You are on page 1of 9

ARTIKEL

Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) dari Benih


Lama yang Diinduksi Kuat Medan Magnet 0,1 mT, 0,2 mT, dan 0,3 mT
(Vegetative Growth of Tomato Plants (Lycopersicum esculentum Mill.) of Old Seeds
Induced of a Magnetic Field Strength of 0,1 mT, 0,2 mT, dan 0,3 mT)

Disusun oleh :
Arioni Laia
1810003301022
AGROTEKNOLOGI

Universitas Eka Sakti Padang


2021

1
Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) dari Benih
Lama yang Diinduksi Kuat Medan Magnet 0,1 mT, 0,2 mT, dan 0,3 mT
(Vegetative Growth of Tomato Plants (Lycopersicum esculentum Mill.) of Old Seeds
Induced of a Magnetic Field Strength of 0,1 mT, 0,2 mT, dan 0,3 mT)

Arioni Laia
1)
Mahasiswa S1 Agroteknologi Universitas Eka sakti, Padang, Indonesia
Jl. Veteraan

Memasukkan: Mar et 2021 Diterima:Maret 2021

ABSTRACT
Tomatoes (Lycopersicum esculentum Mill.) horticultural which are very good for consumption as well as
industrial materials. However, the cultivation of tomatoes still faces many obstacles, one of them is the seed.
The quality of old seeds decreases with age of seeds, so that it will affect a crop production. This study aims to
determine whether the magnetic field strength can improve tomato plant vigor. The study was conducted using
a completely randomized design (CRD) of one factor, the induction of a magnetic field consisting of 3 levels,
namely 0.1 mT (M0.1), 0.2 mT (M0.2), 0.3 mT (M0,3) for 7 minutes 48 seconds. This study uses two controls;
positive control the new seed (Sn) and negative control was the old seed (So) from not being given a magnetic
field treatment each experiment unit is repeated 5 times. The parameters measured were plant height,
chlorophyll content, and carbohydrate content. The data obtained were analyzed. If there was a difference
between treatments, it was continued with the smallest difference between treatments using the Tukey's test at
the 5% level. The results of the analysis prove that the magnetic field induction of the old seed can increase
seed vigor, causing plant height, chlorophyll and carbohydrate content to be the same as plants from new seeds.

Keywords: tomatoes, old seeds, strong magnetic field

ABSTRAK
Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) termasuk ke dalam tanaman hortikultura yang sangat baik untuk
dikonsumsi maupun sebagai bahan industri. Namun pembudidayaan tomat masih banyak menghadapi kendala,
salah satunya adalah benih. Kualitas benih lama semakin menurun dengan semakin tuanya umur benih,
sehingga akan mempengaruhi produksi tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kuat medan
magnet dapat memperbaiki vigor tanaman tomat. Penelitian dilaksanakan menggunakan rancangan acak
lengkap (RAL) satu faktor, induksi kuat medan magnet yang terdiri dari 3 taraf yaitu 0,1 mT (M0,1), 0,2 mT
(M0,2), 0,3 mT (M0,3) selama 7 menit 48 detik. Penelitian ini menggunakan dua kontrol. Kontrol positif
menggunakan benih baru (Sn) dan kontrol negatif menggunakan benih lama (So) dari tidak diberi perlakuan
medan magnet setiap unit percobaan diulang sebanyak 5 kali. Parameter yang diukur adalah tinggi tanaman,
kandungan klorofil, dan kandungan karbohidrat. Data yang diperoleh dianalisis ragam. Jika terdapat beda nyata
antar perlakuan dilanjut dengan uji beda terkecil antar perlakuan menggunakan uji Tukey’s pada taraf 5%.
Hasil analisis membuktikan bahwa induksi kuat medan magnet pada benih lama mampu meningkatkan vigor
benih sehingga menyebabkan tinggi tanaman, kandungan klorofil dan karbohidratnya sama dengan tanaman
dari benih baru.

