You are on page 1of 28
eee ene Pavesi zCe sitas Negeri Gorontalo, Wlelme) Is NOMOR La alialn oe 2 Hea I AGUSTUS SI PN Tact) urnal NTROPi Inovasi Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Sains Sekretariat Penyuntingan dan Tata Usaha Jurusan Pendidikan Kimnia - Fakultas Matematika dan lima Pengetahuan Alam Unviversiias Negeri Gorontalo Gedung N, Lantai | J]. Jenderal Sudirman Nomor 6 Kota Gorontalo, 96128 Email: jumal-entropi@ung ac id dan jurnalentropi(@email.com ISSN 1907 -1965 JE Tanai Labond Inovasi Penelitian Pendidikan dan Volume 10, Nomor 2, Ag Jurnal Entropi (JE) terbit 2 (dua) kali setahun pada bulan Februari dan Ag. artikel, hasil pemikiran dan penelitian yang ditulis oleh para pakar, idmuwan, inovasi penelitian pendidikan dan pembelajaran sains. Surnal Entropi (JE) cit Ketua Penyunting Pendidikan Kimia Fakultas Tanai 2: BALA: lima Pengetahuan Alam Negeri. Gorontalo (UNG) Penyunting Pelaksana Maésdien Papiitingan Huloketi; Ketua Jurusam: ‘Mangara Sthaloho Kilo, M.Si. Terbit pertame Emi Mohamad 2006 dan konsisten my Julbi Tan ilmiah dosen dan. praktiss Suleman Duengo sckitarnya, Upaya mes Hendri lyabvu bahasa dan tampilan terms Deasy Natalia Boutihe Aprilyanto Suleman memenuhi —standar terakreditasi ‘Abmad Kadir Kilo Penyunting Ahi Pertanggunganjawaban Ist Evie Hulukatt Naskab/artikel yang dit ‘Well EAM, harus memenuhi aturan Ishak Isa (Calon) Penulis Jumal ‘Astin Lukum belskang, halaman bagi Norhayati Bislangi e a dan semua akibat_yane Yusada Salen ‘Akram La Kilo artikel itu menjadi Netty Ino Ischak penulisnya. JE. juge Opir Rumape tuker menuker jumal scans tiras masih tersedia. Polaksana Tata Usaha Emi isa Jurnal Entropi (JE) Fatmawati ‘oplang 350° (tiga eksemplar ISSN 1907 -1965 } JE Jurnal Entropi Inovss!Penettia Pendldican dan Fembelajaran Salas ‘Volume 10, Nomor 2, Agustus 2015 DAFTAR ISI balaran 2 Keterlaksanaan Sintaks pada Implementasi Pembelajaran Kimia dengan Menghubungkan 1081 - 1087 Representasi Kimia Makroskopik, Submikroskopik, dan Simbolik untuk Mereduksi Miskonsepsi Siswa (Penelitian Hibah Bersaing Tahap II) Masri Pikol, Margara Sthaloho Jurusan Kima, Falcultas Matematika dan IPA, Universitas Negeri Gorontalo Implementasi Perangkat Pembelsjaran Sains dengan Menggnnakan Model-Model 1088 - 1094 Pembelajaran Berbasis Masalah pada Siswa SMP ‘Muhammad Yusuf, Sart Rebayu Rahman jurusan Fisk, Fakultas Matematika dan IPA, Universitas Negeri Gorontalo Cara Berpikir Kreatif Siswa dengan Menggunskan Model Pembelajaran Inkuiri logs - 1102 pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Laboratorium UNG amar Abdullah Jrusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP Universitas Nogeri Gorontalo 4 Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XILIPA.3 SMA Negeri 2 Kota 1103 - 1113 Gorontalo pada Konsep Reaksi Oksidasi-Reduksi dalam Sistem Elektrokimia melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Iskandar Hosa, Rafa Avie Dinas Pendidikan, Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo 5 Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik melalui Mctode Pemberian 114-1126 ‘Tugas pada Materi Tragedi Nasional pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Limboto va Moka SHP Negeri Z Lirmboto, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo 6 Profil Miskonsepsi Mahasiswa tentang Konsep Kepolaran Molekul dengan 1127-1133 ‘Menggunakan CRI (Certainty of Response Index) Lil Sugiyandt Lukeman AR Laliyo, Herd iyobu Juirusan Kimi, Fakaksas Matematikan dan IPA, Universitas Negeri Gorontalo 7 Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dari Ekstrak Metanol Bunga Tanaman 1134~ 1140 Sirsak Rahman Adam, Nurheati Biclemel, Nery Ino Isckak Jarusan Kimi, akultas Matematiken dan IPA, Universitas Nogeri Gorontalo 2 13 “4 15 Identifikasi Pemahaman Siswa pada Konsep Atom, lon, dan Molekul Menggunakan Two-Tier Test Multiple Choice ‘Norma, Astin ukur, La Ode Aman Jurusan Kimia Fakulkas Matematika dan IPA, Universitas Negeri Gorontalo Pengaruh Subtitusi Bi secara Parsial oleh Dopan (A = Ba, Ca, Sr dan Pb) dalam Lapisan [Bi,O,]" pada Oksida Aurivillius ABi,Ti.O,s Sarsirant S. Saopu, Wey.lA Muza, Abram La Kilo Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Gorontalo Penerapan Pendekatan Inquiri berbsis Lesson Study untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem Koloid Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah Batudaa Agustina Mooduto. shok la, Astin Lukum Jurusan Kimla, Falultes Matematilea dan IPA Univers ss Negeri Gorontalo Identifikasi Kesulitan Belajar Siswa pada Materi Persamaan Reaksi Di Kelas X dan XLIPA MAN Batudaa Fatmaweti, Mardjon Paputungan, Rakhmawraty A, Asui Jurusan Kimia, Fakultes Materatikan dan IPA, Universitas Negect Gorontalo Pengaruh Model Demonstrasi Interaktif dengan Menggunakan Multimedia tethadap Hasil Belojar Siswa SMA Negeri 1 Kabila pada Materi Sistem Koloid usr, Netey Ino ischak, Suleman Duengo Jurusan Kimia, Fakultas Matematikan dan IPA, Universitas Negeri Gorontalo dentifikasi Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Zat dengan Menggunakan Instrumen Tes Tiga Tingkal(Three-Tier Tesi) pada Siswa Kelas VII MTS Negeri ‘Model Limboto ‘Sri Ayu Sapuori Dave, Luknare A.R Lalipo, JudhiosS.Tangio Jurusan Kimia, Fakultas Matematikan dan IPA, Universitas Negeri Gorontalo Kajian Representasi Submikroskopik Siswa tentang Konsep Kelarutan Zat ‘Nursonti Abas, Weny JA Musa, La:Alio Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Gorontalo (Uji Aktivitas Antifeedant dari Ekstrak Metanol Biji Mahoni terhadap Epilachna Varivestis Mulsant ‘Mur Fauzia A, Une, Wery [A Musa, Opir Rumape Jurusan Kimia, Fakultas Matematikan dan IPA, Universitas Negeri Gorontalo us Te us ue 7 17 118 19 Pengaruh Subtitusi Bi Secara Parsial oleh Dopan (A = Ba, Ca, Sr dan Pb) dalam Lapisan [Biz02]* pada Oksida Aurivillius ABisT 14015 Sarsiyanti $. Sadapu, Weny J.A Musa, Akram La Kilo Jurusan Kimnla, Fakultas Matematikan dan IPA Universitas Negeri Gorontalo Abstraks Penefitian ini bertujuan untuk mempelajari kestabilan ABi,TiO,.vang didoping dengan Ca, Sr, Ba