You are on page 1of 144
Sejarah ORM UCC UB ULSI Deu UROL UMS uate ca CTL UO ume C MCL uranic n ttn ts tii Me ROMS OAC eM cute nual erie AS ROTO che ctu Selain itu juga, di dalam buku ini dikupas mengenal pemikiran ekonomi POU ua Peery SOOO ONT UCU iON uuu Lie osetia etry PURO C UM LUMEN CRU CR usc eae CPi g berkembang pada zaman pra-klasik dan klasik, pemikiran ekonomi aliran sosialisme dan komunisme, pemikiran ekonomi aliran neo-klasik, perhikiran aliran institusional, pemikiran ekonomi aliran Keynes, PU CUCU Comr CHS RUPE O MEUM rk Cea cute SU UCM CeCe CLE SOUL ISOS Roan COM COc i unin curdie intat t mengenai sejarah perkembangan pemikiran ekonomi. Lahir pada tanggal 02 Maret 1964 di Sidodadi Wonomulyo Kabupaten Polewalt DOU UCU RSM Rice CRM tue eas ed) De RCC eCcU CUCM CCE Mc ae Cae UMC CCe Cu Leer ean eMac it | Cee TOO BCU CEN me Macau cs ere ys UO UML Coa ESM au en Been cui SOU au aa oe CLUS tal t oe MUSEU ea MT were Oe COCCU MEE IU AU MCE cauinaeeane rt er) SRL a cc | Direktorat Ketenagaan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Ri di SU LCUR TLIC CMe LOMO e Tem UU VINO och Came ttn aeoa ec cae) diangkat sebagai tenaga Detaser Program Detasering Direktorat AOTC ad Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional RI di Universitas Muria Kudus (UMR) Kudus Jawa ae Uae eau ae a BCU Momo Pd De CUMS Lene cum mnert eran ret erty Deroy LOCUM Lam uE MCP Le mc n eT we Tt pelt et (Maret-Jull 2012) diangkat bee Me LC me oct Tames ita SOUL mccain SOC OC CUCU ma er nS ae ee ee Pe UMUC nT Cart ely ‘@niggota Komite Audit Dewan Komisaris PT. Bank Au TUR aan ee | Dr. M. Natsir, SE., M.Si Sejarah Perkembangan Pemikiran Ekonomi Sejarah Perkeroangan Pemitiran Ekonomi ‘Dr. M. Natsir, SE., M.Si Edisi Asli Fiera ‘Hak Cipta ©2013, Penerbit Mitra Wacana Media Wacana = 7p. (021) 874.31931 Paks. = (021) 824-31931 Website + http//www.mitrawacanamedia.com E-mail; mitrawacanamedia@gmail.com Hak cipta dilindangi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku int dalam bentuk apa pun, baik secara elektronik maupun mekanik, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan menggunalan sistem penyimpanan Jainnya, tanpa izin tertulis dari Penerbit, ‘UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA, |, Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumikan atau memperbanyak sustu eiptaan ata: memberi irin untuk itv, dipidana dengen pidana penjara paling Jama 7 (tujuh) tahun dan/atan denda poling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima wniliar rupiah). 2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual ‘kepada umum suatu ciptoan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atzu Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayst (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (ima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000,000,00 (lima ratus juta mupiah), Dr. M. Natsig, SE, M.Si —Takarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2013. 1 fil, 15,5 x 23 cm, 300 hal. ISBN 978-602-1353-29-5 1, mu Ekonomi 1 Judul Puji syulcor ke hadirat Allah Azza wa jalla yang telah memberikan nikmat iman dan Islam serta rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga buku yang berjudul "Sejarah Perkembangan Pemikiran Ekonomi” dapat saya rampungkan. Selanjutnya, salam dan shalawat semoga selalu tercurah kepada baginda Rasubullah Muhammad SAW, keluarga dan sahabat-sahabatnya dan kita sebagai penerus hingga akhir zaman. Buku ini diperuntukkan bagi mahasiswa yang memprogramkan matakuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi dan Filsafat Yimu Ekonomi, baik pada Strata 1, Stata 2 (Program Magister), maupun Strata 3 (Program Doktor). Di samping itu, buku ini juga diperuntukkan bagi masyarakat umum yang ingin memperdalam subject matter buku ini. Buku ini mendeskripsikan kontribusi para pemikir ekonomi terhadap bangunan ilmu ekonomi moderen. Melalui 12 bab pembahasan, disajikan sejak zaman Yunani Kuno hingga abad XX. Bab 1, mengulas mengenai tinjauan umum yang mencakup: asal usul ilmu ekonomi, definisi imu ekonomi, kapan ilmu ekonomi lahir?, pengelompokkan pemikir ilmu ekonomi dan tujuan penulisan sejarah pemikiran ekonomi. Pada Bab 2 dijabarkan pemikiran ekonomi yang berkembang pada zaman Yunani Kuno. Bab ini hanya menjabarkankontribusi pemikiran ekonomi oleh tiga cendekiawan yang memiliki kontribusi besar terhadap bangunan ilmu ekonomi moderen yaitu Plato (427- 347 SM), Xenophon (427-385 SM), dan Aristoteles (384-322 SM). Pada Bab 3 dijabarkan pemikiran ekonomi yang berkembang pada zaman Pra-Klasik, Pada zaman ini terdapat tiga aliran utara yaitu aliran Skolastik: St. Albertus Magnus (1206-1280), dan St. Thomas Aquinas (1225-1274), aliran Merkantilisme: Jean Boudin itt Sejerah Perkemtbangan Pemikitan Ekonomi (1530-1596), Thomas Mun (1571-1641), Jean Baptise Colbert (1619- 1683), David Hume (171-1776)dan aliran Fisiokrat: Francois Quesnay (1694-1774), Sir William Petty (1623-1687), dan John Locke (1632-1704). Pada Bab 4 dijabarkan pemikiran ekonomi yang berkembang pada zaman Klasik. Ada empat pemikir ekonomi yang berkontribusi besar tethadap bangunan ilmu ekonomi, yaitu Adam Smith (1723 -1790), Robert Thomas Malthus (1766-1834), David Ricardo (1772 1823), dan Jean Baptiste Say (1767-1832). Pada Bab 5 dijabarkan pemikizan ekonomi aliran Sosialisme dan Komunisme. Ada dua kelompok utama dalam aliran ini yaitu Sosialisme Utopia dan Sosialisme IImiah. Sosialisme ilmiah atau Sosialisme Marx terdiri dari: Karl Heinrich Marx (1818-1883), PJ. Proudhon (1809-1865), Friedrich Engel (1820-1895), dan Vladimir lich Lenin (1870-1924). Pada Bab 6 dijabarkan pemikiran ekonomi alitan Neo- Klasik. Pemikir aliran ini sangat banyak, namun demikian hanya dikemukakan pemikir ekonomi yang kontribusinya besar tethadap bangunan ilmu ekonomi moderen yaita Herman Heinrich Gossen (1810-1858), Antoine Augustin Cournot (1801-1877), William Stanley Jevons (1835-1882), Carl Menger (1840-1921), Eugen Bohm-Bawerk (1851-1914), Alfred Marshall (1842-1924), Leon Walras (1834 ~ 1910), dan Irving Fisher (1867-1947). Pada Bab 7 dijabarkan pemikiran aliran Institusional. Pemikir aliran ini juga sangat banyak, namun demikian hanya dikemukakan pemikir ekonomi yang kontribusinya besar terhadap bangunan ilmu ekonomi moderen, antara lain Thorstein Bunde Veblen (1857-1929), Wesley Clair Mitchell (1874-1948), Gunnar Karl Myrdal (1898-1987), John Kenneth Galbraith, dan Joseph Alois Schumpeter (1883-1950). Pada Bab 8 dijabarkan pemikiran ekonomi alitan Keynes. Uraian bab ini dimulai dengan penjelasan mengenai siapa John Maynard Keynes (1883-1946), Pemikiran Keynes mengenai uang sebagai konvensi, pemikiran Keynes mengenai uang dan kredit, dan perdebatan aliran Keynes Vs aliran Klasik. Daftar ‘si Bab 9 berisi mengenai pemikiran Neo-Keynesians. Pemikir aliran ini yang besar kontribusinya terhadap bangunan ifmu ekonomi moderen yaitu Alvin Harvey Hansen (1887-1975), Simon Kuznets (1901-1988), John R. Hicks, Wassily Leontief, Paul A. Samuelson (1915 wu), dan Hyman P Minsky (1919-1996). Bab 10 berisi mengenai pemikiran aliran Monetarist: Siapa Milton Friedman, serangan terhadap Keynesians, pemikiran Friedman, perdebalan Monelarist Vs Keynesians, dan inti pemikiran aliran Monetarist. Bab 11 berisi mengenai pemikiran aliran Sisi Penawaran dan Rational Expectation, Pembahasan pada bab ini diawali dengan penjelasan mengenai latar belakang aliran Sisi Penawaran, pemildran aliran Sisi Penawaran, latar belakang munculnya aliran Ratex, dan pemikiran aliran Ratex. Akhirnya pada Bab 12 dikemukakan mengenai pemikiran ekonomi sarjana Muslim pada abad pertengahan. Uraian pada bab ini diawali dengan penjelasan mengenai apa itu abad kegelapan di Eropa dan bagaimana dengan kondisi di bagian dunia lain (khususnya di Timur Tengah) pada abad Kegelapan? Selanjutnya diuraikan mengenai hubungan intelekiual antara filsafat Yunani, sarjana Muslim dan ieologi Kristen. Kontribusi pemikir-pemikir Muslim terhadap bangunan ilmu ekonomi moderen, yaita Abu Yusuf (113- 182 H/731-798 M), Abu Ubaid (157-224 H), Yahya bin Umar (213-289 H), Taqi AL-Din Ahmad ibn Abd A-Halim (1263-1328 M), Al-Ghazali {450-505 H), dan Ibnu Khaldun (1332-1406 M) Hanya Allah SWT yang maha sempurna, penulis menyadari bahwa dalam penulisan buku ini masih terdapat banyak kelemahannya. Untuk alasan itu, penulis berharap adanya komentar dan saran dari pembaca demi “kesempurnaan” dari buku ini. Besar harapan penulis semoga buku ini akan dapat memberikan pencerahan dan kontribusi terhadap keilmuan bagi anak-anak bangsa, khususnya dalam memahami perkembangan dan kontribusi tokoh-tokoh pemikir ekonomi, baik yang konvensional (sarjana- sarjana Barat dan Timuz) maupun kontribusi sarjana-sarjana Muslim (para fuugaha) terhadap bangunan teoti ekonomi moderen. ‘Sejarth Peikernbangan Pemikiran Ekonomi Buku ini kupersembahkan kepada mereka yang kucinta: Ir. Hj. Nurhasanah AD beserta empat buah hatiku Zulkifli Nurul Haqq, Nur Azizah Auliyah, Moh. Shidiq dan Mahyar Shalim Fahreshi, Doa dan harapan saya, semoga kalian menjadi anak yang sholeh dan sholeha serta memberi manfaat terbaik terhadap agama, masyarakat, dan bangsa Indonesia. Kendari, April 2013 Dr. M. Natsir, $.E., MSi PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAN TABEL Bab Bab Bab 1 TINJAUAN UMUM 1.1 Asal-Usul Ilmu Ekonomi 1.2 Definisi IImu Ekonomi 1.3. Kapan Imu Ekonomi Lahir 1.4 mu Ekonomi dan Sistem Ekonomi 1.5 Pengelompokan Pemikir Ekonomi 1.6 ‘Tujuan Penufisan Sefarah Pemilsiran Ekonomi 2 PEMIKIRAN EKONOMI ZAMAN YUNANI KUNO 2.1 Plato (427-347 SM) 2.2 Xenophon (427-355 SM) 23° Aristoteles (384-322 SM) 3 PEMIKIRAN EKONOMI PADA ZAMAN PRA-KLASIK 3.1 Pemikiran Aliran Skolastik 3.2 Pemikiran Aliran Merkantilisme 33° Aliran Fisiokrat 4 PEMIKIRAN EKONOMI ALIRAN KLASIK 4.1 Pendahuluan 42 Adam Smith (1723-1790) 43 Robert Thomas Malthus (1766-1834) 44 David Ricardo (1772-1823) 4.5 Jean Baptiste Say (1767-1832) wl Bab Bab Bab Bab Bab ‘Sejeren Peveernbangan Pemikiran Ekonomi PEMIKIRAN ALIRAN SOSIALIS DAN KOMUNIS 5.1 Fendahuluan 5.2. Sostalisme Uopia 5.3. Sosialisme Imiah (Sosialisme Mara) PEMIKIRAN EKONOMI ALIRAN NEO-KLASIK 6.1. Neo-Klasik Generasi Pertama 6.2 Herman Heintich Gossen (1810-1858) 6.3 Antoine Augustin Cournot (1808-1877) 64 William Stanley Jevons (1835-1882) 6.5 Carl Menger (1840-1921) 6.6 Eugen Bohm-Bawerk (1851-1914) 6.7 Alfred Marshall (1842-1924) 6.8 Leon Walras (1834 — 1910) 6.9. Teving Fisher (1867-1947) PEMIKIRAN ALIRAN INSTITUSIONAL 7.1 ‘Thorstein Bunde Veblen (1857-1929) 7.2 Wesley Clair Mitchell (1874-1948) 7.3 Gunnar Karl Myrdal (1898-1987) 7.4 John Kenneth Galbraith 7.5 Joseph Alois Schumperer (1883-1950) PEMIKIRAN ALIRAN KEYNES 8.1 Pendahuluan 8.2 John Maynard Keynes (1883-1946) PEMIKIRAN ALIRAN NEO-KEYNESIANS 9.1. Alvin Harvey Hansen (1887-1975) 9.2 Simon Kuznets (1901-1985) 9.3 John R. Hicks 94 Wassily Leontief 9.5 Paul Antony Samuelson (1915 ....) 