You are on page 1of 7

NEW REVIVALISME ISLAM

Murkilim
Dosen IAIN Bengkulu
Jln Raden Fatah Pagar Dewa Bengkulu
Email: murkilim@iainbengkulu.ac.id

Abstract : New Islamic revivalism is a contemporary Islamic thought movement that seeks to cleanse and restore the
understanding and practice of Islamic teachings to pure Islam. New Revivalism arises because of the internal prob-
lems of Muslims and External and Western modem influences. New Revivalism in Pakistan emerged under the main
character of Abul ‘A’la Al-Mawdudi with the idea that the life of Muslims should be governed by Islamic teachings in an
Islamic state, which takes the form of “theo democracy”. For the realization of such a state, a gradual Islamic revolution
should be undertaken, by first doing the Islamization of society. Hasan Al Bana with Kaffahnya Islamic concept through
lkhwanu Muslimin trying to make it happen by utilizing all available potential, either individually or institutionally, so
that Islam becomes a comprehensive, universal ldiology based on the original source; Al-qur’an and Sunnah. The Mus-
lim Brotherhood movement became radicalized in the hands of Sayyid Qutub, so ready to conduct jihad fisabilillah. In
Indonesia also found the movement of Revivalism both in the form of premodernist and postmodernist among others
is padri movement, Muhammadiyah, The United of Islam, and in the form of more now among others is Jamaat Islam
and Darul Arkam.
Keywords: revivalism, Islam

Abstrak: New revivalisme Islam adalah gerakan pemikiran Islam Kontemporer yang berusaha membersihkan dan
mengembalikan pemahaman dan pengamalan ajaran Islam kepada Islam murni. New Revivalisme muncul disebabkan
oleh permasalahan-permasalahan internal umat Islam dan Ekstemal dan pengaruh barat modem. New Revivalisme di
Pakistan muncul dibawah bumbingan tokoh utamanya yaitu Abul ‘A’la Al Maududi dengan pendapat bahwa kehidupan
umat Islam haruslah diatur berdasarkan ajaran Islam dalam suatu negara Islam, yang berbentuk “theo demokrasi”.
Untuk terwujudnya negara yang demikian, perlu dilakukan revolusi Islam secara gradual, dengan terlebih dahulu
melakukan Islamisasi masyarakat. Hasan Al Bana dengan konsep Islam Kaffahnya melalui lkhwanu Muslimin beru-
saha mewujudkannya dengan mendaya gunakan semua potensi yang ada, baik secara individu maupun secara kelem-
bagaan, sehingga Islam menjadi ldiologi yang konfrehensif, universal berdasarkan sumber aslinya; Al-qur’an dan Sun-
nah. Gerakan lkhwanu Muslimin menjadi radikal ditangan Sayyid Qutub, sehingga siap melakukan jihad fisabilillah. Di
Indonesia juga ditemukan gerakan Revivalisme baik dalam bentuknya pramodernis maupun pascamodernis antara
lain adalah gerakan padri, Muhammadiyah, Persatuan Islam, dan dalam bentuk yang lebih kini antara lain adalah
Islam Jamaah dan Darul Arkam.
Kata kunci: revivalisme, Islam

Pendahuluan yang terjadi ada kalanya bersifat positif dan juga ada
Keberadaan revivalisme dalam Islam adalah yang bersifat negatif. Contohnya adalah Islam di
sebuah tuntutan dari sejarah panjang perjalanan Indonesia, yang dalam proses masuk dan berkem-
Islam, yang telah malang melintang melewati batas bangnya berjalan secara damai, sehingga banyak
geografis dan lintas budaya masyarakat Islam di se- ditemukan pengaruh budaya masyarakat sebelum
antero jagad raya ini, dan telah mengalami pasang Islam datang. Diantaranya adalah tradisi membakar
naik dan pasang surutnya. kemenyan pada waktu akan berdo’a, acara menujuh
Terjadinya saling mempengaruhi antara Is- hari dalam acara kematian, mengadakan saji-sajian
lam dengan budaya masyarakat yang dimasukinya dan sebagainya yang terdapat dalam masyarakat.
