You are on page 1of 7

Medical Laboratory Technology Journal

Medical Laboratory Technology Journal


2 (2), 2016, 70-76
Received 2016-10-31; Received in revised form 2016-12-30; Accepted 2016-12-30

Available online at : http://ejurnal-analiskesehatan.web.id

POTENSI EKSTRAK RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.)


MENGHAMBAT PERTUMBUHAN Candida albicans
Annisa Rahmi, Erfan Roebiakto, Leka Lutpiatina

Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin


Jl Mistar Cokrokusumo 4a Banjarbaru
e-mail: leka.zns@gmail.com

Abstract: Candida albicans infection is the cause of candidiasis. Candidiasis treatment can be
done with a variety of antifungal drugs, one of them is rhizome of kencur (Kaempferia galanga
L.). The Rhizome of kencur is selected as a traditional medicine because it contains chemical
compounds such as flavonoids, tannins, saponins and essential oil that serves as an antifun-
gal. This study aimed to determine the minimal inhibitory and minimal killing power and also an
influence of kencur rhizome extract on the growth of Candida albicans in vitro. This research
was true experimental design with posttest only control group design with tube dilution method.
Results of Minimal Inhibitory Concentrations (MICs) research showed there was no clarity at
concentration of 20 mg/mL, 30 mg/mL, 40 mg/mL, and it shows clarity at concentration of 50
mg/mL and 60 mg/mL. Results of Minimum Bactericidal Concentrations (MBCs) showed the
number of colonies at concentration of 20 mg/mL were 84 colonies, concentration of 30 mg/mL
were 48 colonies, concentration of 40 mg/mL were 27 colonies, concentration of mg/mL were
12 colonies and concentration of 60 mg/mL were 0 colony. Based on linear regression test, the
result showed significance value of 0.000 <ɑ = 0.05 so it can be concluded that there is a ken-
cur rhizome extract influence on the growth of Candida albicans in vitro with minimal inhibitory
concentrations is the concentration of 50 mg/mL and the minimal bactericidal concentrations 60
mg/mL. Further studies are required regarding kencur rhizome extract (Kaempferia galanga L.)
in inhibiting and bactericidal microorganisms other than Candida albicans.
Keywords: Kencur (Kaempferia galanga L.); Candida albicans

Abstrak: Infeksi Candida albicans merupakan penyebab terjadinya kandidiasis. Perawatan


kandidiasis dapat dilakukan dengan berbagai macam obat antijamur, salah satunya rimpang
kencur (Kaempferia galanga L.). Rimpang kencur dipilih sebagai obat tradisional karena mem-
iliki kandungan senyawa kimia seperti flavonoid, tanin, saponin dan minyak atsiri yang ber-
fungsi sebagai antijamur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat minimal dan
daya bunuh minimal serta pengaruh ekstrak rimpang kencur terhadap pertumbuhan Candida
albicans secara in vitro. Penelitian ini bersifat true eksperiment dengan rancangan postest only
control group design melalui metode dilusi tabung. Hasil penelitian Konsentrasi Hambat Mini-
mal (KHM) menunjukkan tidak adanya kejernihan pada konsentrasi 20 mg/ml, 30 mg/ml, 40
mg/ml, dan tampak adanya kejernihan pada konsentrasi 50 mg/ml dan 60 mg/ml. Hasil Kon-
sentrasi Bunuh Minimal (KBM) diperoleh jumlah koloni pada konsentrasi 20 mg/ml sebanyak
84 koloni, 30 mg/ml sebanyak 48 koloni, 40 mg/ml sebanyak 27 koloni, 50 mg/ml sebanyak 12
koloni dan 60 mg/ml sebanyak 0 koloni. Berdasarkan uji regresi linier diperoleh nilai signifikasi
sebesar 0,000<ɑ=0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh ekstrak rimpang ken-
cur terhadap pertumbuhan Candida albicans secara in vitro dengan konsentrasi hambat mini-
mal 50 mg/ml dan konsentrasi bunuh minimal 60 mg/ml. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai
ekstrak rimpang kencur (Kaempferia galanga L.) dalam menghambat dan membunuh mikroor-
ganisme lain selain Candida albicans.
Kata kunci: Kencur (Kaempferia galanga L.); Candida albicans