dan Pb metalui simulasi atomistik dengan menggunakan code GULP, Secara Khusus, penelitian ini bertujuan uncuie (1) optimasi goometri ABigTi iis (Bi.02)" Kata Kunei : Oksido Aurivillins, Simulasi Atomistik, Energi Kisi PENDAHULUAN Seiring dengan berkembangnya emajuan imu dan teknologi sera peningkatan kebutuhan hidup — manusia, berbagai_macam bahan teknologi terus Gikembangkan. Salah satu jenis behan yang terus dikembangkan adalah material feroclektrik. Material feroclektrikt merupakan subkelompok dari bahan —_piroelektrik. Scdangkan baban piroclektrik merupakan subkelompok —dari_bahan_piezoelektrik, sehingga bahan feroelektrik memiliki sifat piroelektrik dan piezoelektrik. Fervelektrik adalah Kemampuan untuk menehan sisa polarisasi elektrik setelah tegangan —listrik yang diberikan dihilangkan (Umam, dkk., 2013). Kegunean dari senyawa yang bersifat feroelektrik adalah bahan superkonduktor, atalis dalam industri petrokimia, bahan {©2015 byDenarmert af Chemist, ‘Gorontalo State Unverity Indonesia dari struktar ABigTigOuyang teoplimesi. Energi kisi menunjukan semakin besar variasi Konsenirasi dopan yang mensubtitusi Bi3 sccara parsial maka semakin besar energi kisinya. Jumlah Konsentrasi maksimum dari depan yang mensubtitusi seca par berturut-rurut Ba 33%, Sr 33%, Ca 32 % dan Pb 21%. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sobagsi facuan untuk mensubtitusi ABi,Ti,Ox3 khususny2 yang didoping dopan Ba, Ca, Sr dan Pb pada lapisan (A = Ca, Sr, Ba dan Pb) dan (2) menentukan energi 1 BB pada ABUTIOyadalan penyimpan memori sepesti FRAM, Dynamic Random Acsess Memory (DRAM), konduktor, material magnetik, Katalis, optical display, dan kapasitor. Salah satu material yang dapet bersifat feroclektrik adalah cksida Aurivillius (Sabarani, 2006). Aurivillius adalah suatu nama yang diberikan untuk kelompok senyawa oksids’ lapisan bismut yang juga dirajuk sebagai fase ‘Aurivillius. Secara umum, fasa rumus ‘Aurivillius adalah BipAy 1B,Q3,9;,0~ 1,2,3,-.)) dan dapat digambarkan sebagai kombinasi antara struktur [BigOy]°* dengan struktur yang berbasis perovskit [Ay:B,O:y*1}". Kation A merupakan ion-ion yang _berkoordinasi dodekahedral, yang bermuatan +1, +2, ataw +3, seperti alkali, alkali tanah, unsur tanab jarang atau campurannya, Kation B merupakan. iomion dengan koordinasi oktahedral yang Diasanya unsur-unsur transisi dengan ukuran Jurnal Entropl Youne 30, Norvor 2 Astus 2015 PP. L148 1158) InovsiPeritin, Pendidikan dan Pembeljron Soins kecil dari kation A. Sedangkan » adalah gan bulat_ yang menunjukkan jumlah ral pada lapisan perovskit(Borg, dkk., ). Oksida berlapis memiliki fleksibilitas ur dan komposisi yang memungkinkan dikontro! melalui doping dengan dopan jon A maupun ion B. Pasangan elektron pada BIN) di lapisan [Bi,0,)" ran penting dalam mengontrol fluktuasi i dan penstabilannon-stoikiometri nga memunculkan berbagai sifat fisika Kimia, Perbedaan sifat fisika dan sifat ia ini berpengaruh terhadap kualitas ial cksida Aurivillius tersebut dalam szgunaan untuk aplikasi_selanjutnya wunandar dan Kennedy, 1996; Ismunandar 2008), Code simulasi digunakan_memini- ikon kisi yang dilakukan secara berulang tif). Sclama proses ini, gaya-gaya pada 1p ion dihitung, dan kemudian ion digeser sedikit sebanding dengan gaya yang bekerja gedanya, Proses ini terus berlanjut, sampai a-zaya yang bekerja pada semua ion adalah ol. Sebagaimana disebutkan di atas bahwa ssmulasi dilakukan hingga semua gaya yang Setindak pada ion-ion itu adalah nol, dengan emus, yaitu: ro 2¥n_o or Gimana: F = gaya pada system, Ui= energi kisi, = sistem koordinat. Hasil-hasil ——penelitian —_belum ‘melaporkan secaralengkap —_distribusi presentase dopan seperti Ca, Sr, Ba, dan Pb dalam lapisan Bi,Q;". Oleh karena itu, penelitian ini melaporkan distribusi dopan- dopan tersebut yang disertai_ dengan Xonsentrasimaksimum dan energi_ kisinya Dopan-dopan tersebut dapat -mensubtitusi secara parsial Bi dalam lapisan BiO;". METODE PENELITIAN Sarsiyanti S. Sadapu, Weny 4.8 Musa, Akram La Kilo Pengaruh Subtitusi 8i secara Parsial oleh Dopan... 1149 Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Komputasi, Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan Mou Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Gorontalo (UNG). Perangkat Perangkat keras yang digunakan dalam ini adalah komputer dengan sistem operasi windows 7 dengan System 3,2 Windows Experience Index, Processor AMD. C-60 APU with Radeon (tm) HD Graphies 1.00 GHz, Insialled memory (RAM) 2,00 GB (1,73 GB usable), system type 32-bit operating sysiem, Pen and Touch No pen or Touch Input is available for this Display. Sementara perangkat lunaknya adalah General Utility Lattice Program (GULP). Selain itu, perangkat lunak untuk — menggambarkan struktur dan grafik—masing-masing menggunakan VESTA dan Microsoft excel. Data Input Data inpat yang digunakan dalam simulasi ini adalah data difraks! sinar_X dan neutron dari oksida Aurivillius lapis empat, yaitu ABWTIO,; (A= Ca, Sr, dan Ba) Metode Simulasi Atomistik Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simulasi atomistik dengan menggunakan potensial Buckingham. Penggunaan metode simulasi ini didasarkan pada minimasi energi dari sistem yang diperoleh dari potensial antar atom atau dengan kata lain energi dianggap sebagai fimgsi dari Koordinst atom-atom. Model interaksi itu dimodelkan dengan model Born dengan energi sistem terdiri dari dua interaksi, yaita interaksi Coulomb (long-range) dan short-range Interaksi yang menggambarkan tolakan dan gaya van der waals antara awan muatan elektron. Bentuk persamaan yang digunakan pada interaksi short-range adalah potensial Buckingham Persamaan potensial Buckingham dapat dilihat pada persamaan berikut. interaksi Viny= de? 7 e 4150 JURNAL ENTROPI VOLUME 10 NONOR 2 AGUSTUS 2015 Inovasi Penelitian, Pendidikan dan Pembelajaran Sains dimana : = Energi potensial Buckingham, C = Interaksi Dispersi, r ~ Jarak antar ion, A matriks tetapan gaya, p ~ Kerapatan elektron. ‘Langkah-langkah Peneli Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah simulasi etomistik dengan ‘menggunakan potenisial Buckingham, dengan Jangkal-langkah kerja sebagai berikut: a, Tahap Pembuatan Data Input Data input yang aken dibuat akan lebih baik jika bagian-bagian dari struktumya (parameter sel satuan) ciketahui terlebih dahulu, seperti space group (grup ruang), cell ‘parameters (parameter sel) yang diperoleh dari data difraksi sinar-X dan neutronnya. b. Tahap Simulasi Komputasi Pada proses pengolahan data menggunakan Softwere GULP yang pertama dilakukan adalah: 1. Klik Star pada laptop kemudian pilih Al Program 2. Klik Accessories dan pilih Command Prompt 3. Setelah muncul tampilan Command Prompt data yang sebelumnya adalah data C diubah menjadi data D. Dengan mengetik D: pada Command Prompt kemudian enter. 