Kata Kunci: tomat, benih lama, kuat medan magnet

PENDAHULUAN penanganan yang serius, agar produksi dan


kualitas buahnya selalu terjaga (Hanindita
Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) 2008).
merupakan jenis tanaman perdu dan termasuk Proses pertumbuhan dan perkembangan
ke dalam suku Solanaceae. Tomat merupakan suatu tanaman dipengaruhi oleh faktor internal
tanaman hortikultura yang banyak dibudidayakan. dan eksternal. Salah satu faktor internal yang
Tingkat kebutuhan masyarakat akan tomat mempengaruhi adalah benih. Sebagai salah satu
cukup tinggi, karena tomat hampir setiap hari faktor yang menentukan produksi tanaman,
dikonsumsi. Permintaan akan tomat yang tinggi masa simpan (umur) benih sangat penting.
menyebabkan pembudidayaan tomat memerlukan Secara fisiologis, kualitas benih semakin

2
Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) Dari Benih

menurun dengan semakin tuanya umur benih. box, kuvet dan mortal alu.
Benih yang masa simpannya terlalu lama akan Bahan tomat yang digunakan adalah benih
mengalami kemunduran vigor dan viabilitas tomat varietas F1 yang diperoleh dari toko pertanian di
(Mahjabin et al. 2015). Pasar Gisting, Kabupaten Tanggamus dengan masa
Adapun salah satu faktor eksternal yang kadaluarsa tanam tahun 2016 dan tahun 2020,
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan aquades, air, etanol 95%, H2SO4 pekat, fenol5%,
tanaman adalah medan magnet (Nagy et al. tanah dan kompos dengan perbandingan 3:1,
2005). Medan magnet merupakan suatu daerah dolomit, serta pupuk NPK.
yang dipengaruhi oleh magnet, sebagai akibat Penelitian dilaksanakan menggunakan
adanya kutub-kutub yang memiliki gaya tarik rancangan acak lengkap (RAL) dengan satu
menarik dan tolak menolak yang besar (Sari faktor yaitu induksi kuat medan magnet yang
dkk. 2015). terdiri dari 3 taraf yaitu kontrol 0,1 mT (M0,1),
Beberapa penelitian membuktikan bahwa 0,2 mT (M0,2), 0,3 mT (M0,3) selama 7 menit 48
medan magnet berpengaruh terhadap proses detik. Penelitian ini menggunakan dua kontrol,
pertumbuhan. Jedlicka et al. (2012) menyatakan yang pertama kontrol positif menggunakan
bahwa medan magnet dapat meningkatkan laju benih baru yang tidak diinduksi kuat medan
perkecambahan, pertumbuhan vegetatif, dan magnet (SnM0), dan kontrol negatif menggunakan
generatif tanaman tomat. Medan magnet juga benih lama yang tidak diinduksi kuat medan
dapat menyebabkan aktivitas enzim α-amilase magnet (SoM0). Setiap perlakuan diulang
