You are on page 1of 10

14

“Prototype Poster HIV/AIDS untuk PSK Dolly dan Jarak di


Kecamatan Sawahan Kota Surabaya Berdasar Teori P-Process”

Hario Megatsari
Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga

ABSTRACT
Prostitution area is known to be one of many causes of the growing number
of HIV/AIDS patients in Surabaya. Abdi Asih foundation has done several attempts
to prevent this, but so far have not been able to successfully deliver the key idea to
the intended audience. This calls for a more comprehensive and accurate method to
the sex workers to improve their HIV/AIDS consciousness and knowledge level.
The objective of this research is to improve the existing HIV/AIDS
information poster media. The improvement process is implemented based on the
steps suggested by the P-Process theory.
This is an observational research with cross-sectional design which uses both
quantitative and qualitative methods. Quantitative approach was used to know the
knowledge. Qualitative approach was applied by using FGD and in-depth interview
with the commercial sex workers as the respondents.
The result of this research shows that respondents’ knowledge about
HIV/AIDS is considerably low. The Wilcoxon Sign Rank Test yields a probability
score of 0.03 which indicates that this new poster media is indeed effective in
improving the respondents’ knowledge and consciousness about HIV/AIDS issues.
Based on the research result, it can be concluded that the poster media
prototype has been found to be effective in improving respondents’ knowledge about
the mentioned issues, due to the fact. Suggesting for future improvement, it is better
to give substantial consideration in audience’s wishes and common characteristic in
designing effective information poster media.

Key words : poster, HIV/AIDS, commercial sex workers, P-Process theory, effective

PENDAHULUAN Timur, sampai dengan bulan Maret


AIDS (acquired immune deficiency 2004, jumlah kumulatif dari kasus
syndrome) merupakan salah satu dari AIDS dan HIV positif mencapai angka
sekian banyak penyakit menular seksual 284. Dari angka sebesar 284 tersebut
yang ada di dunia ini yang sangat sulit sebanyak 204 kasus AIDS (71,83%)
untuk disembuhkan, bahkan hingga saat terjadi di kota Surabaya. Angka-angka
ini pihak medis masih belum diatas sebagian besar disebabkan oleh
menemukan obat yang tepat untuk perilaku seksual yang tidak sehat,
menyembuhkan penyakit ini. Di Jawa seperti berganti-ganti pasangan tanpa
15

menggunakan kondom, kemudian hepatitis B, termasuk juga HIV/AIDS


penyebab lainnya adalah narkoba suntik (Depkes,1997).
atau IDU (Badan Penanggulangan Oleh karena tingginya risiko
NAPZA dan AIDS Provinsi Jawa terkena virus HIV di kalangan PSK dan
Timur, 2004). supaya para PSK tersebut tidak sampai
Menurut Soekanto (1991) mengidap virus HIV, maka yang perlu
pengertian prostitusi atau pelacuran dilakukan upaya pencegahan
adalah sebagai suatu pekerjaan yang (preventive) dengan cara
bersifat menyerahkan diri kepada umum menginformasikan bagaimana cara
untuk melakukan perbuatan seks pencegahan penularan penyakit AIDS
dengan mendapat upah. Seseorang yang tersebut. Informasi yang disampaikan
bekerja di bidang pelacuran yang kepada PSK haruslah mudah dimengerti
awalnya dikenal dengan nama pelacur dan difahami.
sekarang telah diganti dengan Proses penyampaian informasi
commercial sex workers atau PSK. dapat dilakukan dengan menggunakan
Di Surabaya terdapat tempat berbagai macam media. Dalam salah
prostitusi yang tumbuh dan berkembang satu wawancara yang dilakukan oleh
begitu pesatnya yakni lokalisasi Jarak peneliti sewaktu studi pendahuluan
dan Dolly, Tambak Asri, Bangunsari, untuk penelitian ini (Desember 2004),
Moroseneng serta pelacuran liar yang beberapa PSK mengatakan bahwa
berada di beberapa pinggir jalan. mereka bingung dan tidak mengerti
Lokalisasi Dolly dan Jarak yang tentang pesan yang disampaikan di
termasuk dalam wilayah Putat Jaya iklan yang ada baik iklan yang mereka
Surabaya merupakan lokalisasi terbesar dengar di radio maupun iklan yang
diantara lima lokalisasi yang ada. mereka lihat di televisi. Penelitian yang
Adapun Jumlah PSK di lokalisasi di dilakukan oleh Winoto (2003)
Surabaya yang menderita PMS adalah membuktikan bahwa teori P-Process
595 (21,26%). Penyakit Menular dapat meningkatkan pengetahuan siswa
Seksual (PMS) atau yang biasa disebut SLTP tentang narkoba sebesar 12,3%.
penyakit kelamin yakni penyakit yang Dalam penelitian yang dilakukan oleh
ditularkan melalui hubungan seksual. Winoto tersebut, media yang digunakan
Termasuk PMS yakni sipilis, gonore, adalah media simulasi permainan
bubo, jengger ayam, jamur, herpes, monopoli yang ternyata efektif untuk