4, Langkah selanjutnya untuk masuk ke folder master, ketik cd (tab) (spasi) dan tab lagi sampai didapatkan folder ‘master, Kemudian enter, 5. Untuk masuk ke Softwere Gulp, perlakuannya sama dengan yang diatas. 6. Untuk masuk kedalam folder exe, perlakuannya sama dengan yang diatas. 7. Setelah masuk kedalam folder exe untuk —memperoleh data gin-nya dilakukan cara dengan mengklik >gulpcnama file yang _tersimpan dalam exe.gin kemudian enter. 8. Setolah masuk kedalam folder exe untuk memperolehdaia_gout-nya dilakukan cara dengan mengklis >gulpcnama file yang tersimpan dalam exegin>nama file yang tersimpan dalam exe kemudian mengetik gout kemudian enter. HASIL PENELITIAN Optimasi Geometri ABi:THOis Senyawa Aurivillivs ABiTLO,; (Ba, Ca, Sr dan Pb) telah disimulasi pada tehananan fetap dengan menggunakan code GULP. Simulasi ini adalah -memastikan bakwa perbedaan hasil simulasi dengan data ceksperimen harus dijaga agar tetap minimum selama prosesfiaing. Simulasi _dilakukan dengan memasukkan data hasil _pereobsan Gifraksi sinar-X seperti parameter scl a, b, cy space group kemudian dalam data input ita akan dimasukkan potensial Buckingham, tetapan pegas atom-atom, muatan inti dan Keulit dari atom-atom. ‘Pada data input ini, parameter sel yang digunakan adalah 5,4505, 5,437, 40,9841 A yang masing-masing nilai untuk a 2 dan c dengan sudut masing-masing adalah 90, 90, dan 90 derajat, Parameter sel satuan dan data fractional diperolch dari data difraksi sinar-X yang dilaporkan sebelumnya oleh : (Wolfe, kk,, 1971), (Thompson, dkk., 1991), (Nalini, dkk., 2003). PadaTabel Idapat dilihat bahwa Pb memiliki tetapan pegas yang lebih besar dari Ca, Sr dan Ba, Ca dan Ba memil tetapan pegas yang sama, namun_memi muatan kulit yang berbede, Sr dan Ba memiliki muatan kulit yang sama yaitu 1,831 , tctapi keduanya memiliki tetapan pegas yang betbeda, Perbedaan muatan kulit atau tetapan pezas menunjukken bohwa kemudah anion-ion dopan dipolarisasi (polarisabilitas) jugaberbeda, Polarisasi terjadi Karena adanya interaksi antara atom satu dengan atom lainnya, Perbedaan polarisabilitas teoritis dan hasil simulasi berbeda antara badan Sr, dimana hhasil simulasi meaunjukkan Sr lebih mudah dipolarisasi dibandingkan dengan Ba, Hal ini dlisebabkan oleh lemahnya ikaten antera inti atom dengan elekron-clekiron sebagaimane diunjukkan dengan tetapan pegas Sr yang kecil, 21 (¢VA”). Simulasi pada penelitian ini sangat kan oleh potensial Buckingham dan stan ion-ion (shellmodel) dari oksida ‘Parameter Sel Satuan ABiTIO:s Parameter sel satuan A BisTiQs (A Ba, Ca, Sr dan Pb) adalah hasil simulasi ¢, b dan c dengan variasi konsentrasi dari open Ba, Ca, Sr dan Pb. Parameter sel satan sechadap konsentrasi dopan(A = Ba, Ca, Sr dan Pb) dapat dilihat pada Gamber 1 Gambar 1 menunjukkan —bahwa semakin besar konsentrasi dopan Ba, Sr dan Pb, parameter sel a dan bmengalami yeaurunan hal ini kemungkinan disebabkan ‘leh ion Ba, Sr dan Pb mudah dipolarisasi oleh anion, Sedangkan parameter sel ¢ mengslami enaikan, hal ini kemungkinan disebabken leh pengaruh tolakan pasangan_elektron fbebas Bi yang berada di lapisan bismut parameter sel satuan Konsentrasi dopan Ca dslam CaBi,,TigOhs Sarsiyantl 8, Sadapu, Weny J.A Musa, Akram La Kilo Pengaruh Subtitusi Bi secare Parsial oleh Dopan...1151 Aurivillius ABI{THO,5 (Ba, Ca, Sr dan Pb), ) arotan menor nolemolelad ES ‘gulasehingga gave arth evar ‘molekul gula menjedi lepas, Uimape mola ole gad moll ai terscbr mera dalam icra 4, Jawan E “laser: C Sebab,moleal- ‘motu alr ten monrtk mola loll gla seingue gaya erik cantar molekul gula menjadi lepas, lana mole -molctad gue dae molekul air tersebar merata dalam inten ‘Tabel 4, Pola-Pola Jawaban Salah (J Pemahaman) yang Diberikan Siswa: memberikan — gambaran i interaksi_ molekul pada (Carutan gula) (Kesalahan Pemahaman (Mi-1)) yang Diberikan Siswa Tawabans C Alasan: D. Seba, jumlah molekut air lobih haryak can tidak ada ‘molekul gula Jawaban: Alasan : C. Sebab, moleku-molekad dir akon menarik molekal-molekad ula. sehingga gaye tarik antar ‘motehul gula menial lepas, dimanas molekul-molekul gule dan’ molekad air iersebar merata dalam laridan Pola Jawaban Salah (Kesalahan Pemahamam (Mi-2)) yang Diberikan Siswa Jawaban & Alasan: A. Sebab, gaya _sarik ‘molekul-molokad — air terhadap rmolekul-molekul gula yang terbaras dan tidak mampu lagi melepaskan gaya torik menarik antar molekul aa. Jawaban :D, Alasan: A. Sebab, gaya tari ‘moletul-molekul — air rerhadap ‘malekul-moleku! gula yang ierbatas dan tidak mampu lagi melepaskan gaya rorik menarikaniarmofehut ula bel 5. PolaPola Jawaban Salah (Kesalahan Perahaman) yang Diberikan Siswa dalam memberikan — gambaran —_mikroskopik interaksi motekul pada larutan lewat jenuh (larutan gula) Pola Jawaban Salah (Kesalahan Pemahaman (Mi-1)) yang Diberikan Siswa 1. Jawaban: B Atasun:A, Sebub, gaya tarik motekd- molekil cir terkadop — molekul- motekul gla yang terbatas dan tidak ‘mampu lagi melepeskan gaya tarik menarik antar molekul guia Tawaban: B “Alasan : C. Sebab, motekul-motekul (CD) air akan menarit molekul-molekul See | ewa sehingea gaya arth anter Inolekal gule menjadi lepes, dimana rmolelal-motekul gula dan mofekul dir tersebur merata dalam larwan 5._Jawaban : B “Alasan : E. Sebab, motekul air tidak dapat menarik molekul gula Molekul Air ‘Molekul Gula 3 