Dongeng si Kancil dan Buaya dalam Bahasa Inggris

The Mouse Deer and the Crocodile

One hot sunny day in a jungle, a small mouse deer was walking around for food.
When he reached the river, he saw plenty of fruits on the other side of the river.
However, he knew that the river was full of hungry crocodiles that might be waiting
underwater to eat him. An idea came to his mind when he saw a floating log on the
river.

“Hey, crocodile!” called out the mouse deer loudly. A crocodile surfaced from
underwater. “Hello, mouse deer. Do you come here to be my lunch?” asked the
crocodile. “I’m ready to be your lunch on one condition,” said the mouse deer. “Tell
me, what is it?” asked the crocodile. “You have to share my flesh evenly with all of
your friends here, crocodile. I need you to gather them so I can count them all,”
replied the mouse deer. Then the crocodile called all of his friends to gather.

After the crocodile got all of his friends gathered, the mouse deer ordered them to do
what he said, “Attention all crocodiles! I need you all to float in a row from here to the
other side of the river.” In a moment, the crocodiles arranged themselves to float in a
row across the river.

The mouse deer then jumped onto the crocodile’s back. “One,” he counted. He
jumped onto the next crocodile’s back and yelled, “Two.” He kept jumping and
counting until he reached the other river’s side.

“How many of us are there, mouse deer?” asked the crocodile. “Well, I don’t think
that my flesh will be enough for you all so I wish you get a larger prey next time. But
thank for helping me to cross the river. Bye!” said the mouse deer as he run quickly
to the jungle.
 Si Kancil dan Buaya

Suatu hari yang terik dan panas di sebuah hutan, seekor kancil sedang berjalan-
jalan mencari makanan. Saat dia sampai di sungai, dia melihat banyak sekali buah
di seberang. Akan tetapi, dia tahu kalau sungai tersebut dipenuhi dengan buaya-
buaya lapar yang mungkin saja sedang menunggunya di bawah air untuk
memangsanya. Sebuah ide terbersit di pikirannya melihat sebuah kayu yang
mengapung di sungai.

“Hei, buaya!” panggil si kancil dengan keras. Seekor buaya muncul dari bawah air.
“Halo, kancil. Apakah kamu datang ke sini untuk menjadi santapan siangku?” tanya
si buaya. “Aku bersedia menjadi makan siangmu dengan satu syarat,” kata si kancil.
“Katakan, apa syaratnya?” tanya si buaya. “Kamu harus membagi dagingku secara
adil dengan seluruh teman-temanmu, buaya. Aku perlu kamu mengumpulkan
mereka sehingga aku bisa menghitung mereka semua,” jawab si kancil. Kemudian si
buaya memanggil seluruh teman-temannya untuk berkumpul.

Setelah buaya tersebut mengumpulkan semua teman-temannya, si kancil

memerintahkan mereka melakukan apa yang dikatakannya, “Perhatian semua
buaya! Aku perlu kalian untuk mengapung dalam barisan dari sini ke sisi sungai
yang lain.” Dalam sebentar saja, buaya-buaya tersebut mengatur diri mereka
mengapung dalam barisan hingga seberang sungai.

Si kancil lalu melompat ke atas punggung buaya. “Satu,” hitungnya. Dia melompat
ke buaya selanjutnya dan berteriak, “Dua.” Dia terus melompat dan menghitung
hingga dia mencapai tepian sungai yang lain.

“Kami ada berapa banyak, kancil?” tanya si buaya. “Yah, aku pikir dagingku ini tak
akan cukup untuk kalian semua jadi aku doakan semoga kalian mendapatkan
mangsa yang lebih besar. Tapi terimakasih atas bantuannya untuk menyeberangi
sungai. Selamat tinggal!” kata kancil selagi dia berlari dengan cepat ke hutan.