9.6 Hyman P Minsky (1919-1996) 153 154 156. 158 161 163 173 173 176 195 196 197, 199 203 212 217 Daftar Ist Bab 10 PEMIKIRAN ALIRAN MONETARIST 10.1 Siapa Milton Friedman? 10.2 Serangan Techadap Keyneslans 10.3. Pemikiran Friedman 10.4 Perdebatan Monetarise Vs Keynesians 10.5 Inti Pemikiran Alican Monetarist Bab 11 PEMIKIRAN ALIRAN SIS! PENAWARAN DAN ALIRAN RATIONAL EXPECTATION 111 Aliran Sisi Penawaran (Supply Sider) 11.2. Aliran Rational Expectation (RATEX) Bab 12 PEMIKIRAN EKONOMI SARJANA MUSLIM PADA ABAD PERTENGAHAN 12.1 Pendabuluan 12.2 Koatribusi Sarjana-Sarjana Muslim 12.3. Pemikir-Pemikir Ekonomi Islam LAMPIRAN DAFTAR PUSTAKA 21 222 223 228 230 234 239 239 246 253 253 257 261 277 287 Sejzrah Perkembangen Pemicran Ekonomi Daftar Gambar dan Tabel Daftar Gambar Gambar 1.1. Pebandingan Antara Deduktif dan Induktif Gambar 1.2 Pembagian limu Ekonomi Gambar 1.3 Pertodisasi Sejarah Pemikiran Ekonomi Gambar 1.4 — Pendekstan Pendulum Pemikir Ekonomi Gambar 1.5 — Pendekatan Tiang Totem Pemikir Ekonomi Gambar 1.6 — Rangkuman Pemikiran Adam Smith, IM. Keynes dan Marx Gambar 6.1 Utilitas Total dan Utilitas Marjinal Gomber 6.2 Kurve Surplus Konsumen Gambsr 6.3 Mekanisme Penyesuaian Harga Pasar Dan Kuantitas Gambar 7.1 Sikkis Kemakmuran dan Resesi Gambar 8.1 Keseimbangan Umum Gamber 9.1 KurvalS-LM. Gambar 12.1 Skema Kompleksitas Interaksi Intelektual Antara Filsafat Yunani, Pemikiran Muslim dan Skolastik Kristen Gambar 12.2 Diagram Pohon Sejarah Pemikiran Ekonomi Maderen Versi Samuelson Gamber 12:3 Skema Periodesasi Pengembangan Ekonomé Itom Gambar 12.4 Skema Ekonomi |slam Dalam Sejarah Pemikiran Ekonomi Moderen Daftar Tabel Tabel 8.1 Perbandingan Model Klasik dan Keynes Tabel 9.2. Arus Barang dari Sektor Asal dan Tujuan Tobel 9.3 Koefisien Teknik Antar Sektor rt v7 ” 19 18 138 144 am 187 261 2 274 Bas 1.1 Asal-Usul IImu Ekonomi Catatan: Foto-Foto ini diangkat dari Wikipedia.com Kataatauistilahekonomi (economics) berasaldari duakatabahasa ‘Yunani (Greek) yakni oikos dan nomos. Kata tersebut dikaitkan dengan kata atau istilah rumah tangga (/touseholds), Kata ini diperkenalkan pertama kali oleh Xenophon (Louis, 2002: 3). Dia menulis riwayat atau sejarah perkembangan perekonomian masyarakat Yunani dalam karyanya yang judul “Oikonomikes” yang bermakna pengelolaan rumah tangga (the management haoseholds). Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa arti kata ekonomi adalah pengelolaan rumah tangga. Dalam buku tersebut Zenophon menjelaskan bahwa pada awalnya bangsa Yunani merupakan masyarakat yang terdiri dari suku-suku bangsa yang pada perkembangan lebih lanjut mereka membentuk negara-kota (the city-state) atau Polis, tempat di mana pemerintahan Yunani di jalankan. Suku-suku tersebut terdiri dari Sejarah Perkemioangen Pemnikirsn Exonom rumah tangga-rumah tangga yang telah memenuhi kebutuhannya sendiri. Dalam perkembangan selanjutnya, selain dimaknai sebagai pengelolaan rumah tangga, IImu ekonomi juga diartikan sebagai seni mengelola negara (Deliarnov, 2006: 21). Tinu ekonomi merupakan suatu bidang ilmu pengetahuan yang mengalami perkembangan yang sangat cepat seiring dengan terbitnya karya monumental Adam Smith yang berjudul "Ax Ingury Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations”. Atas dasar sumbangsih tersebut, Adam Smith dinobatkan sebagai bapak ilmu ekonomi, terutama Karena dialah yang mengembangken ilmu ini secara sistematis dan terpisah dari ilmu-ilmu lainnya, misalnya terpisah dari ilmu filsafat dan hukum. Para ilmuan memberi gelar Khusus pada ilmu ekonomi dengan sebutan rajanya ilmu sosial (the prince of social science). Tmu ekonomi merupakan bagian dari ilmu sosial yang dalam perkembangannya banyak menggunakan matemalika sebagai sarana analisisnya, hal ini yang menjadikan ilmu ekonomi kehilangan jati dirinya, Triono (2012:12) menyatakan jati diri ilmu ekonomi semakin sulit diidentifikasi lagi karena perkembangan ilmu ini sudah semakin jauh dati akamya (sebagai rumpun ilmu sosial. Perkembangan mutakhir ilmu ini akhimya semakin mendekati ilmu eksakta (imu matematika). Akibatnya, berbagai permasalahan ekonomi yang sejatinya merupakan persoalan sosial kemanusiaan dianalisis atau diselesaikan dengan pendekatan matematis (kuantitatif) yang eksak yang kosong dari dimensi sosial kemasyarakatan (humanis) Iimu ekonomisebagai bagian dari ilmu sosial mengkaji masalah- masalah ekonomi yang dihadapi oleh manusia baik sebagai individu maupun sebagai masyarakat, Manusia cenderung mengkonsumsi melebihi jumlah sumber daya yang jumlahnya terbatas secara relatif. Untuk alasan itu, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa ilmu ekonomi lahir Karena umat manusia menghadapi masalah “kelangkaan” yang mengharuskan membuat pilihan-pilihan (McConnell and Brue, 20053), Imu ekonomi selalu berupaya memberikan alternatif- alternatif tentang bagaimana masyarakat mengatasi masalah-masalah yang dihadapi, khususnya permasalahan ekonomi. ab 4 Tajaven Uru Permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh umat manusia sama fuanya dengan peradaban manusia di dunia ini. Sejak dahulu manusia sudah berusaha mencari jalan keluar tethadap permasalahan yang dihadapinya, khususnya terhadap permasalahan ekonomi dengan cara menggunakan pendekatan pengetahuan. Artinya, sejak dahulu kala manusia telah berusaha mengembangkan pengetahuan sebagai sarana untuk memecahkan permasalahannya, ilmu pengetahuan dimakeud dinamakan ilmu ekonomi. Sejak dahulu kala, para abili merumuskan dan mengembangkan konsep-konsep dan teori ekonomi seiring dengan berkembangnya masalah-masalah yang dihadapi umat manusia. Dalam usaha untuk memecahkan masalah-masalah ekonomi, maka lahirlah pemikiran- pemikiran yang diakui sebagai teort. Artinya, teori ekonomi yang dikembangkan oleh para ahli merupakan jawaban teoritik terhadap masalah-masalah yang dihadapi olch manusia. Apabila jawaban teoritik tadi dapat dibenarkan oleh penelitian empirik, maka relevansi teori mendukung dalam penyelesaian masalah ekonomi, Artinya, teori ekonomi tersebut dapat menjelaskan kenyataan ekonomi dan dapat pula meramalkan apa yang tetjadi terhadap perilaku atau perubahan variabel-variabel ekonomi. Sebagaimana halnya dengan teori-teoti dalam imu-ilmu lainnya, maka teori ekonomi tidak akan maju tanpa metodologi. Metodologi dapat dimaknai baik dalam arti sempit maupun dalam artiluas, Dalam arti sempit, metodologi adalah berbagai metode yang, digunakan dalam kajian dan penelitian untuk menguji hipotesis. Sedangkan dalam arti luas, metodologi merupakan metode-metode tentang perkembangan, kedudukan dan peranan ilmu. Metodologi yang mula-mula terkenal dalam ilmu ekonomi adalah metode deduktif kemudian muncul metode induktif. Metode deduktif berawal dari pandangan yang bersifat umum atau berdasarkan teori-teori yang bersifat universal, lalu kemudian dilakukan pengamatan dan analisis, selanjuwmya dirumuskan Kesimpulan tentang pengetahuan yang bersifat khusus.Sementara itu, pendekatan induktif berawal dari pengetahuan yang bersifat khusus atau spesifik, selanjutnya dilakukan riset (pengamatan dan analisis), Sejarah Perkembangsn Pernikiran Ekonomi atas dasar hasil pengamatan dan analisisnya kemudian dirumuskan mengenai pengetahuan yang bersifat umum, Perbandingan antara metode deduktif dan induktif terangkum pada Gambar 1.1. Metode DEDUKTIF dan INDUKTIF matan is Sumber: Masanuddin (2010). ‘Gambar 1.1 Pebandingan Antara Deduktif dan Induktif 1.2 Definisi imu Ekonomi Definisi imu ekonomi telah banyak dikemukakan oleh sejumlah pekar ekonomi, antara lain dikemukakan oleh Samuelson pakar ekonomi penerima hadiah nobel bidang ilmu ekonomi pada tahun 1970. Definisi yang dia kemukakan dianggap relatif lengkap dibandingkan dengan yang lainnya. Definisi ilmu ekonomi menurut Samuelson dan Nordhaus (1992) adalah sebagai berikut: ‘‘semueconomics is the study of how people and society end up choosing, with or without the use of money, to employ scarce productive resaurces that could have alternative use, to produce various commodities and distribute them for ‘consumption, now or in the future, among various persons and groups in society”. a / Bab Tinjevan Ureur “ilu ekonomi adalah studi tentang cerilaku individu dan masyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa menggunakan uang, dengan menggunaken sumber daya ‘yang terbatas, tetapl dapat digunakan dalam berbagai care untuk menghasikan berbagai jenis barang dan jasa, dan mendistribusikennya untuk kebuturan konsumsi sekarang dan di masa yang akan datang, kepada berbagal individu dan golongan masyarakat” Para ekonom sepakat bahwa ilmu ekonomi dapat dibagi menurut sifatnya, lingkupnya dan bidangnya. Jika dibagi menurut sifatnya, maka ilmu ekonomi dapat merupakan ilmu positif dan imu. normatif, Jika menurut lingkupnya, maka ilmu ekonomi merupakan ilmu ekonomi makro dan ilmu ekonomi mikro. Sedangkan jika menurut bidangnya, maka ilmu ckonomi dibagi menjadi ekonomi pembangunan, ekonomi moneter, ekonomi industri, ekonomi manajerial, ekonomi internasional, dan sebagainya. Setiap ilmu dapat bersifat positif dan normatif (Case and Fair, 2007: 12), ilu positif menerangkan gejala yang ada, sedangian ilmu normatif menetangkan bagaimana gejala itu seharusnya. Misalnya gejala suara dalam ilmu fisika dijelaskan sebagai gelombang (merupakan ilmu positi®), gejala suara yang sama dapat diatur untuk memenuhi kaidah (norma) tertentu, misalnya suara tak bergema (merupakan ilmu normatif). Bagaimana dengan ilmu ekonomi? Conway (2008:72) menyatakan behwa: * ekonomi posit merupakan stud! empiris dari apa vang texjadi didunia, Misainya, ekonomi positif meneiti pertumbuhan ekonomi beberaps negara, tingkat kemiskinan masyarakat di suatu negara alau daerah. Ekonomi positif metakukan studi iimiah tentang mengapa suatu fenomena (misalnya tingkat kemiskinan} terjaci tapi tidak melibatkan penilalan*. Untuk memudahkan pemahaman mengenai perbedaan antara ekonomi positif dan ekonomi normatif, maka berikut ini diberikan contoh kalimat sebagai berikut “satu miliar dari populasi dunia hidup dengan kurang dari $ 1 per