Kecenderungan yang mengalami kesalahan pemahaman dalam menganalisis keadaan rmotekul gula dan air dalam larutan gula pada Tabel 42, 4.3, dan 4.4 dapat disimpulkan bahwa siswa belum memahami secara utuh (haik) konsep tentang. laratan tak jenuh, larutan jenuh, maupun larutan Jewat jenuh pada tingkat mikrosopik sigwa Nursanti Abas, Weny JA Musa, La Allo Kajian Representasi Submikroskopik Siswa tentang Konsop..1194 Hal ini disebabkan siswa belum memahami Konsep awal (pada indikator pertama dan kedua), namun ketika siswa mengetahui konsep dasamya, siswa masih kesulitan dalam menghubungan setiap konsep yang dimilikinya dengan persentase jawaban salah sebesar 66 % termasuk Kategori sedang, Karena tidak dapat mengimplementasiken koasep yang dimilikinya dalam bentuk gambar, Meskipun ada beberapa siswa yang menjawab benar Konsep secara mikroskopik, temnyata mereka tidak memahami sepenuhnya konsep —tersebut, _kemungkinan menjawab benar hanya Karena menebak atau menghafal seperti yang teringkap pada hasil wawaneara. 4, Menganalisis Secara Mikroskopik Jenis Partikel (Ion atau Molckul) yang Terdapat dalam Larutan Garam Dari hasil analisis, diperoleh persentase rata- rata siswa yang menjawab benar dalam menganalisi secara mikroskopik jenis partikel (ion atau molekul) yang, terdapat dalam larutan garam pada Tabel 2 sebanyak 22,7 % dan yang menjawab salah sebesar 773% Dari persentase jawaban yang salah ditemukan 16% siswa mengalami —kesalahan pemahaman yaity (Mi-l) dan 23 % (Mi-2), kemudian 38,7 % dikategorikan tidak memahami (TM-1). Data tersebut dapat diketahui tahwa tingkat pemahaman siswa dalam memberiken gambaran ‘inikroskopik pada larutan garam termasuk kategori sangat rendah. ¥ tof 7 3 Keterangan + (pon cr = Ion Na’ = Molekul air Gambar 3. Gambaran mikroskopik pada _larutan garam, (A) gambaran_mikroskopik Jarutan jenuh, (B) gambaran mikroskopik Tarutan” tak jenuh, (C) —_gambaran rmikroskopik lorutanmlewat jenuh 1192 JURNAL ENTROP VOLUME 10 NOMOR 2 AGUSTUS 2015 Inovasi Penclitian, Pendidiken dan Pembele Dari hasil atau jawaban yang diberikan, siswa cendering merjawab baiwa Gambar A merupaksn gambaran_mikroskopik untuk larutan tak jenuh, dengan alasan bahwa molekul-molekul air akan ‘menarik partikel/ion garam sehingga gaya tarik antar partikel/ion garam menjadi lepas sehingga ion-ion garam dan molekul air tersebér merata dalam larutan, Selanjutnya untuk laruian jemh siswa beranggapan bahwa gambsran mikroskopiknys sama dengan lanitan tak jenuh, berdasarkan pada hasil “wawancara. Sedangkan untuk gambaran mikroskopik pada larutan lewat jenuh seperti pada Gambar C, dengan alasan bahwa gaya tarik molekul- molekul terhadap ion-ion garam yang terbatas dan tidak mampu lagi melepaskan gaya tarik menarik antar partikeliion garam. Dilihat dari pola jawaban siswa tersebut, dapat disimpulkenbahwasiswa yang -mengalami Kesalahan —pemahaman dan sehagian —hesar dikategorikan tidak memahami, hal ini disebabkan arena siswa tidak memahami konsep-konsep sebelumnya secara utuh, misalnya materi tentang, konsep mol, ikatan kimia yang membahas tentang, molekul yang saling berikatan, dan indikator sebelumnya pada materi kelarutan zat 5. Menjelaskan Faktor-Faktor yang Mempe- ngaruhi Kelarutan Suatu Zat ‘Data pada Tabel 2 diperoleh bahwa persentase ratacrata siswa yang menjawab benar dalam menjelaskan faktorfastor yang —mempengaruhi elarutan suatu zat dan gambaran mikroskopiknya sebanyak 39 % dan yang menjawab salah sebesar 61 %. Fakta ini menunjukkan bahwa _ tingkat pemahaman siswa dalam memberikan gambaran mikroskopik faktorfaktor yang mempengaruhi Kelarutan suatu zat. termasuk kategori sangat rendah. Dari persentase ini ditemukan rata-rata kesalahan pemahaman 1 (Mi-1) sebesar 33,3 .% , 53 % kesalahan pemahaman 2 (Mi-2), dan 16 % siswa tidak memahami. ‘Kecendenungan kesalahan pemahaman siswa ¢alam memahami jenis pelarut dan zat terlarut sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi Kelarutan suaiu zat, contohnya campuran minyak an air yang tidak saling bercampur dengan alasan ran Sains hahwa minyak bersifat polar dan air bersifat polar, padahal alasan yang seharusaya minyak bersifat non polar dan air bersifat polar. Fat ini kemungkinan siswa tidak mengetahui jenis jens ‘Menganalis Partikel (1 dalam Mok Berdasark larutan polar dan non polar. swab ben Pada faktor yang kedua ysitu suhu, yame i molel diilustrasikan pada pelarutan garam dalam air yams ak dan air dipanaskan salah satu faktor yang mempengansibe salah seb Kelarutan zat diperoleh kecenderungan kesalabas a tingkat siswa dengan perseniase sebesar 61 %, Sisme fan_mik memahami bahwa pelarutan garam akan cepat lar uk kateg jjika dipanaskan, dengan alasan bahwa partied ‘garam yang menyerap dan tidak menyerap Kalen dapat _menyebabkan garam dapat mudah lar Padahal alasan yang seharusnya yaitu partikel garam akan menyerap kalor, sehingga gaya tarik menarie antar partikel garam menjadi lemah dan modal terlepas oleh molekul air. Hal ini kemungkinam siswa tidak mengetahui pengaruh suhu (pam terhadap kelarutan zat (pelarutan garam dapur dalam ait), Pada faktor yang ketiga yaitu pengarie tekanan, kecenderungan kesalahan pemhamam siswa dalam memahami tekanan sebagai faktor yams mempengaruhi Kelarutan suata zat bahwa das Gambar A dan B yang menggambarkan peningkatan tekanan yaitu pada Gambar A dengan alzsan yaite: dengan memperkecil tekanan maka Kkelarutan sls menjadi besar dimana molekul akan dimempatkan sehingga akan mempercepat kelarutan. Pada Gambar A siswa menganggap bahwa tekanan yang diberikas besar dilihat dari dimana ruang gas lebih bese dibandingkan Gambar B hal ini karena siswa dale memahami konsep pengaruh tekanan_ terhada kelarutan zat (gas) 4+ Poses Penarhilaran tbsp kh as Gambar 4. Pengaruh tekanan terhadap kelarutas (gas), (A) tekanan yang diberikan Kees (B) tekanan yang diberikan besa Menganalisis. Secara Mikroskopik Jenis Partikel (lon Atau Molekul) yang Terdapat dalam Molekul Minyak dan Air Berdasarkan Dsta pada Tabel 2 siswa yang sojawab benar gambaran secara_mikroskopik saksimolekul yang terdapat dalam molekul