pada kacang merah dan kacang buncis hitam sebanyak 5 kali. Parameter yang diukur adalah
(Rohma dkk. 2013). tinggi tanaman, kandungan klorofil, dan kandungan
Dalam penelitian ini akan diujikan karbohidrat. Data yang diperoleh dianalisis
pengaruh induksi kuat medan magnet yang ragam. Jika terdapat beda nyata antar perlakuan
berbeda-beda terhadap pertumbuhan vegetatif dilanjut dengan uji beda terkecil antar perlakuan
tomat dari benih lama untuk mengetahui apakah meggunakan uji Tukey’s pada taraf 5%.
kuat medan magnet dapat meningkatkan vigor Benih tomat yang digunakan adalah
tanaman tomat dari benih lama. varietas F1 yang diperoleh dari toko pertanian
di Pasar Gisting, Kabupaten Tanggamus dengan
BAHAN DAN CARA KERJA masa kadaluarsa tanam yang berbeda. Benih
lama (So) adalah benih dengan masa kadaluarsa
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan tanam tahun 2016 dan benih dengan masa
Januari 2019 sampai Maret 2019 di Laboratorium kadaluarsa tanamnya tahun 2020 sebagai benih
Botani 1 Jurusan Biologi Fakultas Matematika baru (Sn). Benih lama dan benih baru direndam
dan Ilmu Pengetahuan Alam, dan di Laboratorium air selama 15 menit, kemudian benih lama
Lapangan Terpadu Fakultas Pertanian, Universitas diinduksi kuat medan magnet dengan taraf kuat
Lampung. medan magnet 0,1 mT, 0,2 mT dan 0,3 mT
Alat yang digunakan pada penelitian selama 7 menit 48 detik.
adalah cawan petri diameter 10 cm, pinset, Benih yang telah diberi perlakuan medan
beaker glass 50 ml, stopwatch, sumber medan magnet disusun dalam cawan petri yang telah
magnet solenoida dan kumparannya, kertas dilapisi kertas perkecambahan lembab dan
perkecambahan, botol semprot, object glass, dilabeli sesuai perlakuan. Kelembaban selama
penggaris, karet gelang, kertas label, alat tulis, perkecambahan harus dijaga sedemikian rupa
botol selai, polybag semai, polybag ukuran 10 sampai benih berkecambah dan panjang bakal
kg, bambu (ajir), tali rafia, selang air, alat tulis, akar (radikula) mencapai ±0,5 cm.
benang, kamera, penggaris, plastik, gunting, Penyemaian dilakukan saat kecambah
neraca analitik, timbangan dua lengan, pipet berumur sekitar 3 hari dengan panjang bakal
ukur, pipet tetes, erlenmeyer 100 ml, tabung akar (radikula) sekitar 0,5 cm. Penyemaian
reaksi, corong, gelas ukur 10 ml, sentrifus, dilakukan pada polybag semai yang telah berisi
spektrofotometer UV (λ= 648 nm, 664 nm dan media tanam berupa campuran tanah dan humus
λ= 490 nm), kertas saring, alumunium foil, cool dengan perbandingan 3:1. Kelembaban media