hari, Jumlah ini berada di bawah biaya hidup manusia dan harus ditingkatkan melalui bantuan dari pemerintah”. Kalimat pertama adalah pernyataan ekonomi positif, yang kedua adalah ekonomi normatif atau disebut juga sebagai ekonomi kebijakan (Conway, 2009:72) dan (Case and Fair, 2007: 12). i ‘Sejarah Perkembengan Pemkiran Ekonomi Tmu ekonomi mikro merupakan ilmu positif, karena dia menerangkan gejala yang ada, salah satu topik dalam ilmu ekonomi mikro adalah perilaku konsumen, Ilmu ekonomi yang bersifat normatif adalah berbagai manajemen fungsional, seperti pembelanjaan dan pemasaran, keduanya menerangkan bagaimana sesuatu harus dijalankan, jadi memenuhi kaidah atau norma tertentu (Djoyodipuro, 1997). r[resesmon [wares =a pee = ee | ( [emer Jef meen Ek. Monetar, Ek. Publik, Ek Industri, Ek Internaslonat f Economics c Gambar 1,2 Pembagian Ilmu Ekonomi 1.3 Kapan Ilmu Ekcnomi Lahir Pertanyaan yang sering mengemuka yakni kapan ilmu ekonomi lahix? Terhadap pertanyaan ini, sarjana-sarjana ekonomi Barat sepakat bahwa kelahiran ilmu ekonomi moderen bersamaan dengan terbitnya buku “The Wealth of Nation” karya besar Adam Smith yang dipublikasikan pada tanggal 09 Maret 1776. Buku ini diterbitkan di London oleh penerbit William Strahan dan Thomas Cadell. Ada beberapa peristiwa penting pada tahun terbilnya buku Adam Smith yang perlu kita ketahui, peristiwa yang dimaksud antara lain: (1}. Perayaan deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat pada tanggal 4 Juli 1776, Pada saat itu Thomas Jefferson menogaskan Bal 4: Tinjauan Umum kembali pendapat John Locke mengenai kehidupan, kebebasan, dan pencarian_kebahagian adalah hak-hak dasar dan menjadi hukum bangsa yang kelak menjadi kekuatan ekonomi terbesar di muka bumni, (2). Tahun 1776 merupakan permulaan revolusi industri di Inggris, (3). Pada tahun 1776, Gibbon yang merupakan seorang pendukung pencerahan abad 18 mengusung panji-panji keyakinan pada sains dan nalar, individualisme ekonomi. Panji-panji tersebut digelorakan untuk menggantikan fanatisme religius, takhayul dan kekuasaan aristokrat, (4). Pada tahun 1776, sahabat terdekat Adam Smith yaitu David Hume meninggal dunia, Hume merupakan seorang filsuf, seorang pemimpin pencerahan Skotlandia dan pendukang kebebasan ekonomi dan perdagangan (Skousen, 2009:18). Apakah tidak ada pemikiran ekonomi sebelum Adam Smith?. Sejatinya sudah ada pemikiran-pemikiran ekonomi sebelumn Adam Smith, tapi masih bercampur baur dengan aspek sosial, politik dan moral (etika), Akibatnya, analisis ekonomi kurang memberi acuan bagi kebijakan ekonomi, apalagi pada saat itu para ahli filsafat ‘masih fanatik pada etika masing-masing, sedangkan para pengusaha yang sudah menjadi pelaku ekonomi mempunyai motivasi dan tujuan-tujuan tetsendiri, Akibatnya, terjadi perbedaan antara filsuf dan pelaku ekonomi dalam melihat periiaku ekonomi. ‘Menurut sejarah, tulisan mengenai gagasan dan konsep-konsep ekonomi telah ditemukan dalam ajaran-ajaran agama, kaidah-kaidah hukum atau aturan-aturan moral sejak zaman Yunani kuno. Misalnya dalam Kitab “Hammurabi” di Babilonia sekitar tahun 1700 SM, Kitab ini telah memuat atau menjelaskan mengenai aturan-aturan atau petunjuk tentang cara beraktivitas ekonomi. Ajaran dalam kitab ini menganjurkan agar manusia tidak berperilaku tamak, tidak melakukan pemerasan dan pendewaan terhadap kekayaan materi. Oleh karena itu pendekatan dan aktivitas ekonomi di masa lalu diupayakan selalu dikaitkan dengan moral manusia sebagaimana ajaran Plato dan beberapa pengikutnya. Meskipun demikian, dalam perkembangan lebih lanjat unsur moral dalam beraktivitas ekonomi berangsur-angsur hilang terutama sejak masyarakat Eropa menganut paham Merkantilisme. ‘Sejaran Peckembengen Pemrikitan Bkonomi Pada awalnya sarjana-sarjana Barat mengabaikan pemikiran- pemikiran ekonomi yang ditulis oleh sarjana Muslim di Abad pertengahan. Alasan utamanyaadalah mereka meyakini bahwa dunia saat iti mengalami kegelapan intelektualitas seperti yang terjadi di Eropa. Sarjana Barat menyebutnya sebagai blank centuries atau the Great Gap, yaitu abad kekosongan dari tulisan-tulisan ekonomi yang relevan dengan konstruksi ekonomi modern. Untuk alasan itu, maka penulisan sejarah perkembangan pemikiran ekonomi sengaja melompat langsung dari masa Yunani Kuno ke masa Skolastik Barat hingga munculnya Adam Smith. Schumpeter merupakan sarjana Barat yang meyakini adanya abad kekosongan atau abad kegelapan yang berlangsung sekitar 500 tahun lamanya. Dalam karyanya yang berjudul “History of Analysis”, dia menyatakan bahwa pemikitan ekonomi betmula sejak zaman Yunani Kuno di sekitar abad 4 SM dan bangkit kembali di sekitar abad ke 13 M oleh pemikir Skolastik St Tomas Aquinas (1255-1274). Atas dasar itulah Shumpeter menempatkan St. Tomas Aquinas sebagai pintu masuk ke bangunan ekonomi moderen. Pada zaman kegelapan yang terjadi di Barat ditandai dengan kemunduran diberbagai bidang, khususnya kemunduran ilmu pengetahuan (pemikiran di bidang ilmu ekonomi). Para sarjana Barat tidak mengakui bahwa pada saat yang sama di belahan dunia lain (di timur tengah) perkembangan ilmu pengetahuan sangat pesat. Zaman int dinamakan abad keemasan Islam (The Golden Age of Islam). Sarjana- sarjana Barat tidak mengakui atau mereka berusaha menutupi eksistensi pemikiran ekonomi Islam pada masa ini yang dikemudian hari dijadikan rujukan oleh sarjana-sarjana Barat (Amalia, 2005:69). Pendapat Schumpeter yang menempatkan St.Thomas Aquinas sebagai pintu masuk ke bangunan ekonomi moderen mendapat resistensi dari sarjana-sarjana Muslim. Mereka menyatakan bahwa pendapat tersebut di atas tidak benar adanya dan hal itu merupakan upaya menafikan kontribusi pemikiran sarjana-sarjana Muslim Klasik terhadap bangunan ekonomi modern. Upaya menafikan peranan sarjana-saxjana Muslim Klasik terutama didorong oleh pandangan saxjana Barat bahwa pemikiran ekonomi yang ditulis oleh sarjana- Bab 1: Tijayan Umum sarjana Muslim Klasik tidak relevan untuk disebut sebagai karya ekonomi yang sestai dengan kriteria-kriteria ilmiah abad modern, ekonomi Islam divonis bercampur baur dengan ajaran Islam. Sebaliknya sarjana-sarjana Muslim meyakini bahwa pendapat Schumpeter yang memilih St Thomas Aquinas sebagai titik masuk paling strategis bagi sejarah pemikiran ekonomi modern patut dipertanyakan kebenarannya. Salah satu pendapat yang mempertanyakan kebenaran pernyataan Schumpeter dikemukakan oleh Hoetoro (2007: 6): "Sesunggubnya sudah banyak tullsan yang membuktikan bahwa Aquinas tidak ppatut cipasisikan seperti itu. Hal ini dikarenakan Summa Theologica yang ditulisoya itu banyak merujuk, kalau tidak boleh dikatakan mengambil dari ALGhazal. arya ‘erbesarnya itu ternyata banyak hal, termasuk pula pemidiran ekonam, yang mivip dengan ihya Uium al-Din, Demikian pula dengan pemikiran-pesnikiran yang dituls oleh para limuwan selain ALGhazali sudah sangat dikenal di kalangan Intelektual Barat, Sejarah pun lantas mencatat bahwa selama Abad Pertengahan itu banyak ela pemikiran Islam. yang ditransmisikan ke Barat melalui Reglatan penerjemal'an yang masif maupun kontak-kontak lainaya ketika Garat bersentuhan dengan peradaban islam. Ska fakta-fakta yang sebenarnya sepert itu, maka pertanyaan yang kemudian muncul saat ini adalah mengapa Barat sedemikian kuatnya rmenafikan warisan intelektual yang sangat berharga itu?”. Karya Thomas Aquinas yang berjudul Summa Theologica tidak selayaknya dijadikan pintu masuk ke dalam ekonomi moderen Karena karya tersebut tidak membahas ekonomi secara khusus, tapi ia merupakan buku teologi yang bertujuan merekonsiliasi filsafat Aristotelian dan pemikiran sarjana Muslim dengan sistem keyakinan Kristen. Memang ada bagian-bagian tertentu dari buku tersebut yang membahas masalah ekonomi, tapi lebih bernuansa teologi daripada ekonomi analitis (Myer dalam Hoetoro, 2007: 32). Sejarah mencatat bahwa Eropa mengalami abad kegelapan (ihe dark age) yang terjadi pada periode antara masa Klasik Yunani (Yunani Kuno) dan Romawi hingga pertengahan abad ke 11, Pada masa itu, Eropa mengalami peristiwa-peristiwa penting, misainya munculnya monarki-monarki nasional, dimulainya penjelajahan dunia dan perang salib, Istilah abad kegelapan juga digunakan untuk menjelaskan sejak runtuhnya kekaisaran Romawi hingga lahirnya ‘Sejarth Peskernbengan Pemikian Ekonomi Zaman Renaisans atau abad pencerahan Eropa. Di zaman ini, hukum negara dan keputusan pemerintah ditentukan oleh Dewan Gereja dan pemerintah kerajaan secara otoriter, masa ini berlangsung sekitar 600 tahun. Pada masa kegelapan, Eropa mengalami kemunduran dalam ilmu pengetahuan dan teknologi secara umum, khusvsnya pemikiran ekonomi. Pada masa ini terjadi pertentangan antara Gereja dan para ilmuwan. Misalnya pihak Gereja menyatakan bumi ind rata atau datar. Di pihak, Galileo Galilei menyatakan dan meyakini bahwa bumi ini bulat/bundar, ia mengemukakan Teori Heliosentris. Teori ini terbukti ketika para penjelajah ropa berhasil mengelilingi dunia dan mereka sampai ke bea Asia, Afrika dan Australia. Abad kegelapan Eropa berakhir ketika sistem monarki mulai diganti dengan sistem Konstitusional, bangkitnya humanisme pada abad ke 15 sampai 16 serta Revolusi Perancis (Amazone.Com dan Bimbingan.Org). Ironisnya zaman keemasan Islam tidak diakui sarjana Barat, Fenolakan atau upaya menafikan kontribusi sarjana Muslim selama abad pertengahan bertolak belakang dengan catatan sejarah. Abad pertengan adalah milik sarjana Muslim, Karena di masa tersebut Islam telah sukses membangun kebudayaan dan peradaban yang sangat mengagumkan, sangat banyak karya-karya sarjana Muslim yang sangat mumpuni dan yang kelak kemudian menjadi dasar bagi berkembangnya budaya dan ilmu pengetahuan di daratan ropa. Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa sarjana Barat menafikan kontribusi sarjana-sarjana Muslim terhadap pemikiran atau bangunan ekonomi modem. Gambaran mengenai periodisasi sejarah pemikiran ekonomi terangkum pada Gambar 1.3. 