nyak dan air hanya sebanyak 20 % dan jawaban ng salah sebesar 80 %. Fakta ini menunjukkan wa tingkat pemahaman siswa dalam memberikan ibaran mikroskopik campuran minyak dan air smasuk kategori sangat rendah. Dari persentase ini mukan 48% siswa mengalami kesalahan ahaman 1 (Mi-1), 28 % tidak memahami 1 (TM- dan 4 % tidak memahami 2 (TM-2). Deri hasil atau jawaban yang diberikan siswa, iketehui bahwa siswa tidak mengetahui gambaran oskopik dari minyak dan air yang tidak saling reampur. eae at = 340°) Lae) = Molckul Air = Molekul Minyak amber 5. llusirasi gambaran mikrosopik dari minyak dan air yang tidak saling bercampur, (a) molekul-molekul minysk tidak memiliki muatan listrik dan gugus OH, (6) molekul-motekul— minyak memiliki muatan listrik dan gugus OH, (©) molekul-molekul minyak. memiliki mustan listrik dan tidak memiliki gugus OH. ‘Keterangan: Siswa cenderung menjawab bahwa gambaran sikrosopik minyak dan air yang tidak saling bercampur terdapat pada pilihan a (Gambar a) dengan alasan bahwa minyak tidak dapat bereaksi dengan sir. Secara fakta alasan yang diberikan sscbut benar, namun pertanyaannya lebih cenderung ke pemahaman mikroskopik yaitu interaksi molekul minyak dan air yang tidak saling ‘bercampur. Alasan fain yang diberikan yaitu Sebab, molckukmolckul minyak —bemmuatan Tistrik dan ‘tidak memiliki gugus hidroksi (OH) sehingea tidak dapat menyebabkan daya tarik dengan molekul air. Kajian Representasi Submikroskopik Siswa tontang Kons Nursanti Abas, Weny JA Musa, La Alio 193, Kecenderungan kesalahian siswa discbabkan kerena siswa tidak mengetahui sift kepolaran dari suatu zat, yang meliputi moteku! polar dan non polar. PENUTUP Pemahaman siswa dalam —menjelaskan defenisi kelarutan dan jenis-jenis kelarutan suatu zat tergolong dalam Kategori rendah, sedangkan kemampuan representasi siswa dalam menganalisis sevara mikroskopik jenis partikel (ion atau melekul) ‘yang terdapat dalam larutan guta dian larvtan garam, faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan suaty zat, serta gambaran mikroskopik interaksi_partikel (ior/molekul) pada minyak dan air tergolong pada kategori sangat rendah. Hal ini ditunjukkan dengen rendahnya persentase rata-rata siswa yang menjawab benar sebesar 36,95 % dan menjawab salah sebesar 63,05 %. Fakta ini menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil siswa mengetahui gambaran mikroskopik pada konsep kelarutan zat, Oleh karsna itu diperlukan dalam pengajaran guru menggunaken model gambaran mikroskopik, menghubungkan Konsep-konsep yang konkrit terhadap konsep- Konsep abstrak schingga siswa dapat memahami konsep secara utuh. DAFTAR PUSTAKA, Achmad, Hiskie, 2001. Pemenitor Belajar Kimia Doser, Kimia Laruan. Citra Aditya Bakti ‘Bandung. ‘Ahmad, Nurhayat. 2010. Pemahaman siswa kelas X SMA Prasetya Gorontalo Tentang Pengaruh Pengadukan dan Kenaikan Temperatur Tethadap Pclarutan Garam Dapur dan Gule dalam Air Beserta. — Gambaran Mikroskopiknya, (skripsi). UNG. Gorontalo. Arikunto, Subarsimi. 2010. Proseclur Penelitian, ‘Swat Pendekatan Praktik. PT Rineka Cipta. Jakarta E, Brady, James. 1999. Kimia Universitas: Asas & Siruktur, Edisi kelima jilid satu, Binarupa ‘Aksara. Jakarta. Effendy. 2010. Teor! VSEPR Kepolaran dan Gaye ‘Aniar Molekul. Bayumedia. Malang. Farida, Ida, 2010. ‘The Importance Of Development Of —Represemational Competence In ‘1134 JURNAL ENTROPI VOLUME 10 NOMOR 2 AGUSTUS 2015 Inovasi Penclitian, Pendidikan dan Pembelajaran Sains ‘Chemical Problem Solving Using Interactive Multimedia. Jurnal Pendidikan Kimia Universitas Suman Gunung Djati Bandung, (on-line) (tp:i/cheminterconnected spaces.live.com/ sdiakses 23 April 2014) ida, 2012. Interkoneksi Multiple Level Representasi Mahasiswa Calon Guru Pada Kesetimbangan Dalam Larutan Melalui Pembelajaran Berbasis Web. Ringkasant Diseriasi. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung Habiba, Nurta Israwati. 2008, Kajian Tentang Pemakaman Siswa dalam ~Meramalkan Bentuk Molekul Berdasarkan teori Domain Elektron Pada Siswa Kelas XI [PA SMA. Negeri 2 Gorontalo. (Siripsi). UNG. Gorontalo. Iztok Devetak, dkk. 2007. Assessing 16-Year-Old Students’ Understanding of | Aqueous Sohition st Submicroseopie Level International journal of science education. Ljubljana. Slovenia, Farida, Jefriadi., R. Shaputra, Erlina, 2013, Deskripsi Kemampvan Representasi Mikroskopik Dan Simbolik Siswa SMA Negeri di Kabupaten Sambas Materi Hidrolisis Garam, Jurnal Pendidikan. EKIP UNTAN, Poatianak. Kean, E., Middlecamp, C. 1985. Panduan Belojar Kimia Dasar. Gramedia. Jakarta, Laliyo, Lukman Abdul Rauf. 2011. Model Mental Siswa dalam Memahami Perubahan Wujud Zat. Jurnal Penelitian dan Pendidikan. UNG. Gorontalo, Malik, Abdul . 2013. Implementasi Pert berbasis Multipel Representasi pada Pokok Laju Reaksi untuk Meni Hasil Belajar Siswa Kelas XI Di SMA 01 Al Hidayah Kendal Tahun Ajaran 2013. (Skripsi). Institut agama islam UjiAl walisongo. Semarang, Motafisika, Kartika, 2014, Pengembangen Buku Teks Pelajaran Berhasis Rep Kimia pada Pokok Bahasan Kelarutan Hesil Keli Kelarutan, Univ Pendidikan Indonesia, Bandung, (Onlineyhup://repository.upi.edw/5200/. Diakscs tanggal 5 februari 2014 Sihaloho, Mangara, 2013. Analisis Kesalahan dalam Memahami Konsep Larutan Bate pada —Tingkat_ —-Makroskopik Mikroskopik. Jurnal Entropt. UNG Gorontalo. Sithan, Ghassan, 2007. Learning Difficulties = Chemistry : An Overview. Jounal Turkish Science Education. Universitas Ak Quds, Yerusalem. Palestina, Sunardi. 2008. Kimia Bilingual Untuk SMa/Nes Kelas XI. Yrama Widya. Bandung. S, Syukri. 1999, Ximia Dasar 2. 1TB. Bandung Sugiyono. 2013. Metode pehelitiah pendidiam Penerbit Alfabeta, Bandung. W. Keenan, Charles. 1992. Kimia Universitas, Erlangga. Jakarta. 