You are on page 1of 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam suatu sistem yang kompleks tidak jarang di temukan berbagai


macam beban induktif dan kapasitif yang di gunakan untuk kelangsungan system
tersebut. Beban seperti trafo, motor induksi (AC), lampu TL yang meggunakan
ballast konvesional merupakan beban yang di dalamnya terdiri dari kumparan
inductor sehinggan cenderung bersifat induktif.

Kondensator atau sering disebut sebagai kapasitor adalah suatu alat yang
dapat menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan
ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator memiliki satuan
yang disebut Farad dari nama Michael Faraday. Kondensator juga dikenal sebagai
"kapasitor", namun kata "kondensator" masih dipakai hingga saat ini. Pertama
disebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari
bahasa Itali condensatore), berkenaan dengan kemampuan alat untuk menyimpan
suatu muatan listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya. Kebanyakan bahasa
dan negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris masih mengacu pada
perkataan bahasa Italia "condensatore", bahasa Perancis condensateur, Indonesia
dan Jerman Kondensator atau Spanyol Condensador.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah yang berjudul ”Mekanisme


Kapasitor dan Aplikasi Elektrostatistika adalah untuk memenuhi tugas Fisika
Dasar II.

1
1.3 Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam makalah ini adalah :


1. Bagaimanakah mekanisme kapasitor
2. Bagaimanakah aplikadi elektrostatiska

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam makalah ini adalah mencakup pengertian, sifat,


dan aplikasi Medan Magnet dan Muatan Listrik.

2
BAB II
TEORI DASAR

2.1 Pengertian Kapasitor

Kondensator atau sering disebut sebagai kapasitor adalah suatu alat yang
dapat menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan
ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator memiliki satuan
yang disebut Farad dari nama Michael Faraday. Kondensator juga dikenal sebagai
"kapasitor", namun kata "kondensator" masih dipakai hingga saat ini. Pertama
disebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari
bahasa Itali condensatore), berkenaan dengan kemampuan alat untuk menyimpan
suatu muatan listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya. Kebanyakan bahasa
dan negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris masih mengacu pada
perkataan bahasa Italia "condensatore", bahasa Perancis condensateur, Indonesia
dan Jerman Kondensator atau Spanyol Condensador.

• Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif
dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.

Lambang kondensator (mempunyai kutub) pada skema elektronika.

• Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih


rendah, tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya,
kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan
lainnya seperti tablet atau kancing baju.

Lambang kapasitor (tidak mempunyai kutub) pada skema


elektronika.

3
Namun kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap negara
tergantung pada masyarakat yang lebih sering menyebutkannya. Kini kebiasaan
orang tersebut hanya menyebutkan salah satu nama yang paling dominan
digunakan atau lebih sering didengar. Pada masa kini, kondensator sering disebut
kapasitor (capacitor) ataupun sebaliknya yang pada ilmu elektronika disingkat
dengan huruf (C).

Gambar 2.1 Macam-macam Kapasitor

Kapasitor (Kondensator) yang dalam rangkaian elektronika dilambangkan


dengan huruf “C” adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi/muatan listrik
di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal
dari muatan listrik. Kapasitor ditemukan oleh Michael Faraday (1791-1867).
Satuan kapasitor disebut Farad (F). Satu Farad = 9 x 1011 cm2 yang artinya luas
permukaan kepingan tersebut.

Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan
oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya
udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi
tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu
kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif
terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir

4
menuju ujung kutub negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke
ujung kutub positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif.
Muatan elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung
kakinya. Di alam bebas, phenomena kapasitor ini terjadi pada saat terkumpulnya
muatan-muatan positif dan negatif di awan.

2.1.1. Kapasitansi

Kapasitansi didefinisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk


dapat menampung muatan elektron. Coulombs pada abad 18 menghitung bahwa 1
coulomb = 6.25 x 1018 elektron. Kemudian Michael Faraday membuat postulat
bahwa sebuah kapasitor akan memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan
tegangan 1 volt dapat memuat muatan elektron sebanyak 1 coulombs. Dengan
rumus dapat ditulis :

Q = C V ........................................................................................(1)

Q = muatan elektron dalam C (coulombs)


C = nilai kapasitansi dalam F (farad)
V = besar tegangan dalam V (volt)
Dalam praktek pembuatan kapasitor, kapasitansi dihitung dengan
mengetahui luas area plat metal (A), jarak (t) antara kedua plat metal (tebal
dielektrik) dan konstanta (k) bahan dielektrik. Dengan rumus dapat di tulis
sebagai berikut :

C = (8.85 x 10-12) (k A/t) ............................................................(2)

5
Berikut adalah tabel contoh konstanta (k) dari beberapa bahan dielektrik yang
disederhanakan.

Untuk rangkaian elektronik praktis, satuan farad adalah sangat besar


sekali. Umumnya kapasitor yang ada di pasaran memiliki satuan : µF, nF dan pF.