adalah suatu keniscayaan. Dalam hal ini, pengaruh Dan ini telah mengundang perdebatan panjang

164 Vol. X, No. 2, Desember 2017


Murkili m| New Revivalisme Islam 165

dalam masyarakat yang nota bene melakukan pe- Revivalisme pasca modernis menurut Azra
mikiran yang ingin mengembalikan kepada “Islam dapat disebut revivalisme kontemporer (Neo Re-
yang murni”. vivalisme). Jadi neo revivalisme adalah gerakan
Hal yang sama juga terjadi ketika Islam ber- pemikiran Islam kontemporer yang berusaha
sentuhan dengan peradaban barat modem baik mengembalikan pemahaman dan pengamalan Is-
dari segi sosial budaya, politik, ekonomi dan lain- lam secara murni baik dalam bemtuk wacana mau-
nya. Kondisi dan situasi yang demikian telah pula pun dalam bentuk praktek.
mendorong munculnya pemikiran-pemikiran yang
ingin menempatkan Islam dalam bentuknya yang Latar Belakang dan Ciri-Ciri Revivalisme
murni. Pemikiran-pemikiran itu tidak hanya eksis Keberadaan neo revivalisme adalah merupa-
dalam bentuk sebuah wacana, tetapi telah menca- kan kelanjutan dari revivalisme pra modernisme,
pai bentuk praktek. Gerakan pemikiran yang beru- sekalipun permasalahannya tidak persis sama, re-
paya mengembalikan Islam kedalam bentuknya vivalisme pra modernisme muncul murni masalah
yang semula, sebagaimana yang terjadi pada masa internal umat Islam. Sementara kemunculan neo
Rasullullah SAW dan Khulaffahurrasyidin, yang revivalisme Islam secara sosiologis bahkan jauh
dikenal dengan istilah revivalisme. Dalam maka- lebih komplek dibandingkan revivalisme pra mod-
lah ini akan dibahas gerakan revivalisme ini dalam ernisme. Selain disebabkan faktor internal umat
bentuk kekinian (kontemporer) dengan judul “Neo- muslimin sendiri, juga faktor ekstemal, persisnya
Revivalisme Islam “. tantangan Barat ( Az.ra 1999: 47 ).
Gerakan revivalisme dapat diidentifikasi mela-
Pembahasan lui ciri umum yang dimiliki oleh kedua tipologi re-
Dari sudut bahasa revivalisme berasal dari reviv- vivalisme yaitu, revivalisme pra modernisme dan
al yang berarti “penghidupkan kembali dan kebang- pasca modernisme. Ciri umum pertama bahwa
kitan kembali (Peter Salim, 1996: 1655). Peletakan gerakan-gerakan revivalisme menyerukan kembali
kata •neo” (baru) kepada “revivalis” (“kebangkitan kepada Islam yang “mumi” - yang “orisinal”. Kedua,
kembali”) mengisyaratkan bahwa revivalisme kon- gerakan revivalisme pada umumnya menghimbau
temporer mempunyai kontinuitas dengan revival- penerapan dan pengembangan Ijtihad khususnya
isme dimasa lampau (Azra, 1999:46). dalam masalah-masalah yang berkaitan dengan
Fazlur Rachman (1919-1998) seorang pemikir Is- hukum dan menolak taqlid.
lam kontemporer, ketika mempetakan perkemban- Selain memiliki kedua ciri umum tersebut di
gan pemikiran pembaharuan dalam Islam membagi atas gerakan gerakan revivalisme juga memiliki
kepada beberapa bentuk tipologi: pertama, revivalis dua karakter. Pertama, keharusan melakukan “hi-
pramodernis, muncul •pada abad ke-18 dan 19 di jrah” dari wilayah yang didominasi tidak hanya
Arabia, India dan Pakistan. Kedua, modernis klasik oleh orang-orang kafir dan musyrik, tetapi juga oleh
yang muncul pada pertengahan abad ke-19 dan muslim lain yang tidak sejalan dengan pandangan
awal abad ke-20 di bawah pengaruh ide ide barat. gerakan revivalisme bersangkutan . Kedua, diantara
Ketiga, revivalisme pasca modernis, yang kemuncu- gerakan revivalisme mempunyai kepercayaan yang
lannya merupakan reaksi dari gerakan sebelumnya. kuat kepada kepemimpinan tunggal, apakah dalam
Keempat, neo modernis (Amir, 1999: 15-16). bentuk amir atau imam.