5 FRSRRELEERRLEE Una adhe PENDAHULUAN Uji Aktivitas Antifeedant dari Ekstrak Metanol Biji Mahoni terhadap Epilachna varivestis Mulsant Nur Fauzia A, Utina, Weny JA. Musa, Opir Rumape Jurusan Kimia, Fakultas Matematikan dan IPA Universitas Negeri Gorontalo Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas anfifeedant dari ekstrak metanol biji mahoni terhadap Epilachna varivestis Mulsant. Sebanyak 285 gram sampel kering biji mahoni dimaserasi dengan pelarut metanol, diperoleh masorat berwamna kuning kemudian dievaporasi sehingga diperoleh ekstrek kental metanol sebanyak 40 gram dengan rendemen sedesar 14,04%. Ekstrak Kental dfreksinasi dengan pelarut yang berbeda tingkat kepolarannya yaitu r-hekcan, etilcsetat, dan metanol-air sehingoa menghasilkan fraksi berturul-turut sebanyak 2.23 gram, 12.41 gram, $,24 gram dengan rendemen 11,15%, 62,05%, 26.2%. Hasil uji fitokimaia masing-masing ekstrak positif mengandung senyawa Flavonoid, Alkaloid, Triterpenoid dan Sapoain. Uji aktivitas antifeedant diaplikasikan pada taraman kangkung pagar dengan metode pengolesan daun. Jenis cekstrak yang digunakan adalah metanol, n-eksan, etl esetat dan air dengan masing-rasing konsenirasi 102%, 5%, 2,505, 125%, Parameter penelitian yang diamati adalah aktivitas antifeedant larva, Hasil pengamatan yang diperoleh dihiung menggunakan lingkaren 32 sektor. Hlasil penelitian menunjukkan behwa ekstrak biji mahoni tmemiliki aktivitas antifeedant terhadap £ varivestis Mulsant yang ditunjukksn dengan persen antifeecant hingga 100% pada ekstrak meianol. Kata kunei: Mohoni, Antifeedam, Epilachna vartvestis Mulsaut lingkungan). Menurat Kardiman (dalam Meikawati Indonesia menupakan sath satu negara agrris, ¢K*> 2013) pestisida organik atau pestisida nabati ‘yang kaya akan hasil pertanian dan perkebunan berupa padi, jagung, kopi, teh, dan sayur-sayuran. Namun, para petani sering mengalami masalah seperti serangan hama, Untuk mengatasi masalah tersebut para petani menggunakan pestisida sintetis untuk: membasmi hams tersebut. Menurut Wachid (dalam Meikawati dkk., 2013) pestisida sintetis adalah pestisida yang berbahan zat kimia, yang, residunya sangat sulit terurei secara alami_ yang, dapat mengakibatkan dampak negatif untuk Kesehatan masyarakat dan liagkungan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah ‘mengganti pestisida yang berbahan zat kimia dengan pestisida organik atau yang lami (ramah (01015 by Department of Cremstry, Goronale Sisto University Indones's adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tanaman atau tumbuhan, hewan, dan bahan organik lainnya yang berkhasiat mengendalikan serangan ama pada tanaman, Pestisida organik tidak meninggalkan residu yang herbahaya pada tanaman maupun lingkungan serta dapat dibuat dengan mudah menggunakan bahan yang murah dan peralatan yang sederhana, Tanaman mahoni (Swietenia _mahagon!) merupakan salah sat tanaman yang memiliki kandungan bieakiivitas yang dapat digumakan sebagai pestisida nabeti. Menurut Dadang (2008) bagian yang digunakan pada tanaman mahoni adalah, daun dan biji. Biji mahoni dapat dijadikan sebagai pestisida nabati Karena mengandung bahan aktif .JumalEnepi Volume 10, Nomor 2, Agustus 2015 (PP. 1195 -1200) Tvs Feretion Perdition dan Pembelsjacn Sains 1196 JURNAL ENTROPI VOLUME 10 NOMOR 2 AGUSTUS 2015 Inovasi Penelitian, Pendidikan dan Pembelajaran Sains alkaloid dan flavonoid yang dapat menghambat perkembangbiakan lat, hama penghisap, dan sebagai antifeedant terhadap larva, METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan di m kimia jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Gorontalo. Alat yang digunakan adalah blender, pisau, «= Seperangkat alat maserasi, neraca analitik, penguap putar vakum, dan seperangkat alet gelas, Bahan kkimia yang digunakan adelat aguadest, metanol, cetil asetat, n-heksan, asam sulfa pekat, natrium hidroksida, serbuk Mg, pereaksi fitckimia (pereaksi Dragencroff, pereaksi Wagner, pereaksi Mayer, poreaksi hager), Kloroform, asam asetat anhidrat, asam Klorida 2.N, besi (III) Klorida, Ekstralsi dan Fraksinasi Diji,_mahoni dibersihkan, taludikeringkan dalam rwangen schingga tidak terkena sina matahari dengan beralaskan koran atau Kertas selama 34 hari, Setelah kering, biji_mahoni dihaluskan dengan menggunakan blender. Sampel hhalus biji mahoni dickstraksi dengan cara maserasi dengan menggunakan metanol. Maserasi dilakukan selama 3 * 24 jam, setiap 1 x 24 jam ekstrak disaring dan dimaserasi Kembali dengan metanol yang bar. Kemudian filtrat yang diperoleh disatukan schingga mendapatkan filtrat_metenol, kemudian filtrat, ievaporasi dengan menggunakan rofary evaporator pada suhu 30-40 'C schingga diperoleh ckstrak kental metanol. Pemisahan komponen-komponen pada ekstrak metanol dilakukan dengan partisi. Ekstrak kental metanol dilarutkan dengan metanol : air (1:2) dan dipartisi dengan menggunakan pelarut_n-heksan, fraksi n-heksan dikumpulkan dan residunya (fase ir) dipartisi kembali dengan menggunakan pelarut til asctat schingga diperoleh fraksi etil asetat dan fraksi air. Kemudian fraksi n-heksan, fraksi etil asctat, dan fraksi air dievaporasi pada suhu 30-40°C iperolch ckstrak dari n-heksan, etil asetat dan air, Ekstrak metanol, ekstrak r-heksan, ekstrak til asetat dan ckstrak air yang diperoleh kemudian diuji ftokimia, laboratori tersebut Uji Alkaloid Sebanyak 0,1 ar ekstrak Kental dilarutkan dengan 10 ml. kloroform amon hasilnya dibagi dalam dua tabung reaksi. Ts pertama ditambahkan dengan asam sulfse = Lapisan asem dipisahkan menjadi tiga bagiae masing-masing tabung reaksi, kemudian ‘masing tabung,diuji dengan menggunakan Mayer, pereaksi Wagner, dan pereaksi Di ‘Tabung kedua divji dengan menggunskan Hager. Terbentukaya endapan menandakan ji ‘mengandung senyawa alkaloid (M 2005). Uji Flavonoid Fkstrak Kental metanol sebanyak @2 ' dilarutkan dengan 10 mL. metanol, nen hasilnya dibagi empat yang —masing. Pe dimasukkan kedalam tabung reaksi. Tabung ‘ber sebagai kontrol, tabung kedna, ketiga, dan berturut-turut ditambahkan asam sulfat natrium hidroksida, dan serbuk Mg-HCl. P yang terjadi pada masing-masing dibandingkan dengan tabung kontrol, perubatam wama menunjukkan sampel uji positif mengandeme senyawa flavonoid (Napu, 2011). Uji Terpenoid/Steroid Ientifikasi senyawa steroid dan terpencid sebanyak | gram ekstrak metanol ditambah dengan 2 mL, kloroform dalam tabung reaksi, kermodian diteteskan