You are on page 1of 7

HUBUNGAN ANTARA ISAPAN BAYI DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU

MENYUSUI DI RUMAH SAKIT ISLAM JEMURSARI SURABAYA

Tri Aprillia Tauriska, Farida Umamah

Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya – Jl Smea 57 Surabaya


Email : umamahfarida@yahoo.com

Abstract : The correlation between baby’s suck and breast milk production in
breastfeeding mothers in RSI Jemursari Surabaya. The mothers feel reluctant to
breastfeed their babies even though the exclusive breastfeeding has become a government’s
propaganda. The pre-data taken from 15 breastfeeding mothers inform that 60% had a low
breast milk production. Purpose of this study was to find out the correlation between baby’s
suck and breast milk production in breastfeeding mothers in RSI Jemursari Surabaya.The
design of study was analytic-observational done by applying cross sectional approach. The
population involved all breastfeeding mothers as imumnunization visiting the hospital with
their babies, totally 18 people, in which 17 respondents were taken by using probability
sampling technique. The instrument used for collecting the data was a checklist. The
variables used in this study were baby’s suck and breast milk production. The data were
analyzed by using Chi-Square test with the significance level α = 0.05.The result of study
showed that nearly all of the babies (94.1%) sucked correctly, whereas nearly all of the
mothers (88.2%) had sufficient breast milk production. Moreover, the result of statistic test
showed that p = 0.018 with the significance level α = 0.05 so that p < α. It also meant that H0
was rejected. The conclusion of study often the babies suck correctly, breast milk is
produced. Hence, the breastfeeding mothers to still maintaining for breastfeed their baby
with train them how to breastfeed correctly to increase breast milk production.

Abstrak : Hubungan Antara Isapan Bayi Dengan Produksi Asi Pada Ibu
Menyusui Di Rsi Jemursari Surabaya. Masih ada ibu enggan menyusui bayinya walaupun
sudah digalakkan ASI eksklusif. Data awal diperoleh dari 15 ibu menyusui di RSI Jemursari
Surabaya 60% mengatakan produksi ASI-nya kurang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
hubungan antara isapan bayi dengan produksi ASI pada ibu menyusui di RSI Jemursari
Surabaya.Desain yang digunakan analitik observasional dengan pendekatan cross sectional.
Populasi semua ibu menyusui yang datang bersama bayinya saat kunjungan imunisasi di RSI
Jemursari Surabaya 18 orang dan didapatkan sampel 17 orang. Teknik yang digunakan
probability sampling. Instrumen penelitian menggunakan checklist. Variabel yang digunakan
isapan bayi dan produksi ASI. Dianalis menggunakan uji Chi Square tidak memenuhi syarat
sehingga dilanjutkan Uji Eksak Fisher dengan tingkat kemaknaan( = 0,05).Hasil penelitian
menunjukkan hampir seluruhnya (94,1%) isapan bayi benar dan hampir seluruhnya (88,2%)
mempunyai produksi ASI cukup. Hasil uji statistik didapatkan bahwa=0,018 dengan tingkat
signifikan =0,05 berarti  maka H0 ditolak. Simpulan dari penelitian semakin sering
bayi mengisap payudara dengan benar, ASI semakin sering diproduksi. Diharapkan bagi ibu
menyusui tetap mempertahankan untuk menyusui bayinya dengan cara menyusui yang benar
untuk meningkatkan produksi ASI.