Spektrum gerakan revivalisme Islam sangat luas,
mencakup gerakan-gerakan yang sekedar antusi- Neo Revivalisme dalam Wacana dan Praktek
asme keIslaman sampai kepada fundamental isme Gerakan-gerakan pemikiran yang kontemporer yang
yang bisa berujung pada militanisme dan radika- berusaha untuk mengembalikan pemahaman dan
lisme. Lebih tegas lagi, revivalisme dapat menge- pengamalan I Islam sebagaimana dicontohkan oleh
jawantahkan diri secara sederhana dalam bentuk rasulullah dan kaum salaf yang dikenal dengan neo
intensifikasi penghayatan dan pengamalan Islam revivalisme. Di antara tokoh-tokohnya adalah;
yang sering bersifat individual dan pembentukan Abul A’la Al Maududi di Pakistan dengan Jama’at
kelompok atau gerakan terkoordinasi yang bertu- Al lslamnya, di Mesir Hasan Al Banna, Sayyid Qut-
juan membangkitkan kembali Islam dengan cara- up dengan lkhwanul Muslimin dan di Indonesia
cara damai, sampai kepada gerakan fundamental antara lain dikenal Ahmad Dahlan dengan Muham-
isme yang ingin membangun sistem sosial budaya, madiyah dan Ahmad Hasan dengan Persis.
politik dan ekonomi yang mereka pandang lebih Sebagaimana telah diungkapkan pada pemba-
lslami (Azra, 1999:47). hasan terdahulu bahwa kemunculan revivalisme
Murkili m| New Revivalisme Islam 166

kontemporer dilatar belakangi oleh kondisi inter- punyai ciri-ciri khas yang membedakannya dari
nal umat Islam dan sekaligus juga faktor eksternal sistem negara lainnya ialah : 1. Kekuasaan perun-
berupa pengaruh dunia barat. lnteraksi, penetrasi dang-undangan llahi. 2. Keadilan antara manusia.
dan akhimya penjajahan barat atas hampir seluruh 3. Persamaan antara kaum muslimin. 4. Tanggung
wilayah muslim dalam masa modem tidak hanya jawab pemerintah. 5. Permusyawaratan. 6. Ketaatan
mengakibatkan disintegrasi politik muslim, tetapi dalam kebajikan. 7. Berusaha mencari kekuasaan
juga menimbulkan pergumulan yang cukup intens untuk diri sendiri adalah terlarang. 8. Tujuan adan-
dikalangan kaum muslimin sendiri (Azra 1996: 114). ya negara. 9. Amr bil- makruf nahyu anil- mungkar
Kekuatan dan kekuasaan barat dalam lapangan ke- (Maududi 1998: 93- 106).