1D: Tinjauan Umum GARIS BESAR PERIODISAS! SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMII 28 rhe olden oe led es Kaldum x sae ae 13M |= Pemikiran ‘Thomas Aquinas: The Dark Age Wealth ‘Adam Smith gay) 1205-1274 ‘Sumber: Chamid (2010:9) dimodifikasi Gambar 1.3 Periodisasi Sejarah Pemikiran Ekonomi Meskipun demikian, kita patut bersyukur Karena tidak semua sarjana Barat sependapat dengan Schumpeter. Ada sejumlah sarjana Barat yang masih mengedepankan kejujuran ilmiah bahwa pemikiran ekonomi yang dikembangkan oleh sarjana-sarjana Muslim berperan penting sebagai penyambung mata rantai yang terputus dalam pemikiran ekonomi moderen. Sarjana Barat yang dimaksud yaitu Nicolas Rescher (1966), Jean Boulakia (1971), Grice Hutchinson (1978), Karl Pribram (1983), mereka mengajukan ide tentang perlunya revisi penulisan sejarah pemikiran ekonomi moderen dengan cara memasukkan pemikiran ekonomi Islam Klasik. Artinya, mereka ini mengakui kontribusi sarjana Muslim terhadap bangunan ilmu ekonomi moderen. Sementara itu, Harry landreth (2002) menulis pengakuan yang jujur bahwa: “ —_ Sejarah Perkemibangen Persian Ekonomi * saya. setuju... bahwa Schumpeter telah salah besar dan bahwa para sejarawan Pemikiran ekonomi modern hanya mengikuti Schumpeter atas kegagalan mereka mengapresiasi karya-karya Arab-slam yang telah beriangsung kurang lebih $00 tahun sebelum Thomas Aquinas. Kegagalan ekonomi moderen untuk menangani {sy ini merupakan bagion kegagelan yang lebth lias dari para sarjana Barat untuk memahami bagaimana pentingnya kontribusi yang telah dibertkan oleh sarjana- sarfena Muslim, Sebogai tebusannye, maka Harry Landreth pun menambahkan sebuah bab yang menciskusikan pemikiran Arab-tslam lengkap dengan referensi ‘yang menarik ke dalam buku/karya edisi terbarunya yang beriudui History of Economic Theory” edisi ke-4 yang terbit pada tahun 2002. Hostoro {2007:7} menegaskan bahwa: “Kontribusi sarjana-sarjana Muslim bukan sekedar penyambung mata rantai yeng terputus karena karva-karya mereka tidak hanya sekedar menterjemahkan dan mengomentari fiteratuy fisafat ilmu-drou Yunani Kuno, namun telah berkembang sepenuhnya sebagal karya pemikiran ekonomi yang bercorak Islam’, 1.4 Imu Ekonomi dan Sistem Ekonomi Pertanyaan yang patut diajukan bagaimana hubungan anlara ilmu ekonomi dan sistem ekonomi? Apakah sistem ekonomi merupakan bagian dari ilnwu ekonomi atau ilmu ekonomi merupakan bagian dari sistem ekonomi? Sebelum kita menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, maka perlu ditegaskan bahwa ilmu ekonomi, khususnya ilmu ekonomi konvensional tidak dipengaruhi oleh nilai, faham atau idiologi tertentu. Untuk alasan itu, maka dapat dikalakan bahwa ilmu ekonomi adalah milik semua manusia, semua bangsa dan milik semua agama, Artinya, ilmu ekonomi bersifat netral. Untuk =memudahkan menjawab _pertanyaan-pertanyaan tersebut, kita berikan contoh yang kita alami dalam kehidupan sehari- hari. Misalnya, sejak pemerintah Indonesia mengurangi subsidi BBM, maka harga resmi bensin (premiun) di SPBU adalah Rp 6.500 per liter, dari pembelian bensin tersebut dapat diajukan dua kelompok pertanyaan. Pertanyaan yang dimaksud adalah: Pertanyaan Kelompok Pertama, bagaimana sebuah perusahaan minyak yang menjual bensin (misalnya Pertamina) menentukan tingkat harga bensin tersebut. Bagaimana menghitung biaya produksinya? Bagaimana menghitung keuntungannya? Pertanyaan Kelompok ‘Bab 1: Tirjzvan Unum Kedua: jika perusahaan yang memproduksi bensin tersebut adalah perusahaan swasta, terlebih lagi jika perusahaan swasta asing yang beroperasi di Indonesia, maka pertanyaan berikutnya adalah bolehkah perusahaan swasta (khususnya swasta asing) memproduksi minyak dan menguasai sumber daya minyak di Indonesia? Siapa pemilik sumber daya minyak di Indonesia? Apakah hak milik swasta (swasta asing), apakah sumber daya mineral di Indonesia merupakan hak milik negara ataukah hak milik rakyat? Kelompok pertanyaan pertama merupakan pertanyaan- pertanyaan yang berkeitan dengan ilmu ekonomi. Sedangkan kelompok pertanyaan kedua merupakan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan sistem ekonomi. Jika demikian, apa perbedaannya? Jika merujuk pada contoh tersebut, maka dapat dikatakan bahwa ilmu ekonomi adalah seperangkat alat yang dapat digunakan untuk kepentingan analisis atau menghitung sebuah proses produksi, biaya produksi, efisiensi produksi, dengan tujuan utamanya adalah untuk mengetahui berapa tingkat keuntungan yang akan diperoleh oleh perusahaan atau berapa biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan (Triono, 2012: 19). Sebagaimana penjelasan sebelumnya bahwa sebagai suatu alal, maka ilmu ekonomi bersifat netral, objektif dan tidak dipengaruhi oleh pandangan hidup (idiologi), keyakinan, dan kepercayaan tertentu. Sebagaimana halnya dengan penerapan ilmu matematika, maka apapun idiologi, kepercayaan atau agama ofang-orang yang menggunakannya, misalnya penjumlahan antara 10 dan 10 atau 10 + 10, hasilnya akan tetap sama dengan 20. Artinya, hasil hitungan ini akan berlaku bagi siapa soja, apapun agamanya, apapun kepercayaannya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan ini adalah netral dan objektif. Bagaimana dengan Sistem Ekonomi? Sistem ekonomi berkaitan erat dengan pandangan, keyakinan, kepercayaan atau idiologi tertentu, khususnya siapa yang memiliki sumberdaya atau faktor-faktor produksi dan bagaimana metode koordinasi yang digunakan. Sistem ekonomi merupakan cara masyarakat yang terorganisir untuk menjawab tiga masalah pokok 13 Sejereh Perkerrttangan Pemkiran Ekonomi yaitu berapa dan barang apa yang akan dihasilkan, bagaimana cara masyarakat (teknik produksi) memproduksi barang dan untuk siapa barang barang-barang yang dihasilkan oleh masyarakat (berkaitan dengan masalah distribusi barang dan jasa). Dalam kaitan ini, McConnell and Brue (2005:33) menyatakan: “every soceity needs to devetop an economic system-c particular set of institutional arrangement and @ coordinating mechanism ~ to respond to economizing problem. Economic system differ as to (2). who owns the factor of production ond (2). the method use coordinate and direct economic activity”, Jika kita mengacu pada kepemilikan sumberdaya (faktor-faktor produksi), maka sistem ekonomi dapat dikelompokkan menjadi tiga bentuk sistem ekonomi yakni (1) Sistem Ekonomi Kapitalis, (2) Sistem Ekonomi Komando dan (3) Sistem Ekonomi Campuran. 1. Sistem Ekonomi Kapitalis Pada sistem ini kepemilikan sumberdaya produktif diserabkan kepada perorangan (prioate property). Sistem ini didasarkan pada paham laissez-faire, kata ini berasal dari bahasa Perancis yang berarti biarkan mereka melakukan pekerjaan sesuai dengan keinginan mereka, masyarakat diberikan kebebasan yang maksimal untuk menentukan kegiatan ekonomi yang mereka inginkan (Sukimo, 2012: 64), Pemnyataan Inissez-faire juga mengandung makna bahwa peran pemerintah dalam perekonomian relatif sedikit, bahkan pemerintah dianjurkan untuk tidak melakukan intervensi dalam perekonomian (limited government). Oleh karena sistemini mengandalkan mekanisme pasar (the price mechanism), maka sistem ini juga dikenal dengan nama sistem harga (the price system). Pada awalnya, sistem Kapitalis sangat menekankan pada semangat berusaha (berbisnis), keberanian mengambil risiko, persaingan dan selalu berorientasi pada inovasi. Ada tiga nilai yang dipegang teguh oleh penganut Kapitalisme, yaitu (1) Individualisme, (i) Kemajuan material dan (iii) Kebebasan politik. Ketiga nilai ini saling merperkuat antara satu dengan yang lain, schingga negara- negara yang menerapkan sistem ini, kinerja ekonominya lebih maju 4 Bab 4: Tinjasen Umum dibandingkan dengan yang lainnya. Dalam sistem ini tujuan utama perusahaan adalah mendapatkan laba yang maksimal (the profit motive). Untuk alasan itu dapat dikatakan bahwa Ickomotif utama sistem ini adalah motif keuntungan maksimum dan kepemilikan pribadi serta persaingan. 2. Sistem Ekonomi Komando Dalam Sistem Komando, seluruh sumberdaya atau faktor-faktor produksi dimiliki oleh pemerintah atau negara. Unit-unit ekonomi tidak diperkenankan mengambil keputusan secara parsial yang menyimpang dari komando otoritas tertinggi. Mekanisme koordinasi dalam sistem ini berada pada komando pusat kekuasan (otoritas tertinggi). Otoritas tertinggi menentukan secara rinci arah serta sasaran yang harus dicapai dan yang harus dilaksanakan oleh setiap unit ekonomi, baik dalam hal pengadaan barang-barang yang tergolong untuk sosial maupun barang-barang untuk pribadi, baik sebagai produsen maupun sebagai konsumen. Dengan kata lain bahwa ruang gerak bagi para produsen dan unit-unit ekonomi lainnya dalam mengambil inisiatif sendiri sangat terbatas bahkan hampir tidak ada sama sekali. Semua kegiatan ekonomi yang penting (produksi, konsumsi dan distribusi) ditentukan oleh otoritas tertinggi. Secara operasional ada lembaga diberikan mandat untuk melakukan keordinasi kegiatan ekonomi dinamakan lembaga perencanaan terpusat (Central Planning Board). Sistem ini sangat mengandalkan perencanaan. Negara Republik Rakyat China (RRC) merupakan contoh negara yang pernah mengandalkan perencanaan terpusat (Rahardja dan Manurung, 2006: 67). Pertumbuhan ekonomi di China rata-rata 9-10% sejak Deng Xiaoping meliberalkan ekonominya pada tahun 1987. 3. Sistem Ekonomi Campuran Sistem Ekonomi Campuran merupakan sistem ekonomi yang mengkombinasikan unsur-unsur yang ada dalam Sistem Ekonomi Kapitalis dan Sistem Ekonomi Komando. Dalam dunia nyata makin 15 Seferah Perkembangan Pemikiran Ekonorn sulit untuk mendapatkan apakah suatu negara menganut sistem Ekonomi Kapitalis atau Sistem Ekonomi Komando (Sosialisme- Komunisme). Karena kedua sistem ekonomi ini sudah tidak dapat dijumpai dalam bentuk yang murni. Contohnya China telah melakukan perubahan sistem ekonomi yang semula menerapkan Sistem Komando dan terpusat menjadi negara yang menerapkan sistem ekonomi terbuka dan terdesentralisasi. Sistem Ekonomi Campuran pada dasamya berusaha mengkombinasikan beberapa ciri dasar Kapitalisme (pengusaha swasta, mekanisme harga dan laba), dengan intervensi pemerintah dalam perekanomian. Sistem ini banyak diterapkan di negara-negara berkembang, misalnya Indonesia, Dalam sektor tertentu, misalnya perbankan, Indonesia bisa dikatakan lebih liberal dibandingkan dengan negara lain, misalnya Amerika Serikat. Kepemilikan pihak asing di perbankan nasional dibolehkan sampai 99%, sementara di negara-negara lain, hanya sekitar 20-30%. 