Kata Kunci : Isapan Bayi, Produksi ASI


PENDAHULUAN Ibu yang tidak menyusui bayinya memiliki
alasan yaitu mengatakan produksi ASI-nya
Salah satu tujuan pembangunan nasional kurang.
adalah membangun sumber daya manusia Faktor yang mempengaruhi produksi
yang berkualitas agar mereka dapat ASI yaitu : makanan, apabila konsumsi
melanjutkan perjuangan pembangunan makanan ibu secara teratur dan cukup
nasional. Sumber daya manusia yang mengandung gizi yang diperlukan akan
berkualitas tentunya harus dibentuk sejak meningkatkan produksi ASI. Ketenangan
awal. Pemberian ASI dan proses menyusui jiwa dan pikiran, ibu yang selalu dalam
yang benar merupakan sarana yang dapat keadaan ketegangan emosional akan
diandalkan untuk membangun sumber daya menurunkan volume ASI bahkan tidak
manusia. Namun saat ini masih banyak ibu akan terjadi produksi ASI. Anatomis buah
yang mengalami kesulitan untuk menyusui dada, bila jumlah lobus dan lobulus dalam
bayinya, disebabkan kemampuan bayi buah dada berkurang, dengan demikian
untuk menghisap ASI kurang sempurna produksi ASI berkurang. Fisiologi,
sehingga secara keseluruhan proses terbentuknya ASI dipengaruhi hormon
menyusu terganggu. Kemampuan bayi prolaktin yang menentukan dalam hal
untuk menghisap ASI kurang sempurna pengadaan dan mempertahankan sekresi air
disebabkan terganggunya proses alami bayi susu. Isapan anak, isapan bayi yang efektif
untuk menyusu sejak dilahirkan, biasanya akan mengoptimalkan rangsangan ke otak
penolong persalinan selalu memisahkan yang akan memerintahkan untuk
bayi dari ibunya segera setelah lahir untuk memproduksi hormon prolaktin dan
dibersihkan, ditimbang dan diberi pakaian oksitosin. Faktor obat, obat yang
sehingga menyebabkan produksi ASI akan mengandung hormon akan mempengaruhi
berkurang (Shillatuddiniyah, 2013). hormon prolaktin dan oksitosin, akan
Dampak yang terjadi jika ibu tidak mempengaruhi pembentukan dan
menyusui bayinya yaitu terputusnya pengeluaran ASI. Bagi ibu yang dalam
hubungan batin antara sang ibu dan sang masa menyusui tidak dianjurkan
anak, rasa sakit pada payudara yang menggunakan kontrasepsi pil yang
membengkak saat diperah atau saat mengandung hormon estrogen, karena hal
digunakan pompa atau mesin pompa ASI, ini dapat mengurangi jumlah produksi ASI
let down milk reflex ASI tidak kunjung (Kristiyanasari, 2009).
tiba, ketidak-seimbangan antara produksi Upaya yang dapat diterapkan oleh
ASI/hari (Sitepoe, 2013). bidan untuk mendukung menyusui yaitu
Pemberian ASI di Indonesia masih mempunyai kebijakan tertulis tentang
tergolong rendah. Berdasarkan riskesdas menyusui, melatih semua staf pelayanan
2010, angka pemberian ASI eksklusif bagi kesehatan dengan keterampilan untuk
bayi yang berusia dibawah 6 bulan adalah menerapkan kebijakan tersebut,
sebesar 15,3%. Bayi yang menggunakan menjelaskan kepada ibu hamil tentang
susu formula mencapai 27,9%. Pemberian manfaat dan manajemen laktasi, membantu
ASI eksklusif di 51 negara berdasarkan ibu-ibu mulai menyusui bayinya dalam 30
pengukuran indikator yang telah menit setelah melahirkan, memperlihatkan
ditetapkan, Indonesia rangking ke 37 dari kepada ibu bagaimana cara menyusui dan
51 negara (AIMI, 2013). mempertahankannya, tidak memberikan
Data awal yang di peroleh di RSI makan atau minuman apapun selain ASI
Jemursari dengan mewawancarai 15 ibu kepada bayi baru lahir, melaksanakan
yang menyusui pada bulan Maret 2014. rawat gabung, mendukung pemberian ASI
Menunjukkan ibu yang menyusui bayinya tanpa jadwal, tidak memberikan dot atau
terdapat 6 orang (40%) dan ibu yang tidak kempeng, membentuk dan membantu
menyusui bayinya terdapat 9 orang (60%).
pengembangan kelompok pendukung ibu Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui
menyusui (Yuli Astutik, 2014). dari 17 responden hampir seluruhnya
(94.1%) isapan bayi benar
METODE
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Produksi ASI
Desain penelitian yang digunakan adalah Pada Ibu Menyusui di RSI
analitik dengan pendekatan yang Jemursari Surabaya Pada Bulan
digunakan adalah cross sectional, yaitu Juni 2014.
suatu penelitian dimana variabel
independen (isapan bayi) dan dependen
(produksi ASI) diobservasi hanya sekali Produksi ASI Frekuensi %
saja. Populasi dalam penelitian ini adalah Produksi ASI cukup 15 88,2
semua ibu menyusui yang datang bersama Produksi ASI kurang 2 11,8
Jumlah 17 100
bayinya saat kunjungan imunisasi di RSI
Jemursari Surabaya sebesar 18
Pada tabel 2 dapat diketahui dari 17
orang.Sampel adalah sebagian ibu
responden hampir seluruhnya (88.2%)
menyusui di RSI Jemursari Surabaya.
produksi ASI cukup.
Tehnik sampling dilakukan secara
probability sampling dengan teknik simple
Tabel3. Hasil Uji Analisis Isapan Bayi
random sampling dimana semua subyek
Dengan Produksi ASI Pada Ibu
mempunyai kesempatan yang sama untuk
Menyusui di RSI Jemursari
dijadikan sampel dengan cara acak.
Surabaya Pada Bulan Juni 2014.
Variabel independent adalah ispan bayi
dan variabel dependent adalah produksi
ASI. Produksi ASI
Isapa
Data dianalisis dengan menggunakan n Cukup Kurang Total
valu
e
uji statistik Chi Square tidak memenuhi Bayi
syarat sehingga dilanjutkan menggunakan Benar 15 94 1 4 16 100
0,018
Uji Fisher Exact dengan tingkat Tidak 0 0 1 100 1 100
benar
kemaknaan α = 0,05. H0 ditolak jika ρ < α, Total 15 88 2 12 100
asumsi ada hubungan antara isapan bayi
dengan produksi ASI.
Berdasar tabel 3 menunjukkan hasil
HASIL PENELITIAN analisis hubungan isapan bayi dan produksi
ASI diperoleh dari 16 responden isapan
Karakteristik Responden Berdasarkan bayi benar hampir seluruhnya (94%)
Isapan Bayi mempunyai produksi ASI cukup. Dan dari
1 responden yang isapan bayi tidak benar
Tabel 1 : Distribusi Frekuensi Isapan Bayi seluruhnya (100%) produksi ASI kurang.
Pada Ibu Menyusui di RSI Hasil uji menggunakan uji Chi Square
Jemursari Surabaya Pada Bulan tidak memenuhi syarat sehingga
Juni 2014. dilanjutkan menggunakan Uji Fisher Exact
dengan menggunakan SPSS for windows
Isapan bayi Frekuensi % 16,0 didapatkan hasil=0,018 < =0,05
Isapan benar 16 94,1 maka H0 ditolak artinya ada hubungan
Isapan tidak benar 1 5,9 antara isapan bayi dengan produksi ASI.
Jumlah 17 100
PEMBAHASAN kebersihan sehingga memudahkan bayi
saat mengisap.
1. Isapan Bayi Tabel 5.2 dapat diketahui dari 17
responden seluruhnya (100%) memiliki
Tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 17 bayi dengan berat lahir normal > 2500
responden hampir seluruhnya (94.1%), gram. Berat badan lahir normal > 2500
isapan bayi benar. Hal ini disebabkan gram adalah berat badan yang struktur