Copyright © 2016, MLTJ, ISSN 2461-0879


Medical Laboratory Technology Journal

PENDAHULUAN merupakan tanaman yang bernilai ekonomis


Candida albicans adalah salah satu ragi lon- cukup tinggi sehingga banyak dibudidayakan
jong dan bertunas yang menghasilkan pseudo- dan digunakan sebagai bumbu makanan
miselium baik dalam biakan maupun dalam atau untuk pengobatan salah satunya anti-
jaringan dan eksudat. Candida albicans meru- jamur (Winarto, 2007). Di wilayah Kalimantan
pakan anggota flora normal selaput mukosa Selatan Masyarakat memanfaatkan rimpang
saluran pernafasan, pencernaan dan genitalia kencur sebagai obat dengan membuat minu-
wanita sehingga sering ditemukan pada be- man dalam bentuk jamu, menempelkan paru-
berapa bagian tubuh orang yang sehat, seperti tan rimpang kencur pada bagian tubuh yang
di dalam mulut, kerongkongan, usus, saluran diobati atau mengkonsumsi secara langsung
genital, feses, di bawah kuku dan kulit rimpang kencur tersebut untuk mengobati
(Jawetz, 1996). Infeksi Candida albicans akan sariawan (Kuntorini, 2005). Menurut Hermi-
terjadi apabila terdapat faktor predisposisi, ter- lasari dkk. (2012) kandungan zat aktif berupa
masuk diantaranya pemakaian antibiotik ber- flavonoid, tanin, sineol dan saponin dalam
spektrum luas, diabetes mellitus, pemakaian rimpang kencur (Kaempferia galanga L.)
steroid topikal ataupun sistemik, kehamilan memiliki sifat antijamur yang dapat mem-
dan sistem pertahanan tubuh yang menurun berikan efek sinergis terhadap pertumbuhan
sehingga menghasilkan lingkungan yang lem- jamur salah satunya adalah Candida albi-
bab dan menimbulkan kandidiasis (Entjang, cans.
2003). Berdasarkan hasil penelitian Hafidza
Kandidiasis adalah suatu infeksi dari spe- (2014) menunjukkan bahwa ekstrak rimpang
sies Candida albicans yang dapat menyerang kencur (Kaempferia galanga L.) dapat meng-
berbagai jaringan tubuh seperti rongga mulut hambat pertumbuhan Escherichia coli
dan vagina. Menurut Akpan dan Morgan dengan konsentrasi hambat minimal sebesar
(2002) pada rongga mulut orang dewasa sehat 80%. Penelitian Gholib (2009) mengenai
terdapat sekitar 30-40% Candida albicans, 65- daya hambat ekstrak kencur (Kaempferia ga-
88% pada orang yang mengkonsumsi obat- langa L.) terhadap Trichophyton men-
obatan spektrum luas dalam jangka panjang tagrophytes dan Cryptococcus neoformans
dan 90% pada pasien leukemia akut yang dengan metode difusi diperoleh hasil bahwa
menjalani kemoterapi. Sementara itu menurut ekstrak kencur (Kaempferia galanga L.)
Hermilasari dkk. (2012) terdapat sekitar 5-10% mampu menghambat pertumbuhan Tri-
Candida albicans pada vagina dan akan men- chophyton mentagrophytes dan Cryptococ-
galami peningkatan sekitar 40% pada wanita cus neoformans dengan konsentrasi hambat
hamil. Data Departemen Kesehatan RI hingga minimal ekstrak sebesar 0,15% terhadap Tri-
bulan Maret tahun 2009 menyebutkan bahwa chophyton mentagrophytes dan 2% terhadap
kandidiasis menjadi infeksi penyerta ketiga Cryptococcus neoformans. Selain itu rim-
terbanyak pada penderita HIV/AIDS yaitu pang kencur juga memiliki kemampuan da-
sebesar 4897 kasus. Berdasarkan hasil kun- lam menghambat dan membunuh pertum-
jungan peneliti di Rumah Sakit Ratu Zalecha buhan Candida albicans. Hasil uji pendahulu-
Martapura, pada bulan April sampai Desember an yang dilakukan oleh peneliti didapatkan
2010 terdapat pasien dengan infeksi kandidia- bahwa ekstrak rimpang kencur (Kaempferia
sis pada urin dengan jumlah sebanyak 6 ka- galanga L.) memiliki kemampuan dalam
sus, pada bulan Januari sampai Desember membunuh Candida albicans secara in vitro
2011 terdapat 4 kasus dan pada bulan Januari pada konsentrasi 60 mg/ml. Penelitian ini
sampai Desember 2012 sebanyak 10 kasus. bertujuan untuk mengetahui daya hambat
Perawatan kandidiasis dapat dilakukan minimal dan daya bunuh minimal serta
dengan berbagai macam obat antijamur, baik pengaruh ekstrak rimpang kencur terhadap
secara kimia maupun tradisional. Menurut pertumbuhan Candida albicans secara in
Winarto (2007) penggunaan obat tradisional vitro.
dianggap lebih menguntungkan karena mem-
berikan efek samping yang lebih kecil BAHAN DAN METODE
dibandingkan dengan pengobatan secara Jenis penelitian yang digunakan da-
kimia, sehingga masyarakat kembali memakai lam penelitian ini adalah eksperimen
obat-obat alamiah yang berasal dari tumbuh- sebenarnya (true eksperiment) dengan
tumbuhan, salah satu diantaranya adalah rim- rancangan Postest Only Control Group De-
pang kencur. sign (Notoadmodjo, 2012)
Rimpang kencur (Kaempferia galanga L.)

