinan
terjadinya penyalahsajian (misstatements). Kelihatannya, penyajian yang keliru tidak
dirancang untuk mengalihkan dana perusahaan ke personal, atau penggunaan yang tidak
layak ataupun tidal legal.
PT SUKAKU memberhentikan dan mengganti beberapa individu, termasuk manajer yang
berbasis di Indonesia dari unit pembotolan pada Divisi internasional.
Dalam Press Release bulan Desember 2015, dari hasil investigasi PT SUKAKU melaporkan secara rinci
Restatement of Earnings untuk tahun 2011 sampai dengan 2015 sebagai berikut:
201120122013 20142015
(dalam jutaan rupiah)
Laba bersih yang dilaporkan 225.800 264.900 291.800 333.500 273.000
Pengurangan bersih hasil dari San sew ation seu e100
restatement
Laba bersih setelah restated 223.200 250.400 260.700 _297.500_264.900
18 rKomisioner dari badan regulator menyatakan bahwa berbagai teknik digunakan (oleh cabang-cabang
PTSUKAKU di mancanegara) untuk melaporkan laba operasi yang tidak benar, termasuk biaya-biaya
Yang dipalsukan, lalai menghapusbukukan botol-botol yang pecah atau tidak dapat digunakan dan
Piutang yang tidak dapat ditagih, serta membukukan persediaan botol di atas harga perolehan.
Skema-skema lebih lanjut, pada berbagai kesempatan, orang-orang tertentu membuat pernyataan
kepada PT SUKAKU dan para auditor independennya mengenai kon Keuangan dari cabang-cabang
tertentu, yang mengambil bagian atau mengetahui ketidakbenaran dari buku-buku dan cataten’
catatan operasi minuman di mancanegara,
taba operasi tiga Divisi dari PT SUKAKU selama periode tahun 2011 sampai dengan 2015 sebelum
Penyesuaian atas praktik-praktik yang terungkap dalam investigasi, adalah sebagai berikut:
201120122013 20142015
(dalam jutaan rupiah)
Minuman 227.000 254.000 274.700 281.900 217.700
Divisi Makanan 158.200 195.400 245.800 298.500 326.400
Divisi Jasa Restoran 64.100 49.900 59.500 81.900 119.300
—Ten 4.100 __49.900 _59.500__81.900_119.300_
4. Untuk masing-masing tahun, hitung persentase “pengurangan bersih hasil restatement” dari (a)
taba bersih PT SUKAKU yang dilaporkan, dan (b)laba operasi Divsi Minumos Berikan komentar
terhadap hasil penghitungan tersebut,
Diminta;
2. Faktor-faktor apakah yang dapat memotivasi para manajer senior di Tiongkok dan Vietnam untuk
‘melakukan praktik-praktik yang tidak etis?
3. Salah satu Komentator pers menggambarkan bahwa_praktikpraktik yang dilaporkan oleh
(tis! sebagai “bisnis yang bisa di perusahaan dengan tekanan yang tinggi untek berkinerja
(perform). Para’ manajer divsi berupaya dengan ‘berbagai cara’ untuk mar enurs target yang
ditetapkan. Saya pikir hal ini bukan sesuatu yang serius bagi mansjemen uncak PT SUKAKU,
mereka sangat faham mengapa hal tersebut terjadi.” Apakah saudara sependapat? Uraikan
jawaban saudara,
SOALAN
erhatikan lima kutipan (berita) pada Lampiran Soal Il. Dengan ‘menggunakan acuan konsep/teori
Sistem Pengendalian Manajemen (khususnya Bab 8 ~ Bab 14, Management Control Systems, K.A.Lampiran Soal,
Katipan 1
Direktorat Pajak Yakin Penuhi Target Pajak 2015
AMIRULLAH | AYU PRIMA SAND!
‘Minggu, 22 Maret 2015 | 05:03 WIB
‘TEMPO.CO, Jakarta: Direktur Potensi, Kepatuhan dan Penerimaan Direktorat Jenderal Pajak Dasto
Ledyanto enggan berkomentar soal pencapaian target pajak terkait peningkatan remuunerasi. “Di hari Kamis
saat Presiden Jokowi menyerahkan SPT, Dirjen Pajak sudah ngomong,” kata Dasto, Sabtu, 21 Maret 2015.
Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2015 Tentang Tunjangan Kinerja
Pegawai di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak. Di situ di antaranya disebutkan pejabat eselon | mendapat
‘tunjangan kinerja sebesar Rp84 juta-Rp117 juta, pejabat eselon I! RpS6 juta-Rp82 juta, dan eselon Ili Rp37 juta-
pds juta,
Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis Yustinus Prastowo mengatakan peningkatan
remunerasi ini harus menjadi pemacu pegawai pajak untuk bekerja lebih keras. "Tuntutan publik juga akan
‘makin besar, maka remuneras! ini harus dibarengi kinerja yang balk. Tidak ada alasan untuk tidak bekerja
keras,” kata Yustinus. Apalagi, pada 2015 target penerimaan pajak meningkat menjadi Rp1.296 triliun.
‘Menteri Kevangan Bambang Brodjonegoro memastikan target penerimaan pajak tak akan direvisi, sebab
instruksi Presiden Joko Widodo seusai menyerahkan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan (SPT)
‘pada Kamis lalu sudah jelas agar pemerintah tetap bekerja ekstra untuk mengumpulkan pajak.
““arahan Presiden, kami tetap genjot penerimaan," ujarnya. Caranya dengan memperbaiki kepatuhan,
‘ekstensifikasi dan mencegah kebocoran. Namun, kata Bambang menirukan Jokowi, pengumpulan pajak ini