1
Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) Dari Benih

semai tetap harus dijaga dengan cara penyiraman Klorofil b=27,43λ648 - 8,12λ664 (V/Wx1000)
setiap harinya. Klorofiltotal=5,24λ664 + 22,24λ648(V/Wx1000)
Bibit tomat yang telah berumur 10 hari Keterangan:
ditanam ke dalam polybag ukuran 10 kg berisi λ648=Nilai Absorbansi pada Panjang
media tanam dan telah ditambahkan dolomit Gelombang 648 nm
sebanyak 1,6 gr seminggu sebelum dilakukan λ664= Nilai Absorbansi pada Panjang
penanaman. Tanaman disiram setiap pagi dan Gelombang 664 nm
sore hari agar tanaman mendapat cukup air dan V= Volume etanol 95%
W= Berat daun tomat yang diekstrak
kelembaban tanah terjaga.
Penyulaman dilakukan jika terdapat bibit
Analisis kandungan karbohidrat dilakukan
yang mati dengan mengganti bibit yang baru
pada fase akhir pertumbuhan vegetatif menggunakan
dari semaian yang sama. Penyiangan dilakukan
metode Apriantono & Fardiaz (1989) saat
setiap saat tumbuh gulma di sekitar tanaman
tanaman berumur 21 hari setelah tanaman (hst).
tomat selama penelitian berlangsung. Pupuk
Sampel daun tanaman sebanyak 0,1 gr
NPK diberikan 4 kali selama penelitian, yaitu
dihaluskan kemudian dilarutkan dalam 10 ml
pada saat tanaman tomat berumur 10 hari
aquades. Ekstrak sampel disaring menggunakan
dengan dosis 3 gr, 20 hari dengan dosis 5 gr, 30
kertas saring. Ke dalam 1 ml ekstrak sampel
hari dan 40 hari dengan dosis 6 gr.
ditambah 2 ml aquades, 2 ml H2SO4 pekat dan 1
Pemasangan ajir dilakukan setelah tinggi
ml larutan fenol 5%. Campuran larutan sampel
tanaman tomat mencapai 10-15 cm. Ajir yang
tersebut kemudian disentrifus selama 15 menit
digunakan terbuat dari bambu dengan tnggi 1-
dengan kecepatan 6500 rpm kemudian
1,5 meter, lebar 2-3 cm, ditancapkan sampai
didiamkan beberapa menit sebelum diukur
kedalaman 20-30 cm dengan jarak 10 cm dari
kandungan karbohidratnya. Kandungan karbohidrat
tanaman, diikat menggunakan tali dengan angka
diukur pada 1 ml supernatan dari hasil sentrifus
delapan. Pemasangan ajir bertujuan untuk
untuk diukur dengan spektrofotometer UV pada
menghindari tanaman roboh.
λ=490 nm.
Pengukuran tinggi tanaman tomat
dilakukan saat tanaman berumur 14 hari setelah
HASIL
tanam (hst). Tanaman tomat dari setiap perlakuan
dipanen kemudian dibersihkan dari tanah.
Tinggi Tanaman
Sebelum diukur tingginya. Tinggi tanaman diukur dari
Hasil analisis ragam pada α=5% menunjukkan
ujung akar sampai ujung pucuk tanaman. Pengukuran
bahwa kuat medan magnet memberikan pengaruh
dilakukan dengan menggunakan benang dan
yang nyata terhadap tinggi tanaman tomat. Uji beda
penggaris.
nyata antar perlakuan menggunakan uji Tukey’s
Analisis kandungan klorofil dilakukan pada
pada α=5% (Gambar 1) menunjukkan bahwa
fase terakhir vegetatif umur tanaman 21 hari
tanaman tomat yang paling tinggi diperoleh dari
setelah tanam (hst) dengan menggunakan metode
benih lama yang diinduksi kuat medan magnet
Harbourne (1987). Sampel daun dibungkus dengan
0,3 mT (SoM0,3), sedangkan tanaman tomat
alumunium foil lalu dimasukkan ke dalam plastik
yang paling rendah diperoleh dari benih baru
dan disimpan dalam cool box sampai akan
yang tidak diberi perlakuan medan magnet
digunakan. Sebanyak 0,1 gr sampel daun dihancurkan
(SnM0).
sampai teksturnya halus dan ditambah etanol 95%
sebanyak 10 ml, disaring dengan menggunakan Klorofil
kertas saring. Ekstrak klorofil diambil sebanyak 1 Berdasarkan hasil analisis ragam α=5%
ml dan dimasukkan ke dalam kuvet untuk diukur menunjukkan bahwa kuat medan magnet tidak
kandungan klorofilnya dengan spektrofotometer memberikan pengaruh yang nyata terhadap
UV pada λ=648 nm dan λ=664 nm. klorofil a, namun berpengaruh nyata terhadap
Kandungan klorofil sampel dihitung klorofil b dan klorofil total. Uji beda nyata antar
menggunakan rumus:
Klorofil a = 13,36λ664 - 5,19.λ648(V/Wx1000)

7
perlakuan menggunakan uji Tukey’s pada α=5% magnet (SoM0). Semakin tinggi kuat medan
menunjukkan bahwa klorofil b dan klorofil total magnet yang diberikan pada benih lama, maka
yang paling tinggi diperoleh pada tanaman dari kandungan karbohidrat pada tanaman tomat
benih lama yang tidak dipapar medan magnet yang dihasilkannya semakin rendah. Kandungan
(SoM0), sedangkan kandungan klorofil paling karbohidrat yang paling rendah diperoleh pada
rendah diperoleh pada tanaman dari benih lama perlakuan SoM0,3.
yang dipapar kuat medan magnet 0,3 mT(SoM 0,3)
dapat dilihat pada Gambar 2. PEMBAHASAN