Copyright © 2016, MLTJ, ISSN 2461-0879


Medical Laboratory Technology Journal

Pemeriksaan daya hambat dan daya Tabel 1. Pengenceran konsentrasi


bunuh ekstrak rimpang kencur (Kaempferia
galanga L.) pada konsentrasi 20 mg/ml, 30
mg/ml, 40 mg/ml, 50 mg/ml dan 60 mg/ml dan
dibandingkan dengan kelompok kontrol
negatif, kontrol positif dan kontrol ekstrak
dengan jumlah pengulangan sebanyak 3 kali.
Bahan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah rimpang kencur yang ada di daerah
Banjarmasin dengan kriteria rimpang kencur
berusia 5 bulan, utuh dengan berat ± 10 gram,
kulit tidak mengkerut berwarna putih ke- Penentuan Konsentrasi Hambat Minimal
coklatan pada bagian luar dan berwarna putih (KHM). Konsentrasi 60 mg/ml = diambil 1 ml
kekuningan di bagian dalam. dari tabung konsentrasi 60 mg/ml ekstrak rim-
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan pang kencur dan ditambah 1 ml suspensi
April 2016 dan dilakukan d Laboratorium Bak- jamur Candida albicans yang tumbuh di da-
teriologi Jurusan Analis Kesehatan Politeknik lam kaldu umur 4 jam pada suhu 37oC.
Kesehatan Kementerian Kesehatan Banjarma- Lakukan pengulangan sebanyak 3 kali. Hal
sin. Variabel bebas dalam penelitian ini kon- yang serupa dilakukan untuk konsentrasi lain.
sentrasi ekstrak rimpang kencur (Kaempferia Tabung kontrol positif diisi dengan suspensi
galanga L.) yaitu 20 mg/ml, 30 mg/ml, 40 mg/ antijamur ketokonazol 200 mg dan TSB steril
ml, 50 mg/ml dan 60 mg/ml. Variabel terikat sebanyak 1 ml kemudian ditambah dengan 1
dalam penelitian ini adalah jumlah koloni Can- ml suspensi jamur Candida albicans yang
dida albicans pada media sabouraud dextrose tumbuh di dalam kaldu umur 4 jam pada suhu
agar yang didapat berdasarkan hasil Konsen- 37oC. Lakukan pengulangan sebanyak 3 kali.
trasi Bunuh Minimal (KBM). Tabung kontrol negatif diisi dengan 1 ml TSB
Pengujian dilakukan dengan cara rimpang steril ditambah 1 ml suspensi jamur Candida
kencur dibersihkan dengan air mengalir dan albicans yang tumbuh di dalam kaldu umur 4
dipotong-potong tipis. Dikeringkan hingga jam pada suhu 37oC. Lakukan pengulangan
benar-benar kering dengan menggunakan ov- sebanyak 3 kali. Tabung kontrol ekstrak ken-
en pada suhu 60oC dan kemudian dihaluskan cur diisi dengan 1 ml ekstrak rimpang kencur
(simplisia). Ditimbang sebanyak 30 g rimpang ditambah 1 ml TSB steril. Lakukan pengulan-
kencur kemudian diekstraksi dengan 150 ml gan sebanyak 3 kali. Dicampur baik-baik dan
etanol 70% secara maserasi selama 3 hari diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC di
sambil sesekali diaduk. Setelah 3 hari, fitltrat dalam inkubator. Dibaca hasilnya dengan
diambil dan ditampung. mencari tabung yang mengandung kadar
Ampas rimpang kencur dimaserasi kem- ekstrak terendah tetapi masih mampu meng-
bali dan diulang sebanyak 3 kali dengan 150 hambat Candida albicans (larutan jernih) yang
ml etanol 70% agar dapat dipastikan zat aktif dinyatakan sebagai Konsentrasi Hambat Mini-
rimpang kencur terekstraksi secara sempurna. mal (KHM).
Hasil yang diperoleh disaring dengan kertas Penentuan Konsentrasi Bunuh Minimal
saring. (KBM). Tabung yang telah diinkubasi selama
Filtrat dipekatkan dengan menguapkan 24 jam pada suhu 37oC dan diamati adanya
etanol menggunakan waterbath hingga ter- kekeruhan untuk melihat KHM kemudian dil-
bentuk ekstrak kental. Ekstrak kental rimpang akukan penamaman pada media sabauroud
kencur ditimbang seberat 4 g dan dilarutkan dextrose agar (SDA) untuk melihat Konsen-
dengan 4 ml pelarut propilen glikol trasi Bunuh Minimal (KBM). Sebanyak 5 ul
(konsentrasi 1000 mg/ml). Dihomogenkan larutan diambil dari masing-masing konsen-
sampai ekstrak rimpang kencur kental terlarut trasi kemudian diratakan pada permukaan
sempurna. Di dalam tabung steril dimasukkan media Sabauroud Dextrose Agar (SDA)
2 ml ekstrak rimpang kencur konsentrasi 1000 dengan menggunakan batang penyebar. Di-
mg/ml ditambah 8 ml TSB steril sehingga di- inkubasi selama 24 jam pada suhu 37 oC di
peroleh konsentrasi 200 mg/ml. dalam inkubator. Dibaca hasil dengan
Membuat deret konsentrasi ekstrak rim- menghitung jumlah koloni yang tumbuh pada
pang kencur pada masing masing tabung permukaan media kemudian dicari konsentra-
reaksi steril seperti pada tabel berikut: si yang sama sekali tidak menunjukkan per-
tumbuhan koloni jamur Candida albicans.