hidupan telah mendorong lahimya usaha-usaha Negara dengan ciri-ciri tersebut di atas disebut
pembaharuan dikalangan pemikir Muslim. oleh Maududi dengan “Theo-Demokrasi”. Dengan
Hancurnya gerakan Kilafah pada tahun 1924, konsep the demokrasi ia berpendapat bahwa han-
telah memberikan pengaruh yang besar terhadap ya Tuhan lah yang berdaulat, dan manusia adalah
Maududi. Dia menolak faham nasionalisme yang sebagai khalifah. Dengan demikian dia menolak
dalam pandangannya telah menyesatkan muslim negara demokrasi, dimana kekuasaan tertinggi be-
Turki dan Mesir dan menghancurkan kesatuan rada ditangan rakyat. Untuk mempraktekkan kon-
muslim dengan cara menolak imperium Usmaniah sep-konsepnya Maududi membangun suatu partai
dan Khilafah Muslim. Demikian juga pandangan- yang diberinya nama Jama’at Al- lslami. Maududi
nya terhadap Nasionalisme India yang sempit, yang menolak mengakomodasi Partai Kongres, karena
tak lebih hanya untuk kepentingan Hindu. Konsek- ia percaya bahwa partai kongres adalah sekular dan
wensi dari pandangan ini, membawa dia keluar dari secara implisit memberikan janji untuk menclirikan
Jama’at (masyarakat ulama India). pemerintahan Hindu, yang berarti akhir Islam di
Keluamya Maududi dari Jami’at telah memberi India. Maududi juga, jika bukan lebih, menentang
peluang baginya untuk mengembangka:i konsep- Liga Muslim yang menurutnya merupakan entitas
nya sebagai jawaban terhadap nasionalisme. Oia sekularis yang sepenuhnya tak mampu menjawab
menganjurkan aksi lslami, bukannya nasionalis, hal-hal penting bagi tanah air Muslim. (Rahmena
dalam menentang imperialisme, karena aksi seperti 1996: 115).
ini akan melindungi kepentingan Muslim dan seka- Menyadari kenyataan yang demikian, untuk
ligus memberikan tempat bagi wacana kebangkitan. mengimplementasikan konsep dan visi idiologinya
(Rahmena 1996: 105). Maududi mendirikan suatu partai Jama’at Al-lslami,
Bagi Maududi pergulatan antara Islam dan didukung oleh dua orang ulama muda yang mem-
kekhufuran berpuncak pada revolusi Islam dan punyai popularitas tinggi yaitu Maulana Sayyid
berdirinya negara Islam. Dalam kerangka pe- Abul Hassan Ali Nadawi dan Muhammad Mansyur
mikiran berdirinya negara Islam, berdirinya negara Nu’mani. Partai ini dideklarasikan di Lahore tahun
Islam itu haruslah berdasarkan kehendak umat, 1941 yang dihadiri oleh 70 orang, Maududi sebagai
untuk itu umat harus diperkenalkan kepada Islam Amir (Presiden) Jama’at selama 31 tahun (1941-
yang mumi. Kaum muslimin akan menghendaki 1972).
negara Islam, kalau mengetahui ajaran Islam sejati Semenjak dari awal melalui partai Jama’at Al-
dan keefektifan negara Islam. Berdirinya negara Is- lslami Maududi telah mengarahkan kaum muslimin
lam adalah puncak dakwah yang sukses. (Rahmena untuk memulai revolusi Islam, untuk membentuk
1996: 110). masyarakat dan politik yang sesuai dengan ajaran
Negara akan berhasil dengan baik apabila Islam sebagaimana yang telah diinterpretasikan
mendapatkan legetimasi dan dukungan yang utuh dalam wacana Negara Islam oleh Maududi. Dian-
dari masyarakat. Karenanya sebelum mendirikan tara tujuan jangka pendek Jama’at adalah menjaga
negara Islam terlebih dahulu harus dilakukan Isla- kepentingan Islam di medan politik dan meinbend-
misasi terhadap masyarakat. lslamisasi negara tan- ung kekuatan sekuler supaya tidak melakukan kon-
pa Islamisasi masyarakat akan melahirkan negara sulidasi kekuasaan.
yang otokrasi, memaksakan kehendaknya kepada Semenjak terpisahnya India, dan Pakistan menjadi
masyarakat yang belum siap dan keberatan. Kar- negara baru, partai Jama’at al-lslami mendapat pelu-
ena alasan inilah Maududi banyak menekankan ang untuk menerapkan program politiknya. Maududi
pendidikan dan memandang reolusi Islam sebagai dengan jema’at lslamnya telah malang melintang da-
upaya gradual (Rahmena 1996: 111). lam dunia politik Pakistan yang dalam romantikanya
Negara Islam dalam konsep Maududi mem- membuat ia keluar masuk penjara. Gerakan-gerakan
Murkili m| New Revivalisme Islam 167

yang dilakukan Maududi pada dasamya adalah ba- kafir itu adalah orang yang terang-terangan menya-
gaimana Islam eksis dalam bentuknya yang mumi da- takan murtad, mengingkari keyakinan dan praktek
lam segala sisi dan dimensinya. yang lazim dikenal sebagai bagian dari Islam dan
Organisasi lkhwan Nur Muslimin yang didi- sengaja mendistorsi arti Al-Qur’an. (Rahmena,
rikan oleh Hasan Al Banna (1906-1949) pada ta- 1996:136).