1 Farad = 1.000.000 µF (mikro Farad)

1 µF = 1.000.000 pF (piko Farad)

1 µF = 1.000 nF (nano Farad)

1 nF = 1.000 pF (piko Farad)

1 pF = 1.000 µµF (mikro-mikro Farad)

1 µF = 10-6 F

1 nF = 10-9 F

1 pF = 10-12 F

Konversi satuan penting diketahui untuk memudahkan membaca besaran


sebuah kapasitor. Misalnya 0.047µF dapat juga dibaca sebagai 47nF, atau contoh
lain 0.1nF sama dengan 100pF.

6
Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu
positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.

Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih


rendah, tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan
berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau
kancing baju yang sering disebut kapasitor (capacitor).

2.1.2 Wujud dan Macam Kondensator

Berdasarkan kegunaannya kondensator di bagi menjadi :

1. Kondensator tetap (nilai kapasitasnya tetap tidak dapat diubah)

2. Kondensator elektrolit (Electrolit Condenser = Elco)

3. Kondensator variabel (nilai kapasitasnya dapat diubah-ubah)

Pada kapasitor yang berukuran besar, nilai kapasitansi umumnya ditulis


dengan angka yang jelas. Lengkap dengan nilai tegangan maksimum dan
polaritasnya. Misalnya pada kapasitor elco dengan jelas tertulis kapasitansinya
sebesar 100µF25v yang artinya kapasitor/ kondensator tersebut memiliki nilai
kapasitansi 100 µF dengan tegangan kerja maksimal yang diperbolehkan sebesar
25 volt.

7
Kapasitor yang ukuran fisiknya kecil biasanya hanya bertuliskan 2 (dua)
atau 3 (tiga) angka saja. Jika hanya ada dua angka, satuannya adalah pF (pico
farads). Sebagai contoh, kapasitor yang bertuliskan dua angka 47, maka
kapasitansi kapasitor tersebut adalah 47 pF. Jika ada 3 digit, angka pertama dan
kedua menunjukkan nilai nominal, sedangkan angka ke-3 adalah faktor pengali.
Faktor pengali sesuai dengan angka nominalnya, berturut-turut 1 = 10, 2 = 100, 3
= 1.000, 4 = 10.000, 5 = 100.000 dan seterusnya.

Contoh :

Untuk kapasitor polyester nilai kapasitansinya bisa diketahui


berdasarkan warna seperti pada resistor.

8
Contoh :

Seperti komponen lainnya, besar kapasitansi nominal ada toleransinya.


Pada tabel 2.3 diperlihatkan nilai toleransi dengan kode-kode angka atau huruf
tertentu. Dengan tabel tersebut pemakai dapat dengan mudah mengetahui toleransi
kapasitor yang biasanya tertera menyertai nilai nominal kapasitor. Misalnya jika
tertulis 104 X7R, maka kapasitansinya adalah 100nF dengan toleransi +/-15%.
Sekaligus diketahui juga bahwa suhu kerja yang direkomendasikan adalah antara
-55Co sampai +125Co .

2.1.3 Rangkaian Kapasitor

Rangkaian kapasitor secara seri akan mengakibatkan nilai kapasitansi


total semakin kecil. Di bawah ini contoh kapasitor yang dirangkai secara seri.

Pada rangkaian kapasitor yang dirangkai secara seri berlaku rumus :

9
Rangkaian kapasitor secara paralel akan mengakibatkan nilai kapasitansi
pengganti semakin besar. Di bawah ini contoh kapasitor yang dirangkai secara
paralel.

Pada rangkaian kapasitor paralel berlaku rumus :

2.1.4. Fungsi Kapasitor

Fungsi penggunaan kapasitor dalam suatu rangkaian :

1. Sebagai kopling antara rangkaian yang satu dengan rangkaian yang


lain (pada PS = Power Supply).

2. Sebagai filter dalam rangkaian PS.

3. Sebagai pembangkit frekuensi dalam rangkaian antenna.

4. Untuk menghemat daya listrik pada lampu neon.

5. Menghilangkan bouncing (loncatan api) bila dipasang pada saklar.

2.1.5 Tipe Kapasitor

Kapasitor terdiri dari beberapa tipe, tergantung dari bahan dielektriknya.