Karbohidrat Berdasarkan hasil rata-rata tinggi tanaman


tomat (Gambar 1) membuktikan bahwa, perlakuan
Berbeda dengan kandungan klorofil, hasil medan magnet dapat memperbaiki metabolisme
analisis ragam pada α=5% menunjukkan bahwa benih lama, sehingga menghasilkan pertumbuhan
kuat medan magnet tidak memberikan pengaruh tanaman yang baik. Pendapat ini didukung oleh
yang nyata terhadap kandungan karbohidrat. penelitian Atmaja (2018), yang menunjukkan
Berdasarkan nilai rata-rata kandungan karbohidrat bahwa paparan medan magnet 0,2 mT selama11
(Gambar 3), diketahui bahwa kandungan menit 44 detik efektif meningkatkan tinggi
karbohidrat tertinggi diperoleh pada tanaman tanaman cabai merah. Penelitian Nastiti (2017)
dari benih lama yang tidak dipapar medan membuktikan perlakuan medan magnet 0,2 mT

Gambar 1. Rata-rata tinggi tanaman tomat pada Gambar 3. Rata-rata karbohidrat tanaman tomat
umur 14 hari setelah tanam (hst) yang di- pada umur 21 hari setelah tanam (hst) yang
tumbuhkan dari benih yang diinduksi kuat ditumbuhkan dari benih yang diinduksi kuat
medan magnet yang berbeda. Nilai rata-rata yang medan magnet yang berbeda. Sn= benih baru;
diikuti huruf yang sama, tidak berbeda nyata So= benih lama; M0=tanpa perlakuan medan
berdasarkan uji Tukey`s pada α=5%. Sn= benih magnet; M0,1=diinduksi medan magnet 0,1 mT;
baru; So= benih lama; M0= tanpa perlakuan me- M0,2=diinduksi medan magnet 0,2mT; M0,3=
dan magnet; M0,1= diinduksi medan magnet 0,1 diinduksi medan magnet 0,3 mT.
mT; M0,2=diinduksi medan magnet 0,2mT; M0,3=
diinduksi medan magnet 0,3 mT.

Gambar 2. Rata-rata klorofil a, b dan klorofil total tanaman tomat pada umur 21 hari setelah tanam (hst) yang
ditumbuhkan dari benih yang diinduksi kuat medan magnet yang berbeda. Nilai rata-rata yang diikuti huruf
yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji Tukey’s pada α=5%. Sn= benih baru; So= benih lama; M0=
tanpa perlakuan medan magnet; M0,1= diinduksi medan magnet 0,1 mT; M0,2= diinduksi medan magnet 0,2
mT; M0,3= diinduksi medan magnet 0,3 mT.

