You are on page 1of 6
JURNAL SINERGI (Volume 14 Nomor2 Api! 2010) ISSN: 1410-2331 ELECTRO SURGICAL UNIT SEBAGAI ALAT BANTU BEDAH Andi Adriansyah*), Hirawan Antoni Teknik Elektro Fakuttas Teknologi industri Universitas Mercu Buana Jakarta *) andi@mereubuana.ac.id ABSTRAK Electro Surgical Unit (Unit Bedah-Elektro) merupakan alat yang selalu hadir dan dibutuhkan dokter bedah dalam tindakan operasi yang dilakukannya. Penggunaan bedah- elektro selama operasi itu hampir sama dengan pemakaian sarung tangan. Ada bermacam- macam sumber energi dan cara menggunakan bedah-elektro. Arus frekuensi radio khususnya digunakan oleh dokter bedah untuk memotong tisu atau memperoleh hemostasis (penghentian perdarahan). Bedah-elektro adalah alat yang aman dan efisien baik untuk operasi yang bersifat invasif maupun yang bersifat invasif minimal (Minimally Invasive Surgical — MIS). Tulisan ini mejelaskan pembuatan rangkaian Elektro Surgical Unit (ESU - Unit Bedah- Elektro) yang menggunakan arus RF listik pada tisu biologis. Generator bedah-elektro memasok sumber arus listrk yang memindahkan energi (elektron) ke tisu. Dalam bedah elektro, rus listrik diterapkan langsung pada tisu dan pasien merupakan bagian dari rangkaian listrik. Sumber bedah-elektro dapat dengan cepat diidentifkasi di kamar bedah dari elektrode tanah yang dipasang pada pasien. ESU beroperasi pada mode monopolar dengan ‘menggunakan elektroda aktif dan mode bipolar dengan menggunakan elektroda bipolar seperti gunting bedah (forceps). Pengujian dan dan pengukuran pada alat ini menggunakan beberapa jenis alat ukur yaitu: Oscilloscope, Frequency counter dan Power Meter. Hasil pengukuran menunjukkan ‘bahwa perubahan intensitas dapat mengendalikan perubahan frekuensi dan daya keluaran ‘system, yang mengakibatkan perbedaan efek pembedahan. Kata kunci: Electro Surgical Unit, Sistem Elektronika 1. PENDAHULUAN Unit (ESU). ESU yang dirancang menggunakan prinsip-prinsip sederhana Perkembangan teknologi elektronika untuk menghasilkan frekuensi dan daya tertentu untuk dapat menghasilkan efek pembedahan. Frekuensi dan daya yang dihasilkan dapat dikendalikan dengan pengaturan intensitas melalui variasi harga Tesistor. Beberapa jenis pembedahan akan diyjicobakan. Tulisan ini akan didahului dengan pembahasan sederhana mengenai unit bedah-elektro ada. Setelah itu, beberapa kompkonen akan dibahas secara global. Bagian berikutnya _menjelaskan mengenai_perancangan alt dan cara kerjanya. Setelah beberapa pengujian dan pengukuran, tulisan ini akan ditutup dengan kesimpulan, berpengaruh terhadap —_perkembangan teknologi _peralatan kesehatan secara signifikan, yang tentu saja_bermanfaat luntuk menunjang penyembuhan pasien bak untuk diagnosa maupun terapi suaty Penyakit. Perkembangan ini menjadikan peralatan kesehatan yang ada di institusi Kesehatan menjadi beragam dari berteknologi sederhana sempai yang berteknologi tinggi Sementara itu, _kelersediaan peralatan penunjang di institusi kesehatan tentu sangat dibutuhkan untuk efektifitas Penyembuhan. Salah satu kendala yang dihadapi adalah keterbatasan dana untuk menambah kelengkapan fasilitas peralatan Kesehatan. Untuk itulah perlu dilakukan Suatu usaha guna _mengatasi_masalah tersebut. Oleh karena, tulisan ini menawarkan proses perancangan salah satu alat Kesehatan yaitu Electro Surgical 2. DASARTEORI 24. Teori Bedah-Elektro BUKU INL MILIK UPT, PERPUSTAKAAN 7 ELECTRO SURGICAL UNIT SEBAGAI ALAT BANTU BEDAH (Andi Aciansyah, et al) Rangkaian listrik suatu unit bedah- elektro terdiri tas generator listrik, elektrode aktif (alat yang dipegang) pasien dan elektrode balik pasien yang kadang- kadang disebut elektrode pasif atau elektrode tanah (bantalan atau pelat pasien). Elektron atau muatan_ listik ‘merambat dari generator melalui elektrode aktif, mengalir melalui