Jurnal Promosi Kesehatan Vol 1, No.1, Maret 2011: 14-23


16

meningkatkan pengetahuan siswa SLTP sasaran, menghasilkan prototype media


tentang narkoba. poster HIV/AIDS, menilai keefektifan
Dalam penelitian ini aplikasi teori media poster HIV/AIDS dalam
P-Process dilakukan dalam pembuatan meningkatkan pengetahuan pada tahap
prototype poster HIV/AIDS, penggunaan hasil dengan metode pre
pengaplikasian dari teori ini dimulai test dan post test.
dari analisa karakteristik khalayak, yaitu
PSK, yang berdasarkan umur, tingkat METODE PENELITIAN
pengetahuan awal PSK tentang Penelitian ini bersifat observasional
HIV/AIDS, pendidikan terakhir, dan dengan rancangan cross-sectional, tetapi
lama bekerja, selain itu juga dilakukan khsusus untuk tahap ketiga yaitu pada
analisa program yang ada di daerah waktu implementasi media, rancangan
lokalisasi tersebut yang dikususkan di yang digunakan adalah rancangan
sebuah LSM yaitu Yayasan Abdi Asih, eksperimental semu. Lokasi penelitian
yang mana kesemua hal tersebut ini adalah lokalisasi Dolly dan Jarak
menunjang untuk menghasilkan yang berada pada wilayah Kelurahan
protoype media poster HIV/AIDS Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Kota
dengan masukan dari pihak PSK dan Surabaya. Waktu penelitian ini adalah
pihak Yayasan Abdi Asih. Prototype antara bulan Desember 2004 – Januari
media HIV/AIDS akan digunakan 2005.
dalam penyuluhan untuk mengetahui Populasi penelitian adalah semua
keefektifannya dalam meningkatkan PSK yang berada di wilayah Dolly dan
pengetahuan PSK mengenai HIV/AIDS. Jarak serta petugas penyuluh kesehatan
Penelitian ini bertujuan untuk dari Yayasan Abdi Asih yang diambil
mengetahui karakteristik responden dari dengan teknik purposive sampling.
PSK di wilayah Dolly dan Jarak Teknik pengumpulan data pada
meliputi umur, daerah asal, lama profesi pendekatan kuantitatif adalah survei
dan pendidikan terakhir, mengetahui dengan menggunakan kuesioner dan
tingkat pengetahuan awal responden soal pretest postest, sedangkan pada
mengenai HIV/AIDS dengan pre test pendekatan kualitatif dengan FGD
awal, mengetahui program penyuluhan (Fokus Group Discussion) dan indepth
dan media yang digunakan selama ini di interview. Variabel yang diteliti adalah
Yayasan Abdi Asih, mendesain poster karakteristik responden, pengetahuan
HIV/AIDS menurut karakteristik dari PSK mengenai HIV/AIDS, program