6
Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) Dari Benih

meningkatkan vigor tanaman tomat yang metabolisme sel pada tanaman dan berperan
ditunjukkan dengan adanya peningkatan dari dalam perkecambahan. Menurut Winandari
persentase germinasi, panjang akar, tinggi tanaman, (2011) jika tanaman semakin banyak menyerap
jumlah daun, berat basah tanaman, berat kering air, bahan organik dan anorganik. Maka
tanaman, dan aktivitas peroksidase. kandungan yang ada di dalam sitoplasma
Dalam penelitian ini, tinggi tanaman pada menjadi optimum, sehingga baik digunakan
kontrol negatif (SoM0) menghasilkan pertumbuhan untukprosesmetabolismepertumbuhantanaman.
yang lebih baik dari pada kontrol positif Berdasarkan hasil analisis ragam pada
(SnM0). Hasil tersebut menunjukkan bahwa klorofil a tidak berbeda nyata, sedangkan pada
benih dengan masa kadaluarsa 2016 mempunyai klorofil b dan klorofil total berbeda nyata,
vigor pertumbuhan yang relatif masih baik. namun dari ketiga nilai rata-rata kandungan
Tinggi tanaman merupakan salah satu klorofil a, klorofil b, dan total klorofil
parameter pertumbuhan. Pertumbuhan adalah menunjukkan bahwa kandungan klorofil
suatu proses pertambahan ukuran dan berat tertinggi diperoleh pada tanaman dari benih
sebagai hasil pembelahan dan pembesaran sel. lama yang tidak diinduksi kuat medan magnet
Menurut Nugroho & Salamah (2015) (SoM0), sedangkan kandungan klorofil yang
metabolisme sel-sel embrio terjadi setelah terendah diperoleh pada tanaman dari benih
menyerap air, yang di dalamnya terjadi reaksi- lama yang diinduksi kuat medan magnet 0,3 mT
reaksi prombakan atau disebut juga katabolisme (SoM0,3) (Gambar 2). Hasil ini menunjukkan
dan sintesa komponen-komponen sel untuk bahwa vigor benih lama relatif masih baik.
pertumbuhan disebut anabolisme. Proses Kandungan klorofil pada tanaman dari
metabolisme ini akan berlangsung terus dan benih lama hasil perlakuan SoM0,3 cenderung
merupakan pendukung dari pertumbuhan lebih rendah dibanding kandungan klorofil pada
kecambah sampai tanaman dewasa. tanaman dari benih lama hasil perlakuan SoM 0,1
Peningkatan potensial dan velositas air dan SoM0,2. Hasil ini tidak sejalan dengan
medium mempermudah absorbsi air oleh sel-sel pengaruh medan magnet terhadap tinggi
jaringan tumbuhan, mempercepat proses tanaman (Gambar 1). Pada perlakuan kuat
metabolisme perkecambahan dan menyebabkan medan magnet 0,3 mT menghasilkan tanaman
terjadinya pembesaran sel sebagai akibat adanya yang paling tinggi sementara kandungan
peningkatan tekanan molekul-molekul air ke klorofilnya paling rendah. Diduga hasil ini
dinding sel (Agustrina 2008). Air merupakan disebabkan oleh energi medan magnet yang
faktor yang penting dalam proses perkecambahan, dihasilkan oleh kuat medan magnet 0,3 mT
yang berfungsi sebagai pelunak kulit biji, terlalu kuat sehingga justru menghambat
melarutkan cadangan makanan sarana transportasi dan pertumbuhan pada benih lama yang diberi
dengan bantuan hormon mengatur elurgansi perlakuan kuat medan magnet tersebut. Dugaan
atau pemanjangan dan pengembangan sel, ini selaras penelitian Setyasih dkk. (2013), yang
sehingga sangat diperlukan adanya kecukupan menyatakan bahwa kuat medan magnet 0,3 mT
kadar air ketika proses perkecambahan (Chaidir terlalu kuat sehingga justru menyebabkan
dkk. 2015). terganggunya metabolisme benih dan
Medan magnet memiliki kemampuan untuk menyebabkan kerusakan pada struktur membran
merubah sifat fisika dan kimia air media benih, sehingga mengakibatkan terhambatnya
perkecambahan (Morejon et al. 2007). Pendapat pertumbuhan tanaman yang dihasilkannya.
ini didukung dari penelitian Firdaus & Berdasarkan hasil rata-rata Kandungan
Rohmawati (2008) yang membuktikan bahwaair karbohidrat (Gambar 3), pada kontrol negatif
yang termagnetisasi mampu meningkatkan (SoM0) kandungan karbohidratnya lebih tinggi
ukuran panjang kecambah dan laju perkecambahan dari kandungan karbohidrat pada kontrol positif
kacang hijau (Vigna radiata Linn.) lebih cepat (SnM0). Hasil tersebut menunjukkan bahwa
dibandingkan dengan kontrol (tidak termagnetisasi). benih yang kadaluarsa masa tanam pada tahun
Sehingga dapat diketahui bahwa magnet dapat 2016 memiliki vigor yang relatif masih baik,
berfungsi sebagai salah satu stimulan terhadap ditunjukkan dengan beberapa parameter