kedalam plat tetes, dan dibiarkan sampas ering. Setelah ity ditambahkan dengan pereaks Liberman Burchard (3 tetes asam asetat anhidrat dam 1 tetes asam sulfat pekat). Terbentuknya ware merah kecoklatan menandakan adanya senyama terpenoid dan terbentuknya wama biru atau unge: menandakan adanya senyawa steroid (Harbone, 2006 dalam Rasyid, 2012). Uji Saponin Mentifikasi senyawa saponin dilakukas dengan menambahkan 20 ml. aquades kedalam | er ekstrak ketal metanol biji Mahoni, kemudisn dipanaskan Lanutan dituang kedalam tabung reaksi dalam keadsan panas.Larutaa diambil sebanyak 10 mL, kemudian dikocok kuat secara vertikal selama [() detik. Adanya saponin ditandai dengan terbentuknya buib/busa yang, stabil selama 5 menit ingei 1-10 cm selama 10 menit dan tidak hilang, ida saat ditambalikan dengan 1 tetes HCI 2 ((harbone, 2006 dalam Rasyic, 2012). Uji Aktivitas Antifeedaut Daun kangkung pager diolesi ising dengan ekstrak biji mahoni yang konsentrasi rbeda-beda yaitu: (0%, 1.25% 2,5%5%dan 10%) gan konsentrasi 0% sebagai Kontrol. Kemudian aun dimasukkan Kedalam cawan petri, dan larva spilachna varivesiis Mulsant dimasukkan kedalam wan yang sebelurmmya telah dilaparkan selama 8 sm, Pengamatan ini dilakukan sclama 24 jam untuls elihat daya makan dari larva. Persen Keaktifan dihitung dengan cara engukur Tuas daun yang dikonsumsi larva uji ngan menggunakan lingkeran yang dibagai dalam 2 sektor. Persentasi keaktifan diukur dengan rumus agai berikut (Mayanti, dkk,.2007). smasing- ues de yang dikonssnaiventrl poration, sopye a= ei teil — era, Skt Ts dn yg kos ana peratan) HASIL PENELITIAN Pengolahan Sampel Penclitian Tanaman buah mahoni ciambil, kemudian bijinya dipisahkan dari daging buah mahoni. Biji buah mahoni dikeringkan dengan cara diangin- anginkan, Setelah kering, diblender hingga halus. Proses penghalusan dilakukan untuk merusak dinding scl dari sampel schingea proses ekstraksi dapat berlangsung cfektif, Prosespengeringan bertujuan untuk menghilangken kadar air dalam sampel yang akan dimaserasi Ekstraksi dan Fraksinasi ‘Sampel biji buah mehoni yang telah kering dan dihaluskan ditimbang seberat 285. gram dan imascrasi menggunakan metanol, tujuan dari maserasi adalah menarik senyawa-senyawa yang, terdapat dalam sampel biji mahoni. Agar senyawa dapat tertarik dengan maksimal maka proses maserasi dilakukan sclama 3 * 24 jam, dengan tiap 1 © 24 jam pelarutnya (metanol) diganti dengan pelarut yang baru, hal ini dilakukan karena pelaruinya sudah jenuh atau tidak mampu menarik Nur Fauzia A. Utina, Weny JA. Musa, Opir Rumape Uji Aktivitas Antifesdant dani Eksirak Metancl...1187 senyawa lagi, Maserat yang terkumpul dipekatkan dengan menggunakan rotary epaporaior dengan suhu 30-40 °C sehingga diperoleh 40 gram ekstrak ental metanol yang berwama kuning kecoklatan dengan randemen 14,04%. Selanjutnya ekstrak ental metanol sebanyak 20 gram dimasukkan ke dalam campuran pelarut metanol dan air dengan perbandingan 1:2. Komposisi ini dipilih agar ekstrak dapat larut dengan kepolaran yang cukup sehingga dengan mudah dipisohkan. Kemudian dipartisi dengan ‘menggunalan pelarut ncheksan secara_berulang- uulang sampaipelarut n-heksan menjadi bening, solanjutnya filtrat n-heksan yang diperoleh dicvaporasi dengan rotary epaporator pada suhu 30-40 "C menghasilkan ekstrak kental n-heksan sebanysk 2,23 gram dengan rendemen 11.19%. Filtrat metanol air dipsrtisi dengan pelarut etil asetat schingga didapat fraksi air dan fraksi etil asetat, kemudian masing-masing fraksi dievaporasi dengan menggunakan rolary epaporator pada sah 30-40 °C menghasilkan ekstrak air dan ekstrak etil asetat_masing-masing sebanyak 5,24 gram dan 12,41 gram, dengan rendemen masing-masing sobesar 26,2% dan 62,05%. Masing-masing ekstrak ental yang diperoleh (ekstrak kental air, ekstrak Kental metanol, ekstrak kental n-heksan, dan ekstrak ental etil asetat) dilakukan uji fitokimia. Uji Fitokimia Uji fitokimia bertujuan untuk mengidentifi- kasi adanya senyawa metabolit sekunter dalam sampel. Hasil uji fitokimia pada masing-masing cekstrak kental tercantum dalam tabel berikut: ‘Tabel 4.2. Hasil Uji Fitokimia eksirak Kental Metanol No Golonsan Uji Pereaksi Pengamatan eo i Pengar 1 Flavonoid Mg-HCIPekat + NaOH + H,SOx + 2 Alkaloid + Wagner + Dragendrot + Hager + 3. Terpencid H.SO. pekat = + asam asetat ‘190 JURNAL ENTROPI VOLUME 10 NOMOR 2 AGUSTUS 2015 ‘Inovast Penelitian, Pendidikan dan Pembelajaran Sains 4 Airlalu Dikoeok + HCI2N Saponin Tabel 4.3. Hasil Uji Fitokimia ekstrak Kental n- heksan No Colones Uji /Pereaksi Pengamatan 1 Flavonoida Mg-HCI Pekat + NaOH + g HSO, + 2 Alkaloid Mayer + Wagner + Dragendrof + Haj + 3 Terpenoid H,SO, pekat + + asam asetat 4 Saponin Air Tale * Dikocok + HCl 2N Tabel 44. Hasil Uji Fitokimia ekstrak Kental etil 3 Terpenoid 1,80, pekat + - sam asetat 4 Saponin Air Tala = ll Dikocok + HCI2N Uji Aktivitas Antifeedant Uji aktivitas antifeedant menggunakan media uji daun kangkung pagar dan larva Epiloctina varivestis Mulsant, Ekstrak yang digunakan adalah ckstrak metancl, fraksi n-heksan, etil asetat, dan air dengan masing-masing konsentrasi 10%, 5%, 2,5%, dan 1,25%, Daun kangkung pagar diolesi dengen masing-masing ekstrak, Setelah itu masing-masing daun dimasukkan ke dalam cawan petri yang telah diberi alas berupa kain kasa basah, kemudian 3 ekor larva dimasukkan ke dalam masing-n cawan petri, lalu difutup dengan penutup yang telah dilubangi atasnya dan didiamkan sclama 24 jam. Aktivitas antifecdan masing-masing ekstrak dapat dilihat dalam Tabel 4.6. ieee “Tabel 4.6. Hasil Uji Aktivitas Antifeedant No Gelomgan Ui /Perealst Pengamatan Kegee SMBlESanuReS Senyawa Y pay, woe 100%) T Flavonoida Mg HCI Bekat a (cp. Elngn Unga — Unga NaOH 1 2 3 HSO. T wheksen 10 —40~—«100~——TO 2 Alkaloid Mayer $2727 2727 2727 Wagner 25 1727 1666 2195 Dragendrof 125 7,69 697,69 Hager + 2 Biilasetat 10 100-100-100 3 Terpenoid 180, pekat 7 7 5 100 5555.72.77 asam asetat 25° 5555 75 65.28 Saponin Ai Tale 125 100-2727 63,64 Dikocok + HCI 3 Metnol 10 100-100-100 2N 3 100100100, 25 10 4070 125402727363 Tabel 4.5, Has Uji