Copyright © 2016, MLTJ, ISSN 2461-0879


Medical Laboratory Technology Journal

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil konsentrasi bunuh


Pengujian antimikroba ekstrak rimpang minimal diperoleh adanya penurunan jumlah
kencur terhadap pertumbuhan Candida albi- koloni pada pemberian berbagai konsentrasi
cans memperlihatkan adanya tingkat kejerni- ekstrak rimpang kencur sehingga dilakukan uji
han pada penentuan Konsentrasi Hambat Min- normalitas data untuk mengetahui data yang
imal (KHM). digunakan berdistribusi normal atau tidak ka-
Tabel 2 Hasil Konsentrasi Hambat Minimal rena syarat uji regresi yaitu data harus berdis-
(KHM) Ekstrak Rimpang Kencur terhadap Per- tribusi normal. Berdasarkan hasil uji normali-
tumbuhan Candida albicans tas data dengan menggunakan Shapiro-Wilk,
diketahui nilai asymp. Sig = 0,119. Apabila
nilai asymp. Sig > 0,05 maka dapat dinya-
takan bahwa data konsentrasi Bunuh Minimal
(KBM) berdistribusi normal.
Pengujian dilanjutkan dengan uji Anova
untuk menilai kualitas persamaan regresi
yang diperoleh. Suatu persamaan dinyatakan
layak untuk digunakan apabila nilai signifikasi
pada uji Anova < 0,05. Berdasarkan hasil uji
Anova diperoleh nilai signifikasi 0,000 sehing-
ga persamaan yang didapat layak untuk
digunakan.
Pengujian dilanjutkan ke uji Regresi un-
Berdasarkan penentuan Konsentrasi Bunuh tuk mengetahui pengaruh ekstrak rimpang
Minimal (KBM) diperoleh adanya pertumbuhan kencur terhadap pertumbuhan Candida albi-
jumlah koloni terbesar terjadi pada konsentrasi cans. Berdasarkan hasil uji regresi didapatkan
20 mg/ml dengan jumlah koloni sebanyak 84 nilai signifikasi 0,000. Apabila nilai signifikasi
koloni dan pertumbuhan koloni terkecil terjadi < ɑ = 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa per-
pada konsentrasi 60 mg/ml dengan jumlah ko- lakuan konsentrasi yang berbeda dari ekstrak
loni sebanyak 0 koloni. rimpang kencur berpengaruh terhadap per-
Tabel 3. Hasil Konsentrasi Bunuh Minimal tumbuhan Candida albicans secara in vitro
(KBM) Ekstrak Rimpang Kencur terhadap Per- dengan persamaan garis regresi y = 95,33 –
tumbuhan Candida albicans 20,4x (x = konsentrasi, y = jumlah koloni Can-
dida albicans).
Untuk melihat seberapa besar pengaruh
konsentrasi ekstrak rimpang kencur tehadap
pertumbuhan Candida albicans dilakukan an-
alisis koefisien determinasi atau disimbolkan
dengan R2. Berdasarkan hasil uji koefisien
determinasi didapatkan nilai R square sebe-
sar 0,928. Nilai ini menyimpulkan bahwa
pengaruh ekstrak rimpang kencur terhadap
pertumbuhan Candida albicans sebesar
92,8% (didapat dari 0,928 x 100%), yang be-
Hasil rata-rata jumlah koloni Candida albi- rarti ekstrak rimpang kencur memiliki
cans tiap konsentrasi pada penentuan konsen- pengaruh yang kuat terhadap pertumbuhan
trasi bunuh minimal disajikan seperti pada Candida albicans.
gambar. Kencur (Kaempferia galanga L.) merupa-
Gambar1. Grafik Rata-rata Jumlah Koloni kan satu di antara tanaman suku Zingiberace-
Candida Albicans Berbagai Konsentrasi pada ae yang telah dikaji dan dimanfaatkan se-
Penentuan Konsentrasi Bunuh Minimal (KBM) bagai fungisida alami. Akar rimpang kencur
adalah bagian yang digunakan sebagai obat.
Menurut Winarto (2007) komponen yang ter-
kandung di dalam rimpang kencur seperti
saponin, flavonoid, polifenol dan minyak atsiri
memiliki manfaat untuk pengobatan seperti
batuk, mual, bengkak, bisul, antitoksin dan
antijamur.