pasien dan kembali ke generator lewat elektrode tanah pasien. Dengan demikikan akan terbentuklah Fangkaian listrik lengkap. Prinsip_ ini diperiihatkan pada Gambar 1. eye St ‘Gambar 1. Prinsip Pembedahan Pada tik di mana arus listik ‘merambat melalui elektrode aktif, energi listik diubah menjadi energl panas yang menghasikan panas berenergi tinggi. Panas ini menyebabkan disintegrasi sel-sel fisu, yang mungkin terihat sebagai pengeringan (kerusakan), atau hemostasis. tisu. Efek pada tisutergantung pada fendahnya tegangan (amperage) arus listric,, besar kecilnya ujung elektrode aktif dan pada _waktu generator dihidupkan. Pokok yang terakhir tetapi sangat penting Untuk dipertimbangkan ialah kaidah listrik yang mutiak, yaitu ‘arus listrik selaly ™mengambi jalan yang paling sedikit istansinya’. Selama bedah-elektro, jika keadaan menentukan, tangan ahli bedah ‘tau pembantu yang sedang bekerja ‘Mmungkin merupakan jalan terbaik. Bedah "Elektro memantaatkan Penggunaan arus frekeunsi radio (RF) istrik ‘pada tisu biologis. Generator bedah elektro memasok sumber arus listrik yang ‘memindahkan energi (elektron) ke. tisu, Dalam bedah-elektro, arus listrik diterapkan Jangsung pada tisu dan’ pasien merupakan bagian dari rangkaian listrik. Ada cam sumber energi dan cara menggunakan bedah elektro... Arus frekuensi radio khususnya digunakan oleh dokter bedah untuk memotong tisu atau memperoleh hemostasis (penghention Perdarahan). ‘Selama_bedah-elektro, kulit ahi bedah yang metakukan operasi berkeringat dan bersifat sebagai konduktor. Kulit ini beserta hemostat Jogam yang diterapkan Pada pembuluh darah misainya dianggap sebagai kapasitor (dua konduktor) yang dipisahkan oleh isolator, yaitu barier sarung tangan. Jika arus bolak-balik dializkan dent elektrode aklif pada hemostat, arus ini ‘menimbulkan muatan listrix pada konduktor yang lain. Makin tipis selaput sarung tangan, makin kuat anus melanda dari satu konduktor (hemostat) ke konduktor yang tain (tangan ahli bedah), ‘oan Panini rs Compt ‘Gambar 2. Pemakaian sarung tangan 2.2. Toeri Komponen Ada beberapa komponen utama yang digunakan dalam perancangan alat bedah- ‘elektro ini, yaitu: IC LM311P dan IC CNY17, IC LM 311 P merupakan single high ‘speed voltage comparator yang didesain untuk beroperasi pada tegangan catu dengan rentang yang lebin lebar: dari Standard + 15 V catu op amp turun ke catu 5 V yang digunakan untuk IC logika, Out putnya sesuai diketahui sebagai rangkaian MOS. Lebih jauh IC ini dapat mengaktifkan fampu atau relay dengan RTL, DTL dan ‘switching tegangan sampai 50 V dengan anus 50 A. Input dan out put LM 311 dapat terisolasi dari sistim ground, dan out putnya Gambar 3. IC LM 311P. Sedangkan IC CNY17 merupakan Phototransistor 3. Komponen ini {erdii dari Gallium Arsenide IRED berpasangan dengan transistor NPN. JURNAL SINERGI (Volume 14 Nornor2 Apr 2010) ISSN: 1410-2331, Optocoupler dapat berupa IC 6 atau 8 pin tetapi esensinya merupakan kombinasi dari dua alat, yaltu. sebuah transmitter optikal berupa suaty LED Gallium Arsenide dan sebuah receiver —optkal_—_ seperti phototransistor atau light trigger Diac. Keduanya dipisahkan oleh transparent ‘barrier yang akan mencegah aliran arus listrik antara keduanya, tetapi melewatkan pancaran cahaya. Optocoupler utamanya sebagai alat digital atau _ switching, karenanya merupakan yang terbaik untuk mentransfer disamping on-off sinyal kontrol atau data digital. Sinyal analog yang dapat ditransfer dapat berupa frekuensi atau modulasi lebar pulsa. Qa =o sie ‘Gambar 4. IC CNY 17 3. PERANCANGAN ALAT Bagian bagian utama dari alat ini ‘adalah Power Supply, Regulator 80 volt dan 24 volt, Power Monitor serta Generator RF. Biok diagram rangkaian diperiinatkan pada Gambar 5. Bagian bagian tersebut diatas terbagi menjadi 2 buah PCB utama dan sebuah