hun 1928 adalah merupakan gerakan yang paling Pada intinya Al-Banna merumuskan ideologi
berpengaruh yang mengarahkan kembali Muslim lkhwan Al-Muslimin yang menekankan kemampuan
ketatanan Islam yang mumi. Organisasi ini lahir Islam sebagai ideologi yang total dan komprehensif.
ditengah-tengah kehidupan kaum muslimin yang Program lkhwan Al-Muslimin kemudian didasarkan
parsialis dan maaing-masing merasakan merekalah pada tiga pandangan dasar : Perlama, Islam adalah
yang benar. Dalam masalah politik secara umum sistem komprehensif yang mampu berkembang
berpaham nasionalis sekuler. Dominasi politik dan sendiri; ia merupakan jalan mutlak kehidupan da-
ekonomi Eropa disertai dengan dominasi budaya lam seluruh aspeknya; kedua, Islam memancar dari
terlihat pada kecenderungan elite Mesir untuk ber- dua sumber fundamental yakni Al-Qur’an dan Ha-
gaya hidup Barat dan unluk memungut gagasan dits; ketiga, Islam berlaku untuk segala waktu dan
Barat, meski dengan mengorbankan dan praktek tempat. Ada dua program lkhwan Al-Muslimin,
tradisional Islam. (Rahmena, 1996:128). Kenyataan Perlama, “lnternasionalisasi organisasi guna mem-
ini memberikan kesempatan dan memantapkan bebaskan seluruh wilayah Muslim dari kekuasaan
Hassan Al-Banna untuk mengembangkan konsep dan pengaruh asing. Kedua, membangun diwilayah
Islam Kaffah dan membangkitkan gerakan lkhwan Muslim yang telah dibebaskan itu pemerintahan
Nur-Muslimin. Sampai terjadinya revolusi Pales- Islam , yang mempraktekkan prinsip-prinsip Islam
tina, lkhwan Al-Muslimin tidak lebih dari sebuah menerapkan sistem sosialnya secara menyeluruh
organisasi “gurem” dan pendirinya Hasan Al- (Azra, 1996:119).
Banna tidak lebih dari seorang Mubaligh yang Gerakan lkhwan Al-Muslimin berusaha
sibuk den- gan masalah-masalah moral ketimbang melakukan Islamisasi masyarakat melalui berbagai
politik. pendekatan, individu, kelompok dan kelembagaan.
Revolusi Palestina memberikan kesempatan Al-Banna selalu menekankan bahwa semangat ak-
emas bagi lkhwan Al-Muslimin untuk tampil ke tivisme di semua bidang kehidupan mutlak panting.
pentas politik Arab. lkhwan Nur-Muslimin men- Untuk mewujudkan visi lslamnya yang merupakan
gorganisasi besar-besaran memprotes lnggris dan kerangka menyeluruh bagi aksi individu dan kelom-
perwakilan perwakilannya di Timur Tengah. Pe- pok dalam sebuah essay yang terbit 1934 Al-Banna
mogokan umum bangsa Arab pada 1936-1939 men- melukiskan aktivitas lkhwan Al-Muslimin di berba-
transformasi lkhwan Al-Musl imin dari sekedar or- gai bagian Mesir, seperti mendirikan sekolah untuk
ganisasi pemuda menjadi organisasi politik (1939) anak laki-laki, anak perempuan, dan pekerja: mem-
(Azra,1996:116). bangun Masjid dan pabrik tekstil; membentuk klub
Al-Banna percaya kelemahan dan kerentanan amal untuk membantu fakir miskin; berbicara dike-
muslimin terhadap dominasi Eropa disebabkan dai kopi, tempat umum, pesta dan ditempat jaga.