“Prototype Poster HIV/AIDS untuk PSK Dolly dan Jarak di Kecamatan Sawahan Kota Surabaya Berdasar Teori
P-Process”
Hario Megatsari
17

yang berhubungan dengan HIV/AIDS, Golongan Umur Jumlah %


(tahun)
Prototype media poster HIV/AIDS, dan
< 20 4 20
kefeektifan prototype media poster 21 – 30 11 55
HIV/AIDS dalam peningkatan > 30 5 25
Total 20 100
pengetahuan. Sumber: Data Primer 2005

Analis data kuantitatif dengan


Dari semua responden yang berhasil
menggunakan uji Wilcoxon Sign Rank
diwawancarai, asal daerah mereka
Test dengan tingkat kesalahan 5 % ( =
sebagian besar berasal dari luar
0.05), sedaangkan analisis data
Surabaya. Hal ini bisa dilihat dari VI.4.
kualitatif dengan cara analisis isi
berikut :
(content analysis) sehingga dapat
Tabel 2. Distribusi responden PSK asal
memberi gambaran sebagai pedoman daerah
dalam pengembangan media KIE Asal daerah Jumlah %
Tulungagung 1 5
HIV/AIDS. Malang 2 10
Kediri 2 10
Trenggalek 3 15
HASIL PENELITIAN Sidoarjo 2 10
Lokalisasi Dolly dan Jarak berada Tuban 3 15
Pasuruan 3 15
Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Surabaya 4 20
Sawahan khususnya RW VI, RW X dan Total 20 100
Sumber: Data Primer 2005
RW XII. Jumlah wisma yang berada di
Pengetahuan responden tentang
Dolly dan Jarak berjumlah 397 dengan
HIV/AIDS nilai rata-ratanya adalah
perincian Dolly berjumlah 27 wisma
60.5 dari nilai maksimal adalah 100.
dan Jarak berjumlah 350 wisma. PSK
Nilai tersebut didapat dari hasil pre-test
yang berada di lokalisasi Dolly dan
dimana pengetahuan mereka tentang
Jarak, menurut data sekunder Yayasan
HIV/AIDS masih sedang-sedang saja.
Abdi Asih per Maret 2004, berjumlah
Secara kualitatif yang dilakukan dengan
2452 dengan perincian Dolly berjumlah
indepth interview pengetahuan sebagian
495 PSK dan Jarak berjumlah 1198
besar responden sudah benar, berikut ini
PSK.
salah satu kutipannya:
Adapun distribusi umur responden
“HIV/AIDS itu kayak penyakit
adalah sebagai berikut: kelamin, bisa lewat dia gak
memperhatikan kebersihan
Tabel 1. Distribusi responden PSK
dirinya terutama bagian
berdasarkan umur vitalnya” (E, PSK)

Jurnal Promosi Kesehatan Vol 1, No.1, Maret 2011: 14-23


18

Untuk pertanyaan mengenai cara poster yang diambil sebagai prototype


pencegahan HIV/AIDS, beberapa media poster HIV/AIDS adalah poster
responden belum sepenuhnya paham yang menekankan tentang pentingnya
cara-cara pencegahan penyakit ini, penggunaan kondom, berikut adalah
antara lain mereka mengungkapkannya poster yang akan digunakan sebagai
seperti dibawah ini : prototype media poster HIV/AIDS.
“Menurut saya mas
pencegahannya dengan cara
membersihkan alat vital kami
dengan antiseptic yang teratur”
(SA, PSK)
Analisis program dilakukan di
Yayasan Abdi Asih, karena selama ini
program-program penyuluhan segala
sesuatu tentang HIV/AIDS lebih
sering dilakukan oleh Yayasan Abdi
Asih. Program-program yang Gambar 1. Media Poster HIV/AIDS Asli
dilakukan oleh Yayasan Abdi Asih Dalam tahapan ini poster HIV/AIDS