Untuk lebih sederhana dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu kapasitor electrostatic,
electrolytic dan electrochemical.

10
a. Kapasitor Electrostatic

Kapasitor electrostatic adalah kelompok kapasitor yang dibuat dengan


bahan dielektrik dari keramik, film dan mika. Keramik dan mika adalah bahan
yang popular serta murah untuk membuat kapasitor yang kapasitansinya kecil.
Tersedia dari besaran pF sampai beberapa µF, yang biasanya untuk aplikasi
rangkaian yang berkenaan dengan frekuensi tinggi. Termasuk kelompok bahan
dielektrik film adalah bahan-bahan material seperti polyester (polyethylene
terephthalate atau dikenal dengan sebutan mylar), polystyrene, polyprophylene,
polycarbonate, metalized paper dan lainnya.

Mylar, MKM, MKT adalah beberapa contoh sebutan merek dagang


untuk kapasitor dengan bahan-bahan dielektrik film. Umumnya kapasitor
kelompok ini adalah non-polar.

b. Kapasitor Electrolytic

Kelompok kapasitor electrolytic terdiri dari kapasitor-kapasitor yang


bahan dielektriknya adalah lapisan metal-oksida. Umumnya kapasitor yang
termasuk kelompok ini adalah kapasitor polar dengan tanda + dan – di badannya.
Mengapa kapasitor ini dapat memiliki polaritas, adalah karena proses
pembuatannya menggunakan elektrolisa sehingga terbentuk kutub positif anoda
dan kutub negatif katoda.

Telah lama diketahui beberapa metal seperti tantalum, aluminium,


magnesium, titanium, niobium, zirconium dan seng (zinc) permukaannya dapat
dioksidasi sehingga membentuk lapisan metal-oksida (oxide film). Lapisan
oksidasi ini terbentuk melalui proses elektrolisa, seperti pada proses penyepuhan
emas. Elektroda metal yang dicelup ke dalam larutan elektrolit (sodium borate)
lalu diberi tegangan positif (anoda) dan larutan electrolit diberi tegangan negatif
(katoda). Oksigen pada larutan electrolyte terlepas dan mengoksidasi permukaan

11
plat metal. Contohnya, jika digunakan Aluminium, maka akan terbentuk lapisan
Aluminium-oksida (Al2O3) pada permukaannya.

Dengan demikian berturut-turut plat metal (anoda), lapisan-metal-oksida


dan electrolyte (katoda) membentuk kapasitor. Dalam hal ini lapisan-metal-oksida
sebagai dielektrik. Dari rumus (2) diketahui besar kapasitansi berbanding terbalik
dengan tebal dielektrik. Lapisan metal-oksida ini sangat tipis, sehingga dengan
demikian dapat dibuat kapasitor yang kapasitansinya cukup besar.

Karena alasan ekonomis dan praktis, umumnya bahan metal yang


banyak digunakan adalah aluminium dan tantalum. Bahan yang paling banyak dan
murah adalah aluminium. Untuk mendapatkan permukaan yang luas, bahan plat
Aluminium ini biasanya digulung radial. Sehingga dengan cara itu dapat diperoleh
kapasitor yang kapasitansinya besar. Sebagai contoh 100uF, 470uF, 4700uF dan
lain-lain, yang sering juga disebut kapasitor elco.

Bahan electrolyte pada kapasitor tantalum ada yang cair tetapi ada juga
yang padat. Disebut electrolyte padat, tetapi sebenarnya bukan larutan electrolit
yang menjadi elektroda negatif-nya, melainkan bahan lain yaitu manganese-
dioksida. Dengan demikian kapasitor jenis ini bisa memiliki kapasitansi yang
besar namun menjadi lebih ramping dan mungil. Selain itu karena seluruhnya
padat, maka waktu kerjanya (lifetime) menjadi lebih tahan lama. Kapasitor tipe ini

12
juga memiliki arus bocor yang sangat kecil Jadi dapat dipahami mengapa
kapasitor Tantalum menjadi relatif mahal.

c. Kapasitor Electrochemical

Satu jenis kapasitor lain adalah kapasitor electrochemical. Termasuk


kapasitor jenis ini adalah battery dan accu. Pada kenyataannya battery dan accu
adalah kapasitor yang sangat baik, karena memiliki kapasitansi yang besar dan
arus bocor (leakage current) yang sangat kecil. Tipe kapasitor jenis ini juga masih
dalam pengembangan untuk mendapatkan kapasitansi yang besar namun kecil dan
ringan, misalnya untuk aplikasi mobil elektrik dan telepon selular.