Copyright © 2016, MLTJ, ISSN 2461-0879


Medical Laboratory Technology Journal
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dengan teknik ekstraksi yang dilakukan oleh
pengaruh ekstrak rimpang kencur peneliti, yang mana penelitian Tarmizi dan
(Kaempferia galanga L.) terhadap pertum- Binti (2012) menggunakan teknik ekstraksi
buhan Candida albicans secara in vitro. Rim- infusa sedangkan peneliti menggunakan
pang kencur yang telah dibersihkan dan diiris teknik ekstraksi maserasi dengan pelarut eta-
tipis terlebih dahulu dibuat menjadi simplisia. nol 70%. Teknik ekstraksi maserasi
Tujuan pembuatan simpilisia ini yaitu untuk menggunakan pelarut etanol 70% dianggap
menurunkan kadar air pada rimpang, bi- lebih baik karena bersifat semipolar dan san-
asanya tidak lebih dari 8%. Kadar air yang gat efektif dalam menghasilkan jumlah bahan
rendah diharapkan dapat menghambat per- aktif yang optimal dalam rimpang kencur teru-
tumbuhan kapang dan reaksi kimia yang di- tama senyawa fenol seperti flavonoid dan
perantarai oleh air, seperti reaksi redoks atau tanin dibandingkan dengan teknik infusa yang
reaksi enzimatis. Selain itu pada kadar air harus mempertimbangkan ketahanan senya-
lebih dari 8% enzim mulai mendegradasi ba- wa zat aktif yang diekstraksi terhadap papa-
han aktif yang terkandung pada tanaman ran dingin atau panas karena teknik ekstraksi
(Kumoro, 2015). Simplisia yang telah dibuat infusa merupakan teknik ekstraksi bagian
kemudian diekstrak secara maserasi dengan tanaman dengan menggunakan air dingin
menggunakan pelarut etanol 70% dan atau air mendidih (Kumoro, 2015). Selanjut-
dilanjutkan dengan penentuan konsentrasi nya Haniah (2008) menyebutkan bahwa ter-
hambat minimal dan konsentrasi bunuh mini- dapat beberapa faktor yang dapat
mal. Penentuan Konsentrasi Hambat Minimal mempengaruhi kerja zat antimikroba. Faktor-
(KHM) dengan menggunakan uji dilusi tabung faktor tersebut diantaranya adalah umur tana-
menunjukkan adanya kekeruhan pada kon- man yaitu paling baik berusia 5-6 bulan,
sentrasi 20 mg/ml, 30 mg/ml dan 40 mg/ml. keadaan mikroba, suhu lingkungan dan kan-
Hal ini terjadi karena masih adanya pertum- dungan zat aktif antimikroba tanaman, yang
buhan Candida albicans pada konsentrasi ter- mana semakin besar kandungan zat aktif anti-
sebut, namun pada konsentrasi 50 mg/ml dan mikroba suatu tanaman maka semakin besar
60 mg/ml tampak adanya kejernihan pada pula kemampuannya dalam menghambat per-
media, yang berarti pada konsentrasi tersebut tumbuhan mikroorganisme.
pertumbuhan Candida albicans sudah ter- Selain memiliki kemampuan dalam meng-
hambat sehingga Konsentrasi Hambat Mini- hambat pertumbuhan Candida albicans, rim-
mal (KHM) terjadi pada konsentrasi 50 mg/ml. pang kencur juga memiliki kemampuan dalam
Penelitian Hermilasari dkk. (2012) ten- membunuh Candida albicans yang dapat
tang Efektivitas Ekstrak Etanol Rimpang Ken- dilihat berdasarkan penentuan Konsentrasi
cur (Kaempferia galanga L.) dalam Mengham- Bunuh Minimal (KBM). Setelah mengamati
bat Pertumbuhan Candida albicans Isolat 218 tingkat kejernihan untuk melihat Konsentrasi