sebagian besar difokuskan pada yang ada akan didesain supaya sesuai

pentingnya penggunaan kondom. dengan karakteristik PSK yang ada di

Wawancara mendalam (indepth lokalisasi Dolly dan Jarak. Poster

interview) dilakukan terhadap HIV/AIDS ini didesain dengan merubah

beberapa petugas lapangan Yayasan bahasa yang ada di poster tersebut.

Abdi Asih. Berikut ini adalah poster yang sudah

“Kita biasanya hanya didesain menurut karakteristik


menggunakan poster-poster responden :
yang kami dapatkan dari
beberapa pihak antara lain
DKK, puskesmas dan ada
yang dari pihak swasta”
(FT, pihak Yayasan)
Dari analisis program yang
dilakukan, dapat diketahui
bahwasannya sebagian PSK ternyata
menyukai media-media yang
digunakan oleh pihak Yayasan Abdi
Asih seperti poster, leaflet dan Gambar 2. Media Poster HIV/AIDS
yang sudah didesain menurut
sebagainya. Dalam penelitian ini, karakteristik responden.

“Prototype Poster HIV/AIDS untuk PSK Dolly dan Jarak di Kecamatan Sawahan Kota Surabaya Berdasar Teori
P-Process”
Hario Megatsari
19

Dari beberapa masukan yang ini dapat dilihat pada gambar berikut ini
didapatkan dari FGD maka
diakomodasikan untuk pendesainan
ulang pada poster HIV/AIDS tersebut,
dapat disimpulkan bahwa kekurangan-
kekurangan dari poster ini adalah :

1. Dari segi bahasa, dari hasil


FGD didapatkan bahwa bahasa
yang ada di poster tersebut
terlalu rumit dan tidak bisa :

difahami oleh sasaran, dalam Gambar 3. Media Poster HIV/AIDS


yang sudah didesain menurut
hal ini adalah PSK. hasil dari FGD
2. Dari segi isi pesan, pesan yang Setelah dilakukan perbaikan

disampaikan kurang, menurut terhadap poster maka dilakukan post

mereka sebaiknya juga test pada PSK mengenai pengetahuan

ditambahkan mengenai terhadap HIV/AIDS. Adapun hasil post

beberapa hal tentang test adalah 68 dari nilai maksimal 100.

HIV/AIDS, seperti pengertian, Hal ini terjadi peningkatan sebesar 7.5

kemudian cara penularan, dan atau sebesar 12,4%. Kemudian di uji

pencegahannya. statistik Wilcoxon Sign Rank Test

3. Dari segi gambar, sebaiknya untuk mengetahui keefektifan media

jangan terlalu banyak gambar poster tersebut dimana menghasilkan

yang ditampilkan, tetapi lebih nilai dari P = 0.03. Nilai ini

baik diisi dengan informasi- dibandingkan dengan nilai α = 0.05.

informasi tentang HIV/AIDS. Dengan demikian dapat disimpulkan

Pendesainan ulang media poster bahwa penggunaan Media Poster

HIV/AIDS ini dilakukan berdasarkan HIV/AIDS untuk penyuluhan efektif

kekurangan-kekurangan yang dalam meningkatkan pengetahuan PSK

diungkapkan oleh peserta-peserta FGD. mengenai HIV/AIDS karena nilai

Pendesainan media poster HIV/AIDS Probabilitas lebih kecil dari nilai α =


0.05.