Fitokimia eksirak Kental Air 4 Metarol 102727403363 oe = air 3 16654) 28,33 No Golone8" Uji/Pereaksi Pengamatan 25° 769 1666 1218 1 Flavonoida Mg-HCI Pekat = 125 7,69 7,69 7,69 _ Noll + aaa ae + Hasil pengamatan oktivitas antifeedant pada Weniet : elstrak n-heksan terdapat perbedaan yang cukup Dragendeof : tinggi dimana pada ulangan 1 untuk konsenirasi 10% Hager ___ person penghambatan hanya 40% sedengkan pada langan 2 memberiken penghambatan sebesar 00%. Perbedaan ini terjadi arena adanys sbedaan ukuran scrangga yang diujikan, yokni da ulengen 1 ukuran serangga lebih besar fbandingkan pada ulangan 2 schingga cukup 1yak yang dimakan oleh serangga pada ulangen 1 pada ulangan 2. Sedangkan untuk persentase fivitas antifeedant ckstrak n-heksan dengan onsentrasi 10% ekstrak meiilikiaktivitas tifeedant sebesar 70%, pada konsentrasi 5% cemiliki aktivitas antifeedant scbesar 27.27%, pada onsentrasi 2,5% memiliki aktivitas 21.96%, edangkan pada konsontrasi rendah yakni 1,25% aktivitas antifeedant 7,69%, Dari data crsebut menunjukkan bahwa pada Konsentrasi 10% trak n-heksan memiliki sktivitas antifeedant yang p tings: Pengamatan aktivitas antifeedant pada strak etil asctat pada konsentrasi 10% memiliki ivitas antifcedant sebesar 100%, pada konsentresi aktivitas antifecdant yang diperolch sebesar 77%, pada konscntrasi 2,5% diperoleh aktivitas ifeedan scbesar 63.64%, dan pada konsentrasi odah yakni 1,25% memiliki aktivitas antifeedant cbesar 65,28%. Dari data tersebut dapat dilihat ya penurunan oktivitas antifeedant ntrasi 10% Ke konsentrasi 1,25%, hal ini an berkurangnya kadar kandungan yang terdapst pada —masing-masing ntrasi. Pada ekstrak metanol terjadi_ penurun itas antifeedant dari konsentrasi 10% ke ssentrasi 1,25%. Pada konsentrasi 10% dan 5% i ivitas antifeedant masing-masing sar 100%, pada konsentrasi 2,5% sebesar 70%, pada onsentrasi 1,25% memiliki aktivitas ifeedant sebesar 33,63%, Hal ini dikarenekan ngnya kadar kandungan senyawa metabolit sander (alkaloid dan flavonoid) yang berfungsi gai antifecdant. Pada Tabel 4.6 dapat aan ekstrak metanol dan dari cedant scbesar 100%. Hal ini disebabkan pelarut igunakan pada proses maserasi adalah yong dapat menarik senyawa-senyawa Nur Fauata A. Utina, Weny JA. Musa, Opir Rumapo Uji Aktivitas Antifeedant dari Ekstrak Metanol...1199 yang bersifat polar, semipolar, dan nonpolar. Seperti yang tertulis dalam Astarina (2013) metanol merupakan pelarut universal yang memiliki gugus polar (-OH) dan gugus nonpolar (CH;) sehingga dapat menarik analit-analit yang bersifat polar dan nonpolar. Begitu. pula pada proses fraksinasi menggunakan pelarut til asetat yang bersifat semipolar. Sifat semipolar berada diantara sifat polar ddan nonpolar, sehingaa dapat menarik sebagian sifat polar dan nonpolar suetu senyawa. Hasil perlakuan dengan menggunakan ‘ekstrak air pada beberapa konsentrasi_memiliki aktivitas antifeedant yang psling rendah, hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.6 dimana pada Konsentrasi 10%, 5%, 2,5%, dan 1,25% memiliki aktivitas antifeedant berturut-turut sebesar 33,63%, 28.33%, 12,18%, dan 7,69%. Pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa rata- rata persentase aktivitas antifeedant pada ekstrak ental metanol memiliki persen keaktifan lebih inggi dibandingkan ekstrak kental n-heksan, til asetat, dan metanol-air dengan persentase pada konsentrasi 10% dan 5% memiliki aktifitas antifeedant sebesar 100%, pada konsentrasi 2,5% sebesar 70%, dan pada konsentrasi 1,25% memiliki aktifitas antifeedant sebesar 33,63%. Hal ini disebabkan ckstrak Kental metanol diduga memiliki kandungan senyawa alkaloid dan flavonoid yang tinggi karena belum mengalami proses fraksinasi, PENUTUP Berdasarkan hasil ekstraksi dan fraksinasi serta uji hayati fraksi-fiaksi ekstrak biji_ mahoni dapat disimpulkan bahwa pada jaringan biji tanaman mahoni (Switenia mahagon') terkancung senyawa aktif yang _mampa menghambat aktivitas makan (antifeedant) terhadap larva. epilachna. varivestis| Mulsant, Hal ini ditunjukken dengan tingginya aktivitas antifeedant yang. diberikan oleh ekstrak metanol pada Konsentrasi 10% dan 5% memiliki aktivitas antifeedant sebesar 100%. Mengingat bahwa senyawa aktif antifeedant belum diketahui maka periu dilakukan perelitian lanjutan untuk menentukan struktur senyawa aktif’ dengan menggunakan spektrofotometri NMR dan GC-MS. 1200 JURNAL ENTROPIVOLUME 10 NOMOR2 AGUSTUS 2015 Inovast Penelitian, Pendidikan dan Pembelajaran Sains DAFTAR PUSTAKA Astarina., Astuti, K.W., Warditiani, N-K. 2013. Uji Fuokimia Metanol Rimpang Bengle Zingiber purpureun Roxb). Jucasan Farmasi U Udayana, Udayana, Dadang., Djoko, Prijono. 2008. insektisida Nabati Institut Pertanian Bogor. Bogor. Mariana, S.D., V. Suryanti, dan Suyono.2005. Skrining Fitokimia dan Analisis Kromatograpt Lapis Tipis Komponen Kimia Buah Labu Siam (Sechium edule Jacq.Swartz)dalam Ekstrak Etanol. Universitas Scbclas Maret (UNS). Surakaria. ‘Mayanti, T., W.D. Natawigena., Unang, Supratman., R, _Tjokronegoro.. 2007. Senyrowa Tetranortriterpenoid yang ———Bersifat Antimakandari Bifi Buah Lansium domesticum corr cy. Kokossan (Meliaceae). Fakultas Pertanian Universitas. Padjadjaran. Sumedang: Meikawati, Wulandari., dk. 2013. Pemanfaatan Ekstrak Tanaman Tembakau (Wicotianae Tobacum L) Sebagai Pestisida Untuk Pengendalian Hama Ulat Grayak Pada TaramanCabai Jumal. Fakultas Kesehatan Masyarakat. —_ Universitas. Muhammadiyah Semarang. Semarang. Napu, Dewi Darmayani. 2011. Isolasi dan Identifikasi Kandungan Senyawa Aktif Antifeedant dari Tumbuhan Jarak Kepyar (Ricinus communis Linn) Terhadap serangga Eplachna verivestis. Skripsi Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo. Rasyid, A. 2012Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder serta UjiAktivitas Antibalteri dan Antioksidan Ekstrak — MetanolTeripang Stichopus hermanii. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Jumal IImu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 4, No. 2, Hal. 360- 368, Desember 2012. ISSN 1907-1965 AMNL 0 OA | TOOT 106578

You might also like