KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
KANTOR KEMENTERIAN AGAMA
KABUPATEN BANYUMAS
3, Mayjend DI. Panjaitan 53141 Telepon (0281) 636068 Faksimile (0281) 636220
SITUS banyumas.kemenag.go.id Email : kabbanyumas@kemenag.g0.id
Nomor + Be 1079 /Kk.11.02/6/BA.00.2/5/2021 Mei 2021
Sifat Biasa
Lampiran 1 berkas.
Hal Himbauan Pelaksanaan Ibadah Gerhana Bulan Total
Kepada Yth.
1. Kasubag TU,Kasi, Penyelenggara Zakat Wakaf
2. Kepala KUA / Penghulu Kecamatan_
3. Ketua Pokjaluh
Di Tempat
Assalaamu'alaikum, Wr. Wb.
Menindaklanjuti Surat Direktur Jenderal_Bimbingan Masyarakat Islam
Kementerian Agama Republik Indonesia Nomor : 8-1756/Dj.I/HM.00/05/202 tanggal 21
Mei 2021 hal Himbauan Pelaksanaan Ibadah Gerhana Bulan Total, bersama ini kami
‘sampaikan hal- hal sebagai berikut :
1. Merujuk hasil keputusan Temu Kerja Hisab Rukyat Tatun 2019 yang
dilaksanakan pada tanggal 24 s.d. 26 Juli 2019 di Belitung Provinsi Bangka
Belitung, dengan ini kami informasikan bahwa pada hari Rabu tanggal 26 Mei
2021 M bertepatan tanggal 14 Syawal 1442 H akan terjadi gerhana bulan
total. Di Provinsi Jawa Tengah gerhana bulan total terjadi mulai pukul 18.09
WIB, puncak gerhana terjadi pada pukul 18:18 WIB dan gerhana akan
berakhir pada puluh 20:51 WIB.
2. Agar Saudara melaksanakan bersama para ulama, para pimpinan ormas
Islam, imam masjid, aparatur pemerintah daerah dan masyarakat
melaksanakan salat gerhana bulan ( Khusuf al Qamar )
3. Pelaksanaan salat gerhana bulan disesuaikan dengan situasi dan kondisi
masing-masing, dengan menerapkan protokol kesehatan dan
4. Panduan /tuntunan salat gerhana terlampir
Catatan :
1. Kasi Pendma meneruskan kepada Kepala Madrasah Negeri / Swasta
2. Kasi PAI meneruskan kepada guru PAI di sekolah
3. Kasi PD Pontren meneruskan kepada Pondok Pesantren
4. Pokjaluh meneruskan kepada Penyuluh Fungsional dan Non PNS
Selanjutnya atas perhatian Saudara kami sampaikan terima kasih.
Wassalamuialaikum Wr. Wb.TUNTUNAN SALAT GERHANA
Salat gerhana merupakan salat sunnah muakkadah sebagaimana kesepakatan para
ulama berdasarkan hadis Nabi Muhamed SAW:
Bis RA Lk Sh Sole ah op ath Lat JG Mie oy bay te J Sing er Jib aah gf te
in iy ul 2 5A Su fant OU
igs Se pig tu 136 Ayassh S ae y aet coped OLS Yn capt
Telah menceritakan kepada kami Abu Al Walid berkata, telah menceritakan kepeda kami
Zaidah berkata, teleh menceritaken kepada kami Ziyad bin ‘Alaqah berkate, “hea endengar
‘Al Mughirah bin Syu'bah berkata, “Telah terjadi gerhana matahari ketika wafatnya Ibrahim.
Kemudian Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda
dari tande-tanda kebesaran Allah, dan ja tidek ekan mengalami gerhana disebabkan karena
mati atau hidupnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana keduanya, maka berdoalah kepada
Allah dan diriken salat hingge (matahari) kembali nampak." (H.R. al-Bukhari Nomor 1060)
Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada kita tuntunan syariat yang mulia ketika
terjadi gerhana matahari maupun gerhana bulan, antara lain yaitu:
41, Menghadirkan rasa takut kepada Allah saat terjadinya gerhana matahari dan bulan, karena
peristiwa tersebut mengingatkan kita akan tanda-tanda kejadian hari kiemat, atau karena
takut azab Allah diturunkan akibat dosa-dosa yang dilakukan.