Jurnal Promosi Kesehatan Vol 1, No.1, Maret 2011: 14-23


20

PEMBAHASAN Di sisi lain Yayasan Abdi Asih


Peranan media dalam penyuluhan sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat
kesehatan sangatlah penting karena (LSM), yang memberikan perhatian
media dapat membantu dari sasaran terhadap permasalahan HIV/AIDS,
untuk memahami lebih jauh dan lebih mempunyai beberapa program bagi para
baik tentang materi yang disampaikan. PSK, yang mana program ini banyak
Untuk menghasilkan media yang sesuai sekali, antara lain mereka menyediakan
dengan target atau sasaran dan media tempat untuk para PSK belajar menjahit
tersebut dapat membuat pemahaman dan memasak sehingga jika seorang
target atau sasaran tentang suatu materi PSK sudah mau tobat dan kembali pada
menjadi lebih baik maka perlu melalui jalan yang benar mereka mempunyai
kajian yang lebih mendalam, salah suatu keahlian tertentu. Ketika mereka
satunya adalah dengan menggunakan melakukan penyuluhan, media yang
teori P-Process. Dalam penelitian ini digunakan didapatkan dari beberapa
teori P-Process berusaha untuk sumber, antara lain : Dinas Kesehatan
diaplikasikan dalam rangka pembuatan Kota Surabaya, Puskesmas, pihak-pihak
prototype media poster HIV/AIDS yang swasta, dan sebagainya. Dari beberapa
bertemakan tentang pentingnya media yang ada, dalam penelitiannya
penggunaan kondom di kalangan PSK. peneliti mengkhususkan pada poster
Akan tetapi karena keterbatasan waktu HIV/AIDS yang bertemakan pentingnya
dan dana dari peneliti maka tahap penggunaan kondom.
terakhir dari P-Process ini tidak Dalam tahapan ini(rancangan
dilakukan, yaitu pada tahap evaluasi program) peneliti melakukan
media dan perancangan ulang media. pendesainan awal media HIV/AIDS
Berdasarkan hasil penelitian yang berupa poster, terutama tentang
menunjukkan bahwa asal daerah para poster yang menekankan pada
responden yang sebagian besar berasal pentingnya penggunaan kondom ketika
dari pedesaan, membuat cara pandang berganti-ganti pasangan seks. Setelah
mereka tentang HIV/AIDS hanya melakukan beberapa kali pemilihan
sebatas bahwa HIV/AIDS adalah maka dipilihlah satu poster dimana
penyakit biasa, mereka lebih poster tersebut memang benar-benar
mengutamakan pekerjaan mereka temanya tentang pentingnya
supaya mendapatkan uang yang banyak. penggunaan kondom. Pemilihan tema
tentang pentingnya penggunaan

“Prototype Poster HIV/AIDS untuk PSK Dolly dan Jarak di Kecamatan Sawahan Kota Surabaya Berdasar Teori
P-Process”
Hario Megatsari
21