oleh penyimpangan kaum muslimin dari Islam se- (Rahmena 1996;149).
jati. Untuk membangkitkan Mesir, kaum muslimin Al-Banna berusaha memanfaatkan berbagai
harus bertekad unluk kembali memahami dan potensi yang ada secara maksimal untuk mencapai
hidup menurut Islam seperti yang di tegaskan da- Islam yang Kaffah, tidak ada yang menghentikan
lam Al-Qur’an dan Sunnah, dan dicontohkan gen- aktivitas Al-Banna sehingga dia dibunuh oleh agen
erasi-generasi pertama Muslim (Salaf ). agen pemerintah Mesir pada 12 Februari 1949 (Azra,
Konsepsi Islam sejatinya Al-Banna menuntut 1996:117).
disucikannya keyakinan dan praktek keagamaan Sepeninggal Al-Banna, kedudukan tokoh sen-
yang ada. Kaum muslimin dalam beribadah, har- tral lkhwan Al Muslimin dipegang oleh Sayyid Qu-
uslah berdasarkan pada kitab suci, dan jangan lagi tub (1906-1966), yang pada masa kepemimpinan-
mempercayai kemujaraban ajimat, jampi-jampi, nya gerakan ini terkesan fundamental isme dalam
mantra, dan ramalan. Secara umum, kaum muslim- mentransformasi kepercayaan ideologi, sehingga
in harus memerangi bid’ah dalam praklek agama. gerakan siap untuk mengangkat senjata. Hal ini
Siapapun bisa disebut Muslim, kalau dia mengakui terlihat pada pandangan-pandangannya yang fun-
percaya kepada Allah dan kenabian Muhammad, damental, seperti konsep Jahilliyah Modem” yang
berbuat sesuai dengan kepercayaannya itu dan ditransfer dari konsep Abul A’la Al-Maududi dan
menunaikan kewajiban agama. Bahwa yang disebut
Murkili m| New Revivalisme Islam 168

menemukan format yang sempuma pada muridnya hampir sejenis dengan gerakan Wahabi. Dan yang
Abu Al-Hasan Ali Al-Nadwi (Azra, 1996: 118-120). tidak kalah pentingnya yang telah mendorong la-
Konsep Jahilliyah modem ini bagi Sayyid Qutub himya persatuan Islam adalah kondisi umat yang
tidak hanya sebatas persoalan hukum, tetapi lebih dalam pandangan mereka, telah mengalami ke-
luas dari itu termasuk juga aspek politik dan pada munduran. Kemunduran umat Islam disebabkan
hakekatnya ia menolak secara total modernisme masuknya paham paham yang tidak berpangkal
yang dianggap kriteria buatan dari manusia. Seiring pada Al-qur’an dan As Sunnah, sikap taqlid, mengi-
dengan itu dimunculkannya sikap hifrah dan taq- kuti imam dan Mazhab dengan membuta. Dalam
fir, yaitu konsep aksi untuk memisahkan diri dari rangka mencapai tujuan yang telah dicita-citakan
masyarakat umum untuk membentuk komunitas Persis mengadakan kelompok kajian Islam, diantara
muslim tersendiri (Azra, 2001:50-53) . pesertanya adalah Muhammad Natsir, Fakhrudin Al
Setelah dianalisa beberapa uraian diatas terlihat Khairi, Ruspandi, Caya dll. Pada tahun 1930 Persis
adanya pergeseran paradigma dari kepemimpinan mendirikan Pendidikan Islam, sekolah itu dipimpin
Hasan Al-Banna kepada Sayyid Qutub. Pergeseran oleh Muhammad Nalsir. Pada tahun 1932 mendiri-
tersebut lebih mengarah kepada fundamental isme kan Kweeks School di Bandung. Pada bulan Maret
yang terkadang radikalisme, seperti yang terlihat 1936 didirikan pesantren Persatuan Islam di Band-
pada perkembangan selanjutnya dari lkhwan Al- ung. Pada Februari 1941 dibuka pesantren putri di
Muslimin yang terbagi dua, yaitu kubu moderat dan Bangil. Persis telah pula menerbitkan beberapa
kubu revolusioner. majalah : Majalah Pembela Islam, Oktober 1929, Al-
Di Indonesia juga ditemukan gerakan-gerakan Fatwa November 1931, Al-Lisan 27 Desember 1935,
revivalisme baik dalam bentuk pramodermis mau- Al Muslimin 1945 dan Aliran Islam 1948.