1.5 Pengelompokan Pemikir Ekonomi Para sejarawan mengelompokkan pemikir ekonomi (school of thought) dengan dua pendekatan yaitu pendekatan Pendulum dan pendekatan ‘Tiang Totem. Jika kita menggunakan pendekatan Pendulum, maka para pemnikir ekonomi dikelompokkan berdasarkan spektrum politik yang bergerak dari ekstrim kiri hingga ekstrim kanan, Artinya, sejarah pemikiran ekonomi berayun dari suatu ekstrim ke ekstrim Jainnya, atau mungkin berhenti di tengah-tengah, tergantung pada pemikirnya dan waktu atau zaman dia hidup (Skousen, 2009:8). Skousen menyatakan bahwa pendekatan pendulum mengandung kelemahan, karena Karl Marx dan Adam Smith dianggap setara dengan ahli ekonomi lainnya, Kedua ekonom ini dianggap sama dan ditempatkan pada posisi “ekstrim”’. Akibamya, pandangan (pemikiran) kedua ekonom tersebut tampaknya “tidak bijak”. Sedangkan, posisi moderat ditempati oleh Keynes, Karena itu pemikirannya kelihatan seimbang dan ideal, Sebagai suatu pendulum yang mengalami friksi (berayun-ayun) yang pada akhirnya akan diam di tengah-tengah, Bab 1: Tinjauan Umum ‘Sumber: Skousen (2009:8) Gambar 1.4 Pendekatan Pendulum Pemikir Ekonomi Sementara itu, pendekatan Tiang Totem mengacu pada legenda suku Indian, kepala suku yang paling dihormati diletakkan di puncak tiang Totem, sedangkan kepala suku yang kurang dihormati tapi tetap dianggap penting diletakkan di bawahnya. Menurut penulis, pendekatan Tiang Totem ala suku Indian lebih realistis karena kriterianya jelas. Jika kita ingin menunjukkan ekonom mana yang memaksimalkan kebebasan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi?, maka ekonom tersebut harus diletakkan di puncak tiang, Totem. Selanjutnya ekonom yang kurang mendukung mekanisme pasar bebas dan kebijakan ekonominya menghasilkan pertumbuhah ekonomi yang sedikit lambat akan diletakkan di bawahnya (Skousen, 2009: 9). ‘Sumber: Skousen (2009:9) Gambar 1.5 Pendekatan Tiang Totem Pemikir Ekonomi pt Sejarch Perkeribangan Pemtikran Ekonomi Berdasarkan uraian di atas, tidak berlebihan jika kita simpulkan bahwa pada pendekatan Pendulum, para sejarawan membandingkan para ekonom secara horizontal pada suatu pendulum atau spektrum. yang berayun dari kiri ke kanan. Sedangkan pada pendekatan Tiang ‘Totem, para sejarawan mengurutkan para ekonom dari atas ke bawah berdasarkan indikator kebebasan dan pertumbuhan ekonomi dalam rangka untuk meningkatkan standar hidup. Berdasarkan kriteria ekonom yang paling mendukung kebebasan dan pertumbuhan ekonomi yang maksimal, maka ekonom tersebut akan ditempatkan di puncak Tiang Totem. Para ekonom sepakat bahwa Adam Smith yang paling mendukung kebebasan bagi pelaku ekonomi, baik sebagai individz maupun perusahaan serta menganjurkan intervensi pemerinlah yang minimal dalam perekonomian. Negara-negara yang menganut paham kebebasan ala Smith yaitu Kapitalisme laissez faire, misalnya Amerika Serikat sebagai representasi negara yang menjalankan Sistem Ekonomi Kapitalis masyarakatnya telah mencapai standar hidup yang lebih tinggi. JM Keynes yang terkenal dengan panggilan Keynes ditempatkan pada posisi kedua Tiang Totem, karena para sejarawan meyakini bahwa ekonom dari Cambridge ini mendukung kebebasan individual, tapi juga mendukung intervensi pemerintah dalam perekonomian melalui kebijakan makroekonomi. Formula big- government yang diusulkan oleh Keynes menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang stabil tapi relatif lambat. Selanjutnya, Karl Marx ditempatkan pada urutan berikutnya, karena dia mendukung ekonomi terpusat baik di tingkat makro mapun mikro. Negara-negara yang menganut Sistem Ekonomi Sosialis ala Marx menerapkan perencanaan terpusat. Ternyata negara-negara yang menerapkan Sistem Ekonomi Sosialis, misalnya negara-negara Fropa Timur kinerja ekonominya jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara yang menerapkan Sistem Ekonomi Pasar, misainya negara-negara Eropa Barat, Jepang dan Amerika Serikat. ‘Bab 4: Tinjauen Umum Mendukung kebebasan ekonomi baik di tingkat mikroekonomi individual dan perusahaan serta mendukung intervensi yang ‘minimal oleh pemerintah dalam makro ‘ekonomi negara Mendukung kebebasan individual, tapi lebih ‘mendukung intervensi makroekonomi dan nasionalisasi investasi ‘Mendukung ekonomi terpusat baik di tingkat ‘mikroekonomi maupun makroekonomi. Dia ‘menganjurkan perencanaan pembangunan secara terpusat Keterangan: Foto diangkat dari Almaz.com Gambar 1.6 Rangkuman Pemikiran Adam Smith, JM.Keynes dan Marx. Dari Gambar 1.6 terlihat bahwa pemikiran Adam Smith mendukung kebebasan ekonomi maksimun dalam perilaku mikroekonomi dan perusahaan serta mendukung _intervensi minimal dalam makroekonomi oleh negara. Sementara itu, JM. Keynes mendukung kebebasan individual, tapi lebih mendukung intervensi makroekonomi oleh negara dan nasionalisasi investasi. Sedangkan Marx mendukung ekonomi terpusat, baik di tingkat mikroekonomi maupun di tingkat makroekonomi, Dia mendukung, dan menganjurkan perencanaan terpusat. 1.6 Tujuan Penulisan Sejarah Pemikiran Ekono! Pada bagian ini akan diuraiakan mengenai tujuan, baik tujuan umum maupun tujuan khusus penulisan buku sejarah pemikiran ekonomi (Hasibuan, 2003) dan (Deliarnov, 1995:8): a. Untuk mengetahui_perkembangan berbagai_pemikiran ekonomi sejak zaman Yunani Kuno hingga masa sekarang, termasuk tentang penjelasan bagaimana kontribusi sarjana- sarjana Muslim terhadap bangunan teori ekonomi moderen. ——_—_————— 8 Selareh Perkembangan Pemtiran Ekonomi Karena pemikiran ekonomi lahir dari pemikir ekonomi, maka dengan mengetahui pemikiran saja belum cukup. Untuk alasan itu, maka perlu pula mengetahui pribadinya yang akan memberikan teladan bagi kita. Dalam kaitan ini, prinsip yang harus dipegang adalah ambil yang positif dan buang yang negatif Menanamkan sikap menghargai terhadap pemikiran orang lain. Dari sudut pandang etika, kita berutang budi pada para pemikir ekonomi yang bekerja keras, ulet dan gigih dalam menyusun jawaban-jawaban terhadap masalah-masalah ekonomi dan berusaha memajukan kemakmuran umat manusia. Memberikan inspirasi yang lebih Iuas dan mendalam serta semangat bagi kila untuk lebih aktif dalam mengembangkan iimu ekonomi, baik melalui pengembangan teori maupun melalui pengujian empiris. Mendidik generasi muda, khususnya mahasiswa untuk tidak bersikap benar senditi dan bersikap bahwa suatu persoalan dapat dilihat dart berbagai sudut pandang dengan pikiran yang jemnih (berpikiran positif). Sehingga sikap toleransi dan demokratis secara tidak langsung dapat tumbuh dan berkembang di kalangan mahasiswa. Kita akan mengetahui teori-teori yang digunakan dalam menghadapi masalah-masalah ekonomi tertentu, bagaimana kekuatan dan kelemahan dari tiap pendekatan yang digunakan, yang semua itu dapat berguna sebagai dasar untuk merumuskan dan mengambil keputusan dalam menghadapi masalah-masalah ekonomi dalam negeri, baik di masa Kini maupun di masa yang akan datang, ‘Tokoh-Tokoh Pemikir Ekonomi Pada Zaman Yunani Kuno: 1. Plato (427-347 SM) 2. Xenophon (427-355 SM) 3. Aristoteles (384-322 SM) Pemikiran ekonomi modern yang kita saksikan sekarang_ ini mengalami proses panjang, Perkembangannya berlangsung berabad- abad seiring dengan munculnya peradaban umat manusia di planet ini, Sebagian besar sejarawan mengatakan bahwa pemikiran ekonomi mulai tampak pada zaman batu, perunggu dan besi, kemudian semakin berkembang seiring dengan ditemukannya tulisan pada peradaban India kuno, Mesir kuno dan Babylonia. Sarjana Barat cenderung menelusuri pemikiran ekonomi pada peradaban Yunani Kuno yang kaya dengan peninggalan dari kaum intelektualnya (Amalia, 2005:2). Tulisan-tulisan mengenai gagasan atau konsep ekonomi dari zaman dahulu ditemukan dalam ajaran-ajaran agama, kaidah- kaidah hukum atau aturan-aturan moral. Misalnya dalam kitab Hammurabi dari Kerajaan Babylonia (Temple of Babylon) sekitar 1700 SM ditemukan petunjuk-petunjuk tentang cara-cara berekonomi. a ‘Sejarah Perkembangan Pemikiran Ekorcani Kitab suci ini memuat banyak peringatan melawan ketamakan dan Pemerasan seria menentang pendewaan kekayaan materi. Kitab ini, menganjurkan agar orang-orang berlaku adil dan murah hati satu sama lain dalam tindakan berekonomi. Peringatan-peringatan ini membuktiken bahwa perkembangan bangsa Hibrani kano dari struktur masyarakat primitif ke struktur masyarakat komersial disertai dengan keretakan, konflik dan ketegangan (Soule, 1994:11). Sebagaimana halnya dengan bangsa Hibrani, masyarakat Yunani juga mengalami perkembangan yang sama. Pada mulanya masyarakat Yunani adalah masyarakat kesukuan yang terdiri dari kumpulan rumah tangga (uousehold) yang sebagian besar memenuhi kebutuhannya sendiri, Rakyat diperintah oleh para raja dan para pemuka agama, Lambat laun Tahirlah kaum ningrat pemilik tanah (andtords), sedangkan petani dan buruh tidak mempunyai kuasa apa-apa tethadap tanah karena mereka hanya penyewa (lenants) Adanya para tawanan perang memunculkan golongan budak sebagai pekerja kasar. Seiring dengan berkembangnya pelayatan dan perdagangan, para pedagang menjadi kaya raya. Akibatnye, timbul bentrokan antara para pedagang dengan para tuan tanah yang menguasai tanah secara turun temurun. Sadar akan kelegangan- ketegangan yang menyertai perubahan masyarakat Yunani, maka para pembuat undang-undang, para politisi dan kaum cendekiawan (lsuf) berusaha menyusun kaidah negara yang mengatur hubungan ekonomi sebagaimana aturan dasar negara yang mengatur tingkah Jaku dan struktur non ekonomi negara Yunani, Demokrasi yang tumbuh dan berkembang di Athena dimaksudkan untuk melayani kepentingan Komersial, dan tidak diperuntukkan bagi para budak dan kaum buruh (Soule, 1994:11) dan (Louis, 2002: 3). Para filsuf (cendekiawan) Yunani belum membahas ilmu ekonomi sebagai suatu disiplin tersendiri, mereka membahas ilmu ekonomi sebagai bagian dari ilmu politik dan sosiologi. Meskipun demikian, filsuf Yunani Kuno misalnya Plato, dan Aristoteles menyuguhkan persoalan-persoalan ekonomi ketika membahas mengenat politik dan hukum. Terakhir, Xenophon telah membahas masalah pertanian, kepemilikan lahan, pembagian hasil panen, 2 Bab 2: Pemiléran Ekonomi Zaman Yunani Kuno utang antara pemilik tanah dan penyewa, menganalisis persoalan kebutuhan materi manusia, semua ini merupakan materi pembahasan ilmu ekonomi (Louis, 20021). ‘Tokoh-tokoh pemikir ekonomi zaman Yunani Kuno (The Greek Economist) yang akan disajikan di sini hanya tiga orang yaitu Plato, Aristoteles dan Xenophon. Ketiga pemikir ini dinilai sangat berjasa dalam perkembangan bangunan ilmu ekonomi modern. 