kondom ini berdasarkan pada beberapa PSK. Kelemahan-kelemahan ini


pertimbangan, antara lain adalah bahwa didapatkan dari FGD yang diikuti oleh
tempat penelitian ini merupakan daerah PSK dan petugas dari Yayasan Abdi
lokasi. Pencegahan HIV/AIDS dapat Asih. Dari beberapa kelemahan-
dilakukan secara bermacam-macam dan kelemahan tersebut, maka dilakukan
salah satunya adalah penggunaan pendesainan ulang (prototype) media
kondom, karena penelitian ini dilakukan poster HIV/AIDS tersebut yang sesuai
di lokalisasi dimana berhubungan dengan keinginan-keinginan dari para
seksual dengan lebih dari 1 pasangan PSK.
adalah sesuatu yang wajib, maka satu- Sebenarnya hasil dari prototype ini
satunya cara pencegahan yang efektif tidak sesuai dengan teori yang ada
adalah dengan kampanye penggunaan tentang poster, menurut Sulaiman
kondom ketika berhubungan seks, (1985) ada beberapa hal dari poster
supaya penyebaran HIV/AIDS tidak yang dapat membuat poster efektif
merajalela. dalam menyampaikan pesan, yaitu :
Poster yang ada, kemudian di poster tidak boleh banyak kata dan
desain menurut karakteristik responden. kalimat. Tetapi dalam prototype poster
Beberapa perubahan dilakukan untuk ini ternyata banyak sekali kata-kata
mendapatkan desain yang baru yang yang ditampilkan, hal ini bisa terjadi
berdasarkan karakteristik responden. karena responden sama sekali tidak tahu
Perubahan yang dilakukan adalah tentang HIV/AIDS, jadi beberapa hal
dengan mengganti bahasa, bentuk huruf tentang HIV/AIDS harus dimasukkan.
serta pesan yang ada. Sedangkan inti pesan tentang
Pada tahapan selanjutnya yakni penggunaan kondom, dalam prototype
pengembangan, uji Coba dan revisi. ini juga dimasukkan.
Poster yang sudah didesain dijadikan Adapun pada tahap implementasi
suatu bahan untuk membuat prototype dan pemantauan poster HIV/AIDS yang
media poster yang sesuai dengan sudah didesain ulang, digunakan untuk
keinginan dan kemauan para PSK. Pada penyuluhan pada suatu kelompok PSK.
kenyataanya poster ini mempunyai Pada tahap ini keefektifan media poster
beberapa kelemahan sehingga membuat HIV/AIDS ini dinilai dari peningkatan
poster ini menjadi tidak efektif dalam pengetahuan PSK tentang HIV/AIDS
menginformasikan tentang pentingnya dari sebelum ke sesudah penyuluhan
penggunaan kondom pada kalangan dengan menggunakan prototype poster

Jurnal Promosi Kesehatan Vol 1, No.1, Maret 2011: 14-23


22

HIV/AIDS. Dari hasil dapat sudah ada. Walaupun telah berusaha


disimpulkan bahwa media ini bisa menghilangkan subyektifitas peneliti,
meningkatkan pengetahuan PSK namun mungkin belum bisa
sebesar 12,4%. Kenaikan ini bisa sepenuhnya, karena untuk penelitian
digunakan salah satu indikator penilaian kualitatif peneliti merupakan
bahwa media ini efektif untuk instrumennya juga.
meningkatkan pengetahuan PSK
tentang HIV/AIDS. Walaupun peneliti KESIMPULAN
juga menyadari bahwa kondisi pre test Dalam penelitian ini dapat disimpulkan
dan post test tidak sepenuhnya bahwa sebagian besar responden
dipengaruhi oleh penyuluhan yang pendidikan terakhirnya adalah
menggunakan media poster HIV/AIDS SD/sederajad sehingga perlu adanya
yang telah didesain ulang. Selain itu suatu media penyuluhan yang sesuai
setelah diuji statistik maka dapat dengan tingkat pendidikan mereka,
diketahui pula bahwa media ini efektif pengetahuan dari beberapa responden
dalam meningkatkan pengetahuan PSK (PSK) tentang HIV/AIDS ternyata
mengenai HIV/AIDS. Diaharapkan masih setengah-setengah dan belum
dengan adanya pendesainan ulang benar-benar faham tentang HIV/AIDS,
media poster HIV/AIDS ini juga sehingga sangat perlu ditingkatkan
dilakukan pada media-media yang lain pengetahuan mereka agar nantinya
yang ada di lokalisasi, supaya terjadi dalam melakukan pekerjaan mereka,
perubahan-perubahan positif pada terlindungi dari bahaya HIV/AIDS,
pengetahuan PSK tentang HIV/AIDS. program-program yang ada di Yayasan
Sehingga nantinya dalam melakukan Abdi Asih sangat beragam, dan dari
penyuluhan kesehatan dengan program-program yang ada tersebut
menggunakan media-media yang ada para PSK diarahkan supaya dalam
hasilnya dapat sesuai dengan harapan. melakukan pekerjaannya selalu
Karena terbatasnya dana dan menggunakan kondom supaya terhindar
waktu, maka peneliti tidak melakukan dari penyakit HIV/AIDS. Ada juga
tahap terakhir dari P-Process yaitu program dari Yayasan Abdi Asih
tahap evaluasi media. Sehingga berupa pembinaan keterampilan bagi
diharapkan ada penelitian semacam ini para PSK yang sudah tidak menekuni
untuk melanjutkan dan membuat pekerjaannya lagi. Dalam melakukan
pembaharuan-pembaharuan media yang penyuluhan Yayasan Abdi Asih