-Sv secara In Vitro diperoleh Konsentrasi Hambat Minimal (KHM), tiap-tiap konsentrasi
Hambat Minimal (KHM) dari ekstrak etanol larutan ekstrak rimpang kencur ditanam pada
rimpang kencur (Kaempferia galanga L.) ada- media sabouroud dextrose agar untuk melihat
lah pada konsentrasi 4%. Penelitian lainnya Konsentrasi Bunuh Minimal (KBM). Berdasar-
yaitu Tarmizi dan Binti (2012) tentang Efektivi- kan hasil pertumbuhan dan perhitungan
tas Konsentrasi Infusa Rimpang Kencur jumlah koloni yang tumbuh pada permukaan
Kaempferia galanga L.) terhadap Pertum- media sabouroud dextrose agar dapat diten-
buhan Koloni Candida albicans diperoleh tukan bahwa Konsentrasi Bunuh Minimal
Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) pada (KBM) terjadi pada konsentrasi 60 mg/ml di-
konsentrasi 30%. Adanya perbedaan hasil mana pada konsentrasi tersebut tidak
penelitian antara peneliti dengan peneliti lain ditemukan adanya pertumbuhan koloni Can-
ini dapat disebabkan oleh perbedaan proses dida albicans.
ekstraksi dan teknik ekstraksi yang dilakukan Hasil penelitian menunjukkan bahwa se-
yang mana pada penelitian Hermilasari dkk. makin tinggi tingkat konsentrasi ekstrak rim-
(2012) pada proses ekstraksi menggunakan pang kencur yang ditambahkan, semakin be-
evaporator untuk menguapkan ekstrak yang sar pula kemampuan daya hambat dan daya
telah dimaserasi sedangkan peneliti hanya bunuh ekstrak rimpang kencur terhadap per-
menguapkan di udara terbuka sehingga me- tumbuhan Candida albicans. Hal ini ditandai
nyebabkan zat aktif yang dapat menguap di- dengan terjadinya kejernihan pada media
peroleh kurang maksimal. Sementara itu TSB uji dilusi tabung dan penurunan jumlah
penelitian Tarmizi dan Binti (2012) koloni Candida albicans yang tumbuh pada
menggunakan teknik ekstraksi berbeda permukaan media sabouroud dextrose agar.
Copyright © 2016, MLTJ, ISSN 2461-0879
Medical Laboratory Technology Journal
Berdasarkan hasil uji regresi diperoleh kencur (Kaempferia galanga L.) terhadap
nilai signifikasi 0,000 < ɑ = 0,05 sehingga ada Candida albicans terjadi pada konsentrasi 50
pengaruh pemberian konsentrasi ekstrak rim- mg/ml. Daya bunuh minimal ekstrak rimpang
pang kencur terhadap pertumbuhan Candida kencur (Kaempferia galanga L.) terhadap
albicans. Hal ini terjadi karena adanya bahan Candida albicans terjadi pada konsentrasi 60
aktif yang bersifat sebagai antijamur yang ter- mg/ml. Ada pengaruh pemberian konsentrasi
kandung dalam rimpang kencur. Menurut Her- ekstrak rimpang kencur (Kaempferia galanga
milasari dkk. (2012) bahan aktif yang terkan- L.) terhadap pertumbuhan Candida albicans
dung dalam rimpang kencur yang bersifat se- secara in vitro sebesar 92,8% dengan nilai
bagai antijamur adalah flavonoid, tanin dan signifikasi 0,000.
saponin. Flavonoid dalam rimpang kencur
bekerja dalam penghambat sintesis asam SARAN
nukleat jamur yang mengakibatkan tidak ter- Perlu penelitian lebih lanjut mengenai
jadinya proses pembentukan DNA dan RNA ekstrak rimpang kencur (Kaempferia galanga
pada sel jamur. Sedangkan menurut Robin- L.) dalam menghambat dan membunuh