2.2 Proses Kerja Kapasitor

Kapasitor yang akan digunakan untuk meperbesar pf dipasang paralel


dengan rangkaian beban. Bila rangkaian itu diberi tegangan maka elektron akan
mengalir masuk ke kapasitor. Pada saat kapasitor penuh dengan muatan elektron
maka tegangan akan berubah. Kemudian elektron akan ke luar dari kapasitor dan
mengalir ke dalam rangkaian yang memerlukannya dengan demikian pada saaat
itu kapasitor membangkitkan daya reaktif. Bila tegangan yang berubah itu
kembali normal (tetap) maka kapasitor akan menyimpan kembali elektron. Pada
saat kapasitor mengeluarkan elektron (Ic) berarti sama juga kapasitor menyuplai
daya treaktif ke beban. Keran beban bersifat induktif (+) sedangkan daya reaktif
bersifat kapasitor (-) akibatnya daya reaktif yang berlaku menjadi kecil.

2.2.1. Pemasangan Kapasitor

Kapasitor yang akan digunakan untuk memperkecil atau memperbaiki pf


penempatannya ada dua cara :

1. Terpusat kapasitor ditempatkan pada:

a. Sisi primer dan sekunder transformator

b. Pada bus pusat pengontrol

13
2. Cara terbatas kapasitor ditempatkan

a. Feeder kecil

b. Pada rangkaian cabang

c. Langsung pada beban

2.2.2 Perawatan Kapasitor

Kapasitor yang digunakan untuk memperbaiki pf supaya tahan lama


tentunya harus dirawat secara teratur. Dalam perawatan itu perhatian harus
dilakukan pada tempat yang lembab yang tidak terlindungi dari debu dan kotoran.
Sebelum melakukan pemeriksaan pastikan bahwa kapasitor tidak terhubung lagi
dengan sumber. Kemudian karena kapasitor ini masih mengandung muatan berarti
masih ada arus/tegangan listrik maka kapasitor itu harus dihubung singkatkan
supaya muatannya hilang.

Adapun jenis pemeriksaan yang harus dilakukan meliputi :

• Pemeriksaan kebocoran

• Pemeriksaan kabel dan penyangga kapasitor

• Pemeriksaan isolator

2.2.3 Komponen Panel Kapasitor

1. Main switch / load Break switch

Main switch ini sebagai peralatan kontrol dan isolasi jika ada
pemeliharaan panel . Sedangkan untuk pengaman kabel / instalasi sudah tersedia
disisi atasnya (dari) MDP.Mains switch atau lebih dikenal load break switch
adalah peralatan pemutus dan penyambung yang sifatnya on load yakni dapat
diputus dan disambung dalam keadaan berbeban, berbeda dengan on-off switch
model knife yang hanya dioperasikan pada saat tidak berbeban .Untuk
menentukan kapasitas yang dipakai dengan perhitungan minimal 25 % lebih besar

14
dari perhitungan KVar terpasang dari sebagai contoh :Jika daya kvar terpasang
400 Kvar dengan arus 600 Ampere , maka pilihan kita berdasarkan 600 A + 25 %
= 757 Ampere yang dipakai size 800 Ampere.

2. Kapasitor Breaker.

Kapasitor Breaker digunkakan untuk mengamankan instalasi kabel dari


breaker ke Kapasitor bank dan juga kapasitor itu sendiri. Kapasitas breaker yang
digunakan sebesar 1,5 kali dari arus nominal dengan I m = 10 x Ir.Untuk
menghitung besarnya arus dapat digunakan rumusI n = Qc / 3 . VLSebagai contoh
: masing masing steps dari 10 steps besarnya 20 Kvar maka dengan menggunakan
rumus diatas didapat besarnya arus sebesar 29 ampere , maka pemilihan kapasitas
breaker sebesar 29 + 50 % = 43 A atau yang dipakai 40 Ampere.Selain breaker
dapat pula digunakan Fuse , Pemakaian Fuse ini sebenarnya lebih baik karena
respon dari kondisi over current dan Short circuit lebih baik namun tidak efisien
dalam pengoperasian jika dalam kondisi putus harus selalu ada penggantian fuse.
Jika memakai fuse perhitungannya juga sama dengan pemakaian breaker.