PCB tambahan, yang disusun menggunakan system Slot agar lebih mempermudah "pembuatan”serta pengetesan dan pengukurannya, P/s| 11] ‘Gambar 5. Blok Diagram Rangkaian ESU Tegangan 220 V AC dihubungkan ke transformator penurun tegangan sehingga didapatkan tegangan 60 V AC. Trafo daya ‘sebesar 60X4 VA dengan tegangan 60 V AC akan diteruskan ke Bridge Diode (Rectifier) VS 247 untuk disearahkan menjadi tegangan DC. —Kemudian dilanjutkan dengan proses _pemapisan ditakukan oleh” condensator sehingga didapatkan teganan DC yang lebihbaik. Daya ini diteruskan ke rangkaian feguiator 80 Volt yang menggunakan Thyristor S4010L. Selanjutnya Thyristor akan mendapat pulsa switching berupa sinyal gigi gergaji_ yang bervariasi frekuensinya. Variasi frekuensi ini sesuai dengan Perubahan intensitas otensiometer, sebagaimana dillustrasikan Pada Gambar 6. Proses _tersebut dikendalikan dengan memberikan pulsa kendali melalui perubahan intensitas R, sehingga didapat penaturan daya melalui (ria. Pengaturan daya ini akan menghasilkan tegangan dengan variasi antara 35 Volt ~ 75 Volt yang akan diumpan kkerangkalan berikut yaitu RF Generator. * Gambar 6. Rangkaian pengatur frekuensi Tegangan supply yang telah teregulasi antara 35 ~ 75 Volt digunakan untuk ‘mengaktifkan rangkaian Power Transistor ‘menggunakan multvibrator common anoda sampai dengan 75 Watt. Gambar 7 melukiskan beberapa bentuk —gelombangiwaveform yang dalam alat Electrosurgical. Diantaranya__bentuk gelombang Cutting, Blond, dan Coag. Pada Bipolar Electrosurgical bentuk yang paling sesuai adalah Coag Karena gelombang di modulasikan dengan keluaran sebesar ‘800V hingga 1200V. 19 4 ANALISA DATA Untuk mengetahui performa dari alat yang telah dirancang, telah dilakukan beberapa pengukuran’ dan pengujian, Pengukuran ditakukan untuk mengetahui Pengaruh intensitas daya dengan frekuensi yang dinasikan untuk beberapa jenis pembedahan.Pengukuran ini menggunakan beberapa alat ukur, seperti: Oscilloscope, Frequency counter dan Power Meter, Obyek yang digunakan dalam pengukuran adalah Sekerat daging dan sepotong sabun yang basah. Secara fisik, obyek tersebut ‘akan mengeluarkan panas, asap dan percikan ketika bersentuhan antara pinset (bipolar) atau handpiece dengan. obyek ‘Serta patient neutral (monopolar) Alat ESU yang ditelah dirancang dan proses Pengukuran dipertinatkan pada Gambar 8 dan Gambar 9, Gambar 8. Electro Sugical Unit tampak ‘depan Gambar 10. Pengujian Alat. Hasil pengukuran terhadap intensitas yang bervariasi dan pengaruhnya terhadap frekuensi ditampilkan pada Tabel 1 dan diplot pada Gambar 10. Sedangkan pengukuran terhadap intensitas yang bervariasi dan pengaruhnya _terhadap energi ditampiikan pada Tabel 2 dan diplot pada Gambar 11. Pengukuran diatas dilakukan terhadap jenis pembedahan yang berbeda, yaltu: “cutting, “ coaging, dan bipolar, Tabel 1. Pengukuran Frekuensi Berbanding Intensitas i A 668.0 | 5525 | 4720 669.0 | 5500 | a7i7 6742 | 5540 | a7a7 JURNAL SINERGI (Volume 14 Nomer2 Api 2010) ISSN: 1410-2931 regu stEEEERTEEE erat Gambar 11. Intensitas Berbanding Frekuensi Dari Tabel 1 da Gambar 11. diketahui bahwa —pengaturan intensitas akan mempengaruhi perubahan frekuensi pada Outputnya. Jika intensitas semakin besar maka frekuensi yang yang dihasikkan kecenderungannya semakin mengecil. Dari grafik terlihat bahwa perubahan pengaturan intensitas terhadap frekuensi tidak linier. ‘Tabel 2. Pengukuran Energi Berbanding Intensitas intensity [Resistance | Fegan [Recare=] 3500hm | 350 0hm Energi Cut (Watt) 13 14 15 16 a7 38 as a2 T4T Bl ©] @ ~) a a) a! 6) 9) 4) oI 012345678910 Intensity Gambar 12, Grafik intensitas Berbanding Energi ‘Sedangkan pada Tabel 2 dan Gambar 12 diketahui bahwa pengaturan intensitas akan uhi_ perubahan i pada eutpinya. Semakin bosariferstoe fang

You might also like