7
pertumbuhan seperti tinggi tanaman, kandungan Biologi FMIPA Universitas Lampung. Pada
klorofil yang relatif sama atau bahkan lebih pelaksanaan penelitian ini, penulis dibimbing
tinggi dari kandungan karbohidrat tanaman dari oleh Rochmah Agustrina, Ph.D., Dr. Bambang
benih baru, namun pada parameter pertumbuhan Irawan, M.Sc., dan Dra. Yulianty, M.Si. sebagai
lainnya seperti tinggi kecambah dan diameter pembahas.
batang pada tanaman dari benih lama lebih
rendah dibandingkan tinggi kecambah pada
tanaman dari benih baru. DAFTAR PUSTAKA
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa
kandungan karbohidrat tanaman dari benih lama Agustrina, R & MS. Ronius 2008. Perkecambahan
yang diinduksi dengan kuat medan magnet dan Pertumbuhan Kecambah Leguminoceae
cenderung menurun dengan semakin tingginya Di Bawah Pengaruh Medan Magnet. Jurusan
taraf kuat medan magnet yang diberikan Biologi FMIPA Universitas Lampung.
(Gambar 3). Hasil ini tidak sejalan dengan Lampung: 342-347.
pengaruh medan magnet terhadap tinggi Apriantono, A., & D. Fardiaz. 1989. Analisa
tanaman, di mana perlakuan kuat medan magnet Pangan. Departemen Pendidikan dan
pada benih lama menghasilkan tanaman yang Kebudayaan Dirjen Pendidikan Tinggi
relatif lebih tinggi dari tanaman yang menggunakan PAU Pangan dan Gizi. IPB. Bogor.
benih baru, terutama pada tanaman dari perlakuan Atmaja, TA. 2018. Pengaruh Paparan Medan
kuat medan magnet 0,3 mT (Gambar 1). Akan Magnet 0,2 mT Terhadap Pertumbuhan
tetapi hasil ini sejalan dengan pengaruh kuat Vegetatif Benih Cabai Merah (Capsicum
medan magnet terhadap kandungan klorofil annum L.) yang Diinfeksi Fusarium sp.
(Gambar 2) dimana kandungan klorofil pada Skripsi. FMIPA Universitas Lampung.
perlakuan SoM0,3 juga paling rendah. Menurut Bandar Lampung.
penelitian Pratama & Laily (2015), kandungan Chaidir, LE & A. Taofik. 2015. Eksplorasi,
klorofil pada daun akan berpengaruh terhadap Identifikasi, dan Perbanyakan Tanaman
reaksi fotosintesis. Kadar klorofil yang sedikit Ciplukan (Physalis angulata L.) dengan
tentu tidak akan menjadikan reaksi fotosintesis Menggunakan Metode Generatif dan
yang maksimal. Jika reaksi fotosintesis tidak Vegetatif. Jurnal ISTEK. 9 (1):82-103.
maksimal, maka senyawa karbohidrat yang Firdaus, P. & Rohmawati. 2008. Observasi
dihasilkan juga tidak dapat maksimal. Pengaruh Air Termagnetisasi Sistem Dipol
Terhadap Pertumbuhan Kecambah Kacang
KESIMPULAN Hijau (Vigna radiata Linn.). Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa: Sultan Ageng Tirtayasa. Serang.
induksi kuat medan magnet mampu meningkatkan Hanindita, N. 2008. Analisis Ekspor Tomat Segar
vigor benih lama pertumbuhan vegetatif tomat Indonesia. Ringkasan Eksekutif Program
sehingga pertumbuhan, kandungan klorofil dan Pascasarjana Manajemen Bisnis Institus
kandungan karbohidrat tanaman dari benih lama Pertanian Bogor.
yang diinduksi kuat medan magnet sama dengan Harbourne, JB. 1987. Metode Fitokimia.
yang terdapat pada tanaman dari benih baru. Terjemahan: Padmawinata. K & Sudiro.
Kuat medan magnet yang paling baik untuk I. ITB. Bandung. 259-261.
meningkat metabolisme pada tanaman dari Jedlicka, J., P. Oleg, & A. Stefan 2012. Research of
benih lama adalah 0,2 mT. Effect of Low Frequency Magnetic Field
on Germintion, Growth and Fruiting of
UCAPAN TERIMA KASIH Field Tomatoes. Acta Horticulturae et
Regiotecturae 1. DOI:10.1515.
Penelitian ini merupakan proyek penelitian Mahjabin, S., Bilal & A.B. Abidi. 2015.
pengaruh induksi kuat medan magnet terhadap Physiological and Biochemical Changes
tumbuhan di Laboratorium Botani Jurusan During Seed Deterioration: A Review.