hampir seluruhnya ibu menyusui bayinya organnya sudah matur. Reflek dalam
dengan tepat pada saat menyusui, seperti mekanisme isapan bayi sudah baik.
cara menempatkan posisi mulut pada Kemampuan isapan dan menelan juga baik,
payudara, sehingga isapan bayi seluruhnya sehingga saat ibu menyusui bayi dapat
benar. Jika isapan bayi benar maka akan menghisap dengan tepat. Bayi dengan berat
menstimulasi hipotalamus yang akan lahir normal mempunyai reflek mengisap
merangsang kelenjar hipofise anterior dan menelan yang sudah baik. Bayi berat
menghasilkan hormon prolaktin dan lahir rendah mempunyai masalah menyusui
hipofise posterior menghasilkan hormon karena refleks menghisapnya masih relatif
oksitosin. Isapan bayi benar adalah : Mulut lemah yang akan mempengaruhi stimulasi
bayi terbuka lebar, bayi tampak menghisap hormon prolaktin dan oksitosin dalam
kuat, puting susu ibu tidak terasa nyeri memproduksi ASI (Kristiyanasari, 2009).
(Soetjiningsih, 2004). Pipi membulat, lebih Tabel 5.4 dapat diketahui dari 17
banyak areola diatas mulut, menghisap responden hampir seluruhnya (88.2% )
pelan, dalam dan diselingi istirahat, dapat memiliki masa gestasi >34 minggu. Bayi
mendengar suara saat bayi menelan lahir diatas >34 minggu adalah bayi yang
ti a, 2012). Ibu tidak memegang atau sudah mampu hidup diluar kandungan
menyangga payudara, lidah bayi berada karena mempunyai organ-organ yang
dibawah puting susu, terlihat gerakan sendi sudah baik. Sehingga kemampuan
rahang bayi yang aktif dalam menyusu menghisap lebih efektif. Sedangkan bayi
(Suherni, 2009). Faktor yang dengan <34 minggu tidak mempunyai
mempengaruhi isapan bayi adalah bayi kemampuan menghisap secara efektif dan
berat lahir rendah, bayi dengan lidah lemah. Bayi lahir pada masa gestasi >34
pendek dan masa gestasi saat melahirkan minggu dapat mempengaruhi isapan bayi.
(Kristiyanasari, 2009). Hal ini disebabkan bayi yang lahir
Tabel 5.1 dapat diketahui dari 17 prematur (masa gestasi kurang dari 34
responden hampir seluruhnya (82,4%) minggu) sangat lemah dan tidak mampu
memiliki bentuk puting susu menonjol. menghisap secara efektif (Yanti dkk,
Keberhasilan proses laktasi adalah salah 2011).
satunya bentuk puting susu. Bentuk puting
susu yang menonjol akan memudahkan 2. Produksi ASI
bayi saat menyusu, sehingga bayi tidak
mengalami kesulitan mengisap, sedangkan Tabel 5.6 menjelaskan bahwa dari 17
pada puting susu yang tenggelam bayi hampir seluruhnya (88.2%) produksi
mengalami kesulitan mengisap ASI, maka ASInya cukup. Hal ini disebabkan
bayi akan haus dan rewel lalu menangis produksi ASI cukup sangat berperan dalam
karena bayi tidak bisa mengisap dengan proses laktasi. Dengan produksi ASI yang
optimal. Hal ini dipertegas oleh Nasution cukup maka kebutuhan bayi akan
(2005) Perawatan payudara perlu terpenuhi. Tanda bahwa produksiASI
dilakukan selama kehamilan sampai masa cukup yaitu sebelum disusui payudara ibu
menyusui agar puting susu menonjol, terasa tegang, ASI dapat keluar dari puting
melenturkan puting susu, dan menjaga dengan sendirinya, setelah menyusu maka
bayi akan tertidur atau tenang selama 1-2
jam (Yuli Astutik, 2014). Memerah ASI produksi ASI. Dan sebaliknya jika anak
dengan tangan atau pompa ASI berhenti menyusu maka terjadi penurunan
(Chumbley, 2004). ASI.
Tabel 5.3 dapat diketahui dari 17 Saat bayi mulai menghisap ASI,
responden sebagian besar (58,8%) tidak akan terjadi dua reflek yang akan
bekerja. Ibu yang tidak bekerja mempunyai menyebabkan ASI keluar pada saat yang
waktu yang banyak untuk beristirahat, tepat pula, yaitu reflek pembentukan
sehingga ibu tidak terlalu capek dan akan /produksi ASI atau reflek prolaktin yang
mempengaruhi pada pengeluaran hormon dirangsang oleh hormon prolaktin dan
oksitosin dan prolaktin sehingga refleks pengaliran/pelepasan ASI (let
mempengaruhi produksi ASI. Faktor yang down reflex). Bila bayi mengisap puting
turut mempengaruhi pengeluaran dan payudara, maka akan diproduksi suatu
produksi ASI adalah pola istirahat. Apabila hormon yang disebut prolaktin, yang
kondisi ibu capek dan kurang istirahat mengatur sel dalam alveoli agar
maka ASI pun akan berkurang (Riksani, memproduksi air susu. Air susu tersebut
2011). dikumpulkan ke dalam saluran air susu.
Kedua, reflek mengeluarkan (let down
3. Hubungan Antara Isapan Bayi dengan reflex). Isapan bayi juga akan merangsang
Produksi ASI pada Ibu Menyusui produksi hormon lain yaitu oksitosin, yang
membuat sel otot disekitar alveoli
Hasil uji menggunakan uji Chi berkontraksi, sehingga air susu didorong
Square tidak memenuhi syarat sehingga menuju puting payudara. Jadi semakin bayi
dilanjutkan menggunakan Uji Fisher Exact mengisap, maka semakin banyak air susu
dengan menggunakan SPSS for windows yang dihasilkan (Perinasia, 2008).
16,0 didapatkan hasil=0,018 < =0,05 Faktor lain yang mempengaruhi
maka H0 ditolak artinya ada hubungan produksi ASI yaitu status pekerjaan. Ibu
antara isapan bayi dengan produksi ASI di yang tidak bekerja mempunyai waktu yang
RSI Jemursari Surabaya. banyak untuk beristirahat, sehingga ibu
Tabel 5.7 menunjukkan hasil analisis tidak terlalu capek dan akan
hubungan isapan bayi dan produksi ASI mempengaruhi pada pengeluaran hormon
diperoleh 16 responden isapan bayi benar oksitosin dan prolaktin sehingga
hampir seluruhnya (94%) mempunyai mempengaruhi produksi ASI. Apabila
produksi ASI cukup dan yang mempunyai kondisi ibu capek dan kurang istirahat
produksi ASI kurang hanya (6%). Gerakan maka ASI pun akan berkurang (Riksani,
Isapan anak dapat mempengaruhi stimulus 2011).
pada puting susu. Dalam puting susu
terdapat banyak ujung saraf sensoris. Bila
dirangsang, timbul implus menuju SIMPULAN
hipotalamus selanjutnya ke kelenjar
hipofise anterior (bagian depan) sehingga 1. Ibu menyusui di RSI Jemursari Surabaya
kelenjar ini menghasilkan hormon hampir seluruhnya bayinya mengisap
prolaktin. Rangsangan puting susu tidak dengan benar.
hanya diteruskan sampai ke kelenjar 2. Ibu menyusui di RSI Jemursari Surabaya
hipofise anterior, tetapi juga ke kelenjar hampir seluruhnya produksi ASI cukup.
hipofise posterior (bagian belakang), yang 3. Ada hubungan antara isapan bayi dengan
menghasilkan hormon oksitosin. Salah satu produksi ASI pada ibu menyusui di RSI
usaha untuk memperbanyak ASI adalah Jemursari Surabaya.
dengan menyusui anak secara teratur.
Semakin sering anak menghisap puting
susu ibu, maka akan terjadi peningkatan
DAFTAR PUSTAKA Novianti, Ratih (2009). Menyusui Itu
Indah. Yogyakarta, Octopus