3. Magnetic Contactor

Magnetic contactor diperlukan sebagai Peralatan kontrol.Beban


kapasitor mempunyai arus puncak yang tinggi , lebih tinggi dari beban motor.
Untuk pemilihan magnetic contactor minimal 10 % lebih tinggi dari arus nominal
( pada AC 3 dengan beban induktif/kapasitif). Pemilihan magnetic dengan range
ampere lebih tinggi akan lebih baik sehingga umur pemakaian magnetic contactor
lebih lama.

4. Kapasitor Bank

Kapasitor bank adalah peralatan listrik yang mempunyai sifat kapasitif


yang akan berfungsi sebagai penyeimbang sifat induktif. Kapasitas kapasitor dari
ukuran KVar sampai 60 Kvar. Dari tegangan kerja 230 V sampai 525 Volt.

15
5. Reactive Power Regulator

Peralatan ini berfungsi untuk mengatur kerja kontaktor agar daya reaktif
yang akan disupply ke jaringan/ system dapat bekerja sesuai kapasitas yang
dibutuhkan. Dengan acuan pembacaan besaran arus dan tegangan pada sisi utama
Breaker maka daya reaktif yang dibutuhkan dapat terbaca dan regulator inilah
yang akan mengatur kapan dan berapa daya reaktif yang diperlukan. Peralatan ini
mempunyai bermacam macam steps dari 6 steps , 12 steps sampai 18 steps.

Peralatan tambahan yang biasa digunakan pada panel kapasitor antara


lain :
 Push button on dan push button off yang berfungsi mengoperasikan
magnetic contactor secara manual.- Selektor auto – off – manual yang
berfungsi memilih system operasional auto dari modul atau manual dari
push button.
 Exhaust fan + thermostat yang berfungsi mengatur ambein temperature
dalam ruang panel kapasitor. Karena kapasitor , kontaktor dan kabel
penghantar mempunyai disipasi daya panas yang besar maka temperature
ruang panel meningkat.setelah setting dari thermostat terlampaui maka
exhust fan akan otomatic berhenti.

2.3 Fenomena Elektrostatik dan Tegangan Listrik

Muatan listrik adalah salah satu sifat dasar dari partikel elementer
tertentu. Terdapat dua jenis muatan, muatan positif dan muatan negatif. Muatan
positif pada bahan dibawa oleh proton, sedangkan muatan negatif oleh elektron.
Muatan yang bertanda sama saling tolak menolak, muatan dengan tanda berbeda
saling tarik menarik.

Satuan muatan ”Coulomb (C)”, muatan proton adalah +1,6 x 10E-19C,


sedangkan muatan elektron -1,6x 10E-19C. Prinsip kekekalan menjadikan muatan

16
selalu konstan. Bila suatu benda diubah menjadi energi, sejumlah muatan positif
dan negatif yang sama akan hilang.

Gambar 2.2 Sifat muatan listrik dan gambar 2.3 Fenomena elektrostatis.

Sebatang plastik digosokkan pada kain beberapa saat. Dekatkan batang


plastik pada potongan kertas kecil. Yang terjadi potongan kertas kecil akan
menempel ke batang plastik.

Kejadian diatas menunjukkan fenomena muatan elektrostatis, dimana


batang plastik bermuatan positif menarik potongan kertas yang bermuatan negatif.
Dua benda yang muatannya berbeda akan saling tarik menarik satu dengan
lainnya. Batang plastik digantung bebas dengan benang, batang plastik lainnya
digosokkan dengan bulu binatang dan dekatkan ke batang plastik tergantung
(gambar-2.4), yang terjadi kedua batang benda saling tolak menolak. Artinya
kedua batang plastik memiliki muatan yang sama dan saling tolak menolak.

17
Gambar 2.4 Fenomena muatan listrik antar dua benda.

Batang plastik digantung bebas dengan benang. Batang kaca digosokkan


dengan kain sutra dan dekatkan ke batang plastik tergantung (gambar 2.4). Yang
terjadi kedua batang benda saling tarik menarik. Artinya batang plastik dan batang
gelas memiliki muatan yang berbeda dan saling tarik menarik.

Persamaan muatan listrik :

Q = n.e ........................................................................................(3)

Dimana :

Q = Muatan listrik (Coulomb)

n = Jumlah elektron

e = Muatan elektro -1,6 x 10E-19C

Contoh :

Muatan listrik -1C, hitung jumlah elektron didalamnya ?