son (1995) Flavonoid mempunyai respon ter- mikroorganisme lain selain Candida albicans.
hadap infeksi jamur dengan mekanisme kerja
menghancurkan protein dan menyebabkan DAFTAR PUSTAKA
lisis pada membran sel mikroorganisme yang Entjang I. (2003). Mikrobiologi dan Parasitolo-
bersifat irreversible. gi. Citra Aditya Bakti, Bandung.
Menurut Sumono dan Wulan (2008) Gholib, D. (2009). Daya Hambat Ekstrak Ken-
tanin dalam rimpang kencur bekerja meng- cur (Kaempferia galangal L.) terhadap Tri-
hambat pertumbuhan jamur dengan presipi- chophyton mentagrophytes dan Crypto-
tasi dan denaturasi protein jamur. Tanin mem- coccus neoformans Jamur Penyebab
iliki sasaran terhadap polipeptida dinding sel Penyakit Kurap pada Kulit dan Penyakit
yang menyebabkan kerusakan pada dinding Paru.
sel jamur. Kerusakan dan peningkatan per- Hafidza, M. (2014). Daya Hambat Ekstrak
meabilitas sel jamur menyebabkan pertum- Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.)
buhan sel terhambat dan akhirnya menyebab- terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherich-
kan kematian sel. ia coli. Jurnal Penelitian Fakultas Ma-
Menurut Rachmawati (2009) mekanisme tematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
saponin sebagai antijamur adalah bereaksi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
dengan porin (protein transmembran) pada Haniah. (2008). Isolasi Jamur Endofit dari
membran luar dinding sel jamur dengan cara Daun Sirih (Piper betle L.) sebagai Anti-
membentuk ikatan polimer yang kuat sehing- mikroba terhadap Escherichia coli, Staph-
ga mengakibatkan rusaknya porin yang meru- ylococcus aureus, dan Candida albicans.
pakan pintu keluar masuknya senyawa se- Jurnal Penelitian Universitas Islam Negeri
hingga akan mengurangi permeabilitas mem- Malang.
bran sel jamur yang akan mengakibatkan sel Hasanah, A. N., Nazaruddin, F., Febrina, E.,
jamur kekurangan nutrisi kemudian pertum- & Zuhrotun, A. (2011). Analisis Kan-
buhan jamur terhambat atau mati. dungan Minyak Atsiri dan Uji Aktivitas
Menurut Hasanah dkk. (2011) zat aktif Antiinflamasi Ekstrak Rimpang Kencur
lain yang terkandung dalam rimpang kencur (Kaempferia galanga L.). Jurnal Matemat-
adalah minyak atsiri. Sumono dan Wulan ika Dan Sains Fakultas Farmasi Universi-
(2008) menyebutkan bahwa minyak atsiri da- tas Padjajaran Bandung, 16(3).
lam rimpang kencur memiliki kemampuan un- Hermilasari RD, Winarsih S, R. A. (2012).
tuk menghambat pertumbuhan jamur melalui Efektivitas Ekstrak Etanol Rimpang Ken-
proses denaturasi protein yang melibatkan cur (Kaempferia galanga Linn) dalam
perubahan dalam stabilitas molekul protein Menghambat Pertumbuhan Candida albi-
sehingga menyebabkan perubahan struktur cans Isolat 218-SV secara In Vitro. Maja-
protein dan terjadi proses koagulasi. Protein lah Fakultas Kedokteran Universitas
yang mengalami proses denaturasi akan ke- Brawijaya.
hilangan aktifitas fisiologi dan dinding sel Kumoro, A. (2015). Teknologi Ekstraksi Sen-
akan meningkatkan permeabilitas sel sehing- yawa Bahan Aktif dari Tanaman Obat.
ga akan terjadi kerusakan. Yogyakarta: Plantaxia.