AIMI (2013). Memberikaan Bayi Anda Nursalam (2011). Konsep dan Penerapan
ASI. http//aimi-asi.org/pernyataan- Metodologi Penelitian Ilmu
asosiasi-menyusui-indonesia. Keperawatan Pedoman Penulisan
Diakses tanggal 14 April 2014 Skripsi, Thesis dan Instrumen
Penelitian Keperawata, Edisi
Agustina, F. (2012). Bayi Cukup ASI. kedua. Jakarta, Salemba Medika
http//repository.usu.ac.id. Artikel
diakses tanggal 16 Mei 2014 Oktaviani (2012). ASI Eksklusif.
Http//Oktaviani Sc.Blogspot.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Diakses tanggal 14 April 2014
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek, Jakarta, Rineka Cipta Perinasia (2008). Anatomi dan Fisiologi
Laktasi. http://www.scribd.com.
Bahiyatun, (2009). Buku Ajar Asuhan Diakses tanggal 19 April 2014
Kebidanan Nifas Normal. Jakarta,
EGC Ramaiah, Savitri. (2007). Manfaat ASI dan
Menyusui. Jakarta, PT. Bhuana
Chumbley, Jane. (2004). Menyusui. Ilmu Populer Kelompok Graha
Jakarta, Erlangga Medika