pun pascamordemis. Revivalis pramordemis con- Semua usaha yang dilakukan oleh Persatuan
tohnya gerakan Padri di Minangkabau pada awal Islam tersebut adalah dalam rangka upaya pember-
abad ke-19. Gerakan ini mengalami proses radika- sihan, pemahaman, dan penghayatan umat Islam
lisasi, khususnya setelah kembalinya 3 Haji (H. Mis- untuk dapat dikembalikan pada Islam yang mumi.
kin, H. Sumanik, dan H. Piobang) dari tanah suci. Dan juga dalam rangka mengembangkan semangat
Gerakan Padri pada intinya bertujuan melakukan ijtihad sehingga masyarakal (anggota Persatuan Is-
pemumian terhadap penghayatan dan pengamalan lam) dapat dibebaskan dari sikap taqlid buta.
Islam di Minang Kabau yang menurut pandangan Dalam perkembangan selanjutnya menurut
mereka tidak sesuai lagi dengan ajaran Islam yang Azra termasuk kedalam kelompok New Revival-
mumi. (Azra 1996: 49) isme adalah gerakan Islam Jemaah, yang kemudian
Muhammadiyah dengan tokoh utamanya Ah- berganti menjadi Lembaga Karyawan Islam (lem-
mad Dahlan, yang dalam gerakannya menentang kari). Dalam pandangan Islam Jamaah, pemaha-
taqlid dan mendorong untuk mengembangkan man Islam telah dikaburkan oleh penafsiran yang
ijtihad, dan berusaha membersihkan pemahaman berbelit-belit dari ulama. Upaya memahami Islam
dan pengamalan Islam dari tahyul, khurafat dan melalui kitab-kitab yang ditulis oleh ulama selain
bid’ah dalam kehidupan umat Islam Indonesia un- akan menghabiskan waktu belaka, juga hanya akan
tuk dikembalikan kepada ajaran Islam yang mumi, menimbulkan kekeliruan persepsi tentang Islam.
sebagaimana yang dilaksanakan Rasulullah dan Karena itu, umat Islam harus kembali langsung ke-
kaum salaf adalah termasuk kedalam gerakan new pada Al-Qur’an dan Al-Hadis.
revivalisme. Banyak gerakan New Revivalis (pascamodemis)
Persatuan Islam (Persis) yang didirikan di juga mempunyai kecendrungan yang kuat untuk
Bandung pada tanggal 12 September 1923 oleh kel- melakukan hijrah dan setidaknya secara tak resmi
ompok study Islam, yang dipimpin oleh Zam-zam melakukan tafsir terhadap mainstream Muslim.
dan Muhammad Yunus yang kemudian berkem- Conteh paling populer agaknya adalah gerakan Dar
bang dibawah pimpinan Ahmad Hasan juga dapat al Arkam yang mulanya muncul di Malaysia, tetapi
disebut New Revivalisme. Karena Persis berdiri ter- kini juga popular dikalangan tertentu muslimin In-
motivasi oleh pemikiran pembaharuan dari dunia donesia. Revivalisme gerakan Dar al Arkam tidak
Arab, Saudi Arabia dan Mesir mempunyai peranan hanya berupa pengambil alihan simbol-simbol la-
besar dalam memberikan inspirasi mendirikan hiriyah yang mereka pandang sebagai perwujudan
gerakan gerakan untuk kembali kepada Al-qur’an kembali ajaran “murni” Islam, seperti pakaian ala
dan Sunnah. Pengaruh itu lebih tampak pada per- Arab dan jenggot, tetapi juga pembentukan komu-
satuan Islam dengan radikalismenya yang hampir- nitas perkampungan terpisah. Komunitas ekslusif
Murkili m| New Revivalisme Islam 169

Dar al Arkam, lebih jauh lagi, tidak hanya berupa- siap melakukan jihad fisabilillah. Di Indonesia
ya membangun sistem sosial budaya keagamaan juga ditemukan gerakan Revivalisme baik dalam
“lebih lslami”, tapi juga berikhtiar menciptakan bentuknya pramodernis maupun pascamodernis
kehidupan ekonomi lslami, dengan menciptakan antara lain adalah gerakan padri, Muhammadi-
usaha-usaha ekonomi yang dalam batas tertentu yah, Persatuan Islam, dan dalam bentuk yang leb-
membuat mereka mandiri. Sejauh ini, Dar al Alkam ih kini antara lain adalah Islam Jamaah dan Darul
kelihatan menjauhkan diri dari orientasi dan isu- Arkam.