“Prototype Poster HIV/AIDS untuk PSK Dolly dan Jarak di Kecamatan Sawahan Kota Surabaya Berdasar Teori
P-Process”
Hario Megatsari
23

menggunakan beberapa media, yang Moleong, Lexy.J (1991), Metode


Penelitian Kualitatif, Penerbit :
diataranya adalah media poster. Poster
Remadja Karya, CV, Bandung
HIV/AIDS ini ternyata masih belum Mulyana, Deddy (2001), Metodologi
sesuai dengan keinginan dari PSK, Penelitian Kualitatif, PT Remaja
Rosdakarya, Bandung
sehingga dalam memahami pesan
Notoatmodjo, Soekidjo (1989),
tersebut para PSK tersebut masih Pengantar Pendidikan Kesehatan
bingung, poster-poster yang ada, Masyarakat, FKM UI, Jakarta
terutama tentang pentingnya Notoatmodjo, Soekidjo (1993),
Pengantar Pendidikan Kesehatan
penggunaan kondom, didesainan ulang, dan Ilmu Perilaku Kesehatan,
pendesainan ulang media poster Edisi I. Yogyakarta : Andi
Offset
HIV/AIDS ini didasarkan atas masukan
Notoatmodjo, Soekidjo (1997), Ilmu
dari pihak PSK dan dari pihak Yayasan Kesehatan Masyarakat, PT
Abdi Asih dengan menggunakan Rineka Cipta, Jakarta

metode FGD, media poster HIV/AIDS RI, Depkes (1997), Petunjuk


Pengembangan Program
ini kemudian dilihat keefektifannya Nasional Pemberantasan dan
pada sekelompok PSK, keefektifan Pencegahan AIDS, Jakarta :
Dikjen PPM dan PLP
media ini dilihat dari prubahan tingkat
Setya, Ika (2004), Efektivitas
pengetahuan sebelum dan sesudah Pendidikan Kelompok Sebaya
dilakukan penyuluhan dengan (peer education) dalam
Penyampaian Informasi
menggunakan medi poster HIV/AIDS HIV/AIDS dan PMS bagi
yang telah didesain ulang. Dari hasil kalangan PSK di kawasan
lokalisasi Jarak Surabaya,
yang didapatkan dapat ditarik Bagian PKIP, FKM Unair
kesimpulan bahwa media poster ini Suleiman, Amir, Hamzah (1981), Media
Audio Visual untuk pengajaran,
efektif meningkatkan pengetahuan PSK
penerangan dan penyuluhan,
tentang HIV/AIDS. Penerbit PT Gramedia, Jakarta
Triyoga, dkk (1998), Dasar-dasar
Pendidikan Kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Masyarakat, Bagian PKIP, FKM
Green, Lawrence W (1980), Health Unair
Education Planning, A Winoto, Agus (2003), Aplikasi P-
Diagnostic Approach, Mayfield Process dalam pembuatan Media
Publishing Co.: California Simulasi Monopoli dan Desain
Listijono, Soegiarto (2000), Evaluasi Pesan Narkoba, Bagian PKIP,
media radio, poster dan leaflet FKM Unair
untuk meningkatkan PHBS,
Bagian PKIP, FKM Unair

Jurnal Promosi Kesehatan Vol 1, No.1, Maret 2011: 14-23

You might also like