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2007). Metode Riksani, Ria. (2011). Keajaiban ASI.
Penelitian Kebidanan dan Teknik Jakarta : Dunia Sehat
Analisis Data. Jakarta, Salemba
Medika Shillatuddiniyah (2013). Hubungan inisiasi
menyusui Dini dengan Kecepatan
Jane, M., Jane, B., Karen, H. (2006). Keluarnya ASI Pada Postpartum
Menyusui. Jakarta, Arcan Di BPS Firda Tuban tahun 2009.
Skripsi dikutip dari http//
Jannah, Nurul (2011). Asuhan Kebidanan Shillatuddiniyah.blogspot.
Ibu Nifas. Jogjakarta, Ar-Ruzz Diakses tanggal 26 Mei 2014

Khasanah, Nur (2012). ASI atau Susu Sitepoe, Mangku. (2013). ASI Eksklusif.
Formula Ya?. Jogjakarta, Jakarta, PT Indeks
FlashBooks
Soetjiningsih (2004). ASI Pe tunjuk Untuk
Kristiyanasari, Weni (2009). ASI, Tenaga Kesehatan. Jakarta, EGC
Menyusui dan Sadari.
Yogyakarta, Nuha Medika Suherni, Hesty,W., Anist, R.(2009).
Perawatan Masa Nifas, Cetakan
Majid (2004). Menyusui ASI Eksklusif. ke-IV. Yogyakarta, Penerbit
Jurnal. Sumatera Utara : Fitramaya
Universitas Sumatera Utara
Yanti, D. Sundawati, D. (2011). Asuhan
Notoadmojo, Soekidjo (2005). Metodologi Kebidanan Masa Nifas. Bandung,
Penelitian Kesehatan. Jakarta, PT Rafika Aditama
Rineka Cipta
Yuli Astutik, Reni. (2014). Payudara dan
Laktasi. Jakarta, Salemba Medika

You might also like