KESIMPULAN
Daya hambat minimal ekstrak rimpang
Copyright © 2016, MLTJ, ISSN 2461-0879
Medical Laboratory Technology Journal
Kuntorini, E. M. (2005). Botani Ekonomi Suku
Zingiberaceae sebagai Obat Tradisional
oleh Masyarakat di Kotamadya Banjarba-
ru. Bioscientiae, 2(1).
Rachmawati, F., Nuria, M. C., & Sumantri.
(2009). Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi
Kloroform Ekstrak Etanol Pegagan
(Centelle asiatica (L) Urb) serta Identifi-
kasi Senyawa Aktifnya. Universitas Wa-
hid Hasyim Semarang.
Robinson, T. (1995). Kandungan Organik
Tumbuhan Tinggi. Bandung: In K.
Padmawinata ITB.
Sumono, A., & Wulan, A. (2008). The Use of
Bay Leaf (Eugenia Polyantha Wight) in
Dentistry. Dental Jurnal. Dental Jurnal,
41.
Tarmizi, & Binti, S. A. (2012). Efektivitas Kon-
sentrasi Infusa Rimpang Kencur
(Kaempferia galanga L.) terhadap Koloni
Candida albicans. Universitas Airlangga.
Winarto, W. P. (2007). Tanaman Obat Indone-
sia Untuk Pengobatan Herbal. Jakarta:
Karyasari Herba Media.

Copyright © 2016, MLTJ, ISSN 2461-0879

You might also like