2. Mengingat apa yang pemah disaksikan Nabi Muhammad SAW dalam Salat Kusuf.
Dirwayatkan bahwa dalam salat kusuf, Rasulullah SAW diperlihatkan oleh Allah surga dan
neraka, bahkan beliau ingin mengambil setangkai dahan dari surge untuk diperiihatkan
kepada mereka. Beliau juga diperlihatkan berbagal bentuk azab yang ditimpakan kepada
hii neraka. Karena itu, dalam salah satu khutbehnya selesai salat gerhana, beliau
bersabda, “Wahai umat Muhammad, demi Allah, jika kalian mengetahui apa yang aku
ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis." (H.R. Muttafeg alaih).
3. Menyeru dengan panggilan “Asshalaatu Jeami‘ah". Maksudnya adalah panggilan untuk
melakukan salat secara berjamaah. Aisyah meriwayatkan bahwa seat terjadi gerhana,
Rasulullah SAW memerintahkan untuk menyerukan “Ashshalaetu Jaami’ah” (H.R. Abu
Daud dan al-Nasa'i). Tidak ada azan dan iqamah dalam pelaksanaan salat gerhana.
Karena azan dan iqamah hanya berlaku pada salat fardhu yang lima.
4, Disunnahkan mengeraskan bacaan surat, baik salatnya dilakukan pada siang atau malam
hari, Hal ini dilakukan Rasuluilah SAW dalam salat gerhana (H.R. Muttafaq alaih),
5. Salat gerhana sunnah dilakukan'di masjid secara berjamash. Resulullsh SAW selalu
melaksanakannya di masjid sebagaimana disebutkan dalam beberapa riwayat, akan tetepi
boleh juga dilekukan seorang diri. (Lihat: Al-Mughni, lbnu Qudamah, 3/323).
6. Wanita boleh ikut salat berjamaah di belakang barisan laki-laki. Dirwayatkan bahwa Aisyah
dan Asma ikut salat gerhana bersama Rasulullah SAW. (H.R. al-Bukhari).
7. Disunahkan memesnjangkan bacaan surat. Diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw dalam
salat gerhana memanjangkan bacaannya. (H.R. Muttafaq alaih). Namun hendaknya tetap
mempertimbangkan kemampuan dan kondisi jamaah.
8. Disunahkan menyampaikan khutbah setelah selesai salat, berdasarkan perbuatan Nabi
Muhammad SAW bahwa beliau setelah selesai salat naik ke mimbar dan menyampaikan
khutbah (H.R. al-Nasa'i). Sejumlah ulama menguatkan bahwa khutbah yang. ae
hanya sekali saja, tidak dua kali seperti salat Jumat. Sebagian ulama menganggap
aan rah tuioa come! cit, an itp punk hed lool mengoaan
disunnahkannya khutbah setelah salat gerhana.
9. Dianjurkan memperbanyak istighfar, berzikir dan berdoa, bertakbir, serta berlindung
kepada Allah dari azab neraka dan azab kubur. tb. Takbiratul ihram yaitu bertakbir sebagaimana salat biasa;
; Membaca do’a iftitah, kemudian membaca surat Al Fatihah dilanjutkan membaca surat
ny Panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaharkan (dikeraskan suaranya, bukan
j. Kemudian ruku' sambil memanjangkannya;
.. Kemudian bangkit dari ruku' (tidal);
. Setelah tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al
Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama;
}. Kemudian ruku' kembali (ruku' kedua) yang panjangnya lebin pendek dari ruku'
sebelumnya;
|. Kemudian bangkit dari ruku' (tidal);
i. Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua sujud
kemudian sujud kembali;
j. Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka‘at kedua sebagaimana rake'at pertama
hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya;
. Salam.
Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jama'ah yang berisi anjuran
untuk berdzikir, berdoa (khususnya agar wabah covid-19 berakhir), beristighfar, danKEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
KANTOR KEMENTERIAN AGAMA
KABUPATEN BANYUMAS
3, Mayjend D.. Panjaitan 53141 Telepon (0281) 636068 Faksimile (0281) 636220
‘SITUS banyumas.kemienag.go.id Email: kabbanyumas@kemenag.go.id
Nomor : Be L°90/Kk.11.02/6/BA.00.2/5/2021 Mei 2021
Sifat : Biasa
Lampiran 1 berkas
Hal : Himbauan Rashdul Kiblat
Kepada Yth.
1. Kasubag TU,Kasi, Penyelenggara Zakat Wakaf
2. Kepala KUA / Penghulu Kecamatan
3. Ketua Pokjaluh
Di Tempat
Assalaamu’alaikum, Wr. Wb.
‘Sehubungan dengan akan terjadinya istiwa a’zam atau rashdul kiblat,bersama
ini kami sampaikan hal- hal sebagai berikut :
1 Berdasarkan data astronomis, pada hari Kamis dan Jum’at tangal 27 dan 28
Mei 2021 bertepatan dengan tanggal 15 dan 16 Syawal 1442 H pukul 16:18
WIB matahari melintas tepat di atas Ka’bah, sehingga bayang-bayang suatu
benda yang berdiri tegak lurus dimana saja akan mengarah lurus ke Ka'bah;
2 Agar Saudara menghimbau kepada umat Islam untuk melaksanakan
pengecekan/kalibrasi arah kiblat saat terjadi istiwa a’zam atau rashdul
kiblat, dan
3. Pedoman teknis pelaksanaan pengukuran arah kiblat dengan metode istiwa
a’zam atau rashdul kiblat terlampir
Catatan
1. Kasi Pendma meneruskan kepada Kepala Madrasah Negeri / Swasta
2. Kasi PAI meneruskan kepada guru PAl di sekolah
3. Kasi PD Pontren meneruskan kepada Pondok Pesantren
4. Pokjaluh meneruskan kepada Penyuluh Fungsional dan Non PNS
Selanjutnya atas perhatian Saudara kami sampaikan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.PEDOMAN TEKNIS PENGUKURAN ARAH KIBLAT
DENGAN METODE RASHDUL KIBLAT
1. Sebelum pelaksanaan pengukuran, jam harus dicocokkan terlebih dahulu dengan
cara
= menggunakan Global Position System (GPS);
+ mengakses website : www.bmkg.go.id atau
~ mengacu waktu TVRI, RRI atau Telkom, .
2. Tempat pengukuran harus benar-benar datar yang diukur dengan menggunakan
timbangan air (waterpass).
3. Tancapkan tongkat atau benda yang turus dan tegak lurus terhadap tempat
Pengukuran, ukur dengan menggunakan lot atau lot tersebut dijadikan fungsi sebagai
benda yang lurus dengan cara digantung pada jangka berkaki tiga (tripod) atau
dibuatkan tiang untuk menggantungkan benang lot sehingga tidak bergerak dan
bayangan bisa mengenai pelataran dan tidak terhalang benda lain.
4. Semakin tinggi/ panjang tongkat atau benang lot yang digunakan, hasilnya semakin
teliti(Sesuaikan ukuran tinggi/ panjang tongkat dengan lokasi pengukuran).
5. Pastikan sinar matahari tidak terhalang ke terhpat pengukuran pada waktu
pelaksanaan,
6. Lakukan pengamatan secard cermat,
7. Beri tanda/ ttik pada ujung-bayang - bayang tongkat / benang lot pada seat jam
terjadinya Rashdul Kiblat.
8. Tarik garis lurus dari ttik pusat tongkat atau benang lot ke ttik ujung bayang-
bayang yang telah ditandai tersebut,itulah ARAH KIBLAT.