2.1 Plato (427-347 SM) Keterangan: Foto diangkat dari Wikipedia.com Plato lahir di Athena, filsuf (cendekiawan) yang hidup pada zaman keemasan kebudayaan Athena pada abad ke empat sebelum masehi. Plato mewakili dan mencerminkan pola pikir tradisi kaum ningrat. Plato merupakan cendekiawan yang mumpuni, ia ahli dalam berbagai bidang ilmu antara lain filsafat, hukum, pemerintahan. Plato sangat menghargai para prajurit, negarawan, dan mereka yang bekerja di sektor pertanian. Sebaliknya Plato sama sekali tidak menghargai orang-orang yang mengejar keuntungan lewat perdagangan dan memandang tendah para pekerja kasar/budak dan orang-orang yang mengejar kekayaan (Soule, 1994:11). Gagasan Plato tentang pemikiran ekonomi ditulis dalam karyanya yang sangat terkenal yang berjudul Republic dan Laws. Dalam buku Republic, dia mengemukakan gagasannya tentang apa itu keadilan (whats is justice) dan negara yang ideal (the ideal state). Menurutnya, calon-calon pemimpin negara harus dididik ‘Sejerah Perkembangan Pemkiran Ekonomi rasa langgung jawab sejak Kecil dan diseleksi dengan ketat lewat ujian saringan (Spiegel, 1983:14 dan Soule 1994:12). Dari uraian ini dapat dijelaskan bahwa Plato sudah memikirkan tentang kualitas sumber daya manusia, khususnya calon-calon pemimpin bangsa, karena mereka inilah yang diberikan amanah untuk mengemban tanggung jawab pengelolaan negara yang ideal. Di samping itu, dia sudah memikirkan pentingnya faktor merifokrasi dalam menentukan pemimpin bangsa. Sebagaimana penjelasan sebelumnya, Plato mengatakan bahwa pada awalnya masyarakat Yunani adalah masyarakat bersuku-suku yang terdiri dari rumah tangga-rumah tangga (households) yang memenuhi kebutuhannya sendiri, lalu berkembang menjadi negara~ kota (the city-state) (Polis), ternpat di mana politik Yunani dijalankan. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa pembahasan mengenai hal ini merupakan bagian dari kajian ilmu ekonomi politik. Lebih lanjut Plato mengatakan bahwa asal-usul negara bukan hanya fenomena sosial tapi juga fenomena ekonomi. Pandangan atau gagasan tersebut dapat kita temukan dalam Louis (2002-3): “A state orises, as I conceive out of the needs of mankind. No one is self sufficing, ‘but otlof us have many wants.... Them as we have many wants, and many persons are needed to suppiy them, one takes a helper for one purpose and anather for another: and them these helpers and pertners ore gathered together in one habitation, the body of the inhabitants termed a state...., And they exchange with ‘one another, and one gives and another receives; under this ideo the enchange will bbe for their gacd.....The true creator {of the state) is necesstty who Is mother of our inventions” Dalam konsep Negara-Kota, tanah/lahan dimiliki oleh kerajaan (raja-taja) yang kemudian dibagi ke dalam petak-petak kecil-keeil yang memungkinkan untuk disewa dan ditanami oleh keluarga-keluarga atau rumah tangga (households). Anggota-anggota rumah tangga berlindak sebagai penyewa lahan dan sekaligus bertugas sebagai mesin uang bagi pemilik lahan atau tuan tanah. Dari fenomena inilah muncul kata ekonomi yang berasal dari bahasa Yunani. Xenophon menulis risalah perekonomian masyarakat Yunani yang dia tuangkan dalam karyanya berjudul “Oikononnikes” yang berarti pengelolaan rumah tangga (Louis, 2002:3). a Bab 2: Perkin Ekonomi Zaman Yunani Kuno Gagasan Plato tentang ilmu ekonomi masih merupakan bagian dari iimu politik dan sosiologi. Oleh karena itu, pembahasan masalah- masalah ekonomi dikaitkan dengan politik dan hukum. Plato telah mmengembangkan konsep dan teori tentang uang, bunga, jasa tenaga kerja manusia dan perbudakan serta perdagangan. Pembahasan tentang ekonomi masih merupakan bagian dari filsafat, khususnya filsafat moral yang menyangkut tentang bagaimana keadilan secara alamiah (nature of justice), kepatutan dan kelayakan. Oleh karena itu, pemikiran Plato tentang masalah ekonomi selalu dikaitkan dengan xasa keadilan, kelayakan atan kepatutan yang perlu diperhatikan dalam rangka mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur secara merata (Amalia, 2005:3). Pemikiran Plato tentang praktik ekonomi banyak dipelajari dan dikembangkan para murid-muridnya dan orang-orang yang tertarik dengan pemikirannya. Dalam karyanya Republics, Plato menganggap manusia sebagai makhluk sosial, sebagai individu, manusia tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Dia tidak percaya pada orang per orang (individu), sehingga ia menganjurkan agar hak kepemilikan pribadi dihapus. Tujuannya adalah agar masyarakat terhindar dari kejahatan yang mungkin timbul dari pemilikan kekayaan pribadi. Pertikaian pribadi yang bersumber dari kepemilikan kekayaan dapat dihindari. Di samping itu, Plato juga tidak percaya dengan demokrasi, bagi Plato adalah absurd untuk memberikan hak suara pada setiap orang, sebab tidak setiap orang tahu apa yang terbaik bagi masyarakat. Menuruinya, setahkan semua pada filsuf (ahli filsafat) karena merekalah yang tahu apa yang terbaik bagi masyarakat dan bahkan kebenaran hakiki. Abii filsafat yang memiliki imu pengetahuan yang, lebih luas, juga dianggap lebih tahu apa yang terbaik bagi perorangan, masyarakat dan negara. Menurutnya tidak ada individu yang sempurna, untuk alasan itu maka mereka perlu dididik. Kemudian orang-orang terdidik diseleksi atau dipilih untuk pemimpin yang akan mengatur negara (Deliarnov, 2006:27). Plato percaya bahwa setiap orang memiliki bakat (talents) yang berbeda-beda, oleh karena itu mereka akan menghasilkan barang- Sejareh Petkemoengan Pemitran Ekonomi barang dan jasa-jasa yang berbeda-beda. Dia mengatakan bahwa: all things are produced more plentifully and casy and of a better quatity when one man does one thing wich is natural to im and does it at the right time and leaves other things. Plato menyatakan kemajuan suatu negara tergantung pada pembagian kerja (division of labor) yang akan timbul secara alamiah Karena setiap setiap orang memtiliki kecenderungan bakat (talenta) yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, oleh karena itu bidang pekerjaaan yang akan diminati oleh setiap orang juga akan Derbeda-beda. Untuk alasan itu, Plato menyusun aturan-aturan tentang kelompok-kelompok masyarakat dan mengembangkan gagasan atau doktrin tentang spesialisasi dan pembagian kerja (the division and specialization of labor). Doktrin inilah yang harus digunakan dalam mengelola negara (Louis, 2002.4). Plato menganjurkan perlunya pembagian tugas atau divisi dla masyarakat, yaitu: Kelompok pengatur atau raja sekaligus juga filsuf yang bertugas membuat peraturan dan kebijakan negara yang adil. 2 Kelompok pelaksana (tentara, polis, dan pamong) yang bertugas mempertahankan negara dan mengelola pemerintahan (negara). 3. Kelompok kelas pekerja (pekerja dan pedagang) yang bertugas menyediakan barang-barang kebutuhan masyarakat. Menurutnya, dari ketiga kelompok di atas, pihak yang menentukan apa yang harus dilakukan oleh tiap anggota masyarakat adalah kelompok pertama yaitu abli filsafat dan raja-raja yang, sekaligus ahli fitsafat (Deliarnov, 2006:22). Bagi Plato, semua manusia bersaudara. Tapi Tuhan yang maha kuasa telah mengatur sedemikian rupa sehingga ada orang yang cocok menjadi pengatur atau penguasa (abli filsafat), sebagai tentara dan sebagai pekerja (petani dan pedagang). Menurut Plato, hanya pekerja (petani dan pedagang) merupakan bagian dari masyarakat yang boleh bekerja mengejar keuntungan (profit oriented) dan mengumpulkan harta. Sedangkan penguasa dan tentara seharusnya tidak bekerja untuk harta dan dengan senditinya mereka 26 Bab 2: Pemixiran Ekonomi Zeman Yunani kun tidak diperkenankan memiliki harta benda, hanya dengan begitu mereka bekerja betul-betul untuk mengabdikan dirinya bagi negara {masyarakat) (Amalia, 2005:6 dan Deliarnov, 1995:11). Plato menyalakan kemajuan suata negara tergantung pada pembagian kerja (division of labor) yang akan timbul secara alamiah Karena setiap orang memiliki kecenderungan bakat (talenta) yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, oleh karena itu bidang pekerjaaan yang akan diminati oleh setiap orang juga akan berbeda- beda. Pemikiran atau gagasan Plato tersebut yang dikembangkan lebih lanjut oleh Adam Smith dan David Ricardo. ‘Gagasan Plato tentang kegiatan berekonomi dikaitkan dengan pemikirannya tentang keadilan dalam sebuah masyarakat yang adil atan “Negara Ideal”. Menurutnya, negara ideal adalah masyarakat yang dipimpin atau dididik oleh abli filsafat. Jika negara sudah dipimpin oleh ahli filsafat atau oleh raja yang juga sckaligus ahli filsafat, maka Plato memberi jaminan bahwa negara akan jaya dan masyarakatnya akan sejahtera (Deliamnov, 2006:22). Sejarah mencatat bahwa paham atau perilaku hedonisme sudah ada sejak zaman Yunani Kuno, Paham ini merupakan cikal bakal paham materialistik yang berkembang di Eropa pada abad ke 17 dan ke 18, Aristippus merupakan orang pertama memperkenalkan paham ini. Menurutnya, kenikmatan adalah tujuan hidup yang paling mulia. Artinya, kenikmatan individu merupakan tujuan akhir dari kehidupan manusia. Selanjutnya dikatakan bahwa semua aktivitas manusia akan dianggap baik jika mendatangkan kenikmatan dan manusia yang bijaksana adalah manusia yang mencari kenikmatan yang sebesar-besarnya di dunia ini. Dalam konteks keserakahan, Plato mengingatkan bahwa hal itu perlu diatur, sebab manusia memiliki sifat hedonis. Hedonis adalah naluri manusia untuk memperoleh materi yang sebesar-besarnya jauh melebihi kebutuhan sewajarnya. Sifat hedonisme ini dipandang sebagai hambatan utama untuk mencapai suatu masyarakat yang adil dan makmur dalam Negara Ideal ala Plato. Untuk alasan itu, dia menganjurkan agar manusia porlu mengendalikan nafsu keserakahannya. Sejarch Perkembengan Pernkitan Ekonomi Para ekonom sepakat bahwa Plato merupakan orang pertama yang mengecam kekayaan dan kemewahan. Jika manusia ingin hidup sejahtera dalam negara yang adil dan merata, maka manusia perlu dan wajib mengendalikan hawa nafsu keserakahannya. Jika keserakahan manusia tidak dikendalikan, maka sebagian orang atau kaum elit (penguasa/pemerintah dan orang cerdik/pandai) akan hidup berkemewahan, sedangkan yang lainnya akan hidup dalam kesengsaraan dan kehinaan (Amalia, 2010:6) Kondisi perekonomian Athena dan kekuatan bersenjata (tentara) dikuasai oleh kaum bangsawan (aristokrat) yang jumlahnya relatif sedikit, tapi berkat kepintaran dan kelihaiannya, maka kaum bangsawan menguasai dan mengeksploitir para budak (proletar) yang jumlahnya relatif banyak, Kaum proletar hidup dalam kesengsaraan dan kemelaratan. Kondisi objektif ini yang menjadi pijakan bagi pemikiran Plato tentang perlunya manusia mengendalikan hawa nafsu keserakahan (hedonism). Plato dalam bukunya yang berjudul Republic mengatakan bahwa fungsi uang ada tiga, yaitu: (1) sebagai alat tukar, (2) sebagai alat pengukur nilai, dan (3) alat penimbun kekayaan. Gagasan ini yang dikembangkan lebih lanjut oleh ekonom lainnya baik kelompok pemikir Klasik, Neo-Klasik, Keynes dan Keynesians. Selain itu, Plato mengatakan baltwa uang itu bersifat mandul dansekaligus tidak layak untuk dikembangkan atau diperanakkan melalui bunga. Gagasan ini relevan dengan ekonomi syariah yang mengharamkan transaksi pinjam meminjam dengan sistem bunga (sistem konvensional) (Amalia, 20107). Bab 2; Pemikiran Ekonomi Zaman Yunani Kuno 2.2 Xenophon (427-355 SM) Keterangan: Foto diangkat dari Wikipedia.Com Xenophon lahir pada tahun 427 SM di Yunani, dia merupakan sejarawan, ahli filsafat Yunani dan seorang prajurit. Dia juga salah seorang murid Socrates yang sangat tajam analisisnya. Sebagaimana penjelasan terdahulu bahwa kata atau istilah ekonomi — berasal dari bahasa Yunani (Greek) yang dikaitkan dengan kata atau istilah rumah tangga (liouseholds). Kata tersebut pertama kali diperkenalkan oleh Xenophon dalam karyanya berjudul “Oikonomikes’. Dalam buku ini, Xenophon menguraikan bahwa pada awalnya bangsa Yunani merupakan masyarakat yang bersuku-suku yang kemudian membentuk negara-kota (the city-state) atau Polis, tempat di mana pemerintahan Yunani di jalankan. Suku-suku tersebut terdiri dari rumah tangga-rumah tangga yang memenuhi kebutuhannya sendiri Xenophon menulisriwayatatausejarah perkembangan perekonomian masyarakat Yunani tersebut dengan judul “Oikonomikes” yang bermakna pengelolaan rumah tangga (the management hauseholds). Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa arti kata ekonomi adalah pengelolaan rumah tangga (Louis, 2002:3). Karya Xenophon lainnya adalah buku yang berjudul “On the ‘Means of Improving the Revenue of the State of Athens”. Dalam buku ini, dia menjelaskan bahwa kota Athena memiliki beberapa keunggulan antara lain kota pusat perdagangan, memiliki iklim yang sangat nyaman, tanahnyasuburdanmengandung emas dan perak. Kelebihan ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan negara. 2 Sejarah Perkembangan Perriiran Ekonomi Di samping itu, kota Athena memiliki pelabuhan laut yang alami, dikelilingi oleh lautan yang kaya dengan sumberdaya perikanan (berbagai jenis ikan). Untuk alasan itu, Xenophon menganjurkan agar kota ini dikembangkan sehingga menarik para pedagang dan wisatawan dari daerah dan negara-negara lain (Amalia, 2010:8) Di samping itu, dia menganjurkan agar sektor pariw dikelola secara profesional, pengunjung (wisatawan) harus dilayani dengan baik, karena wisatawan yang berkunjung ke Athena akan meningkatkan penerimaan baik devisa maupun pajak yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat kota Athena. Uraian tersebut menunjukkan bahwa gagasan Xhenopon memuat atau. mengandung benih-benih Sistem Kapitalisme, paham Merkantilisme dan spirit kepariwisataan (Deliarnov, 1995:14). Xenophone berpandangan bahwa pertanian merupakan dasar kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara, Dia lebih menghargai orang yang bekerja sebagai petani. ata 2.3 Aristoteles (384-322 SM) Keterangan: Foto diangkat dari kolom biografi blogspot.com Aristoteles lahir di Stagira Chalcidere, Thracia, Yunani pada tahun 384 SM. Ayahnya seorang ahli fisika dari Macedonia. Pada umur 17 tahun, ia pergi ke Athena untuk belajar di Akademi Plato. Selanjutnya, ia menjadi pengajar di Akademi Plato selama sekitar 20 tahun. Aristoteles menjadi guru Raja Macedonia (Alexander Agung). 30 Bab 2: Peritian Exonomi Zaman Yuna Kuno Pada saatkekuasaanraja Alexander Agung melemahterjadikekacauan dan banyak cendekiawan yang dibunuh, Aristoteles termasuk yang hidup dalam pelarian untuk menghindari pembunuhan seperti yang, dialami oleh Socrates. Akhirnya, ia meninggal dalam pengasingan pada tahun 322.SM (Panzi dan Zulaekha, 2012). Atistoteles dikenal sebagai filsuf terbesar sepanjang sejarah. Di samping itu, ia juga dikenal sebagai saintis dan ahli pendidikan. Ia banyak menulis karya yang menjadi dasar pengembangan berbagai disiplin ilmu seperti ila filsafat, imu pengetahuan alam, metafisika, politik, dan pemerintahan serta ilmu ekonomi. Aristoteles belajar pada banyak guru, ia belajar filsafat pada Plato. Ia belajar matematika dan astronomi pada Fudoxos dan Kalippos, serta retorika pada Isokrates dan Demosthenes (Fauzi dan Zulaekha, 2012). Ia dikenal sebagai cendekiawan yang lebih idealis dan realistis serta lebih tajam analisisnya daripada Plato. Di samping itu, dia dikenal sebagai pakar politik dan etika Nicomacean. Aristoteles juga banyak menulis dan membahas masalah etika, biologi, psikologi, metafisika dan logika. Tidak mengherankan, jika gagasan Aristoteles menjadi dasar analisis ilmuan moderen dimana analisisnya sudah lebih realistis karena sudah mengacu pada fakta-fakia atau data. Pendapatnya tentang ekonomi selalu dikaitkan dengan konsep pengelolaan rumah tangga yang baik. Menurutnya, kekayaan adalah barang-barang yang betul-betul dibutuhkan, selebihnya adalah pemborosan. Aristoteles setuju bahwa dalam mengelola rumah tangga (household) dan negara (state) diperlukan produksi dan perdagangan. Tapi, ia tidak setuju dengan kegiatan perdagangan yang semata-mata untuk mengejar keuntungan. Menurutnya, tukar menukar memang perlu dan sesuatu yang halal, karena ada sebagian masyarakat yang memuiliki lebih banyak barang, sedangkan yang lain kurang dari yang dibutuhkan. Tapi mencari nafkah sebagai pedagang eceran dianggapnya tidak halal (Soule, 1994:12). ‘Aristoteles dalam bukunya Politics mengatakan bahwa ilu ekonomi merupakan bagian dari politik, sedangkan politik sendiri merupakan bagian dari etika dan falsafah (Deliarnov, 2006:21). Menurutnya, imu ekonomi adalah ilmu tentang pengelolaan rumah ‘Sefarah Perkemibangen Pemikiran Ekonomi tangga. Dari definisi ilmu ekonomi inilah berkembang ilmu ekonomi politik yang diartikan sebagai seni mengelola negara. Jika setiap tumah tangga mengelola negara sebagaimana mestinya, berarti dia memaksimalkan kebahagiaan, Menurutnya, ilmu ekonomi seharusnya menjadi kajian tersendiri yang tidak lagi dikaitkan bidang imu lainnya, khususnya filsafat dan politik (Amalia, 2010: 7). Aristoteles sudah_mengembangkan pemikiran tentang Teori Nilai dan Harga. Menurutnya setiap komoditi memiliki dua nilai, yaitu {1) nilai guna atau nilai subjektif dan (2) nilai tukar yaitu kemampuan suatu barang ditukarkan dengan barang Jain, nilai ini juga dinamakan nilai sekunder atau nilai objektif. Meskipun dia mengakui peranan uang, namun dia menolak kehadiran uang dan pinjam meminjam wang yang melibatkan bunga, Artinya, Aristoteles sudah menolak praktik riba karena riba merupakan dosa. Sejatinya, pemikiran Aristoteles sangat relevan dengan ekonomi Islam yang mengharamkan transaksi keuangan dengan sistem bunga atau sistem konvensional, Ekonomi Islam memberikan solusi alternatif yaitu sistem bagi hasil (profit ard loss sharing), Kontribusi Aristoteles terhadap perkembangan ilmu ekonomi adalah gagasan tentang pertukaran, fungsi uang dan hak milik serta organisasi ekonomi masyarakat, Menurutnya, pertukaran dengan sistem barter yaitu pertukaran barang dengan barang secara langsung tanpa menggunakan uang adalah hal yang wajar, karena dengan sistem ini tidak ada keuntungan atau laba yang diperoleh. Sebaliknya, Aristoteles mengecam pertukaran yang melibatkan uang yang bertujuan untuk mencari laba, Pemikiran ini tidak relevan dengan kondisi sekarang, karena dalam praktiknya sistem barter ini sangat sulit diwujudkan karena membutuhkan syarat yang berat yaitu adanya keinginan bersama pada waktu yang sama (coincidence of wants), sistem ini juga tidak efisien akibamya akan menghambat proses transaksi. Aristoteles mengatakan ada tiga fungsi uang, yaitu: (1) sebagai sarana/alat tukar (medium of exchange), (2) sebagai penimbun kekayaan (storage of value), (3) sebagai pengukur nilai (measure of value). Dia mendukung uang, karena ia memiliki nilai intrinsik, ‘Bab 2: Perrikiran Ekonomi Zarnan Yunan! Kuno. ‘memiliki kegunaan dan dapat ditukar dengan barang (Louis, 2002:6). Pemikiran ini memberikan kontribusi besar pada perkembangan dan. ilmu ekonomi moderen, katena pemikiran inilah yang dikembangkan lebih lanjut oleh pemikir aliran Klasik, Neo-Klasik, Keynes, Keynesians dan Monetarist. ‘Aristoteles dalam Spiegel (1983:28) membuat perbandingan mengenai kekuatan dan kelemahan antara hak milik bersama (coma property) dengan hak milik pribadi (private property), yaitu: Private property is more highly productive than communal. property and will thus make for progress. Goods that are owned by a large umber of people receive little care. People are inclined tn consider chiefly their own intereset and are apt to neglect a duty that they expect others to fulfill. The greates intereset are care are elicited when a person in applying hinsself to his own property 2. — Communat property is not conducive tp social peace because people, when involved in a close partnership, face all sorts of difficulties. They complain that they have contributed more work and obtained a smaller reward than other who have done little work and received a large return 3. Private property gives pleasure to the owner, Nature has implanted in him, as in all other human beings, the love of self, of money, and property. This feeling is frustrated when all persons “call the same thing mine’ 4. ‘There is an appeal to practical experience. If communal property were such a good thing, it would surely have been instituted long ago. The experience of ne ages testifies to the wide-spread use private property. To renounce it signifies disregard for such experience. Thing are not good just because they are new and untried. Rather the apposite is true, and the social cost of abolising private property may weigh more heavily than the social cost of private property itself 5. Private property enables people to practice philantropy and provider them with training in the practical virtues of temperance and liberality. Instead of compulsion, there is an opportunity for moral goodness to develop among the citizens if the property of each is made to serve the use of all. Part of one’s property may be devoted to one’s own use, 33 ‘Sejerah Perkembangan Pemikiran kono nother part may be made available to friends, and still another part may be devoted to the common enjoyment of fellow-citizens. “Eriends’ goods are goods in common.” People must have enough property to be able to practice both temperance and liberality, not only the former, as Plato taught in the Law. Temperance without liberality trend to turn into miserliness, and liberality withouth temperance tenis to turn into tuxuary. Dari kutipan tersebut dapat dikatakan bahwa ia berbeda dengan Plato, Aristoteles menganggap hak milik bersama tidak praktis dan bertentangan dengan harkat manusia, Tanpa hak milik pribadi orang tidak merasa puas, karena harga dirinya hilang serta tidak bisa berbuat amal baik, Gagasan ini yang menjadi cikal bakal pemikiran alian Klasik yang sangat mengagungkan hak milik pribadi dan pethatian terhadap diri sendiri (Soule, 1994:13) dan Louis (2002:6). Aristoteles mengelukkan tentang pertumbuhan penduduk dan perlunya pembatasan perkawinan dan kelahiran. Dia ingin membatasi masyarakat perkotaan dan penduduk negara. Aristoteles dalam Louis (20027) menegaskan: "A state then begins to exist, when It hos attained o population sufficient for 2 good Iife in the politcal community; it may indeed if it somewhat exceed this number, he o greater state, But, os ! was saing, there must be a limit” Ada empat jenis perekonomian yang diakui oleh Aristoteles dalam Louis (2002: 7-8), yaitu: 1. Royal economic. This type had to do with the right of preminence for coinage, exports, imports, and taxes to pay the bills. 