18
Jawaban:

Q = n.e

n Q e= -1/-1,6. 10E-19 = 6,25. 10E18

Satu Coulomb adalah total muatan yang mengandung 6,25. 10E18 elektron

Fenomena elektrostatis ada disekitar kita, muatan listrik memiliki


muatan positip dan muatan negatif. Muatan positip dibawa oleh proton, dan
muatan negatif dibawa oleh elektro. Satuan muatan ”coulomb (C)”, muatan proton
+1,6 x 10E-19C, sedangkan muatan elektron -1,6x 10E-19C. Muatan yang
bertanda sama saling tolak menolak, muatan bertanda berbeda saling tarik
menarik.

2.4 Generator Elektrostatis Van de Graf

Robert J Van de Graf menciptakan alat generator elektrostatis (lihat


gambar 2.5) Prinsip kerjanya ada dua roda poly yang dipasang sebuah sabuk non-
konduktor. Roda poly atas diberikan selubung yang bisa menghasilkan muatan
positif. Roda poly diputar searah jarum jam sehingga sabuk bergerak. Sabuk akan
menyentuh konduktor runcing, muatan elektrostatis positif akan berkumpul dibola
bulat bagian kiri. Logam bulat bermuatan positif dan selubung yang bermuatan
negatif akan muncul garis medan elektrostatis.

Gambar 2.5 Generator elektrostatis Van de Graff

19
2.4.1 Tegangan Listrik

Tegangan atau beda potensial antara dua titik, adalah usaha yang
dibutuhkan untuk membawa muatan satu coulomb dari satu titik ke titik lainnya.
sepert i digambarkan dibawah ini.

gambar 2.6 model visual tegangan.

1. Dua bola yang bermuatan positif dan bermuatan negatif, karena muatan
keduanya sangat lemah dimana beda potensial antara keduanya mendekati nol,
maka kedua bola tidak terjadi interaksi, kedua bola hanya diam saja (gambar
2.6 a).

2. Dua buah bola yang masing-masing bermuatan positif, dan negatif. Dengan
muatan berbeda kedua bola akan saling tarik menarik. Untuk memisahkan
kedua bola, diperlukan usaha F1 (gambar 2.6 b).

3. Kejadian dua buah bola bermuatan positif dan negatif, dipisahkan jaraknya dua
kali jarak pada contoh no.2, untuk itu diperlukan usaha F2 sebesar 2. F1
(gambar 2.6 c).

4. Ada empat bola, satu bola visual tegangan bermuatan positif dan satu bola
bermuatan negatif, dua bola lainnya tidak bermuatan. Jika dipisahkan seperti
contoh no.3, diperlukan usaha F2 sebesar 2.F1

20
Persamaan tegangan :

U = W/Q [U] = Nm/C = VAs/As = V ………………………………….(4)

Dimana :

U =Tegangan (V)

W = Usaha (Nm, Joule)

Q = Muatan (C)

Satu Volt adalah beda potensial antara dua titik pada saat melakukan usaha
sebesar satu joule untuk memindahkan muatan listrik sebesar satu coulomb.

Contoh :

Jika diperlukan usaha 50 Joule untuk setiap memindahkan muatan sebesar 10


Coulomb. Hitung tegangan yang ditimbulkan ?

Jawaban :

U = W/Q = 50 Joule/10 Coulomb = 5 V

21
BAB III

KESIMPULAN

Kondensor atau sering disebut sebagai kapasitor adalah suatu alat yang
dapat menyimpan energi di dalam medan magnet, dengan cara mengumpulkan
kesetimbangan internal dari muatan listrik.

Berdasarka kegunaannya kondensor dibagi menjadi:

1. Kondensator tetap (nilai kapasitasnya tetap tidak dapat diubah)

2. Kondensator elektrolit (Electrolit Condenser = Elco)

3. Kondensator variabel (nilai kapasitasnya dapat diubah-ubah)

Rangkaian kapasitor secara seri akan mengakibatkan nilai kapasitansi


total semakin kecil. Di bawah ini contoh kapasitor yang dirangkai secara seri.

Pada rangkaian kapasitor yang dirangkai secara seri berlaku rumus :

22
Rangkaian kapasitor secara paralel akan mengakibatkan nilai kapasitansi
pengganti semakin besar. Di bawah ini contoh kapasitor yang dirangkai secara
paralel.

Pada rangkaian kapasitor paralel berlaku rumus :

23
DAFTAR PUSTAKA

Prasodjo, Budi. Dkk. 2006. Teori dan Aplikasi Fisika 3. Jakarta : Yudistira

http://id.wikipedia.org/wiki/Kondensator

24

You might also like