isu politik; dan dengan demikian gerakan hijrah
mereka tidak mengarah kepada radikalisasi politik. Daftar Pustaka
Singkatnya gerakan revivalisme mereka lebih ber- Azyumardi Azra. 1996. Pergolakkan Politik Islam. Ja-
orientasi kultural dan ekonomi ketimbang politik karta : Paramadina.
(Azra 2001: 49-54) --------------, 1999 Islam Reformis Dinamika ln-
telektual dan gerakan.Jakarta :PT. Raja Grafin-
Kesimpulan do Persada.
New revivalisme Islam adalah gerakan pe- Ali Rahmena. 1996 Para Perintis Zaman Baro Islam.
mikiran Islam Kontemporer yang berusaha mem- Diterjemahkan dari Peoneers of Islamic Reviv-
bersihkan dan mengembalikan pemahaman dan al. Bandung : Mizan.
pengamalan ajaran Islam kepada Islam murni. New Ahmad Aziz. 1999. New-Modermisme Islam di In-
Revivalisme muncul disebabkan oleh permasalah- donesia. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
an-permasalahan internal umat Islam dan Ekstemal Ar Rahman Zainudin. 2000. Petunjuk Jalan. Diterje-
dan pengaruh barat modem. mahkan dari Ma’alim Fitthorik. Jakarta :Media
New Revivalisme di Pakistan muncul dibawah Dakwah.
bumbingan tokoh utamanya yaitu Abul ‘A’la Al Asrarum Ni’am Shaleh. 2001. Gerakan Pengamalan
Maududi dengan pendapat bahwa kehidupan umat Islam Secara Kaffah. Diterjemahkan darl Nah-
Islam haruslah diatur berdasarkan ajaran Islam wa Wahdatin Fikhriah Lil Amelina Lil Islam.
dalam suatu negara Islam, yang berbentuk “theo Karya Yusuf Kardawi. Jakarta :Penebar Salam.
demokrasi”. Untuk terwujudnya negara yang de- Muhammad Al Bakhir. 19S8. Khilafah dan Kerajaan :
mikian, perlu dilakukan revolusi Islam secara grad- Evaluasi Kritis Alas
ual, dengan terlebih dahulu melakukan Islamisasi Sejarah Pemerintahan Islam. Diterjemahkan dari Al
masyarakat. Khilafah Waal Mulk karya Abu A’la Al Maududi.
Hasan Al Bana dengan konsep Islam Kaffahnya Bandung : Mizan.
melalui lkhwanu Muslimin berusaha mewujudkan- Syafikh A Mukni.1994. Hasan Bandung Pemikir Is-
nya dengan mendaya gunakan semua potensi yang lam Radikal. Surabaya: PT. Bina llmu.
ada, baik secara individu maupun secara kelem- M. Aunul Abied Shah. 2001 Islam Garcia Depan Mo-
bagaan, sehingga Islam menjadi ldiologi yang kon- saik Pemikiran Islam Timur Tengah. Bandung
frehensif, universal berdasarkan sumber aslinya; :Mizan.
Al-qur’an dan Sunnah. Gerakan lkhwanu Muslimin
menjadi radikal ditangan Sayyid Qutub, sehingga
Murkili m| New Revivalisme Islam 170

You might also like