2. Seraphic of Provincial Governor economy. The cities survived only Unrough the flow of goods from the farmland, for the farmer is the backbone of a nation, Based on yhe fact that city goods were akways priced higher than farm goods, the Provincial Governor economy assured the flow og farmgoods to feed the urbanites by balancing the outflow of manufacturedgoods from the cities und the inflow of agricultural goods from the farmland. [Bab 2: Pemnitiran Ezonomi Zeman Yunaré Kuno City economy. The concentration of people in the cities necessitated jobs to keep them occupied. The city economy had to do with the government's obligation to supply jobs for for urbanities so that they could buy the farmgoods necessary for survival. Personal economy was the ordering of the individual household. Pesan Atistoteles (Fauzi dan Zulaekha, 2012): “Disi kita dibentuk dari apa yang kita lakukan berulang kali, sedangkan kesuksesan bukan merupakan usaha dan tindakan melainkan akibat dari suatu kebiasaan.” “Batang siapa yang mengalahkan ketakutannya akan menjadi orang-orang yang benar-benar bebas.” "Orang yang paling sempurna bukanlah dengan otak yang sempurna, melainkan orang yang dapat mempergunakan sebaik-baiknya dari bagian otakya yang kurang sempurna.” “Janganlah berputus asa. Namun kalau anda sampai berada dalam keadaan putus asa, berjuanglah terus meskipun dalam keadaan putus asa.” 7 ‘Sejareh Perkembengan Pemitran Ekonorn} Pemikiran ekonomi yang berkembang di Eropa pada zaman Pra-Klasik dapat digolongkan kedalam tiga kelompok pemikir, yaitu: Kelompok pertama; Aliran Skolastik yang dimotori oleh St. ‘Albertus Magnus dan St. Thomas Aquinas. Kelompok kedua: Aliran Merkantilisme dimotori oleh Jean Boudin, Thomas Mun, Jean Baptise Colbert dan David Hume, dan Kelompok Ketiga: Aliran Fisiokrat yang dimotori oleh Francois Quesnay, Sir William Petty dan John Locke. 3.1 Pemikiran Aliran Skolastik Pemikir aliran Skolastik fokus pada pemikiran tentang masalah ekonomi yang dikaitkan dengan etika dan keadilan. Pada abad ke 17 sampai 19 pengaruh ajaran Gereja sangat dominan dalam kehidupan masyarakat. Agama Kristen dipandang sebagai institusi atau lembaga yang berwewenang, memiliki pengaruh yang besar dan merupakan kekuatan moral yang berusaha menegakkan aturan moral. Akibatnya, konsep-konsep ekonomi pada masa itu berkembang sebagai suatu teori yang dikaitkan dengan ajaran agama (moral). Artinya, tata kehidupan masyarakat, khususnya bagaimana tata kehidupan berekonomi selalu dikaitkan dengan doktrin agama Kristen, atau tata kehidupan pada masa itu merupakan tata kehidupan berdasarkan agama (Soule, 1994:15).. Semua filsufdan penulis-penulisbesar pada masa itumerupakan pujangga gereja. Meskipun demikian, mereka juga mengakui dan 37 ‘Sejareh Perkembengen Perrikiren Skonarni menerima gagasan atau pemikiran Aristoteles tentang moral. Hal ini menunjukkan bahwa pemikiran ekonomi para filsuf dan penulis pada masa itu merupakan rekonsiliasi antara keyakinan agama dan pengetahuan yang rasional atau sintesa antara doktrin (ajaran) Kristen dan pemikiran Aristoteles (Spiegel, 1983: 57). Dalam Kehidupan bermasyarakat pada masa itu, setingkali dijumpai adanya perbedaan pendapat di antara mereka mengenai bagaimana hasil produksi didistribusikan, berapa harga yang harus dibayar kepada para petani, berapa tingkat upah/gaji yang layak bagi para pekerja. Tethadap masalah ini, para pujangga Gereja berusaha agar penyelesaian masalah-masalah tersebut tidak diserahkan sepenuhnya pada mekanisme pasar tapi diselesaikan melalui pertimbangan azas keadilan. Artinya, sejak dahulu para Pujangga Gereja menolak penyelesaian masalah-masalah ekonomi melalui mekanisme pasar. Hal ini sangat berbeda dengan pemikir aliran Klasik, misalnya Adam Smith yang sangat mengandalkan mekanisme pasar bebas. Asumsi yang digunakan oleh pemikir Aliran Skolastik adalah Kepentingan ekonomi merupakan subordinate dari pengorbanan dan perilaku ekonomi merupakan salah satu aspek pribadi yang terkait dengan aturan-aturan moralitas, Salah satu pemikiran aliran Skolastik yang populer adalah tentang “harga yang adil dan pantas’, yaitu harga yang sama besamya dengan biaya-biaya dan tenaga yang dikorbankan untuk menciptakan suatu barang. Ada dua tokoh pemikir ekonomi kelompok Aliran Skolastik yang dominan kontribusinya tezhadap perkembangan ilmu ekonomi, yaitu St Albertus Magnus dan St Thomas Aquinas. Bab 3: Pemikiran Ekonomi Pac Zaman Pra-Klasik 1. St. Albertus Magnus (1206-1280) Catatan: Foto diangkat dari Wikipedia.com St Albertus Magnus yang terkenal dengan panggilan Magnus. Salah seorang dari pujangga gereja (filsuf dan agamawan) berkebangsaan Jerman. Salah satu pemikirannya yang paling terkenal adalah menyangkut harga yang adil dan pantas (just price). Harga yang adil atau wajar adalah harga yang besarnya sama dengan jumlah biaya-biaya dan tenaga Kerja yang dikorbankan dalam memproduksi suatu komoditi, Jika ada pengusaha yang menetapkan harga hasil produksinya di atas harga yang wajar, maka pengusaha tersebut dianggap melanggar etika dan moral agama. Sebagaimana pujanggagereja_lainnya, Magnus juga menganjurkan agar _manusia (pelaku ekonomi dalam kegiatan pertukaran/perdagangan) mengacu pada harga pantas dan adil. Hal ini berarti bahwa dalam berekonomi, baik sebagai konsumen maupun produsen harus memperhitungkan unsur etika. Pemikiran ini sangat relevan dengan kondisi sekarang, di mana pelaku ekonomi baik di dalam maupun di luar negeri kurang memperhatikan etika di dalam berbisnis. Sejarah Perkemioangan Pemikiran Ekonomi 2. St. Thomas Aquinas (1225-1274) Keterangan: Foto diangkat dari Wikipedia.com St. Thomas Aquinas terkenal dengan panggilan Saint Thomas lahir di Naples di Italia pada tahun 1225 SM. Dia melanjutkan pendidikannya di Cologne dan Paris, selanjutnya di institusi ini diangkat menjadi guru. Pemikiran Saint Thomas merupakan sintesa antara ajaran Injil (kristiani) dan pemikiran Aristoteles. Doktrin Saint Thomas menyangkut masalah-masalah aturan hak milik pribadi, harga yang adil, dan larangan riba. Saint Thomas seorang teolog dan filsuf dan ketika dia membahas masalah ekonomi selalu dikaitkan dengan teologi dan moral. Pemikirannya tentang hak milik pribadi ditulis dalam “Treatise on Law" , hukum ini adalah bagian dari karyanya yang sangat terkenal yang berjudul “Summa Theologica” (Spiegel, 1983:58). Seperti halnya dengan pujangga gereja lainnya, Saint Thomas sependapat dengan konsep keadilan dan moral dari Aristoteles. Menurutnya, keadilan dapat dibagi kedalam dua jenis, yaitu: (i) keadilan distributif, yaitu keadilan yang berlaku bagi distribusi rumah tangga daerah atau satuan ekonomi lainnya.Pendapatan scharusnya ditentukan berdasarkan kebiasaan, pendapatan harus disesuaikan dengan posisi si penerima, (ii) keadilan kompensasi yang berlaku dalam transaksi (tukar menukar) barang dan jasa. Harga hendaknya memberi imbalan yang layak untuk semua biaya dikeluarkan oleh kedua belah pihak untuk menghasilkan barang tersebut. Pada masa itu (abad pertengahan) kegiatan perdagangan dan pasar berkembang dengan pesat, penggunaan uang sudah 40 Bab 3; Pemikran Ekonomi Peda Zeman PreKesik meningkat, para pedagang dan penukar uang berhasil menghimpun uang banyak (kekayaan). Sementara itu, ada permintaan akan uang (sebagian bosar dari kaum ningrat dan penguasa). Akibatnya, mereka memililé uang lebih dari yang dibutuhkan sendiri akan dengan mudah meminta bunga atas pinjaman uang yang diberikannya. Pertumbuhan akumulasi modal dengan cara meminjamkan wang merugikan peminjam dan mengancam struktur masyarakat yang berproduksi bukan untuk mencari keuntungan (laba) tetapi untuk digunakan (dikonsumsi) sendiri. Pihak yang paling terancam kepentingandan kekuasaannya dengan tumbuhnya Kapitalismepada waktu itu adalah gereja dan kaum feodal. Kecaman dan Jarangan riba merupakan pertanda runtuhnya struktur masyarakat feodal sebagai akibat dari lahirnya cara-cara berproduksi dan distribusi yang baru (Goule, 1994-16). Saint Thomas mengecam diberlakukannya bunga atas pinjaman (kredit) karena pada dasamya uang hanyalah sebagai alat tukar dan tidak boleh diperanakkan. Bunga hanya bisa diberlakukan pada transaksi yang pembayarannya ditunda, atau transaksi di mana barangnya diambil dulu baru kemudian dibayar atau dilunasi. Pemikirannya tentang bunga kemudian disempurnakan dan dipergunakan sebagai dasar pembenaran pembayaran bunga. Sementara ity, ada juga ekonom yang membenarkan adanya pembayaran bunga, mereka berpendapat bahwa dengan meminjamkan vang maka pemilik uang kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan (opportunity cost) dan menanggung risiko kerugian Karena pelanggaran hukum oleh peminjam dan menanggung risiko kehilangan uang karena tidak dikembalikan oleh peminjam atau keterlambatan pembayaran yang tidak sesuai dengan jadual waktu yang disepakati (Soule, 1994:15). Saint Thomas dalam Nicholson (1997) percaya bahwa: “nila telah ditentukan dari semula oleh Tuhan. Karena herga dtetapkan oleh orang, maka munginlah bahwa harge sebuah berang berbeda dari niizinya. Sescorang yang dituduh membebankan harga yang melebihi barang itu akan dinystakan bersalah karena mengenaken harga yang tidak adil. Misalnya St. Thomas Aquinas percaya bahwa suku bunga yang adil adalah nol. Setigp pemberi pinjaman yang, ‘menuntut sesuatu pembayaran atas pemakaian uangnya dikatakan mengenakan pi

You might also like