6
Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) Dari Benih

Internetional Journal of Recent Scientific pada Tiga Daerah Perkembangan Daun


Research. 6 (4): 3416-3422. yang Berbeda Universitas Islam Negeri
Morejon, L.P., Paloco, J.C.C., Abad, V dan Maulana Malik Ibrahim. Malang.
Govea, A. P. 2007. Simulating Of Rohma, A., Sumardi, E. Ernawati & R.
Pinus tropicalis M. Seed By Magnetically Agustrina. 2013. Pengaruh Medan Magnet
Tread Water. International Agrophysics. Terhadap Aktivitas Enzim α-Amilase pada
Cuba. 173-177. Kecambah Kacang Merah dan Kacang
Nagy, II., R. Georgescu., L. Balaceanu & S. Buncis Hitam (Phaseolus vulgaris L.).
Germene. 2005. Effects Of Pulsed Seminar Nasional Sains & Teknologi V
Variable Magnetic Field Over Plant Lembaga Penelitian Universitas Lampung.
Seed. Romanian Journal of Biophysic. Sari, RE, Y. Wulan, T. Prihandono, & Sudarti.
Bucharest. 133: 1-39. 2015. Aplikasi Medan Magnet Extremely
Nastiti, E. 2017. Efektifitas Medan Magnet 0,2 Low Frequency (ELF) 100 µT dan 300
mT Terhadap Vigor dan Karakter Tanaman µT pada Pertumbuhan Tanaman Tomat
Tomat (Lycopersicum sculentum Mill.) Ranti. Jurnal Pendidikan Fisika. 4 (2):
yang diinfeksi Fusarium sp. Tesis. FMIPA 164-170.
Universitas Lampung. Bandar Lampung. Setyasih, N., A. Rochmah, TH. Tundjung, & E.
Nugroho, TA. & Z. Salamah. 2015. Pengaruh Eti. 2013. Pengaruh Medan Magnet 0,3
Lama Pemaparan dan Konsentrasi Asam mT terhadap Stomata Daun Tanaman
Sulfat (H2SO4) Terhadap Perkecambahan Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.).
Biji Sengon Laut (Paraserianthes Prosiding Semirata. FMIPA Universitas
falcataria) sebagai Materi Pembelajaran Lampung. Lampung.
Biologi SMA Kelas XII untuk Mencapai Winandari, OP. 2011. Perkecambahan dan
K.D3.1 Kurikulum 2013. JUPEMASI- Pertumbuhan Tomat (Lycopersicum
PBIO. 2 (1): 230-236. esculentum Mill.) di bawah Pengaruh
Pratama, AJ. & AN. Laily. 2015. Analisis Lama Pemaparan Medan Magnet yang
Kandungan Klorofil Gandasuli (Hedychium Berbeda. Skripsi. FMIPA Universitas
gardnerianum Shephard ex Ker-Gawl) Lampung. Bandar Lampung.

You might also like